Divisi pekerjaan yang ada dalam sebuah perusahaan dibagi berdasarkan tugas kerja dan
keahlian yang dimiliki oleh karyawan. Hal ini perlu dilakukan agar sistem kerja yang ada
dalam perusahaan bisa terus berjalan dengan baik, tanpa menemui hambatan kedepannya.
Di antara divisi-divisi yang ada, Human Resource dan General Affair (GA) merupakan salah
satu divisi terpenting dalam sebuah perusahaan. Terutama bagi perusahaan-perusahaan
besar kedua divisi tersebut memiliki bagian kerja yang berbeda satu sama lain. Tentunya
berdasarkan pembagian tugas yang telah ditentukan dan diberikan.
Seringkali malah hal ini dianggap sama, padahal perbedaan HR dan GA terlihat jelas dari
tanggung jawab serta tugas yang diemban oleh mereka.
Dalam kata lain, bisa dikatakan bahwa divisi HR ini ikut terlibat dalam semua proses di
dalam ruang lingkup karyawan, pegawai dan pihak manajemen dari perusahaan.
Tujuannya adalah untuk menunjang kegiatan organisasi atau perusahaan dalam mencapai
berbagai target yang telah ditentukan sebelumnya. Di sisi lain, divisi HR juga terlibat dalam
proses seperti bertanggung jawab untuk memasok kebutuhan SDM perusahaan dengan orang-
orang yang tepat dan berkompeten.
Produktivitas dari karyawan perusahaan merupakan hal penting yang perlu diusahakan oleh
perusahaan. Tingkat produktivitas karyawan yang baik akan membuat sebuah perusahaan
menjadi berkembang lebih cepat.
Dalam mengatasi hal-hal tersebut divisi HR harus mampu membuat dan memberikan
pelatihan, pendidikan dan pengembangan kepada seluruh karyawan per-Departemen, agar
mereka paham dan dapat mengimplementasikan tugas-tugas pekerjaannya sesuai job
description diberikan oleh Perusahaan.
Salah satu hal yang dapat dievaluasi adalah tingkat kehadiran dan produktivitas kerja dari
karyawan tersebut. Mencatat karyawan mana yang sering izin dan mangkir kerja. Dengan
melakukan pendataan pada hal tersebut, maka data yang didapat bisa digunakan sebagai salah
satu indikator untuk menentukan evaluasi kerja terhadap karyawan.
Gaji, keselamatan kerja, bonus, kenaikan jabatan karyawan serta berbagai penawaran lain
merupakan hal yang juga diurus oleh divisi HR. Hal tersebut dilakukan dengan kesepakatan
dan juga kerjasama dari divisi HR dengan divisi-divisi lain yang bersangkutan. Disini
disebutnya Divivi HR harus bisa merancang, membuat dan mengusulkan Planning Budgeting
RKA & Compensation Benefit Karyawan kepada Pimpinan Perusahaan
Karenanya, hal tersebut merupakan tugas dari divisi HR untuk memperhatikan setiap
perkembangan dan pencapaian kerja yang telah dilalui oleh setiap karyawan dalam
perusahaan.
Hubungan yang terjalin dengan baik akan mempengaruhi banyak hal termasuk sikap dan
kebiasaan serta hasil kerja karyawan secara positif yang pastinya juga akan menguntungkan
pihak perusahaan.
Catatan : Bagaimana supaya fungsi HRD sama sekali tidak berbenturan dengan masalah
pegawai? Jawabannya adalah tidak mungkin, karena bagaimanapun juga dalam praktek tetap
ada benturannya.
Tugas dan fungsi bagian HRD lebih kepada penyusunan sistem, sementara pelaksanaan
harian sebaiknya diserahkan kepada masing-masing atasan, agar setiap atasan dapat
menjalankan fungsi manajerial mereka. Sebagai contoh adalah soal performance
review. Dalam penilaian, maka HRD mesti membuat sistem dan prosedur penilaian, namun
yang berhak memberikan penilaian adalah atasan langsung, karena dialah yang paling
mengetahui kinerja karyawan. Demikian juga mengenai hak cuti. Yang menyusun prosedur
cuti adalah bagian HRD, tapi yang berhak menyetujui atau tidak menyetujui cuti tersebut
adalah atasan langsung dari si karyawan.Pengertian-pengertian demikian harus
disosialisasikan kepada seluruh atasan, agar mereka memahami fungsi dan tanggung jawab
sebagai manajer, serta fungsi dan tanggung jawab HRD. Dengan demikian maka rasa
memiliki dan tanggung jawab atasan terhadap karyawan semakin besar, mereka tidak
seenaknya melemparkan setiap permasalahan karyawan kepada HRD. Sehingga pihak HRD
juga tidak begitu saja menjadi bulan-bulanan karyawan karena dianggap “mata-mata” atau
“kaki tangan” pemilik perusahaan, tetapi menjadi partner perusahaan dalam menjalankan
bisnis.
Dengan demikian bagian HRD tidak lagi menjadi semacam musuh yang ditakuti atau harus
dilawan, sehingga diharapkan para personil HRD dapat fokus pada pengembangan SDM
yang ada dan dibutuhkan di perusahaan.