Anda di halaman 1dari 3

ANALISA PICO

Ny. N umur 21 tahun, beragama islam, pasien tidak bekerja hanya sebagai Ibu
Rumah Tangga, Pendidikan terakhir SMA status pernikahan menikah. Alamat
Batu Puntik Gereneng, dari keluarga ada yang mempunyai Riwayat Tumor
mammae.
Pasien mengatakan nyeri pada payudara sinistra dengan nyeri skala 7, nyeri
seperti tertusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, nyeri di sebabkan karena post operasi.
Pasien nampak meringis menahan nyeri, suara pasien terdengar pelan saat
menjawab pertanyaan, Tekanan Darah 130/70 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 36,0oC keadaan umum sedang dengan kesadaran Compos Mentis.
Pemeriksaan fisik didapatkan payudara tidak dalam bentuk yang simetris antara
kanan dan kiri adanya benjolan dan luka post operasi di payudara sinistra.
Diagnosa Keperawatan yang di angkat dalam kasus ini menurut SDKI (2016)
yaitu Gangguan Rasa Nyaman Nyeri.
P/Problem : Tumor Mammae Sinistra dengan masalah keperawatan nyeri.
I/Intervention : Terapi Mastakaraga
Teknik Mastakaraga menggunakan pijatan khusus dengan media jari jemari
tangan dan telapak tangan dan pijatan lembut (butuh keahlian khusus)
kelihaian/kelincahan tangan yang dinamakan pijatan pompa,sesuai rythem (irama)
dengan menelusuri jaringan penghubung bagian 12 syaraf kranial yang sangat
lembut, dan juga jaringan otot berfokus pada otot yang terjadi ketegangan dengan
pijatan dan sentuhan lembut ini, terapis akan melepaskan hambatan pada jaringan
lunak yang menyelubungi system saraf pusat. Dan melepaskan permasalahan pada
perlengketan otot dan saraf yang bermasalah dan sentuhan pada jaringan kulit
kepala dan tubuh sehingga tidak hanya rasa nyaman yang akan diperoleh ketika
bagian yang dipijat.
Comparsion : Tekhnik Relaksasi Lima Jari pada Kelelahan dan Nyeri Pasien
Kanker Payudara. (Dewi, et al 2020) Metode penelitian quasi-experiment.
Pengambilan sampel di lakukan dengan cara conecutive sampling, baik kelompok
kontrol maupun kelompok intervensi berjumlah 30 orang. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa ada pengaruh tekhnik relaksasi lima jari terhadap kelelahan
dan nyeri pada pasien kanker payudara.
Outcome :
Setelah di lakukan tindakan terapi mastakaraga terhadap pasien didapatkan bahwa
keluhan nyeri sudah berkurang dengan skala sebelumnya adalah 7 saat dilakukan
evaluasi skala nyeri menurun menjadi skala 4, pasien nampak tenang dan lebih
rileks, keluarga pasien nampak mampu melakukan terapi non farmakologi yaitu
menggunakan terapi relaksasi mastakaraga untuk meredakan nyeri, pasien juga
sudah mampu untuk mengontrol nyerinya.

Terapi Mastakaraga
Teknik Mastakaraga menggunakan pijatan khusus dengan media jari jemari
tangan dan telapak tangan dan pijatan lembut (butuh keahlian khusus)
kelihaian/kelincahan tangan yang dinamakan pijatan pompa,sesuai rythem (irama)
dengan menelusuri jaringan penghubung bagian 12 syaraf kranial yang sangat
lembut, dan juga jaringan otot berfokus pada otot yang terjadi ketegangan dengan
pijatan dan sentuhan lembut ini, terapis akan melepaskan hambatan pada jaringan
lunak yang menyelubungi system saraf pusat. Dan melepaskan permasalahan pada
perlengketan otot dan saraf yang bermasalah dan sentuhan pada jaringan kulit
kepala dan tubuh sehingga tidak hanya rasa nyaman yang akan diperoleh ketika
bagian yang dipijat (Yanuar, 2018).
Manfaat terapi mastakaraga di antaranya adalah :
1. Meningkatkan peningkatan kesehatan sistem impuls saraf. Meredakan dan
meregangkan otot yang tegang dan nyeri sehingga otot dapat lentur kembali .
2. Dapat melancarkan peredaran darah, menormalkan kinerja jantung dan mampu
meningkatkan produksi hemoglobin, trombosit dan eritrosit secara perlahan .
3. Memperbaiki aliran darah yang tersendat di seputar getah bening dan
mencegah pegal pegal sekitar leher dan belakang punggung.
4. Mencegah ketegangan, cedera dan kaku pada persendian akibat terlalu banyak
berjalan atau mengangkat barang barang berat serta menyembuhkan keseleo,
terkilir dan kram otot.
5. Dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena efek dari kelelahan yang telah
mereda dan efek tubuh yang lebih santai. MTR semakin banyak dipergunakan
sebagai tolak ukur kesehatan preventif oleh karena kemampuannya
6. dalam menunjang ketahanan tubuh terhadap penyakit, dan sangat efektif untuk
penanganan berbagai masalah medis yang berkaitan dengan nyeri dan disfungsi
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai