DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri hidup hampir tidak berwarna dan berbeda dari air tempat sel bakteri
tersuspensi. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam
keadaan hidup sangat sulit, maka dilakukan identifikasi dengan pewarnaan atau
pewarnaan Gram agar sel tersebut jelas dan mudah diidentifikasi. Pewarnaan tidak
hanya membuat bakteri lebih mudah dilihat, tetapi juga memungkinkan sifat dan
jenis bakteri Gram diidentifikasi. Pewarnaan Gram dapat memberikan informasi
awal tentang kemungkinan bakteri penyebab infeksi (Chylen dkk, 2020).
Maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
mikrobiologi lingkungan.
koridor Departemen Teknik Lingkungan yang telah diisolasi dan dibuat biakan
murninya dalam medium NA (Nutrient Agar). Bakteri tersebut diamati dan
digolongkan kedalam bakteri Gram positif atau Gram negatif berdasarkan warna
yang diikatnya.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang didapat selama percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Dinding sel adalah matriks ekstraseluler yang mengelilingi setiap sel untuk
melindungi dan membentuk sel. Bagian dari dinding sel terdiri dari selulosa ketika
sel masih muda dan mengalami akumulasi lignin saat sel mulai menua. Dinding sel
hanya ditemukan pada tumbuhan. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang
kompleks dan agak kaku. Dinding sel bakteri menentukan bentuk sel. Meskipun
tidak mengandung enzim dan tidak semi-permeabel, dinding sel sangat penting
untuk fungsi normal sel bakteri. Dinding sel yang kaku memungkinkan bakteri
bertahan hidup dalam konsentrasi osmotik yang berbeda dan sitoplasma tidak
melampaui dinding yang kaku. Ketebalan dinding sel bakteri bervariasi antara 10-
35 nm (Chylen dkk, 2020).
Bagi kehidupan bakteri, dinding sel memiliki kelebihan yaitu melindungi isi sel,
memperkuat sel, mempertahankan bentuk sel, dan mencegah lisis sel pada
lingkungan dengan tekanan osmotik yang lebih rendah. Dinding sel terdiri dari
peptidoglikan. Pada eubacteria dinding selnya mengandung peptidoglikan,
sedangkan pada archaea dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan (Chylen
dkk, 2020).
Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif
(Chylen dkk, 2020):
1. Bakteri Gram Positif;
Bakteri Gram positif biasanya akan mempertahankan zat pewarna kristal violet
dan karenanya akan tampak berwarna ungu dibawah mikroskop. Dinding sel
bakteri Gram positif terdiri 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70%
berat kering dinding sel bakteri. Senyawa lain penyusun dinding sel Gram
positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen dan asam teikoat yang
sangat spesifik. Contoh bakteri Gram positif yaitu Actinomyces, Lactobacillus,
Eubacterium, Arachnia, dan sebagainya. Ciri-ciri bakteri positif yaitu:
a. Struktur dinding sel tebal sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal (monolayer);
b. Dinding sel sebagian besar tersusun dari peptidoglikan dan sebagian lagian
terdiri dari polisakarida dan asam teikoat;
c. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin, tidak peka terhadap streptomisin;
d. Lebih resisten terhadap gangguan fisik;
e. Toksin yang dibentuk berupa eksotoksin dan endotoksin.
2. Bakteri Gram Negatif.
Bakteri Gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci
dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat
pewarna safranin akan tampak berwarna merah. Dinding sel bakteri Gram
negatif hanya terdiri atas satu lapis rangka dasar melanin dan hanya meliputi
lebih kurang 10% dari berat kering dinding sel melanin hanya mengandung
diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin. Diluar rangka melanin tersebut
terdapat sejumlah besar lipoprotein, lipolisakarida, dan lipida jenis lain.
Senyawa-senyawa ini merupakan 80% penyusun dinding sel. Contoh bakteri
Gram negatif yaitu Aotobacter, Rhizobium, Legiominosarium, dan Neisseria.
Ciri-ciri bakteri Gram negatif yaitu:
a. Komposisi dinding sel yang tipis sekitar 10-15 nm terdiri dari kandungan
lipid yang tinggi dan peptidoglikan;
b. Memiliki membran plasma ganda yang diselimuti oleh membran luar
permeabel;
Teknik pewarnaan yang digunakan yaitu pewarnaan Gram sesuai dengan nama
penemunya yaitu Hans Christian Gram (1884). Pada tahun 1884, pewarnaan Gram
bakteri tidak menggunakan counterstain dalam prosedurnya. Beberapa tahun
kemudian, ahli patologi Jerman Carl Weigwrt dari Frankfurt menambahkan
langkah terakhir menggunakan safranin. Bakteri diwarnai dengan pewarna violet
dan yodium, dicuci dengan alkohol, dan kemudian diwarnai dengan safranin. Jika
bakteri berwarna ungu pada pemeriksaan mikroskopis maka dikelompokkan
menurut jenis bakteri Gram positif, jika bakteri berwarna merah pada pemeriksaan
mikroskopis maka menurut jenis bakteri Gram negatif (Chylen dkk, 2020).
Dinding sel bakteri Gram positif pada umumnya memiliki struktur dinding sel yang
tebal (15-80 nm) dan sedikit lemak (1-4%). Dinding sel bakteri Gram positif
memiliki peptidoglikan yang lebih banyak sehingga lebih dominan untuk mengikat
kristal violet. Larutan lugol dapat memekatkan warna dari kristal violet sehingga
untuk bakteri Gram positif warna ungunya semakin pekat. Pada penggunaan
safranin diperoleh kualitas yang kurang baik karena warna merah yang diserap oleh
Dhanil (2110941014) II-4
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)
pori-pori peptidoglikan dinding sel yang lebih tebal tidak sempurna sehingga pada
pengamatan mikroskopis terlihat kurang kontras, sedangkan bakteri Gram negatif
memiliki dinding sel yang lebih tipis (10-15 nm) dan persentase lemak lebih tinggi
(11-24%) dari bakteri Gram positif dikarenakan bakteri Gram negatif memiliki
peptidoglikan sedikit yang mampu menyerap warna merah hingga warna merah
yang muncul pada pengamatan mikroskopis terlihat kontras (Jannah dkk, 2017).
Pada penggunaan kristal violet diperoleh kualitas yang kurang baik karena warna
ungu yang diserap oleh pori-pori pada peptidoglikan dinding sel tidak sempurna
sehingga pada pengamatan mikroskopis terlihat kurang kontras. Penambahan
alkohol pada bakteri Gram positif menyebabkan pori-pori dalam peptidoglikan
menjadi menyusut sehingga kristal violet melekat, terlarut atau luntur oleh alkohol
yang mengakibatkan warna bakteri Gram positif adalah violet, sedangkan pada
bakteri negatif lipid pada membran luar larut dan lepas sehingga safranin atau zat
warna pendamping diikat yang menyebabkan warna bakteri Gram negatif menjadi
merah. Peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram positif memiliki ketebalan
sekitar 90% dari total komposisi dinding sel bakteri sedangkan bakteri Gram negatif
mengandung peptidoglikan yang jauh lebih sedikit pada dinding selnya dan
peptidoglikan ini mempunyai ikatan silang yang kurang ekstensif dibandingkan
dengan bakteri Gram positif (Jannah dkk, 2017).
terhapus oleh alkohol akan berwarna violet karena terwarnai oleh kristal violet dan
dalam preparat akan terlihat warna merah (warna safranin atau karbol fuchsin).
Kelompok bakteri yang demikian disebut dengan bakteri Gram negatif (Apriyanthi,
2022).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Praktikum kali ini menggunakan dua sampel, yaitu biakan murni media NA
(Nutrient Agar) sampel tanah dan sampel udara.
Media Staphylococcus
Bakteri Gram positif
Tanah Aureus
Gambar 4.1 Hasil Praktikum
Media Pseudomonas
Bakteri Gram negatif
Udara Gambar 4.3 Hasil Praktikum Aeruginosa
4.2 Pembahasan
Langkah kerja pada praktikum ini yaitu membersihkan alat dan menyemprotkan
alkohol 96% di tempat kerja. Jarum ose dipijarkan dan kaca objek dipanaskan
menggunakan lampu spritus lalu di bilas dengan aquadest. Kemudian digoreskan
sedikit pada sampel lalu di tempelkan pada kaca objek yang sudah ditetesi aquadest
dengan memutar searah jarum jam. Kaca objek diangin-anginkan sebentar lalu
diberi larutan kristal violet kemudian di bilas dengan aquadest dan diberi larutan
lugol kemudian dibilas dengan alkohol 96% dibiarkan selama 30 detik.
Ditambahkan larutan safranin lalu dibilas dengan aquadest dan diangin-anginkan.
Kaca objek ditutup dengan cover glass kemudian diamati dibawah mikroskop.
Dilakukan langkah yang sama pada sampel NA udara.
Pada percobaan kedua bakteri udara yang diamati merupakan bakteri Gram negatif.
Terbukti dengan adanya warna merah yang terlihat pada bakteri tersebut ketika
diamati dengan mikroskop. Hal ini ditandai dengan bakteri tersebut tidak dapat
mengikat warna kristal violet dan memiliki lapisan yang tebal sehingga mampu
mengikat warna dari safranin. Bakteri yang diamati memiliki karakteristik
berbentuk oval dan berwarna merah. Bakteri yang terkandung pada sampel udara
setelah dibandingkan dengan literatur adalah bakteri Pseudomonas Aeruginosa.
Bakteri ini dapat menurunkan konsentrasi beberapa metal dari air limbah.
Penerapan dari pewarnaan Gram ini pada sarjana Teknik Lingkungan adalah bisa
dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengidentifikasikan suatu bakteri
berdasarkan jenis Gramnya. Selain itu juga dapat menjadi alat kontrol lingkungan
dimana hasil pengamatan bakteri Gram ini bisa dijadikan patokan jenis bakteri apa
yang paling banyak di lingkungan tertentu. Mengenal karakteristik dari suatu
bakteri dapat membantu mengembangkan potensi dari bakteri itu sendiri dan
mencegah serta menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan dari bakteri tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan pewarnaan Gram yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Percobaan pewarnaan Gram dilakukan dengan menggunakan sampel tanah dari
base 21 Teknik Lingkungan dimana struktur tanahnya gembur padat dengan
kondisi cuaca berawan dan sampel udara diambil di koridor Jurusan Teknik
Lingkungan Universitas Andalas, Padang. Kondisi udara sekitarnya sedikit
lembab;
2. Sampel ditetesi oleh larutan kristal violet, lugol, dan safranin lalu dibilas
dengan aquadest, sehingga nantinya didapatkan hasil dari pewarnaan Gram
dari bakteri tersebut. Setelah diketahui warna dari bakteri tersebut, dilanjutkan
diamati dengan mikroskop;
3. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan pada bakteri tanah yang diamati
merupakan bakteri Gram positif dengan adanya wana ungu. Bakteri yang
terkandung pada sampel tanah setelah dibandingkan dengan literatur adalah
bakteri Staphylococcus Aureus. Pada percobaan kedua bakteri udara
merupakan bakteri Gram negatif dengan adanya warna merah. Bakteri yang
terkandung pada sampel udara setelah dibandingkan dengan literatur adalah
bakteri Pseudomonas Aeruginosa;
4. Penerapan dari pewarnaan Gram ini pada sarjana Teknik Lingkungan adalah
bisa dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengidentifikasikan suatu
bakteri berdasarkan jenis Gramnya yang terdapat pada perairan atau saluran air
minum.
5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan praktikum ini adalah :
1. Praktikan diharapkan memahami modul sebelum praktikum dimulai sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan;
2. Masyarakat diharapkan dapat menjaga kebersihan agar tidak terkena dampak
negatif dari bakteri yang terdapat di alam;
Aini, Milfa, dkk. 2021. Bakteri Lactobacillus Spp Dan Peranannya Bagi
Kehidupan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Apriyanthi, Desak Putu Risky Vidika, dkk. 2022. Identifikasi Bakteri Kontaminan
Pada Gelang Tri Datu Identification Of Contaminant Bacteria On Tri
Datu Bracelet. Bali: Universitas Bali Internasional.
Jannah, Raudhatul, dkk. 2017. Jumlah Koloni Bakteri Selulolitik Pada Sekum
Ayam Kampung (Gallus domesticus) Total Count of Cellulolytic Bacteria
Colony in Caecum of Native Chicken (Gallus domesticus). Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.