Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara agraris dengan pertanian adalah sektor ekonomi terbesar
di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, Indonesia
termasuk negara agraris ketiga setelah India dan China (Tambunan,12). Sebagian
besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,
baik jika dilihat dari jumlah tenaga kerjanya maupun sumbangsihnya terhadap
pembentukan PDB. Pada awal tahun 2019, setidaknya terdapat 38,1 juta orang yang
bekerja di sektor pertanian, atau lebih dari dua kali jumlah yang bekerja di industri
manufaktur (Heriqbaldi & Dwinda, 2019).

Salah satu hasil pertanian adalah budidaya kelor. Kelor (Moringa oleifera) merupakan
tanaman yang mudah dibudidayakan dan mempunyai kemampuan pertumbuhan
kembali setelah pemotongan (regrowth) yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan hewan ternak. Kelor telah diketahui
mempunyai banyak manfaat bagi manusia maupun hewan ternak. Kelor saat ini sudah
dapat dijadikan komoditas agribisnis sebagai sumber mata pencaharian. Berbagai
bagian dari pohon kelor dapat dimanfatkan dan bernilai ekonomis. Kelor juga disebut
sebagai tanaman herbal dan pada umumnya dipergunakan sebagai sumber hijauan
pakan bagi ternak ruminansia khususnya. Saat ini kelor dikenal sebagai miracle tree
yang mempunyai banyak kegunaan bukan hanya sebagai tanaman pakan tetapi juga
sebagai tanaman yang banyak khasiatnya dalam mengobati berbagai penyakit, bahkan
juga dikenal sebagai tanaman pengusir setan.

Kelor merupakan Daun, buah, bunga dan akarnya sangat baik digunakan sebagai
bahan pangan, obat-obatan, pewarna, pakan ternak dan penjernih air limbah dan
sumber energi terbarukan sebagai bahan baku etanol. Kelor dapat berfungsi sebagai
sumber makanan bergizi, apotek hidup, herbal, natural kosmetik, pelestarian alam dan
lingkungan, konservasi, penyerapan karbon, sumber minyak nabati, energi terbarukan,
peningkatan kualitas air, kebutuhan pakan ternak dan sumber pupuk serta pestisida
alami (Syarifuddin, 2017).

Daun tanaman kelor yang kaya akan nutrisi merupakan sumber beta karoten, vitamin
C, besi dan potassium (Kristina, 2014). Pada daerah Sudan dan Peru, benih kelor
memiliki manfaat untuk membersihkan air keruh dan berlumpur (Nurcahyati, 2014).
Peningkatan kebutuhan hasil tanaman kelor sebagai bahan baku industri telah nampak
banyak dibutuhkan, terutamanya pada pusat-pusat pertanaman kelor yang telah
berkembang secara turun temurun di masyarakat (Budi B dkk,. 2018).

Daun kelor hasil budidaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bernilai gizi
tinggi. Daun kelor dapat diolah menjadi bahan makanan, seperti sayur, campuran
untuk kue-kue, es cream, teh daun kelor, dan minuman daun kelor lainnya. Daun
kelor yang dihasilkan dapat dijadikan lahan usaha baru untuk diversifikasi usaha
berupa pembuatan dan penjualan daun kelor kering, serbuk daun kelor, olahan daun
kelor berupa teh daun kelor, dan kapsul daun kelor. Terutama pada saat kondisi cuaca
yang tidak stabil, daun kelor dapat dijadikan sebagai penguat imun tubuh dan cocok
sebagai obat-obatan. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua orang menyukai obat-
obatan tentunya hal tersebut dikarekan obat-obatan memiliki rasa yang pahit. Selain
itu  Kementerian Pertanian bersama beberapa instansi terus menggaungkan
penyerapan hasil budidaya kelor Indonesia di luar negeri. Baik dalam bentuk
mentahan maupun dalam bentuk bahan pangan seperti industri kesahtan dan food
grade

Oleh karena itu “ANTA INDONESIA” hadir sebagai eco-beverage business yang
menyebarkan gaya hidup sehat berupa minuman teh herbal yang cocok untuk
menunjang kesehatan masyarakat Indonesia sekaligus sebagai bentuk pengoptimalan
pemanfaat hasil budidaya kelor yang ada di Indonesia. ANTA INDONESIA
menghasilkan produk berupa Anta Herbal Tea yang menciptakan produk teh herbal
yang kekinian sehingga dapat diterima oleh semua kalangan. Produk dari ANTA
INDONESIA tersebut secara tidak langsung dapat menyelesaikan permasalahan
tersebut.

http://eprints.umm.ac.id/64808/44/BAB%201.pdf
https://www.pertanianku.com/tantangan-budidaya-kelor-yang-masih-dihadapi-petani/

JADWAL KEGIATAN RENCANA USAHA


Dalam memproduksi minuman herbal dari ANTA INDONESIA ada beberapa
prosedur atau aktivitas setiap prosesnya yaitu :

Membuat SOP dan


Mengolah bahan baku Proses (R&D) MoU kerjasama
produksi.

Evaluasi secara Pemasaran dan Melakukan Quality


berkala Pembukaan Control (QC)

No. Kegiatan Keterangan


Melakukan pengolahan terhadap bahan baku dengan
Mengolah bahan
1 mengecek secara berkala apakah SDA yang
baku
digunakan ada dan siap untuk diproduksi.
Proses R&D (Research and Development) dimana
dilakukan sebuah proses pengembangan dari produk
ANTA INDONESIA yang dilakukan dengan
2 Proses (R&D)
beberapa rangkaian riset terhadap kualitas dan
kuantitas dari produk dengan beberapa metode
tertentu.
Membuat SOP (Standar Operasional Prosedur)
Membuat SOP dan untuk dijadikan sebagai standar ketentuan dasar dari
MoU kerjasama ANTA INDONESIA yang akan digunakan untuk
3
produksi. mengatur human dan operasional secara keseluruhan.
Selain itu juga membuat MoU kerjasama produksi
dengan mitra perusahaan terkait.
4 Melakukan Quality Melakukan Quality Control (QC) dengan
Control (QC) menentukan standar minuman herbal dari ANTA
INDONESIA di laboratorium.
Pemasaran dan Melakukan pemasaran dan pembukaan di setiap
5 Pembukaan outlet dari ANTA INDONESIA melalui media sosial,
e-commerce dan website dari ANTA INDONESIA.
Evaluasi secara Melakukan pengecekan pada hasil review dari
6 berkala customer sebagai bahan untuk digunakan evaluasi
terhadap produk ANTA INDONESIA.

Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1. Mengolah bahan baku
2. Proses (R&D)
Membuat SOP dan
3. MoU kerjasama
produksi.

Melakukan Quality
4.
Control (QC)
Pemasaran dan
5. Pembukaan

Evaluasi secara
6. berkala

ANALISA SWOT
STRENGTH WEAKNESSS
1. Bahan jarang 1. Memerlukan banyak
diolah competitor waktu untuk R&D
dengan penelohan 2. Bahan baku yang masih
higienis dalam proses budi daya
2. Pemasaran dan oleh Mitra keluarga
promosi dengan
jangkauan luas
3. Memiliki
perhitungan
keuangan Cost of
Goods Sold (COGS)
dengan
mempertimbangka
n Value at Risk
(VaR)
OPPORTUNITY
1. Masih sedikit
competitor
yang secara
fokus
mengembangka
n produk
herbal dengan
kemasan yang
ramah
lingkungan
(Blue Ocean)
2. Dapat menarik
pihak lain
untuk
berkolaborasi
dengan Anta
Indonesia
melalui Anta
tea
3. Terbukanya
strategi bisnis
yang bisa
dilakukan oleh
Anta Indonesia
THREATS
1. Ada
kemungkinan
tingginya
permintaan
pasar yang
tidak sejalan
dengan
kapasitas
produksi yang
saat ini.
2. Ada
kemungkinan
langkah yang
diambil oleh
Anta Indonesia
diikuti oleh
competitor.

Anda mungkin juga menyukai