Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN ULAMA DAN ILMUWAN


1. Pengertian Ulama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ulama adalah orang yang ahli dalam hal
atau dalam pengetahuan agama Islam.1 Kata ulama berasal dari bahasa Arab, bentuk
jamak dari kata ‘aalim. ‘Aalim adalah isim fa'il dari kata dasar:’ilmu. Jadi ‘aalim
adalah orang yang berilmu dan ‘ulama adalah orang-orang yang punya ilmu.
Dengan demikian, pengertian ulama secara harfiyah adalah “orang-orang yang
memiliki ilmu”. Pengertian ulama secara harfiyah ini sejalan dengan beberapa
pendapat ulama sendiri:2
“Ulama adalah orang yang ilmunya menyampaikan mereka kepada sifat takut
kepada Allah” (Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin).
“Mereka (para ulama) adalah orang-orang yang menjelaskan segala apa yang
dihalalkan dan diharamkan, dan mengajak kepada kebaikan serta menafikan segala
bentuk kemudharatan” (Badruddin Al-Kinani).
“Ulama ialah orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang ayat-ayat
Allah, baik yang bersifat kauniyah maupun Quraniyah, dan mengantarnya kepada
pengetahuan tentang kebenaran Allah, takwa, dan khasysyah (takut) kepada-Nya”
(M.Quraish Syihab)
Ulama (Arab:‫ العلماء‬al-`Ulamā`, tunggal ‫ عالِم‬ʿĀlim) adalah pemuka agama atau
pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat
Islam baik dalam masalah-masalah agama maupum masalah sehari hari yang
diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Makna
sebenarnya dalam bahasa Arab adalah ilmuwan atau peneliti, kemudian arti ulama
tersebut berubah ketika diserap kedalam Bahasa Indonesia, yang maknanya adalah
sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama Islam.3
Ulama dalam arti luas adalah kaum cerdik – cendika dalam berbagai cabang
ilmu pengetahuan sesuai dengan kekhususannya masing – masing. Sejalan dengan
kelengkapan ajaran al –Qur’an dan sunnah yang mencakup segala aspek kehidupan
manusia. Maka para ulama ( dalam pengertian luas ) dan lebih – lebih ulama dalam
1
KBBI, https://kbbi.web.id/ulama, diakses pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 06.40
2
Kamus Islam, https://www.risalahislam.com/2014/02/pengertian-ulama-yang-sesungguhnya.html, diakses
pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 06.45
3
Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Ulama, diakses pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 06.47
pengertia sempit yaitu yang berkecimpung dalam ilmu – ilmu agama. Secara jama’i
dapat memecahkan masalah – masalah yang dihadapi masyarakat menuju
perkembangan hidup yang sehat, sejalan dengan nilai – nilai ajaran al – Qur’an dan
sunnah.4
Di Indonesia, istilah ulama atau alim ulama yang semula disebutkan dalam
bentuk jamak berubah pengertiannya menjadi bentuk tunggal. Pengertian ulama lebih
menjadi sempit, karena diartikan sebagai orang yang memiliki pengetahuan ilmu
keagamaan dalam bidang fiqih, di Indonesia ulama identik dengan fuqaha, bahkan
dalam pengertian awam sehari – hari ulama adalah fuqaha dalam bidang ibadah saja.
Betapapun semakin sempit pengertian ulama dari dahulu sampai sekarang,
namun ciri khasnya tetap tidak bisa dilepaskan, yakni ilmu pengetahuan yang
dimilikinya tiu diajarkan dalam jangka khasyyah ( adanya rasa takut atau tunduk)
kepada Allah SWT.5
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ulama adalah, orang-orang
Muslim yang menguasai ilmu agama Islam, yang memahami syariat Islam secara
menyeluruh (kaaffah) sebagaimana terangkum dalam Al-Quran dan As-Sunnah, serta
menjadi teladan umat Islam dalam memahami ilmu serta mengamalkannya.

2. Pengertian Ilmuwan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, ilmuwan di definisikan
sebagai seseorang yang ahli atau seseorang yang memiliki banyak ilmu pengetahuan,
serta juga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang berkecimpung dalam dunia
ilmu pengetahuan dan teknologi.6
Dalam Ensiklopedia Islam pengertian ilmuwan adalah seseoarang yang ahli
dan memiliki banyak ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu atau banyak
bidang tertentu.7

4
Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan KeIslaman : Seputar Filsafat, Hukum, Politik Dan Ekonomi
(Bandung : Mizan, 1993), hal. 259
5
Ibrahim, https://contohmakalah4.blogspot.com/2012/05/ulama-dan-politik.html, diakses pada tanggal 2
Januari 2021, pukul 06.50
6
KBBI, https://kbbi.web.id/ilmuwan, diakses pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 07.29
7
Ensiklopedia Islam, https://ensiklopediaislamweb.id/ilmuwan/, dikases pada tanggal 2 Januari 2021, pukul
07.40
Sedangkan pengertian ilmuwan menurut beberapa ahli, yaitu:8
a. Menurut McGraw
Definisi Ilmuwan menurut McGraw – Hill Dictionary Of Scientific and
Technical Terms adalah seseorang yang melakukan latihan, kemampuan, dan
memiliki hasrat atau rasa ingin tahu untuk mencari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang baru, asas – asas baru dan juga bahan – bahan baru dalam suatu
bidang keilmuan tertentu
b. Menurut Maurice Richer Jr.
Pengertian ilmuwan menurut pandangan seorang Maurice Richer adalah
seseorang atau mereka yang memiliki keikutsertaan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, secara relatif, langsung, kreatif, dan juga inovatif.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya ilmuwan
merupakan orang yang ahli dalam sebuah bidang ilmu pengetahuan, yang
menghasilkan sesuatu yang baru dari ilmu tersebut, dan darinya dapat bermanfaat
bagi kemaslahatan umat.
Berdasarkan pengertian ulama dan ilmuwan penulis dapat menyimpulkan
bahwa, seorang ulama sudah pasti dan merupakan bagian dari Ilmuwan. Akan tetapi
Ilmuwan tidak harus selalu ulama, dalam artian yang dikatakan ilmuwan bukan hanya
dari golongan ulama, banyak ilmuwan-ilmuwan dari focus ilmu lain yang mereka ahli
di suatu atau banyak bidang ilmu tertentu.

B. SYARAT/ KARAKTERISTIK SESEORANG DIKATAKAN ULAMA DAN


ILMUWAN
1. Ulama
Syarat Mutlaq seseorang dapat dikatakan ulama, seperti kultural di Nusantara
seseorang disebut ulama. Idealnya, ilmu syariah dan cabang-cabangnya itu harus
secara mendalam dikuasai, terlebih oleh para ulama. Sekedar gambaran singkat, di
antaranya ilmu-ilmu syariah dan keIslaman yang harus dikuasai seorang ulama antara
lain:9

8
Jagad, https://jagad.id/definisi-ilmuwan/, dikases pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 07.36
9
Ahmad Sarwat, https://www.eramuslim.com/umum/kriteria-ulama-dan-ilmunya.htm, diakses pada tanggal
2 Januari 2021, pukul 08.42
a. Semua Ilmu Yang Terkait Dengan Al-Quran
b. Semua Ilmu Yang Terkait dengan Hadits Nabawi
c. Semua Ilmu Yang Terkait dengan Masalah Fiqih dan Ushul Fiqih
d. Semua Ilmu Yang Terkait dengan Bahasa Arab
e. Ilmu Kontemporer
Di masa lampau, orang yang disebut dengan ulama adalah orang-orang yang
menguasai dengan ahli cabang-cabang ilmu di atas tadi. Namun di zaman sekarang
ini, nyaris kita tidak lagi menemukannya.
Maka di zaman sekarang ini, para ulama dari beragam latar belakang
keilmuwan yang berbeda perlu duduk dalam satu majelis. Agar mereka bisa
melahirkan ijtihad jama’i (bersama), mengingat ilmu mereka saat ini sangat terbatas.
Sementara ilmu pengetahuan berkembang terus.
Dari semua syarat ilmu yang harus dikuasi oleh ulama disisi lain, ada karakteristik
atau sifat-sifat seseorang lazhimnya di katakana seoarang ulama, untuk menentukan
siapa yang termasuk ulama, rujukannya adalah nash Al-Quran dan Hadits tentang
karakteristik atau sifat ulama, antara lain:10
a. Paling takut kepada Allah
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah adalah ulama” (QS.
Fathir: 28) karena ia dianugerahu ilmu, tahu rahasia alam, hukum-hukum Allah,
paham hak dan batil, kebaikan dan keburukan, dsb.
b. Berperan sebagai “pewaris nabi” (waratsatul ambiya’)
“Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi” (HR. Abu Daud dan
At-Tirmidzi)”. Seorang ulama menjalankan peran sebagaimana para nabi, yakni
memberikan petunjuk kepada umat dengan aturan Islam, seperti mengeluarkan
fatwa, laksana bintang-bintang di langit yang memberikan petunjuk dalam
kegelapan bumu dan laut (HR. Ahmad).
c. Terdepan dalam dakwah Islam
Menegakkan ‘amar ma’ruf nahyi munkar, menunjukkan kebenaran dan
kebatilan sesuai hukum Allah, dan meluruskan penguasa yang zhalim atau
menyalahi aturan Allah.
10
Kamus Islam, https://www.risalahislam.com/2014/02/pengertian-ulama-yang-sesungguhnya.html, diakses
pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 08.14
Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin mengatakan, “Tradisi ulama
adalah mengoreksi penguasa untuk menerapkan hukum Allah… kerusakan
masyarakat adalah akibat kerusakan penguasa dan kerusakan penguasa itu
akibat kerusakan ulama.”
“Karakteristik esensial ulama adalah iman, ilmu, dan amal, yang
semuanya amat mendalam, berbeda dengan orang biasa, serta mendapatkan
pengakuan dan penerimaan dari masyarakat secara kultural”
2. Ilmuwan
Adapun syarat dan karakter atau sifat yang harus dimiliki seorang sehingga dapat
dikatakan seoarang ilmuwan, yaitu:11
a. Tanpa ada rasa pamrih artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai
pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau
kesenangan pribadi.
b. Bersikap selektif yaitu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampu
mengadakan pemilihan terhadap segala sesuatu yang dihadapi.
c. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap
alat-alat indera serta budi (mind).
d. Adanya sikap yang berdasarkan pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan
merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu
telah mencapai kepastian.
e. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seseorang ilmuwan harus selalu tidak puas
terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk
riset dan riset sebagai kehidupan yang menonjol dalam hidupnya.
f. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak
untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan
manusia, lebih khusus untuk perkembangan bangsa dan negara.

C. PERAN ULAMA/ILMUWAN NUSANTARA DALAM PERADABAN ISLAM


MELAYU

11
Istighfarah, https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/contoh-sikap-ilmiah-yang-harus-dimiliki-
ilmuwan/, diakses pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 09.03
Para Ulama dan Ilmuwan di Nusantara telah memainkan peranan penting dalam
usaha penyebaran serta peradaban Islam Melayu di Nusantara dalam berbagai aspek,
diantaranya:
1. Politik
Dari segi politiknya, peranan ulama dalam usaha menyebarkan Islam di
Nusantara dapat dilihat melalui berdirinya kerajaan-kerajaan Melayu-Islam hasil
daripada gerakan dakwah yang oleh para mubaligh.
Usaha mengubah polisi pemerintahan yang dilakukan oleh para ulama,
bertepatan dengan kedudukan mereka sebagai penegak amar ma’ruf dan nahi
mungkar. Sebagaimana yang diketahui, ulama diberi tanggung jawab dan amanah
untuk menegakkan syariat Islam dengan cara mempengaruhi polisi kerajaan supaya
sentiasa berpedoman kepada Al-Quran dan Hadis.
Pada awalnya, usaha penyebaran dakwah Islam ini tidak terus kepada orang
ramai tetapi cukup mempengaruhi penguasa yang membuat dasar dan keputusan
dalam sebuah kerajaan. Selain itu, golongan ulama turut diangkat sebagai penasihat
raja. Para ulama ini akan menasihati raja dalam hal-hal berkaitan agama dan pada
masa yang sama mereka turut memberi penerangan rakyat tentang keagamaan.
Hubungan silaturahim antara pemerintah atau dalam kalangan istana dengan
para ulama pada masa itu boleh digambarkan sebagai satu hubungan yang sangat erat
dan harmoni. Raja bertindak sebagai pemegang utama kekuasaan politik dan
pentadbiran manakala golongan ulama sebagai pemegang kekuasaan dalam soal
hukum hakam agama.
Sejarah umat Islam sepanjang zaman telah membuktikan bahawa ulama
berperanan mengawasi pemerintah agar tidak tergelincir daripada ajaran Allah s.w.t.
dan mengingatkan mereka agar berjalan atas kebenaran membawa umat ke arah
kejayaan dunia dan kemuliaan akhirat. Ulama juga berani menegur ketidakadilan dan
mengukuhkan politik dan pemerintahan kerajaan yang adil. Justru itu, ulama
mempunyai peranan dan sumbangan yang besar kepada kemajuan politik dan negara.
Institusi ulama merupakan salah satu sistem kawalan sosial yang bertindak untuk
memastikan pemerintah melaksanakan amanah Allah s.w.t. Berdasarkan asas inilah,
nasihat yang hak daripada ulama perlu diterima dan diguna pakai oleh pemerintah
agar masyarakat dapat dipimpin berteraskan aqidah yang sebenar.
Jika dilihat dari sudut yang lain, ulama telah berperanan mengubah
penggunaan dan gelaran raja-raja di Nusantara yaitu penggunaan gelaran “Sultan”
yang merupakan perubahan paling jelas dalam penyebaran Islam seterusnya
menyebarkan Islam dalam pemerintahan. Jika sebelum ini pemerintah Nusantara
terkenal dengan konsep dewaraja akibat pengaruh Hindu, dengan penglibatan ulama-
ulama Islam ini telah menyesuaikannya dengan fahaman tasawuf, iaitu kedudukan
Sultan sebagai Sayyid al- Mukammil atau pemerintah yang sempurna dengan
mengikut jejak Nabi Muhammad sebagai Insan al-Kamil.12 Peranan ulama dalam
memperbaiki aqidah dan keperibadian sultan ini bukan sahaja membantu pengekalan
agama Islam tetapi membantu mempercepatkan proses penyebaran Islam di
Nusantara dengan pengislaman penduduk tempatan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, sejarah penyebaran Islam di
Nusantara telah membuktikan bahawa golongan ulama telah berperanan dalam
menimbulkan kesedaran dalam kalangan pemerintah dan masyarakat agar tidak
terikat dengan tradisi lama yang mengongkong kehidupan mereka. Sebaliknya
golongan ulama ini membangkitkan semangat juang masyarakat agar berubah ke arah
yang lebih positif melalui aspek pengurusan politik dan pentadbiran, hukum hakam,
perundangan dan sebagainya. Sewajarnya, ulama merupakan antara individu
terpenting dalam tugas memberikan panduan-panduan yang diperlukan dalam
sesebuah pentadbiran bagi menyelesaikan urusan masyarakat yang pelbagai dan
seterusnya membantu penyebaran Islam di Nusantara.

2. Dalam Bidang Sosial


Pengaruh Islam yang dikembangkan oleh golongan ulama juga telah banyak
memberi dampak dari segi gaya hidup atau budaya di Nusantara. Perkembangan
ajaran Islam yang disampaikan oleh golongan ulama telah banyak mengubah sistem
sosial masyarakat Nusantara walaupun tidak secara total. Menurut pendapat

12
Mohd Jamil Bin Mukmin. Melaka Pusat Penyebaran Islam di Nusantara, (Melaka : Institut Kajian
Sejarah dan Patriotisme Malaysia (IKSEP), 2014), Hal. 109
Wertheim, kedatangan Islam telah menjadikan golongan bawahan merasakan diri
mereka berharga seperti golongan lain.13
Nilai-nilai persamaan taraf, persaudaraan dan perpaduan Islam sejagat adalah
pembaharuan yang telah diterapkan kepada masyarakat di seluruh Alam Melayu.
Faham kesamarataan dalam Islam telah merubah radikal sistem kelas yang selama ini
menjadi anutan masyarakat Nusantara. Di samping itu, perubahan sosial ini berlaku
dengan adanya perubahan mental yang diketengahkan oleh Islam dalam masyarakat
Nusantara. Sifat keadilan sosial adalah merupakan sistem hidup dalam Islam.
Sifat mahmudah yang diterapkan oleh golongan ulama dalam ajaran Islam yang
disampaikan yaitu seperti masyarakat mula mengamalkan nilai-nilai murni yaitu
menghormati tetangga, keluarga, dan tanggungjawab saling membantu antara satu
sama lain.
Nilai-nilai akhlak dalam Islam adalah merupakan asas di dalam pembinaan
seseorang individu, keluarga dan masyarakat di Nusantara. Kemunculan golongan
ulama beserta ajaran Islam jelas membawa revolusi besar bukan sahaja dari segi
luarannya sahaja tetapi juga dalamannya sekali.
Selain itu, meneliti daripada sudut kesenian pula satu implikasi hebat yang
mempunyai nilai estetika yang tinggi mengikut acuan Islam juga turut dapat dilihat
secara jelas. Antara aspek kesenian yang berunsurkan Islam adalah seni bina,musik,
suara, ukir, hias dan lain-lain. Peranan besar ulama yang telah menyebarkan dan
menerapkan pelbagai ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam juga telah mampu
mempengaruhi seni bina Melayu yang dapat dilihat dalam pelbagai bentuk yang
terdapat dalam bangunan masjid seperti kubah, mimbar, mihrab, menara azan, relung
dan lain-lain.
Dalam aspek seni suara, marhaban dan qasidah merupakan sejenis seni suara arab
yang telah diubah menjadi satu bentuk lagu Melayu tradisional. Banyak pengaruh
keislaman yang disebarkan oleh golongan ulama dalam aspek kesenian di bumi
Nusantara ini. Oleh hal yang demikian, jelaslah bahwa peranan ulama amat penting
dan memberi dampak yang besar dalam pengaruh Islam melayu di Nusantara.

13
Mohd Jamil Bin Mukmin. Melaka Pusat Penyebaran Islam di Nusantara…., hal. 154
3. Dalam Bidang Ekonomi
Melihat kepada aspek ekonomi pula, peran ulama dalam menerapkan unsur-unsur
pengajaran Islam itu juga turut wujud. Hal ini dapat dibuktikan apabila karya-karya
mereka itu sendiri telah menyentuh tentang aspek penting dalam kegiatan ekonomi itu
sendiri menerusi karya-karya mereka. Contohnya seperti karya dari ulama Aceh yaitu
Abdul Al- Rauf Singkel yang bertajuk Mir’ath Al-Thullab yang membicarakan aspek
muamalat dari sudut fikah.Antara masalah-masalah mu’amalat yang dikupas ialah
tentang hukum jual beli, riba, khiyar, sharikah, qirad, sulh, hiwalah, daman, wakalah,
iqrar, musaqah, laqit dan lain-lain.14
Sehubungan itu juga, para ulama Islam ini menganjurkan supaya setiap anggota
masyarakat itu berniaga, bertani dan sebagainya untuk memantapkan ekonomi
masing-masing. Selain itu, ajaran Islam yang disebarkan oleh golongan ulama ini
menekankan aspek perniagaan yang menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Pada masa yang sama, masyarakat turut diaplikasikan dengan sistem zakat yang
merupakan salah satu daripada Rukun Islam yang lima serta menegah keras unsur
penipuan dalam timbangan dan sukatan.
Peran ulama dalam menyebarkan agama Islam telah mewujudkan keadaan yang
lebih baik dalam usaha membangunkan ekonomi berteraskan Islam pada masa itu.
Sehubungan itu juga, peran para ulama Islam ini turut memberikan revolusi besar
terhadap ekonomi masyarakat di Asia Tenggara. Hal ini dikatakan demikian kerana
apabila kedatangan pedagang yang rata-ratanya terdiri dari golongan para ulama
untuk berdagang di pelabuhan-pelabuhan utama seperti Melaka dan lain-lain untuk
menjalankan aktvitas perdagangan, mereka akan turut menyebarkan ajaran Islam pada
waktu yang sama.
Kemuliaan perkerti dan akhlak mulia terpuji yang ditunjukkan oleh golongan
ulama ini telah menarik minat masyarakat dan golongan atasan untuk memeluk Islam.
Hal ini dapat dibuktikan dengan peranan ulama seperti Sayyid Abdul Aziz, seorang
ulama dari Jeddah yang telah mengislamkan raja Melaka iaitu Raja Iskandar Syah
seterusnya membawa kepada pengislaman seluruh rakyat Melaka.

14
Prof Madya Dr. Ali Mohammad, Peranan Ulama dalam Memartabatkan Tamadun Islam di Nusantara :
Tumpuan Terhadap Abdul Rauf Singkel, hal. 91
Oleh itu, jelas dapat dinyatakan bahawa peranan ulama yang turut sama
berdagang dan memainkan peranan penting dalam menyebarkan Islam telah
memberikan kesan yang cukup besar terhadap aspek ekonomi berteraskan unsur islam
di Alam Melayu ini.
Dari penjelasan diatas mengenai peranan ulama dan ilmuwan sangatlah besar
dalam peradaban Islam Melayu, baik itu dari segi Politik, social budaya, maupun
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai