Anda di halaman 1dari 151

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DIDESA TATAH


PEMANGKIH LAUT KECAMATAN KERTAK HANYAR
KABUPATEN BANJAR

SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi
sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:
RIZKHAH ARIANI
NPM 18070098

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
BANJARMASIN
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Rizkhah Ariani ini


Telah diperiksa dan disetujui untuk disidangkan

Banjarmasin, 2022

Pembimbing I,

(Meilya Farika Indah, SKM, M. Sc)


NIDN. 1124057901

Banjarmasin, Juli 2022

Pembimbing II,

(Chandra, SKM., M. Kes)


NIDN. 1117028902

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK SIDANG SKRIPSI

Skripsi oleh Rizkhah Ariani ini


Telah diperiksa dan disetujui untuk disidangkan

Banjarmasin, 26 Juli 2022

Pembimbing I,

(Meilya Farika Indah, SKM, M. Sc)


NIDN. 1124057901

Banjarmasin, 26 Juli 2022

Pembimbing II,

(Chandra, SKM., M. Kes)


NIDN. 1117028902

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Rizkhah Ariani ini


telah dipertahankan didepan dewan penguji dan diterima sebagai persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Di Universitas Islam Muhammad Arsyad Al- Banjari Banjarmasin, Fakultas


Kesehatan Masyarakat.

Banjarmasin, 26 Juli 2022

Dewan penguji,
Ketua

(Meilya Farika Indah, SKM, M. Sc)


NIDN. 1124057901

Anggota I,

(Chandra, SKM., M. Kes)


NIDN. 1117028902

Anggota II,

(Eddy Rahman, S. Kp. G., M. Kes )


NIDN. 1121098601

Mengesahkan, 2022

Dekan FKM UNISKA MAB,

(Meilya Farika Indah, SKM, M. Sc)


NIK. 060709281

iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rizkhah Ariani

NPM : 18070098

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN


JAMBAN SEHAT DI DESA TATAH PEMANGKIH LAUT KECAMATAN
KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR”.

Adalah benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi
disebutkan sumbernya, dan belum diajukan atas instansi manapun, serta bukan
karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya
sesuai dengan skripsi yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Banjarmasin, Juli 2022

Yang menyatakan

Rizkhah Ariani

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.Identitas

Nama : Rizkhah Ariani

NPM : 18070098

Tempat Tanggal Lahir : Pemangkih Laut, 18 April 1994

Agama : Islam

Nama Ayah : Akhmad Junaedi

Nama Ibu : Khairiah

Alamat : Jl. Pemangkih Laut RT. 003 RW. 001

Desa Tatah Pemangkih Laut

Kecamatan Kertak Hanyar Kab Banjar

No Hp/WA : 085249800038

Email : Wahyudirizka6@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

● SDN Tatah Pemangkih Laut 1 : Lulusan Tahun 2006

● MTsN Kertak Hanyar : Lulusan Tahun 2009

● Paket C : Lulusan Tahun 2013

● S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Universitas Islam Kalimantan Selatan Muhammad Arsyad Al Banjari

(UNISKA) : Lulusan Tahun 2022

vi
ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN


JAMBAN SEHAT DI DESA TATAH PEMANGKIH LAUT KECAMATAN
KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR

Rizkhah, Ariani

Pembimbing 1 : Meilya Farika Indah, SKM., M. Sc.


Pembimbing 2 : Chandra, SKM., M. Kes.

Kepemilikan jamban sehat saat ini sangat penting untuk terwujudnya


sanitasi yang baik dan juga rumah yang sehat untuk masyarakat, namun di Desa
Tatah Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar peningkatan
jumlah rumah yang tidak memiliki jamban sehat mengalami lonjakan hingga 131
rumah di tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor
yang berhubungan dengan kepemilikan jamban sehat. Jenis penelitian ini
kuantitatif dengan pendekatan crosss sectional, dimana teknik pengumpulan data
yang dilakukan yaitu dengan kusioner dan observasi, dengan sampel 87
responden. Untuk analisis penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square
dengan variabel terikatnya kepemilikan jamban sehat, dan variabel bebasnya, ,
status pendidikan, pengetahuan, sikap, status ekonomi, perilaku buang air besar
sembarangan dan kondisi lingkungan. Hasil penelitian ini menunjukan Tidak ada
Hubungan. Status Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban Sehat dibuktikan nilai
p-value 0,421. Ada Hubungan Pengetahuan tentang BABS dengan Kepemilikan
Jamban Sehat dibuktikan dengan nilai p-value 0,005. Ada Hubungan Sikap
tentang BABS dengan Kepemilikan Jamban Sehat dibuktikan dengan nilai p-
value 0,000. Tidak ada hubungan Status Ekonomi dengan Kepemilikan Jamban
Sehat dibuktikan dengan nilai p-value 0,274. Ada Hubungan Perilaku BABS
dengan Kepemilikan Jamban Sehat dibuktikan dengan nilai p-value 0,000. Ada
Hubungan Kondisi Lingkungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat dibuktikan
dengan nilai p-value 0,000. Diharapkan masyarakat mengubah perilaku buang air
besar sembarangan dengan cara membangun jamban sehat dan meningkatkan
pengetahuan tentang pemanfaatan jamban sehat.

KATA KUNCI : Kepemilikan Jamban Sehat, Ekonomi, Pendidikan, Pengetahuan,


Sikap, Perilaku, Kondisi Lingkungan, Buang Air Besar Sembarangan
KEPUSTAKAAN : 39 (2001-2021)

vii
ABSTRACT

FACTORS RELATED TO OWNERSHIP OF HEALTHY LATRINES IN TATAH


PEMANGKIH LAUT VILLAGE, KERTAK HANYAR DISTRICT, BANJAR
REGENCY

Rizkhah, Ariani

Preceptor 1 : Meilya Farika Indah, SKM., M. Sc.


Preceptor 2 : Chandra, SKM., M. Kes.

Ownership of healthy latrines is currently essential for the realization of


good sanitation as well as healthy homes for the community, but in Tatah
Pemangkih Laut Village, Kertak Hanyar District, Banjar Regency, the increase in
the number of houses that do not have healthy latrines has increased to 131
houses in 2022. This study aims to find out what are the factors associated with
ownership of healthy latrines. This type of research is quantitative with a cross-
sectional approach, where the data collection techniques used are questionnaires
and observations, with a sample of 87 respondents. The analysis of this study used
the chi-square statistical test with the dependent variable being healthy latrine
ownership, and the independent variables, were education status, knowledge,
attitudes, economic status, open defecation behavior, and environmental
conditions. The results of this study indicate there is no relationship—between
educational Status with Healthy Latrine Ownership as evidenced by the p-value of
0.421. There is a relationship between knowledge about open defecation and
ownership of healthy latrines as evidenced by the p-value of 0.005. There is a
relationship between attitudes about open defecation and healthy latrine
ownership as evidenced by a p-value of 0.000. There is no relationship between
Economic Status and Ownership of a Healthy Latrine, as evidenced by the p-value
of 0.274. There is a relationship between open defecation behavior and healthy
latrine ownership as evidenced by a p-value of 0.000. There is a relationship
between environmental conditions and ownership of healthy latrines as evidenced
by a p-value of 0.000. It is hoped that the community will change their open
defecation behavior by building healthy latrines and increasing knowledge about
using them.

KEYWORDS : Healthy Latrine Ownership, Economy, Education, Knowledge,


Attitudes, Behavior, Environmental Conditions, Open Defecation
LITERATURES : 39 (2001-2021)

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan dan

menyajikan hasil penelitian yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA

TATAH PEMANGKIH LAUT KECAMATAN KERTAK HANYAR

KABUPATEN BANJAR”.

Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dan sebagai

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam

Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Selain itu, skripsi ini

juga dibuat sebagai salah satu wujud implementasi dari ilmu yang didapatkan

selama masa perkuliahan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al

Banjari Banjarmasin.

Penulis menyadari banyak pihak yang memberikan dukungan dan bantuan

selama menyelesaikan studi dan tugas akhir ini. Oleh karena itu, sudah

sepantasnya penulis dengan penuh hormat mengucapkan terimakasih dan

mendoakan semoga Allah memberikan balasan terbaik kepada:

1. Prof. Ir. Abd. Malik, S. Pt., M. Si., Ph. D., IPU selaku Rektor Universitas

Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

ix
2. Meilya Farika Indah, SKM., M. Sc selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari

Banjarmasin. Sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

membimbing dan memberikan saran. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

3. Chandra, SKM., M. Kes selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari

Banjarmasin. Sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

membimbing dan memberikan saran. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

4. Eddy Rahman S. Kp. G., M. Kes selaku Dosen Penguji yang telah bersedia

memberikan saran pada penelitian ini.

5. Seluruh Dosen pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam

Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

6. Abd Syahid selaku Kepala Desa dan seluruh perangkat Desa Tatah Pemangkih

Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kab Banjar.

7. Hj. Khairiah selaku orang tua yang telah memberikan dukungan, doa dan

materil kepada penulis.

8. Serta teman dan saudara yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam pembuatan penelitian

ini.

Penulis menyadari betul bahwa dalam pembuatan penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan, walau bagaimana pun penulis berusaha memberikan yang

x
terbaik dari ketidaksempurnaan yang ada. Sehingga kritikan dan masukan yang

membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini kedepannya.

Demikian penelitian ini dibuat dan besar harapan penulis semoga penelitian

ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin Ya Rabbal Allamin.

Banjarmasin, April 2022


Penulis,

Rizkhah Ariani
NPM. 18070098

xi
DAFTAR ISI

SKRIPSI……………………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………... iii
LEMBAR PENGESAHANiv
LEMBAR KEASLIAN……………………………………………………... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………... vi
ABSTRAK……………………………………………………………........... vii
ABSTRACT…………………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIxii
DAFTAR TABELv
DAFTAR GAMBARxvi
DAFTAR LAMPIRANxvii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………… 5
1. Pernyataan Masalah……………………………………. 5
2. Pertanyaan Masalah……………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian…………………………………………. 6
1. Tujuan Umum………………………………………….. 6
2. Tujuan Khusus…………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian………………………………………… 7
1. Manfaat Teoritis……………………………………….. 7
2. Manfaat Praktis………………………………………... 8
E. Keaslian Penelitian………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………….. 11
A. Tinjauan Umum tentang Jamban Sehat…………………… 11
1. Pengertian Jamban……………………………………… 11
2. Jenis-Jenis Jamban……………………………………… 12
3. Kriteria Jamban Sehat…………………………………... 13

xii
B. Tinjauan Umum tentang Status Pendidikan………………. 15
1. Pengertian Tingkat Pendidikan………………………… 15
2. Indikator Tingkat Pendidikan………………………….. 16
3. Tingkat Pendidikan Terhadap Kepemilikan Jamban Sehat 17
C. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan…………………….. 18
1. Pengertian Pengetahuan………………………………… 18
D. Tinjauan Umum tentang Sikap……...…………………….. 18
1. Pengertian Tentang Sikap………………………………. 18
E. Tinjauan Umum tentang Status Ekonomi………………… 20
1. Pengertian Status Ekonomi…………………………….. 20
2. Indikator Satatus Ekonomi…………………………….. 20
3. Tingkat Ekonomi Terhadap Kepemilikan Jamban Sehat 21
F. Tinjauan Umum tentang Perilaku BABS.………………… 22
1. Pengertian Perilaku…………………………………….. 22
2. Komponen Perilaku……………………………………. 23
3. Perilaku BABS dan Pengarus Bagi Kesehatan………… 24
G. Tinjauan Umum tentang Kondisi Lingkungan…………….. 25
1. Pengertian Lingkungan…………………………………. 25
2. Kondisi Lingkungan Terhadap Kepemilikan Jamban Sehat 26
H. Kerangka Teori……………………………………………. 28
I. Kerangka Konsep………………………………………….. 28
J. Hipotesis …………………………………………………… 29
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………... 30
A. Rancangan Penelitian……………………………………… 30
B. Populasi dan Sampel………………………………………. 30
1. Populasi…………………………………………………. 30
2. Sampel…………………………………………………... 31
C. Instrumen Penelitian……………………………………….. 33
D. Variabel Penelitian………………………………………… 34
1. Variabel Dependen……………………………………… 34
2. Variabel Independen……………………………………. 35

xiii
E. Definisi Operasional……………………………………….. 35
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data………………. 38
1. Teknik Pengumpulan Data……………………………... 38
2. Teknik Pengolahan Data……………………………….. 39
G. Cara Analisis Data………………………………………… 43
1. Analisis Univariat……………………………………… 43
2. Analisis Bivariat…………………………………………. 43
H. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………….. 47
A. Hasil Penelitian……………………………………………. 47
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………. 47
2. Karakteristik Umum Responden………………………... 51
3. Analisis Univariat………………………………………. 54
4. Analisis Bivariat………………………………………… 57
B. Pembahasan Penelitian……………………………………… 62
1. Analisis Univariat………………………………………. 62
2. Analisis Bivariat………………………………………... 66
BAB V PENUTUP…………………………………………………………. 81
A. Kesimpulan…………………………………………………. 81
B. Saran………………………………………………………… 82
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. 1 Keaslian Penelitian…………………………………………. 8

3.1 Sampel per RT……………………………………………... 33

3.2 Definisi Operasional…………………..……………………. 35

3. 3 Waktu Penelitian…………………………..……………….. 45

4.1 Kondisi Sosial Budaya Desa Tatah Pemangkih Laut………. 50

4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 52

4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 52

4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 53

4.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kepemilikan

Jamban Sehat Di Desa Tatah Pemangkih Laut……………. 54

4.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 54

4.7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 55

4.8 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 55

4.9 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Ekonomi

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 56

4.10 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 56

xv
4.11 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kondisi Lingkungan

Di Desa Tatah Pemangkih Laut…………………………….. 56

4.12 Tabulasi Silang Status Pendidikan tentang BABS dengan

Kepemilikan Jamban Sehat………………………………… 57

4.13 Tabulasi Silang Pengetahuan tentang BABS dengan

Kepemilikan Jamban Sehat………………………………… 58

4.14 Tabulasi Silang Sikap tentang BABS dengan

Kepemilikan Jamban Sehat………………………………… 59

4.15 Tabulasi Silang Status Ekonomi dengan Kepemilikan Jamban

Sehat……………………………………………………….. 59

4.16 Tabulasi Silang Perilaku tentang BABS dengan

Kepemilikan Jamban Sehat………………………………… 60

4.17 Tabulasi Silang Kondisi Lingkungan tentang BABS dengan

Kepemilikan Jamban Sehat………………………………… 61

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Teori Penelitian……………………………….. 28
2.2 Kerangka Konsep Penelitian……………………………... 28

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Permohonan Menjadi Responden


2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
3. Kuesioner Penelitian
4. Rekapitulasi Data
5. Hasil Uji Statistik Chi Square
6. Lembar Persetujuan Seminar Proposal
7. Lembar Perbaikan seminar Proposal
8. Lembar Pengesahan Proposal
9. Catatan Bimbingan Skripsi Pembimbing
10. Surat Izin Study Pendahuluan
11. Surat Permohonan Izin Penelitian
12. Surat Selesai Penelitian
13. Lembar SK Pembimbing Skripsi
14. Dokumentasi

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019) Jamban

adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan

mengumpulkan kotoran atau najis manusia, biasa disebut kakus/ wc.

Sehingga kotoran tersebut akan tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan

tidak menjadi penyebab atau penyebaran penyakit dan mengotori

lingkungan pemukiman. Jamban juga merupakan salah satu fasilitas sanitasi

dasar yang dibutuhkan dalam setiap rumah untuk mendukung kesehatan

penghuninya sebagai fasilitas pembuangan kotoran manusia, yang terdiri

atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher

angsa yang di lengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk

membersihkannya (Proverawati & Rahmawati, 2012).

Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan salah satu indikator

rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela, air bersih, tempat

pembuangan sampah, saluran air limbah, ruang tidur, ruang tamu, dan

dapur. Status ekonomi berkontribusi terhadap rendahnya cakupan dan akses

terhadap jamban terutama jamban sehat pada keluarga. Bagi rumah yang

masih belum memiliki fasilitas jamban, Maka dapat dipastikan bahwa

perilaku buang air besar mereka masih sembarangan dengan memanfaatkan

1
sawah, sungai, kebun, kolam, atau tempat lainnya sebagai sarana untuk

Buang Air Besar (BAB) agar bertujuan untuk tidak membuang tinja

ditempat terbuka melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan

keluarga melalui program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

Menurut Ratma (2018) Faktor-faktor yang mempengaruhi jamban

sehat diantaranya adalah tingkat ekonomi (penghasilan) keluarga, karna

hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa masyarakat yang memiliki tingkat

ekonomi rendah lebih berpengaruh dibandingkan yang memiliki tingkat

ekonomi tinggi. Kemudian begitu juga dengan pendidikan, pengetahuan,

sikap, serta perilaku terhadap buang air besar sembarangan. dan kondisi

lingkungan pemukiman masyarakat.

Namun problematika masih terjadi banyak masyarakat Indonesia

yang Buang Air Bersih Sembarangan (BABS) dikarenakan minimnya

fasilitas dan biaya untuk pembangunan jamban yang relatif mahal, bagi

masyarakat yang ekonomi ke bawah dan juga minimnya pengetahuan

masyarakat tentang pembuatan atau pengelolaan jamban sehat pada

lingkungan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO,

2013) diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau 17% penduduk dunia

masih Buang Air Besar (BAB) di area terbuka, dari data tersebut sebesar

81% penduduk yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terdapat di 10

negara dan Indonesia sebagai negara kedua terbanyak ditemukan,

masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu India (58%), Indonesia

2
(12,9%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%),

Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Nigeria (1,1%) (WHO,

2014). kompas.com mengatakan sebanyak 8,6 juta rumah tangga di

Indonesia masih mempraktikkan buang air besar sembarangan (BABS). Dari

jumlah itu, 4,5 juta rumah tangga berada di Pulau Jawa dan di Kalimantan

tentunya, dari data tersebut menunjukkan di wilayah Kalimantan tepatnya

Provinsi Kalimantan Selatan. (Susanti, 2020) Berfokus pada salah satu

kabupaten di Kalimantan selatan yaitu di Kabupaten banjar, masih ada

sekitar 16,8% Masyarakat yang masih melakukan BABS menurut hasil data

dari Profil Kesehatan Kabupaten Banjar tahun 2021. Fokus sasaran utama

dalam pembahasan yang terkait dengan masalah BABS terutama dalam

kasus ini di Desa Tatah Pemangkih Laut kecamatan Kertak Hanyar

kabupaten Banjar.

Desa Tatah Pemangkih Laut merupakan salah satu desa yang berada

di ruang lingkup Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar di Provinsi

Kalimantan Selatan. Desa Tatah Pemangkih Laut salah satu wilayah kerja

dari UPT Puskesmas Kertak Hanyar yang tugasnya Menjaga, melindungi

dan mengobati masyarakat terutama bidang kesehatan lingkungan yang

berupaya terus untuk mengedukasi masyarakat agar masyarakat bisa

menerapkan hidup sehat. Data jumlah kependudukan Desa Tatah

Pemangkih Laut pada tahun 2022 berjumlah 2130 jiwa dari 4 RT, dan

data masyarakat yang masih BABS berjumlah 131 Kepada Keluarga. Dari

data 131 Kepala tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat

3
masih ada yang BABS terutama masyarakat yang bertempat tinggal di

bantaran sungai tentunya kebanyakan membuang kotoran langsung ke

sungai yang mengalir dan berdampak buruk bagi kesehatan terutama

lingkungan daerah tersebut. Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan

salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi, jendela, air bersih,

tempat pembuangan sampah, saluran air limbah, ruang tidur, ruang tamu,

dan dapur. Status ekonomi berkontribusi terhadap rendahnya cakupan dan

akses terhadap jamban terutama jamban sehat pada keluarga. Bagi rumah

yang masih belum memiliki fasilitas jamban, Maka dapat dipastikan bahwa

perilaku buang air besar mereka masih sembarangan dengan memanfaatkan

sawah, sungai, kebun, kolam, atau tempat lainnya sebagai sarana untuk

Buang Air Besar (BAB) agar bertujuan untuk tidak membuang tinja

ditempat terbuka melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan

keluarga melalui program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

Maka dari itu harus adanya dilakukan program-program untuk

sanitasi terutama tentang jamban sehat. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) serta program lainnya sebagai sarana edukasi terhadap masyarakat

dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar bisa menjaga

kebersihan lingkungan terutama tidak Buang Air Besar Sembarangan

(BABS) di sungai yang tentunya memiliki karakterisitik jamban tidak sehat.

Berdasarkan data dari Sustainable Development Goals (SDGs) di

Desa Tatah Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar

4
tahun 2021 ditemukan masih ada 60 KK yang tidak memiliki jamban sehat

dan melakukan BABS. Diketahui bahwa yang melakukan BABS setiap

tahunnya terus meningkat, karna banyaknya masyarakat yang membangun

rumah di bantaran sungai. Di tahun 2022 ini peningkatan jumlah rumah

yang tidak memiliki jamban sehat mengalami lonjakan hingga 131 rumah,

sebab masyarakat membeli tanah-tanah kosong yang tersisa untuk tempat

usaha dan juga tempat tinggal karena banyaknya perumahan di sekitar desa

yang dianggap sebagai peluang untuk mereka. Hal ini yang membuat

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di desa tersebut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan meneliti tentang Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Tatah

Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar.

B. Rumusan Masalah

1. Pernyataan Masalah

Berdasarkan latar belakang diuraikan, bahwa masih ada masyarakat di

Desa Tatah Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kab Banjar yang

tidak memiliki jamban sehat. Dari data yang diperoleh pada saat observasi

dan wawancara kepada perangkat desa Tatah Pemangkih Laut, pada tahun

2019 sebanyak 39 KK, 2020 sebanyak 45 KK, 2021 sebanyak 60 KK, dan

saat ini ada 131 KK yang masih BABS. dapat dilihat dari data tersebut jumlah

KK yang melakukan BABS bukannya menurun tapi justru terus meningkat

dari tahun ke tahun.

5
2. Pertanyaan Masalah

1. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan masyarakat dengan

kepemilikan jamban sehat di desa Tatah Pemangkih Laut ?

2. Apakah ada hubungan pengetahuan masyarakat tentang BABS dengan

kepemilikan jamban sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut ?

3. Apakah ada hubungan sikap masyarakat tentang BABS dengan jamban

sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut ?

4. Apakah ada hubungan perilaku BABS dengan kepemilikan jamban

sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut ?

5. Apakah ada hubungan status ekonomi masyarakat dengan kepemilikan

6. Apakah ada hubungan kondisi lingkungan dengan kepemilikan jamban

sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan

jamban sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar

Kabupaten Banjar

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui kepemilikan jamban sehat di desa Tatah Pemangkih Laut

2. Mengetahui tingkat pendidikan masyarakat di desa Tatah Pemangkih

Laut

3. Mengetahui pengetahuan masyarakat tentang BABS di desa Tatah

6
Pemangkih Laut.

4. Mengetahui sikap masyarakat tentang BABS dengan di desa Tatah

Pemangkih Laut.

5. Mengetahui perilaku BABS masyarakat di desa Tatah Pemangkih

Laut.

6. Mengetahui kondisi lingkungan di Desa Tatah Pemangkih Laut.

7. Menganalisis hubungan status ekonomi masyarakat dengan

kepemilikan jamban sehat di desa Tatah Pemangkih Laut

8. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan masyarakat dengan

kepemilikan jamban sehat di desa Tatah Pemangkih Laut

9. Menganalisis hubungan pengetahuan masyarakat tentang BABS

dengan kepemilikan jamban sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut.

10. Menganalisis hubungan sikap masyarakat tentang BABS dengan

jamban sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut.

11. Menganalisis hubungan perilaku BABS dengan kepemilikan jamban

sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut.

12. Menganalisis hubungan kondisi lingkungan dengan kepemilikan

jamban sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut.

D. Manfaaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan untuk referensi bagi pemerintah, dan diharapkan dapat

memberikan masukan kepada pengelola lingkungan dalam melakukan

7
intervensi terhadap Kepemilikan Jamban Sehat. Bagi responden

diharapkan dapat memberikan pengetahuan responden akan pentingnya

pengetahuan dan sikap untuk memperbaiki perilaku BABS dan

Kepemilikan Jamban Sehat.

2. Manfaat Praktis

Secara Praktis, sekiranya ada sedikit pencerahan, evaluasi, dan

masukan yang dapat digunakan atau bermanfaat bagi obyek penelitian

sebagai bahan atau khususnya mengenai Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Tatah

Pemangkih Laut

E. Keaslian Penelitian

Sepanjang yang penulis ketahui, penelitian tentang “Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Tatah

Pemangkih Laut” belum pernah dilakukan. Namun ada penelitian yang

berkaitan dengan pembahasan yang diangkat oleh penelitian ini yaitu :

8
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian

Jenis
No Nama Judul Variabel Hasil
Penelitian
1. Juhrotun Faktor yang 1. Tingkat Kuantitatif Terdapat hubungan tingkat
Sholekha Berhubungan Pendapatan bersifat pendapatan (ρ= 0,001;
(2019) dengan 2. Pengetahua observasional 95%CI=1,250-2,815),
Jurusan Perilaku Buang n dan sikap dengan tingkat pengetahuan (ρ=
Kesehatan Air Besar 3. Kepemilik pendekatan 0,001;
Masyarakat Sembarangan an jamban Cross 95%CI=1,2623,044), sikap
Fakultas (Studi di Sehat Sectional (ρ= 0,007; 95%CI=1,117-
Ilmu Wilayah Kerja 4. Jarak 2,560), kepemilikan
Keolahraga Puskesmas 5. Dukungan jamban (ρ=0,002;
an Margadana keluarga 95%CI=1,202-3,306), jarak
Universitas Kota Tegal) 6. Perilaku (ρ= 0,001; 95%CI=1,264-
Negeri BABS 3,506), dan dukungan
Semarang keluarga (ρ=0,006;
95%CI=1,127-2,781)
dengan perilaku buang air
besar sembarangan
2. Eva Hubungan Status 1. Status Kuantitatif Hasil uji bivariat dengan
Yusiana, Ekonomi Dan Ekonomi dengan menggunaka n uji statistik,
Mellya Perilaku Buang 2. Kepemilikan menggunakan pada variabel status ekonomi
Farika Air Besar Cross menunjukan nilai p value =
Jamban 0,000, hal ini menunjukkan
Indah, Sembarangan Keluarga Sectional
ada hubungan status
Chandra (Babs) Dengan ekonomi dengan
(2020) Kepemilikan kepemilikan jamban
Program Studi Jamban Keluarga keluarga dan variabel
Kesehatan Di Desa Tatah perilaku menunjukan nilai p
Masyarakat Mesjid value = 0,001, hal ini
Fakultas Kecamatan menunjukan ada hubungan
Kesehatan Alalak Kabupaten peril aku dengan
Masyarakat Barito Kuala kepemilikan jamban
Universitas Tahun 2020 keluarga.
Muhammad
Arsyad Al
Banjari
3 Hilmi Hambatan dalam 1. Motivasi Kuantittatif Hasil penelitian
Sulaiman Mewujudkan 2. Kemampuan dengan menunjukkan 28,6%
Rathomi, Open Defecation 3. Kesempatan menggunakan penduduk Desa Mangunjaya
Eka Free 4. Perilaku Studi Cross yang masih mempraktikkan
Nurhayati BABS Sectional kebiasaan BAB
sembarangan 22,4%
(2019) penduduk yang tidak
Departemen memiliki jamban.
Ilmu Ditemukan korelasi positif
Kesehatan yang signifikan perilaku
Masyarakat BABS dengan faktor
Fakultas motivasi (r=0,584),
Kedokteran kemampuan (r=0,638), dan
Universitas kesempatan (r=0,548).
menyatakan bahwa faktor

9
Islam biaya adalah penghambatan
Bandung utama, warga yang
melakukan BABS cenderung
menyalahkan lokasi desa
sebagai hambatan terbesar
kedua
4 Alviana Hubungan 1. pengetahuan Kuantittatif Ada hubungan tingkat
Nurfita Sari Tingkat 2. sikap Descriptif pengetahuan dengan
(2016) Pengetahuan, 3. Pendapatan Correlation perilaku buang air besar
Program Sikap Dan 4. perilaku BAB Dengan keluarga (p = 0,001). Tidak
Studi Tingkat pendekatan ada hubungan sikap dengan
perilaku buang air besar
Kesehatan Pendapatan Cross keluarga (p = 0,079). Ada
Masyarakat Dengan Perilaku Sectional hubungan tingkat
Fakultas Buang Air Besar pendapatan dengan perilaku
Ilmu Keluarga Di Desa buang air besar keluarga (p =
Kesehatan Kerjokidul 0,007).
Universitas Kecamatan
Muhammadi Ngadirojo
yah Kabupaten
Surakarta Wonogiri
5 Rizki Nur Faktor-Faktor 1.Jamban Sehat Cross Pengetahuan, status
Amelia Yang 2.Pengetahuan, Sectional ekonomi, ketersediaan air
(2021) Berhubungan 3.Status Ekonomi bersih dan peran petugas
Universitas Dengan 4.Ketersediaan kesehatan memiliki
Jambi Kepemilikan Air Bersih, hubungan yang signifikan
terhadap kepemilikan
Jamban Sehat Di 5.Peran Petugas jamban sehat di Desa Sungai
Desa Sungai Itik Kesehatan Itik.
Kecamatan Sadu
Kabupaten
Tanjung Jabung
Timur Tahun
2021

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Jamban Sehat

1. Pengertian Jamban

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat

membuang dan mengumpulkan kotoran atau najis manusia, biasa disebut

kakus/wc. Sehingga kotoran tersebut akan tersimpan dalam suatu tempat

tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebaran penyakit dan

mengotori lingkungan pemukiman (Dinkes Kota Semarang, 2013).

Pengertian lainnya tentang jamban adalah pengumpulan kotoran

manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang

ada pada kotoran manusia dan mengganggu estetika (Hasibuan, 2011).

Sementara menurut Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah

fasilitas pembangunan tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan

penyakit (Kemenkes, 2012: 852).

Salah satu upaya untuk mencegah berkembangnya penyakit dan

menjaga lingkungan menjadi bersih dan sehat dengan cara membangun

jamban di setiap rumah. Karena jamban merupakan salah satu kebutuhan

pokok manusia. Maka diharapkan tiap individu untuk memanfaatkan

fasilitas jamban untuk buang air besar. Penggunaan jamban akan

bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap bersih, nyaman dan tidak

berbau (Alamsyah, 2013 : 172).

Jamban keluarga sangat berguna bagi manusia dan merupakan

11
bagian dari kehidupan manusia, karena jamban dapat mencegah

berkembangnya penyakit saluran percernaan yang disebabkan oleh kotoran

manusia yang tidak dikelola dengan baik.

2. Jenis- jenis Jamban

Menurut Soeparman dan Suparmin(2001), jamban keluarga yang

didirikan mempunyai beberapa pilihan. Pilihan yang baik adalah jamban

yang tidak menimbulkan bau, dan memiliki kebutuhan air yang tercukupi

dan berada didalam rumah. Terdapat beberapa jenis jamban.

a. Jamban cubluk Jamban yang apabila diberikan sedikit perhatian pada

penempatan dan konstruksi tidak akan menemari tanah atau

mengontaminasi air permukaan serta air tanah. Jamban cubluk tidak

akan terjadi penanganan langsung tinja dan tidak memerlukan

pengoperasian. Keuntungan dari jenis jamban ini adalah

membutuhkan biaya yang rendah, dapat dibuat di berbagai tempat

oleh siapa saja dengan bahan yang tersedia.

b. Jamban plengsengan Merupakan tempat untuk membuang kotoran

dimana terdapat saluran yang bentuknya miring penghubung antara

tempat jongkok ke tempat pembuangan kotoran. Jamban plengsengan

lebih baik bila di bandingkan jamban cubluk karena baunya lebih

berkurang dan lebih aman bagi pemakai jamban. Namun sebaiknya

bagi jamban cubluk dan plengsengan ada baiknya tempat jongkok

harus dibuatkan tutup.

c. Jamban parit/empang (Overhung Latrine) Jamban yang dibangun di

12
atas sungai, rawa dan empang. Kotoran dari jamban ini jatuh kedalam

air dan akan dimakan oleh ikan atau dikumpulkan melalui saluran

khusus dari bambu atau kayu yang ditanam mengelilingi jamban.

d. Jamban kimia (chemical toilet) Jamban model ini biasanya dibangun

pada tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api,

pesawat terbang dan lain-lain. Disini tinja disenfaksi dengan zat-zat

kimia seperti caustic soda dan pembersihnya dipakai dengan kertas

tisue (toilet piper). Jamban kimia sifatnya sementara, karena kotoran

yang telah terkumpul perlu dibuang lagi.

e. Jamban leher angsa (angsalatrine) Jamban leher angsa atau jamban

tuang siram yang menggunakan sekat air untuk mencegah masuknya

lalat kedalam lubang dan keluarnya bau.

3. Kriteria Jamban Sehat

Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan

penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh

keluarga dengan penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang

mudah dijangkau oleh penghuni rumah. Standar dan persyaratan kesehatan

bangunan jamban terdiri dari (Kemenkes RI, 2014):

a. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap) Bangunan atas jamban

harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan

gangguan lainnya.

b. Bangunan tengah jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah

jamban, yaitu:

13
1) Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter

dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana

(semi saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa,

tetapi harus diberi tutup.

2) Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan

mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem

Pembuangan Air Limbah (SPAL).

c. Bangunan bawah merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan

pengurai kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya

pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa

penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung.

d. Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu:

1) Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai

penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian

padat dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik,

sedangkan bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan

diresapkan melalui bidang/sumur resapan. Jika tidak

memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk

mengelola cairan tersebut.

2) Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah

padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan

meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak

mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut

14
akan diuraikan secara biologis.

B. Tinjauan Umum tentang Tingkat Pendidikan

1. Pengertian Tingkat Pendidikan

Menurut Ranu Pandojo dan Husnan (2006) pendidikan adalah

suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang

termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan

memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan atau

penelitian untuk masa datang. Menurut Ki Hajar Dewantara yang dikutip

oleh Soemanto dan Soetopo (2011) menyebutkan bahwa pendidikan

adalah daya upaya yang memajukan timbulnya budi pekerti (kekuatan

batin, karakter), pikiran (intelek) dan tumbuhnya anak untuk menjamin

anak didik selaras dengan dunianya.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) menjelaskan pengertian pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab VI pasal 14 menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

15
2. Indikator Tingkat pendidikan

Adapun tiga (3) tingkat pendidikan itu adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan Dasar.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan Menengah.

Pendidikan Menengah merupakan lanjutan Pendidikan Dasar.

Pendidikan Menengah terdiri atas Pendidikan Menengah Umum dan

Pendidikan Menengah Kejuruan. Pendidikan Menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan Tinggi.

Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

Pendidikan Menengah yang mencakup program Pendidikan Diploma,

Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor yang diselenggarakan oleh

Perguruan Tinggi. Pendidikan Tinggi diselenggarakan dengan sistem

terbuka. Akademi menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu

cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan atau

seni tertentu. Politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam

16
sejumlah bidang pengetahuan khusus. Sekolah Tinggi

menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau vokasi alam

lingkup satu disiplin ilmu tertentu dan jika memenuhi syarat dapat

menyelenggarakan Pendidikan Profesi. Institut menyelenggarakan

pendidikan akademik dan atau pendidikan vokasi alam sekelompok

disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni, jika memenuhi

syarat dapat menyelenggarakan Pendidikan Profesi. Universitas

menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau pendidikan vokasi

dalam sejumlah Ilmu Pengetahuan, Teknologi, atau Seni dan jika

memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Pendidikan Profesi

3. Tingkat Pendidikan Terhadap Kepemilikan Jamban Sehat

Kepemilikan jamban sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan

diri masyarakat, sementara itu Tingkat pendidikan seseorang dapat

meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan,

pendidikan akan memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan

perilaku positif yang meningkat (Nakawesi et al., 2010).

Pendidikan orang tua, terutama ibu merupakan salah satu kunci

perubahan sosial budaya. Pendidikan yang relatif tinggi akan memiliki

praktek yang lebih baik terhadap pemeliharaan kesehatan keluarga

terutama anak balita (Palancoi, 2014). Hal ini didukung oleh penelitian

dimana memperoleh hasil adanya hubungan tingkat pendidikan terhadap

kejadian diare pada anak (Yulisa, 2008).

17
Pendidikan merupakan salah satu cara dalam memperoleh

pengetahuan termasuk pengetahuan terkait kesehatan, dengan tingginya

tingkat pendidikan seseorang maka diharapkan akan semakin tinggi juga

pengetahuannya terkait kesehatan (Arsurya et al., 2017).

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Sedangkan menurut (Notoatmodjo, 2003). Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Proses

yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan bersikap langgeng. Sebaliknya apabila perilaku

tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan

berlangsung lama.

D. Tinjauan Umum tentang Sikap

1. Pengertian tentang Sikap

Seorang individu sangat erat hubunganya dengan sikapnya

masingmasing sebagai ciri pribadinya. Sikap pada umumnya sering

diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk

18
memberikan tanggapan pada suatu hal. Pengertian sikap dijelaskan oleh

Saifudin Azwar (2010) sikap diartikan sebagai suatu reaksi atau respon

yang muncul dari sseorang individu terhadap objek yang kemudian

memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut dengan cara-cara

tertentu.

Gerungan (2004) juga menguraikan attitude, pengertian sikap atau

sebagai suatu reaksi pandangan atau perasaan seorang individu terhadap

objek tertentu. Walaupun objeknya sama, namun tidak semua individu

mempunyai sikap yang sama, hal itu dapat dipengaruhi oleh keadaan

individu, pengalaman , informasi dan kebutuhan masingmasing individu

berbeda. Sikap seseorang terhadap objek akan membentuk perilaku

individu terhadap objek.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat ahli mengenai sikap,

disimpulkan bahwa sikap adalah suatu reaksi maka atau respon berupa

penilaian yang muncul dari seorang individu terhadap suatu objek. Sikap

juga dapat dikatakan sebagai suatu perwujudan adanya kesadaran terhadap

lingkunganya. Proses yang mengawali terbentuknya sikap adalah adanya

objek disekitar individu memberikan stimulus yang kemudian mengenai

alat indra individu, informasi yang yang ditangkap mengenai objek

kemudian diproses di dalam otak dan memunculkan suatu reaksi. Penilaian

yang muncul, positif atau negatif dipengaruhi oleh informasi sebelumnya,

atau pengalaman pribadi individu.

19
E. Tinjauan Umum tentang Status Ekonomi

1. Pengertian Status Ekonomi

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di

masyarakat berdasarkan pendapatan perbulan. Status ekonomi dapat dilihat

dari pendapatan yang disesuaikan dengan barang pokok (Kartono, 2006).

Status ekonomi keluarga adalah kemampuan perekonomian suatu keluarga

dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga

(Sumardi dan Dieter, 2005).

Pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua. Keluarga yang

memiliki status sosial ekonomi kurang mampu, akan cenderung untuk

memikirkan bagaimana pemenuhan kebutuhan pokok. Orang dengan

tingkat ekonomi rendah akan lebih berkonsentrasi terhadap pemenuhan

kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya dan keluarganya.

Sebaliknya orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan mempunyai

kesempatan lebih besar dalam menempuh pendidikan dimana orang

dengan tingkat ekonomi tinggi akan lebih mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sehingga akan

memperhatikan kesehatan diri dan keluarga (Notoatmodjo, 2012)

2. Indikator Status Ekonomi

Menurut Swasta dan Handoko (2012), bahwa “Ukuran atau kriteria

yang dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas

kelas tertentu adalah kekayaan, kekuasaan/jabatan, kehormatan, dan

20
pendidikan / ilmu pengetahuan”. Jadi dalam penjelasan tersebut yang

dinamakan status sosial ekonomi yaitu mengedepankan kepada pekerjaan

dan pendapatan yang diterima oleh pihak atau masyarakat tersebut di

dalam suatu kehidupan. Sukanto (2010) mengemukakan bahwa, hal-hal

yang dapat mempengaruhi status sosial ekonomi adalah sebagai berikut :

a. Ukuran kekayaan, adalah semakin kaya seseorang maka akan tinggi

status seseorang di dalam masyarakat.

b. Ukuran kekuasaan, adalah semakin tinggi dan banyak wewenang

seseorang dalam masyarakat, maka semakin tinggi tingkat status

ekonomi seseorang tersebut.

c. Ukuran kehormatan, adalah orang yang disegani di masyarakat akan

ditempatkan lebih tinggi dari orang lain dalam masyarakat.

d. Ukuran ilmu pengetahuan, adalah ilmu pengetahuan sebagai ukuran

dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, maka

indikator status sosial ekonomi orang tua dapat dijadikan sebagai ukuran,

tingkat pendidikan, tingkat penghasialan, jenis pekerjaan orang tua, dan

fasilitas yang dimiliki oleh orang tua.

3. Tingkat Ekonomi Terhadap Kepemilikan Jamban Sehat

Pendapatan adalah imbalan yang diterima baik berbentuk uang

maupun barang, yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Semakin

tinggi pendapatan keluarga, maka semakin tinggi kualitas hidup,

khususnya masalah kesehatan. Hal ini didukung dengan banyaknya hasil

21
penelitian yang menunjukkan adanya hubungan maupun pengaruh tingkat

ekonomi dengan permasalahan kesehatan khususnya kepemilikan jamban

sehat. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya

hidup keluarga, pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang

kesehatan keluarga karena dapat memenuhi semua kebutuhan baik primer

maupun sekunder. Dengan pendapatan yang memadai daya beli keluarga

juga akan semakin tinggi dan tentu akan menunjang pola konsumsi yang

sehat serta sanitasi keluarga yang baik. Sosial ekonomi yang rendah dapat

mempengaruhi tingkat partisipasi aktif dalam melaksanakan upaya

pelayanan masyarakat. Selain itu misalnya berpenghasilan rendah pada

umumnya mempunyai keadaan sanitasi yang buruk dan kebersihan

perorangannya juga buruk (Kahabuka et al., 2012).

F. Tinjauan Umum tentang Perilaku Buang Air Besar Sembarangan

(BABS)

1. Pengertian Perilaku

Menurut Benyamin Blum perilaku terdiri dari 3 aspek yaitu:

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan tindakan (psikomotor).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, setelah dilakukan penginderaan

pada objek yakni dengan indera penglihatan, penciuman, peraba, dan

perasa. Sikap merupakan respon pendengaran seseorang yang tertutup

pada suatu objek. Tindakan diwujudkan dengan sikap menjadi perbuatan

nyata.

Realitanya perilaku bisa diartikan sebagai respon seseorang pada

22
rangsangan di luar subjek. Respon ini ada 2 bentuk yaitu:

a. Bentuk pasif adalah respon internal yang terjadi dalam diri manusia

dan secara tidak langsung dapat dilihat orang lain seperti berfikir,

memberi tanggapan, dll.

b. Bentuk aktif adalah bila perilaku itu dapat di observasi secara

langsung seperti kebiasaan penduduk membuang sampah

sembarangan, tidak mencuci tangan sebulum makan, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

2. Kompenen Perilaku

a. Pengetahuan (Knowledge)

Hasil pengetahuan setelah dilakukan penginderaan pada suatu

obyek yakni indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, dan

peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan

telinga. Ada 6 tingkat pengetahuan:

1) Tahu (know) berarti ingat materi sebelumnya secara benar.

2) Memahami (comprehension) artinya mampu menjelaskan objek

yang diketahui dan bisa menginterpretasikan materi dengan benar

3) Aplikasi (application) berarti mampu memakai materi yang

dipelajari dari situasi sebenarnya.

4) Analisis (analysis) berarti mampu menjabarkan materi pada

komponen, tetapi dalam struktur organisasi yang masih berkaitan

5) Sintesis (synthesis) berarti mampu menghubungkan bagian dalam

bentuk keseluruhan yang baru.

23
6) Evaluasi (evaluation) berarti mampu menilai materi. (Notoadmojo,

2010)

b. Sikap (attitude)

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus

atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi

yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-

tidak baik, dan sebagainya). Berdasarkan penelitian Junaidi (2002) ada

hubungan antara sikap dengan kepemilikan jamban keluarga.

3. Perilaku BABS dan Pengaruh Bagi Kesehatan

BABS/Open defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran

atau tinja di ladang, hutan, semak – semak, sungai, pantai atau area terbuka

lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah,

udara dan air. Manusia mengeluarkan tinja rata – rata seberat 100 - 200

gram per hari, namun berat tinja yang dikeluarkan tergantung pola makan.

Setiap orang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari

sekitar 85 – 140 gram kering perorang/ hari dan perkiraan berat basah tinja

manusia tanpa air seni adalah 135 – 270 gram perorang/hari. Dalam

keadaan normal susunan tinja sekitar ¾ merupakan air dan ¼ zat padat

terdiri dari 30% bakteri mati, 10 – 20% lemak, 10 – 20% zat anorganik, 2

– 3% protein dan 30 % sisa – sisa makanan yang tidak dapat dicerna

(Dinas Kesehatan Riau, 2018).

Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat

berkembang dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/

24
bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang

tempat, misal kebun, kolam, sungai, dll maka bibit penyakit tersebut akan

menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh

manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan

menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas (Anwar,2017).

Membuang air besar sembarang dapat menyebabkan diare pada balita

yaitu karena lalat yang hinggap pada tinja akan membawa kuman atau

bakteri kepada makanan yang akan mereka makan. Dan karena anak kecil

memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan menggunakan sabun dengan

baik dan benar, maka kuman atau bakteri tersebut akan masuk ke dalam

sistem pencernaan mereka dan lainnya, sehingga mengakibatkan penyakit.

Selain diare menyebabkan kematian, diare yang berulang juga

menyebabkan gizi buruk, sehingga dapat menghalangi anak-anak untuk

mencapai potensi maksimalnya. Dan akhirnya, kondisi ini menimbulkan

dampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan

produktif bangsa Indonesia di masa yang akan datang (Anwar, 2017).

Menurut Tarigan (2008) penyakit yang dapat ditimbulkan oleh kotoran

manusia dapat digolongkan menjadi :

a. Penyakit Enterik atau saluran pencernaan dan kontaminasi zat racun.

b. Penyakit Infeksi oleh virus seperti Hepatitis Infektiosa

c. Infeksi cacing seperti Schitosomiasis, Ascariasis, Ankilostomiasis

25
G. Tinjauan Umum tentang Kondisi Lingkungan

1. Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi-

perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup (KBBI, 2005). Segala

sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan

kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung juga merupakan

pengertian lingkungan.

Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1) daerah tempat

suatu makhluk hidup berada; 2) keadaan atau kondisi yang melingkupi

suatu makhluk hidup; 3) keseluruhan keadaan yang meliputi suatu

makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup (Supardi, 2009). Menurut

Undang Undang RI No. 4 tahun 1982, tentang Kententuan-ketentuan

Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang RI No. 32

Tahun 2009, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dikatakan bahwa:

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

2. Kondisi Lingkungan terhadap Kepemilikan Jamban Sehat

Kondisi Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadi BABS dan kepemilikan jamban sehat, diantaranya adalah di dekat

sungai atau tidak dekat sungai. Menurut Menteri PU No. 63/PRT/1993

tentang garis sempadan sungai. Jika garis sempadan kurang dari 10 M dari

26
tepi sungai maka bisa dikatakan kondisi lingkungan dekat sungai,

sedangkan jika garis sempadan lebih dari 10 M, sebaliknya bisa dikatakan

kondisi lingkungan jauh dari sungai. Oleh karena itu, masyarakat yang

dekat dengan sungai lebih memilih untuk tidak menggunakan septic tank

sehingga kepemilikan jamban sehat sulit diwujudkan dan terbiasa

melakukan BABS.

H. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah penjelasan rasional dan logis yang diberikan

oleh seorang peneliti terhadap pokok atau objek penelitiannya, yang didukung

dengan data teoritis yang diberikan oleh peneliti terhadap variabel-variabel

penelitiannya keterkaitan antara variabel-variabel tersebut serta merupakan

kesimpulan dan tujuan pustaka yang berisi tentang konsep-konsep teori yang

dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan

(Syaifudin, 2010). Dari teori diatas, maka dengan dilakukannya penelitian ini

agar dapat mengetahui Hubungan Status Ekonomi, Status Pendidikan,

Pengetahuan dan Sikap tentang Perilaku BABS ( Independen) terhadap

Kepemilikan Jamban Sehat (Dependen).

27
Berdasarkan uraian teori tersebut diatas, maka dapat digambarkan bentuk

kerangka teori yang saling berhubungan sebagai berikut :

Perilaku

Pengetahuan Faktor
Pemudah
Sikap
Faktor Kepemilikan Jamban Sehat
Status Pendidikan Pendukung

Status Ekonomi
Faktor
Penguat
Kondisi Lingkungan

Dukungan Sekitar

Gambar 2. 1 Kerangka Teori Penelitian

Teori Lawrence Green


Sumber : Green Lw (Notoatmdjo, (2010) Antecedent, Behavior, dan
Concequences (Sultan, Azaroff, Mayer 1997)

I. Kerangka Konsep

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Penelitian


Status Pendidikan (Variabel
Independen)

Pengetahuan tentang BABS


(Variabel Independent)

Sikap tentang BABS ( Variabel


Independent)
Kepemilikan Jamban Sehat
Perilaku BABS (Variabel (Variabel Dependent)
Independent)

Status Ekonomi (Variabel


Independent)

Kondisi Lingkungan (Variabel


Independent)

28
J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah

yang akan diteliti (Sugiyono, 2013).

Adapun hipotesis penelitian yang sesuai yang sesuai dengan rumusan

masalah adalah sebagai berikut:

1. Ha : Adanya hubungan status ekonomi dengan dengan kepemilikan

jamban sehat

2. Ha : Adanya hubungan tingkat pendidikan dengan kepemilikan jamban

sehat

3. Ha : Adanya hubungan pengetahuan tentang buang air besar

sembarangan dengan kepemilikan jamban sehat

4. Ha : Adanya hubungan sikap tentang buang air besar sembarangan

dengan kepemilikan jamban sehat

5. Ha : Adanya hubungan perilaku buang air besar sembarangan dengan

kepemilikan jamban sehat

6. Ha : Adanya hubungan kondisi lingkungan dengan kepemilikan jamban

sehat

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian adalah

penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut (Sugiyono, 2016) yaitu suatu

pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua

variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, jenis penelitian asosiatif digunakan

untuk mengetahui apakah terdapat Hubungan antara Status Pendidikan,

Pengetahuan, Sikap dan Status Ekonomi tentang Perilaku BABS dengan

kepemilikan jamban sehat dengan pendekatan crosss sectional yaitu

melakukan pengamatan sekali terhadap variabel bebas dan terikat pada saat

yang sama.

Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional

yaitu merupakan rancangan penelitian yang pengukuran atau

pengamatannya dilakukan secara simultan pada suatu saat atau sesekali

waktu (Hidayat, 2011). Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan

pengambilan data tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut Kecamatan

Kertak Hanyar Kabupaten Banjar.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang

30
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Sugiono, 2011). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Desa Tatah Pemangkih

Laut berjumlah 698 KK.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Kriteria sampel yang diambil

sebagai responden adalah kriteria inklusi yaitu karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti,

sedangkan kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena sebab

(Nursalam, 2013)

Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan rumus

Slovin, adalah sebagai berikut:

Rumus:
n= N .
1+ N.e2

Keterangan:

n = Besar sampel
N = Ukuran Populasi
e = Margin error

Diketahui:
N = 698 KK
e = 0,1 ( 10%)

31
Rumus:

n= 698 .
1+698.(0,01)2

= 698 .
1+ 698 .(0,01)

= 698
7,98

n = 87,4686

dibulatkan menjadi = 87

Dari perhitungan rumus slovin diatas didapatkan hasil jumlah


responden sebanyak orang. Untuk menentukan jumlah sasaran 87 rumah.
Untuk penentuan sampel disetiap RT menggunakan rumus sebagai
berikut :
n= jumlah pemilik rumah per RT X jumlah sampel keseluruhan
jumlah populasi keseluruhan pemilik rumah

Berikut perhitungan sampel dari setiap RT di Desa Tatah


Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sampel setiap RT

No Lokasi Sampel

1 RT. 001 n = 189 x 87= 24


Dari hasil
698

2 RT.002 n = 171 x 87= 21


698

3 RT. 003 n = 209 x 87=26


698

4 RT. 004 n = 129 x 87= 16


32 698

Total 87
perhitungan tersebut ditemukan bahwa jumlah responden di RT. 001
sebanyak 24 KK, RT. 002 sebanyak 21 KK, RT.003 sebanyak 26 KK dan
RT. 004 sebanyak 16 KK.

C. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan dalam

penelitian untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010) jenis instrumen

yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa kuesioner. Peneliti

menggunakan kuesioner yang terdiri antara lain :

1. Lembar permohonan menjadi responden

2. Lembar persetujuan menjadi responden

3. Lembar observasi kepemilikan Jamban Sehat, lembar kuesioner

tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan perilaku BABS

4. Lembar kuesioner status ekonomi, dan kondisi lingkungan

dengan kepemilikan jamban sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut

(Jarak dekat/ jauh dari sungai).

5. Komputer dengan program SPSS untuk menganalis data.

Dalam kuesioner ini digunakan beberapa alternatif pilihan jawaban

sehingga responden cukup memberi tanda centang √ pada jawaban yang

tersedia Setuju, tidak setuju Skala ini digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2011).

D. Variabel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2016) variabel penelitian adalah suatu atribut

33
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya” Pada penelitian ini ada dua jenis variabel yang digunakan

yaitu :

1. Variabel Dependen

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Variabel Independent).

Variabel terikat pada penelitian ini diberi simbol (Y). variabel tergantung

berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Variabel

terikat yang digunakan dalam penelitian adalah Kepemilikan Jamban

Sehat.

Sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan yaitu hubungan antara

Status Ekonomi, Status Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Perilaku BABS,

dan Kondisi Lingkungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat. maka

terdapat 7 variabel dalam penelitian ini, yaitu :

a. Kepemilikan Jamban Sehat

b. Status Pendidikan

c. Pengetahuan tentang BABS

d. Sikap tentang BABS

e. Status Ekonomi

f. Perilaku BABS

g. Kondisi Lingkungan

2. Variabel Independen

34
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Variabel

Devendent). Variabel bebas dalam penelitian ini diberi symbol (X).

variabel bebas memiliki fungsi utama sebagai acuan untuk mengetahui

pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian adalah Status Ekonomi, Tingkat Pendidikan,

Pengetahuan, Sikap dan perilaku BABS dan Kondisi Lingkungan.

E. Definisi Operasional

Agar lebih mudah untuk melihat mengenai variabel penelitian yang

digunakan, maka penulis menjabarkannya dalam bentuk operasional

variabel yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. 2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur/ Hasil Ukur Skala Data


Cara Ukur
1 Kepemilikan Kepemilikan Jamban sehat Observasi 1. Memiliki jamban Ordinal
Jamban Sehat ditentukan dengan kondisi sehat, (jika menjawab
jamban yang dimiliki oleh YA = 3 pertanyaan
keluarga.
1. Bangunan atas jamban 2. Tidak memiliki
(dinding dan atap), jamban sehat (jika
2. Bangunan Tengah jamban menjawab YA < 3
(pembuangan kotoran pertanyaan
berbentuk leher angsa. Pada
kontruksi sederhana (semi (Kemenkes RI,
saniter), lubang dapat dibuat 2014)
tanpa kontruksi leher angsa,
tetapi harus diberi tutup.
3. bangunan bawah
mempunyai penampung
kotoran (septic tank) yang
tertutup dan berjarak paling
dekat 10 meter dengan
sumber air minum
(Kemenkes RI, 2014)
2 Pendidikan Pendidikan formal Kuesioner 1. Pendidikan tinggi Ordinal
terakhir yang ditempuh jika kepala keluarga

35
oleh responden lulusan
berdasarkan wawancara SMA/Perguruan
atau ijasah terakhir yang Tinggi
dimiliki. Pendidikan
Dasar/rendah : Tidak 2. Pendidikan rendah
sekolah, SD/SMP jika kepala keluarga
SMA/Akademik (UU No lulusan SD-SMP
20 tahun 2003) (Arikunto, 2010)

3 Pengetahuan Pengetahuan yaitu hasil Kuesioner 1. Tinggi jika Ordinal


dari tahu masyarakat persentase (%) 75%-
tentang buang air besar 100%/ > 75%
sembarangan dan
pentingnya pemanfaatan 2. Sedang jika
jamban keluarga dan persentase (%) 56%-
syarat Jamban. 75%/ < 75%

3. Rendah jika
persentase (%) dari
1%-56%/< 56%
(Nursalam, 2008)

4 Sikap Sikap yaitu reaksi atau Kuesioner 1. Positif jika Ordinal


respon setuju atau tidak menjawab
setuju masyarakat terhadap setuju ≥50%
buang air besar
sembarangan dan 2. Hasil Negatif jika
Pemanfaatan jamban menjawab setuju
keluarga ≤50%
(Widowati, 2015)

5 Ekonomi Status Ekonomi dihitung Kuesioner 1. Ekonomi Ordinal


berdasarkan Penghasilan Tinggi jika
Kepala Keluarga Kepala
keluarga
yang
berpenghasil
an ≥ Rp
2.906.473,-

2. Ekonomi Rendah
jika Kepala
keluarga yang
berpenghasilan <
Rp 2.906.473,-
(Kegub Kalsel
No.184.44/0741/
KUM/2021)

36
6 Perilaku Tindakan penduduk desa Kuesioner 1. Perilaku BAB Ordinal
Buang Air Tatah Pemangkih Laut menggunakan jamban
Besar terhadap buang air besar jika menjawab YA ≥ 3
Sembarangan sembarangan. pertanyaan
Berdasarkan Stop Buang
Air besar sembarangan
2. Perilaku BAB tidak
menggunakan jamban
jika menjawab TIDAK <
3 pertanyaan
(Kemenkes RI No 3
tahun 2014)
7 Kondisi Letak tempat tinggal Kuesioner 1. Dekat Sungai jika Nominal
Lingkungan penduduk dekat sungai garis sepadan
atau jauh dengan ditetapkan < 10 M
sungai. dari tepi sungai

2. Tidak Dekat Sungai


jika garis sepadan
≥10 M dari tepi
sungai (Peraturan
Menteri PU No.
63/PRT/1993)

F. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam

penelitian ini yaitu menggunakan lembaran angket atau kuesioner.

Lembaran angket yang digunakan dalam penelitian Teknik

pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu

menggunakan lembaran ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang

telah dilengkapi dengan alternatif jawaban dan responden tinggal

memilih jawaban.

Seperti yang sudah dikemukakan oleh (Sugiyono, 2016) dari

definisi kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

37
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada untuk

dijawabnya.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung yang

berupa pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh

jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada responden

yang meliputi karakteristik sampel (umur, Status Ekonomi dan

Status Pendidikan), dengan membagikan kuesioner yang terdiri dari

3 bagian yaitu lembar tingkat pengetahuan, sikap tentang perilaku

BABS dan lembar observasi kepemilikan Jamban Sehat.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung. Dalam penelitian ini data sekunder meliputi gambaran

umum tentang desa Tatah Pemangkih Laut dan profil desa.

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik skoring

yang kemudian data hasil skoring dianalisis dengan tujuan untuk

melihat hubungan dari masalah yang dibahas menggunakan uji kolerasi

person. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

38
a. Editing, yaitu kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir

atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah

lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

b. Coding merupakan tahapan yang dilakukan untuk memudahkan

dalam pengolahan data hasil kuesioner dimasukkan dengan cara

memberi kode pada kolom yang telah disediakan pada setiap item

pertanyaan agar nantinya memudahkan dalam pengolahan data.

Coding merupakan proses mengubah data berbentuk angka atau

bilangan (Notoatmodjo, 2010). Kode untuk kuesioner

1) Variabel Kepemilikan Jamban Sehat

a) Memiliki

b) Tidak memiliki

2) Variabel Status Pendidikan

a) Tidak sekolah,

b) Tamat SD

c) SMP/sederajat

d) Tamat SMA

e) PerguruanTinggi

3) Variabel Pengetahuan tentang BABS

a) Tinggi

b) Sedang

c) Rendah

4) Sikap tentang BABS

39
a) Sangat Tidak Setuju

b) Tidak Setuju

c) Setuju

d) Sangat Setuju

5) Variabel Status Ekonomi

a) ≥ Rp 2.906.473,-

b) < Rp 2.906.473,-

6) Variabel Perilaku BABS

a) Ya

b) Tidak

7) Variabel Kondisi Lingkungan

a) Dekat Sungai (Jika jarak rumah kesungai < 10 M)

b) Tidak Dekat Sungai (Jika jarak Rumah kesungai ≥ 10 M)

a. Processing, yaitu pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-

entry data dari kuesioner ke program komputer yaitu SPSS.

b. Cleaning, yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak.

c. Scoring, adalah memberikan skor atau nilai untuk item pertanyaan

data tentukan nilai untuk terendah dan tertinggi.

1) Variabel Kepemilikan Jamban Sehat

Kepemilikan jamban sehat dapat diketahui dari pengamatan

langsung menggunakan lembar observasi, dikelompokkan

menjadi :

40
a) Memiliki = 1

b) Tidak memiliki = 2

2) Variabel Status Pendidikan

a) Tidak sekolah, = Rendah

b) Tamat SD = Rendah

c) SMP/sederajat = Rendah

d) Tamat SMA = Tinggi

e) PerguruanTinggi = Tinggi

3) Variabel Pengetahuan tentang BABS

a) Tinggi = 1

b) Sedang = 2

c) Rendah = 3

4) Variabel Sikap tentang BABS

Pernyataan Positif jika Jawaban :

a) Sangat Setuju, Nilai = 4

b) Setuju, Nilai =3

c) Tidak Setuju, Nilai =2

d) Sangat Tidak Setuju, Nilai=1

Pernyataan Negatif jika jawaban:

a) Sangat Setuju, Nilai=1

b) Setuju, Nilai=2

c) Tidak Setuju, Nilai=3

d) Sangat Tidak Setuju, Nilai=4

41
5) Variabel Status Ekonomi

a) > Rp 2.906.473,- = 1 (Tinggi)

b) < Rp 2.906.473,- = 2 (Rendah)

6) Variabel Perilaku BABS

a) Ya = 1

b) Tidak = 2

7) Variabel Kondisi Lingkungan

a) Tidak Dekat Sungai jika garis sepadan ≥10 M =1

b) Dekat Sungai jika garis sepadan < 10 M= 2

d. Nilai scoring untuk pengetahuan dan kepatuhan dikonversi menjadi

nilai persentase ( Arikunto,2006) dengan rumus sebagai berikut:

% X in
∑S ×100 %
S maks

Keterangan:

% X in = Persentase Kuisioner
∑S = Jumlah Score Jawaban
S maks = Score maksimum yang diharapkan

e. Tabulating, menyusun tabel untuk kemudian dilakukan analisis

dibutuhkan.

E. Cara Analisis Data

Menurut (Sugiyono, 2014) yang dimaksud dengan analisis data

adalah sebagai berikut: ”Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

42
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan dan menggunakan computer software SPSS

(Statistik Product and Servicel Solucition). Selanjutnya analisis data

meliputi :

1. Analisis Univariat

Dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variable yang

diukur dalam penelitian ini menggunakan frekuensi dan rata-rata

( Notoadmodjo, 2010). Analisis Univariat dimaksudkan untuk

mendeskripsikan masing-masing variabel bebas, yaitu mengetahui status

Pendidikan, Pengetahuan, Ekonomi dan sikap tentang perilaku BABS

dengan kepemilikan jamban sehat (variabel terikat).

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara

independent (variabel bebas) dengan variabel dependent (variabel

terikat).

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau yang berkolerasi (Notoadmodjo, 2020).

Data diolah menggunakan program SPSS untuk mengetahui

distribusi frekuensi kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

selanjutnya dilakukan uji statistik dimaksudkan untuk mengetahui ada

dan tidak ada hubungan antara variabel secara keseluruhan. Uji statistik

43
yang dipakai adalah Chi Square test. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan korelasi antar variabel penelitian, yaitu variabel

dependent dan variabel independent , maka untuk menguji hipotesis

digunakan Chi Square dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05).

Untuk menyimpulkan hasil uji statistik sebagai berikut :

a) Jika p ≤ α 0,05 maka hipotesis diterima berarti ada hubungan

antara variabel dependent dan variabel independent.

b) Jika p > α 0,05 maka hipotesis ditolak berarti tidak ada

hubungan antara variabel dependent dan variabel

independent.

Adapun rumus dari uji Chi Square ini adalah sebagai berikut :

χ2 hit = ⅀ (Otj – Etj)2

Etj

χ2 hit = Statistic Chi Square


O (Observed) = Nilai observasi
E (Expected) = Nilai harapan
Syarat uji Chi Square :
1) Data harus kategorik - kategorik
2) Jumlah sampel ≥ 40 responden
3) Sel yang mempunyai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari
jumlah sel.
Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi : jumlah sampel ≥ 40
responden,, Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misal 3 x 2, 3 x 3 dan
seterusnya maka akan digunakan uji person Chi Square, apabila
ada nilai harapan <5 atau lebih 20% maka akan dilakukan
penggabungan cell, bila pada tabel 2 x 2 dan tidak ada nilai E <5,

44
maka uji yang dipakai sebaliknya Continuity Correction (bila
jumpai 0 cell), dan bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai E <5 dan
lebih dari 20%, maka uji yang dipakai adalah Fisher’s Exact Test.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan di Desa Tatah Pemangkih Laut

Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Dari bulan April sampai

dengan Juni 2022.

Tabel 3. 3 Waktu Penelitian

Bula
n
No Kegiatan Maret Ap Me Ju Juli
. ril i ni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemilihan
Judul
2 Studi
Pendahulua
n
3 Menyusun
Proposal
4 Ujian
Propo
sal
5 Revisi
Proposal
6 Penelitian
7 Penyusunan
Laporan
8 Ujian Hasil
9 Revisi
skripsi
10 Pengumpul
an
Naskah
skripsi

45
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Wilayah

Desa Tatah Pemangkih Laut adalah salah satu desa di Kecamatan

Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.

Pada masa lalu Desa Tatah Pemangkih Laut merupakan daerah

wilayah Desa Tatah Pemangkih dan penduduknya tidak banyak, mata

pencaharian warga sebagian besar adalah Bertani dan ada juga warga

yang berusaha dalam mencari pendapatan dengan mencari ikan

disawah, dengan perkembangan waktu dan dengan berjalannya waktu

jumlah penduduk semakin bertambah. Maka Desa Tatah Pemangkih

dimekarkan menjadi Desa Tatah Pemangkih Laut. Nama Tatah

Pemangkih Laut sendiri diambil dari banyaknya para pendatang yang

berasal dari luar daerah yaitu daerah Hulu Sungai tepatnya Pamangkih

yang ingin merantau atau membuka lahan untuk pertanian, sedangkan

kata Laut sendiri karena daerah ini dekat sekali dengan muara Banjar

atau sungai Martapura, sehingga tepat sekali dinamai Desa Tatah

Pemangkih Laut.

Desa Tatah Pemangkih Laut merupakan salah satu desa penghasil

padi, dimana masyarakatnya menanam padi jenis siam unus atau padi

tahunan, karena panennya setahun sekali dan menjadi salah satu desa

46
penghasil padi di Kabupaten Banjar.( Profil Desa 2019)

b. Demografi

a) Keadaan Geografis Desa

 Batas Wilayah

- Sebelah Utara : Kotamadya Banjarmasin

- Sebelah Selatan : Desa Tatah Pemangkih Tengah

- Sebelah Timur : Desa Belayung Baru

- Sebeleah Barat : Desa Tatah Layap

 Luas Wilayah

- Luas Wilayah : 2.750 Ha

Terdiri dari

1) Tanah Sawah : 167,5 Ha

2) Tanah Pemukiman : 107,5 Ha

3) Ketinggian diatas permukaan laut :-

4) Tanah Perkebunan :-

5) Sawah Irigas :-

6) Sawah Tadah hujan : 1,205 Ha

b) Keadaan Topografi Desa

Secara umum keadaan topografi Desa Tatah Pemangkih Laut

adalah merupakan daerah tropis

c) Iklim

Iklim Desa Tatah Pemangkih Laut mempunyai iklim tropis

47
( dua musim).

c. Perekonomian Desa

Hampir sebagian besar penduduk Desa Tatah Pemangkih Laut

pekerjaannya bercocok tanam, beternak unggas, pencari ikan disawah,

Industri pengolahan ikan kering, berdagang dan PNS. Untuk

pendapatan desa terutama dalam hal penerimaan dai PAD (Pendapatan

Asli Desa) belum ada, masih di subsidi atau dibantu oleh pemerintah

baik dari dan APBD, APBN, dan APB DES. Penerimaan pajak masih

kecil karena kurang kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.

Dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pemerintah daerah.

DPD/K adalah dana pembangunan Desa yang bersumber dari

pemerintah, besaran dana tiap tahun dari GEMASBANGDES (Gerakan

Masyarakat Membangun Desa), dari PEMKAB.

ADD atau alokasi dana desa adalah dana APBD Kabupaten,

besaran dana tiap tahun bias berubah sesuai denga kebijakan PEMKAB.

d. Keadaan Sosial Budaya

Warga Desa Tatah Pemangkih Laut terdiri dari beberapa suku

bangsa antara lain suku Jawa, suku Madura, suku Banjar dan lain-lain,

sebagian besar memeluk Agama Islam. Dari segi Lembaga keagamaan

berbagai suku bangsa merupakan salah satu asset atau sumber daya

manusia yang potensial. Masing-masing memiliki keahlian dan

keterampilan yang dapat disumbangkan untuk pembangunan desa, serta

48
masih banyak lagi kelompok masyarakat seperti kelompok maulid atau

habsyi yang terus berkembang untuk melestarikan kebudayaan daerah

dan keagamaan yang masih dipertahankan.

Tabel 4.1 Kondisi Sosial Budaya Desa Tatah Pemangkih Laut

NO Uraian Jumlah Keterangan


1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk 2.130
( jiwa)
b. Jumlah KK 698
c. Jumlah Laki-laki 1071
d. Jumlah Perempuan 1059

Tingkat Pendidikan
2. 645
a. Belum/Tidak
Sekolah
b. Tidak tamat SD 202
c. Tamat SD 540
d. Tamat SLTP 340
e. Tamat SLTA 338
f. Perguruan Tinggi 65

3.
Mata Pencaharian
a. Buruh 64
Tani/Perkebunan 67
b. Buruh Harian 222
Lepas 193
c. Karyawan Swasta 14
d. Wiraswasta
504
e. PNS
1066
f. Mengurus Rumah
Tangga
g. DLL

49
4. Agama
a. Islam 2128
b. Kristen 2
c. Protestan -
d. Katolik -
e. Hindu -
f. Budha -

Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :

1) Kependudukan

Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia

anak-anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan

lansia adalah sebagai berikut: 30,28%: 60,71%: 9,01% dari 2130

jumlah penduduk yang berada pada kategori usia produktif laki-laki

dan perempuan.

2) Tingkat Pendidikan

Kesadaran tentang pentingnya Pendidikan terutama

Pendidikan 9 tahun sudah cukup bagus, sehingga beberapa tahun

ini jumlah lulusan SD, SLTP dan SLTA sudah cukup tinggi.

3) Mata Pencaharian

Mata Pencaharian warga desa Tatah Pemangkih Laut

dulunya bermayoritas sebagai petani, tetapi sekarang karena adanya

pembangunan perumahan yang sangat pesat, sehingga lokasi

pertanian beralih fungsi menjadi lahan perumahan dan pekerjaan

masyarakat sekarang mayoritas Karyawan Swasta dan Wiraswasta.

50
4) Agama

Mayoritas agama warga masyarakat Desa Tatah Pemangkih

Laut adalah Muslim.

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Tatah

Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar” dengan

responden yang diteliti sebanyak 87 orang responden. Hasil dari data yang

diperoleh berdasarkan data umum pada kuesioner dan observasi adalah

sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin di Desa Tatah Pemangkih Laut

NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1 Laki- Laki 68 78,2
2 Perempuan 19 21,8
TOTAL 87 100

Berdasarkan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tatah Pemangkih Laut berdasarkan

umur diketahui bahwa responden berjenis kelamin Laki-Laki ada

sebanyak 68 responden (78,2%), sedangkan responden berjenis kelamin

Perempuan sebanyak 19 responden (21,8%).

51
b. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


di Desa Tatah Pemangkih Laut

NO Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)


1 PNS 3 3,4
2 Karyawan Swasta 19 21,8
3 Wiraswasta 15 17,2
4 MRT 5 5,7
5 Buruh Harian Lepas 19 21,8
6 DLL 26 29,9
TOTAL 87 100

Berdasarkan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pekerjaan di Desa Tatah Pemangkih Laut diketahui bahwa responden

yang bekerja sebagai PNS ada sebanyak 3 responden (3,4%),

responden yang bekerja sebagai Karyawan Swasta ada sebanyak 19

responden (21,8%), responden yang bekerja sebagai Wiraswasta ada

sebanyak 15 responden (17,2%), responden yang bekerja sebagai MRT

ada sebanyak 5 responden (5,7%), responden yang bekerja sebagai

Buruh Harian Lepas ada sebanyak 19 responden (21,8%), sedangkan

responden yang bekerja selain yang disebutkan diatas sebanyak 26

responden (29,9%).

c. Umur

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di


Desa Tatah Pemangkih Laut

N Kelompok Frekuen Persenta


O Umur si se (%)
1 22-30 7 8
2 31-40 26 30
3 41-50 34 39

52
4 > 50 20 23
TOTAL 87 100

Berdasarkan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Umur di Desa Tatah Pemangkih Laut berdasarkan umur

diketahui bahwa responden pada kisaran umur 22 – 30 tahun sebanyak

7 responden (8%), responden pada kisaran umur 31 – 40 tahun

sebanyak 26 responden (30%), responden pada kisaran umur 41 – 50

tahun sebanyak 34 responden (39%), sedangkan umur responden pada

kisaran umur > 50 tahun sebanyak 20 responden (23%).

3. Analisis Univariat

Pada hasil penelitian dari 87 responden terdapat distribusi frekuensi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat di

Desa Tatah Pemangkih Laut Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar

dapat dilihat pada tabel berikut.

a. Kepemilikan Jamban Sehat

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan


Kepemilikan Jamban Sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut

Kepemilikan Jamban
No Frekuensi Persentase (%)
Sehat
1 Memiliki 53 60,9
2 Tidak Memiliki 34 39,1
TOTAL 87 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang memiliki

jamban sehat berjumlah 53 dengan persentase 60,9% dari total

responden. Sementara itu yang tidak memiliki jamban sehat ada 34

responden dengan presentase 39,1%.

53
b. Status Pendidikan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Status


Pendidikan di Desa Tatah Pemangkih Laut

Persentase
No Pendidikan Frekuensi (n)
(%)
1 Tinggi 34 39,1
2 Rendah 53 60,9
TOTAL 87 100

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden yang memiliki

status pendidikan tinggi berjumlah 34 dengan persentase 39,1% dari

total jumlah responden. Kemudian untuk yang berstatus pendidikan

rendah ada 53 responden dengan persentase 60,9%

c. Pengetahuan

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan


Pengetahuan di Desa Tatah Pemangkih Laut

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


1 Tinggi 11 12,6
2 Sedang 62 71,3
3 Rendah 14 16,1
TOTAL 87 100

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa responden yang memiliki

pengetahuan tinggi terhadap buang air besar sembarangan berjumlah 11

responden dengan persentase 12,6%. Untuk yang berpengetahuan

sedang berjumlah 62 responden dengan persentase 71,3%. dan untuk

yang berpengetahuan rendah berjumlah14 responden dengan persentase

16,1%.

d. Sikap

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Sikap di

54
Desa Tatah Pemangkih Laut

No Sikap Frekuensi Persentase (%)


1 Positif 69 79,3
2 Negatif 18 20,7
TOTAL 87 100

Berdasarkan tabel 4.9 tentang sikap responden terhadap perilaku

buang air besar sembarangan diketahui bahwa yang bersikap positif

berjumlah 69 responden dengan persentase 79,3%. Dan yang bersikap

negatif berjumlah 18 responden dengan persentase 20,7%.

e. Status Ekonomi

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Status


Ekonomi di Desa Tatah Pemangkih Laut

No Ekonomi Frekuensi Persentase (%)


1 Tinggi 56 64,4
2 Rendah 31 35,6
TOTAL 87 100

Berdasarkan tabel 4. 6 diketahui bahwa total responden yang

memiliki status ekonomi tinggi berjumlah 56 orang dengan persentase

64,4% dari total responden. Untuk responden yang memiliki status

ekonomi rendah berjumlah 31 responden dengan presentase 35,6%.

f. Perilaku

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Perilaku


di Desa Tatah Pemangkih Laut

No Perilaku Frekuensi Persentase (%)


1 Ya 53 60,9
2 Tidak 34 39,1
TOTAL 87 100

Berdasarkan tabel 4.10 tentang perilaku buang air besar

55
sembarangan diketahui bahwa yang ya buang air besar di jamban atau

berperilaku tidak buang air besar sembarangan berjumlah 54 responden

atau 60,9%. Kemudian yang tidak buang air besar di jamban atau

berperilaku buang air besar sembarangan berjumlah 34 responden atau

39,1%.

g. Kondisi Lingkungan

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Reponden Berdasarkan Kondisi


Lingkungan di Desa Tatah Pemangkih Laut

No Kondisi Lingkungan Frekuensi Persentase (%)


1 Dekat Sungai 44 50,6
2 Tidak Dekat Sungai 43 49,4
TOTAL 87 100

Berdasarkan tabel 4.11 responden yang bermukim di dekat

sungai ada 44 responden atau 50,6%. Sementara itu yang bermukim

tidak dekat sungai ada 43 responden atau 49,4%.

4. Analisis Bivariat

56
a. Hubungan Status Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Status Pendidikan tentang BABS


Dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Pendidikan Kepemilikan Jamban Sehat Total p-value


Memiliki Tidak
Jamban Sehat Memiliki
Jamban Sehat
n % n % n %
Tinggi 23 67,6 11 32,4% 34 100 0,421
%
Rendah 30 56,6 23 43,4% 53 100
%
Total 53 60,9 34 39,1% 87 100
%

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa responden

berpendidikan tinggi yang memiliki jamban sehat ada 23 atau 67,6%,

sementara yang tidak memiliki jamban sehat ada 11 atau 32,4%.

Kemudian untuk responden berpendidikan rendah yang memiliki

jamban sehat ada 30 atau 56,6% dan yang tidak memiliki jamban sehat

ada 23 atau 43,4%. Hasil analisis bivariat diatas diperoleh nilai p-value

0,421 (p >0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara status

pendidikan dengan kepemilikan jamban sehat.

b. Hubungan Pengetahuan tentang BABS dengan Kepemilikan Jamban

Sehat

Tabel 4.13 Tabulasi Silang Pengetahuan tentang BABS Dengan


Kepemilikan Jamban Sehat

Pengetahuan Kepemilikan Jamban Sehat Total p-value


Memiliki Tidak
Jamban Memiliki
Sehat Jamban Sehat

57
n % n % n %
Tinggi 10 90.9% 1 9.1% 11 100 0,005
%
Sedang 39 62.9% 23 37.1% 62 100
%
Rendah 4 28.6% 10 71.4% 14 100
%
Total 53 60.9% 34 9.1% 87 100
%

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa responden

berpengetahuan tinggi yang memiliki jamban sehat ada 10 atau 90.9%,

sementara yang tidak memiliki jamban sehat ada 1 atau 9.1%.

Kemudian untuk responden berpengetahuan sedang yang memiliki

jamban sehat ada 39 atau 62.9%, dan yang tidak memiliki jamban sehat

ada 23 atau 37.1%. Selanjutnya responden berpengetahuan rendah yang

memiliki jamban sehat ada 4 atau 28.6% dan yang tidak memiliki

jamban sehat ada 10 atau 71.4%. Hasil analisis bivariat diatas diperoleh

nilai p-value 0,005 (p <0,05), yang artinya ada hubungan antara

Pengetahuan masyarakat tentang BABS dengan kepemilikan jamban

sehat.

c. Hubungan Sikap tentang BABS dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Tabel 4.14 Tabulasi Silang Sikap Tentang BABS Dengan


Kepemilikan Jamban Sehat

Sikap Kepemilikan Jamban Sehat Total p-value


Memiliki Tidak
Jamban Sehat Memiliki
Jamban Sehat
n % n % n %
Positif 52 75.4% 17 24.6% 69 100 0,000
%
Negatif 1 5.6% 17 94.4% 18 100

58
%
Total 53 60.9% 34 39.1% 87 100
%

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa responden bersikap

positif yang memiliki jamban sehat ada 52 atau 75.4%, dan yang tidak

memiliki jamban sehat ada 17 atau 24.6%. Untuk responden bersikap

negatif yang memiliki jamban sehat ada 1 atau 5.6%, dan yang tidak

memiliki jamban sehat ada 17 atau 94.4%. Hasil analisis bivariat diatas

diperoleh nilai p-value 0,000 (p <0,05), yang artinya ada hubungan

antara sikap masyarakat tentang BABS dengan kepemilikan jamban

sehat.

d. Hubungan Status Ekonomi dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Tabel 4.15 Tabulasi Silang Status Ekonomi Dengan Kepemilikan


Jamban Sehat

Ekonomi Kepemilikan Jamban Sehat Total p-value


Memiliki Tidak
Jamban Sehat Memiliki
Jamban Sehat
n % n % n %
Tinggi 37 66.1 19 33.9% 56 100% 0,274
%
Rendah 16 51.6 15 48.4% 31 100%
%
Total 53 60.9 34 39.1% 87 100%
%

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa responden dengan

status ekonomi tinggi yang memiliki jamban sehat berjumlah 37

responden dengan persentase 66.1% dari total responden. Sementara

yang berstatus ekonomi tinggi namun tidak memiliki jamban sehat ada

59
19 responden atau 33.9%. Kemudian untuk responden berstatus

ekonomi rendah yang memiliki jamban sehat ada 16 atau 51.6%, dan

yang tidak memiliki jamban sehat ada 15 atau 48.4%.

Hasil analisis bivariat diatas diperoleh nilai p-value 0,274 (p

>0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan

kepemilikan jamban sehat.

e. Hubungan Perilaku BABS dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Tabel 4.16 Tabulasi Silang Perilaku BABS Dengan Kepemilikan


Jamban Sehat

Perilaku Kepemilikan Jamban Sehat Total p-value


Memiliki Tidak
Jamban Sehat Memiliki
Jamban Sehat
n % n % n %
Ya 53 100.0% 0 0.0% 53 100% 0,000

Tidak 0 0.0% 34 100.0% 34 100%

Total 53 60.9% 34 39.1% 87 100%

Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa responden yang ya

buang air besar di jamban dan memiliki jamban sehat ada 53 atau

100.0% sementara yang tidak memiliki 0. Kemudian untuk responden

tidak buang air besar di jamban dan memiliki jamban sehat ada 0

sementara yang tidak memiliki jamban sehat ada 34 atau 100.0%. Hasil

analisis bivariat diatas diperoleh nilai p-value 0,000 (p <0,05), yang

artinya ada hubungan antara perilaku buang air besar sembarangan

dengan kepemilikan jamban sehat.

60
f. Hubungan Kondisi Lingkungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Tabel 4.17 Tabulasi Silang Kondisi Lingkungan Dengan


Kepemilikan Jamban Sehat

Kondisi Kepemilikan Jamban Sehat Total p-value


Lingkungan Memiliki Tidak
Jamban Memiliki
Sehat Jamban Sehat
n % n % n %
Tidak Dekat 37 86.0% 6 14.0% 43 100% 0,000
Sungai
Dekat 16 36.4% 28 63.6% 44 100%
Sungai
Total 53 60.9% 34 39.1% 87 100%

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa responden tinggal di

dekat sungai yang memiliki jamban sehat ada 16 atau 36.4% dan yang

tidak memiliki jamban sehat ada 28 atau 63.6%. Sementara untuk

responden tinggal tidak dekat sungai yang memiliki jamban sehat ada

37 atau 86.0% dan yang tidak memiliki jamban sehat ada 6 atau 14.0%.

Hasil analisis bivariat diatas diperoleh nilai p-value 0,000 (p <0,05),

yang artinya ada hubungan antara kondisi lingkungan dengan

kepemilikan jamban sehat.

B. Pembahasan Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Kepemilikan Jamban Sehat

Hasil temuan selama penelitian yang berjumlah 87 responden,

yang memiliki jamban sehat berjumlah 53 responden dengan persentase

61
60,9% dari total responden, dari 53 responden tersebut ada 16 responden

yang kondisi lingkungannya dekat sungai dan 37 responden yang

rumahnya tidak dekat sungai. Sementara itu yang tidak memiliki jamban

sehat ada 34 responden dengan persentase 39,1%, dari 34 responden

tersebut terdapat 28 responden yang kondisi lingkungannya dekat dengan

sungai dan 6 responden yang rumahnya tidak dengan sungai.

Seperti yang dijelaskan peneliti dilatar belakang, bahwa angka

pertumbuhan jamban tidak sehat di desa Tatah Pemangkih Laut

mengalami peningkatan yang tinggi dimana sebelumnya hanya 60 buah

rumah ditahun 2021, kini berjumlah 131 rumah secara keseluruhan. Dari

hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa responden yang masih belum

memiliki jamban sehat lebih banyak tinggal di bantaran sungai atau dekat

sungai.

Bagi responden yang jauh dengan sungai dan tidak memiliki

jamban sehat, mereka memamfaatkan jamban cemplung yang ada diatas

bantaran sungai atau menumpang BAB di wc masjid atau langgar terdekat.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak warga di Desa Tatah

Pemangkih Laut yang belum memiliki jamban sehat. Padahal sekarang ini

jamban sehat sudah bukan lagi hal yang langka dan sulit diwujudkan.

Upaya-upaya pemerintah dalam mengurangi adanya jamban yang tidak

sehat agar buang air besar sembarangan tidak menjadi kebiasaan, sudah

menjadi prioritas diberbagai daerah, tapi sepertinya di Desa Tatah

Pemangkih Laut ini masih belum bisa diberantas dengan baik.

62
b. Status Pendidikan

Status pendidikan sering kali menjadi patokan dalam menilai

berbagai hal terhadap diri seseorang, termasuk dalam kesadaran akan

lingkungan, kebersihan dan kesehatan, hasil temuan dari penelitian ini

ditemukan bahwa yang memiliki status pendidikan tinggi berjumlah 34

responden dengan persentase 39,1% dari total jumlah responden.

Kemudian untuk yang berstatus pendidikan rendah ada 53 responden

dengan persentase 60,9%. Dari hasil temuan tersebut dapat dilihat bahwa

yang berstatus pendidikan rendah di Desa Tatah Pemangkih Laut masih

lebih tinggi dibandingkan yang berpendidikan tinggi.

Secara keseluruhan penelitian, responden paling banyak hanya

berpendidikan tingkat SMP, kurangnya kesadaran untuk meningkatkan

pendidikan di desa ini masih besar, selain itu banyak faktor kemungkinan

yang menjadi penentu minat berpendidikan tinggi, diantaranya adalah pola

pikir masyarakat bahwa pendidikan tidak menjadi penentu besar tidaknya

penghasilan seseorang, sulitnya mendapat pekerjaan walau memiliki

pendidikan tinggi, memiliki pendidikan tinggi hanya akan menjadi budak

perusahaan dan pemerintah, dan juga faktor keturunan dimana orang tua

atau keluarga tidak memiliki pendidikan tinggi dan lebih memilih

pekerjaan seperti pedagang, buruh harian lepas dll. Sehingga karena itulah

lebih banyak masyarakat Desa Tatah Pemangkih Laut hanya memilih

untuk menuntaskan pendidikan setingkat SMP saja.

63
c. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya akan mempengaruhinya dalam

melakukan sebuah tindakan dalam hidupnya, pengetahuan tidak hanya

lahir dari bangku pendidikan, namun juga lahir dari rasa keingintahuan

lalu membentuk kesadaran pada diri seseorang, dalam penelitan ini

ditemukan bahwa yang memiliki pengetahuan tinggi terhadap buang air

besar sembarangan berjumlah 11 responden dengan persentase 12,6%.

Sementara itu yang berpengetahuan sedang berjumlah 62 responden

dengan persentase 71,3%. dan untuk yang berpengetahuan rendah

berjumlah 14 responden dengan persentase 16,1%.

Dari hasil penelitian di atas, lebih banyak responden yang

memiliki pengetahuan yang sedang, kemudian berpengetahuan tinggi, dan

berpengetahuan rendah. Hal ini di buktikan banyaknya responden yang

menjawab benar di beberapa pertanyaan positif. Pertanyaan paling banyak

di jawab benar adalah pertanyaan nomor 7 tentang air bersih, dengan total

86 peserta yang menjawab benar. Dan pertanyaan nomor 6 tentang

binatang yang kemungkinan membawa penyakit dengan total 78

responden yang menjawab benar.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata masyarakat di Desa

Tatah Pemangkih Laut sudah memiliki pengetahuan yang lumayan baik

tentang perilaku buang air besar sembarangan, hal ini dibuktikan dengan

64
jumlah yang memiliki pengetahuan tinggi dan sedang jauh lebih besar

dibandingkan yang berpengetahuan rendah.

d. Sikap

Sikap seseorang terhadap perilaku buang air besar sembarangan

biasa menjadi salah satu yang mempengaruhinya dalam bertindak dan

menentukan pilihan dalam hal kesehatan. Dari hasil penelitian ini

diketahui bahwa yang bersikap positif berjumlah 69 responden dengan

persentase 79,3%. Dan yang bersikap negatif berjumlah 18 responden

dengan persentase 20,7%.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa sikap responden terhadap

perilaku buang air besar sudah jauh lebih banyak yang positif. Dibuktikan

juga dengan hasil kusioner sikap dimana butir pertanyaan positif banyak

dijawab setuju oleh responden, khususnya pertanyaan nomor 7 dimana

responden banyak menjawab setuju bahwa jamban sehat dapat mengurangi

penularan penyakit. dan butir pertanyaan negatif banyak dijawab tidak

setuju oleh responden contohnya pertanyaan nomor 3 dimana responden

tidak setuju kalau buang air besar adalah tradisi di lingkungan sekitar

tempat tinggal mereka. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat di

Desa Tatah Pemangkih Laut sudah memiliki sikap yang baik terhadap

perilaku buang air besar sembarangan.

e. Status Ekonomi

65
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa total responden yang

memiliki status ekonomi tinggi berjumlah 56 orang responden dengan

persentase 64,4% dari total responden. Untuk responden yang memiliki

status ekonomi rendah berjumlah 31 responden dengan presentase 35,6%.

Dari sini dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berstatus

ekonomi rendah jauh lebih kecil dibandingkan yang berekonomi tinggi.

Dalam kenyataanya di lokasi pun terlihat bahwa rata-rata masyarakatnya

sudah memiliki tingkat ekonomi menengah keatas. Walaupun sebelumnya

peneliti temukan bahwa tingkat pendidikan didesa ini masih rendah,

namun penghasilan ekonomi mereka perbulan sudah termasuk menengah

keatas. Terlihat juga dari gaya hidup dan fasilitas-fasilitas yang mereka

miliki di desa Tatah Pemangkih Laut tersebut.

Ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang

sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup berdasarkan status

ekonomi di Desa Tatah Pemangkih Laut sudah lumayan tinggi, hampir ¾

dari total responden yang ada. Semakin baik kualitas hidup seseorang

maka tingkat kesadaran akan kesehatan kebersihan pun biasanya akan

semakin meningkat.

f. Perilaku

Perilaku buang air besar sembarangan adalah kebiasaan buruk yang

masih sulit diberantas di beberapa daerah, sama halnya di Desa Tatah

Pemangkih Laut ini, diketahui bahwa yang berperilaku buang air besar

66
sembarangan berjumlah 34 responden atau 39,1%. Kemudian yang tidak

berperilaku buang air besar sembarangan berjumlah 54 responden atau

60,9%. Walaupun angka yang berperilaku tidak buang air besar masih

lebih tinggi, tetapi jumlah yang masih buang air besar sembarangan masih

termasuk lumayan banyak.

Angka ini juga berbanding lurus atau sama dengan angka

kepemilikan jamban sehat. Responden yang tidak memiliki jamban sehat,

juga berperilaku buang air besar sembarangan, sementara mereka yang

sudah memiliki jamban sehat, sudah tidak berperilaku buang air besae

sembarangan.

Dapat disimpulkan bahwa mereka yang masih berperilaku buang

air besar sembarangan hanya mereka yang belum memiliki jamban sehat.

Sehingga masih sangat perlu menyadarkan masyarakat untuk tidak

berperilaku buang air besar sembarangan dan mewujudkan kepemilikan

jamban sehat.

g. Kondisi Lingkungan

Desa Tatah Pemangkih Laut memiliki daerah yang ada di dekat

sungai, sehingga masih ada warga yang memilih membangun rumah di

pinggir bantaran sungai, walaupun sudah ada dinyatakan bahwa bantaran

sungai termasuk daerah hijau dan dilarang untuk membangun bangunan di

sana, tapi dipenelitian ini ditemukan masih ada responden yang bermukim

67
di dekat sungai sebesar 44 responden atau 50,6%. Sementara itu yang

bermukim tidak dekat sungai ada 43 responden atau 49,4%.

Ketika ditanya alasan mengapa mereka tetap memilih membangun

rumah di bantaran sungai, padahal jalur hijau. Masyarakat yang tetap nekat

membangun rumah di bantaran sungai beranggapan bahwa daerah

bantaran sungai memiliki potensi usaha yang baik khususnya berdagang,

karena sudah banyak lahan kosong sekitar yang dibangun perumahan dan

peningkatan penduduk di daerah yang dekat dengan bantaran sungai.

Namun begitu mereka masih enggan membangun jamban sehat karena

takut jika sewaktu-waktu ada penggusuran karena lahan tersebut adalah

jalur hijau.

Untuk yang tidak bermukin dekat sungai juga masih ada sedikit

responden yang tidak memiliki jamban sehat dengan berbagai alasan,

karena merasa tidak perlu atau tidak memiliki lahan atau dana, atau juga

menunggu bantuan dari pemerintah setempat. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa kondisi lingkungan juga menjadi salah satu alasan untuk memiliki

jamban sehat atau tidak.

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Status Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Kepemilikan jamban sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan

diri masyarakat, sementara itu Tingkat pendidikan seseorang dapat

meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Salah satu faktor yang

68
mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan,

pendidikan akan memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan

perilaku positif yang meningkat (Nakawesi et al., 2010).

Pendidikan merupakan salah satu cara dalam memperoleh

pengetahuan termasuk pengetahuan terkait kesehatan, dengan tingginya

tingkat pendidikan seseorang maka diharapkan akan semakin tinggi juga

pengetahuannya terkait kesehatan (Arsurya et al., 2017).

Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat-pendapat di atas

karena hasil dari analisis bivariat menggunakan uji statistik analisis chi-

squere bernilai p-value 0,329 (p >0,05), yang artinya Ha ditolak dan H0

diterima. Sehingga, hipotesis dari penelitian ini yang menyatakan adanya

hubungan antara status pendidikan dengan kepemilikan jamban sehat di

tolak.

Dalam hal ini, masyarakat Desa Tatah Pemangkih Laut rata-rata

sudah memiliki tingkat pendidikan yang minimal SMP, walaupun masih

tergolong rendah, namun sudah lumayan berpengetahuan dan tidak

banyak lagi anak-anak yang putus sekolah. Namun memang pendidikan

tidak terlalu berhubungan dengan kesadaran untuk memiliki jamban sehat.

Karena pola pikir mereka terbangun dari faktor-faktor lain seperti kondisi

lingkungan, kesadaran dan kemauan serta kebiasaan dll.

Kenyataannya status pendidikan memang masih menjadi hal yang

relatif untuk dijadikan patokan dalam mengambil keputusan ataupun

69
perilaku seseorang, termasuk dalam keputusan untuk memiliki jamban

sehat dan sanitasi yang baik. Walaupun banyak yang beranggapan bahwa

memiliki status pendidikan akan mempengaruhi pola pikir karena orang

berstatus pendidikan baik akan memiliki pengetahuan yang baik pula,

namun dalam kenyataan, banyak hal lain yang mempengaruhi dan

menjadikan pendidikan masih menjadi hal yang relatif dalam penilaian

seseorang.

Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak ada

hubungan dengan kepemilikan jamban sehat di desa Tatah Pemangkih

Laut. Sehingga pendidikan bukan jadi penentu kesadaran masyarakat

dalam menentukan untuk membangun jamban sehat atau tidak.

b. Hubungan Pengetahuan tentang BABS dengan Kepemilikan Jamban

Sehat

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Notoatmodjo

(2010) juga menjelaskan bahwa menurut teori Green, salah satu faktor

yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang yaitu faktor

70
predesposisi yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-

nilai dan persepsi seseorang terhadap perilaku kesehatan.

Secara garis besar pengetahuan memang menjadi penyebab

seseorang memilih atau memutuskan sesuatu dengan bijak dan baik

berdasarkan hal-hal yang sudah mereka ketahui, semakin tahu maka

semakin pandai dalam memilih. Hal ini sejalan dengan penelitian ini,

ditemukan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang buang air besar

sembarangan dengan kepemilikan jamban sehat dibuktikan dengan hasil

dari analisis bivariat menggunakan uji statistik analisis chi-square dengan

nilai p-value 0,005 (p <0,05), yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima.

Sehingga hipotesis penelitian ini diterima.

Responden yang tidak memiliki jamban sehat dan berpengetahuan

tinggi berjumlah 1 orang, dan memiliki jamban sehat berpengetahuan

tinggi berjumlah 11 orang. Untuk responden yang tidak memiliki jamban

sehar dan berpengetahuan sedang berjumlah 23 orang dan yang memiliki

jamban sehat berpengetahuan sedang berjumlah 39 orang. Untuk yang

tidak memiliki jamban sehat dan berpengetahuan rendah ada 10 orang,

responden yang memiliki jamban sehat dan berpengetahuan rendah

berjumlah 4 orang saja. dari sini dapat dilihat bahwa pengetahuan

memang berhubungan dengan kepemilikan jamban sehat.

Pengetahuan masyarakat desa Tatah Pemangkih Laut sudah

lumayan banyak yang sedang dan tinggi, hanya segelintir saja yang masih

71
memiliki pengetahuan rendah. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan

masyarakat Desa Tatah Pemangkih Laut, sudah sering dilaksanakan

sosialisasi dan sanitasi khususnya jamban sehat dan hal tentang buang air

besar sembarangan. Namun masyarakat masih banyak yang tutup mata dan

telinga himbauan dan sosialisasi tersebut, khususnya yang bemukim di

bantaran sungai. Karena lebih baik untuk menutup mata dari pada kerugian

materil jika sewaktu-waktu mereka harus digusur, sehingga mereka tidak

mau mengetahui tentang bagaimana sanitasi yang baik dan juga jamban

sehat.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan seseorang sangat berperan penting dalam kepemilikan

jamban sehat. Kepala keluarga yang tahu mengenai pentingnya jamban

sehat cenderung memiliki sikap dan perilaku yang positif dalam

membangun jamban sehat daripada responden dengan tingkat pengetahuan

yang kurang baik.

c. Hubungan Sikap tentang BABS dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Gerungan (2004) juga menguraikan attitude, pengertian sikap atau

sebagai suatu reaksi pandangan atau perasaan seorang individu terhadap

objek tertentu. Walaupun objeknya sama, namun tidak semua individu

mempunyai sikap yang sama, hal itu dapat dipengaruhi oleh keadaan

individu, pengalaman , informasi dan kebutuhan masing-masing individu

72
berbeda. Sikap seseorang terhadap objek akan membentuk perilaku

individu terhadap objek.

Hal ini sejalan dengan penelitian ini, karena ditemukan bahwa ada

hubungan sikap tentang babs dengan kepemilikan jamban sehat dibuktikan

dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji statistik analisis chi-

square dengan nilai p-value 0,000 (p <0,05), yang artinya H0 ditolak dan

Ha diterima. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Sikap masyarakat Desa Tatah Pemangkih Laut sudah sangat bagus

dalam menanggapi tentang masalah jamban sehat dan perlaku buang air

besar sembarang, dilihat dari banyaknya responden yang bersikap positif,

Dari hasil kuisioner sikap dimana butir pertanyaan positif banyak dijawab

setuju oleh responden, khususnya pertanyaan nomor 7 dimana responden

banyak menjawab setuju bahwa jamban sehat dapat mengurangi penularan

penyakit. dan butir pertanyaan negatif banyak dijawab tidak setuju oleh

responden contohnya pertanyaan nomor 3 dimana responden tidak setuju

kalau buang air besar adalah tradisi di lingkungan sekitar tempat tinggal

mereka. Selalu diharapkan hal ini juga terus meningkat dan menyadarkan

masyarakat untuk mewujudkan jamban sehat.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menarik kesimpulan,

bahwa sikap berperan penting dalam kepemilikan jamban sehat. Sikap

seseorang yang positif terhadap kepemilikan jamban sehat akan sangat

73
mendukung dan mempengaruhi kepala keluarga dalam membangun

jamban sehat.

d. Hubungan Status Ekonomi dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Status ekonomi keluarga adalah kemampuan perekonomian suatu

keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh anggota

keluarga (Sumardi dan Dieter, 2005). Status ekonomi kemungkinan besar

merupakan pembentuk gaya hidup keluarga, pendapatan keluarga yang

memadai akan menunjang kesehatan keluarga karena dapat memenuhi

semua kebutuhan baik primer maupun sekunder. Dengan pendapatan yang

memadai daya beli keluarga juga akan semakin tinggi dan tentu akan

menunjang pola konsumsi yang sehat serta sanitasi keluarga yang baik.

Sosial ekonomi yang rendah dapat mempengaruhi tingkat partisipasi aktif

dalam melaksanakan upaya pelayanan masyarakat. Selain itu misalnya

berpenghasilan rendah pada umumnya mempunyai keadaan sanitasi yang

buruk dan kebersihan perorangannya juga buruk (Kahabuka et al., 2012).

Namun sayangnya dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak

adanya hubungan antara status ekonomi dengan kepemilikan jamban sehat,

hal ini dibuktikan dengan hasil analisis bivariat menggunakan uji statistika

Chi-square dimana p-value-nya bernilai 0,274 (p >0,05), yang artinya Ha

ditolak dan H0 diterima. Sehingga hipotesis di penelitian ini yang

menyatakan adanya hubungan antara status ekonomi dengan kepemilikan

jamban sehat di tolak.

74
Ekonomi di Desa Tatah Pemangkih Laut sudah rata-rata tingkat

menengah keatas, namun sayangnya pola pikir masyarakat masih selalu

berharap mendapatkan hal setara dengan orang-orang yang menengah ke

bawah, mereka selalu berharap bantuan pemerintah pada banyak hal,

termasuk bantuan pengolahan jamban. Sehingga status ekonomi yang

tinggi tidak menjadi penentu mereka mau mewujudkan kepemilikan

jamban sehat atau tidak.

Padahal beberapa pendapat mengatakan bahwa tingkat ekonomi

yang tinggi bisa meningkatkan kualitas hidup sebuah keluarga khususnya

dalam hal sanitasi, namun berbeda dengan desa Tatah Pemangkih Laut,

walau termasuk yang memiliki ekonomi yang menengah keatas, namun

masih ada responden yang tidak memiliki jamban sehat.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

status ekonomi kepala keluarga di Desa Tatah Pemangkih Laut tidak

menjadi acuan atau tidak ada hubungan dalam keputusan untuk

mewujudkan kepemilikan jamban sehat.

e. Hubungan Perilaku BABS dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Perilaku kesehatan merupakan suatu respon dari seseorang

berkaitan dengan masalah kesehatan, penggunaan pelayanan kesehatan,

pola hidup, maupun lingkungan sekitar yang mempengaruhi

(Notoatmodjo, 2012) Perilaku Buang Air Besar sembarangan

75
(BABS/Open defecation) termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak

sehat. BABS/Open defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran

atau tinja di tempat terbuka: ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai

atau area terbuka lainnya dan jika dibiarkan dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan, tanah, udara, air serta menimbulkan penyakit

(Murwati, 2012). Berperilaku buang air besar sembarangan, juga menjadi

alasan seseorang dalam memilih untuk memiliki jamban sehat atau tidak.

Hal ini selaras dengan hasil penelitian ini, dimana ditemukan

bahwa ada hubungan perilaku buang air besar sembarangan dengan

kepemilikan jamban sehat dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat

menggunakan uji statistik analisis chi-square dengan nilai p-value 0,000 (p

<0,05), yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga hipotesis

penelitian ini diterima.

Perilaku buang air besar sembarangan di Desa Tatah Pemangkih

Laut sesuai dengan kepemilikan mereka terhadap jamban sehat, dari hasil

penelitian, apabila tidak memiliki jamban sehat maka sudah pasti

berperilaku buang air besar sembarangan dan apabila memiliki jamban

sehat pasti tidak berperilaku buang air besar sembarangan.

Perilaku yang sudah terpola inilah yang menjadi salah satu faktor

yang berhubungan dengan motivasi masyarakat dalam mewujudkan

kepemilikan jamban sehat di Desa Tatah Pemangkih Laut, selain itu

masyarakat di Desa Tatah Pemangkih Laut, yang masih terbiasa

76
mengharap bantuan pemerintah, khususnya dalam pengolahan jamban

sehat, juga menjadi penentu mereka memilih untuk tetap buang air besar

sembarangan selama belum di beri bantuan.

Namun saat pemerintah ingin memberikan wc kolektif,

masyarakat justru khawatir akan terjadi konflik sesama warga tentang

pembersihan dan perawatannya, hal ini membuat masyarakat memilih

untuk tetap berperilaku buang air besar sembarangan.

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku

buang air besar sangat menjadi alasan kepala keluarga dalam membuat

keputusan untuk memiliki jamban sehat atau tidak.

f. Hubungan Kondisi Lingkungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat

Kondisi Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadi BABS dan kepemilikan jamban sehat, diantaranya adalah di dekat

sungai atau tidak dekat sungai. Menurut Menteri PU No. 63/PRT/1993

tentang garis sempadan sungai. Jika garis sempadan kurang dari 10 M dari

tepi sungai maka bisa dikatakan kondisi lingkungan dekat sungai,

sedangkan jika garis sempadan lebih dari 10 M, sebaliknya bisa dikatakan

kondisi lingkungan jauh dari sungai. Oleh karena itu, masyarakat yang

dekat dengan sungai lebih memilih untuk tidak menggunakan septic tank

sehingga kepemilikan jamban sehat sulit diwujudkan dan terbiasa

melakukan BABS.

77
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana ditemukan

bahwa adanya hubungan kondisi lingkungan dengan kepemilikan jamban

sehat dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji

statistik analisis chi-square dengan nilai p-value 0,000 (p <0,05), yang

artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga hipotesis dalam penelitian

ini diterima.

Masyarakat yang tidak memiliki jamban sehat lebih cenderung

banyak yang tinggal dibantaran sungai, karena masyarakat yang tinggal

dibantaran sungai tersebut takut sewaktu-waktu mereka bisa saja digusur

karena bantaran sungai termasuk jalur hijau. sehingga mereka takut

mengeluarkan dana untuk membangun jamban sehat yang ada septi

tanknya. Selain itu pembuangan jamban yang langsung jatuh ke sungai dan

mengalir membuat masyarakat tidak terlalu memikirkan untuk memiliki

jamban septi tank dan beranggapan membuang langsung ke sungai tidak

mengakibatkan penyakit dan menyebabkan hewan pembawa penyakit

berdatangan.

Padahal diketahui bahwa kotoran manusia yang jatuh ke air sungai

dapat mencemari air tersebut, apalagi air sungai masih menjadi kebutuhan

masyarakat dalam mencuci mandi bahkan memasak. Hal ini dapat

mendatangkan penyakit seperti diare, kolera, disentri dan juga penyakit

kulit.

78
Bagi masyarakat yang jauh dengan sungai dan tidak memiliki

jamban sehat, mereka memamfaatkan jamban cemplung yang ada diatas

bantaran sungai atau menumpang BAB di wc masjid atau langgar terdekat.

Sehingga tidak memiliki jamba sehat yang rumahnya jauh dari bantaran

sungaipun juga ikut mencemari lingkungan dan sungai, walaupun masih

tidak sebanyak yang tinggal di bantaran sungai.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan rumah

dekat sungai atau tidak dekat sungai, juga menjadi alasan dan motivasi

kepala keluarga dalam membangun jamban sehat atau tidak.

i.

79
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kepemilikan Jamban Sehat Di Desa Tatah Pemangkih Laut

Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut

1. Tidak ada Hubungan Status Pendidikan dengan Kepemilikan Jamban

Sehat dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji

statistik analisis chi-square dengan nilai p-value 0,329 (p >0,05), yang

artinya Ha ditolak dan H0 diterima.

2. Ada Hubungan Pengetahuan tentang BABS dengan Kepemilikan Jamban

Sehat dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji

statistik analisis chi-square dengan nilai p-value 0,005 (p <0,05), yang

artinya H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Ada Hubungan Sikap tentang BABS dengan Kepemilikan Jamban Sehat

dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji statistik

analisis chi-square dengan nilai p-value 0,000 (p <0,05), yang artinya H0

ditolak dan Ha diterima.

4. Tidak ada Hubungan Status Ekonomi dengan Kepemilikan Jamban Sehat

dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji statistik

analisis chi-square dengan nilai p-value 0,274 (p >0,05), yang artinya Ha

80
ditolak dan H0 diterima.

5. Ada Hubungan Perilaku BABS dengan Kepemilikan Jamban Sehat

dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji statistik

analisis chi-square dengan nilai p-value 0,000 (p <0,05), yang artinya H0

ditolak dan Ha diterima.

6. Ada Hubungan Kondisi Lingkungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat

dibuktikan dengan hasil dari analisis bivariat menggunakan uji statistik

analisis chi-square dengan nilai p-value 0,000 (p <0,05), yang artinya H0

ditolak dan Ha diterima.

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan masyarakat mengubah perilaku buang air besar

sembarangan dengan cara membangun jamban sehat dan meningkatkan

pengetahuan tentang pemanfaatan jamban sehat. Dan perlu dibijaki kepada

pemerintah Desa terkait banyaknya bangunan diatas sungai yang dapat

mengakibatkan desa menjadi kumuh dan besarnya kemungkinan terjadi

pencemaran lingkungan.

2. Bagi Pemerintah Setempat

Diharapkan untuk lebih membijaksanai dan mengatasi peningkatan

jamban tidak sehat khususnya di bantaran sungai. Bagi Penjabat daerah

juga seharusnya lebih mempertegas dan atau memberi sanksi yang tepat.

Serta bantuan yang merata di setiap daerahnya. Agar terciptanya

lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

81
3. Bagi Pemerintah Kecamatan

Diharapkan untuk pemerintah kecamatan memberi sanksi atau

teguran seperti diberikan surat peringatan dan ancaman pembongkaran

secara paksa jika masih ada jamban tidak sehat yang berdiri di rumah

warga atau sekitarnya.

4. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dapat menjadi bahan tambahan referensi untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya

peminatan K3 Kesehatan Lingkungan dan sebagai referensi untuk

menambah wawasan dalam mata kuliah K3 Kesehatan Lingkungan.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan rujukan untuk dapat diteliti kembali pada tingkatan

yang lebih spesifik, mencari masalah dengan objek tempat penelitian yang

lebih efisien untuk diteliti serta dapat meneliti lebih lanjut tentang

Kesehatan lingkungan khususnya tentang jamban sehat.

82
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, D. D. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan. Masyarakat. Yogyakarta:


NuhaMedika.
Amelia, R.N. 2021. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan
Jamban Sehat Di Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Tahun 2021. Jambi : Universitas Jambi
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Bidang Biomedis.
Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI, 2013.
Dharmmesta, Basu Swastha dan Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen
Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2013. Semarang: Dinas Kesehatan Kota
Semarang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Banjar.
Martapura : Manis.
Gerungan, A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Rafika Aditama.
Hidayat, A.A. 2012. Metode Penelitian Keperawatan Dan TeknisAnalisis Data.
Jakarta :Salemba Medika
Hilmi Sulaiman Rathomi, E. N. (2019). Hambatan dalam Mewujudkan Open
Defecation Free . Bandung: Universitas Islam Bandung.

83
Kahabuka, Catherine dkk 201. Why caretakers bypass Primary Health Care
facilities for child care - a case from rural Tanzania. BMC Health
Services Research
Kartono, Kartini. 2006. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta: CV. Rajawali.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2012. Kemenkes RI. Jakarta.
Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Depkes.
Kemenkes RI. 2014. Kurikulum dan Modul Pelatihan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat STBM. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
Kemenkes RI 2014. Kurikulum dan Modul Pelatihan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
Marliana. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Buang Air
Besar Pada Keluarga Di Desa Bleboh Jiken Blora. Skripsi: S1
Keperawatan Universitas Muhamadiyah Semarang
Nakawesi J.S., 2010. Prevalence and factors associated with rotavirus infection
among children admitted with acute diarrhea in Uganda. BMC pediatric.
10:2-4
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka
Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. .
2004. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo S. 2012 Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. In : Notoatmodjo
S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta;
2012. p. 138-147.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis :
Jakarta : Salemba Medika.
Palanccoi, N.A.2014. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Lingkungan Dengan
Kejadian Diare Akut Pada Anak Di Kelurahan Pabbundukang Kecamatan
Pangkajene Kabupaten Pangkep. Vol. 7 No. 2 (2014): Jurnal Kesehatan
Pambudi, Adam Setya. 2019. Hubungan Karakteristik Penduduk Dengan
Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (Babs) Di Desa Kenongorejo
Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun. Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun

Profil STBM 2018 Indonesia Data kepemilikan jamban 2018 Puskesmas

84
Pilangkenceng Kabupaten . Madiun
Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat.
(PHBS). . Yogyakarta: Nuha Medika.
Heidjachman Ranupandojo, dan Suad Husnan. 2006. Perusahaan Meningkatkan
Produktivitas . Penerbit Bualan Bintang. Semarang.
Ratma, J. N. (2018). Faktor faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Di Desa
Blimbing Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bhakti Husada Mulia.
Sari, A. N. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Tingkat
Pendapatan Dengan Perilaku Buang Air Besar Keluarga Di Desa
Kerjokidul Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sholekha, J. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Margadana Kota Tegal)
. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty. 2011. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum: Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Soeparman, & Suparmin. (2001). Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta:
Penerbit. Buku Kedokteran, EGC.
Sukanto. 2010. Manajemen Koperasi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Gadjah Mada
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sumardi, Mulyanto & Hans Dieter Evers. 2005 Kemiskinan dan Kebutuhan
Pokok. Jakarta: Rajawali.
WHO/UNICEF. 2015. Progress on Sanitation and Drinking-water: 2015
Update.Geneva: WHO 2015.
Widowati, 2015 Hubungan Karakteristik Pemilik rumah dengan perilaku buang
air besar sembarangan di wilayah kerja Puskesmas Sambung Macan II,
Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Muhamadiyah Surakarta
Yusiana, Eva (2020) Hubungan Status Ekonomi Dan Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (Babs) Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga Di Desa
Tatah Mesjid Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala Tahun 2020.

85
Banjarmasin: Universitas Muhammad Arsyad Al Banjari

86
LAMPIRAN

87
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya mamhasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat di Universitas


Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. Saya ingin
mengadakan penelitian ini sebagai salah satu kegiatan menyelesaikan tugas akhir
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ”FAKTOR-FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA
TATAH PEMANGKIH LAUT KECAMATAN KERTAK HANYAR
KABUPATEN BANJAR”.

Saya menghargai jawaban yang saudara berikan sesuai dengan kenyataan


yang ada. Saya menjamin kerahasiaan jawaban saudara, serta informasi yang
diberikan. Jawaban saudara hanya akan dipergunakan untuk mengembangkan
ilmu Kesehatan Masyarakat dan tidak dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas, artinya saudara


bebas ikut atau tidak tanpa sanksi apapun. Apabila saudara setuju terlibat dalam
penelitian ini dimohon menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.
Atas perhatian dan ketersediaannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Peneliti

88
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui mamfaat penelitian dengan


judul ” FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA TATAH PEMANGKIH LAUT
KECAMATAN KETAK HANYAR KABUPATEN BANJAR”. Saya menyatakan
sejutu diikut sertakan dalam penelitian ini bersifat suka rela. Oleh karena itu
secara sukarela saya ikut berperan serta dalam penelitian ini. Saya menjamin apa
yang saya buat dijamin kerahasiaannya.

Tatah Pemangkih Laut,


2022

Responden

(..........................................)

89
KUESIONER PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Sehat

di Desa TatahPemangkih Laut

1. Keterangan Wawancara
a. No.Urut Kuesioner :

b. Tanggal Wawancara :
2. Identitas responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Pekerjaan :
d.Umur :
3. Pendidikan

a. Tidak sekolah
b. Tamat SD
c. SMP/sederajat
d. Tamat SMA
e. PerguruanTinggi
4. Ekonomi :
a. ≥ Rp 2.906.473,-
b. < Rp 2.906.473,-
5. Kondisi Lingkungan
a. Dekat Sungai jika garis sempadan ditetapkan < 10 M dari tepi sungai

b. Tidak Dekat Sungai jika garis sempadan ditetapkan ≥ 10 M dari tepi

sungai.

90
PETUNJUK PENGISIAN :

Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan pendapat anda:

Bacalah pertanyaan dengan benar dan berikan jawaban yang menurut anda

benar dengan mencentang atau melingkari pilihan yang tepat.

6. Pengetahuan: B= Benar S= Salah

Jawaban
No Pertanyaan
Y T
1 Apakah gambar tersebut
merupakan jamban yang
memenuhi syarat
kesehatan ?

2 Apakah contoh gambar disamping


layak digunakan untuk buang
hajat ?

3 Apakah lalat yg menghinggapi tinja


dapat menjadi pembawa penyakit perut
seperti diare, disentri dan muntaber?

4 Apakah letak jamban dengan


sumber air minum setidaknya
harus berjarak 10 meter?

5 Apakah gambar disamping


merupakan tempat
penampung kotoran yang baik
dan sehat ?

91
6 Apakah gambar hewan-
hewan di samping, dapat
menjadi pembawa penyakit
pada manusia?

7 Apakah jamban perlu disediakan


air bersih ?

8 Apakah penutup pada WC dapat


menghindarkan timbulnya bau ?

9 Apakah jamban atau wc yang sehat


memerlukan ventilasi udara atau
lubang angin ?

10 Apakah gambar di samping,


merupakan jenis jamban leher
angsa ?

7. Sikap : STS =Sangat Tidak Setuju, TS= Tidak Setuju, S= Setuju,

SS= Sangat Setuju

Jawaban
No Pernyataan
STS TS S SS
1 Setiap kepala keluarga wajib memiliki jamban

2 Dengan mendirikan jamban sehat merupakan cara untuk


memutuskan mata rantai penyakit dari tinja
3 BAB sembarangan sudah menjadi tradisi di lingkungan
sekitar tempat tinggal anda.
4 Perlu adanya peraturan desa agar masyarakat tidak
buang air besar sembarangan.
5 Apakah anda merasa malu, jika anggota keluarga

92
ketahuan bab di tempat terbuka.
6 Saat buang air besar harus menggunakan jamban sehat/
kakus.
7 Penggunaan jamban sehat dapat mengurangi sumber
penyakit
8 Buang air besar di sembarang tempat dapat merugikan
kesehatan.
9 Setiap jamban sebaiknya memiliki septic tank untuk
saluran peresapan tinja.
10 Sikap memamfaatkan jamban sehat harus dilakukan oleh
setiap anggota keluarga.

8. Perilaku Buang air besar sembarangan


Jawaban
No Pertanyaan
Y T
1 Apakah anda buang air besar di jamban ?
2 Apakah jenis jamban yang digunakan adalah jamban
sehat ?
(terdapat septi tank, dinding, atap tersedia tempat dan
air bersih serta sabun pencuci tangan)
3 Apakah anda memanfaatkan jamban sebagai tempat
buang air besar setiap hari ?
4 Apakah perlu jamban/wc komunal kita bersihkan ?

5 Apakah anda lebih memilih bab di sungai dari pada


jamban sehat/ wc komunal ?

93
LEMBAR OBSERVASI KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT

No responden :

Nama :

No Objek Pengamatan Hasil


Y T

1 Bangunan atas :
Jamban memiliki dinding, lantai kedap air, dan atap
Pelindung
2 Bangunan tengah :
Tempat pembuangan kotoran berbentuk leher angsa. Dan
pada kontruksi sederhana (semi saniter), lubang dapat dibuat
tanpa kontruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup
3 Bangunan bawah :
Tidak mencemari air minum (Letak lubang penampungan
kotoran/ septic tank paling sedikit 10 meter dari sumur atau
sumber air

94
KARAKTERISTIK DATA RESPONDEN

JENIS
NO NAMA UMUR PEKERJAAN
KELAMIN
1 M. ZAINI 57 LAKI-LAKI TUKANG JAHIT
2 SYAIFULLAH 38 LAKI-LAKI WIRASWASTA
3 ADI FAJAR 50 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
4 JUNAIDI 50 LAKI-LAKI PERANGKAT DESA
5 MUHAMMAD 32 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
6 BAHRUL ILMI 54 LAKI-LAKI BURUH TANI
7 JURJANI 49 LAKI-LAKI WIRASWASTA
8 BUSIRI 40 LAKI-LAKI WIRASWASTA
9 ABDURRAHMAN 40 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
10 M AL-KASTALANI 58 LAKI-LAKI WIRASWASTA
11 ZAINI 39 LAKI-LAKI WIRASWASTA
12 M ABDUL AZIZ 32 LAKI-LAKI PEDAGANG
13 BALYA MULKANI 41 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
14 MA'RIFAH 48 PEREMPUAN PEDAGANG
15 MUHAMMAD 49 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
16 SYAHRIL 51 LAKI-LAKI WIRASWASTA
17 ZAKIAH 54 PEREMPUAN PETANI/PEKEBUN
18 ABDU RASIT 50 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
19 MUAMAR 36 LAKI-LAKI PETANI/PEKEBUN
20 HERMIYADI 56 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
21 USMAN 41 LAKI-LAKI BURUH TANI/PERKEBUNAN
22 TAMLIHA 39 LAKI-LAKI WIRASWASTA
23 NASRULLAH 37 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
24 ABDUL HALIM 30 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
25 M. SOBIRIN 34 LAKI-LAKI WIRASWASTA
26 JASLANI 62 LAKI-LAKI BURUH TANI
27 MAIMUNAH 57 PEREMPUAN MRT
28 JAKIAH 54 PEREMPUAN KARYAWAN SWASTA
29 FARIDAH 56 PEREMPUAN PETANI/PEKEBUN
30 MAHDI ANNAHRI 32 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
31 JUMIAH 31 PEREMPUAN MRT
32 FAUZAN 36 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
33 AHMAD SUPIAN 44 LAKI-LAKI PNS
34 JAYADI 54 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA

95
35 MAHLIANSYAH 49 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
36 BAHTIAR 58 LAKI-LAKI WIRASWASTA
37 NOVRIYANTI 53 PEREMPUAN MRT
38 SYAIFULLAH 38 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
39 AGUS SARBANI 46 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
40 FARID SUTRES 40 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
41 M. RIYADI 32 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
42 M. RIDHAAN 24 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
43 PAJRI 33 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
44 MARHAMAH 45 PEREMPUAN TUKANG PIJAT KELILING
45 DARDIANSYAH 50 LAKI-LAKI PNS
46 SUN'ANI 44 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
47 JUMIAH 48 PEREMPUAN PETANI/PEKEBUN
48 ARSUNI 49 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
49 KURSANI 41 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
50 EDDY RAHMAN 28 LAKI-LAKI POLRI RI
51 M. YUSRI 62 LAKI-LAKI TUKANG PIJAT PATAH TULANG
52 RUDYANA 40 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
53 GAPURI RAHMAN 22 LAKI-LAKI TUKANG SAYUR KELILING
54 MANSYUR ZAINI 34 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
55 RUSMILAWATI 35 PEREMPUAN MRT
56 JAINAH 43 PEREMPUAN PEDAGANG GORENGAN
57 ERNAWATI 46 PEREMPUAN PEDAGANG NASI
58 HASBULLAH 36 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
59 JALIANSYAH 42 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
60 PADLIANSYAH 49 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
61 SAM'ANI 41 LAKI-LAKI TUKANG JAHIT
62 M. ISRAN 35 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
63 AHMAD HUJAJI 37 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
64 ABDUL HALIM 43 LAKI-LAKI BURUH HARIAN LEPAS
65 RUSMIN NURYADIN 43 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
66 IWAN SETIAWAN 32 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
67 SAFIAH 48 PEREMPUAN PEDAGANG
68 DEWI KARTINI 43 PEREMPUAN PNS
69 MUHAMMAD 47 LAKI-LAKI WIRASWASTA
70 SITI AISYAH 62 PEREMPUAN MRT
71 HADIJAH 60 PEREMPUAN PETANI/PEKEBUN
72 SYAMSUL BAHRI 30 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
73 JUNAIDI 43 LAKI-LAKI WIRASWASTA
74 SAKDIYAH 57 PEREMPUAN WIRASWASTA
75 HALIMAH 50 PEREMPUAN PETANI/PEKEBUN
76 HILMI DARTA 57 LAKI-LAKI SOPIR

96
77 BAIHAQI 38 LAKI-LAKI SOPIR
78 MULYADI 50 LAKI-LAKI PERANGKAT DESA
79 HABIBAH 42 PEREMPUAN BURUH HARIAN LEPAS
80 JOHANSYAH 42 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
81 AHMAD RASYID 28 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
82 SUBRI AHYATI 32 LAKI-LAKI KARYAWAN SWASTA
83 MISLAN 58 LAKI-LAKI WIRASWASTA
84 ABD SYAHID 51 LAKI-LAKI WIRASWASTA
85 WALDI M FAJAR 24 LAKI-LAKI PEDAGANG BUAH
86 RIDUAN FAHMI 48 LAKI-LAKI WIRASWASTA
87 ISA ANSYARI 43 LAKI-LAKI PEDAGANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN


JAMBAN SEHAT DIDESA TATAH PEMANGKIH LAUT KECAMATAN
KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR

NO
RESPONDEN PENDIDIKAN KODE PENGETAHUAN KODE SIKAP KODE EKONOMI KODE

1 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1


2 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
3 SMA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
4 SMA 1 TINGGI 1 POSITIF 1 RENDAH 0
5 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
6 SD 0 RENDAH 3 NEGATIF 2 RENDAH 0
7 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
8 SLTA 1 SEDANG 2 NEGATIF 2 TINGGI 1
9 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
10 SMA 1 TINGGI 1 NEGATIF 2 TINGGI 1
11 SLTP 0 SEDANG 2 NEGATIF 2 TINGGI 1
12 SMA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
13 SLTA 1 SEDANG 2 NEGATIF 2 TINGGI 1
14 SLTA 1 RENDAH 3 NEGATIF 2 TINGGI 1
15 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
16 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
17 SD 0 RENDAH 3 POSITIF 1 TINGGI 1
18 SLTP 0 SEDANG 2 NEGATIF 2 TINGGI 1
19 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
20 SLTP 0 RENDAH 3 POSITIF 1 RENDAH 0
21 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
22 SLTP 0 RENDAH 3 NEGATIF 2 TINGGI 1
23 SLTA 1 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1

97
24 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
25 SMA 1 SEDANG 2 NEGATIF 2 RENDAH 0
26 SD 0 RENDAH 3 NEGATIF 2 RENDAH 0
27 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
28 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
29 SD 0 RENDAH 3 POSITIF 1 TINGGI 1
30 SMP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
31 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
32 SLTP 0 SEDANG 2 NEGATIF 2 RENDAH 0
33 STRATA 1 1 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1
34 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
35 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
36 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
37 SLTP 0 RENDAH 3 POSITIF 1 RENDAH 0
38 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
39 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
40 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
41 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
42 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
43 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
44 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
45 STRATA 1 1 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1
46 SLTP 0 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1
47 SLTA 1 TINGGI 1 POSITIF 1 RENDAH 0
48 SLTA 1 RENDAH 3 NEGATIF 2 RENDAH 0
49 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
50 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
51 SD 0 SEDANG 2 NEGATIF 2 TINGGI 1
52 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
53 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
54 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
55 SMP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
56 SD 0 RENDAH 3 NEGATIF 2 RENDAH 0
57 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
58 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
59 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
60 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
61 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
62 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
63 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
64 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
65 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1

98
66 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
67 SD 0 RENDAH 3 NEGATIF 2 TINGGI 1
68 STRATA 1 1 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1
69 SLTP 0 SEDANG 2 NEGATIF 2 TINGGI 1
70 SD 0 RENDAH 3 NEGATIF 2 RENDAH 0
71 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
72 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
73 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
74 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
75 SD 0 RENDAH 3 POSITIF 1 TINGGI 1
76 STRATA 1 1 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1
77 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
78 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
79 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 RENDAH 0
80 SD 0 RENDAH 3 NEGATIF 2 TINGGI 1
81 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
82 SLTA 1 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
83 SLTP 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
84 SLTA 1 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1
85 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
86 SD 0 SEDANG 2 POSITIF 1 TINGGI 1
87 STRATA 1 1 TINGGI 1 POSITIF 1 TINGGI 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN


JAMBAN SEHAT DIDESA TATAH PEMANGKIH LAUT KECAMATAN
KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR

KEPEMILIKAN JAMBAN
NO
PERILAKU KODE KONDISI KODE SEHAT KODE
RESPONDEN
LINGKUNGAN
1 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
2 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
3 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
4 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
5 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
6 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
7 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
8 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
9 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
10 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
11 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
12 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1

99
13 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
14 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
15 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
16 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
17 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
18 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
19 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
20 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
21 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
22 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
23 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
24 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
25 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
26 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
27 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
28 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
29 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
30 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
31 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
32 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
33 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
34 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
35 TIDAK 2 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 TIDAK MEMILIKI 0
36 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
37 TIDAK 2 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 TIDAK MEMILIKI 0
38 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
39 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
40 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
41 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
42 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
43 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
44 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
45 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
46 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
47 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
48 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
49 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
50 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
51 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
52 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
53 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
54 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1

100
55 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
56 TIDAK 2 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 TIDAK MEMILIKI 0
57 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
58 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
59 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
60 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
61 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
62 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
63 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
64 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
65 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
66 TIDAK 2 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 TIDAK MEMILIKI 0
67 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
68 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
69 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
70 TIDAK 2 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 TIDAK MEMILIKI 0
71 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
72 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
73 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
74 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
75 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
76 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
77 TIDAK 2 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 TIDAK MEMILIKI 0
78 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
79 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
80 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
81 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
82 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
83 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
84 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1
85 TIDAK 2 DEKAT SUNGAI 1 TIDAK MEMILIKI 0
86 YA 1 DEKAT SUNGAI 1 MEMILIKI 1
87 YA 1 TIDAK DEKAT SUNGAI 2 MEMILIKI 1

MASTER DATA

NO PENDIDIKA PENGETAHUAN

101
N
Kat Hasil P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P1 PKa PTot
P Ukur 0 t
1 1 Tinggi 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 2
2 0 Rendah 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6 2
3 1 Tinggi 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 2
4 1 Tinggi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
5 1 Tinggi 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 2
6 0 Rendah 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 5 3
7 1 Tinggi 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2
8 1 Tinggi 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 2
9 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
10 1 Tinggi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
11 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
12 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
13 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
14 1 Tinggi 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 3
15 1 Tinggi 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 2
16 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 2
17 0 Rendah 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 3
18 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 2
19 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
20 0 Rendah 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4 3
21 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
22 0 Rendah 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 3
23 1 Tinggi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
24 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 2
25 1 Tinggi 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 2
26 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 4 3
27 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
28 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
29 0 Rendah 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4 3
30 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 2
31 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
32 0 Rendah 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 2
33 1 Tinggi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
34 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
35 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
36 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
37 0 Rendah 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 3
38 0 Rendah 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
39 0 Rendah 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
40 0 Rendah 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 2

102
41 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 2
42 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
43 0 Rendah 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 2
44 0 Rendah 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 2
45 1 Tinggi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1
46 0 Rendah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1
47 1 Tinggi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
48 1 Tinggi 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 3
49 0 Rendah 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
50 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
51 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
52 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
53 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
54 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
55 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
56 0 Rendah 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5 3
57 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
58 0 Rendah 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6 2
59 0 Rendah 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
60 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
61 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
62 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
63 0 Rendah 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
64 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 2
65 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
66 1 Tinggi 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 6 2
67 0 Rendah 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5 3
68 1 Tinggi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
69 0 Rendah 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 2
70 0 Rendah 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 3
71 0 Rendah 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6 2
72 1 Tinggi 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
73 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
74 1 Tinggi 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 2
75 0 Rendah 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 3
76 1 Tinggi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
77 0 Rendah 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6 2
78 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 6 2
79 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 2
80 0 Rendah 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4 3
81 1 Tinggi 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 2
82 1 Tinggi 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 2

103
83 0 Rendah 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6 2
84 1 Tinggi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
85 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
86 0 Rendah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
87 1 Tinggi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1

SIKAP EKONOMI
NO S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Sto SKat EKat
t

1 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 29 1 1

2 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 31 1 0

3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 0

4 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 26 1 0

5 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 1

6 1 2 1 3 2 2 3 2 2 1 18 2 0

7 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 23 1 1

8 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 20 2 1

9 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 25 1 1

10 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 18 2 1

11 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 19 2 1

12 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 23 1 1

13 1 2 1 2 2 3 3 1 2 2 19 2 1

14 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 20 2 1

15 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 21 1 1

16 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 26 1 1

17 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 22 1 1

18 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 19 2 1

104
19 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 22 1 0

20 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 25 1 0

21 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 24 1 0

22 1 2 1 3 2 3 2 2 1 1 18 2 1

23 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24 1 1

24 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 25 1 1

25 2 2 1 2 2 3 3 1 1 2 19 2 0

26 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 20 2 0

27 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 25 1 1

28 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 22 1 0

29 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 29 1 1

30 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 31 1 0

31 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 0

32 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 26 2 0

33 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 1

34 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 23 1 0

35 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 25 1 0

36 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 28 1 1

37 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 29 1 0

38 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 31 1 0

39 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 1

40 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 26 1 1

41 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 1

42 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 23 1 0

105
43 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 25 1 1

44 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 23 1 0

45 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 21 1 1

46 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 26 1 1

47 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 25 1 0

48 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 24 2 0

49 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24 1 1

50 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 25 1 1

51 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 25 2 1

52 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 22 1 1

53 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 31 1 1

54 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 25 1 0

55 1 3 1 3 3 3 3 2 3 2 24 1 0

56 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28 2 0

57 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 1 0

58 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 30 1 1

59 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 31 1 1

60 3 3 2 3 3 2 4 3 4 2 29 1 1

61 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 31 1 1

62 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 0

63 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 26 1 0

64 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 1

65 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 23 1 1

66 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 25 1 0

106
67 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 19 2 1

68 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 25 1 1

69 1 3 1 3 3 3 3 2 3 2 24 2 1

70 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28 2 0

71 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 32 1 1

72 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 31 1 1

73 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 37 1 1

74 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 31 1 1

75 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 25 1 1

76 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 24 1 1

77 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24 1 1

78 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 25 1 0

79 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 25 1 0

80 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 22 2 1

81 1 3 1 3 3 3 3 2 3 2 24 1 1

82 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28 1 1

83 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 22 1 1

84 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 25 1 1

85 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 1

86 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 26 1 1

87 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 26 1 1

PERILAKU KONDISI KARAKTERISTIK


NO LINGKUNGAN JAMBAN SEHAT
P1 P2 P3 P4 P5 PTot PKat KLKat K1 K2 K3 KTot KKat

107
1 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
2 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
3 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
4 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 3 1
5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
6 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
7 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
8 1 0 1 1 0 3 2 1 1 0 1 2 0
9 1 0 0 0 1 2 2 1 1 0 1 2 0
10 1 0 1 1 0 3 2 1 1 0 1 2 0
11 1 0 1 1 0 3 2 1 0 0 0 0 0
12 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
13 1 0 0 1 0 2 2 1 1 0 1 2 0
14 1 0 1 1 0 3 2 1 1 0 1 2 0
15 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
16 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
17 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
18 1 0 1 1 0 3 2 1 1 0 1 2 0
19 1 0 1 0 0 2 2 1 1 0 1 2 0
20 1 0 1 0 0 2 2 1 1 0 1 2 0
21 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 3 1
22 1 0 1 1 0 3 2 1 0 0 1 1 0
23 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
24 1 0 0 1 0 2 2 1 1 0 1 2 0
25 1 0 0 1 1 3 2 1 1 0 1 2 0
26 1 0 0 1 1 3 2 1 1 0 1 2 0
27 0 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 3 1
28 1 0 0 0 1 2 2 1 1 0 0 1 0
29 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
30 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
31 1 0 1 0 1 3 2 1 0 0 1 1 0
32 1 0 1 0 1 3 2 1 1 0 0 1 0
33 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
34 1 0 0 0 1 2 2 1 0 0 1 1 0
35 1 0 1 0 1 3 2 2 1 0 0 1 0
36 1 0 1 1 0 3 2 1 1 0 1 2 0
37 1 0 1 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0
38 1 0 0 1 0 2 2 1 1 0 1 2 0
39 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
40 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 3 1
41 0 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 3 1
42 1 1 1 0 1 4 1 2 1 1 1 3 1

108
43 1 0 0 1 0 2 2 1 1 0 1 2 0
44 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
45 1 1 1 0 0 3 1 2 1 1 1 3 1
46 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
47 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
48 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 1 0
49 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
50 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
51 1 0 0 0 1 2 2 1 1 0 0 1 0
52 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
53 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
54 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1
55 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
56 1 0 0 1 1 3 2 2 0 0 1 1 0
57 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
58 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
59 1 0 0 0 1 2 2 1 1 0 0 1 0
60 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
61 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
62 0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1
63 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
64 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
65 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 3 1
66 1 0 1 1 0 3 2 2 1 0 1 2 0
67 1 0 0 0 1 2 2 1 1 0 0 1 0
68 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
69 1 0 1 0 1 3 2 1 1 0 1 2 0
70 1 0 1 0 1 3 2 2 0 0 0 0 0
71 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
72 1 0 0 0 1 2 2 1 1 0 1 2 0
73 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
74 0 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 3 1
75 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
76 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
77 1 0 1 1 0 3 2 2 1 0 0 1 0
78 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
79 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
80 1 0 0 0 1 2 2 1 0 0 1 1 0
81 0 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 3 1
82 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1
83 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1
84 1 1 1 1 0 4 1 2 1 1 1 3 1

109
85 1 0 1 1 0 3 2 1 1 0 1 2 0
86 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 3 1
87 1 1 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 1

Frequencies

UMUR
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 22 1 1.1 1.1 1.1
24 2 2.3 2.3 3.4
28 2 2.3 2.3 5.7
30 2 2.3 2.3 8.0
31 1 1.1 1.1 9.2
32 6 6.9 6.9 16.1
33 1 1.1 1.1 17.2
34 2 2.3 2.3 19.5
35 2 2.3 2.3 21.8
36 3 3.4 3.4 25.3
37 2 2.3 2.3 27.6
38 3 3.4 3.4 31.0
39 2 2.3 2.3 33.3
40 4 4.6 4.6 37.9
41 4 4.6 4.6 42.5
42 3 3.4 3.4 46.0
43 6 6.9 6.9 52.9
44 2 2.3 2.3 55.2
45 1 1.1 1.1 56.3

110
46 2 2.3 2.3 58.6
47 1 1.1 1.1 59.8
48 4 4.6 4.6 64.4
49 5 5.7 5.7 70.1
50 6 6.9 6.9 77.0
51 2 2.3 2.3 79.3
53 1 1.1 1.1 80.5
54 4 4.6 4.6 85.1
56 2 2.3 2.3 87.4
57 4 4.6 4.6 92.0
58 3 3.4 3.4 95.4
60 1 1.1 1.1 96.6
62 3 3.4 3.4 100.0
Total 87 100.0 100.0

JENIS_KELAMIN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 68 78.2 78.2 78.2
Perempuan 19 21.8 21.8 100.0
Total 87 100.0 100.0

PEKERJAAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS 3 3.4 3.4 3.4
Karyawan Swasta 19 21.8 21.8 25.3
Wiraswasta 15 17.2 17.2 42.5
MRT 5 5.7 5.7 48.3
Buruh Harian 19 21.8 21.8 70.1
Lepas
DLL 26 29.9 29.9 100.0
Total 87 100.0 100.0

PENDIDIKAN

111
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi (Lulusan SMA- 34 39.1 39.1 39.1
Perguruan Tinggi)
Rendah (Lulusan SD- 53 60.9 60.9 100.0
SMP)
Total 87 100.0 100.0

PENGETAHUAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi 11 12.6 12.6 12.6
Sedang 62 71.3 71.3 83.9
Rendah 14 16.1 16.1 100.0
Total 87 100.0 100.0

SIKAP
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Positif 69 79.3 79.3 79.3
Negatif 18 20.7 20.7 100.0
Total 87 100.0 100.0

EKONOMI
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi 56 64.4 64.4 64.4
Rendah 31 35.6 35.6 100.0
Total 87 100.0 100.0

112
PERILAKU
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ya 53 60.9 60.9 60.9
Tidak 34 39.1 39.1 100.0
Total 87 100.0 100.0

KONDISI_LINGKUNGAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dekat Sungai 44 50.6 50.6 50.6
Tidak Dekat 43 49.4 49.4 100.0
Sungai
Total 87 100.0 100.0

KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Memiliki Jamban Sehat 53 60.9 60.9 60.9
Tidak memiliki Jamban 34 39.1 39.1 100.0
Sehat
Total 87 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENDIDIKAN * 87 100.0% 0 0.0% 87 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
PENGETAHUAN * 87 100.0% 0 0.0% 87 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT

113
SIKAP * 87 100.0% 0 0.0% 87 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
EKONOMI * 87 100.0% 0 0.0% 87 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
PERILAKU * 87 100.0% 0 0.0% 87 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
KONDISI_LINGKUN 87 100.0% 0 0.0% 87 100.0%
GAN *
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT

PENDIDIKAN * KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT

Crosstab
KEPEMILIKAN_JAMBAN
_SEHAT
Tidak Memiliki
memiliki Jamban
Jamban Sehat Sehat Total
PENDIDIKA Rendah Count 23 29 52
N (Lulusan SD- % within 44.2% 55.8% 100.0%
SMP) PENDIDIKAN
% within 67.6% 54.7% 59.8%
KEPEMILIKAN_JA
MBAN_SEHAT
% of Total 26.4% 33.3% 59.8%
Tinggi Count 11 24 35
(Lulusan % within 31.4% 68.6% 100.0%
SMA- PENDIDIKAN
Perguruan % within 32.4% 45.3% 40.2%
Tinggi) KEPEMILIKAN_JA
MBAN_SEHAT
% of Total 12.6% 27.6% 40.2%
Total Count 34 53 87

114
% within 39.1% 60.9% 100.0%
PENDIDIKAN
% within 100.0% 100.0% 100.0%
KEPEMILIKAN_JA
MBAN_SEHAT
% of Total 39.1% 60.9% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.440 a
1 .230
Continuity Correctionb .953 1 .329
Likelihood Ratio 1.457 1 .227
Fisher's Exact Test .268 .165
Linear-by-Linear 1.424 1 .233
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,68.
b. Computed only for a 2x2 table

PENGETAHUAN * KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT

Crosstab
KEPEMILIKAN_JAMBAN
_SEHAT
Tidak
memiliki Memiliki
Jamban Sehat Jamban Sehat Total
PENGETAHU Tinggi Count 1 10 11
AN % within 9.1% 90.9% 100.0%
PENGETAHUAN
% within 2.9% 18.9% 12.6%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT

115
% of Total 1.1% 11.5% 12.6%
Sedang Count 23 39 62
% within 37.1% 62.9% 100.0%
PENGETAHUAN
% within 67.6% 73.6% 71.3%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 26.4% 44.8% 71.3%
Rendah Count 10 4 14
% within 71.4% 28.6% 100.0%
PENGETAHUAN
% within 29.4% 7.5% 16.1%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 11.5% 4.6% 16.1%
Total Count 34 53 87
% within 39.1% 60.9% 100.0%
PENGETAHUAN
% within 100.0% 100.0% 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 39.1% 60.9% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 10.411a 2 .005
Likelihood Ratio 11.197 2 .004
Linear-by-Linear 10.218 1 .001
Association
N of Valid Cases 87
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 4,30.

116
SIKAP * KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT

Crosstab
KEPEMILIKAN_JAMBAN
_SEHAT
Tidak
memiliki Memiliki
Jamban Sehat Jamban Sehat Total
SIKA Positif Count 17 52 69
P % within SIKAP 24.6% 75.4% 100.0%
% within 50.0% 98.1% 79.3%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 19.5% 59.8% 79.3%
Negatif Count 17 1 18
% within SIKAP 94.4% 5.6% 100.0%
% within 50.0% 1.9% 20.7%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 19.5% 1.1% 20.7%
Total Count 34 53 87
% within SIKAP 39.1% 60.9% 100.0%
% within 100.0% 100.0% 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 39.1% 60.9% 100.0%

Chi-Square Tests

117
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 29.220a 1 .000
Continuity Correctionb 26.361 1 .000
Likelihood Ratio 31.652 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 28.884 1 .000
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,03.
b. Computed only for a 2x2 table

EKONOMI * KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT

Crosstab
KEPEMILIKAN_JAMBAN
_SEHAT
Tidak
memiliki Memiliki
Jamban Sehat Jamban Sehat Total
EKONO Rendah Count 15 16 31
MI % within EKONOMI 48.4% 51.6% 100.0%
% within 44.1% 30.2% 35.6%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 17.2% 18.4% 35.6%
Tinggi Count 19 37 56
% within EKONOMI 33.9% 66.1% 100.0%
% within 55.9% 69.8% 64.4%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 21.8% 42.5% 64.4%
Total Count 34 53 87
% within EKONOMI 39.1% 60.9% 100.0%
% within 100.0% 100.0% 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT

118
% of Total 39.1% 60.9% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.752 a
1 .186
Continuity Correctionb 1.197 1 .274
Likelihood Ratio 1.739 1 .187
Fisher's Exact Test .252 .137
Linear-by-Linear 1.732 1 .188
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,11.
b. Computed only for a 2x2 table

PERILAKU * KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT

Crosstab
KEPEMILIKAN_JAMBAN
_SEHAT
Tidak
memiliki Memiliki
Jamban Sehat Jamban Sehat Total
PERILAK Ya Count 0 53 53
U % within PERILAKU 0.0% 100.0% 100.0%
% within 0.0% 100.0% 60.9%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 0.0% 60.9% 60.9%
Tidak Count 34 0 34
% within PERILAKU 100.0% 0.0% 100.0%
% within 100.0% 0.0% 39.1%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 39.1% 0.0% 39.1%
Total Count 34 53 87

119
% within PERILAKU 39.1% 60.9% 100.0%
% within 100.0% 100.0% 100.0%
KEPEMILIKAN_JAM
BAN_SEHAT
% of Total 39.1% 60.9% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 87.000 a
1 .000
Continuity Correctionb 82.850 1 .000
Likelihood Ratio 116.425 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 86.000 1 .000
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,29.
b. Computed only for a 2x2 table

KONDISI_LINGKUNGAN * KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT

Crosstab
KEPEMILIKAN_JAMBAN
_SEHAT
Tidak Memiliki
memiliki Jamban
Jamban Sehat Sehat Total
KONDI Dekat Sungai Count 28 16 44
SI_LIN % within 63.6% 36.4% 100.0
GKUNG KONDISI_LINGKUNG %
AN AN
% within 82.4% 30.2% 50.6%
KEPEMILIKAN_JAMB
AN_SEHAT

120
% of Total 32.2% 18.4% 50.6%
Tidak Dekat Count 6 37 43
Sungai % within 14.0% 86.0% 100.0
KONDISI_LINGKUNG %
AN
% within 17.6% 69.8% 49.4%
KEPEMILIKAN_JAMB
AN_SEHAT
% of Total 6.9% 42.5% 49.4%
Total Count 34 53 87
% within 39.1% 60.9% 100.0
KONDISI_LINGKUNG %
AN
% within 100.0% 100.0% 100.0
KEPEMILIKAN_JAMB %
AN_SEHAT
% of Total 39.1% 60.9% 100.0
%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 22.548 a
1 .000
Continuity Correctionb 20.509 1 .000
Likelihood Ratio 23.988 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 22.288 1 .000
Association
N of Valid Cases 87
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,80.
b. Computed only for a 2x2 table

121
Hasil uji statistic dan Chi Square

Frequency Table

Frekuensi Pendidikan

Frequencies

PENDIDIKAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi (Lulusan SMA- 34 39.1 39.1 39.1
Perguruan Tinggi)
Rendah (Lulusan SD- 53 60.9 60.9 100.0
SMP)
Total 87 100.0 100.0

Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengetahuan

Frequencies

Statistics
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
N Valid 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 57 65.5 65.5 65.5
Ya 30 34.5 34.5 100.0
Total 87 100.0 100.0

P2

122
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 14 16.1 16.1 16.1
Ya 73 83.9 83.9 100.0
Total 87 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 15 17.2 17.2 17.2
Ya 72 82.8 82.8 100.0
Total 87 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 77 88.5 88.5 88.5
Ya 10 11.5 11.5 100.0
Total 87 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 72 82.8 82.8 82.8
Ya 15 17.2 17.2 100.0
Total 87 100.0 100.0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 9 10.3 10.3 10.3
Ya 78 89.7 89.7 100.0
Total 87 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 1 1.1 1.1 1.1
Ya 86 98.9 98.9 100.0

123
Total 87 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 17 19.5 19.5 19.5
Ya 70 80.5 80.5 100.0
Total 87 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 14 16.1 16.1 16.1
Ya 73 83.9 83.9 100.0
Total 87 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 16 18.4 18.4 18.4
Ya 71 81.6 81.6 100.0
Total 87 100.0 100.0

Frekuensi Pernyataan Sikap

Frequency Table

S1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 8 9.2 9.2 9.2
TS 57 65.5 65.5 74.7
S 20 23.0 23.0 97.7
SS 2 2.3 2.3 100.0
Total 87 100.0 100.0

S2

124
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1.1 1.1 1.1
TS 23 26.4 26.4 27.6
S 62 71.3 71.3 98.9
SS 1 1.1 1.1 100.0
Total 87 100.0 100.0

S3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SS 29 33.3 33.3 33.3
S 51 58.6 58.6 92.0
TS 5 5.7 5.7 97.7
STS 2 2.3 2.3 100.0
Total 87 100.0 100.0

S4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 26 29.9 29.9 29.9
S 59 67.8 67.8 97.7
SS 2 2.3 2.3 100.0
Total 87 100.0 100.0

S5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 52 59.8 59.8 59.8
S 35 40.2 40.2 100.0
Total 87 100.0 100.0

S6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 43 49.4 49.4 49.4
S 44 50.6 50.6 100.0
Total 87 100.0 100.0

125
S7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 13 14.9 14.9 14.9
S 62 71.3 71.3 86.2
SS 12 13.8 13.8 100.0
Total 87 100.0 100.0

S8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 4 4.6 4.6 4.6
TS 41 47.1 47.1 51.7
S 33 37.9 37.9 89.7
SS 9 10.3 10.3 100.0
Total 87 100.0 100.0

S9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 2 2.3 2.3 2.3
TS 33 37.9 37.9 40.2
S 39 44.8 44.8 85.1
SS 13 14.9 14.9 100.0
Total 87 100.0 100.0

S10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 3 3.4 3.4 3.4
TS 49 56.3 56.3 59.8
S 35 40.2 40.2 100.0
Total 87 100.0 100.0

Frekuensi Ekonomi

EKONOMI

126
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 31 35.6 35.6 35.6
Tinggi 56 64.4 64.4 100.0
Total 87 100.0 100.0

Frekuensi Pertanyaan Perilaku

Frequency Table

Prilaku_1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 6 6.9 6.9 6.9
Ya 81 93.1 93.1 100.0
Total 87 100.0 100.0

Prilaku_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 39.1 39.1 39.1
Ya 53 60.9 60.9 100.0
Total 87 100.0 100.0

Prilaku_3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 16 18.4 18.4 18.4
Ya 71 81.6 81.6 100.0
Total 87 100.0 100.0

Prilaku_4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 19 21.8 21.8 21.8
Ya 68 78.2 78.2 100.0
Total 87 100.0 100.0

127
Prilaku_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 39.1 39.1 39.1
Ya 53 60.9 60.9 100.0
Total 87 100.0 100.0

Frekuensi Observasi Kepemilikan Jamban Sehat

Frequency Table

Karakteristi1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 8 9.2 9.2 9.2
Ya 79 90.8 90.8 100.0
Total 87 100.0 100.0

Karakteristik2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 39.1 39.1 39.1
Ya 53 60.9 60.9 100.0
Total 87 100.0 100.0

Karakteristik3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 11 12.6 12.6 12.6
Ya 76 87.4 87.4 100.0
Total 87 100.0 100.0

Frekuensi Kepemilikan Jamban Sehat

KEPEMILIKAN_JAMBAN_SEHAT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Memiliki Jamban Sehat 53 60.9 60.9 60.9

128
Tidak Memiliki 34 39.1 39.1 100.0
Total 87 100.0 100.0

BERITA ACARA PELAKSANAAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

129
SURAT IZIN STUDY PENDAHULUAN

130
PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

131
DOKUMENTASI

GAMBAR1.1

Pengisian Kuesioner dan Observasi pada Responden RT.001

GAMBAR 1.2

Pengisian Kuesioner dan Observasi pada Responden RT.002

132
GAMBAR 1.3

Contoh Jamban yang memenuhi Kriteria Jamban Sehat

GAMBAR 1.4

Contoh Jamban yang Tidak Memenuhi Kriteria Jamban Sehat, Pakai Leher
Angsa tetapi tidak ada saluran Septic Tank dan Dekat dengan sumber air bersih.

133

Anda mungkin juga menyukai