Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA)

UPT RSUD KAB. BANGGAI

Jl.Imam Bonjol 14 Luwuk Timur


Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

1. Pengertian Benigna Prostat Hiperplasia adalah suatu kondisi yang sering


terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon
prostat
2. Tujuan Panduan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien
Benigna Prostat Hiperplasia
3. Asesmen Keperawatan Berbagai tanda dan gejala dapat dibagi dalam dua kategori :
1. Obstruktif : Ketika faktor dinamik dan/atau faktor statik
mengurangi pengosongan kandung kemih
2. Iritatif : hasil dari obstruksi yang sudah berjalan lama pada
leher kandung kemih
Menurut R. Sjamsuhidayat dan wim de jong (2002), BPH dibagi
dalam 4 (empat) derajat :
1. Derajat satu, biasanya belum memerlukan tindakan bedah,
diberi pengobatan konservatif.
2. Derajat dua, merupakan indikasi untuk melakukan
pembedahan biasanya dianjurkan reseksi endoskopik
melalui uretra (trans urethral resection/tur)
3. Derajat tiga, reseksi endoskopik dapat dikerjakan, bila
diperkirakan prostate sudah cukup besar, reseksi tidak cukup
1 jam sebaiknya dengan pembedahan terbuka, melalui trans
vesical retropublik/perianal.
4. Derajat empat, Tindakan harus segera dilakukan
membebaskan klien dari retensi urine total dengan
pemasangan kateter.
4. Diagnosis Keperawatan 1. Gangguan eliminasi urine (D.0040)
2. Risiko infeksi (D.0142)
3. Nyeri akut (D.0077)
4. Risiko perdarahan (D.0012)
5. Risiko perfusi renal tidak efektif (D.0016)
6. Ansietas (D.0080)

5. Kriteria Evaluasi 1. Eliminasi urine membaik (L.04034)


2. Tingkat infeksi menurun (L.14137)
3. Tingkat Nyeri Menurun (L.08066)
4. Tingkat perdarahan menurun (L.02017)
5. Perfusi Renal Meningkat (L.02013)
6. Tingkat Ansietas Menurun ( L.09093)
6. Intervensi Keperawatan 1. Gangguan eliminasi urine (D.0040)
1.1 Dukungan perawatan diri : BAB/BAK (I.11349)
1.2 Manajemen eliminasi urine (I.04152)
2. Risiko infeksi (D.0142)
2.1 Pencegahan Infeksi (I.14539)
3. Nyeri akut (D.0077)
1.
2.
3.
3.1. Manajemen Nyeri (I.08238)
3.2. Pemberian Analgesik (I.08243)
3.3. Aroma terapi (I.08233)
3.4. Latihan pernafasan (I.01007)
3.5. Tehnik distraksi (I.08247)
4. Risiko perdarahan (D.0012)
4.1 Pencegahan perdarahan (I.02067)
5. Risiko perfusi renal tidak efektif (D.0016)
4.
5.
5.1. Manajemen syok (I.02048)
5.2. Pencegahan Syok (I.02068)
5.3. Manajemen hypovolemik (I.02050)
5.4. Terapi oksigen (I.01026)
6. Ansietas (D.0080)
6.
6.1. Reduksi Ansietas (I.09314)
6.2. Terapi relaksasi (I.09326)
7. Informasi dan Edukasi 1. Berhenti merokok
2. Biasakan hidup bersih
3. Makan makanan yang banyak mengandung vitamin dan
hindari minuman beralkohol
4. Olah raga secara rutin dan berusaha untuk mengendalikan
stres
5. Menilai dan mengajarkan pasien untuk melaporkan tanda-
tanda hematuria dan infeksi
6. Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi pada BPH
7. Anjurkan pasien untuk selalu melakukan chek up
8. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan
tindakan keperawatan dengan memperhatikan kriteria hasil serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
telah ditetapkan.
9. Penelaah Kritis Komite Keperawatan
10. Unit Terkait IGD, Rawat Inap, dan Rawat Jalan
12. Kepustakaan Nurarif A H & Kusuma H (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic Noc. Jilid 1.
Jogjakarta : Mediaction
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta : DPP
PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP
PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatab Indonesia : Definisi
dan kriteria hasil keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai