Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR DIAGNOSA DAN TERAPI

TETANUS
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
PAKUWON 02.05.001.3.a 0 1/4
Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
2 Mei 2011
OPERASIONAL
dr. Erick Noviady
Tetanus adalah penyakit toksik infeksi yang
disebabkan oleh masuknya mikro organisme
spesipik (clostridium tetani) yang memproduksi
PENGERTIAN
neurotoksin dan berpengaruh terhadap susunan
syaraf dengan manifestasi klinik spasme otot
(Haterman E, 1978)
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
TUJUAN
Diagnosa dan Terpi Tetanus
KEBIJAKAN Unit Syaraf SMF Medical

1. Etiologi
Klostrodium dengan spora yang masuk
kedalam luka yang kotor atau gigitan
binatang
2. Patogenesis
Kuman tetanus atau sporanya sesudah masa
inkubasi yang bervariasi 4 – 10 hari akan
PROSEDUR menimbulkan gejala klinis dan penyulitnya.
3. Diagnosa
a. Anamnesa
1. Keluhan utama adanya kekakuan pada
rahang, riwayat luka atau keadaan lain
yang memungkinkan masuk, dan
berkembangnya klostridium tetani.
2. Pemeriksaan Fisik

18
PROSEDUR DIAGNOSA DAN TERAPI
TETANUS
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
PAKUWON 02.05.001.3.a 0 2/4
Adanya trismus, rhesus sardonicus,
spasme otot abdomen, opistitinus,
bangkitan tonik (spasmeu otot),
biasanya kesadaran baik.
b. Pemeriksaan Penunjang :
Tak ada pemeriksaan khusus.
4. Diagnosa Banding
a. Rabies
b. Keracunan strichnin
c. Pemberian Obat Psilotropik
5. Prognosa
Menurut berat ringannya penyakit, tetanus
dapat dibagi berdasarkan kriteria patel dan
joag:
PROSEDUR
a. Kriteria No. 1 : Kaku pada rahang,
spasme setempat, kesulitan menelan
dan kaku pada otot punggung.
b. Kriteria No. 2 : Adanya spasme otot
tidak berdasarkan berat atau
frekuensinya.
c. Kriteria No. 3 : Masa inkubasi kurang
dari 7 hari.
d. Kriteria No. 4 : Periode onset (saat
timbul klisma trismus sampai spasme
otot 48 jam atau kurang.
e. Kriteria No. 5 : Adanya kenaikan
temperatur lebih dari 37 derajat
celcius.

19
PROSEDUR DIAGNOSA DAN TERAPI
TETANUS
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
PAKUWON 02.05.001.3.a 0 3/4
PROSEDUR 6. Stadium Tetanus
a. Stadium I (ringan) : Mempunyai satu
kriteria biasanya no 1 dan no 2 tidak
menyebabkan kematian.
b. Stadium II (sedang) : Terdapat dua
kriteria biasanya no 1 dan no 2
mortalitas 10%.
c. Stadium III (berat) : Terdapat tiga
kriteria mortalitas 32%.
d. Stadium IV (sangat berat) : Ada empat
kriteria mortalitas 60%.
e. Stadium V (cacilated mortality) :
Terdapat seluruh kriteria, mortalitas
84%, keadaan ini termasuk tetanus
neonatorum dan masa nifas.
7. Penyulit
a. Kegagalan pernapasan.
b. Sepsis.
c. Kardiovaskuler.
d. Fraktur tulang vertebra.
8. Terapi / Penatalaksanaan
a. Infeksi : luka bersihkan,angkat jaringan
nekrotik,cefotaksim 2x1 gr dan
metronidazole 3x500 mg (Infus)
b. Toksin
1. 4.8.2.1 Pasif : ATS dengan dosis
20.000 unit IM 1 kali, bila
hipersensitif berikan human tetanus

20
immunoglobulin 3.000 unit 1 kali.

PROSEDUR DIAGNOSA DAN TERAPI


TETANUS
RUMAH SAKIT UMUM No. Dokumen No. Revisi Halaman
PAKUWON 02.05.001.3.a 0 4/4
2. Aktif : Tetanus toksoid 0,5 cc IM
sebelum pasien pulang dan 2 kali
lagi tiap bulan.
c. Spasme : Diazepam 10 mg IV dosis
maksimal 100 mg/hari, awasi adanya
depresi pernapasan dan penurunan
tekanan darah.
d. Suportif :
1. Jaga saluran napas tetap lancar,
kalau perlu diberikan tracheostomy.
2. Jaga keseimbangan cairan dan
elektrolit.
e. Bila keadaan pasien berat (kesadaran
menurun), maka masuk ICU.
9. Kriteria Riwayat
10. Semua pasien dengan persangkaan
tetanus harus dirawat.
11. Pemantuan
12. Pemantauan untuk penyulit yang
berakibat fatal.
13. Kriteria Pulang
a. Gejala klinik menghilang (spasme dan
trismus)
b. Minimal 10 hari (sampai selesai
pemberian ATS dan Cefotaksim)
UNIT TERKAIT SMF Non Bedah (Ilmu Penyakit Syaraf)

21
22

Anda mungkin juga menyukai