Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET

DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme alami termasuk bakteri memiliki morfologi, struktur, dan sifat


yang khas. Selain bentuk dan ukuran selnya yang kecil, mikroorganisme juga
memiliki sel yang tembus cahaya. Bakteri adalah organisme mikroskopis yang
memiliki ciri tubuh uniseluler, tidak memiliki klorofil, berkembang biak dengan
cara membelah diri, habitatnya ada dimana-mana (tanah, air, udara dan organisme
hidup), dan aktif bergerak dalam kondisi lembab. Beberapa bentuk bakteri adalah
bacilli, cocci dan spirilla (Chylen dkk, 2020).

Bakteri hidup hampir tidak berwarna dan berbeda dari air tempat sel bakteri
tersuspensi. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam
keadaan hidup sangat sulit, maka dilakukan identifikasi dengan pewarnaan atau
pewarnaan Gram agar sel tersebut jelas dan mudah diidentifikasi. Pewarnaan tidak
hanya membuat bakteri lebih mudah dilihat, tetapi juga memungkinkan sifat dan
jenis bakteri Gram diidentifikasi. Pewarnaan Gram dapat memberikan informasi
awal tentang kemungkinan bakteri penyebab infeksi (Chylen dkk, 2020).

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
mikrobiologi lingkungan.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum pewarnaan Gram ini adalah::


1. Mengenal dasar teori pewarnaan biologis;
2. Memahami cara pembuatan preparat bakteri;
3. Memahami cara kerja dan teori dasar pewarnaan sederhana dan pewarnaan
negatif;
4. Memahami cara kerja dan teori dasar pewarnaan diferensial seperti pewarnaan
Gram dan spora.

Dhanil (2110941014) I-1


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan dari praktikum pewarnaan Gram adalah:


1. Prinsip dari pewarnaan ini adalah membedakan warna dasar (kristal violet)
setelah pencucian dengan alkohol 96%;
2. Pewarnaan Gram, bakteri dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram
positif (+) dan Gram negatif (-);
3. Bakteri Gram positif (+) mempunyai sel-sel yang berwarna ungu yang dapat
tetap mempertahankan warna kristal violet sedangkan sel-sel yang dapat
melepaskan warna kristal violet dan mengikat safranin disebut bakteri Gram
negatif (-);
4. Secara umum pewarnaan bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan,
yaitu:
a. Pewarnaan Sederhana;
− Pewarnaan positif;
− Pewarnaan negatif;
− Pewarnaan sel ragi.
b. Pewarnaan Diferensial;
− Pewarnaan Gram;
− Pewarnaan tahan asam.
c. Pewarnaan Struktural;
− Pewarnaan inti sel;
− Pewarnaan endospora;
− Pewarnaan dinding sel;
− Pewarnaan kapsul;
− Pewarnaan flagella.
d. Pewarnaan untuk menguji adanya komponen tertentu dalam sel
− Pewarnaan glikogen;
− Pewarnaan lipida.

1.4 Ruang Lingkup Percobaan

Praktikum pewarnaan Gram ini praktikan melakukan pewarnaan terhadap bakteri


yang berasal dari sampel tanah base Teknik Lingkungan 21 dan sampel udara dari

Dhanil (2110941014) I-2


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

koridor Departemen Teknik Lingkungan yang telah diisolasi dan dibuat biakan
murninya dalam medium NA (Nutrient Agar). Bakteri tersebut diamati dan
digolongkan kedalam bakteri Gram positif atau Gram negatif berdasarkan warna
yang diikatnya.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan ini adalah:


BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan percobaan, prinsip percobaan,
ruang lingkup percobaan, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisi tentang penjabaran teori-teori atau penjelasan yang melandasi dan
bersangkutan dengan praktikum ini seperti bakteri Gram negatif, bakteri Gram
positif dan teknik pewarnaan Gram.

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN


Berisi tentang alat dan bahan percobaan serta cara kerja percobaan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Berisi tentang hasil percobaan dan pembahasan hasil yang didapat dari praktikum.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang didapat selama percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Dhanil (2110941014) I-3


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Dinding sel adalah matriks ekstraseluler yang mengelilingi setiap sel untuk
melindungi dan membentuk sel. Bagian dari dinding sel terdiri dari selulosa ketika
sel masih muda dan mengalami akumulasi lignin saat sel mulai menua. Dinding sel
hanya ditemukan pada tumbuhan. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang
kompleks dan agak kaku. Dinding sel bakteri menentukan bentuk sel. Meskipun
tidak mengandung enzim dan tidak semi-permeabel, dinding sel sangat penting
untuk fungsi normal sel bakteri. Dinding sel yang kaku memungkinkan bakteri
bertahan hidup dalam konsentrasi osmotik yang berbeda dan sitoplasma tidak
melampaui dinding yang kaku. Ketebalan dinding sel bakteri bervariasi antara 10-
35 nm (Chylen dkk, 2020).

Bagi kehidupan bakteri, dinding sel memiliki kelebihan yaitu melindungi isi sel,
memperkuat sel, mempertahankan bentuk sel, dan mencegah lisis sel pada
lingkungan dengan tekanan osmotik yang lebih rendah. Dinding sel terdiri dari
peptidoglikan. Pada eubacteria dinding selnya mengandung peptidoglikan,
sedangkan pada archaea dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan (Chylen
dkk, 2020).

Berdasarkan perbedaan kandungan dinding selnya, bakteri dapat diklasifikasikan


menjadi dua yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. Bakteri Gram positif
memiliki dinding sel yang terbuat dari peptidoglikan, sehingga dinding selnya kaku.
Di luar peptidoglikan adalah senyawa yang disebut asam teikoat. Bakteri Gram
negatif mengandung jumlah peptidoglikan yang jauh lebih kecil, tetapi di luar
peptidoglikan terdapat membran luar yang terdiri dari lipoprotein dan fosfolipid dan
mengandung lipopolisakarida. Karena perbedaan komposisi dinding sel ini, bakteri
Gram positif dan Gram negatif memiliki ketahanan yang berbeda. Bakteri Gram
positif lebih sensitif terhadap antibiotik penisilin karena antibiotik ini
menghancurkan peptidoglikan. Di sisi lain, bakteri Gram positif umumnya lebih
tahan terhadap kerusakan mekanis karena jumlah peptidoglikan yang lebih tinggi
(Chylen dkk, 2020).
Dhanil (2110941014) II-1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

2.2 Jenis-jenis Bakteri Gram

Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif
(Chylen dkk, 2020):
1. Bakteri Gram Positif;
Bakteri Gram positif biasanya akan mempertahankan zat pewarna kristal violet
dan karenanya akan tampak berwarna ungu dibawah mikroskop. Dinding sel
bakteri Gram positif terdiri 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70%
berat kering dinding sel bakteri. Senyawa lain penyusun dinding sel Gram
positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen dan asam teikoat yang
sangat spesifik. Contoh bakteri Gram positif yaitu Actinomyces, Lactobacillus,
Eubacterium, Arachnia, dan sebagainya. Ciri-ciri bakteri positif yaitu:
a. Struktur dinding sel tebal sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal (monolayer);
b. Dinding sel sebagian besar tersusun dari peptidoglikan dan sebagian lagian
terdiri dari polisakarida dan asam teikoat;
c. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin, tidak peka terhadap streptomisin;
d. Lebih resisten terhadap gangguan fisik;
e. Toksin yang dibentuk berupa eksotoksin dan endotoksin.
2. Bakteri Gram Negatif.
Bakteri Gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci
dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat
pewarna safranin akan tampak berwarna merah. Dinding sel bakteri Gram
negatif hanya terdiri atas satu lapis rangka dasar melanin dan hanya meliputi
lebih kurang 10% dari berat kering dinding sel melanin hanya mengandung
diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Diluar rangka melanin tersebut
terdapat sejumlah besar lipoprotein, lipolisakarida, dan lipida jenis lain.
Senyawa-senyawa ini merupakan 80% penyusun dinding sel. Contoh bakteri
Gram negatif yaitu Aotobacter, Rhizobium, Legiominosarium, dan Neisseria.
Ciri-ciri bakteri Gram negatif yaitu:
a. Komposisi dinding sel yang tipis sekitar 10-15 nm terdiri dari kandungan
lipid yang tinggi dan peptidoglikan;
b. Memiliki membran plasma ganda yang diselimuti oleh membran luar
permeabel;

Dhanil (2110941014) II-2


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

c. Lebih tahan atau kuat terhadap antibiotik;


d. Tidak memilliki asam teikoat;
e. Toksin yang dibentuk endotoksin.

2.3 Jenis Zat Warna dalam Pewarnaan Gram

Teknik pewarnaan yang digunakan yaitu pewarnaan Gram sesuai dengan nama
penemunya yaitu Hans Christian Gram (1884). Pada tahun 1884, pewarnaan Gram
bakteri tidak menggunakan counterstain dalam prosedurnya. Beberapa tahun
kemudian, ahli patologi Jerman Carl Weigwrt dari Frankfurt menambahkan
langkah terakhir menggunakan safranin. Bakteri diwarnai dengan pewarna violet
dan yodium, dicuci dengan alkohol, dan kemudian diwarnai dengan safranin. Jika
bakteri berwarna ungu pada pemeriksaan mikroskopis maka dikelompokkan
menurut jenis bakteri Gram positif, jika bakteri berwarna merah pada pemeriksaan
mikroskopis maka menurut jenis bakteri Gram negatif (Chylen dkk, 2020).

Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan


diferensial, dan pewarnaan stain (Rahmatullah dkk, 2019):
1. Pewarnaan Sederhana;
Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna tunggal.
Pewarna tunggal yang biasanya digunakan dalam pewarnaan sederhana adalah
methylene blue, basic fuchsin, dan crystal violet. Semua pewarna tersebut dapat
bekerja dengan baik pada bakteri karena bersifat basa dan alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif), sedangkan sitoplasma bakteri bersifat
basofilik (suka terhadap basa) sehingga terjadilah gaya tarik antara komponen
kromofor pada pewarna dengan sel bakteri, hal tersebut menyebabkan bakteri
dapat menyerap pewarna dengan baik. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk
memberikan kontras antara bakteri dan latar belakang. Pewarnaan sederhana
dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi tentang bentuk dan ukuran
sel bakteri.
2. Pewarnaan Gram Negatif;
Pewarnaan Gram negatif adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna asam
seperti negrosin, eosin, atau tinta india sebagai pewarna utama. Pewarnaan
negatif dilakukan pada bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana

Dhanil (2110941014) II-3


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

seperti spirochaeta. Pewarnaan Gram negatif bertujuan untuk memberi warna


gelap pada latar belakang dan tidak memberi warna pada sel bakteri. Hal
tersebut dapat terjadi karena pada pewarnaan Gram negatif, pewarna yang
digunakan adalah pewarna asam dan memiliki komponen kromoforik yang
bermuatan negatif, yang juga dimiliki oleh sitoplasma bakteri. Sehingga
pewarna tidak dapat menembus atau berpenetrasi ke dalam sel bakteri karena
negatif charge pada permukaan sel bakteri. Pada pewarnaan negatif ini, sel
bakteri terlihat transparan (tembus pandang).
3. Pewarnaan Diferensial;
a. Pewarnaan Gram;
Pewarnaan Gram digunakan untuk membedakan bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif berdasarkan sifat fisik dan kimia dinding sel bakteri.
Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada dinding sel.
b. Pewarnaan Tahan Asam.
Bakteri tahan asam memiliki kadar lemak (asam mycolic) yang tinggi pada
dinding sel mereka. Pada pewarnaan bakteri asam menggunakan metode
Ziehl-Neelsen (juga disebut Hot Stain), bakteri tahan asam akan berwarna
merah karena menyerap pewarna karbol fuchsin yang dipanaskan, karena
pada saat pemanasan dinding sel bakteri yang memiliki banyak lemak
membuka sehingga pewarna dapat terserap.
4. Pewarnaan Struktural.
a. Pewarnaan Spora;
b. Pewarnaan Kapsul;
c. Pewarnaan Granulla;
d. Pewarnaan Flagella.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pewarnaan

Dinding sel bakteri Gram positif pada umumnya memiliki struktur dinding sel yang
tebal (15-80 nm) dan sedikit lemak (1-4%). Dinding sel bakteri Gram positif
memiliki peptidoglikan yang lebih banyak sehingga lebih dominan untuk mengikat
kristal violet. Larutan lugol dapat memekatkan warna dari kristal violet sehingga
untuk bakteri Gram positif warna ungunya semakin pekat. Pada penggunaan
safranin diperoleh kualitas yang kurang baik karena warna merah yang diserap oleh
Dhanil (2110941014) II-4
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

pori-pori peptidoglikan dinding sel yang lebih tebal tidak sempurna sehingga pada
pengamatan mikroskopis terlihat kurang kontras, sedangkan bakteri Gram negatif
memiliki dinding sel yang lebih tipis (10-15 nm) dan persentase lemak lebih tinggi
(11-24%) dari bakteri Gram positif dikarenakan bakteri Gram negatif memiliki
peptidoglikan sedikit yang mampu menyerap warna merah hingga warna merah
yang muncul pada pengamatan mikroskopis terlihat kontras (Jannah dkk, 2017).

Pada penggunaan kristal violet diperoleh kualitas yang kurang baik karena warna
ungu yang diserap oleh pori-pori pada peptidoglikan dinding sel tidak sempurna
sehingga pada pengamatan mikroskopis terlihat kurang kontras. Penambahan
alkohol pada bakteri Gram positif menyebabkan pori-pori dalam peptidoglikan
menjadi menyusut sehingga kristal violet melekat, terlarut atau luntur oleh alkohol
yang mengakibatkan warna bakteri Gram positif adalah violet, sedangkan pada
bakteri negatif lipid pada membran luar larut dan lepas sehingga safranin atau zat
warna pendamping diikat yang menyebabkan warna bakteri Gram negatif menjadi
merah. Peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram positif memiliki ketebalan
sekitar 90% dari total komposisi dinding sel bakteri sedangkan bakteri Gram negatif
mengandung peptidoglikan yang jauh lebih sedikit pada dinding selnya dan
peptidoglikan ini mempunyai ikatan silang yang kurang ekstensif dibandingkan
dengan bakteri Gram positif (Jannah dkk, 2017).

2.5 Jenis-jenis Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang sangat umum dalam bidang


bakteriologi. Dengan pewarnaan ini, kelompok bakteri dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu kelompok bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Dengan
menggunakan jarum ose diambil satu gores koloni tersebut, dibuat lapisan tipis
pada permukaaan kaca objek yang bersih. Setelah kering, fiksasi dengan cara
menyentuhkan permukaan sebelah bawah kaca objek tiga kali berturut-turut pada
permukaan api bunsen. Diberi larutan kristal violet, diamkan selama 3-5 menit lalu
dicuci dengan aquadest. Kemudian diberi larutan lugol dan dibiarkan selama 3-5
menit lalu dicuci dengan aquadest. Preparat didekolorisasi dengan alkohol 96%
sampai semua zat warna tampak luntur. Diberi warna kontras safranin lalu dicuci
dengan air. Bakteri yang setelah diwarnai dengan pewarna dasar warnanya tidak

Dhanil (2110941014) II-5


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

terhapus oleh alkohol akan berwarna violet karena terwarnai oleh kristal violet dan
dalam preparat akan terlihat warna merah (warna safranin atau karbol fuchsin).
Kelompok bakteri yang demikian disebut dengan bakteri Gram negatif (Apriyanthi,
2022).

Kelebihannya ialah pewarnaan Gram merupakan salah satu metode paling


sederhana dan murah untuk diagnosis cepat infeksi bakteri. Kelemahan dari metode
ini yaitu hanya dapat mengetahui ukuran dan bentuk bakteri serta melihat struktur
dalam bakteri dengan warna zat saja. Pewarnaan Gram memerlukan
mikroorganisme dalam jumlah yang banyak (Aini dkk, 2019).

2.6 Peran Sarjana Teknik Lingkungan

Praktikum pewarnaan Gram dapat diaplikasikan bagi sarjana Teknik Lingkungan


diantaranya adalah sarjana Teknik Lingkungan bisa mengetahui mikroorganisme
yang ada di lingkungan sekitar. Kita dapat membedakan mikroorganisme yang
bermanfaat dan yang membahayakan bagi kesehatan dan lingkungan, dengan
mengetahui bakteri yang terkandung maka kita dapat menghindari dan
meminimalisir dampak yang akan ditimbulkan. Adanya tahapan pewarnaan Gram,
memperlihatkan bahwa sangat penting bagi Sarjana Teknik Lingkungan, untuk
menguasai konsep dan cara kerja di laboratorium mengenai pewarnaan Gram.
Bukan hanya dalam pewarnaan Gram tapi semua materi yang berhubungan dengan
Mikrobiologi Lingkungan dalam upaya pengembangan usaha-usaha dalam
mengatasi pencemar dengan menggunakan mikroorganisme.

Dhanil (2110941014) II-6


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Praktikum kali ini menggunakan dua sampel, yaitu biakan murni media NA
(Nutrient Agar) sampel tanah dan sampel udara.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan


Media
Gambar Jenis Bakteri Nama Bakteri
Biakan

Media Staphylococcus
Bakteri Gram positif
Tanah Aureus
Gambar 4.1 Hasil Praktikum

Gambar 4.2 Literatur

Media Pseudomonas
Bakteri Gram negatif
Udara Gambar 4.3 Hasil Praktikum Aeruginosa

Gambar 4.4 Literatur


Sumber: Data Hasil Praktikum Mikrobiologi Lingkungan, 2022

Dhanil (2110941014) IV-1


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

Klasifikasi bakteri pada media biakan NA dengan sampel tanah:


Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus Aureus

Klasifikasi bakteri pada media biakan NA dengan sampel udara:


Kingdom : Bacteria
Filum : Gracilicutes
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas Aeruginosa
Spesies : Pseudomonas Aeruginosa

Dhanil (2110941014) IV-2


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

4.2 Pembahasan

Percobaan pewarnaan Gram dilakukan dengan menggunakan sampel tanah dan


sampel udara. Sampel tanah diambil pada hari Senin, 14 November 2022, pukul
09.55 WIB di base Teknik Lingkungan 2021. Koordinat titik pengambilan sampel
0°55'28" LS dan 100°26'01" BT. Elevasi lokasi sampling yaitu 95 mdpl.
Pengambilan sampling dilakukan saat kondisi cuaca dalam keadaan berawan atau
mendung dengan suhu 25ºC. Kondisi tanahnya memiliki struktur gembur padat dan
sekitar wilayah sampling terdapat banyak tanaman. Sampel udara diambil pada hari
Selasa, 22 November 2022, pukul 14.07 di koridor Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Andalas, Kota Padang. Koordinat titik pengambilan sampel yaitu
0°54'46" LS dan 100°27'51" BT. Elevasi lokasi sampling yaitu 287 mdpl.
Pengambilan sampling dilakukan saat kondisi cuaca dalam keadaan cerah dengan
suhu 26ºC. Kondisi udara sekitarnya sedikit lembab.

Langkah kerja pada praktikum ini yaitu membersihkan alat dan menyemprotkan
alkohol 96% di tempat kerja. Jarum ose dipijarkan dan kaca objek dipanaskan
menggunakan lampu spritus lalu di bilas dengan aquadest. Kemudian digoreskan
sedikit pada sampel lalu di tempelkan pada kaca objek yang sudah ditetesi aquadest
dengan memutar searah jarum jam. Kaca objek diangin-anginkan sebentar lalu
diberi larutan kristal violet kemudian di bilas dengan aquadest dan diberi larutan
lugol kemudian dibilas dengan alkohol 96% dibiarkan selama 30 detik.
Ditambahkan larutan safranin lalu dibilas dengan aquadest dan diangin-anginkan.
Kaca objek ditutup dengan cover glass kemudian diamati dibawah mikroskop.
Dilakukan langkah yang sama pada sampel NA udara.

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan bahwa pada percobaan pertama bakteri


tanah yang diamati merupakan bakteri Gram positif. Terbukti dengan adanya wana
ungu yang terlihat pada bakteri tersebut saat diamati dengan mikroskop. Hal ini
ditandai dengan bakteri tersebut mengikat warna kristal violet dan memiliki lapisan
yang tebal sehingga warnanya tidak terkikis habis oleh alkohol dan tidak mampu
mengikat warna lain dari safranin. Bakteri yang diamati memiliki karakteristik
berbentuk batang atau kokus. Bakteri yang terkandung pada sampel tanah setelah

Dhanil (2110941014) IV-3


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

dibandingkan dengan literatur adalah bakteri Staphylococcus Aureus. Membantu


dalam menghasilkan biogas.

Pada percobaan kedua bakteri udara yang diamati merupakan bakteri Gram negatif.
Terbukti dengan adanya warna merah yang terlihat pada bakteri tersebut ketika
diamati dengan mikroskop. Hal ini ditandai dengan bakteri tersebut tidak dapat
mengikat warna kristal violet dan memiliki lapisan yang tebal sehingga mampu
mengikat warna dari safranin. Bakteri yang diamati memiliki karakteristik
berbentuk oval dan berwarna merah. Bakteri yang terkandung pada sampel udara
setelah dibandingkan dengan literatur adalah bakteri Pseudomonas Aeruginosa.
Bakteri ini dapat menurunkan konsentrasi beberapa metal dari air limbah.

Penerapan dari pewarnaan Gram ini pada sarjana Teknik Lingkungan adalah bisa
dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengidentifikasikan suatu bakteri
berdasarkan jenis Gramnya. Selain itu juga dapat menjadi alat kontrol lingkungan
dimana hasil pengamatan bakteri Gram ini bisa dijadikan patokan jenis bakteri apa
yang paling banyak di lingkungan tertentu. Mengenal karakteristik dari suatu
bakteri dapat membantu mengembangkan potensi dari bakteri itu sendiri dan
mencegah serta menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan dari bakteri tersebut.

Dhanil (2110941014) V-4


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan pewarnaan Gram yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Percobaan pewarnaan Gram dilakukan dengan menggunakan sampel tanah dari
base 21 Teknik Lingkungan dimana struktur tanahnya gembur padat dengan
kondisi cuaca berawan dan sampel udara diambil di koridor Jurusan Teknik
Lingkungan Universitas Andalas, Padang. Kondisi udara sekitarnya sedikit
lembab;
2. Sampel ditetesi oleh larutan kristal violet, lugol, dan safranin lalu dibilas
dengan aquadest, sehingga nantinya didapatkan hasil dari pewarnaan Gram
dari bakteri tersebut. Setelah diketahui warna dari bakteri tersebut, dilanjutkan
diamati dengan mikroskop;
3. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan pada bakteri tanah yang diamati
merupakan bakteri Gram positif dengan adanya wana ungu. Bakteri yang
terkandung pada sampel tanah setelah dibandingkan dengan literatur adalah
bakteri Staphylococcus Aureus. Pada percobaan kedua bakteri udara
merupakan bakteri Gram negatif dengan adanya warna merah. Bakteri yang
terkandung pada sampel udara setelah dibandingkan dengan literatur adalah
bakteri Pseudomonas Aeruginosa;
4. Penerapan dari pewarnaan Gram ini pada sarjana Teknik Lingkungan adalah
bisa dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengidentifikasikan suatu
bakteri berdasarkan jenis Gramnya yang terdapat pada perairan atau saluran air
minum.

5.2 Saran

Saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan praktikum ini adalah :
1. Praktikan diharapkan memahami modul sebelum praktikum dimulai sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan;
2. Masyarakat diharapkan dapat menjaga kebersihan agar tidak terkena dampak
negatif dari bakteri yang terdapat di alam;

Dhanil (2110941014) V-4


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)

3. Pemerintah diharapkan diharapkan agar dapat meningkatkan kebersihan di


tempat-tempat publik, selain itu juga dapat terus meningkatkan mutu pangan
supaya tidak terkontaminasi bakteri yang berbahaya bagi kesehatan;
4. Sarjana Teknik Lingkungan hendaknya lebih sering mengaplikasikan
identifikasi bakteri sehingga dapat menemukan metode yang tepat untuk
penanganan bakteri tersebut agar tidak membahayakan masyarakat.

Dhanil (2110941014) V-2


DAFTAR PUSTAKA

Aini, Milfa, dkk. 2021. Bakteri Lactobacillus Spp Dan Peranannya Bagi
Kehidupan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Apriyanthi, Desak Putu Risky Vidika, dkk. 2022. Identifikasi Bakteri Kontaminan
Pada Gelang Tri Datu Identification Of Contaminant Bacteria On Tri
Datu Bracelet. Bali: Universitas Bali Internasional.

Chylen, Rini Setiyo dan Rohmah, Jamilatur. 2020. Bakteriologi Dasar.


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Jannah, Raudhatul, dkk. 2017. Jumlah Koloni Bakteri Selulolitik Pada Sekum
Ayam Kampung (Gallus domesticus) Total Count of Cellulolytic Bacteria
Colony in Caecum of Native Chicken (Gallus domesticus). Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.

Rahmatullah, Widia, dkk. 2021. Identifikasi Bakteri Udara Menggunakan Teknik


Pewarnaan Gram Air Bacteria Indentification by Using Gram Staining.
Yogyakarta: DIII Teknologi Bank Darah Poltekkes Bhakti Setya
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai