bin Abbas dalam kitab tafsir ini dan kitab tafsir Ibnu Abbas
lainnya dan pembahasan tentang keabsahan penyandaran kitab
tafsir ini kepada al-Fairuzabadi. Dengan demikian penelitian ini
merupakan penelitian library dengan menitik beratkan kepada
tinjauan sejarah dan tinjauan sanad.
PENDAHULUAN
Khazanah tafsir al-Qur`an memiliki dua model penafsiran,
yaitu tafsir bil Ma’tsur dan tafsir bir Ra’y (al-Dzahabi, 2000: 112).
Model penafsiran tafsir bil ma’tsur dinilai sebagai tafsir yang
Kualitas Hadist dalam Kitab Tafsir Tanwir … (Hasan Su’aidi) 29
PEMBAHASAN
1. Sanad Periwayatan Kitab Tanwir al-Miqbas
Kitab Tanwir al-Miqbas mempunyai dua jalur periwayatan,
yaitu:
a. Abdullah ats-Tsiqah bin al-Ma’mun al-Harawi, al-Ma’mun al-
Harawi, Abu Abdillah Mahmud bin Muhammad ar-Razi, Ammar
bin Abdul Majid al-Harawi, Ali bin Ishaq as-Samarqandi dari
Muhammad bin Marwan , Muhammad bin as-Saib al-Kalbi, Abu
Shalih, Abdullah bin Abbas
b. Abdullah bin Mubarak, Ali bin Ishaq as-Samarqandi,
Muhammad bin Marwan al-Kalbi, Abu Shalih, Abdullah bin
Abbas (Abu Thahir Muhammad bin Ya’qub al-Fairuzabadi, tt:2-
3).
Berikut contoh penggunaan sanad dalam kitab tafsir Tanwir
Miqbas min Tafsir Ibni Abbas:
Contoh Sanad 1 (Pertama)
وﺻﻰﻠ اﷲ ﺒﻟ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺤﻣﻤﺪ وا أﻤﺟﻌﻦﻴ )أﺧﺮﺒﻧﺎ( ﻋﺒﺪ اﷲ اﺨﻛﻘﺔ اﺑﻦ اﻤﻟﺄﻣﻮر
اﻬﻟﺮوى ﻗﺎل اﺧﺮﺒﻧﺎ أﻰﺑ ﻗﺎل أﺧﺮﺒﻧﺎ أﺑﻮ ﻋﺒﺪ اﷲ ﻗﺎل أﺧﺮﺒﻧﺎ أﺑﻮ ﻋﺒﻴﺪ اﷲ
30 RELIGIA Vol. 18 No. 1, April 2015. Hlm. 27-52
ﺤﻣﻤﻮد ﺑﻦ ﺤﻣﻤﺪ اﻟﺮازى ﻗﺎل أﺧﺮﺒﻧﺎ ﻋﻤﺎر ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻤﻟﺠﻴﺪ اﻬﻟﺮوى ﻗﺎل أﺧﺮﺒﻧﺎ
ﺒﻟ ﺑﻦ اﺳﺨﻖ اﻟﺴﻤﺮﻗﻨﺪى ﻋﻦ ﺤﻣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺮوان ﻋﻦ اﻟﻠﻜ ﻋﻦ أﻰﺑ ﺻﺎﻟﺢ
.ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس
Sanad di atas disebutkan dalam menafsirkan ayat pertama
surat al-Fatihah (bismillahirrahmanirrahim), kemudian untuk
menafsirkan ayat selanjutnya, al-Fairuzabadi mengawalinya dengan
pernyataan
وﺑﺈﺳﻨﺎده ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس ﻰﻓ ﻗﻮ ﺗﻌﺎﻰﻟ )اﺤﻟﻤﺪ ﷲ( ﻳﻘﻮل اﻟﺸﻜﺮ ﷲ وﻫﻮ ان
إﻰﻟ أﺧﺮه...ﺻﻨﻊ إﻰﻟ ﺧﻠﻘﻪ ﻓﺤﻤﺪوه
Contoh sanad 2 (kedua)
وﺑﺈﺳﻨﺎده ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ اﻤﻟﺒﺎرك ﻗﺎل ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺒﻟ ﺑﻦ اﺳﺤﻖ اﻟﺴﻤﺮﻗﻨﺪى
ﻋﻦ ﺤﻣﻤﺪﺑﻦ ﻣﺮوان ﻋﻦ اﻟﻠﻜ ﻋﻦ أﻰﺑ ﺻﺎﻟﺢ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس ﻰﻓ ﻗﻮ ﺗﻌﺎﻰﻟ
)أﻟﻢ( ﻳﻘﻮل أﻟﻒ اﷲ ﻻم ﺟﺮﺒﻳﻞ ﻣﻴﻢ ﺤﻣﻤﺪ وﻳﻘﺎل أﻟﻒ آﻻؤه وﻻم ﻟﻄﻔﻪ ﻣﻴﻢ
ﻣﻠﻜﻪ وﻳﻘﺎل أﻟﻒ إﺑﺘﺪاء إﺳﻤﻪ اﷲ ﻻم إﺑﺘﺪاء إﺳﻤﻪ ﻟﻄﻴﻒ ﻣﻴﻢ اﺑﺘﺪاء
إﺳﻤﻪ ﺠﻣﻴﺪ وﻳﻘﺎل اﻧﺎ اﷲ أﻋﻠﻢ وﻳﻘﺎل ﻗﺴﻢ أﻗﺴﻢ ﺑﻪ )ذﻟﻚ اﻟﻜﺘﺎب( إﻰﻟ
....آﺧﺮه
Dari dua sanad di atas, sanad kedua hanya disebutkan oleh
al-Fairuzabadi dalam penafsiran surat al-Baqarah. Selanjutnya,
dalam mengawali setiap penafsiran surat-surat lainnya, al-
Fairuzabadi hanya menyebutkan “Wa bi Isnadihi An Ibni Abbas”
(dari sanad yang bersumber dari Ibnu Abbas), tidak ada penyebutan
sanad selain dari sanad yang telah disebutkan pada surat al-Fatihah.
3) al-Ma’mun al-Harawi
Nama lengkapnya Ma’mun bin Ahmad as-Sulami al-
Harawi. Nama lainnya Ma’mun bin Abdillah atau Ma’mun
Abu Abdillah. Meriwayatkan hadits dari Husyam bin
Ammar. Adapun perawi yang meriwayatkan hadits darinya
adalah al-Juwaibari (al-Asqalani, 1986:V: 9).
4) Abu Abdillah
Nama lengkapnya Ahmad bin Abdullah bin Yunus bin
Abdullah bin Qais. Nama masyhurnya adalah Ahmad bin
32 RELIGIA Vol. 18 No. 1, April 2015. Hlm. 27-52
10) al-Kalbi
Nama lengkapnya Muhammad bin al-Saib bin Bisyr
bin Amr bin Abdul Harits bin Abdul Uzza al-Kalbi Abu an-
Nadhr al-Kufi, seorang Mufassir. Wafat tahun 146 H,
34 RELIGIA Vol. 18 No. 1, April 2015. Hlm. 27-52
d. Abu Abdillah
Ahmad bin Hanbal menilainya sebagai Syaikh al-
Islam fi al-Hadits. Abu Hatim menilai Abu Abdillah
sebagai perawi yang tsiqah dan mutqin. An-Nasai
menilainya sebagai perawi yang tsiqah (al-Mazzi, 1980:
I:100). Abu Abdillah menurut Ibnu Hibban adalah perawi
terakhir yang meriwayatkan dari Sufyan al-Tsauri,
meskipun pernyataan ini diralat oleh al-Dzahabi,
menurutnya yang terakhir meriwayatkan dari Sufyan al-
Tsauri adalah Ali bin al-Ja’d (al-Asqalani, 1986: I: 30).
j. al-Kalbi
Al-Mu’tamir mengatakan bahwa di Kufah terdapat
dua perawi yang berpredikat Kadzdzab salah satunya
adalah al-Kalbi. Oleh Laits bin Abi Sulaim dikatakan
bahwa selain al-Kalbi adalah al-Saddi. Al-Dauri
meriwayatkan dari Yahya bin Ya’la al-Muharibiy dia
berkata tiga perawi yang tidak boleh diterima
periwayatannya yaitu Ibnu Abi Laila, Jabir al-Ja’fi dan al-
Kualitas Hadist dalam Kitab Tafsir Tanwir … (Hasan Su’aidi) 39
k. Abu Shalih
Para ulama jarh wa ta’dil yang menilai Abu Shalih
tentang kualitasnya dapat dibagi menjadi dua kelompok
sebagai berikut:
Ulama yang menilai Abu Shalih sebagai perawi adil di
antaranya; Al-Ijli dan Ibnu Syahin, Yahya bin Ma’in, Abu
Hatim, at-Tirmidzi, al-Hakim (al-Hakim, 1990: II: 444).
Pendapat ulama yang menilai jarh (cacat) Abu Shalih
antara lain; Al-Kalbi yang menilai Abu Shalih perawi
Kadzib (berbohong) bahkan al-Kalbi pernah berkata
kepada Sufyan bahwa Abu Shalih pernah mengatakan
kepadanya “setiap hadits yang saya sampaikan kepadamu
adalah dusta”. Ibnu al-Jauzi meriwayatkan dari Al-Azdi
yang menilai Abu Shalih dengan sebutan Kadzdzab (al-
Nasai, 1986: I: 135).
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang kualitas sanad perawi di dalam kitab
tafsir Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibni Abbas, dapat disimpulkan
bahwa sanad tafsir ini adalah lemah dilihat dari dua aspek. Yang
pertama adalah aspek ittishal (ketersambungan) sanad. Sanad
(Transmisi) periwayatan tafsir ini munqathi’ karena terdapat perawi
yang tidak ditemukan hubungan guru dan murid (sebagai salah satu
indikasi untuk mengetahui ketersambungan sanad), perawi yang
dimaksud adalah Abdullah al-Tsiqah bin al-Ma’mun al-Harawi yang
merupakan sanad langsung di atas al-Fairuzabadi dan Ammar bin
Abdul Majid al-Harawi (perawi di atas Abu Abdillah Mahmud bin
Muhammad al-Razi) yang keduanya adalah perawi yang tidak
dikenal (majhul al-Ain).
Aspek kedua yang menjadikan sanad kitab tafsir ini lemah,
terkait dengan nilai kualitas para perawinya. Dari 11 nama perawi
setelah al-Fairuzabadi, terdapat 6 perawi yang dipastikan lemah dan
1 perawi diperselisihkan jarh wa ta’dil nya, yaitu:
1. Abdullah ats-Tsiqah bin al-Ma’mun al-Harawi (majhul ain
sehingga tidak dapat dinilai jarh dan ta’dil nya)
2. Ma’mun bin Ahmad al-Sulami al-Harawi berpredikat Dajjal
(penipu) dan wudlla’(banyak memalsukan hadits)
3. Abu Abdillah Mahmud bin Muhammad ar-Razi (tidak
ditemukan penilaian jarh wa ta’dil nya)
4. Ammar bin Abdul Majid al-Harawi dinilai sebagai perawi
yang majhul (tidak diketahui)
5. Muhammad bin Marwan dinilai sebagai perawi dla’if,
kadzdzab (tingkatan ke 2 dalam nilai kecacatan perawi)
6. Muhammad bin as-Saib al-Kalbi dinilai sebagai perawi yang
dla’if (lemah), Kadzdzab (banyak berbohong/tingkatan ke 2
dalam nilai kecacatan perawi), laisa bi syain, munkar dan
predikat jarh lainnya
7. Abu Shalih. Penilain terhadap perawi ini mukhtalaf (diper-
selisihkan adil dan tidaknya)
Kesimpulan lain yang dapat diambil dari pembahasan
tentang kitab tanwir al-Miqbas khususnya terkait dengan redaksi
(matan) tafsirnya, adalah terdapat kesamaan beberapa penafsiran
kitab ini dengan kitab lain yang membahas tafsir Ibnu Abbas yang
bersumber dari riwayat-riwayat lain yang dapat dipertanggung
Kualitas Hadist dalam Kitab Tafsir Tanwir … (Hasan Su’aidi) 51
DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdillah al-Bishri az-Zuhri. tt. Thabaqat al-Kubra. Beirut: dar
Shadir.
Abu Abdillah al-Hakim an-Nisaburi. 1990. Al-Mustadrak Ala as-
Sahihain. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Abu Bakar Ahmad bin Husain bin Ali al-Baihaqi. tt. Al-Asma’ wa
ash-Shifat. Jedah: Maktabah as-Sawadi.
Abu Hatim ar-Razi. 1952. Al-Jarh Wa Ta’dil. Beirut: Dar Ihya’ at-
Turast al-Arabiy.
Abu Thahir Muhammad bin Ya’qub asy-Syairazi al-Fairuzabadi. tt.
Tanwir Miqbas Min Tafsir Ibni Abbas. Semarang: Toha
Putra.
Ahmad bin Ali bin Hajar Abu al-Fadl al-Asqalani as-Syafi’i. 1986.
Lisan al-Mizan (Beirut: Muassasah al-A’lami Li al-
Mathbu’at.
Ahmad bin Ali bin Hajar Abu al-Fadl al-Asqalani as-Syafi’i. 1987.
Tahdzib at-Tahdzib. Beirut: Dar al-Fikr.
Ahmad bin Syu’aib Abu Abdirrahman an-Nasai. 1986. Adl-Dlu’afa’
wa al-Matrukin. Beirut: Dar al-Ma’rifah.
Ajjaj al-Khatib. 1989. Ushul al-Hadits Ulumuhu wa Mushthalahuhu.
Beirut: Dar al-Fikr.
Al-Amir al-Hafidz Ibnu Makula. tt. Al-Ikmalu Fi Raf’i al-Irtiyab ‘an
al-Mu’talif wa al-Mukhtalif fi al-Asma’ wa al-Kuna wa al-
Ansab. Kairo: Dar al-Kitab al-Islami.
al-Humaidi, Abdul Aziz bin Abdullah. tt. Tafsir Ibni Abbas wa
Marwiyyatuh fi at-Tafsir Min Kutub as-Sunnah. Mamlakah
Arabiyyah: Ummul Qura.
52 RELIGIA Vol. 18 No. 1, April 2015. Hlm. 27-52