Anda di halaman 1dari 106

HUBUNGAN MASA KERJA, BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN

KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN PT. DOK DAN


PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO)
BANJARMASIN

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi


sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
NOOR AULIA RAUDATUN NAJEMI
NPM 18070205

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Penelitian oleh Noor Aulia Raudatun Najemi, NPM 18070205

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Banjarmasin, Agustus 2022

Pembimbing I,

Hj.Netty, SKM.,M.Kes
NIDN. 4002116602

Banjarmasin, Agustus 2022

Pembimbing II,

Deni Suryanto, SKM.,M.Kes


NIDN. 1108098601

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Oleh Noor Aulia Raudatun Najemi


Telah di pertahankan di depan dewan penguji
Pada tanggal

Dewan Penguji
Ketua

Hj.Netty, SKM.,M.Kes
NIDN. 4002116602

Anggota I

Deni Suryanto, SKM.,M.Kes


NIDN. 1108098601

Anggota II

M. Febriza Aquarista, SKM., M.Kes


NIDN. 1116128801
Mengesahkan
Dekan FKM

Meilya Farika Indah, SKM., M.Sc


NIK. 060709281

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Noor Aulia Raudatun Najemi

Tempat, Tanggal Lahir : Banjar, 02 November 2000

NPM : 18 07 0205

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : Alm. Firdaus

Nama Ibu : Hj. Sri Rohani

Alamat : Jl. A. Yani KM. 11.200 Asang Permai No. 71

RT. 1A RW. 1 Desa Banyu Hirang Gambut

Email : najemifirdaus@gmail.com

No Handphone : 0821 4817 0384

Riwayat Pendidikan : 1. TK Harapan Ibu

2. SDN Mekar Raya

3. MTsN 2 Gambut

4. MAN 3 Banjar

iv
ABSTRAK

HUBUNGAN MASA KERJA, BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN


KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN PT. DOK DAN
PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO)
BANJARMASIN 2022

Noor Aulia Raudatun Najemi


Pembimbing 1 : Hj.Netty, SKM.,M.Kes
Pembimbing 2 : Deni Suryanto, SKM.,M.Kes

Stres kerja didefinisikan sebagai situasi psikologis di mana seorang


karyawan memiliki respons negatif. Stres kerja karyawan diduga mempengaruhi
kinerja karyawan, termasuk penurunan produktivitas. Hal ini sesuai dengan Pasal
164 sampai dengan 166 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan yang menyatakan bahwa tenaga kerja dalam keadaan sehat dapat
membantu tercapainya produksi optimal. Dari permasalahan yang dilihat peneliti
banyak karyawan yang merasa jenuh, kurang nyaman dalam bekerja yang
diakibatkan beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi stress kerja,
masa kerja, beban kerja, lingkungan kerja dan menganalisis hubungan antara
semua variabel tersebut, penelitian ini dilakukan di PT.DOK & Perkapalan Kodja
Bahari dengan total sampel sebanyak 51 orang. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan jenis sruvey analitik dan metode penelitian ini menggunakan Survey
analitik, penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai responden sebanyak
51 orang dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
stress kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari sebanyak 38 orang
karyawan (74.5%) mengalami stress sedang, masa kerja karyawan sebanyak 28
orang bekerja > 5 Tahun, beban kerja sebanyak 47 orang mendapat beban kerja
sedang, lingkungan kerja sebanyak 16 orang merasa lingkungan kerja kurang.
hasil analisis tidak ada hubungan masa kerja dengan stress kerja (p-value 0.715),
ada hubungan beban kerja dengan stress kerja (p=value 0.010), ada hubungan
lingkungan kerja dengan stress kerja (p-value 0.045). Kepada perusahaan agar
memperhatikan persentase beban kerja serta lingkungan kerja yang menyebabkan
stress kerja. Memberikan beban kerja yang sesuai, serta memberikan lingkungan
kerja yang nyaman, dan dapat memberikan waktu melakukan refreshing antar
karyawan mereleksasikan pikiran untuk mengurangi kejenuhan selama bekerja.

Kata Kunci : Stress Kerja, Masa Kerja, Beban Kerja, Lingkungan Kerja
Kepustakaan : 47 (2007-2022)

v
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF WORKING TIME, WORKLOAD AND WORK
ENVIRONMENT WITH EMPLOYEE STRESS OF PT. DOCKS AND
SHIPPING KODJA BAHARI (PERSERO)
BANJARMASIN 2022
Noor Aulia Raudatun Najemi
Preceptor 1 : Hj.Netty, SKM.,M,Kes
Preceptor 2 : Deni Suryanto, SKM.,M.Kes
Job stress is defined as a psychological situation in which an employee has
a negative response. Employee job stress is suspected to affect employee
performance, including decreased productivity. This is in accordance with
Articles 164 to 166 of Law Number 36 of 2009 concerning Health which states
that a healthy workforce can help achieve optimal production. From the problems
seen by researchers, many employees feel bored, uncomfortable at work due to
several factors. This study aims to identify work stress, tenure, workload, work
environment and analyze the relationship between all these variables, this
research was conducted at PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari with a total
sample of 51 people. This type of research is quantitative with the type of analytic
survey and this research method uses an analytical survey, this research was
conducted by interviewing 51 respondents using a questionnaire. The results
showed that the level of work stress of PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari
employees was 38 employees (74.5%) experiencing moderate stress, 28 employees
working period > 5 years, 47 people working a moderate workload, working
environment as much as 16 people feel the work environment is lacking. the
results of the analysis there is no relationship between work period and work
stress (p-value 0.715), there is a relationship between workload and work stress
(p=value 0.010), there is a relationship between work environment and work
stress (p-value 0.045). The company should pay attention to the percentage of
workload and the work environment that causes work stress. Provide an
appropriate workload, as well as provide a comfortable work environment, and
can provide time for refreshing between employees to relax the mind to reduce
boredom during work.

Keywords : Work Stress, Working Period, Workload, Work Environment


Literature : 47 (2007-2022)

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memeberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat

menyelesaikan Proposal penelitian di PT. DOK PERKAPALAN KODJA

BAHARI (PERSERO) dengan baik dan tepat waktu. Proposal penelitian ini yang

berjudul “HUBUNGAN MASA KERJA, BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN

KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN PT. DOK PERKAPALAN

KODJA BAHARI (PERSERO)”.

Skripsi Ini Merupakan Syarat Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan

Muhammad Arsyad Al-Banjari yang dilaksanakan dari bulan maret-juli 2022.

Kemudian penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada :

1. Prof. Ir. Abd Malik, S.Pt, M.Si., Ph.D, IPU Selaku Rektor Universitas

Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

2. Meilya Farika Indah, SKM., M.Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Banjarmasin.

3. Chandra, SKM., M.Kes Selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Banjarmasin.

vii
4. Hj. Netty, S.KM., M.Kes Selaku Dosen Pembimbing I dan Penguji I

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad

Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

5. Deni Suryanto, S.KM., M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing II dan Penguji

II Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan

Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

6. M. Febriza Aquarista, SKM., M.Kes, Selaku Dosen Penguji utama saya di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad

Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

7. La Mane Selaku Direktur Utama PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

(PERSERO).

8. Seluruh Pekerja/karyawan PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

(PERSERO) Banjarmasin.

9. Seluruh dosen, staf, karyawan pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Banjarmasin.

10. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik

moral maupun materil dengan doa yang tulus dan ikhlas.

11. Teman-teman seperjuangan skripsi Fakultas Kesehatan Mayarakat

Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari

Banjarmasin.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsiini terdapat kekurangan dan

kelemahan. Meski demikian, penulis berupaya dalam segala hal, kemampuan dan

viii
terdorong oleh rasa ingin tahu, dan kerja keras sehingga dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini. Karena itu penulis terbuka dengan senang hati menerima

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih banyak. Semga Alah SWT

meridhoi dan senantiasi melancarkan segala usaha kita. Aamiin Aamiin

Yarobbal’alamin.

Banjarmasin, 2022

Noor Aulia Raudatun Najemi

NPM. 18070205

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER i
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 10
E. Keaslian Penelitian 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16


A. Konsep Stres Kerja 16
B. Konsep Masa Kerja 30
C. Konsep Beban Kerja 31
D. Konsep Lingkungan Kerja 35
E. Kerangka Teori 42
F. Kerangka Konsep 43
G. Hipotesis 43

BAB III METODE PENELITIAN 44


A. Rancangan Penelitian 44
B. Populasi dan Sampel 31
C. Instrumen Penelitian 45
D. Variabel Penelitian 46

x
E. Definisi Operasional 46
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 47
G. Cara Analisis Data 52
H. Waktu dan Tempat Penelitian 55
I. Biaya Penelitian 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58
A. Hasil Penelitian 58
B. Pembahasan 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76
A. Kesimpulan 76
B. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 12


Tabel 3.1 Definisi Operasional 46
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian 55
Tabel 3.3 Biaya Penelitian 56
Tabel 4.1 Distribusi frekunsi karakteristik responden berdasarkan umur 60
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
61
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir 61
Tabel 4.4 Stress Kerja Pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari 62
Tabel 4.5 Masa Kerja Pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari 63
Tabel 4.6 Beban Kerja Pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari 64
Tabel 4.7 Lingkungan Kerja Pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari
64
Tabel 4.8 Hubungan masa kerja dengan stres kerja Pegawai PT.DOK &
Perkapalan Kodja Bahari 64
Tabel 4.9 Hubungan Beban Kerja dengan stres Pegawai PT.DOK & Perkapalan
Kodja Bahari 66
Tabel 4.10 Hubungan lingkungan kerja dengan stres kerja Pegawai PT.DOK &
Perkapalan Kodja Bahari 68

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori 42


Gambar 2.2 Kerangka Konsep 43

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres kerja didefinisikan sebagai situasi psikologis di mana seorang

karyawan memiliki respons negatif. Stres kerja karyawan diduga

mempengaruhi kinerja karyawan, termasuk penurunan produktivitas. Hal ini

sesuai dengan Pasal 164 sampai dengan 166 Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa tenaga kerja yang

dalam keadaan sehat dapat membantu tercapainya produksi yang optimal.

Beban kerja didefinisikan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12

Tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Kementerian Dalam

Negeri dan Pemerintah Daerah sebagai tingginya jumlah pekerjaan yang

harus diselesaikan oleh pegawai dalam satu satuan waktu. Oleh karena itu

diperlukan pengaturan manajemen volume serta waktu kerja yang sesuai

sehingga karyawan, tidak memiliki beban kerja yang tinggi.

Stres merupakan suatu masalah yang umum terjadi dikehidupan

modern, termasuk stress yang berhubungan dengan pekerjaan (ILO, 2016).

Stres kerja merupakan respon fisik dan emosional yang berbahaya yang

terjadi ketika tuntutan pekerjaan saat ini melampaui kemampuan atau kendali

pekerja atas pekerjaannya (Khilda dkk, 2020)

Stres kerja adalah suatu kondisi di mana seseorang menjadi gugup dan

mengalami kecemasan kronis hingga menjadi marah, agresif, tidak dapat

1
2

bersantai, atau menunjukkan sikap tidak kooperatif. Kondisi ketegangan yang

menyebabkan ketidakseimbangan fisik dan psikologis mempengaruhi emosi,

proses berpikir, dan kondisi karyawan. Karyawan yang mengalami stres kerja

akibat kondisi beban kerja yang berlebihan menghadapi tuntutan seperti

waktu kerja yang terbatas, lingkungan kerja yang tidak sehat, kualitas

pengawasan kerja yang buruk, konflik kerja, wewenang kerja yang tidak

memadai atas tanggung jawab yang dipikulnnya, dan perasaan frustasi di

tempat kerja. Perbedaan nilai antara karyawan dan atasan menimbulkan

masalah dalam bekerja. (Abdul Gofar, 2018)

Faktor psikososial yang merupakan salah satu bahaya di tempat kerja

kerap kali tidak disadari oleh para pekerja maupun pihak manajemen. Hal

tersebut merupakan faktor psikososial yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan fisik, mental maupun emosional para pekerja, seperti gangguan

musculoskeletal (gangguan otot, saraf, sendi, serta tulang belakang), stres,

dan penyakit psikomatis (dipengaruhi oleh pikiran atau emosi) yang menjadi

penyebab meningkatnya penyakit akibat hubungan pekerjaan (Kementerian

Kesehatan, 2011).

Menurut Munandar (2014) dan Tarwaka (2010) faktor-faktor yang

berhubungan dengan stress kerja yaitu : masa kerja, beban kerja, lingkungan

kerja. Masa kerja, baik yang sebentar ataupun lama dapat menjadi pemicu

terjadinya stres dan diperberat dengan adanya beban kerja yang besar. Pekerja

yang bekerja <5 tahun dapat mengalami stres kerja karena belum bisa

beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada. Selain itu minimnya


3

pengalaman dan menghadapi berbagai masalah pasien serta ditambah dengan

beban kerja yang besar maka mengakibatkan mereka mengalami stres kerja.

Sedangkan pekerja yang telah bekerja diatas 5 tahun biasanya memiliki

tingkat kejenuhan yang lebih daripada pekerja yang baru bekerja. Sehingga

dengan adanya tingkat kejenuhan tersebut dapat menyebabkan stres dalam

bekerja (Munandar, 2014). Berdasarkan penelitian Siti Habibah (2021)

menyatakan ada hubungan masa kerja (p-value=0,007) dengan stress kerja

pegawai puskesmas Martapura 1 kabupaten Banjar Tahun 2021.

Para pegawai umumnya akan merasa stres jika beban pekerjaan mereka

terlalu sedikit atau terlalu berat. Disinilah manager harus bisa membagi-bagi

pekerjaan dan tanggung jawab, serta memberikan prioritas, pekerjaan mana

saja yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Jika ingin menyerahkan atau

mengalihkan pekerjaan, pastikan terlebih dahulu bahwa mereka tidak memilki

banyak pekerjaan.

Berdasarkan penelitian Apriliani R Manabung, Lery F. Suoth, Finny

Warouw, (2018) dinyatakan ada hubungan beban kerja (p-value=0,004)

dengan stress kerja Tenaga Kerja Di PT. Pertamina Tbbm Bitung

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab pegawai mudah

jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas

kerja. Jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang

memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik,

tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja pegawai (Tarwaka, 2010).


4

Berdasarkan penelitian Ramdan Afni (2017) dari hasil analisis korelasi

pearson diperoleh nilai r=0,400. Nilai koefisien determinasi = 16%, maka

dapat disimpulkan bahwa kontribusi lingkungan kerja dalam mempengaruhi

tinggi rendahnya stres kerja karyawan adalah 16%, dinyatakan ada hubungan

lingkungan kerja dengan stress kerja Karyawan PT. Megapolitan

Developments. Tbk

Health and Safety Executive (HSE) menyatakan bahwa stress dan

depresi terkait pekerjaan pada tahun 2018 adalah 595.000 kasus dengan

tingkat prevalensi 1.800 per 100.000 pekerja. Stres dan depresi karena

pekerjan juga menyumbangkan 44 dari semua kasus gangguan kesehatan

karena pekerjaan dan 57% dari ketidakhadiran di kantor karena sakit. Stres

kerja dapat terjadi pada pekerja di semua bidang termasuk juga pada pegawai

pemerintahan. (Bryan dkk, 2020)

Data dari ILO menyebutkan bahwa setiap tahun sebanyak dua juta

pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor

kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58.115 sampel, 32,8%

diantaranya atau sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan. Menurut

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) data mengenai

kecelakaan kerja pada tahun 2014 di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414

kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, kurang

lebih 9,5% atau 39 orang mengalami cacat (Mualim & Riang Adeko, 2020).

Berdasarkan penelitian Labour Force Survey pada tahun 2014

ditemukan adanya 440.000 kasus stres akibat erja dinegara ingris dengan
5

kejadian kasus sebanyak 1.380 kasus per 100.000 pekerja atau sebesar 35%

stres akibat kerja berakibat fata dan diperkirakan hari kerja yang hilang

sebesar 43% (WHO, 2014).

Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukan

bahwa prevalensi penduduk Indonesia pada penduduk umur >15 tahun yang

mengalami gangguan mental emosional atau stres 37.728 orang (9,8%).

Provinsi dengan prevalensi gangguan mental emosional atau stres tertinggi

adalah Sulawesi tengah sebesar 11,6%, dan yang paling terendah terdapat di

Lampung 1,2%. Prevalensi penduduk Sulawesi Utara yang mengalami

gangguan mental emosional atau stres sebesar 10,3%. Angka ini sudah berada

di atas data nasional (9,8%). Riskesdas (2018).

Di Provinsi Kalimantan Selatan kejadian stres kerja sebesar20,3%

tenaga kesehatan (PPNI Kalsel, 2018). Stres kerja juga merupakan

permasalahan kesehatan yang harus segera ditangani dan ditetiliti, melihat

dari data diatas masih terdapat banyak stres kerja yang dapat menimbulkan

bahaya dan pengaruh dampak bagi kelancaran dalam bekerja salah satunya

yaitu emosi yang tidak stabil, mudah marah saat bekerja, kinerja yang

menurun, kurang konsentrasi yang dapat menimbulkan kecelakaan dalam

bekerja, ketidakpuasan kerja, rendahnya produktivitas individu, maka dari itu

jika stres kerja tidak ditangani dengan cepat dapat menimbulkan dampak bagi

individunya dan juga orang lain. Kecacatan akibat kerja salah satunya yaitu

terjatuh dari tempat tinggi saat bekerja dan tertimpa benda-benda berat dari

alat bekerja yang dapat menimbulkan kelumpuhan, terbatasnya alat gerak


6

sendi atau otot dan anggota badan, kecacatan yang dapat menimbulkan

gangguan pendengaran telinga pekerja dari kebisingan juga dapat terjadi

ditempat kerja, maka dari itu pihak perusahaan juga harus menyediakan alat

pelindung diri untuk melindungi pekerja dari kecacatan yang diakibatkan dari

pekerjaan.

Dock adalah fasilitas yang digunakan untuk berlabuh, memperbaiki

atau membangun kapal baru. Biasanya dermaga hanya dioperasikan untuk

perawatan kapal, sedangkan galangan kapal biasanya untuk pembangunan

kapal baru. Namun dalam pelaksanaannya dermaga dan galangan kapal dapat

digunakan untuk memperbaiki kapal, dan juga dapat digunakan untuk

membangun kapal baru. Docking kapal adalah proses penggeseran kapal dari

perairan ke atas dermaga atau dok dengan melakukan persiapan sebelumnya,

serta harus dilakukan secara berhati-hati menggunakan bantuan fasilitas

pengedokan. Docking kapal dilakukan biasanya bertujuan untuk keperluan

pemeliharaan kapal seperti memeriksa dan memperbaiki kerusakan,

pengecatan badan kapal serta membersihkan badan kapal di bawah garis air.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) didirikan pada tahun

1990, merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

dibidang pembangunan kapal baru, pemeliharaan dan perbaikan (docking)

kapal yang berpusat di Jakarta. PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

(PERSERO) Banjarmasin memiliki jumlah karyawan 61 orang dengan

operasioanal docking untuk membantu, mendukung, pengembangan wilayah


7

didaerah kecamatan Banjarmasin Barat berkenan dengan kelancaran arus

transportasi disungai.

Tujuan dari Perusahaan adalah menjalankan kegiatan usaha industri

perkapalan khususnya di bidang perencanaan, pembangunan, perbaikan,

pemeliharaan kapal, alat apung dan konstruksi bangunan lepas pantai serta

pekerjaan jasa penunjang terkait dengan menerapkan prinsip-prinsip

perseroan antara lain mencari keuntungan, meningkatkan nilai (value

creation) bagi pemegang saham, membayar pajak bagi negara, memberikan

kesejahteraan bagi karyawan, memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar,

berperan serta dalam pembangunan nasional pada umumnya.

Berdasarkan studi penduhuluan yang dilakukan pada tanggal 28 April

2022 di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari dengan menggunakan metode

wawancara kepada 10 orang karyawan dengan pekerjaan antara lain Asisten

Manager, Staf Senior, Survisor, Administrasi Produksi, Kontruksi atau

Outfiting, Pelaksana K3LH, Kepala Bengkel, Staf Kepala Bengkel, Dan 2

Karyawan Bantuan atau Tenaga Bantuan didapatkan bahwa 5 orang

mengatakan stres karena mengalami kejenuhan dan kebosanan dalam

pekerjaan yang dilakukannya yang diakibatkan dari lamanya sudah bekerja,

sedangkan 5 orang mengatakan tidak stres dalam bekerja. 1 orang dengan

masa kerja 26 tahun, 1 orang dengan masa kerja 24 tahun, 1 orang dengan

masa keerja 18 tahun, 1 orang dengan masa kerja 17 tahun, 1 orang dengan

masa kerja 12 tahun, 2 orang dengan masa kerja 11 tahun, 2 orang dengan

masa kerja 9 tahun, 1 orang dengan masa kerja 5 tahun.6 orang mengatakan
8

lingkungan kerja kurang nyaman dan kurangnya fasilitas dalam bekerja

sedangkan 4 orang mengatakn lingkungan kerja baik saling bekerja dan

tolong menolong.

Melihat dari permasalahan tersebut tentunya dapat memicu terjadinya

penurunan kinerja karyawan yang akan dapat mengurangi kepuasan dari hasil

pekerjaan tersebut, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Hubungan Masa Kerja, Beban Kerja, dan Lingkungan Kerja dengan Stres

kerja Karyawan di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO)

Banjarmasi 2022”

B. Rumusan Masalah

1. Pernyataan Masalah

PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin

berjumlah 61 orang dengan operasional docking untuk membantu,

mendukung, pengembangan dengan kelancaran arus transportasi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang yang telah dilakukan melalui metode

wawancara terdapat 5 orang karyawan yang mengeluhkan stress dalam

bekerja dikarenakan masa kerja yang lama dan menimbulkan kejenuhan

yang tinggi dalam bekerja, serta lingkungan kerja yang kurang nyaman.

Maka dari itu dengan adanya beberapa masalah tersebut dapat

menimbulkan penurunan kepuasan dalam kinerja dan cenderung dapat

menimbulkan kecelakaan dan jika tidak diatasi dengan segera akan

berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan.


9

2. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan masa kerja, beban kerja, dan lingkungan

kerja dengan stres pekerja PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

(PERSERO) Banjarmasin 2022.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan masa kerja, beban kerja, dan lingkungan

kerja dengan stres karyawan PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

(PERSERO) Banjarmasin 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi stress kerja karyawan PT. Dok dan Perkapalan Kodja

Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

b. Mengidentifikasi masa kerja karyawan PT. Dok dan Perkapalan Kodja

Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

c. Meidentifikasi beban kerja karyawan PT. Dok dan Perkapalan Kodja

Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

d. Mengidentifakasi lingkungan kerja karyawan PT. Dok dan Perkapalan

Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

e. Menganalisis hubungan masa kerja kerja dengan stress kerja karyawan

PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

f. Menganalisis hubungan beban kerja dengan stress kerja karyawan PT.

Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022


10

g. Menganalisis hubungan lingkungan kerja dengan stress kerja karyawan

karyawan PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO)

Banjarmasin 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan mampu

memberi kontribusi yang penting pada pengembangan ilmu yang terkait

dengan masalah stres kerja karyawan PT. Dok dan Perkapalan Kodja

Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin

2022

Menjadi bahan informasi dan evaluasi untuk membantu pihak terkait

dalam melakukan manajemen stress kerja karyawan PT. Dok dan

Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin.

b. Bagi Peneliti

Sebagai sarana mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

dan teori yang diperoleh selama perkuliahan, menambah wawasan

mengetahui tentang hubungan masa kerja, beban kerja, dan lingkungan

kerja dengan stres kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas

pekerja dalam pekerjaannya.


11

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil data dari penelitian yang berhubungan masa kerja, beban kerja,

dan lingkungan kerja dengan stress karyawan PT. Dok dan Perkapalan

Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin diharapakn dapat digunakan

sebagai acuan dan sumber informasi tambahan untuk peneliti

selanjutnya dengan jenis penelitian, jumlah sampel peelitian dan

variabel yang berbeda.

d.
12

E. Keaslian Penelitian

Sejauh pengtahuan peneliti, belum ada peneliti mengenai hubungan

masa kerja, beban kerja dan lingkungan kerja dengan stress kerja pegawai di

PT. Dok Perkapalan Kodja Bahari (Persero) tahun 2022, Akan tetapi ada

beberapa penelitian yang serupa, yaitu antara lain :

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

Nama Peneliti,

No Judul dan Tahun Metode Penelitian Hasil Peneltian Perbedaan

Peneliti

1 Amas Penetitian ini Dari hasil coef icient Terletak pada tempat,

Lahat, (2021), menggunakan waktu dan sasaran


ditentukan oleh 0,607 atau
Pengaruh metode kuantitatif penelitian
60,7% kontribusi variabel
Lingkungan Kerja dan analisa
lingkungan terhadap stres kerja,
Terhadapstress deskriptif
sedangkan sisanya 39,3%
Kerja denganmenafsirkan
faktor lain tidak disetujui oleh
Karyawanpada Pt data yang ada
penulis. Nilai uji regresi linier
Pandu Siwi
sebesar 11,235 (konstanta) dan
Sentosa Jakarta
0,868 (koefisien) dapat

memberikan lingkungan kerja

yang positif sehingga akan

berpengaruh kuat terhadap stres

kerja.

2 L.P Rismayanti nelitian kausal Berdasarkan analisis data serta Terletak


(2021). Pengaruh
13

Lingkungan yang digunakan pembahasan hasil penelitian


Kerja Dan Stres
untuk mengetahui dapat disimpulkan
Kerja Terhadap Pada
Kinerja Perawat hubungan variabel
Pada Rsu bahwaalingkungan kerjaadan
Kertha Usada terikat dengan variabel tempat,
Di Tengah stress kerja secara signifikan
variabel
Pandemi Covid berpengaruh tehadap kinerja dan  waktu penelitian
- 19
bebas. RSU Kertha
perawat RSU Kertha Usada.
Usada menjadi
Selain ituulingkungan
subjek penelitian.
kerjaajuga memiliiki pengaruh
Sedangkan
positiffdan
ingkungan kerja

(X1),1strs signifikan terhadap kinerja

perawat RSU Kertha Usada.


kerja (X2), dan
Selanjutnya secara negatif dan
kinerjaa(Y)

merupakan objek signifikan stres kerja

penelitian.Populasi mempengaruhi kinerja perawat

penelitian ini RSU Kertha Usada. Selain itu

adalah perawat lingkungan

tetap yang masih kerja secara negatif dan

aktif bekerja di signifikan mempengaruhi stres

RSU Kertha Usada kerja perawat RSU Kertha

yang berjumlah Usada.

147 perawat

3. Apriliani R Penelitian ini Analisis data meliputi analisis Terletak pada variabel,
Manabung (2018) merupakan temapt, meode dan
univariat dan bivariat
Hubungan Antara penelitian survey waktu penelitian
menggunakan uji spearman
Masa Kerja Dan analitik dengan
Beban Kerja menggunakan
14

Dengan Stres Kerja desain cross rank (p ≤ 0,05).


Pada Tenaga Kerja sectional.
Didapati hasil dari penelitian
Di Pt. Pertamina
ini bahwa masa kerja (p=
Tbbm Bitun
0,021; r= 0,293) dan beban

kerja (p=

0,004; r= 0,360) secara

signifikan berhubungan

dengan stres kerja. Dengan

demikian terdapat

Hubungan Antara Masa Kerja

dan Beban Kerja Dengan Stres

kerja pada tenaga kerja di PT.

Pertamina TBBM Bitung.

4. Adya Hermawati, Penelitian ini Dalam menjawab tujuan Terletak pada variabel,
Yosiana (2021) penelitian. Data dikumpulkan
Optimalisasi adalah dalam bentuk ordinal skala tempat,  waktu dan
Kinerja Perawat Likert. Model analisis yang
Berbasis Beban menggunakan digunakan yaitu analisis jalur sasaran penelitian
Kerja Dengan (Path Analysis). Populasi
Intervining Stres pendekatan penelitian ini adalah semua
Kerja Pada Perawat perawat puskesmas tumpang
Di Puskesmas kunatitatif melalui yang berjumlah 30 perawat.
Tumpang Hasil penelitian menunjukkan
Kabupaten Malang metode survey bahwa volume pekerjaan yang
banyak dengan jumlah sumber
yang didasarkan daya manusia yang terbatas
menyebabkan beban kerja
pada kuesioner perawat semakin tinggi dimana
hal ini menjadi pemicu
meningkatnya stres kerja.
5. Dian Dwiana, dkk Jenis penelitian Dari 25 responden terdpat Terletak pada variabel,
(2020)Hubungan dalam sebagian besar (60%) dinas Tempat, waktu dan
Shift Kerja Dan penelitian ini pagi, sebagian keci (20%) dinas sasaran penelitian
Masa Kerja adalah penelitian sore, sebagian kecil (20%)dinas
Dengan Stres Kerja deskriptif mala Dari 25 responden
Perawat Kamar korelatif yang terdapat sebagian kecil (20%)
Bedah Rsud Dr. M. bertujuan untuk dengan masa kerja dengan
15

Yunus Bengkulu melihat kategori baru dan sebagian


Tahun 2019 hubungan antara besar (80%) dengan masa kerja
tiga variabel pada kategori Lama Dari 25
suatu responden sebagian kecil (16%)
situasi atau stres ringan, 16 orang (64%)
kelompok subyek stres sedang, dan sebagian kecil
dengan (20%) stres berat Tidak ada
menggunakan hubungan yang signifika antara
metode cross hubungan shift kerja dengan
sectional stres kerja perawat kamar
bedah RSUD. Dr. M.
YunusBengkul Tahun 2019
dengan nilai P = 0.626 Tidak
ada hubungan yang berarti
antara masa kerja dengan stres
kerja perawat kamar bedah
RSUD. Dr. M.
Yunus Bengkulu Tahun 2019
dengan
nilai P = 0.549
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Stres Kerja

1. Pengertian Stress Kerja

Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional

(mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan

seseorang menyesuaikan diri. Stres adalah bagian alami dan penting dari

kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dap at merusak

kesehatan kita. Stres bereaksi dengan cara yang berbeda-beda. Meskipun

stres dapat membantu menjadi lebih waspada dan antisipasi ketika

dibutuhkan, namun dapat juga menyebabkan gangguan emosional dan

fisik. (P2PTM Kemenkes RI, 2018).

Stres adalah kondisi yang diakibatkan adanya interaksi individu

dengan lingkungan yang menyebabkan individu melihat ketidaksesuaian

antara tuntutan fisik atau keadaan psikologis dengan tuntutan

sosial. (Mirna Purwati & Amalia Rahmandani, 2018). Stres adalah suatu

keadaan yang bersifat internal karena oleh tuntutan fisik (badan),

lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak

terkontrol. Keadaan ini dapat menghambat kegiatan aktivitas sehari-hari

termasuk saat bekerja. M.Nusran (2019:72).

Stres kerja merupakan tuntutan terhadap lingkungan dan respon

setiap individu dalam menyambutnya akan berbeda. Stres kerja

16
17

Mempunyai masalah pada karakteristik kepribadian pekerja serta

karakteristik pada aspek pekerjaannya dan berlaku di semua kondisi

pekerjaan. Stres kerja merupakan desakan yang dirasakan individu ketika

bekerja, kemudian mengakibatkan orang tersebut semakin tertekan dan

gampang tersinggung, kurang rileks atau sulit berkonsentrasi, sulit

berpikir rasional, kurang bisa menikmati dan berfokus pada pekerjaan

mereka, lelah, depresi, cemas, sulit tidur, dan sakit kepala. Marliani

(2018).

2. Penyebab Stres Kerja

Ada dua faktor penyebab munculnya stres kerja, yaitu faktor

lingkungan dan faktor pribadi. Faktor lingkungan meliputi kondisi fisik,

hubungan dalam lingkungan pekerjaan, sedang faktor pribadi yaitu

tipikal kepribadian, peristiwa pribadi maupun kondisi individu.

M.Nusran, (2019 : 77) Penjelasan lebih luas, yakni:

a. Tidak adanya bantuan lingkungan

Tidak adanya dukungan lingkungan menunjukkan bahwa mereka yang

tidak menerima dukungan lingkungan lebih cenderung mengalami

stres. Dukungan ini bisa datang dari orang lain di tempat kerja, seperti

rekan kerja, bos, dan pemimpin. Orang tua, menantu, menantu, anak,

dan saudara kandung memberikan dukungan dari konteks keluarga.

Bantuan dari luar, seperti teman atau tetangga.


18

b. Tidak berkesempatan berperan

Tidak berkesempatan dan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan

di kantor meskipun memiliki kewenangan tersebut menjadi salah satu

faktor penyebab terjadinya stres kerja karena merasa tidak dianggap

dan merasa dikucilkan.

c. Kondisi Lingkungan Kerja

Kondisi lingkungan kerja seperti suhu yang berlebihan, terlalu dingin,

kurang cahaya atau terlalu terang, sirkulasi udara yang sempit atau

sempit, yang kesemuanya menghasilkan penurunan kenyamanan kerja

sehingga menimbulkan stres kerja.

d. Manajemen Yang Tidak Sehat

Manajemen yang tidak sehat mengacu pada bagaimana pemimpin

menangani personel mereka, seperti ketika mereka terlalu sensitif,

memaksa, atau ambisius.

e. Tipe Kepribadian Seseorang

Salah satu faktor penyebab stres adalah tipe kepribadian individu,

karena orang dengan kepribadian yang kurang sabar dan telaten lebih

rentan mengalami stres kerja dibandingkan orang dengan kepribadian

yang sabar dan teliti.

f. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi karyawan meliputi kejadian mengerikan seperti

kematian pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal,

kehamilan yang tidak diinginkan, dan kejadian traumatis dalam


19

menghadapi kesulitan hukum yang berdampak pada bagaimana mereka

menangani tekanan di tempat kerja (pelanggaran).

3. Gejala Stres Kerja

Menurut Arwin, Siahaan dkk (2019) bahwa gejala stres

dikelompokkan dalam tiga yaitu gejala fisiologis meliputi sakit kepala,

sakit perut, sesak nafas, denyut jantung meningkat. Gejala psikologikal

meliputi tegang, cemas, bosan, irritabilitas, menunda-nunda pekerjaan.

Gejala perilaku meliputi perubahan aktivitas sehari-hari seperti

mengkonsumsi alkohol dan ketergantungan. Berikut penjelasan lebih luas,

yaitu :

a. Gejal Fisiologis

Pengaruh awal stres biasanya berupa gejala-gejala fisiologis. Hal ini

dapat dilihat dari fakta penelitian yang dilakukan oleh ahli ilmu

kesehatan dan medis. Penelitian ini menunjukkan bahwa stres dapat

menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak

jantung dan tekanan nafas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan

sakit kepala dan memicu serangan jantung.

b. Gejala Psikologis

Stres muncul dalam beberapa kondisi psikologis seperti ketegangan,

kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, ketidak puasan dalam bekerja, dan

sikap menunda-nunda.
20

c. Gejala Perilaku

Gejala-gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan

kebiasaan makan, kegelisahan dan ketidak teraturan waktu tidur.

4. Tingkatan Stres kerja

Menurut Kemenkes RI (2020) dalam artikelnya terdapat tiga

tingkat yaitu

a. Stres Ringan

Pada fase ini, bagian otak yang disebut hipotalamus akan

menerima sinyal peringatan, sebelum kemudian melepaskan hormon

glukokortikoid. Glukokortikoid lalu memicu pelepasan hormon stres,

dan adrenalin. Alhasil, orang yang mengalami stres pada tahap ini

akan mengalami percepatan detak jantung dan peningkatan tekanan

darah, yang membuat pekerjaan sedikit lambat, sering merasa letih

tanpa sebab.

b. Stres Sedang

Dalam fase ini, tubuh akan terus memproduksi hormon stres karena

masalah tidak kunjung selesai. Hal ini kemudian akan membuat

individu mudah tersinggung serta kesulitan untuk berkonsentrasi. Ciri-

cirinya sakit perut, mulas, oto-otot terasa tegang, kebiasaan tidur yang

terganggu.

c. Stres Berat

Dikenal sebagai fase kelelahan, stres yang terjadi secara terus-

menerus membuat energi dalam tubuh habis. Tidak ada lagi benteng
21

yang bisa menghadapi rasa stress, menjadi mudah lelah, merasa gagal,

depresi, hingga gelisah. Hal ini biasa terjadi sebab perselisihan rumah

tangga, keluarga, kesulitan dalam hal finansial, penyakit kronis,

perbahan fisik, psikologis. Ciri-cirimya sulit beraktifitas, sulit tidur,

penurunan konsentrasi, takut yang tidak jelas penyebabnya, keletihan

yang meningkat, tidak dapat melakukan pekerjaan yang

sederhana.Penyakit Infeksi

5. Indikator Stres Kerja

a. Menurut Sunyoto (2018:63), indikator stress kerja yaitu : penyebab

fisik, beban kerja, sifat pekerjaan, kebebasan, kesulitan.

b. Menurut Robbins (2006) mengemukakan bahwa indikatorstress kerja,

yaitu:

1) Beban kerja adalah beban pekerjaan yang ditangung dan harus

diselesaikan seorang karyawan dalam waktu tertentu. Beban kerja

yang berlebihan akan mengakibatkan stress kerja.

2) Sikap Pimpinan adalah perilaku seorang pimpinan kepada

bawahannya, sikap pimpinan sangat mempengaruhi kinerja

karyawanya.

3) Peralatan kerja adalah benda yang digunakan dalam mendukung

pelaksanaan kerja.

4) Kondisi lingkungan kerja adalah kondisi disekitar tempat karyawan

bekerja.
22

5) Suatu Pekerjaan dan karir adalah kedudukan seorang karyawan

didalam Perusahaan.

6. Dampak Stres Kerja

Dampak stres sangat banyak dan beragam. Tentunya, beberapa

diantaranya bersifat positif seperti motivasi diri, rangsangan kerja keras,

meningkatnya inspirasi untuk menikmati kehidupan yang lebih baik. Akan

tetapi, banyak juga stressor yang sifatnya menggangu dan secara potensial

berbahaya. Menurut Gibson (1987 : 207) telah mengidentifikasi 4 jenis

konsekuensi dampak stres yang potensial. Kategorinya yang disusun

meliputi:

a. Dampak Subyektif : Kecemasan, agresi, acuh, kebosanan, depresi,

keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup dan

kesepian.

b. Dampak Perilaku (Behavior Effects): kecenderungan mendapatkan

kecelakaan, alkoholik, penyalahgunaan obat-obatan, emosi yang tiba-

tiba meledak, makan berlebihan, merokok berlebihan, perilaku yang

mengikuti kata hati dan ketawa gugup.

c. Dampak Fisiologis : meningkatnya kadar gula, meningkatnya denyut

jantung dan tekanan darah, keringat di mulut, berkeringat,

membesarnya pupil mata, dan panas dingin.

d. Dampak Organisasi : keabsenan, pergantian pegawai, rendahnya

produktivitas, keterasingan dari rekan kerja, ketidak puasan kerja,

menurunnya keikatan dan kesetiaan terhadap organisasi.


23

7. Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja

Menurut Mangkunegara (2017: 157) berpendapat bahwa faktor yang

mempengaruhi stres kerja, antara lain :

a. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat,

b. Waktu kerja yang mendesak

c. Kualitas pengawasan kerja yang rendah,

d. Iklim kerja yang tidak sehat,

e. Otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung

jawab

f. Konflik kerja

g. Perbedaan nilai kerja antara karyawan dengan pimpinan yang frustasi

Menurut Munandar (2014), Anita Widanti ( 2010 Tarwaka (2010),

Handoko (2010), dan Nursalam (2011) faktor-faktor yang berhubungan

dengan stress kerja terbagi yaitu:

a. Faktor Instrinsik

a. Tingkat Pendidikan

Dilihat dari faktor tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin baik jenjang karir dan semakin tinggi

kepuasan kerja. Mereka bisa mendapatkan gaji yang lebih baik,

kondisi kerja yang lebih nyaman, dan pekerjaan mereka

memungkinkan mereka untuk menggunakan semua keterampilan

mereka. Karyawan yang berkualitas cenderung lebih puas dengan

pekerjaan mereka, yang mengurangi risiko stres. (Handoko, 2010).


24

b. Status Perkawinan

Menurut Tarwaka (2010) juga menyebutkan salah satu faktor

timbulnya stres adalah masalah dalam keluarga yang kemungkinan

besar akan terbawa ke lingkungan kerja. Pekerja yang telah

berstatus menikah terutama yang berjenis kelamin perempuan akan

memiliki peran ganda yaitu dalam pekerjaannya dan rumah tangga.

Šedangkan yang berjenis kelamin lakilaki akan memiliki beban dan

kewajiban yang lebih besar bila telah berkeluarga sehingga lakilaki

dituntut untuk bekerja lebih keras sehingga kecenderungan

terjadinya stres semakin besar.

c. Umur

Umur Menurut Handoko (2010) stres pada pegawai yang berumur

dibawah 40 tahun lebih banyak mengalami stres daripada pegawai

yang berumur ditas 40 tahun. Umur berhubungan dengan tingkat

pemahaman seseorang terhadap pemikiran yang matang. Pekerja

dengan lebih tua akan semakin mampu umur menunjukan

kematangan jiwa, dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu

berpikir rasional, semakin mampu mengendalikan emosi, semakin

toleran terhadap pandangan dun perilaku yang berbeda darinya

d. Jenis Kelamin

Jenis kelamin dari faktor individu menunjukkan bahwa wanita

lebih rentan mengalami stres kerja dibandingkan pria. Tuntutan

peran ganda biasanya dialami sebagai wanita yang berkecimpung


25

di lingkungan organisasi yaitu wanita karir dan ibu rumah tangga,

serta rentan terhadap stres. Tuntutan pekerjaan, keluarga, dan

keuangan dapat membuat wanita pekerja lebih rentan terhadap

stress. (Anitawidanti, 2010).

e. Masa Kerja

Menurut Munandar (2014) yang mengatakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah masa kerja, baik masa

kerja yang sebentar ataupun lama dapat menjadi pemicu terjadinya

stres dan diperberat dengan adanya beban kerja yang besar. Pekerja

yang bekerja <5 tahun dapat mengalami stres kerja karena belum

bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada. Selain itu

minimnya pengalaman dan menghadapi berbagai masalah pasien

serta ditambah dengan beban kerja yang besar maka

mengakibatkan mereka mengalami stres kerja. Sedangkan pekerja

yang telah bekerja diatas 5 tahun biasanya memiliki tingkat

kejenuhan yang lebih daripada pekerja yang baru bekerja. Sehingga

dengan adanya tingkat kejenuhan tersebut dapat menyebabkan stres

dalam bekerja (Munandar, 2014).

b. Faktor Ektrinsik

1) Hubungan dengan rekan kerja

Hubungan baik dari yang antar anggota satu kelompok kerja

diangap sebagai faktor utama dalam kesehatan pegawai dan rumah

sakit itu sendiri. Hubungan kerja yang tidak baik, percaya diri
26

pegawai akan terlihat diluar atau dipermukan. Taraf support yang

rendah dan minat yang rendah dan pemecahan masalah dalam

organisasi (Handoko, 2010).

2) Beban Kerja

Menurut Munandar (2014) para pegawai umumnya akan merasa

stres jika beban pekerjaan mereka terlalu sedikit atau terlalu berat.

Disinilah manager harus bisa membagi-bagi pekerjaan dan

tanggung jawab, serta memberikan prioritas, pekerjaan mana saja

yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Jika ingin menyerahkan

atau mengalihkan pekerjaan, pastikan terlebih dahulu bahwa

mereka tidak memilki banyak pekerjaan.

3) Lingkungan Kerja

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab pegawai

mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan

menurunnya produktivitas kerja. Jika ruangan kerja tidak nyaman,

panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,

lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya

pada kenyamanan kerja pegawai (Tarwaka, 2010).

4) Resiko Pekerjaan

Menurut Tarwaka (2010) menyebutkan bahwa pekerjaan yang

beresiko tinggi dan berbahaya merupakan salah satu faktor

penyebab stres kerja.


27

5) Pengawasan Atasan

Pengawasan dari atasan adalah suatu proses untuk menjamin bahwa

tujuan organisasi dan manajemen saling terhubung dan tercapai

untuk mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien serta

terwujudnya visi dan misi perusahaan, (Siregar 2017). Pengaruh

pengawasan atasan langsung dapat meningkatkan kinerja pegawai

baik dalam penanganan pekerjaan yang ada saat ini maupun

pekerjaan yang ada pada masa yang akan datang sesuai bidang

tugas yang diemban dalam suatu organisasi/instansi pemerintahan.

Disamping itu, atasan memiliki peranan besar dalam

menyelesaikan masalah maupun kendala yang dialami pegawai

dalam menjalankan roda organisasi agar dapat lebih berdaya guna

dan berhasil guna dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

dengan maksimal.

6) Jumlah Anak

Kehadiran anak dalam sebuah pernikahan dianggap sebagai sesuatu

yang menggembirakan bagi orangtua. Akan tetapi bagi orangtua

yang bekerja, kehadiran anak akan mengakibatkan timbulnya

pekerjaan tambahan dan menurunnya kepuasan pernikahan, dapat

memicu terjadinya perasaan stres yang mempengaruhi kinerja

karyawan di kantor, bisa memalui tuntutan kebutuhan, kasih sayang

yang harus diberikan tetapi terhalang karna adanya tuntutan waktu

bekerja. Shute (2009).


28

7) Kepemimpinan Organisasi

Menggambarkan gaya manajerial dari eksekutif senior organisasi.

Membangun tekanan yang tidak realistis untuk berkinerja dalam

jangka pendek, memaksakan pengawasan yang sangat ketat dan

secara rutin memecat karyawan yang tidak dapat mengikuti aturan

seperti semestinya, yang mengakibatkan tekanan dan membuat

karyawan terpikirkan akn kepuasan hasil dari mereka bekerja.

Robbins (2002).

8) Jarak Tempat tinggal dengan tempat kerja

Tidak bisa dipungkiri jika salah satu dampak jarak rumah yang jauh

adalah jadi mudah terkena stres. Tentu kamu akan bertemu dengan

kondisi jalan yang berbeda-beda setiap harinya. Mulai dari macet,

hujan, atau penumpang yang selalu berdesakan yang meankibatkan

waktu tiba ditempat kerja sedikit terlambat . Jika hal ini terus

dilakukan, maka bisa berdampak kepada kesehatan psikologi yang

lebih serius seperti kecemasan dan depresi yang membuat

karyawan menjadi beban pikiran yang mempengaruhi produktivitas

karyawan sediit berkurang. Yuliana (2021)

9) Pemberian Penghargaan

Erat hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan, maka

seringkali perusahaan atau instansi memberikan sistem imbalan

atau penghargaan atas kinerja yang telah dicapai oleh individu.


29

Penghargaan/ imbalan tersebut dapat bersifat finansial (pemberi

uang, hadiah) dan nonfinansial (ucapan terima kasih, pujian, isi

kerja dan lingkungan kerja). Penghargaan/imbalan dalam bentuk

finansial saat ini masih menduduki peringkat teratas dibandingkan

dengan nonfinansial. Secara tidak langsung pemberian

penghargaan/imbalan dapat menjadi pemicu stres kerja (Kristianto,

2009).

10) Adanya Refreshing

Rasa jenuh umumnya timbul karena kondisi kerja yang monoton

sepanjang waktu dan apabila tidak ada perubahan ataupun tidak ada

stimulus yang baru atau refreshing kepada pekerja maka akan

membuat pekerja menjadi stres. Pekerjaan rutin yang berulang-

ulang secara umum dialami sebagai suatu hal yang mebosankan

dan monoton sehingga pekerja merasa jenuh dan dapat

menimbulkan stres.

8. Cara Mengukur Stres Kerja

Menurut Siti Habibah (2021) cara mengukur stress kerja

menggunakan kuesioner menggunakan kusioner sebanyak 10 pertanyaan

yaitu :

a. Berat (31-40)

b. Sedang (21-30)

c. Ringan (10-20)
30

B. Konsep Masa Kerja

1. Pengertian Masa Kerja

Semakin lama masa kerja seorang tenaga kerja seharusnya

keterampilan dan kemampuan melakukan pekerjaan semakin meningkat.

Pengalaman seseorang melaksanakan pekerjaan secara terus menerus

mampu meningkatkan kedewasaan teknisnya. Masa kerja adalah jangka

waktu atau lamanya seseorang bekerja pada suatu instansi, kantor, dan

sebagainya (Koesindratmono, 2011). Masa kerja adalah faktor yang

berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja di suatu tempat. Fauzia

Andini (2015).

Pekerja yang bekerja <5 tahun dapat mengalami stres kerja karena

belum bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada. Selain itu

minimnya pengalaman dan menghadapi berbagai masalah pasien serta

ditambah dengan beban kerja yang besar maka mengakibatkan mereka

mengalami stres kerja. Sedangkan pekerja yang telah bekerja diatas 5

tahun biasanya memiliki tingkat kejenuhan yang lebih daripada pekerja

yang baru bekerja. Sehingga dengan adanya tingkat kejenuhan tersebut

dapat menyebabkan stres dalam bekerja Munandar (2014).

2. Klasifikasi Masa Kerja

Menurut Tulus (1992 ) masa kerja dikategorikan menjdai 3 yaitu sebagai

berikut :

a. Baru jika masa kerja < 6 tahun

b. Sedang jika masa kerja 6-10 tahun


31

c. Lama jika masa kerja > 10 tahun

Menurut Tarwaka (2017) Masa kerja dikategorikan menjadi 2 yaitu

sebagai berikut :

1) Masa kerja baru adalah ≤ 5 tahun

2) Masa kerja lama adalah > 5 tahun

3. Cara Mengukur Masa Kerja

a. Masa kerja baru adalah ≤ 5 tahun

b. Masa kerja lama adalah > 5 tahun

C. Konsep Beban Kerja

1. Pengertian Beban Kerja

Menurut Jeky, Sofia dan Wehelmina (2018) Beban Kerja untuk

pegawai pada sebuah perusahaan jangan sampai mengalami kenaikan

yang dapat menyebabkan menurunya potensi kinerja karyawan. Artinya

perusahaan jangan memberikan beban pekerjaan kepada karyawan dengan

berlebih, karena dengan beban kerja yang berlebih dapat menurunkan

kinerja karyawan dalam bekerja, sehingga pengaruh beban kerja terhadap

kinerja karyawan bersifat negatif.

Riny Chandra (2017) menyatakan bahwa beban kerja adalah

keharusan mengerjakan terlalu banyak tugas atau penyediaan waktu yang

tidak cukup untuk menyelesaikan tugas. Dari pernyataan tersebut beban

kerja adalah beban pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan kepada

karyawan dengan penyediaan waktu yang terbatas, sehingga karyawan

tidak mampu untuk menyelesaikannya.


32

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Faktor-faktor menyatakan bahwa beban kerja menurut Prihatini

(2007) sebagai berikut:

a. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh

pekerja,seperti :

6. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun

kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja,

sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti

kompleksitas pekerjaan, tingkatkesulitan pekerjaan, pelatihan

ataupendidikan yang diperoleh, tanggung jawab pekerjaan.

2) Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja

bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur

organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.

b. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi beban kerja

eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat ringannya strain dapat dinilai

baik secara objektif maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor

somatis (Jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi

kesehatan), faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan. keinginan dan

kepuasan).

3. Pengukuran Beban Kerja

Pengukuran beban kerja dilakukan untuk memperoleh informasi

mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan


33

banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu satu

tahun. Menurut O’Donnell dan Eggemeier (1986) dalam Riadi,

Muchlisin. (2018), pengukuran beban kerja dapat dilakukan dalam tiga

jenis, yaitu:

a. Pengukuran subjektif 

Pengukuran subjektif adalah pengukuran yang didasarkan kepada

penilaian dan pelaporan oleh pekerja terhadap beban kerja yang

dirasakannya dalam menyelesaikan suatu tugas. Pengukuran jenis ini

pada umumnya menggunakan skala penilaian (rating scale).

b. Pengukuran kinerja 

Pengukuran kinerja adalah pengukuran yang diperoleh melalui

pengamatan terhadap aspek-aspek perilaku/aktivitas yang ditampilkan

oleh pekerja. Salah satu jenis dalam pengukuran kinerja adalah

pengukuran yang diukur berdasarkan waktu. Pengukuran kinerja

dengan menggunakan waktu merupakan suatu metode untuk

mengetahui waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh

pekerja yang memiliki kualifikasi tertentu, di dalam suasana kerja

yang telah ditentukan serta dikerjakan dengan suatu tempo kerja

tertentu.

c. Pengukuran fisiologis

Pengukuran fisiologis adalah pengukuran yang mengukur tingkat

beban kerja dengan mengetahui beberapa aspek dari respon fisiologis

pekerja sewaktu menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan tertentu.


34

Pengukuran yang dilakukan biasanya pada refleks pupil, pergerakan

mata, aktivitas otot dan respon-respon tubuh lainnya.

4. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja

Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki beban kerja masing-masing

dan harus dihadapi oleh karyawan. Beban kerja telah ditentukan dalam

bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Bila beban

kerja sedikit atau tidak memenuhi standar maka karyawan tidak

mengalami stres kerja dan dapat mengalami kebosanan. Bila beban kerja

banyak atau berlebihan, hal ini dapat membuat stres kerja yang tinggi bagi

karyawan dan tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan atau adanya tuntutan (Munandar 2008).

5. Cara Mengukur Beban Kerja

Menurut penelitian Yuni Rohani (2021) cara mengukur beban kerja

karyawan menggunakan kuesioner dengan total 15 pertanyaan yaitu :

a. Dikatakan ringan jika skor jawaban 15-40

b. Dikatakan sedang jika skor jawaban 31-45

c. Dikatakan berat jika skor jawaban 46-60

D. Konsep Lingkungan Kerja

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2017) lingkungan kerja adalah suatu

tempat bagi sejumlah kelompok di mana di dalamnya terdapat beberapa

fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi

dan misi perusahaan, juga menyebutkan bahwa kondisi lingkungan kerja


35

yang baik, apabilamanusia dapat melaksanakan kegiatan kerjanya secara

optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat

dirasakan akibatnya dalam jangka panjang, sedangkan lingkungan kerja

yang kurang baik dapat mengubah tenaga kerja dan waktu yang lebih

banyak, serta tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja

yang efisien. Dengan demikian, lingkungan kerja merupakan lingkungan

aktivitas dimana karyawan melakukan pekerjaan yang dapat

mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi dan menciptakan

kenyamanan dalam melakukan tugas-tugas mereka.

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab pegawai

mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya

produktivitas kerja. Jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi

udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja

kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja

pegawai (Tarwaka, 2010).

2. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2017 : 60) Secara garis besar, jenis

lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni :

a. Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2017) lingkungan kerja fisik adalah semua

yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai

baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Dessler (2016)

lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja pegawai melakukan


36

aktivitasnya. Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi

kerja para karyawan. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di

tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan.

Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku manusia.

Sedangkan menurut Dessler (2016) peningkatan suhu dapat

menghasilkan kenaikan prestasi kerja tetapi dapat pula malah menurunkan

prestasi kerja. Kenaikan suhu pada batas tertentu menimbulkan semangat

yang merangsang prestasi kerja tetapi setelah melewati ambang batas

tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang

mengakibatkan terganggunya pula prestasi kerja.

Menurut Robbins (2017) Lingkungan kerja fisik juga merupakan

faktor penyebab stress kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi

kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah :

Ketidakpatuhan konsumsi tablet Fe beresiko meningkatkan

kejadian anemia sebesar 8,6 kali dibandingkan dengan patuh. Disarankan

ibu hamil agar tertib dalam mengkunsumsi tablet Fe. Manfaat kepatuhan

bagi ibu dan bayi yaitu mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan

persalinan seperti persalinan premature, partus lama, inersia uteri, atonia

uteri dan lain-lain.

1) Suhu

Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual

yang besar. Dengan demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah

penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur


37

sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat

diterima setiap individu.

2) Kebisingan

Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-

suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak

menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari suara-suara

yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan

mengganggu konsentrasi pegawai.

3) Penerangan

Bekerja pada ruangan yang gelap dan samara-samar akan

menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat

membantu pegawai dalam mempelancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang

tepat dari intensitas cahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian

prestasi kerja pada tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar

untuk pegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda.

4) Mutu udara

Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup

udara yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan

pribadi. Udara yang tercemar dapat mengganggu kesehatan pribadi

pegawai. Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan

sakit kepala, mata perih, kelelahan, lekas marah, dan depresi.


38

5) Ukuran ruang kerja

Ruang kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ruang kerja

yang sempit dan membuat pegawai sulit bergerak akan menghasilkan

prestasi kerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan karyawan yang

memiliki ruang kerja yang luas.

6) Pengaturan ruang kerja

Jika ruang kerja merujuk pada besarnya ruangan per pegawai,

pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan

ruang kerja itu penting karena sangat dipengaruhi interaksi sosial. Orang

lebih mungkin berinteraksi dengan individu-individu yang dekat secara

fisik. Oleh karena itu lokasi kerja karyawan mempengaruhi informasi yang

ingin diketahui.

7) Privasi

Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisi, dan sekatan-sekatan fisik

lainnya. Kebanyakan pegawai menginginkan tingkat privasi yang besar

dalam pekerjaan mereka (khususnya dalam posisi manajerial, dimana

privasi diasosiasikan dalam status). Namun kebanyakan pegawai juga

menginginkan peluang untuk berinteraksi dengan rekan kerja, yang

dibatasi dengan meningkatnya privasi. Keinginan akan privasi itu kuat

dipihak banyak orang. Privasi membatasi gangguan yang terutama sangat

menyusahkan orang-orang yang melakukan tugas-tugas rumit.


39

b. Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2017 ) menyatakan bahwa lingkungan kerja

non fisik adalah semua keadaan kerjadian yang berkaitan dengan

hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun dengan

hubungan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Lingkungan

kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang

tidak bisa diabaikan. Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan

kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan

maupun yang memiliki status jabatan yang sama diperusahaan. Kondisi

yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi

yang baik dan pengendalian diri. Kondisi lingkungan kerja non fisik

meliputi:

1) Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan

adalah latar belakang keluarga, yaitu antara status keluarga, jumlah

keluarga, tingkat kesejahteraan dan lain-lain.

2) Faktor status sosial

Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi kewenangan dan

keleluasaan dalam mengambil keputusan.

3) Faktor hubungan kerja dalam perusahaan

Hubungan kerja yang ada dalam perusahaan adalah hubungan kerja

antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan atasan.


40

4) Faktor sistem informasi

Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila ada

komunikasi yang baik diantara anggota perusahaan. Dengan adanya

komunikasi yang baik di lingkungan perusahaan maka anggota

perusahaan akan berinteraksi, saling memahami, saling mengerti satu

sama lain menghilangkan perselisihan salah faham.

3. Hubungan Lingkungan Kerja dengan stres kerja

Menurut Mardiana (2005) lingkungan kerja adalah lingkungan

dimana pegawai mela-kukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkung-an kerja

yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai

untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi

emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia

bekerja, maka pegawai tersebut akan betah ditempat kerjanya untuk

melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan

optimis prestasi kerja karyawan juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut

mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan

hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan.

4. Cara Mengukur Lingkungan Kerja

Menurut penelitian Siti Habibah (2021) cara menguku lingkungan

kerja pegawai menggunakan kuesioner sebanyak 10 pertanyaan yaitu :

a. Kurang (10-25)

b. Baik (26-40)
41

E. Kerangka Teori

Faktor Intrinsik
Tingkat Pendidikan
Status perkawinan
Umur
Jenis kelamin
5. Masa kerja

Stres Kerja Karyawan


PT. Dok dan perkapalan Kodja
Faktor Ektrinsik Bahari (PERSERO)
Beban kerja Banjarmasin

Lingkungan kerja

Resiko Pekerjaan

Hubungan dengan rekan kerja

Pengawasan Atasan

Jumlah anak

Kepemimpinan Organisasi

Jarak tempat tinggal dengan tempat


kerja

Pemberian Penghargaan

Adanya refreshing Gambar 2.1 Kerangkap Teori

Kerangka teori penelitian ini diadopsi dari teori modifikasi Munandar

(2014), Anita Widanti (2010) Tarwaka (2010), Handoko (2010), dan Nursalam

(2011).
42

F. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Masa Kerja

Beban Kerja

Stres Kerja
Lingkungan Kerja Karyawan

Gambar 2.2
Kerangkap Konsep

G. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dibuatlah hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan masa kerja dengan stress kerja karyawan di PT. DOK

Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

2. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja karyawan di PT. DOK

Perkapalan Kodja bahari (PERSERO) banjarmasin 2022

3. Ada hubungan lingkungan kerja dengan stress kerja karyawan di PT.

DOK Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis survei yang digunakan dalam penelitian ini dalah jenis survey

analitik. Survey analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba

menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara

faktor risiko dengan faktor efek. Pendekatan (jenis) yang digunakan yaitu

rancangan survey cross sectional, di mana dinamika antara faktor-faktor

risiko dengan efek dipelajari dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2018) adalah wilayah

generalisasi (suatu kelompok) yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi penelitian ini adalah karyawaan yang ada di PT. DOK

Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin sebanyak 61 orang.

43
44

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari

populasi tersebut harus betul-betul representatif atau mewakili populasi

yang diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2019) sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Dapat disimpulkan bahwa

sampel adalah sebagian atau wakil representatif dari populasi yang akan

diteliti, maka teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana besar

sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena

jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya (Sugiyono.2007). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini 51 orang.
45

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat

yang digunakan dalam pengumpulan data dapat berupa kuesioner (daftar

pertanyaan) yang berasal dari peneliti sebelumnya, yang berkaitan dengan

pencatatan data. (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner penelitian ini diadopsi

dari penelitian Yuni Rohani (2021) Hubungan Fasilitas Kerja, Beban Kerja

Dengan Kinerja Karyawan Dilingkungan Fakultas Kedokteran

Universitas Lambung Mangkurat, dan Penelitian Siti Habibah (2021)

Hubungan Masa Kerja, Beban Kerja, Dan Lingkungan Kerja Denga Stress

Kerja Pegawai Dipuskesmas Martapura 1 Kabupaten Banjar yang

dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian.

D. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini antara lain :

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel independen adalah faktor yang berhubungan atau yang

menjadi sebab perubahannya variabel dependen (terikat). Variabel

independen dalam penelitian ini ialah masa kerja, beban kerja, dan

lingkungan kerja.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang disebabkan/ dipengaruhi

oleh adanya variabel bebas/ variabel independen. Variabel dependen

dalam penelitian ini ialah stres kerja.


46

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Alat/Cara
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala
Ukur

1. Stres kerja suatu perasaan dialami Kuesioner/ 1. Berat jika (31-40) Ordinal


2. Sedang jika (21-30)
karyawan dalam wawancara 3. Ringan jika (10-20)
(Siti Habibah 2021)
menghadapi

pekerjaannya

2. Masa kerja Lama jangka bekerja Kuesioner/ 1. Baru jika masa Ordinal


kerja ≤ 5 tahun
responden sampai wawancara
2. Lama jika masa
sekarang/saat ini kerja > 5 tahun\\
(Tarwaka, 2017)

3. Beban kerja Kewajiban yang harus Kuesioner/ 1. Ringan (15-30) Ordinal


2. Sedang (31-45)
dikerjakan responden wawacara 3.Berat (46-60)
(Yuni Rohani,2021)
saat bekerja

4. Lingkungan Kondisi saat Kuesioner/ 1. Kurang (10-25) Ordinal


kerja melakukan pekerjaan wawacara 2. Baik (26-40)
yang mempengaruhi (Siti Habibah, 2021)
kenyamanan dan
pencapaian yang
diinginkank.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Peneliti melakukan pengumpulan

daya yang bersumber pada data primer dan sekunder, yaitu :


47

a. Data Primer

Data yang didapat melalui kuesioner yang berisikan pertanyaan

tentang masa kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja dengan stress

kerja yang akan disebarkan kepada responden.

b. Data Sekunder

Jenis data dalam penelitian berdasarkan cara memperolehnya, yang

artinya sumber data penelitian yang diperoleh dan dikumpulkan

peneliti secara tidak langsung melainkan dengan pihak lain. Data

Sekunder penelitian berupa seperti gambarn umum, jumlah karyawan.

2. Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang dinilai

strategis dalam penelitian, karena mempunyai tujuan yang utama dalam

memperoleh data agar dapat menjawab dari tujuan penelitian.

Data yang dipeoleh kemudian diolah dan dianalisis menggunakan

perangkat komputeragar analisis data menghasilkan inormasi yang benar :

a. Editing

Editing proses melengkapi dan merapikan data yang telah

dikumpulan dalam kuesioner. Editing kuesioner digunakan untuk

melengkapi data-data yang sdah diperoleh.

b. Skoring

Yaitu memberikan skor pada data-data sekunder dan primer

yang telah diberi kode, dan selanjutnya memberikan nilai dan obot

pada data tersebut.


48

1) Stres Kerja

Data stres kerja diperoleh dengan membagikan kuesioner 10

pertanyaan yang adapun nilai pertanyaan yaitu:

Pernyataan

1 = Tidak pernah

2 = Pernah

3 = Sering

4 = Sangat Sering

Nilai terendah x jumlah soal = skor terendah (1x10 = 10)

Nilai tertinggi x jumlah soal = skor terendah (4x10 = 40)

Skor tertinggi – skor terendah = range (40-10= 30)

Karena dibagi 3 dalam kategori maka nilai range 30 : 3 = 10 yang

disebut sebagai nilai jarak, maka kategori penilaian :

a) Berat jika mendapat skor (31-40)

b) Sedang jika mendapat skor (21-30)

c) Ringan jika mendapat skor (10-20)

2) Masa Kerja

Data masa kerja diperolehh dengan membagian kuesioner yaitu :

a) Baru jika masa kerja ≤ 5 tahun

b) Sedang jika masa kerja ˃ 5 tahun

3) Beban Kerja

Data beban kerja diperoleh dengan membagikan kuesioner 15

pertanyaan yang adapun nilai pertanyaan yaitu :


49

1 = Sangat Setuju

2 = Setuju

3 = Tidak Setuju

4 = Sangat Tidak Setuju

Kategori penilaian meliputi jika pernyataan positif maka kategori

penilaian : SS (4), S (3), (TS) (2), STS (1) sedangkan jika

pernytaan negative maka : SS (1), S (2), TS (3), STS (4). Kategori

penilaian yaitu :

Nilai terendah x jumlah soal = skor terendah (1x15=15)\

Nilai tertinggi x jumlah soal = skor tertinggi (4x15= 60)

Skor teringgi – skor terendah (60-15=45)

Karena dibagi 3 dalam kategori maka nilai range 45 : 3 = 15 Yang

disebut sebagai nilai jarak maka kategori penilaian :

a) Berat jika mendapat skor (45-60)

b) Sedang jika mendapat skor (31-45)

c) Ringan jika mendapat skor (15-30)

4) Lingkungan Kerja

Data lingkungan kerja diperoleh dengan membagikan 10

pertanyaan yang adapun nilai pertanyaan yaitu :

1 = Sangat Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Setuju

4 = Sangat Tidak Setuju


50

Kategori penilaian meliputi jika pernyataan positif maka kategori

penilaian : SS (4), S (3), (TS) (2), STS (1) sedangkan jika

pernytaan negative maka : SS (1), S (2), TS (3), STS (4).

Nilai terendah jika x jumlsh soal = skor terendah (1x10=10)

Nilai tertinggi jika x jumlah soal = soal tertinggi (4x10=40)

Skor tertinggi- skor terendah (40-10=30)

Karena dibagi dalam 2 kategori maka nilai range 30 : 2 = 15 yang

disebut sebagai nilai jarak maka kategori penilaian :

a) Kurang (10-25)

b) Baik (26-40)

c. Coding

Dilakukan untuk mengklarifikasi jawaban dari responden

kedalam kategori dengan memberikan kode pada setiap responden

1) Stress Kerja

a) Berat diberi kode 1

b) Sedang diberi kode 2

c) Ringan diberi kode 3

2) Masa Kerja

a) Masa kerja baru diberi kode 1

b) Masa kerja lama diberi kode 2

3) Beban Kerja

a) Berat (46-60) diberi kode 1

b) Sedang (31-45) diberi kode 2


51

c) Ringan (15-30) diberi kode 3

4) Lingkungan Kerja

a) Kurang diberi kode 1

b) Baik diberi kode 2

d. Entry

Data yang sudah diberi kode tersebut kemudian akan dimasukan

kedalam program Komputer untuk selanjutnya akan diolah untuk

mendapatkan hasil.

e. Tabulating

Tabulating adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang

telah diberi kode sesuai dengan analisis yang diperlukan, dalam

melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.

Tabulasi dalam penelitian ini yaitu jawaban dari kuesioner yang telah

disebarkan di masukan ke dalam tabel sesuai dengan analisis

contohnya tabulasi karakteristik reponden yang meliputi usia, jenis

kelamin dan pekerjaan.

f. Cleaning

Cleaning adalah kegiatan pembersihan data dengan cara

pemeriksaan kembali data yang sudah di entry, apakah ada terjadi

kesalahan atau tidak. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan ulang

terhadap data, pengkodean, dan skoring.


52

G. Cara Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan kumpulan

data yang berupa frekuensi, nilai dengan frekuensi terbanyak, nilai

minimum dan nilai maksimum dari variabel penelitian. Analisis yang

digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan karakteristik setiap

variabel, dengan cara menghitung jawaban dari kuesioner, kemudian

ditabulasi data dalam tabel distribusu frekuensi, dipresentasikan dan

dianalisis, lalu disajikan kedalam tabel. Dalam peneliti ini analisis

univariat untuk menjelaskann atu mendeskripsikan hubungan masa kerja,

beban kerja, dan lingkungan kerja dengan stress kerja karyawan di PT.

DOK Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin.

Adapun dalam analisis unuvariat menggunakan rumus sebagai

berikut :

f
P= x 100 %
N

Keterangan :

P = Presentase

f = Jumlah frekuensi

N = Jumlah responden

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara

variabel kemampuan komunikasi dengan variabel. Penelitian ini

menggunakan uji chi square. Chi-square adalah membandingkan


53

frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi).

Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka

dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikan). Sebaliknya,

bila nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda, maka

dikatakan ada perbedaan yang bermakna (signifikan).

X =∑ ¿ ¿ ¿
2

Keterangan :

x² = Nilai chi square

Ʃ = Jumlah

0 = Frekuensi observasi atau nilai yang diamati

E = Frekuensi eksfektasi atau nilai yang diharapkan

Dalam melakukan analisa terhadap data, penelitian juga meninginkan ilmu

statistik terapan chi square yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin

dianalisis menggunakan sistem komputerisasi.

Syarat uji chi square :

a. Diguanaka pada data distrit, dengan 2 kategori atau lebih

b. Bila tabelnya lebih 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan seterusnya, maka

gunakan ui Pearson chi square dan juga expacted (E) nya tidak boleh

kurang dari angka 5 untuk cells

c. Bila pada tabel 2x2 dan tidak adan nilai expacted (E) < 5, maka uji

yang dipakai sebaiknya Continuity Correction


54

d. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai expacted 9 < 5, maka uji yang

dipakai adalah Fisher’s Exact Test

e. Untuk menyimpulkan hasil satatisti sebagai berikut

1) Untuk menarik kesimpulan dapat mengikuti kaidah sebagai

berikut :

a) Apaila p > 0,05 maka H0 (Hipotesisi Nol) diterima sedangkan

Ha (Hipotesis alternative) ditolak maka dikatakan secara

statistic tidak ada hubungan.

b) Apabila p < 0,05 maka H0 (Hipotesis Nol) ditolak sedangkan

Ha (Hipotesis alternative) diterima maka dikatakan secara

statistic ada hubungan.

2) Untuk menyimpulkan hasil uji statistic sebagai berikut :

a) Jika p < α 0,05 maka H0 ditolak berarti ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat

b) Jika p < α 0,05 maka H0 diterima berarti tidak ada hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat

H. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. DOK Perkapalan Kodja Bahari

(PERSERO) Banjarmasin.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan tanggal 1 Juli 2022 sampai 12 juli

2022.
55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

a. Profil PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari

PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI merupakan

Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang pembangunan kapal

baru, pemeliharaan dan perbaikan (Docking) kapal serta non kapal

dengan kantor pusat di Jalan Sindang Laut Jakarta Perseroan mamiliki 9

(Sembilan) Galangan berlokasi di Jakarta 3 (tiga) Galangan dikenal

dengan PT. DKB Galangan I, PT. DKB Galangan II dan PT. DKB

Galangan III dan diluar Jakarta 6 (enam) Galangan ada di Cirebon,

Semarang, Palembang, Sabang, Batam dan Banjarmasin.

PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI merupakan

hasil pengabungan 4 (empat) perusahaan galangan sesuai peraturan

pemerintah RI NO. 59 tahun 1990 dengan akte Notaris Ny. Sulami

Mustafa NO.2 tanggal 1 maret 1991 dan peraturan pemerintah NO .13

tahun 1992.

Ke 4 (empat) perusaan yang bergabung itu yakni:

1. PT. DOK & PERKAPALAN TANJUNG PRIOK (Persero)

2. PT. KODJA (Persero)

3. PT. PELITA BAHARI (Persero)

4. PT. DOK & GALANGAN KAPAL NUSANTARA (Persero)


56

b. Geografis

Kantor PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang

Banjarmasin pada saat ini secara administratif terletak di Jl. IR.

Pangeran Moch Noor Pelambuan Kuin Cerucuk Banjarmasin.

menempati areal seluas sekitar +- 35.281 M2 dengan status lahan

adalah Hak Guna Bangunan dengan perician sebagaiberikut:

 Sertifikat HGB No 26/1999 : 16.934 M2

 Sertifikat HGB No 27/1999 : 18.347 M2

 Jumlah : 35.281 M2

Batas Lokasi sebagai beikut

 Batas Sebelah Utara : PT. Karet Mantep

 Batas SebelahTimur : Jl. Ir. Pangeran H. M. Noor.

 Batas Sebelah Selatan : Sungai Kecil

 Batas Sebelah Barat : Sungai alur Barito trisakti

2. Visi Dan Misi PT. Dok Dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Banjarmasin

Visi dari PT. Dok Dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Banjarmasin adalah menjadi perusahaan perkapalan dan sarana lepas

pantai yang terkemuka di pasar domestik dan bersaing di pasar regional

serta memberikan manfaat kepada Stakeholders, sebagai penjabaran visi

tersebut telah ditetapkan misi PT. Dok Dan Perkapalan Kodja Bahari

(Persero) Banjarmasin adalah :


57

a. Mendominasi pangsa pasar domestik di sektor pemeliharaan &

perbaikan kapal dan pembangunan kapal baru sampai dengan 400.000

DWT, melalui keunggulan Quality Cost Delivery and Services

(QCDS).

b. Mengembangkan perusahaan agar mampu bersaing di pasar ASEAN di

sector pembangunan kapal baru, pemeliharaan & perbaikan kapal s.d.

400.000 DWT dan sarana lepas pantai, baik fabrikasi maupun

pemeliharaan & perbaikan untuk sarana pendukung operasional kapal

sampai dengan 350.000 DWT (Single Buoy Mooring, Single Point

Mooring , dll) melalui keunggulan Quality Cost Delivery andServices

& Safety Health Environment (QCDS & SHE).

c. Mendorong kemampuan penguasaan teknologi dan kemandirian dalam

mendukung peningkatan kemampuan industri pelayaran nasional dan

sistem transportasi laut nasional melalui pengembangan sarana dan

fasilitas produksi serta kualitas SDM.

d. Melaksanakan restrukturisasi secara bertahap guna mewujudkan

perusahaan.

3. Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dapat dilihat sebagai

berikut:

a. Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut:


58

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di PT. Dok Dan
Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Banjarmasin 2022
UMUR F %
17-25 8 15.7
26-35 13 25.5
36-45 17 33.3
46-55 12 23.5
56-65 1 2.0
Total 51 100.0
Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.1 dari jumlah 51 responden yaitu karyawan

PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari diketahui bahwa sebanyak 8 orang

(15.7%) berusia 17-25 Tahun, yang berusia 26-35 Tahun sebanyak 13

orang (25.5%), yang berusia 36-45 Tahun sebanyak 17 orang (33.3%),

yang berusia 46-55 Tahun sebanyak 12 orang (23.5%), dan yang berusia

56-65 Tahun sebanyak 1 orang (2%).

b. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di PT. Dok
Dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Banjarmasin 2022
Jenis Kelamin F %
Laki-laki 47 92.2
Perempuan 4 7.8
Total 51 100.0
Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari jumlah 51 orang

responden, sebanyak 47 orang (92.2%) ber jenis kelamin laki-laki,

sedanglan sebanyak 4 orang (7.8%) berjenis kelamin perempuan.


59

c. Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Terakhir adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di
PT. Dok Dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Banjarmasin 2022
Pendidikan Terakhir F %
SD/MI 2 3.9
SMP/MTS 9 17.6
SMA/SMK/DIII/S1 40 78.4
Total 51 100.0
Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 51 responden,

sebanyak 2 orang (3.9%) memiliki tingkat pendidikan terakhir SD/MI,

dan 9 orang (17.6%) memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP/MTS,

sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK/DIII/S1 sebanyak

40 orang (78.4%).

4. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel independen (masa kerja, beban

kerja kerja, lingkungan kerja) dan variabel dependen (stress kerja). Data

yang dikumpulkan merupakan data primer yang berasal dari 51 responden

dari PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari.

a. Stress Kerja

Distribusi stress kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja

Bahari ialah pada tabel berikut :


60

Tabel 4.4
Tingkat stress kerja karyawan PT.Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Tahun 2022

Tingkat Stress Kerja F %


Berat 5 9.8
Sedang 38 74.5
Ringan 8 15.7
Total 51 100.0
Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebanyak 5 orang

karyawan (9.8%) mengalami tingkat stress berat, sedangkan sebanyak 38

orang karyawan (74.5%) mengalami stress sedang, dan 8 orang karyawan

(15.7%) mengalami tingkat stress ringan.

b. Masa Kerja

Distribusi Masa Kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja

Bahari ialah pada tabel berikut :

Tabel 4.5
Masa kerja karyawan PT.Dok & Perkapalan Kodja Bahari Tahun 2022

Masa Kerja F %
Baru 23 45.1
Lama 28 54.9
Total 51 100.0
Sumber Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 23

karyawan (45.1%) baru bekerja ≤ 5 tahun, sedangkan sebanyak 28

karyawan (54.9%) sudah bekerja > 5 Tahun.

c. Beban Kerja
61

Distribusi Beban Kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja

Bahari ialah pada tabel berikut :

Tabel 4.6
Tingkat Beban Kerja karyawan PT.Dok & Perkapalan Kodja
Bahari Tahun 2022

Beban Kerja F %
Sedang 47 92.2
Berat 4 7.8
Total 51 100.0
Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.6 dinyatakan bahwa sebanyak 47 orang

karyawan (92.2%) mendapat beban kerja yang sedang. Sedangkan

sebanyak 4 orang karyawan (7.8) mendapat beban kerja yang berat.

d. Lingkungan Kerja

Distribusi Lingkungan Kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan

Kodja Bahari ialah pada tabel berikut :

Tabel 4.7
Lingkungan Kerja karyawan PT.Dok & Perkapalan Kodja
Bahari Tahun 2022

Lingkungan Kerja F %
Kurang 16 31.4
Baik 35 68.6
Total 51 100.0
Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 didapati bahwa sebanyak 16 orang

karyawan (31.4) merasa lingkungan kerjanya kurang baik, dan


62

sedangkan sebanyak 35 orang karyawan (68.6%) merasa

lingkungan kerjanya baik.

5. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat menggunakan uji Chi Square dengan tujuan untuk

melihat hubungan dari masing-masing variabel independent (Masa Kerja,

beban kerja, lingkungan kerja) dengan variabel dependent (stress kerja)

pada karyawan di PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari Tahun 2022.

a. Hubungan Masa Kerja dengan Stress Kerja karyawan PT.DOK

& Perkapalan Kodja Bahari

Hasil analisis bivariat pada masa kerja dengan stress kerja

karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.8
Hubungan Masa Kerja dengan Stress Kerja karyawan PT.Dok &
Perkapalan Kodja Bahari 2022

STRESS KERJA
TOTAL P-Value
Masa Berat Sedang Ringan
Kerja n % n % N % N %
Baru 3 13% 17 73.9% 3 13% 23 100%
0.715
Lama 2 7.1% 21 75% 5 17.9% 28 100%

TOTAL 5 9.8% 38 74.5% 8 15.7% 51 100%


Sumber Data Primer, 2022
63

Karena terdapat nilai expected count 2 cell yang kurang dari 5 dan

lebih dari 20% yaitu 66,7% maka dilakukan penggabungan cell, setelah

dilakukan penggabungan cell dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Hubungan Masa Kerja dengan Stress Kerja karyawan PT.Dok &


Perkapalan Kodja Bahari 2022

STRESS KERJA
Berat Sedang Ringan TOTAL P-Value
Masa
Kerja n % n % N %
Baru 20 87% 3 13% 23 100%
Lama 23 82.1% 5 17.9% 28 100% 0.715
TOTAL 43 84.3% 8 15.7% 51 100%
Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari total 51

responden yaitu karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari,

didapatkan proposi responden dengan masa kerja ≤ 5 Tahun yang

mengalami stress kerja berat dan sedang sebanyak 20 orang (87%)

dan yang ringan sebanyak 3 orang (13%) dan proporsi responden yang

mengalami stress berat dan sedang yang masa kerja > 5 Tahun

sebanyak 23 orang (82.1%), dan untuk yang ringan sebanyak 5 orang

(17.9%),

Dari hasil uji statistik menggunakan chi square antara variabel

masa kerja dengan stress kerja, karena pada tabel hasil pengujian
64

menunjukkan ada nilai E>5 sehingga nilai p-value diambil dari uji

Contunity Correction dengan nilai p-value = 0,715 dimana p>α

( 0,05) maka artinya tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan

stress kerja pada karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari.

b. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja karyawan PT.DOK

& Perkapalan Kodja Bahari

Hasil analisis bivariat pada beban kerja dengan stress kerja

pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.9
Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja karyawan PT.Dok
& Perkapalan Kodja Bahari 2022

STRESS KERJA
Berat Sedang Ringan TOTAL P-Value
Beban n % n % N % N %
Kerja
Sedang 5 10.6% 37 78.7% 5 10.6% 47 100%
Berat 0 0% 1 25% 3 1775 4 100% 0.010
%
TOTAL 5 9.8% 38 74.5% 8 15.7% 51 100%
Sumber Data Primer, 2022

Karena terdapat nilai expected count 4 cell yang kurang dari 5

dan lebih dari 20% yaitu 66,7% maka dilakukan penggabungan cell,

setelah dilakukan penggabungan cell dan didapatkan hasil sebagai

berikut :

Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja karyawan PT.Dok


& Perkapalan Kodja Bahari 2022
Beban STRESS KERJA
65

TOTAL P-Value

Kerja Berat + Sedang Ringan

n % n % N %

Sedang 42 89.4% 5 10.6% 47 100%


0.010
1
Berat 25% 3 75% 4 100%

TOTAL 43 84.3% 8 15.7% 51 100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari total 51 pegawai

PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari, didapatkan proporsi responden

dengan beban kerja sedang dengan stress kerja berat dan sedang

sebanyak 42 orang (89.4%) dan yang beban kerja sedang stress kerja

ringan sebanyak 5 orang (10.6%) dengan beban kerja sedang yang

mengalami stress kerja berat sebanyak 5 orang (10.6%). Sedangkan

proporsi responden dengan beban kerja berat dan stress kerja berat

sedang sebanyak 1 orang (25%) dan yang megalami stress ringan

sebanyak 3 orang (75%).

Dari hasil uji statistik menggunakan chi square antara variabel

masa kerja dengan stress kerja, karena pada tabel hasil pengujian

menunjukkan ada nilai E<5 sehingga nilai p-value diambil dari uji

Contunity Correction dengan nilai p-value = 0,010 dimana p > α

( 0,05) maka artinya adanya hubungan antara beban kerja dengan

stress kerja pada pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari.

c. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Stress Kerja Pegawai

PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari


66

Hasil analisis bivariat pada beban kerja dengan stress kerja

pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari dapat dilihat pada tabel

tabel berikut :

Tabel 4.10
Hubungan Lingkungan Kerja dengan Stress Kerja karyawan
PT.Dok & Perkapalan Kodja Bahari 2022

STRESS KERJA
P-
TOTAL
Lingkungan Berat Sedang Ringan Value
Kerja n % n % n % N %
18.8
Kurang 3 13 81.3% 0 0% 16 100%
%
0.045
Baik 2 5.7% 25 71.4% 8 22.9% 35 100%

TOTAL 5 9.8% 38 74.5% 8 15.7% 51 100%


Sumber Data Primer, 2022

Karena terdapat nilai expected count 3 cell yang kurang dari 5 dan

lebih dari 20% yaitu 50,0% maka dilakukan uji penggabungan cell,

setelah dilakukan penggabungan cell dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Hubungan Lingkungan Kerja dengan Stress Kerja karyawan


PT.Dok & Perkapalan Kodja Bahari 2022

STRESS KERJA
Berat + Sedang Ringan TOTAL P-Value
Lingkungan
Kerja n % n % N %
16
Kurang 100% 0 0% 16 100% 0.045
Baik 27 77.1% 8 22.9% 35 100%
67

TOTAL 43 84.3% 8 15.7% 51 100%


Sumber Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel diatas diketahui diketahui bahwa dari 51

karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari, didapatkan proporsi

responden dengan lingkungan kerja yang kurang baik dengan stress berat

sedang sebanyak 16 orang (100%), dan yang stress ringan sebanyak 0

(0%). Sedangkan untuk proporsi responden yang lingkungan kerja baik

dengan stress berat sedang sebanyak 27 orang (77.1%), dan yang

mengalami stress ringan 8 orang (22.9%).

Jadi semakin kurang lingkungan kerja maka ssemakin banyak

responden yang mengalami stress kerja dalam tingkat sedang berat, dan

begitu pula pada lingkungan kerja yang baik, juga mempengaruhi

responden sehingga mengalami stress kerja dalam tingkat sedang berat.

Dari hasil uji statistik menggunakan chi square antara variabel

masa kerja dengan stress kerja, karena pada tabel hasil pengujian

menunjukkan ada nilai E<5 sehingga nilai p-value diambil dari uji

Contunity Correction dengan nilai p-value = 0,045 dimana p > α ( 0,05)

maka artinya adanya hubungan antara lingkungan kerja kerja dengan stress

kerja pada karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari.

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Stress Kerja
68

Berdasarkan Hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 5 orang

pegawai (9.8%) mengalami tingkat stress berat, sedangkan sebanyak

38 orang pegawai (74.5%) mengalami stress sedang, dan 8 orang

pegawai (15.7%) mengalami tingkat stress ringan.

Dari kegiatan penelitian dengan melakukan wawancara dengan

menggunakan kuesioner kepada 51 orang responden yang ditemui,

sebagian responden mengalami stress kerja saat melakukan

pekerjaannya dari berat hingga ringan. Hal ini tentunya disebabkan

oleh beberapa faktor yang terjadi sehingga menyebabkan stress kerja

terjadi pada pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari, mulai

dari masa kerja pegawai yang sudah lama, beban kerja pegawai yang

banyak, dan lingkungan kerja yang kurang baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Aprilia.S 2018)

menyatakan bahwa stress kerja disebabkan oleh beberapa faktor

mulai dari dalam diri pribadi, beban kerja, serta lingkungan yang

kurang baik.

b. Masa Kerja

Masa kerja sendiri berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebanyak 23 karyawan (45.1%) baru bekerja ≤ 5 tahun,

sedangkan sebanyak 28 karyawan (54.9%) sudah bekerja > 5 Tahun.

Dimana masa kerja sendiri bukan menjadi faktor yang utama

penyebab stress kerja, karena terdapat beberapa faktor lain yang dapat

meyebabkan stress kerja, yaitu bisa terjadi dalam dirinya sendiri


69

misalna rasa bosan akibat pekerjaan, tidak bisa beradaptasi dengan

baik, kurangnya arahan dari rekan kerja, kapasitas bekerja tidak sesuai

dengan kemampuan bekerja.

c. Beban Kerja

Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa sebanyak 47

orang karyawan (92.2%) mendapat beban kerja yang sedang.

Sedangkan sebanyak 4 orang karyawan (7.8%) mendapat beban kerja

yang berat.

Dari kegiatan penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan

bahwa beban kerja menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya

stress kerja pada responden dikarenakan banyaknya beban yang

diberikan dan tidak sesuai dengan kompetensikaryawan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Anggi P, 2018)

yang menjelaskan bahwa Beban kerja yang berlebihan akan

mengakibatkan stres kerja pada pegawai. Jika beban kerja yang

diterima oleh tubuh berlebihan, maka akan menimbulkan kelelahan

baik dari segi fisik maupun mental dan timbulnya reaksi-reaksi

emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan mudah

marah.

d. Lingkungan kerja

Berdasarkan hasil penelitina dengan melakukan wawancara

dengan kuesioner kepada 51 responden, dinyatakan bahwa sebanyak

16 orang karyawan (31.4%) merasa lingkungan kerjanya kurang baik,


70

dan sedangkan sebanyak 35 orang karyawan (68.6%) merasa

lingkungan kerjanya baik. Lingkungan kerja kurang baik tentunya

juga menjadi faktor penyebab terjadinya stress kerja, karena apabila

memang lingkungan kerja bukan menjadi tempat yang nyaman maka

selain menyebabkan stress kerja juga akan menyebabkan pola kerja

akan terganggu. Stress kerja akibat lingkungan kerja juga dapat

dipengaruhi dari faktor internal salah satunya dari ruang lingkup

keluarga, atasan kebawahan, dan antar rekan kerja.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Amas, 2018)

menyatakan bahwa Berdasarkan hasil perhitungan manual dan uji

statistik, terbukti bahwa terdapat pengaruh positif antara lingkungan

kerja terhadap stres kerja, dengan nilai koefesien korelasi 0,779 atau

dapat dikatakan mempunyai tingkat pengaruh yang kuat.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan masa kerja dengan stress kerja karyawan di PT.DOK

Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa tidak adanya hubungan

yang signifikan antara masa kerja dengan stress kerja karyawan, hal

ini terjadi dikarenakan masih banyak karyawan yang masih bekerja

dibawah 5 tahun sebanyak 23 orang.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari total 51 responden

yaitu karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari, didapatkan

proposi responden dengan masa kerja ≤ 5 Tahun yang mengalami


71

stress kerja berat dan sedang sebanyak 20 orang (87%) dan yang

ringan sebanyak 3 orang (13%) dan proporsi responden yang

mengalami stress berat dan sedang yang masa kerja > 5 Tahun

sebanyak 23 orang (82.1%), dan untuk yang ringan sebanyak 5 orang

(17.9%),

Dari hasil uji statistik menggunakan chi square antara variabel

masa kerja dengan stress kerja, karena pada tabel hasil pengujian

menunjukkan ada nilai E>5 sehingga nilai p-value diambil dari uji

Contunity Correction dengan nilai p-value = 0,715 dimana p>α

( 0,05) maka artinya tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan

stress kerja pada pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari.

Dalam hal ini peneliti menyebutkan bahwa pengaruh masa kerja

terhadap stress kerja, hal ini dimungkinkan karena masa kerja yang

lebih lama sudah paham dan lebih mengerti mengenai tugas

pekerjaannya, sudah lebih banyak pengalaman yang didapatkan dan

lebih tahan dalam menghadapi tekanan-tekanan yang didapati dalam

pekerjaan. Berbeda dengan masa kerja yang belum lama, hal ini

mungkin karena mengalami kebosanan dalam bekerja akibat dari tidak

bisa beradaptasi dengan baik, kurangnya arahan dari rekan kerja,

kapasitas bekerja tidak sesuai dengan kemampuan bekerja, tenaga

kerja masih kurang pengalaman dalam menghadapi, mengatasi dan

menyelesaikan masalah-masalah yang didapati ditempat kerja

sehingga dapat mengakibatkan stres akibat kerja.


72

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Dian Dwiana dkk,

2020), dari hasil penelitian nya disebutkan Hasil uji statistic Pearson

Chi-Square didapat nilai 𝑥 2 = 1.190 dan karena terdapat 3 cell maka

kita lihat nilai P di Fisher’s Exact Test dengan nilai P = 0.549 ˃ α 0.05

yang berarti tidak signifikan maka Ha di tolak dan Ho diterima. Jadi

tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan stres

kerja perawat kamar bedah RSUD. Dr. M. yunus Bengkulu.

Tidak adanya hubungan masa kerja dengan stress kerja juga bisa

disebabkan karena, masa kerja yang lama akan cenderung membuat

seseorang karyawan lebih merasa betah dalam suatu perusahaan, hal

ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan

lingkungannya yang cukup lama sehingga seseorang karyawan akan

merasa nyaman dengan pekerjaannya

b. Hubungan beban kerja dengan stress kerja karyawan di PT. DOK

Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022

Berdasarkan hasil penelitian yang mengacu pada tabel 4.9

diketahui bahwa dari total 51 pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja

Bahari, didapatkan proporsi responden dengan beban kerja sedang

dengan stress kerja berat dan sedang sebanyak 42 orang (89.4%) dan

yang beban kerja sedang stress kerja ringan sebanyak 5 orang (10.6%)

dengan beban kerja sedang yang mengalami stress kerja berat

sebanyak 5 orang (10.6%). Sedangkan proporsi responden dengan


73

beban kerja berat dan stress kerja berat sedang sebanyak 1 orang

(25%) dan yang megalami stress ringan sebanyak 3 orang (75%).

Dari hasil uji statistik menggunakan chi square antara variabel

masa kerja dengan stress kerja, karena pada tabel hasil pengujian

menunjukkan ada nilai E<5 sehingga nilai p-value diambil dari uji

Contunity Correction dengan nilai p-value = 0,010 dimana p>α

( 0,05) maka artinya adanya hubungan antara beban kerja dengan

stress kerja pada pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Anggi, 2020) yang

menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji statistic korelasi spearman-

rho yang dilakukan dengan aplikasi SPSS 20 diperoleh nilai signifikan

(p) antara beban kerja dengan stres kerja adalah 0,000 atau p ≤ 0,05.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan antara beban kerja dengan stres kerja pada pegawai

Kementerian Agama Kota Binjai.

Dari hasil penelitian juga beban kerja yang dialami karyawan

PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari disebabkan adanya penambahan

porsi kerja diluar jam kerja serta adanya pemberian target kerja yang

tidak sesuai dengan keadaan pekerja. Hal itu tentunya menjadi beban

bagi para karyawan sehingga menjadi penyebab terjadinya stress

kerja.

c. Hubungan lingkungan kerja dengan stress kerja karyawan di PT.

DOK Perkapalan Kodja Bahari (PERSERO) Banjarmasin 2022


74

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 51 karyawan

PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari, didapatkan proporsi responden

dengan lingkungan kerja yang kurang baik dengan stress berat sedang

sebanyak 16 orang (100%), dan yang stress ringan sebanyak 0 (0%).

Sedangkan untuk proporsi responden yang lingkungan kerja baik

dengan stress berat sedang sebanyak 27 orang (77.1%), dan yang

mengalami stress ringan 8 orang (22.9%).

Dari hasil uji statistik menggunakan chi square antara variabel

masa kerja dengan stress kerja, karena pada tabel hasil pengujian

menunjukkan ada nilai E<5 sehingga nilai p-value diambil dari uji

Contunity Correction dengan nilai p-value = 0,045 dimana p > α

( 0,05) maka artinya adanya hubungan antara lingkungan kerja kerja

dengan stress kerja pada pegawai PT.DOK & Perkapalan Kodja

Bahari.

Penelitian ini sejalan dengan (Afini, 2019) bahwa Dari hasil

analisis Korelasi Pearson diperoleh hasil r = 0,400 maka dapat

disimpulkan bahwa lingkungan kerja dengan stres kerja memiliki

tingkat hubugan yang positif artinya semakin buruk kondisi

lingkungan kerja maka akan tinggi stres kerja karyawan.

Amas Lahat (2018) yang menyebutkan lingkungan kerja

berpengaruh negatif signifikan terhadap stres kerja. Menytakan bahwa

faktor lingkunganikerja, faktor perushaan, dan faktor pribadi sebagai

tiga kategori pemicu stres kerja. Pengaruh negatif dalam artian


75

meningkatnya kualitas lingkungan kerja mampu menurunkan stress

kerja yang dihadapi perawat. Maka dari itu lingkungan kerja baik

sangat berpengaruh terhadap karyawan dalam mengerjakan

kewajibannya dan secara bersamaan membantu menurunkan

tingkattstres para karyawan, begitu juga sebaliknya


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kejadian Stress kerja pada karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja

Bahari didapatkan hasil bahwa sebanyak 5 orang karyawan (9.8%)

mengalami tingkat stress berat, sedangkan sebanyak 38 orang

karyawan (74.5%) mengalami stress sedang, dan 8 orang karyawan

(15.7%) mengalami tingkat stress ringan.

2. Masa Kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari

didapatkan hasil sebanyak 23 karyawan (45.1%) baru bekerja ≤ 5

tahun, sedangkan sebanyak 28 karyawan (54.9%) sudah bekerja > 5

Tahun.

3. Beban kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari didapati

hasil sebanyak 47 orang karyawan (92.2%) mendapat beban kerja

yang sedang. Sedangkan sebanyak 4 orang karyawan (7.8%)

mendapat beban kerja yang berat.

4. Lingkungan Kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari

didapati hasil sebanyak 16 orang karyawan (31.4) merasa lingkungan

kerjanya kurang baik, dan sedangkan sebanyak 35 orang karyawan

(68.6%) merasa lingkungan kerjanya baik.

5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja (p-value 0.715)

dengan stress kerja pada karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja

Bahari.

76
77

6. Adanya Hubungan antara beban kerja (p-value 0.010) dengan stress

kerja Karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari.

7. Adanya Hubungan Lingkungan kerja (p-value 0.045) dengan stress

kerja karyawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari

B. Saran

1. Saran Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan kepada PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari

tentang jumlah persentase beban kerja serta lingkungan kerja yang

menyebabkan stress kerja. Memberikan beban kerja yang sesuai

kepada karyawan sehingga tidak menimbulkan stress kerja yang bisa

menyebabkan hal lain terjadi, serta memberikan lingkungan kerja

yang dirasa nyaman agar para karyawan dapat melakukan pekerjaan

dengan nyaman dan mencegah adanya stress kerja. Dan juga dapat

memberikan waktu untuk melakukan refreshing atau gathering antar

karyawan yang berguna untuk mereleksasikan pikiran untuk

mengurangi kejenuhan dan kebosanan selama bekerja.

2. Saran Bagi Responden

Sebagai bahan masukan agar para responden juga selalu

memperhatikan beban kerja yang bisa ditanggung agar mencegah

stress kerja serta membantu dalam memberikan lingkungan kerja yang

nyaman.
78

3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian stress

kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka diharapkan

bagi peneliti selanjutnya untuk dapat dilakukan penelitian dengan

memasukan kondisi individu, ciri kepribadian seperti riwayat

penyakit, jumlah anak, jarak tempat tinggal dengan tempat bekerja,

jenis penelitian, tempat penelitian, jumlah sampel, metode penelitian,

serta variabel yang berbeda.


79

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gofar, 2018. Pengaruh Stress Kerja Dan Ingkungan Kera Terhadap
Turnover Intention Karyawan Pada PT. Patco Elektronik Teknologi.
https://ecampus.pelitabangsa.ac.id/pb/AmbilLampiran?
ref=38212&jurusan=&jenis=Item&usingId=false&download=false&claz
z=ais.database.model.file.LampiranLain. (Diakses 15 Mei 2022)

Afini . 2019. Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pegawai
PT.Transindo Mega Jaya tahun 2019. Semarang.

Anggi, P. 2020. Hubungan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pegawai
Kantor Kementerian Agama Kota Binjai.
http://repository.uinsu.ac.id/9570/1/SKRIPSI%20ANGGI
%20PRATAMA%20SAGALA.pdf . (Diakses 15 Mei 2022)

Anita, H. 2010. Analisis Hubungan stress kerja dengan kepuasa kerja pegawai
berdasarkan gender studi pada PT Trasindo Surya Sarana Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/22995/ . (Diakses 15 Mei 2022)

Amas Lahat. 2018. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadapstress Kerja


Karyawanpada Pt Pandu Siwi Sentosa Jakarta.
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/287017/JURNALAMA
S.pdf/ . (Diakses 15 Mei 2022)

Aprilia R Manabung. (2018). Hubungan Antara Masa Kerja Dan Beban Kerja
Dengan Stres Kerja Pada Tenaga Kerja Di Pt. Pertamina Tbbm Bitung.
Manado : Jurnal Kemenkes Vol7 no 5. 

Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?
id=217760 (Diakses 16 Mei 2022)

Arwin Arwin, Elserra Siemin Ciamas, Rina Friska B Siahaan, William Vincent,
Rudy Rudy. 2019. Analisis Stress Kerja Pada PT. Gunung Permata
Valasindo Medan. http://seminarid.com/prosiding/index.php/sainteks/
article/download/126/126. (Diakses 15 Mei 2022)

Balitbang Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.

Bryan Reppi & Oksfriani Jufri Sumampouw Hesty Lestari,2020 Faktor-faktor


Risiko Stres Kerja pada Aparatur Sipil Negara. Journal of Public Health.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/srjph/article/download/27276/2683
.(Diakses 12 Maret 2022)
80

Dessler, Gary, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Bahasa Indonesia,
Jilid 2. Jakarta. PT. Prenhallindo. http://eprints.binadarma.ac.id/
7500/1/M14.pdf (Diakses 17 Mei 2022)

Dian Dwiana dkk, 2020, Hubungan Shift Kerja Dan Masa Kerja Dengan Stres
Kerja Perawat Kamar Bedah Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2019,
Volume 4 Nomor 2. Bengkulu. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
TriMandiriSaktiBengkulu. 
Fauzia Andini. 2015. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. Jurnal Majority.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/495
(Diakses 15 Mei 2022)

Gibson, Ivancevich, 1987. Organisasi : Perilaku Struktur Proses.


Diterjemahkan oleh Ninuk Adriani. Jakarta : Binarupa Aksara.

Handoko. 2010. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia Edisi Kedua,


Yogyakarta: BPFE UGM.

ILO, 2016. Menuju Lingkungan kerja yang Bebas Stres.

Jeky K R Rolos, Sofia A P Sambul, Wehelmina Ramawas. 2018. Pengaruh beban


kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asuransi jiwasraya cabang
manado kota. Jurnal administrasi bisnis. https://ejournal.unsrat.ac.id/
index.php/jab/article/download/21074/20785 (Diakses 17 Mei 2022)

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes RI. 2020. Memahami Tingkatan Stres dan Ciri-Ciri Fisik yang
Ditimbulkan. https://www.alodokter.com/mengenali-ciri-ciri-stres-berat-
dan-cara-mengatasinya (Diakses 12 Mei 2022)

Khilda Khoirunnisa, Luqman Effendi, Munaya Fauziah, Triana Srisantyorini,


2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada
Pengendara Ojek Online Saat Terjadi Pandemi COVID-19 di Kota
Tangerang Selatan Tahun 2020. Environmental Occupational Health
and
Safety Journal.https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/view/
9117 (Diakses 18 Mei 2022)

Koesindratmono, Ferry., Septarini, B.G., 2011. Hubungan masa kerja dengan


perbedaan psikologis pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara X
(PERSERO).[Jurnal Ilmiah] Jurnal Psikologi, Universitas Airlangga.
Surabaya. http://journal.unair.ac.id/downloadfull/INSAN4297-
31264ca18ffullabstract.pdf ((Diakses 18 Mei 2022)
81

Kristianto, D. 2009. Hubungan Pemberian Reward Ucapan Terima Kasih dengan


Kedisplinan Waktu Saat Mengikuti Timbang Terima Perawat di Ruang
Bedah RSUP Dr. Kariadi Semarang. Skripsi (diterbitkan). Semarang:
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. http://ejournal.unsrat.ac.id
/index.php/kesmas//article/download/22999/22695 (Diakses 18 Mei
2022)

L.P Rismayanti., 2021. Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Pada Rsu Kertha Usada Di Tengah Pandemi Covid -
19, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. 

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2017.Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Mardiana. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Badan


Penerbit IPWI.

Marliani Rosleny. 2018. Psikologi Industri dan Organisasi.

Mirna Purwati, Amalia Rahmandani 2018. Hubungan Antara Kelekatan Pada


Teman Sebaya Denganstres Akademik Pada Mahasiswa Teknik
Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro Semarang.
Jurnal Empati, April 2018, Volume 7.

Mualim & Riang Adeko, 2020, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres
Kerja pada Pekerja Bagian Dryer PT. Bukit Angkasa Makmur (Bam) Di
Kabupaten Bengkulu Tengah (KEMENKES). Journal of Nursing and
Public Health.

Muhammad Nusran ,2019. Dunia Industri: Perspektif Psikologi Tenaga Kerja.

Munandar. 2014. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

________. 2008. Psikologi Industry dan Organisasi, Jakarta: UI Press.

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit: Jakarta: Rineka


Cipta.

Panduan Penulisan Skrips,i (2021) FKM Universitas Islam Kalimantan MAB


Banjarmasin

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM). Apakah itu


Stress. 2018 Diakses 10 Mei 2022.

Peraturan Menteri Dalam Negeri, Nomor 12 Tahun 2008 Pedoman Analisis Beban
Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah.
82

PPNI Kalsel. 2018. Evaluasi Tenaga Kerja Kesehatan Diprovinsi Kalimantan


Selatan Tahun 2018. Kalimantan Selatan : PPNI.

Prihatini, Lilis Dian. 2007. Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress kerja
Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Tesis. Universitas
Sumatera Utara.

Riadi, Muchlisin. (2018). Pengertian, Dimensi dan Pengukuran Beban Kerja.


https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-dimensi-dan-
pengukuran-beban-kerja.html Diakses pada 15 Mei 2022

Robbins, Stephen P., 2017, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi,


Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.
https://media.neliti.com/media/publications/183331-ID-analisis-
hubungan-stress-kerja-dengan-ki.pdf. (Diakses 17 mei 2022)

Robins. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10. Terjemahan Sofyan dan Haryanto.
PT. Elex Media Komputindo Jakarta. https://eskripsi.usm.ac.id/detail-
B11A-1907.html (Diakses 17 mei 2022)

Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika


Aditama. 

Siregar, M. H. (2017), Pengaruh Pengawasan dan Motivasi Terhadap Kinerja


Karyawan pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara (Studi Kasus di
PDAM Tirtanadi Jl. SM Raja Medan), Skripsi, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, Medan.

Siti Habibah, 2021. Hubungan Masa Kerja, Beban Kerja, Dan Lingkungan Kerja
Dengan Stress Kerja Pegawai Dipuskesmas Martapura 1 Kabupaten
Banjar 2021. http://eprints.uniska-bjm.ac.id/9344/. (Diakses 25 Mei
2022)

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta

________. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Shute, N. (2009). Having Children Adds Stress To Marriage. Jurnal Analisis


Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dengan Stres Kerja Pada
Pekerja Pt Lti Yang Bekerja Dari Rumah Selama Masa Pandemi Covid-
19 Tahun
2021.https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/prepotif/
article/download/1954/pdf/7130 (Diakses 2 Juni 2022)
83

Tarwaka, 2010. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Manajemen Implementasi K3


Ditempat Kerja. Surakarta: Harapan Press

Tulus. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Gramedia Pustaka


Utama.

Undang-Undang RI, Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 164-169

WHO. 2014. Health for the world’s Adolescents : A Second Chance In The
Second Decade. Ganeva, World Healthy Organization Departemen Of
Non Communica Ble Dissease Survaillance.

Yuni Rohani. 2021. Hubungan fasilitas kerja, beban kerja, dengan kinerja
karyawan dilingkungan fakultas Kedokteran universitas lambung
Mangkurat.

Yuliana. 2021. 5 Dampak Jarak Rumah yang Jauh dari Kantor menjadi Gampang
Stres https://www.rukita.co/stories/dampak-jarak-rumah-yang-jauh/
(Diakses 6 mei 2022)

Zulkifli1, Shinta Tri R, Sulung Alfianto Akbar . 2019. Hubungan Usia, Masa
Kerja Dan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Karyawan Service Well
Company PT. ELNUSA TBK Wilayah Muara Badak.
Https://Jurnal.Unimus.Ac.Id/Index.Php/JKJ/Article/View/4462 (Diakses
18 Mei 2022)
84

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI KUESIONER

Kepada Yth
Bapak/Ibu Calon Responden
Di-tempat
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Noor Aulia Raudatun Najemi
NPM : 18070205
Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Akan melaksanakan penelilitan yang berjudul “HUBUNGAN MASA


KERJA, BEBAN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN STRES
KARYAWAN DI PT. DOK PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO)
BANJARMASIN”. Dengan ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk
85

mengisi lembar kuesioner. Jawaban yang ada berikan dijamin kerahasiannya dan
hanya dipergunakan sebagai penelitian. Atas perhatian dan juga partisipasi
bapak/ibu dalam membantu kelancaran penelitian ini mengucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Banjarmasin, 2022
Peneliti

Noor Aulia Raudatun Najemi


NPM. 18070205

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk ikut berpartisipasi menjadi


responden penelitian yang dilakukan Noor Aulia Raudatun Najemi NPM
18070205 mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari yang
berjudul “HUBUNGAN MASA KERJA BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN
KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN DI PT. DOK DAN
PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) BANJARMASIN”

Demikian surat penyataan ini saya buat dengan keadaan sadar dan tanpa
paksaan.
86

Banjarmasin, 2022
Responden

(….………………………)
87

KUESIONER
HUBUNGAN MASA KERJA, BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN
KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN DI PT. DOK DAN
PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) BANJARMASIN 2022

No Responden :
A. Data Identitas Responden
Isilah titik-titik dibawah dengan mengisi dan menchecklist (√) pernyataan
berikut !
1. (Inisial Nama Responden) :

2. No Hp/Wa :

3. Umur : Tahun

4. Jenis Kelamin :

a) Laki-laki

b) Perempuan

5. Pendidikan Terakhir :

a) Dasar : SD/MI

b) Menengah : SMP/MTS

c) PerguruanTinggi : SMA/SMK/DIII/SI

6. Jenis Pekerjaan :
88

B. Stres Kerja
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda anggap benar (sesuai
dengan diri anda). Terdapat 4 pilihan jawaban yang telah disediakan setiap
pernyataan yaitu :
Keterangan :
1 = Tidak Pernah (Tidak pernah dalam setahun)
2 = Pernah (Kadang-kadang / jarang / 1 bulan sekali)
3 = Sering (Lebih dari 2-3 kali seminggu)
4 = Sangat Sering (Hampir setiap saat )
Tidak Sangat
NO PERNYATAAN Pernah Sering Skor
Pernah Sering

Saya merasa kondisi kerja


1.
membuat saya mudah letih

Saya tidak merasa kesulitan


2. mengekspresikan pendapat saat
bekerja

3. Saya merasa tenang saat bekerja

4. Saya merasa banyak pikiran dalam


bekerja

Saya merasa pekerjaan saya


5. mempengaruhi kehidupan
keluarga atau pribadi

6. Saya meiliki kontrol/kendali penuh


terhadap pekerjaan saya

7. Saya merasa pekerjaan saya


membuat saya sulit tidur

8. Saya tidak merasa jenuh dengan


pekerjaan saya
89

Merasa cemas jika tidak dapat


9. menyelesaikan pekerjaan dengan
baik

10. Saya tidak merasa tertekan karena


pekerjaan

Siti Habibah (2021)

C. Masa Kerja :
Isilah pernyataan berikut sesuai dengan diri anda !

Masa Kerja : ………… Tahun

D. Beban Kerja
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda anggap benar (sesuai
dengan diri anda). Terdapat 4 pilihan jawaban yang telah disediakan setiap
pernyataan yaitu :
1 = Sangat Setuju 3 = Tidak Setuju

2 = Setuju 4 = Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN ST S TS STS Skor

1. Banyaknya kritikan terhadap pekerjaan saya


membuat konsentrasi saya terganggu

2. Saat bekerja saya dapat berkonsentrasi penuh


sehingga pekerjaan saya terselesaikan dengan tepat
waktu

3. Saya membiarkan banyak pekerjaan menumpuk jika


saya sudah merasa lelah

4. Banyaknya catatan pekerjaan yang harus saya


selesaikan membuat saya dipacu dengan waktu

5. Waktu yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah


target yang saya kerjakan
90

6. Ketika mendapatkan teguran atas pekerjaan saya


maka saya akan menerimanya dengan senang hati
dan lanjut untuk memperbaikinya

7. Pekerjaan saya selama ini belum optimal karena


waktu kerja yang singkat

8. Saya khawatir jika ada kesalahan dalam pekerjaan


saya

9. Pekerjaan saya selama ini tidak membuat saya bosan

10. Banyaknya pekerjaan yang menumpuk memerlukan


kekuatan fisik sehingga membuat tubuh saya merasa
lemas ditambah waktu yang tersedia sedikit

11. Jumlah karyawan yang ada saat ini masih kurang


untuk menangani pekerjaan yang ada sehingga
pekerjaan menjadi menumpuk

12. Beban kerja saya sehari-hari sesuai dengan standar


pekerjaan saya

13. Saya selalu mengerjakan pekerjaan yang sama tiap


harinya sehingga membuat rasa bosan

14. Saya dapat menikmati pekerjaan yang saya lakukan


meskipun bukan kompetensi saya

15. Disaat jam istirahat saya masih harus menyelesaikan


pekerjaan saya karena khawatir tidak terselesaikan

Yuni Rohani (2021)

E. Lingkungan Kerja
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda anggap benar (sesuai
dengan diri anda). Terdapat 4 pilihan jawaban yang telah disediakan setiap
pernyataan yaitu :
1 = Sangat Setuju
2 = Setuju
91

3 = Tidak Setuju
4 = Sangat Tidak Setuju
No PERNYATAAN SS S TS STS Skor
Pimpinan saya tidak mampu
1. berkomunikasi dengan baik
terhadap bawahan
Saya dan rekan kerja berkomunikasi
2.
dengan baik
Para karyawan tidak mendapatkan
3.
perlakuan secara adil
Rekan saya membantu dalam
4
bekerja
Tidak ada konflik antara saya
5
dengan rekan kerja
Lingkungan kerja saya tidak
6.
nyaman dan berisik
Alat-alat kerja yang ada tidak
7.
lengkap
Sirkulasi udara yang ada membuat
8.
saya tidak nyaman
Rekan kerja memberikan solusi
9. disetiap kendala pekerjaan yang
saya hadapi
10. Lingkungan kerja saya tidak bersih
Siti Habibah (2021)
92

LEMBAR PERSETUJUAN WAKTU PELAKSANAAN


SEMINAR SKRIPSI

Dengan ini menyatakan :

Nama : Noor Aulia Raudatun Najemi

NPM : 18070205

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Disetujui untuk melaksanakan seminar proposal pada :

Hari/tanggal : Nama Pembimbing TTD

Waktu : 1. Hj. Netty, SKM., M.Kes ( )

Tempat : 2. Deni Suryanto, SKM., M.Kes ( )


Dan dengan ini bersedia menghadiri seminar pada hari pelaksanaan yang
ditentukan diatas. Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk diguakan
seperlunya, terima kasih.
Banjarmasin, Agustus 2022

Tim Pembimbing
93

Pembimbing I Pembimbing II

(Hj. Netty, SKM.,M.Kes) (Deni Suryanto,SKM.,M.Kes)


NIDN. 4002116602 NIDN. 1108098601

Penguji

(Achmad Rizal, SKM., M.Kes)


NIDN. 1103079101

DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai