Anda di halaman 1dari 29

EN

M
Program Pengembangan Eksekutif

JE
A
WAWANCARA SAKSI
N
A
M
M

27 September 2013
PP

PPM Manajemen
Jl. Menteng Raya 9, Jakarta 10340 Telp. (021) 2300313 Fax : (021) 2302051
www.ppm-manajemen.ac.id
DAFTAR ISI

EN
WAWANCARA VS INTEROGASI

M
PRA WAWANCARA

JE
A
TEKNIK WAWANCARA

N
A
CONTOH KASUS
M
M

BAHASA TUBUH
PP
INTEROGASI vs WAWANCARA

EN
Item WAWANCARA INTEROGASI
Ciri-ciri Bersifat netral, tidak menuduh Bersifat menuduh

M
Tujuan Mengumpulkan informasi yang Mendapatkan keterangan yang berisi

JE
penting untuk proses interogasi tentang kebenaran dengan taktik membuat
pernyataan

A
Sasaran Informasi mengenai perilaku Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
tersangka dan ketetapan hati (committed)

N
Teknik Bersifat cair, tidak terstruktur, Interogasi dilakukan sesudah investigator

A
dan bisa melompat dari satu mempunyai keyakinan yang memadai
M
pokok pembicaraan ke mengenai salahnya seseorang.
pembicaraan lainnya.
M
PP
PRA WAWANCARA (1)

EN
• Sebelum melakukan wawancara atau melakukan kontak
dengan pihak/orang yang dicurigai atau diduga melakukan

M
fraud, investigator harus mempelajari semua fakta yang
terkumpul

JE
• Investigator membentuk tim (gugus tugas) untuk mengatur

A
peran masing-maisng anggota. Tim menganalisis dan

N
memperdebatkan fakta-fakta yang terkumpul dan berusaha
A
membuat rekaan atau dugaan sementara.
M
• Tim investigator melakukan wawancara untuk menggali
informasi lebih mendalam dan berusaha mencari fakta-fakta
M

baru yang belum diketahui.


PP
PRA WAWANCARA (2)

EN
• Wawancara harus dimulai dengan orang-orang yang diduga
paling dekat atau kecil mejadi pelaku atau ikut terlibat dalam
fraud.

M
• Wawancara berikutnya dilanjutkan dengan orang-orang yang

JE
karena alasan pribadi ingin menjadi whistlebower, dan diakhiri
dengan mereka yang diduga menjadi perencana atau otak dari

A
tindakan pidana/korupsi.

N
• Catatan mengapa hal ini penting:
1.
A
Pada tahap awal belum banyak fakta yang terkumpul
M
2. Mengetahui lebih banyak data/informasi yang sebelumnya tidak
diungkapkan kepada tim ivestigator (kebohongan).
M

3. Memungkinkan tim investigator untuk mengembangkan kasus


persekongkolan.
PP
TEKNIK WAWANCARA
Memperhitungkan sifat alamiah manusia, sehingga

EN
ruangan investigasi harus dikemas sedemikian rupa,
yaitu:

M
1. Suasana privacy

JE
2. Pintu tidak terkunci

A
3. Hilangkan warna-warni (cat/lukisan dll)

N
4. Penerangan yang cukup
5.
A
Minimalkan kebisingan
M
6. Jarak kursi antara invstigator dengan tersangka minimal 1,5
meter
M

7. Bedakan desain ruang untuk kasus-kasus khusus


PP
TEKNIK WAWANCARA
Pengaturan Ruang (1)

EN
3 meter

• Denah wawancara Meja

standar

M
Tersangka

• Ruang sebelah

JE
3 meter

berfungsi sebagai ruang

A
Investigator
pengamatan

N
(observation room)
A
3 meter

• Mikrofon tersembunyi Meja


M
Tersangka

• Ada cermin besar untuk


M

Cermin
menyaksikan apa yang 3 meter besar
PP

terjadi di ruang sebelah Investigator


Manfaat Obeservation Room

EN
• Pengamat dapat menyaksikan proses wawancara tanpa adanya
gangguan

M
• Pengamat dapat mempelajari gejala perilaku si tersangka

JE
• Pengamat menajdi saksi proses wawancara (tranparansi dan

A
gangguan lainnya)

N
• Menghindari tersangka melarikan diri atau berusaha bunuh diri

A
• Dalam hal tersangka lebih dari satu, pengamat dapat melihat
M
perilaku yang tidak tampak ketika dilakukan perseorangan.
M
PP
TEKNIK WAWANCARA
Pengaturan Ruang (2)
3 Mtr

EN
Meja

• Apabila ada saksi anak Tersangka

dibawah usia yang

M
Orang
membutuhkan pendampingan Ketiga

JE
3 Mtr
(pihak ketiga) Investigator

A
N
• Orang yang diwawancara atau 3 Mtr

yang mewawancarai
A
M Meja

memerlukan penerjemah atau Tersangka

menggunakan bahasa isyarat. Cermin


M

3 Mtr besar
PP

Investigator
Intepreter
Manfaat Tambahan
(Rekaman Gambar & Suara)

EN
Jika UU memperkenankan rekaman gambar dan suara
atas proses wawancara:

M
1. Investigator dapat mengulangi hasil pengamatannya selama

JE
berlangsungnya proses wawancara;
2. Mengganti/merubah Berita Acara Wawancara atau sebagai

A
pendukung BA ringkas;

N
3. Menjadi bukti di persidangan jika ada klaim interogasi dibawah
tekanan; A
M
4. Menjadi alat untuk proses pelatihan para calon investigator.
M
PP
Pilihan Tersangka
Ketika subyek harus menjawab pertanyaan dalam suatu

EN
proses wawancara, ia mempunyai 4 (empat) pilihan:

M
JE
1. Berbohong (deception)

A
2. Mengelak/menghindar (evasion)

N
3. Mengakui secara tersamar (omission)
A
M
4. Menceritakan apa adanya (truth)
M
PP
Contoh Kasus Menghindari (1)
Jawaban tersangka sewaktu ditanyakan “Menghilangnnya

EN
Andika”, pertanyaannya: “Kapan Anda terakhir bertemu
Andika?”:

M
Jawab-1:

JE
“Hari Jum’at, 13 April, sepulang kantor jam 5 sore, ia

A
mengantarkan saya pulang. Kami tiba dirumahku sekitar pukul 6

N
petang. Itulah pertemuan kami yang terakhir”.
Jawab-2:
A
M
“Andika dan saya bergantian membawa mobil. Hari Jum’at itu
giliran dia. Kami tiba dirumahku jam 6 petang”.
M
PP
Contoh Kasus Menghindari (2)

EN
• Sepintas lalu jawaban 1 dan 2 kelihatannya sama.
• Investigator yang berpengalaman dapat membaca, jawaban-2

M
menghindar pertanyaan.

JE
• Jawaban-1 secara tegas mengungkap: “Hari Jum’at 13 April sekitar pukul 6
petang, itulah saat terakhir kami bertemu”.

A
• Jawaban-2, “Kami tiba dirumahku jam 6 petang”, tersirat (seolah-olah)

N
itulah saat pertemuan terakhir. Tetapi bisa juga berarti mereka masih

A
makan malam bersama sampai jam 9 malam. Bahkan mereka mungkin
masih bertemu seminggu kemudian.
M
• Taktik menghindar juga bisa dilakukan dengan menjawab: “Kenapa Anda
M

pikir saya akan melakukan hal semacam itu?” Emangnya saya sebodoh
itu?.
PP
Contoh Kasus Berbohong (1)
Investigator:

EN
“Apakah Anda mengambil berkas akuntansi bulan Agustus 2012?”
Tersangka:

M
“Rekanmu sudah menanyakan hal itu. Sudah kujawab pertanyaannya,
aku tak tahu apa-apa tentang hal itu”.

JE
• Dalam wawancara di atas, subyek tidak berbohong. Ia berbohong

A
pada investigator sebelumnya yang menanyakan hal yang sama

N
• Dalam wawancara sebelumnya ia berbohong dengan mengatakan:

A
“Aku tak tahu apa-apa tentang hal itu”.
• Dalam wawancara kedua, ia tidak berbohong dalam artian itulah yang
M
memang dikatakannya dalam wawancara pertama.
• Dalam wawancara kedua ia berbohong dengan cara merujuk ke
M

wawancara pertama (lying by refferal)


PP
Contoh Kasus Berbohong (2)

EN
• Subyek yang jujur akan membuat bantahan secara luas,
sedangkan subyek berbohong akan “menyempitkan”

M
bantahannya. Subyek yang jujur mempunyai rasa percaya diri
yang tinggi. Subyek yang berbohong mencar-cari celah

JE
“kebenaran” di antara kebohongan yang besar.

A
• Karena itu subyek yang jujur akan membuat pernyataan tanpa

N
ragu, seperti:
– Saya hakul yakin.
A
M
– Aku tak mencuri apapun.
– Saya tahun dengan pasti.
M

– Tak ada urusanku dengan korupsi yang sedang diusut.


PP
Beberapa Kosa Kata

EN
Generalization statement
Menjawab pertanyaan dengan mengutip undang-

M
undang atau aturan internal lembaga (GCG), contoh:

JE
sesuai hukum, pada umumnya, sebagaimana
mestinya, menurut perusahaan, sesuai kebijakan

A
perusahaan;

N
A
M
Qualified response
Contoh: sepanjang ingatan saya, yang saya ketahui,
M

hampir tidak pernah, tidak sering, nggak juga sih,


PP

nggak banyak dst


Beberapa Kosa Kata

EN
• Estimation phrase digunakan untuk subyek yang berbohong, maupun
yang jujur seperti:
– I: Jam berapa Anda tiba di pabrik malam itu?

M
– S: harus kukatakan, sekitar jam 10 malam.

JE
Jawaban ini tidak mencerminkan kebohongan, karena pertanyaannya
memerlukan atau memungkin estimation phrase.
• Bandingkan kalau pertanyaannya :”Apakah Anda di dalam truck di depan

A
pabrik pada malam itu?”. Pertanyaan ini tidak memerlukan estimation

N
phrase. Karena itu kalau subyek menjawab: “Harus kukatakan, tidak.”,
maka jawaban ini perlu dicurigai.
A
• Jawaban yang mengandung kebohongan seringkali diembel-embeli
M
dengan fraseologi tertentu untuk meningkatkan kredibilitas, sperti:
– Demi Allah
M

– Aku bersumpah
PP

– Kukatakan sejujurnya
BAHASA TUBUH (1)

EN
• Verbal channel
ucapan yang keluar dari mulut seseorang, atau

M
pilihan kata dan susunan kata yang dipergunakan
untuk mengirim pesan (apel amerika vs apel

JE
malang)

A
• Paralinguistic channel

N
John Reid, 1990, ciri-ciri percakapan di luar apa yang diucapkan.
Truthful and
A
M
deceptive suspects,
NSA study • Nonverbal channel
sikap tubuh (body posture), gerak tangan (hand
M

gestures), mimik wajah (facial expression), dan


PP

tatapan mata
BAHASA TUBUH (2)
• Postur atau sikap ketika diwawancarai

EN
mengungkapkan keterlibatan emosionalnya.
• Postur tubuh tegak, searah dengan investigator

M
seolah ia siap berdialog secara langsung. Ketika

JE
membuat pernyataan-pernyataan penting, ia
mencondongkan tubuhnya kearah investigator,

A
Gambar-1
seperti ingin menggarisbawahi apa yang

N
Sitting at attention Gambar-2

dikatakannya. Menantang, menghindar


condong ke depan

A
M
• Kalaupun ia menyilangkan kaki , meletakan kaki
diatas tungkai lain, hal ini dilakukan dengan santai
M

dan nyaman. Hal ini dilakukannya selama 45


PP

Gambar-2
menit, mengubah posisi dan perubahan dilakukan
Jujur, dengan postur
santai & nyaman secara casual (seperti perilaku anak-anak)
BAHASA TUBUH (3)

EN
• Subyek yang berbohong terlihat dari gerak
lamban, seakan tak berjiwa, terjerembab
dalam kursinya (slouch). Meskipun berada

M
di ruang wawancara, ia terkesan berada di

JE
tempat lain nun jauh disana, tampak tak
berminat dengan wawancara.

A
Gambar-3

N
Slouching prosture

A
• Batang tubuh tampak menjauhi
investigator. Hal serupa dilakukan dengan
M
menggeser kursinya, menjauhi kursi
M

investigator.
PP

Gambar-4
Jujur, dengan postur ke depan
BAHASA TUBUH (4)

EN
• Bentuk lain menjauhi investigator
(retreating posture) adalah
menyilangkan lengan di depan dada

M
(seolah menjaga sesuatu yang tak boleh

JE
lepas dari dekapannya), atau
menyembunyikan kaki di bawah kursi.

A
Gambar-5
Memasang pembatas (barrier prosture)

N
A
• Perilaku non verbal yang paling
mengungkapkan subyek berbohong
M
adalah kemampuannya
M

mempertahankan posture (statis) tadi


selama wawancara berlangsung.
PP

Gambar-6
Postur Statis
BAHASA TUBUH (5)
Subyek dapat melakukan 3 (tiga) jenis gerak

EN
tangan:
1. Tidak melibatkan dirinya, tidak ada gerak

M
sama sekali. Menunjukkan ia tidak
mempunyai percaya diri terhadap jawaban

JE
yang sudah atau akan diberikannya, ia
memandang pertanyaan itu tidak penting.

A
Gambar-7
menunjukkan subyek yang jujur.

N
Gerakan Tidak Mau Melibatkan Diri

2. Tangan menjauh dari tubuh seperti orang


A berpidato atau guru sedang mengajar.
M
Gerakan seperti itu disebut perilaku
menjelaskan (illustrating behavior).
M

3. Tangan mengarah pada bagian tubuh. Gerak


PP

tangan ini disebut sebagai perilaku


Gambar-8 menyesuaikan (adaptor behavior).
Seakan menyatakan terserah (hand shrug)
BAHASA TUBUH (6)
• Ketika subyek jujur menceritakan

EN
pengalaman yang ada hubungan dengan
kegiatan fisik, investigator akan melihat (bisa

M
memperkirakan) gerak tangan ini.

JE
• Gerak tangan ini menceritakan bagaimana

A
perilaku dari pelaku saat melakukan
kejahatan.

N
A
• Ada lagi gerak tangan hand shrug, dimana subyek mau
M
mengatakan “saya tidak tahu” atau “saya tidak peduli”. Hal ini
juga bisa dibarengi dengan gerakan mengangkat bahu. Hand
M

shrug bisa memperkuat apa yang dikatakannya atau sebaliknya


PP

(kontradiksi) atau berlawanan dengan apa yang dikatakan


subyek.
BAHASA TUBUH (7)
• Personel gesture, gerakan (lazimnya) seseorang berkaitan dengan

EN
pemenuhan kebutuhan pribadi, seperti menggaruk tangan, daun
telinga atau lobang telinga. Tanpa rasa gatal (tidak ada kebutuhan
akan itu, seperti sedang mengikuti irama musik memetik gitar dll),

M
manandakan subyek tidak nyaman dengan pertanyaan.

JE
• Dalam gerakan tangan mengarah atau membuat kontak dengan
muka (protective/supporting gesture) atau tangan ditaruh di pipi
untuk mendukung kepala, mencerminkan keterlepasan emosional

A
(emotional detachment) subyek dari apa yang sedang

N
berlangsung.

A
• Ketika proses memasuki wilayah fraud (pokok kejahatan) subyek
yang berbohong menggunakan protective gesture, seperti
M
menutup mulut, dan menjawab pertanyaan melalui celah-celah
M

jari jemarinya seolah-olah jarinya dapat menyaring ucapan-


ucapannya yang tidak benar.
PP

Gambar-10
• Subyek yang berbohong menghindari tatap mata, pura-pura atau
Memainkan dan melihat
kuku (deceptive adaptor
secara tidak sadar menggosok-gosok matanya atau mengusap-
behavior) usap alis matanya.
BAHASA TUBUH (8)

EN
Gerakan Kaki
• Ketika subyek menyilangkan tungkainya satu pada

M
yang lain, ia mungkin menhentakkan satu kakinya
ke tanah. Kalau hal ini sering dilakukan, ini

JE
merupakan tanda kecemasan.
• Perubahan hentakan kaki yang mendadak bisa

A
merupakan indikasi subyek sedang berbohong. Hal

N
ini biasanya berlangsung satu atau dua detik,

A
M kemudian ia kembali ke gerakan normal.

Gerak kaki juga bisa merubah postur duduk dari si subyek. Dengan menapakkan
kaki dan mendorong punggung ke sandaran kursi, juga bisa disertai kursi berpijak
M

pada dua kaki belakang. Ini menunjukkan subyek berbohong, sikap yang
PP

dilkukannya sesaat sebelum atau selama menjawab suatu pertanyaan,


BAHASA TUBUH (9)
Mimik Muka dan Kontak Mata

EN
M
JE
• Berbagai ekspresi atau mimik muka disebabkan oleh subyek yang

A
khawatir bahwa kebohongannya akan terungkap, ketidakpastian apakah

N
ia akan berhasil menutup-nutupi kebohongannya sudah terungkap, dan
A
karenanya ia siap untuk mengakui kesalahannya.
M
• Kenyataan bahwa ekspresi mukanya berubah, sebenarnya sudah
merupakan indikasi bahwa subyek berbohong. Sebaliknya, jika tidak ada
M

perubahan mengidentifikasikan bahwa subyek jujur.


PP

• Dari semua perubahan ekspresi wajah, yang paling sulit untuk dievaluasi
adalah kemarahan.
BAHASA TUBUH (10)
Mimik Muka dan Kontak Mata

EN
M
JE
• Dalam budaya barat, kontak mata secara timbal balik menandakan keterbukaan,
jujur apa adanya dan trust.

A
• Subyek yang berbohong tidak berani atau enggan menatap mata investigator. Ia

N
akan menundukkan kepala melihat lantai atau mengalihkan matanya melihat

A
kesamping (melirik) atau ke langit-langit ruangan.
M
• Subyek berkurang kecemasannya jika tidak memandang investigator atau bahkan
subyek menantang investigator, seperti menatap lama atau sekilas.
M

• Subyek yang jujur tidak khawatir memandang mata investigator, seperti anak-
PP

anak memandang mata gurunya dengan polos atau ketika guru menceritakan
sesuatu yang menyenangkan. Bandingkan mata siswa SMU yang ketahuan ketika
sedang mencontek.
BAHASA TUBUH (11)
5 (Lima) Pedoman Kontak Mata
1. Pada umumnya subyek yang tidak melakukan kontak mata dengan

EN
investigator sedang merahasiakan sesuatu. Akan tetapi perlu
dipertimbangkan beberapa faktor seperti kerusakan mata (jereng),
gangguan emosi, budaya dan agama.

M
2. Untuk alasan apapun, investigator tidak boleh menantang mata
subyek, karena tidak ada manfaatnya, subyek yang berbohong akan

JE
menerima tantangan ini. Tantangan ini justeru akan menghapuskan
peluang untuk mengamati perilaku nonverbal yang sangat penting.

A
3. Investigator cukup mengamati kontak mata secara casual saja,
sehingga tidak membuat subyek menjadi tidak nyaman.hal ini

N
dilakukan untuk menarik kesimpulan apakah subyek menghindari

A
tatapan mata, juga menhilangkan kecurigaan subyek bahwa
M
perilakunya sedang diamati.
4. Subyek tidak diperkenankan menggunakan kacamata hitam, kecuali
jika ia mempunyai penyakit yang mengharuskan ia memakai
M

kacamata.
PP

5. Selaku investigator, jangan mengharapkan subyek terus menerus


menatapnya. Ini tidak wajar, kecuali jika ia seorang wanita cantik
atau pria ganteng yang mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi
subyeknya.
LATIHAN

EN
Lakukan di dalam kelompok, secara bergantian (investigator,
intepreter, pendamping dan tersangka)

M
1. Gunakan berbagai macam gaya tubuh dalam proses

JE
wawancara

A
N
2. Gunakan berbagai macam mimik dan pandangan mata dalam
proses wawancara A
M
M
PP

Anda mungkin juga menyukai