Anda di halaman 1dari 3

anda 

   :    Perilaku berhati-hati, berbaring ke samping atau telentang dengan lutut ditekuk,
meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan atau posisi
duduk tegak

Nyeri lepas pada sisi kiri di duga inflamasi peritoneal.

f.  Keamanan

Tanda    :    Demam (biasanya rendah)

g.  Pernafasan

Tanda    :    Takipnea, pernafasan dangkal

2.   Diagnosa keperawatan

a.   Infeksi, resiko tinggi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi
atau ruptur pada apendiks, peritonitis, pembentukan abses.

b.   Kekurangan volume cairan, berhubungan dengan muntah pra operasi, pembatasan pasca
operasi.

c.   Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi bedah.

d.   Kurang pengetahuan berhubungan dengan perjalanan penyakit.

3.   Intervensi dan rasionalisasi

Diagnosa I

Intervensi Rasional
–        Awasi tanda vital, perhatikan –        Dugaan adanya infeksi atau
demam, menggigil, berkeringat, terjadinya sepsis, abses, peritonitis
perubahan mental, meningkatkan nyeri
abdomen
–        Lakukan pencucian tangan yang –        Menurunkan resiko penyebaran
baik dan perawatan luka aseptik penyakit atau bakteri
–        Lihat insisi dan balutan –        Memberikan deteksi dini
terjadi nya proses infeksi dan
pengawasan penyembuhan peritonitis
yang telah ada sebelumnya.

Diagnosa II

Intervensi Rasional
–        Awasi tekanan darah dan nadi –        Tanda yang membantu
mengidentifikasi fluktuasi volume
intra vaskuler
–        Lihat membran mukosa, kaji –        Indikator keadekuatan sirkulasi
turgor kulit dan pengisian kapiler perifer dan hidrasi seluler
–        Awasi masukan dan haluaran; –        Penurunan haluaran urin pekat
catat warna urin atau konsentrasi, berat dengan peningkatan berat jenis di
jenis duga dehidrasi atau kebutuhan
peningkatan cairan.

Diagnosa III

Intervensi Rasional
–        Kaji nyeri, catat lokasi, –        Berguna dalam pengawasan
karakteristik beratnya (skala 0-10) keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
–        Pertahankan istirahat dengan –        Gravitasi melokalisasi eksudat
posisi semi-fowler inflamasi dalam abdomen bawah atau
pelvis, menghilang-kan tegangan
abdomen
–        Dorong ambulasi dini –        Meningkatkan normalisasi
fungsi organ, contoh merangsang
peristaltik dan kelancaran flatus,
menurunkan ketidaknyamanan
abdomen.

Diagnosa IV

Intervensi Rasional
–        Kaji ulang pembatasan aktivitas –        Memberikan inflamasi pada
pasca operasi pasien untuk merencanakan rutinitas
biasa tanpa menimbulkan masalah
–        Dorong aktivitas sesuai tolerasi –        Mencegah kelemahan,
dengan periode istirahat periodik meningkatkan penyembuhan dan
perasaan sehat
–        Anjurkan menggunakan laksatif –        Membantu kembali ke fungsi
atau pelembek feses ringan bila perlu usus semula
dan hindari enema

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn, E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, FKUI,Jakarta.

Smeltzer, C. Suzanne,  C. Brenda, G. Bare, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai