Anda di halaman 1dari 17

UNIT 7A

PROGRAM KOMPENSATORIS ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS
7.1 Capaian Pembelajaran
7.1.1 Sub-CPMK
1. Memanfaatkan TIK untuk memperoleh informasi/referensi
program kompensatoris anak berkebutuhan khusus dan
mengkomunikasikannya
2. Menguasai konsep dasar dan jenis program kompensatoris anak
berkebutuhan khusus
3. Menyusun program kompensatoris anak berkebutuhan khusus
7.1.2 Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pemanfaatan TIK mahasiswa mampu memperoleh
informasi tentang program kompensatoris anak berkebutuhan
khusus
2. Melalui diskusi mahasiswa mampu menguasai konsep dasar dan
jenis program kompensatoris anak berkebutuhan khusus
3. Melalui diskusi mahasiswa mampu menyusun program
kompensatoris anak berkebutuhan khusus

7.2 Materi Pembelajaran


7.2.1 Konsep Dasar Program Kompensatoris
Program kompensatoris adalah layanan yang memfasilitasi anak
dengan memiliki hambatan pada aspek tertentu seperti kehilangan
fungsi penglihatan, pendengaran, hambatan pada kognitif, motorik,
emosi maupun tingkah laku, sehingga dialihkan pada fungsi lain yang
memungkinkan dapat menggantikan fungsi yang hilang.
7.2.2 Jenis Program Kompensatoris
A. Orientasi Mobilitas
1. Pengertian Orientasi Mobilitas
Berdasarkan pendapat Raharja menjelaskan orientasi dan
mobilitas atau disingkat OM adalah kemampuan berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lain menggunakan semua
indera yang masih ada untuk menentukan posisi seseorang
terhadap benda-benda penting yang ada disekitarnya baik
temporal ataupun spasial. Pengembangan kemampuan
orientasi mobilitas adalah merupakan satu kemampuan,
kesiapan dan mudahnya bergerak dari satu posisi/tempat ke
satu posisi/tempat lain yang dikehendaki dengan baik, tepat,
efektif, dan selamat.
2. Tujuan Orientasi Mobilitas
Tujuan Pengembangan Orientasi Mobilitas bagi peserta didik
adalah mampu memasuki setiap lingkungan yang dikenal
maupun tidak dikenal dengan efektif, aman, dan baik, tanpa
banyak meminta bantuan orang lain.
3. Pengembangan Orientasi Mobilitas
a. Gambaran tubuh
1) Keterampilan motorik, kesadaran ruang dan
lingkungan.
2) Konsep dasar orientasi dan mobilitas
3) Komponen keterampilan orientasi
4) Tehnik pra tongkat
5) Tehnik Tongkat
b. Pengembangan Sosial
1) Kesehatan Pribadi (Memelihara KP, Merawat dan
Memelihara Pakaian)
2) Aktifitas sehari-hari (Menggunakan Kompor,
menyiapkan makanan , etika sedang di meja makan)
3) Dunia kerja (manajemen, Penggunaan waktu)
4) Reproduksi Manusia (tanda fisik Manusia dari bayi-
dewasa, perbedaan alat, masalah kewanitaan,
penanawan moral keagamaan terkait dengan
Kewanitaan
c. Pengembangan Komunikasi
1) Baca Tulis Braille
2) Komunikasi

B. Program Bina Komuniksi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) dan


Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).
1. Komunikasi
Akibat hilangnya kemampuan mendengar, kan berdampak
langsung pada hilangnya kemampuan komunikasi dan bahasa.
Oleh karena itu perlu dipetakan dan dirancang strategi dalam
pengembangan komunikasi dan bahasa bagi anak tunarungu.
Lingkup komunikasi meliputi komunikasi verbal dan non
verbal. Komunikasi verbal meliputi kemampuan wicara atau
oral sebagai wujud komunikasi verbal ekspresif, dan membaca
ujaran serta memanfaatkan sisa pendengaran sebagai wujud
komunikasi verbal reseptif, juga membaca sebagai wujud
kemampuan komunikasi verbal reseptif visual dan menulis
sebagai wujud komunikasi verbal ekspresif. Dilengkapi
dengan berabjad jari baik ekspresif maupun reseptif (membaca
abjad jari). Abjad jari dari sisi cara berkomunikasi termasuk
komunikasi manual namun kedudukannya sejajar dengan dan
atau pengganti bahasa tulis. Untuk itu abjad jari/ejaan jari
tidak bisa dikatakan sebagai bagian dari komunikasi non
verbal.
Kompetensi komunikasi verbal dikembangkan melalui bina
wicara, sementara untuk memanfaatkan sisa pendengaran dan
ketajaman merespon vibrasi dikembangkan melalui bina
persepsi bunyi dan irama. Selanjutnya komunikasi non verbal,
yaitu cara berkomunikasi yang diwujudkan bukan dengan cara
verbal. Komunikasi non verbal meliputi cara berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa tubuh (body language), gesture,
mimik, serta isyarat, baik isyarat baku maupun isyarat alamiah.
Komunikasi non verbal inipun meliputi kompetensi ekspresif
maupun reseptif.

2. Persepsi Bunyi dan Irama


a. Pengertian Persepsi Bunyi dan Irama
Persepsi bunyi adalah suatu proses diterimanya bunyi
melalui rangsangan bunyi yang diterima indera
pendengaran, kemudian disampaikan, diintegrasikan dan
disimpan di dalam otak yang kemudian memberikan arti
dan tanggapan terhadap suatu rangsangan bunyi yang akan
datang berikutnya
b. Tujuan
Apa saja tujuan dan kontribusi BPBI dalam berbagai aspek
yang berkaitan dengan komuniksi dan bahasa? (1) Dalam
kaitannya dengan kemampuan berbicara, BPBI membantu
sikap terhadap yang lebih baik/lebih jelas, (2) dalam
kaitannya dengan kemampuan membaca ujaran, BPBI
membantu/mempermudah kemampuan membaca ujaran,
(3) dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa, BPBI
memperlancar proses perkembangan bahasa, (4) dalam
kaitannya dengan kemampuan kognisi dan mengingat,
BPBI akan membantu pengembangan proses pengolahan
informasi yang berkaitan dengan ingatan jangka pendek
dan ingatan jangka panjang. Seperti diketahui ingatan
jangka pendek sangat dipengaruhi oleh berbagai
rangsangan yang sifatnya ritmis, dan (5) membantu
mengembangkan kontak dan komunikasi, kepercayaan
diri, motorik serta perasaan (rasa irama, rasa getar, dan
rasa gerak).
c. Program BPBI
1) Bunyi latar belakang (bunyi primitif)
2) Bunyi alam: hujan, angin, dll.
3) Bunyi binatang: anjing, burung, dll.
4) Bunyi yang dibuat manusia: lagu, musik, tertawa, dll.
5) Bunyi sebagai isyarat/tanda, seperti memanggil: bunyi
lonceng, bedug, bel, klakson, dll.
6) Bunyi bahasa (tertinggi):
7) Bunyi yang dihasilkan alat ucap.
8) Arti/makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi.
d. Tahapan dalam BPBI
Secara sederhana adalah:
1) Tahap deteksi bunyi: apakah kalian mendengar bunyi?
Tahap deteksi bunyi yaitu kemampuan menyadari ada
dan tidak ada bunyi.
2) Tahap diskriminasi bunyi: bunyinya sama atau tidak?
Tahap diskriminasi bunyi yaitu kemampuan
membedakan bunyi
3) Tahap identifikasi bunyi: bunyi apa? Tahap identifikasi
bunyi yaitu kemampuan mengenal bunyi
4) Tahap komprehensi: apa yang kamu lakukan? Tahap
komprehensi bunyi yaitu kemampuan memahami
bunyi.

3. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia


Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang dibakukan
adalah merupakan salah satu media yang membantu
komunikasi sesama kaum tunarungu di dalam masyarakat
yang lebih luas. Wujudnya adalah tataan yang sistematis
tentang seperangkat isyarat jari, tangan, dan berbagai gerak
yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. Kamus SIBI
mengacu pada sistem isyarat struktural, bukan sistem isyarat
konseptual. Sistem isyarat struktural adalah isyarat yang
dikembangkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) Satu isyarat
melambangkan satu kata/morfem, (2) dalam isyarat struktural
terdapat isyarat imbuhan dan bentukan, dan (3) sistem isyarat
harus sama dengan sistem bahasa lisan.
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia sebagai sebuah sistem
komunikai yang dikembangkan dengan basis isyarat struktural,
pengembangan dan penerapannya mengacu pada semua aturan
yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kosa isyarat dalam
kamus SIBI berupa kosa kata dasar dalam bahasa Indonesia
yang disertai dengan isyarat imbuhan (awalan, akhiran, dan
partikel, serta isyarat bilangan, dan ejaan jari bahasa Indonesia.
Sementara Isyarat Konseptual, yaitu isyarat dikembangkan
tanpa memperhatikan imbuhan, untuk sementara di Indonesia
belum dikembangkan. Isyarat Konseptual ini diharapkan
dikembangkan oleh kaum tunarungu sendiri.

C. Program Bina Diri


1. Pengertian Bina Diri
Yang dimaksudkan dengan binadiri di sini adalah suatu usaha
memberikan perlakuan anak tunagrahita agar mereka mampu
mengurus dirinya sendiri, dapat melakukan pekerjaan
sehubungan dengan kegiatan hidup sehari-hari, mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta dapat
melakukan keterampilan-keterampilan tertentu.
2. Tujuan Bina Diri
Sejalan dengan batasan binadiri di muka, maka tujuan binadiri
adalah untuk mengembangkan kemampuan anak tunagrahita,
baik segi fisik, psikhis, emosi dan sosialnya, agar anak mampu
menolong dirinya sendiri, dapat melakukan keterampilan
hidup sehari-hari, dapat hidup bermasyarakat tanpa banyak
bantuan orang lain. Pendek kata melalui binadiri keterampilan
hidup sehari-hari diharapkan bermanfaat dalam membina anak
dalam mengembangkan daya motoris, sensoris maupun
sensomotorisnya.
3. Bina Diri Keterampilan Hidup Sehari-hari
Program pengembangan diri bagi peserta didik tunagrahita
dimaksudkan untuk memberikan keterampilan perilaku
adaptif. Melalui penguasaan keterampilan perilaku adaptif
diharapkan mereka dapat berperilaku sesuai dengan usianya,
pada konteks sosial dan budaya dimana peserta didik
tunagrahita tersebut tinggal. Pengembangan diri bagi peserta
didik tunagrahita mencakup keterampilan merawat diri,
keterampilan menjaga keselamatan dan kesehatan,
keterampilan bekomunikasi, keterampilan bersosialisasi,
keterampilan bekerja dan keterampilan menggunakan waktu
luang.
4. Keterampilan Merawat Diri
Keterampilan merawat diri merupakan keterampilan dasar
seseorang dalam merawat dirinya sendiri. Contoh keterampilan
merawat diri adalah keterampilan mandi, menggosok gigi,
mencuci tangan, membersihkan telinga, dan lain-lain.
Keterampilan merawat diri berkembang seiring kematangan
dan perkembangan anak. Pada perkembangan yang normal,
misalnya anak usia antara 3-4 tahun dapat menuang air ke
dalam gelas, mencuci tangan, melepas dan memakai baju. Bagi
peserta didik tunagrahita perkembangan keterampilan merawat
diri mengalami keterlambatan. Sehingga pada usia 5 atau 6
tahun peserta didik tunagrahita misalnya belum mampu
melepas dan memakai sepatu atau memakai dan melepas baju.
Keterlambatan dalam perkembangan keterampilan merawat
diri bagi peserta didik tunagrahita memerlukan pendidikan dan
pelatihan secara terprogram agar memiliki keterampilan
merawat diri sesuai usianya.
5. Keterampilan Menjaga Keselamatan dan Kesehatan
Keterampilan menjaga keselamatan dan kesehatan dibutuhkan
untuk menjaga dan melindungi individu yang bersangkutan
dari penyakit dan bahaya. Keterampilan dalam menjaga
keselamatan dan kesehatan mencakup kemampuan mengikuti
petunjuk atau prosedur keselamatan, penggunaan atau
pemakaian obat dan kemampuan mengikuti peringatan akan
bahaya. Termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan
alat-alat elektronika, keterampilan dalam menggunakan benda
tajam seperti pisau, gunting, sabit dan lain-lain, dan
keterampilan mengikuti rambu lalu lintas, misalnya saat
menyeberang jalan.
6. Keterampilan Berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi bagi peserta didik tunagrahita
merujuk pada keterampilan berbahasa baik secara verbal
maupun tertulis dalam konteks komunikasi. Termasuk di
dalamnya keterampilan dalam menyampaikan pesan,
keinginan atau perasaan baik secara verbal maupun
menggunakan alat bantu komunikasi misalnya Picture
Ecchange Communication System (PECS).
7. Keterampilan Bersosialisasi
Keterampilan bersosialisasi merujuk pada keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik tunagrahita dalam
menjalin interaksi dengan orang lain. Termasuk di dalamnya
keterampilan menjalin pertemanan, mengungkapkan emosi
atau perasaan, mengenali atau membaca emosi orang lain,
keterampilan membantu orang lain, dan mentaati norma sosial.

8. Keterampilan Kerja
Keterampilan kerja berbeda dengan keterampilan
vokasional. Keterampilan bekerja merujuk pada keterampilan
yang mendukung kesuksesan peserta didik tunagrahita dalam
pekerjaannya. Sedangkan keterampilan vokasional merujuk
pada penguasaan individu pada satu jenis pekerjaan, misalnya
keterampilan untuk pekerjaan mencuci sepeda motor.
Keterampilan kerja dibutuhkan bagi peserta didik
tunagrahita pada jenjang pendidikan menengah. Termasuk di
dalam keterampilan bekerja adalah keterampilan mencari
pekerjaan yang sesuai, memilih dan merencanakan pekerjaan,
menunjukkan perilaku yang sesuai di lingkungan pekerjaan,
dan kemampuan mempertahankan pekerjaan. Termasuk di
dalamnya kemampuan mengikuti jadwal kerja, keterampilan
bekerja sama dengan supervisi atau atasan, komitmen dalam
menyelesaikan tugas dan kerjasama dengan teman sejawat.
9. Keterampilan Menggunakan Waktu Luang
Keterampilan menggunakan waktu luang merujuk pada
keterampilan peserta didik menggunakan waktu luang untuk
kegiatan rekreatif sesuai usia perkembangan anak. Termasuk
di dalamnya keterampilan bermain, baik sendiri maupun
bersama teman yang lain, di lingkungan sekolah dan di
lingkungan rumah.
Jenis permainan dan pilihan kegiatan pada waktu luang
bagi peserta didik tunagrahita mengikuti perkembangan usia
anak. Pada usia di atau di kelas awal sekolah dasar peserta
didik tunagrahita memerlukan permainan dengan aktivitas
motorik, misalnya bermain puzel atau boneka. Pada usia
sekolah menengah pertama maka permainan dan aktivitas
waktu luang berorientasi pada permainan sosial dan bergabung
dalam kelompok usia, misalnya kelompok renang atau
kelompok sepak bola.

D. Program Bina Gerak


1. Pengertian Program Bina Gerak
Pengembangan diri dan gerak adalah merupakan segala usaha,
bantuan yang berupa bimbingan, latihan, secara terencana dan
terprogram terhadap peserta didik tunadaksa, dalam rangka
membangun diri baik sebagai individu maupun sebagai
makhluk sosial, sehingga terwujudnya kemampuan mengurus
diri, menolong diri, merawat diri, dan mobilisasi (bergerak-
berpindah tempat) dalam kehidupan sehari-hari baik di
keluarga maupun di dimasyarakat secara memadai.
2. Tujuan Program Bina Gerak
Tujuan dari pengembangan diri dan gerak bagi peserta didik
tunadaksa adalah:
a. Agar gerak otot serasi, seimbang, sehat, dan kuat, sehingga
mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya.
b. Agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
c. Agar peserta didik tunadaksa memiliki pengetahuan, sikap,
nilai dan kemampuan senso-motorik agar mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Pengembangan Bina Gerak
Program pengembangan diri bagi peserta didik tunadaksa tidak
bisa lepas dari keterampilan diri dan gerak dalam rangka untuk
ADL (Activity of Daily Living). Pengembangan diri dan gerak
bagi peserta didik tunadaksa pelaksanaannya meliputi activty
of daily living (ADL) in Bad dan ADL out Bad.
Pengembangan gerak peserta didik tunadaksa meliputi:
a. Melakukan gerak kontrol kepala, melakukan gerak anggota
tubuh (tangan, kaki, badan).
b. Melakukan gerak pernapasan,
c. Melakukan gerak pindah diri,
d. Melakukan gerak koordinasi (motorik kasar dan motorik
halus), koordinasi mata dan tangan, koordinasi mata dan
kaki),
e. Menggerakkan alat bantu gerak, (menggunakan alat bantu
yang dipakai, alat bantu gerak, dan alat bantu yang sesuai
dengan kebutuhannya masing-masing.
4. Ruang Lingkup Program Bina Gerak
Ruang lingkup program pengembangan gerak sebagaimana
diuraikan di atas, membutuhkan waktu yang lama, sehingga
implementasinya dilakukan dengan cara.
a. Reguler, yaitu program dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah disusun.
b. Terpadu, yaitu program dilaksanakan dengan cara
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang lain.
c. Prioritas, yaitu program dilaksanakan secara khusus
kepada peserta didik yang mengalami masalah tertentu
dan membutuhkan penanganan secara cepat.

E. Program Keterampilan Interaksi, Komunikasi, dan Perilaku


1. Pengertian Program Keterampilan Interaksi, Komunikasi, dan
Perilaku
Pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku bagi
peserta didik autis merupakan segala usaha, bantuan yang
berupa bimbingan, latihan, secara terencana dan terprogram
terhadap peserta didik autis, dalam rangka membangun diri
baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial,
sehingga terwujudnya kemampuan untuk hidup mandiri di
tengah masyarakat.
2. Tujuan
Sedangkan tujuan program pengembangan interaksi,
komunikasi, dan perilaku bagi peserta didik autis:
a. Mengembangkan kecakapan berkomunikasi baik lisan
maupun tertulis melalui pembiasaan dan latihan yang
terus-menerus tentang pentingnya berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi peserta didik
autis dengan lingkungan sekitarnya.
c. Mengurangi kecenderungan munculnya tingkah laku
antisocial.
d. Mewujudkan manusia yang berakhlak mulia , mandiri,
jujur, disiplin, bertanggung jawab dan toleransi.
3. Pengembangan Program Keterampilan Interaksi, Komunikasi,
dan Perilaku.
a. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan seorang individu
untuk bekerjasama, melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Banyak cara untuk mengembangkan
keterampilan sosial bagi peserta didik autis contohnya
melalui aktivitas olahraga, sosialisasi, bermain bersama,
dan kegiatan bermain musik. Adapun yang menjadi faktor
penghambat, berasal dari diri peserta didik itu sendiri
antara lain keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik autis dan minat bakat yang berbeda-beda.
Sedangkan faktor pendukung untuk meningkatkan
keterampilan sosial bagi peserta didik autis adanya
kesempatan peserta didik autis untuk belajar di
masyarakat.

b. Sensory Motor
Sensory motor berarti kemampuan untuk mengolah dan
mengartikan seluruh rangsangan sensory yang diterima
dari tubuh maupun lingkungan dan kemudian
menghasilkan respon yang terarah.Gejalanya bisa tampak
dari pengendalian sikap tubuh, motorik halus dan motorik
kasar.Adanya gangguan dalam keterampilan persepsi,
kognitif,psikososial dan mengolah rangsangan
c. Kemampuan Pengembangan Diri
Pada dasarnya peserta didik autis kurang memiliki
kemandirian dalam merawat diri sehingga kebutuhan dan
kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
sangatlah bergantung kepada orang lain.Peserta didik autis
perlu dikembangkan/ dilatih kemandiriannya, sehingga
dapat membuat mereka lebih percaya diri untuk menjalin
komunikasi dengan orang lain, walaupun kemandirian itu
masih dalam tahap awal yaitu tentang merawat diri.
d. Bahasa dan Komunikasi
Salah satu kesulitan yang dimiliki oleh peserta didik autis
adalah komunikasi, karena mengalami gangguan dalam
berbahasa (verbal dan non verbal) padahal berbahasa
merupakan media utama dalam komunikasi. Mereka sering
kesulitan untuk mengkomunikasikan keinginannya baik
secara verbal (lisan/bicara) maupun non verbal (isyarat,
gerak tubuh / tulisan).
7.3 Kegiatan Pembelajaran (KB) 21
7.3.1 Koneksi
1. Menurut pemahaman Anda, apa yang Anda ketahui tentang model
program kompensatoris anak berkebutuhan khusus ?
2. Menurut pemahaman Anda, apa aja jenis program kompensatoris
anak berkebutuhan khusus ?
7.3.2 Berdasarkan materi pada Unit 7, cari dan analisis jurnal nasional
terkait pengembangan program kompensatoris anak berkebutuhan
khusus.
7.3.3 Diskusi
Bagilah kelas Anda menjadi kelompok, kemudian diskusikan dan
buatlah program kompensatoris orientasi mobilitas bagi anak tuna
netra.
7.3.4 Refleksi
1. Apa yang dimaksud program kompensatoris anak berkebutuhan
khusus ?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis program kompensatoris ?

7.4 Kegiatan Pembelajaran (KB) 22


7.4.1 Koneksi
1. Menurut pemahaman Anda, apa yang Anda ketahui tentang model
program kompensatoris anak berkebutuhan khusus ?
2. Menurut pemahaman Anda, apa aja jenis program kompensatoris
anak berkebutuhan khusus ?
7.4.2 Berdasarkan materi pada Unit 7, cari dan analisis jurnal nasional
terkait pengembangan program kompensatoris bagi anak
berkebutuhan khusus
7.4.3 Diskusi
Bagilah kelas Anda menjadi kelompok, kemudian diskusikan dan
buatlah program kompensatoris bagi anak tuna rungu
7.4.4 Refleksi
1. Apa kesulitan yang dihadapi saudara dalam pembelajaran Unit 7
ini?
2. Bagaimana solusi untuk menghadapi kesulitan tersebut ?
3. Apa yang menarik dari pembelajaran di Unit 7 ini?

7.5 Kegiatan Pembelajaran (KB) 23


7.5.1 Koneksi
1. Menurut pemahaman Anda, apa yang Anda ketahui tentang model
program kompensatoris anak berkebutuhan khusus ?
2. Menurut pemahaman Anda, apa aja jenis program kompensatoris
anak berkebutuhan khusus ?
7.5.2 Berdasarkan materi pada Unit 7, cari dan analisis jurnal nasional
terkait pengembangan program kompensatoris bagi anak
berkebutuhan khusus
7.5.3 Diskusi
Bagilah kelas Anda menjadi kelompok, kemudian diskusikan dan
buatlah program kompensatoris bagi anak tuna grahita
7.5.4 Refleksi
1. Apa kesulitan yang dihadapi saudara dalam pembelajaran Unit 7
ini?
2. Bagaimana solusi untuk menghadapi kesulitan tersebut ?
3. Apa yang menarik dari pembelajaran di Unit 7 ini?

7.6 Kegiatan Pembelajaran (KB) 24


7.6.1 Koneksi
1. Menurut pemahaman Anda, apa yang Anda ketahui tentang model
program kompensatoris anak berkebutuhan khusus ?
2. Menurut pemahaman Anda, apa aja jenis program kompensatoris
anak berkebutuhan khusus ?
7.6.2 Berdasarkan materi pada Unit 7, cari dan analisis jurnal nasional
terkait pengembangan program kompensatoris bagi anak
berkebutuhan khusus
7.6.3 Diskusi
Bagilah kelas Anda menjadi kelompok, kemudian diskusikan dan
buatlah program kompensatoris bagi anak tuna daksa
7.6.4 Refleksi
1. Apa kesulitan yang dihadapi saudara dalam pembelajaran Unit 7
ini?
2. Bagaimana solusi untuk menghadapi kesulitan tersebut ?
3. Apa yang menarik dari pembelajaran di Unit 7 ini?

7.7 Kegiatan Pembelajaran (KB) 25


7.7.1 Koneksi
1. Menurut pemahaman Anda, apa yang Anda ketahui tentang model
program kompensatoris anak berkebutuhan khusus ?
2. Menurut pemahaman Anda, apa aja jenis program kompensatoris
anak berkebutuhan khusus ?
7.7.2 Berdasarkan materi pada Unit 7, cari dan analisis jurnal nasional
terkait pengembangan program kompensatoris bagi anak
berkebutuhan khusus
7.7.3 Diskusi
Bagilah kelas Anda menjadi kelompok, kemudian diskusikan dan
buatlah program kompensatoris bagi anak autis
7.7.4 Refleksi
1. Apa kesulitan yang dihadapi saudara dalam pembelajaran Unit 7
ini?
2. Bagaimana solusi untuk menghadapi kesulitan tersebut ?
3. Apa yang menarik dari pembelajaran di Unit 7 ini?
7.8 Rangkuman
Program kompensatoris adalah layanan yang memfasilitasi anak dengan
memiliki hambatan pada aspek tertentu seperti kehilangan fungsi penglihatan,
pendengaran, hambatan pada kognitif, motorik, emosi maupun tingkah laku,
sehingga dialihkan pada fungsi lain yang memungkinkan dapat menggantikan
fungsi yang hilang.
Jenis program kompensatoris diantaranya adalah; 1) orientasi mobilitas,
2) bina komunikasi bunyi dan persepsi, 3) sistem isyarat bahasa indonesia, 4)
bina diri, 5) bina gerak dan 6) bina keterampilan komunikasi, interaksi dan
perilaku.

7.9 Penilaian
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan program kompensatoris ?
2. Jelaskan tujuan dari program kompensatoris ?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis program kompensatoris ?

7.10 Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai