Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 9, 10 & 11

Di Susun oleh:
1. Fitri Maulani
2. Jefry Riandar
3. Khusnul Marissa Ulfa
4. Kiki Saputri
5. Kikih Rohana
6. Laila Sari
7. Haifah

Tutor : Bisri Mustofa, M.Pd.I

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS
TERBUKA
2022.2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Strategi Pembelajaran di SD dengan Materi Modul 9-11.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari itu semua, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekuranganbaik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ilmiah tentang Media pembelajaran di SD ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Oku Timur, 20 November 2022

Penulis
(Kelompok 4)

ii
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
MODUL 9 Kegiatan Remedial dan Kegiatan Pengayaan 3
2.1 Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Remedial 3
2.2 Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Pengayaan 10
MODUL 10 Pengelolaan Kelas 13
2.3 Kegiatan Belajar 1
Hakikat Pengelolaan Kelas 13
2.4 Kegiatan Belajar 2
Penataan Lingkungan Kelas 14
MODUL 11 Disiplin Kelas 19
2.5 Kegiatan Belajar 1
Hakikat Disiplin Kelas 19
2.6 Kegiatan Belajar 2
Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas 22
BAB III PENUTUP 25
3.1 Kesimpulan 25
DAFTAR PUSTAKA 26

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika guru berada di depan kelas, satu kenyataan terpampang di depan mata
bahwa siswa yang dihadapi berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut tidak hanya
tampak pada penampilan fisik dan tingkah laku, tetapi juga pada kemampuan dalam
menangkapdan melakukan kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang cepat menguasai
materi pelajaran tetapi ada juga siswa yang lambat. Remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam
menguasai suatu materi, sedangkan pengayaan diberikan pada siswa yang cepat
dalam menguasai materi.
Selain kemampuan siswa, pengaturan ruang kelas juga perlu diperhatikan oleh
seorang guru. Pengaturan ruanng kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-
alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas
menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas. Sehingga
anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada
tugas-tugas individual.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan guru dalam pengelolaan kelas adalah
masalahkedisiplinan siswa pada saat proses belajar mengajar. Guru mempunyai
peranan pentingdalam membina disiplin siswa. Pembinaan disiplin ini dimaksudkan
untuk mengefektifkan proses pembelajaran, sehingga siswa bisa belajar dengan baik
dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa itu kegiatan remedial dan kegiatan pengayaan?
2. Apa perbedaan kegiatan remedial dan kegiatan pengayaan?
3. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan kelas?
4. Apa pentingnya pengelolaan kelas dalam pembelajaran?
5. Apa itu disiplin dan disiplin kelas?
6. Apa alasan pentingnya mengajarkan/menanamkan disiplin kelas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan masalah dalam pembahasan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Memahami pengertian kegiatan remedial dan kegiatan pengayaan.
2. Memahami apa perbedaan kegiatan remedial dan kegiatan pengayaan.
3. Memahami apa itu pengelolaan kelas.
4. Memahami pentingnya pengelolaan kelas dalam pembelajaran.
5. Memahami pengertian disiplin dan disiplin kelas.
6. Memahami alasan penting dari mengajarkan disiplin kelas.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 9
Kegiatan Remedial dan Kegiatan Pengayaan

2.1 Kegiatan Belajar 1


Kegiatan Remedial
A. Hakikat, Tujuan dan fungsi Kegiatan Remedial
1. Hakikat Kegiatan Remidial
Dalam Random House Webster’s College Dictionary tahun 1991,
remedial diartikan sebagai intended ti improve poor skill in specified field.
Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki
keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu.jika dikaitkan
dengan kegiatan pembelajaran, Remedial dapat diartikan sebagai satu
kesatuan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
yang kurang berhasil.
Kekurang berhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh
ketidak berhasilan siswa dalam menguasainmateri yang dibahas dalam
kegiatan pelajaran. Dengan ini bahwa suatu kegiatan dianggap sebagai
kegiatan remidial apabilakegiatan pembelajaran tersebut ditunjukkan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Kegiatan pemberian her dapat dianggap sebagai kegiatan remedial apabila
sebelum her diberikan , guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
membantu siswa memahami materi pelajaran yang belum dikuasainya
sehingga siswa menguasai kompetensi yang diharapkan.
Tetapi jika guru langsung memberikan ujian ulang tanpa melakukan
pembelajaran tambahan yang membantu siswa dalam kesulitan yang
dialami siswa maka pelaksanaan her tersebut tidaklah termasuk kegiatan
remedial.
2. Tujuan Dan Fungsi Kegiatan Remedial
Tujuan guru dalam melaksanakan kegiatan remedial adala membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agara
mencapai hasil belajar yang lebih baik. secara umum, tujuan kegiatan
remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remidial
bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasa materi pelajaran
melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Wrkitri ,dkk tahun 1991
menyebutkan ada enam fungsi remedial yaitu:
a) Fungsi korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial
mempunyai fungsikorektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru dapat memperbaiki cara mengajarnya dan siswa
memperbaiki cara belajarnya. Dalam kegiatan remedial disini guru
merumuskan kembali tujuan pembelajaran sesuai dengan taraf
kemampuan siswa, memilih dan menerapkan berbagai alat bantu
pembelajaran untuk mempermudah memahami materi pelajaran yang
disajikan.
b) Fungsi pemahaman
Kegiatan remidial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam
kegiatan remidial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru
maupun siswa. Bagi guru, untukmelaksanaka kegiatan remidial , guru
terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukannya. Sebelum guru menentukan
jenis kegiatan remidial yang akan dilaksanakan, guru mengevaluasi
kegiatan remidial yang telah dilaksanakannya.
c) Fungsi penyesuaian
Kegiatan remidial mempunyai fungsi penyesuaian karena dalam
pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan
karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Maksudnya tujuan serta materi pelajaran disesuaikan dengan kesulitan

4
yang dihadapi siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui penerapan
berbagai metode mengajar dan media pembelajaran.
d) Fungsi pengayaan
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses
pembelajaran karena melalui kegiatan remdial guru memanfaatkan
sumber belajar, metode mengajar, atau alat bantu pembelajaran yang
lebih bervariasi dari yang ditetapkan guru dalampembelajaran biasa.
e) Fungsi akselerasi
Kegiatan remedial mempunyai fungsi akselerasi terhadap proses
pembelajarnkarena melalui remedial guru dapat memeprcepat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
f) Fungsi terapeutik
Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui
kegiatan remedial guru dapat mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan
dengan aspek sosial-pribadi.
3. Perbedaan Kegiatan Remedial Dari Pembelajaran Biasa
Komponen Pembelajaran Biasa Kegiatan Remedial
Pembelajaran
Tujuan Berlaku bagi semua siswa Bersifat individual
(klasikal)
Materi Sama untuk semua siswa Sesuai dengan kesulitan
1. Diikuti untuk siswa 1. Diikuti oleh siswa
KEGIATAN 2. Metode dan yang bermasalah
PEMBELAJAR media bersifat 2. Metode dan media
AN klasikal bersifat individual
atau kelompok
EVALUASI Sama untuk semua siswa Bersifat individual atau
kelompok

a) Tujuan pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual . dalam pembelajaran biasa ,

5
tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa.
Jadi bersifat klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remedial , tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual tergantung
terhadap kesulitan yang dihadapisiswa.
b) Materi pembelajaran
Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi pelajaran dalam
pembelajaran biasa sama dengansemua siswa, sedangkan materi yang
dibahas dalam kegiatan remedial akan berbeda dengan materi untuk
siswa yang satu dengan lainnya.
c) Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda
dari kegiatan pembelajaran biasa. dalam pembelajaran biasa yang
berpartisipasi adalah seluruhsiswa. Metode mengajar dan alat bantu
pembelajaran yang digunakan guru bersifat klasikal. Dalam kegiatan
remedial pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
d) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi yang dikembangkan
dalam pembelajaran biasa bersifat klasikal, sama untuk semua siswa.
Sedangkan dalam kegiatan remedialalat evaluasinya bersifat
individual ataupun kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perbedaan dari pembelajaran biasa dan remedial terletak pada
pendekatan yang digunakan.

B. Pendekataan dalam Kegiatan Remedial


Warkitri dkk tahun 1991 mengemukakan ada 3 pendekatan dalam
kegiatan remedialyaitu:
1. Pendekatan yang bersifat preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan
remedial dilaksanakanuntuk membantu siswa yang diduga akan

6
mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan. Ada
salah satu alat yang ditunjukkan untuk mengetahui kompetensi yang tekah
dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran yaitu pretest.
2. Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remedial bersifat kuratif ini dipandang apabila pelaksanaan
kegiatan remedialditunjukkan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa
setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa dan dilaksanakan karena hasil
evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum
mencapai kriteria keberhasilan.
3. Pendekatan yang bersifat pengembangan
Dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial
dilaksanakanberlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa.

C. Jenis-jenis Kegiatan Remedial


Menurut suke tahun 1991 bahwa ada beberapa bentuk kegiatan remedial
yang dapat dilaksanakan guru yaitu:
1. Mengajarkan kembali
Yaitu guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami ataupun
dikuasi oleh siswa. Guru harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi
siswa tersebut.
2. Menggunakan alat peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep yang belum
dikuasai gurusebaiknya menggunakan alat peraga dan memebri
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut.
3. Kegiatan kelompok
Kegiatan ini dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang
mengalamikesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut.
4. Tutorial
Dalam kegiatan ini guru meminta bantuan siswa lain yang pandai untuk
membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi
yang yang telah ditetapkan atau guru juga meminta siswa dari kelas 6 yang
lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.

7
5. Sumber belajar yang relevan
Selain mengajarkan kembali , kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat
menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan. Sehingga dapat membantu siswa memahamimateri
pelajaran.

D. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Remedial


Apapun bentuk kegiatan remedial yang akan diterapkan , guru hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
Apabila ada beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama.,
kegiatan remedial tersebut hendaknya diberikan terhadapt kelompok siswa
secara bermasa-sama. Poporsi bantuan yang diberikan hendaknya sesuai
kesulitan yang dihadapi siswa. Kegiatan remedial dapat dilakukan sendiri
oleh guru, guru bersama sama siswa atauminta bantuan . Metode yang
diterapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan tingkat
kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk
belajar lebihgiat dan berusaha lebih tekun.

E. Prinsip Pemilihan Kegiatan


Menurut wardani tahun 1991 menyatakan dalam memilih bentuk kegiatan
dan metodeyang diterapkan dalam kegiatan remedial guru perku memerlukan
hal-hal berikut:
1. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya
tangkap lemah
2. Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa.
3. Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori
4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar , terutama bagi
siswa yangkurang memiliki motivasi untuk belajar.

F. Prosedur Kegiatan Remedial


Langkah-langkah remedial antara lain:
1. Analisis hasil diagnos
Melalui kegiatan diagnosis , guru mengetahui para siswa yang

8
perlu mendapatkan bantuan. Untuk kegiatan remedial tentu yang
menjadi sorotanadalah siswa siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar.
2. Menemukan penyebab kesulitan
Sebelum merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus
mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor
penyebab kesulitan ini harusdiidentifikasikan oleh guru karena gejala
yang ditnjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
3. Menyusun rencana kegiatan remedial
Komponen yang harus direncanakan dalam pelaksanaan kegiatan
remedialadalah:
a. Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran
b. Menentukan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau
tujuan yangtelah dirumuskan
c. Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan
masalah danfaktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatanremedial
e. Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa
4. Melaksanakan kegiatan remedial
Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan diluar jam pelajaran
biasa . oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk
menyediakan waktu tambahandiluar jam belajar untuk membantu
siswa yang memerlukan.
5. Menilai kegiatan remedial
Penilaian ini dapat dilakukan dengan mengkaji kemajuan siswa.
Seberapa siswa mengalami kemajuan dalam belajarnya. Apabila siswa
telah mencapai kemajuan, seperti yang diharapkan. Berarti kegiatan

9
remedial yang direncanakandan laksanakan cukup efektif untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila
siswa tidak megalami kemajuan dalam belajarnya dan belum mencapai
kemajuan sesuai yang diharapkan berarti rencana dan pelaksanaan
kegiatan remedial kurang efektif.

2.2 Kegiatan Belajar 2


Kegiatan Pengayaan
A. Hakikat kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan diperuntukkan bagi siswa yang tergolong cepat dalam
menyelesaikan tugas belajarnya. Kegiatan pengayaan adalah kegiatan diberikan
kepada siswa kelompok cepat dalammemanfaatkan kelebihan waktu yang
dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan
keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran biasaatau di luar jam pelajaran. Tujuan kegiatan pengayaan
adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan
materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan
sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.

B. Jenis Kegiatan Pengayaan


Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar
mandiri. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan
kegiatan remedial. Jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan guru dalam
mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimiliki
siswa kelompok cepat.
1. Tutor Sebaya
Membantu siswa lain memahami materi pelajaran dapat merupakan
kegiatanpenambahan wawasan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan tutor
sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkatkan karena
di samping mereka harus menguasai konsep atau ide yang akandijelaskan
mereka juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide

10
tersebut.
2. Mengembangkan latihan
Disampaikan memberikan tutorial kepada temannya, siswa kelompok
cepat dapat juga diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat
dilaksanakan oleh teman- temannya yang lambat sehingga mereka akan
lebih mudah memahami materi pelajaran.
Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek. Kegiatan ini
dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan,
misalnya pengerjaansoal cerita.
3. Mengembangkan media dan sumber pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya
berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan sesuatu yang menarik
bagi siswa kelompokcepat. Hasil karya tersebut dapat berupa model,
permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
4. Melakukan proyek
Siswa kelompok cepat mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam
suatu proyekkhusus atau mempersiapkan suatu laporan khusus.
Melalui kegiatan ini, motivasi belajar siswa akan meningkat. Mereka
akan berusahauntuk mempelajari materi pelajaran berikutnya dengan baik
sehingga mereka akan mendapat kesempatan lagi untuk melakukan proyek.
5. Memberikan permainan masalah atau kompetisi antar siswa.
Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa
untuk memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan
materi pelajaran. Disamping mereka berusaha untuk memecahkan masalah
atau permainan yang diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan
belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang
mereka pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau permainan yang
diberikan.

C. Faktor-Faktor Yang Harus di Perhatikan dalam Melaksanakan Kegiatan


Pengayaan
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus

11
dipertimbangkan dalammemilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, yaitu
sebagai berikut.
1. Faktor siswa
Dalam menentukan jenis kegiatan pengayaan yang akan dilaksanakan,
guru harus memperhatikan karakteristik siswa, baik yang berkenaan dengan
faktor minat maupun faktor psikologis lainnya. Setiap siswa memiliki minat
yang berbeda. Faktor yang harusdiperhatikan guru dalam menentukan
kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986).
a. Kegiatan diluar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam
kelas.
b. Kegiatan yang menuntut siswa untuk melakukan aktivitas lebih
disukai siswadaripada kegiatan yang hanya dilakukan dibelakang
meja.
c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat
siswa daripadakegiatan yang sifatnya penjelasan.
d. Kegiatan yang cepat menunjukkan hasil lebih sidukai siswa
daripada kegiatanyang menuntut waktu yang cukup lama.
2. Faktor manfaat edukatif
Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau
keterampilan, bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin
meningkat. Jangan sampai kegiatan pengayaan yang dilaksanakan
merugikan siswa atau menimbulkan kesulitan bagi siswasehingga proses
perkembangannya terganggu.
3. Faktor waktu
Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan
kebutuhan siswa dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu
kegiatan pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi
pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya. Kegiatan
seperti ini akan memberikan kepuasan tersendiri baik bagi siswa maupun
bagi kita sebagai guru.

12
MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

2.3 Kegiatan Belajar 1


Hakikat Pengelolaan Kelas
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Weber 1977 mengemukakan tiga pengertian lain dari pengelolaan kelas 3
pengertiantersebut adalah berikut ini:
Pertama, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
guru untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan
menghilangkan tingkahlaku yang tidak diharapkan.
Kedua, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
guru untukmengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosial
emosional kelas yang positif.
Ketiga, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
guru untukmenciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif.
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan
untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan
menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosionalyang positif, serta
menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

B. Perbedaan Pengelolaan Kelas Dari Pembelajaran


Kita sudah mengetahui bahwa proses pembelajaran (instruction) adalah
segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa belajar. Dalam
kegiatan pembelajaran di kelas siswa dianggap telah belajar apabila tujuan
pembelajaran yang dirumuskan telah dapat dikuasai siswa. Jadi, pembelajaran
adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang termasuk ke dalam pembelajaran
diantaranya adalah melakukan diagnosis kebutuhan siswa, merencanakan
pembelajaran, menyajikan informasi, mengajukan pertanyaan, danmenilai

13
kemajuan belajar siswa.
Proses pembelajaran yang efektif dan efisien dapat terjadi apabila situasi
dan kondisi kelas pendukung berbagai usaha yang dilakukan guru dalam
menciptakan dan memelihara kondisi kelas sehingga terjadi pembelajaran yang
efektif dan efisien merupakan kegiatan pengelolaan kelas. Memberikan pujian
atau penghargaan sesegera mungkin menciptakan dan memelihara hubungan
yang sehat antara guru dan siswa serta siswa dan siswa, serta menetapkan
norma-norma kelompok yang produktif merupakanbeberapa contoh kegiatan
pengelolaan kelas.
Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk
membantu siswa belajar, sedangkan pengelolaan kelas adalah segala kegiatan
yang dilakukan guru untukmenciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif

C. Pentingnya Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran


Dalam uraian sebelumnya telah disampaikan bahwa pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran dan pengelolaan kelas adalah serangkaian
kegiatan yang ditunjukkan untuk menciptakan kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan
bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting
dalam pembelajaran pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat
terciptanya pembelajaran yang efektif.

2.4 Kegiatan Belajar 2


Penataan Lingkungan Sekolah
A. Penataan Lingkungan fisik Kelas
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penataan lingkungan kelas
yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran (Winzer, 1995). Lebih jauh, diketahui bahwa
pengaturan tempat duduk berpengaruh terhadap jumlah waktu yang digunakan
siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini berarti semakin tepat

14
penataan tempat duduk oleh guru, semakin banyak waktu yang digunakan siswa
untuk mengerjakan tugas belajar yang diberikan. Mengingat betapa pentingnya
penataan lingkungan fisik kelas terhadap kegiatan siswadi dalam proses
pembelajaran perlu kiranya guru memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
penataan lingkungan fisik.
1. Prinsip-prinsip penataan lingkungan kelas
a. Keleluasaan pandangan (visibility)
Yaitu penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak
mengganggu pandangan siswa dan guru sehingga siswa secara leluasa
dapat memandang guru atau benda/kegiatan yang sedang berlangsung.
Siswa dapat melihat kegiatan pembelajarandari tempat duduk mereka.
b. Mudah dicapai (accessibility)
Yaitu siswa mudah menjangkau barang-barang yang mereka butuhkan
dan siswa dapat dengan mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa
lainnya yang sedang bekerja. Ruangan hendaknya diatur dengan baik
sehingga lalu lintas kegiatan belajar di kelas tidak terganggu. Jarak antar
tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat
dengan mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa lainnya yang
sedang bekerja.
c. Keluwesan (flexibility)
Yaitu barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk
ditata dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukansiswa dan guru.
d. Kenyamanan
Yaitu lingkungan kelas yang ditata dapat memberikan kenyamanan baik
bagi siswa maupun guru sendiri. Prinsip kenyamanan ini berkaitan
dengan temperatur ruangan, cahaya, suara dan kepadatan kelas.
Kenyamanan ruangan kelas akan sangat berpengaruhterhadap konsentrasi
dan produktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
e. Keindahan
Prinsip ini berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang
menyenangkan danproduktif bagi kegiatan pembelajaran. Ruangan kelas

15
yang indah dan menyenangkan berpengaruh positif terhadap sikap dan
tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Ruangan kelas yang menyenangkan juga akan meningkatkan
pengembangan nilai keindahan pada diri siswa karena siswa melihat
langsung model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.
2. Penataan tempat duduk
Yaitu guru harus menata tempat duduk siswa sesuai dengan strategi
pembelajaran yangditerapkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran.
Pengaturan tempat duduk yang berjejer menghadap guru tepat untuk
kegiatan klasikal, yaitu untuk menyampaikan informasi yang harus
diketahui oleh seluruh siswa serta meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan
siswa.

B. Penataan Lingkungan Psiko-Sosial Kelas


Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh
terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap
sekolah. Iklim psiko-sosialkelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi
antara guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang harmonis antara guru
dan siswa serta antar siswa akan dapat menciptakan iklim psiko-sosial kelas
yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena
itu dalam mengelola kelas, guru harus dapat menciptakan hubungan sosio-
emosional yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun antarsiswa.
1. Karakteristik Guru
Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good
dan Brophy) menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim
psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Berikut ini
beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru:
a. Disukai oleh siswanya
Beberapa sifat guru yang memungkinkan untuk disenangi ialah
periang, ramah, tulus hati, dan mendengarkan keluhan siswa, serta
percaya diri.
b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya
Guru yang memandang terlalu rendah kemampuan siswanya akan

16
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang membosankan. Sementara
itu guruyang memandang kemampuan siswanya terlalu tinggi akan
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang melampaui kemampuan
siswa. Guru yang penuh perhatian selalu memuji dan mempercayai siswa
dapat menciptakan lingkungan psiko sosial kelas yang memungkinkan
siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
Untuk mengembangkan hubungan yang baik antara guru-siswa, guru
perlu menyediakan waktu untuk mengenal siswa lebih banyak. Melalui
bincang- bincang dengan siswa, guru akan mengetahui lebih banyak
informasi tentang keluarga siswa, kegiatan siswa di luar waktu sekolah,
kesenangan atau hobi mereka dan sebagainya.
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa
Sikap positif guru terhadap pertanyaan siswa akan muncul apabila guru
memang menguasai materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu Anda
harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
e. Sabar, teguh dan tegas
Menghadapi siswa yang memang cukup lambat dalam menangkap
menangkapatau memahami sesuatu, guru perlu dituntut untuk sabar.
Apabila kita tidak sabar, siswa akan merasa ketakutan untuk mengajukan
masalah yang dihadapi.
2. Hubungan sosial antarsiswa
Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu
lancarnya kegiatan pembelajaran. Untuk menciptakan hubungan sosial yang
baik antarsiswa dapat dilaksanakan dengan adanya kegiatan belajar
kelompok. Di dalam belajar kelompok siswa dapat saling mengenal,
berkomunikasi dengan jelas, saling bertanya dan mengemukakan pendapat
serta saling membantu. Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik
guru harus memperhatikan hal-halberikut :
a. Perilaku yang diharapkan
Pernyataan tentang perilaku yang diharapkan ditampilkan siswa

17
dalam kegiatankelompok harus dinyatakan dengan jelas, pasti, dan
realistik.
b. Fungsi kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan mengacu pada upaya untuk memperlancar
tercapainyatujuan kegiatan kelompok.
c. Pola persahabatan siswa
Kegiatan kelompok akan berhasil dengan baik apabila hubungan
interpersonalantar siswa cukup baik.
d. Norma/aturan
Norma atau aturan ini diperlukan sebagai pedoman bagi anggota
kelompoktentang apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana
tindakan mereka terhadap anggota lain.
e. Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi mengacu pada kemampuan verbal dan
nonverbaldalam menyampaikan ide kepada orang lain dan menangkap
ide orang lain.
f. Kebersamaan
Kegiatan kelompok akan berlangsung apabila setiap anggota
kelompok memilikirasa kebersamaan sehingga mereka merasa bahwa
tugas kelompok adalah tanggung jawab mereka semua.

18
Modul 11
DISIPLIN KELAS

2.5 Kegiatan Belajar 1


Hakikat Disiplin Kelas
A. Disiplin dan Disiplin Kelas
1. Disiplin
Secara umum disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang
ditetapkan. Pengertian disiplin yang mengacu pada sebuah sikap kesadaran
dankepatuhan seseorang dalam menaati peraturan dan norma yang berlaku
tanpa adanya paksaan dari luar. Sikap disiplin memiliki beberapa tujuan,
yang semuanya dimaksudkan untuk memperbaiki diri dan menciptakan
sebuah keteraturan hidup.
1. Disiplin Kelas
Kita sebagai guru hampir setiap hari berurusan dengan disiplin kelas 1
membahas mana stlh ini ada dua contoh mengenai disiplin dalam kelas.
Contoh 1:
Bel tanda istirahat berbunyi dengan nyaring. Siswa kelas 3 membereskan
buku-buku nya kemudian keluar bermain-main. Ruang kelas kosong, Bu
Nani segera keluar mengamati anak-anaknya sudah bermain. Ketika bel
tanda masuk kembali berbunyi, siswa kelas 3 segera berbaris dan satu
persatu secara teratur masuk ruang kelas. Bu Nanisegera meminta anak-anak
memperhatikan gambar yang ditempelkan di depan kelas. Semua anak
memperhatikan suasana kelas menjadi hening.
Contoh 2:
Siswa kelas 4 sudah memeriksa pekerjaan matematika, dengan cara periksa
silang. Anidan Tini ribut karena merasa pekerjaannya bener tetapi
disalahkan oleh yang memeriksa. Bu Ita diam saja memperhatikan anak-
anak bertengkar kelas menjadi semakin kacau bukanlah banyak yang merasa
tidak puas dengan hasil pemeriksaan temannya. Tiba-tiba Bu Ita
menemukan meja dengan kata menyerah anak-anak diam. Anak-anak diam

19
sebentar, tetapi kemudian jadi ribut lagi kena dua orang anak bertengkar lagi
bahkan, mulai berkelahi. Ibu Ita mendekati kedua anak itu dan menyuruhnya
mendidih di depan kelas.Ilustrasi ada pada halaman 11.6 gambar 11.2 & 11.3
Kenapa ada peroleh ketika bisa polisi di atas?
Perbedaan ilustrasi pertama, menggambarkan kelas yang tertib semua
berjalan mulus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Ilustrasi kedua
menggambarkan kelas yang kacau, tidak terkendali bahkan ada yang sampai
berkelahi anda pasti setuju bila kita katakan bahwa ilustrasi pertama
menggambarkan kelas yang teratur, tertib, disiplin, sedangkan ilustrasi
kedua menggambarkan kelas yang tidak tertib, tidak disiplin.
Menurut Turney & Cairns (1980) mengkaji ulang definisi disiplin kelas
yang berasaldari pakarnya. Dalam kajian tersebut antara lain:
1. Disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu
kelompok. Berkaitan dengan definisi ini, kita dapat mengatakan
bahwa ilustrasi pertama diatas menggambarkan disiplin kelas yang
tinggi, sedangkan ilustrasi yang kedua menggambarkan disiplin
kelasnya rendah.
2. Disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru
untuk membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas.
Berkaitan dengan definisi ini kita dapat mengajukan pertanyaan.
"Disiplin apa yang Ibu Ita gunakan untuk menertibkan anak-anak?"
Jawaban pertanyaan ini jika dikaitkan dengan ilustrasi kedua adalah
Ibu Ita menggunakan hukuman untuk menertibkan anak-anak.
3. Ada pakar yang menyamakan kata disiplin dengan hukuman. Dengan
makna ini,Anda dapat menggunakan kata disiplin dalam kalimat.
"Disiplin kan anak itu"! Artinya hukumlah anak itu. Anda tentu tidak
suka mengucapkan kalimat itu karena sebagai guru, Anda pasti
berusaha menghindari pemberian hukuman.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimak bang audisi template
dilandasi oleh adanyahubungan guru dengan siswa dalam kelas.

20
B. Disiplin Kelas
Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan kepada siswa karena
alasan sebagaiberikut:
1. Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa,
agar siswa mampu mendisiplin kan diri sendiri. Inilah yang merupakan
tujuan utama penanaman disiplin.
2. Disiplin merupakan pusat berputar nya kehidupan sekolah.
Keberhasilan dan kegagalan sekolah tergantung dari tingkat ke
tercapai yang dalam penerapandisiplin yang sempurna.
3. Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajarnya
yang kondusif. Yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa
terpaku untukbelajar. Misalnya, semua siswa duduk dengan tertib,
mendengarkan dengan seksama, mengangkat tangan sebelum bertanya,
atau mengerjakan tugas tempat waktu, suasana belajar akan menjadi
menyenangkan.

4. Tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya


belajar yang diharapkan. Ini sebaliknya tingkat ketaatan yang rendah
terhadap aturankelas apa membuat iklim belajar yang tidak kondusif,
tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak memberi urusan dengan
perilaku siswa yang menyimpang sehingga pelajar terbengkalai.
5. Jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak. Semisal satu kelas
terdiri dari 40-50 orang siswa. Kelas yang besar ini jika tidak diikat oleh
aturan yang ditaatibersama akan mendapat menimbulkan kekacauan.
Apalagi jika diimbangi oleh perabotan atau alat yang banyak pula seperti
meja, kursi, papan tulis, gambar, atau alat peraga lainnya. Hingga kelas
sering terkesan penuh sesak. Oleh karena itu agar kelas yang penuh sesak
ini dapat menjadi tempat belajar yang menyenangkan disiplin kelas
sangat diperlukan.
6. Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan
numberdisiplin di masyarakat. Oleh karena itu keles haruslah
diperlakukan sebagai masyarakat kecil yang memungkinkan siswa
sebagai anggota masyarakat berinteraksi dengan teman-temannya atau

21
dengan guru sesuai dengan aturan yang telah disepakati.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kelas


Faktor yang mempengaruhi disiplin kelas sebenarnya sangat
kompleks dan sering sukar untuk diidentifikasi. Faktor tersebut
dikelompokkan menjadi tigabagian yaitu:
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik guru antara lain tanpa dalam penampilannya akan
mempengaruhi kata-kata siswa dalam aturan. Guru yang penampilannya rapi,
sehat, dan tampakbersemangat akan lebih mudah mengatur siswanya daripada guru
yang tampak lusuh dan lesu.
2. Faktor Sosial
Kualitas interaksi sosial ini yaitu kualitas hubungan guru siswa siswa
juga dapat mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab dan sehat
saling mempercayai akan mampu meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya,
hubungan yang tidak aku tidak sehat ( misalnya munculnya rasa, iri,
cemburu ) serta saling mencurigai akan mengurangi ketaatan siswa pada
aturan kelas. Di sampai interaksi sosial guru siswa, latar belakang sosial
siswa yaitu lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitar siswa juga
mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.
3. Faktor Psikologis
Aktor psikologis mencakup, antara lain perasaan ( seperti sedih, senang,
marah, bosan, benci, dan sebagainya ), dan kebutuhan ( seperti keinginan
untuk dihargai, diakui, dan disayangi).

2.6 Kegiatan Belajar 2


Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
A. Pandangan Terhadap Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam
menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut, antara lain
sebagai berikut.
1. Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus

22
mengerjakan apa yang diinginkan gurunya
2. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa yang beranggapan bahwa
guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut dan yang sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang
mengatakan:
a. Pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang
menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep
diri;
b. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat
perludalam penanaman disiplin
3. Pandangan humanistic, yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan
4. Pandangan behaviorisme menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari
dandikontrol

B. Strategi Penanaman Disiplin Kelas


Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Menjadi model atau memberi contoh;
2. Mengadakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan
yang perlu ditinjau kembali. Kohn(1996) mengemukakan bahwa
pertemuan kelasdapat berfungsi sebagai berikut :
a. Tempat berbagi pengalaman antarsiswa dan antara siswa-guru
b. Tempat untuk mengambil keputusan
c. Tempat untuk membuat rencana
d. Tempat untuk melakukan refleksi, yaitu merenungkan dan
mengungkapkan perasaan tentang disiplin kelas yang sudah
berlangsung
e. Menerapkan aturan secara luwes (fleksibel)
f. Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak;
g. Meningkatkan partisipasi siswa/libatkan siswa dalam membuat
aturankelas

C. Strategi Penanganan Disiplin Kelas


Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut.

23
1. Menangani Gangguan Ringan
Untuk mengatasi gangguan ringan berbagai strategi dapat diterapkan.
Winner (1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat di gunakan guru
untuk mengatasi gangguan ringan antara lain dengan cara:
a. Mengabaikan;
b. Menatap agak lama;
c. Menggunakan isyarat nonverbal;
d. Mendekati;
e. Memanggil nama;
f. Mengabaikan secara sengaja.
2. Menangani Gangguan Berat
Gangguan berat adalah pelanggaran yang di lakukan siswa yang dapat
mempengaruhi siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran. Gangguan
berat dapat diatasi, antara lain dengan cara:
a. Memberi hukuman secara bijaksana
b. Melibatkan orang tua.
3. Menangani Perilaku Agresif
Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang di tunjukkan oleh siswa
di dalamkelas. Berikut ini beberapa cara untuk menangani perilaku agresif
yang di kemukakan oleh Winzer (1995) antara lain dengan cara:
a. Menukar/mengubah tempat duduk;
b. Menghindari konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu
c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang
panas/mendinginkanemosi/suasana;
d. Menghindari kata-kata kasar atau yang bersifat menghina
e. Konsultasi dengan pihak lain.

24
25

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sedangkan kegiatan
pengayaanadalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar
mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan
sisa waktu yang dimilikinya.
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk
mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah
laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan
iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi
kelas yang produktif dan efektif. Efektivitas prooses pembelajaran dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan fisik kelas serta hubungan sosio-emosional siswa-guru
dan siswa-siswa.
Secara umum, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang
ditetapkan. Disiplin dapat diartikan sebagai:

1. Tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas


2. Teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara
keteraturandalam kelas
Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam
menanamkan danmenangani disiplin kelas
DAFTAR PUSTAKA

Siti Anitah, dkk.2022. Strategi Pembelajaran di SD. Tanggerang Selatan.


UniversitasTerbuka

26

Anda mungkin juga menyukai