Anda di halaman 1dari 2

Bentuk penyebaran ijtihad

Para ahli Islam mempunyai berbagai macam cara untuk menyebarkan hasil ijtihad
mereka. Beberapa bentuk penyebaran ijtihad, adalah:

1. Fatwa
Sebagian besar ahli Islam atau ulama menyebarkannya dengan menerbitkan
fatwa. Penerbitan fatwa ini sudah sering dilakukan sejak zaman Sahabat. Salah satu
ahli Islam, Imam Hambali, tidak suka menuliskan madzhabnya. Oleh karena itu,
murid-muridnya mengumpulkan pendapat dan fatwa Imam, kemudian menyusunnya
dalam beberapa bab fiqih. Pendapat dan Fatwa dari Imam ini kemudian disebarkan
pertama kali oleh putranya, Shalih bin ahmad bin hanbal. Beliau menyebarkannya
dengan cara mengirim surat kepada seseorang yang bertanya dengan jawaban yang
pernah disampaikan oleh ayahnya.
Dalam penyebarannya, beberapa madzhab ada yang dikembangkan terlebih
dahulu oleh ahli Islam lain atau murid dari ahli Islam yang bermadzhab tersebut
sebelum disebarkluaskan. Saat ini pemberian fatwa dapat dilakukan dengan
penerbitan majalah atau internet yang kemudian dapat dibukukan.

2. Studi kajian dan pembahasan mendalam pada tingkat master atau doktoral di
universitas.

3. Kodifikasi hukum untuk bidang-bidang tertentu

Kodifikasi hukum ini dilakukan oleh para ahli hukum fiqih yang menjadi pejabat
pada pengadilan agama di negaranya. Di Indonesia, kodifikasi hukum Islam sudah
ada sejak zaman penjajahan, tapi statusnya masih rendah di bawah dominasi hukum
adat. Sebelumnya, Indonesia menggunakna kitab para ulama sebagai rujukannya.
Hingga pSada 1974, muncul kodifikasi Undang-Undang Perkawinan (UU No.1/1974)
dengan peraturan pelaksananya, yang mengatur secara khusus persoalan perkawinan
dan perceraian  bagi pegawai negeri sipil dan ABRI.

Anda mungkin juga menyukai