Abstrak
Rabdomiosarkoma merupakan penyakit keganasan jaringan lunak dengan presentase sekitar 5% dari keseluruhan
keganasan pada anak dan 20% dari bentuk keganasan di jaringan lunak yang terjadi pada anak. Lokasi tumor primer yang
paling umum termasuk daerah kepala dan leher diikuti oleh genitourinari dan ekstremitas. Sementara subtipe yang sering
muncul yaitu embrional pada anak-anak dan alveolar pada remaja. Meskipun etiologi spesifik untuk RMS sebagian besar
tidak diketahui, terdapat peningkatan faktor resiko pada faktor lingkungan seperti radiasi dan obat-obatan, sindroma, dan
kelainan kromosom. Gejala klinis RMS bervariasi dan berhubungan dengan lokasi serta penyumbatan yang ditimbulkan oleh
massa. Pemeriksaan histopatologis dan imunohistokimia merupakan tes baku emas untuk mendiagnosis RMS dan
menentukan subtipe yang berperan sebagai prognosis dan terapi. Beberapa faktor prognosis RMS yaitu lokasi primer, usia
saat terdiagnosis, ukuran tumor, tipe histologis, status gizi, serta luasnya penyakit setelah reseksi bedah awal. Identifikasi
gambaran klinis dan faktor prognosis diperlukan untuk mengetahui tingkat mortalitas dan morbiditas pasien RMS.
alveolar memiliki karakteristik molekuler yang sakit kepala, mimisan, atau hidung tersumbat.
berbeda. Translokasi unik terjadi antara gen Tumor di kandung kemih atau prostat bisa
FKHR pada kromosom 13 dan gen PAX3 pada menyebabkan timbulnya darah di urin, dan
kromosom 2 (70%) atau gen PAX7 pada jika tumor berukuran besar dapat
kromosom 1 (30%). menyebabkan sulit atau nyeri saat buang air
c. Botyroid kecil atau buang air besar, sedangkan tumor di
Tipe botryoid, subset dari RMS vagina dapat menyebabkan perdarahan
embrional, menyumbang 6% dari semua kasus vagina. Tumor di perut atau panggul dapat
rabdomiosarkoma. Subtipe ini secara khas menyebabkan muntah, sakit perut, atau
muncul di bawah permukaan mukosa lubang sembelit. Rabdomiosarkoma jarang
tubuh; oleh karena itu, paling sering diamati di berkembang di saluran empedu (saluran kecil
area seperti vagina, kandung kemih, dan yang mengarah dari hati ke usus), tetapi bila
lubang hidung. terjadi dapat menyebabkan mata atau kulit
d. Spindel menjadi kuning (ikterus). Jika RMS semakin
Subtipe sel spindel dari parah, RMS dapat menyebabkan gejala seperti
rabdomiosarkoma embrional menyumbang benjolan di bawah kulit (sering di leher, di
3% dari semua kasus. Subtipe ini memiliki pola bawah lengan, atau di selangkangan), nyeri
pertumbuhan fasikular, spindle, dan tulang, batuk terus-menerus, kelemahan, atau
leiomiomatosa dan dapat menunjukkan penurunan berat badan.9
diferensiasi rabdomieloblastik yang penting. Gejala klinis yang ditimbulkan bervariasi
Beberapa neoplasma menunjukkan deposisi dan berhubungan dengan massa serta
kolagen yang ditandai dan memiliki pola penyumbatan yang ditimbulkan. Tumor jarang
pertumbuhan penyimpanan yang bersarang. menimbulkan keluhan jika ukurannya kecil.
Subtipe ini terjadi terutama di regio Jenis tumor adalah jaringan lunak tanpa rasa
paratestikular dan jarang terjadi di kepala dan sakit. Penderita mengeluh bila tumor telah
leher. membesar dan memberikan tanda-tanda
e. Pleomorfik penekanan jaringan sekitar tumor seperti
Rabdomiosarkoma anaplastik, neuralgia, aralisis, iskemia, sedangkan
sebelumnya disebut rabdomiosarkoma penekanan pada sistem digestif menyebabkan
pleomorfik, adalah yang paling jarang dari gejala obstruktif. Rabdomiosarkoma pada
semua subtipe. Paling sering terjadi pada tubuh atau anggota gerak sering diketahui
pasien dewasa berusia 30-50 tahun. Subtipe setelah trauma atau awalnya dianggap
ini jarang diamati pada anak-anak. sebagai hematom. Bila pembengkakan tidak
mereda atau malah bertambah, harus
Gambaran Klinis Rabdomiosarkoma dicurigai sebagai keganasan. Manifestasi
Rabdomiosarkoma dapat dimulai gejala biasanya timbul sangat lambat dan baru
hampir di mana saja di tubuh, sehingga gejala diperiksakan setelah tumor berukuran besar.10
RMS dapat berbeda pada setiap orang. Gambaran klinis pada kasus RMS yang
Gejalanya tergantung di mana tumor itu ditemukan di Indonesia antara lain, pada
berada, seberapa besar ukurannya, dan tahun 2000-2006, tercatat 30 pasien RMS di
apakah sudah menyebar ke bagian tubuh yang RSCM dengan perbandingan jenis kelamin laki-
lain. Ketika tumor berada di leher, dada, laki lebih banyak dibandingkan perempuan
punggung, lengan, tungkai, atau selangkangan (2:1), rentang usia 1 bulan hingga 5 tahun
(termasuk testis), tanda pertama mungkin (43,3%), gambaran histopatologi terbanyak
berupa benjolan atau pembengkakan. yaitu subtipe embrional (70%), serta lokasi
Terkadang bisa menyebabkan rasa sakit, primer terbanyak pada bagian kepala dan
kemerahan, atau masalah lain terkait organ leher (43,3%). Pada tahun 2003-2007
yang terkena. Tumor di sekitar mata dapat tercatat 11 pasien di RSKD dengan
menyebabkan mata menonjol keluar atau perbandingan jenis kelamin perempuan lebih
mata penderita tampak juling. Penglihatan banyak daripada laki-laki (1:1,7), rentang usia
juga dapat terpengaruh yaitu adanya 1 bulan hingga 5 tahun (43,5%), gambaran
penurunan fungsi visus. Tumor di telinga atau histopatologi terbanyak yaitu subtipe
sinus hidung dapat menyebabkan sakit telinga, embrional (54,5%), serta lokasi primer
terbanyak pada bagian kepala dan leher Derajat IV T1/T2, N0/N1, M1 (Metastasis)
(27,3%). 5
Sementara itu pada RSUD Arifin Evaluasi awal pasien dengan dugaan
Achmad Provinsi Riau tahun 2007 hingga 2012 RMS harus bertujuan untuk mengidentifikasi
didapatkan jenis kelamin terbanyak RMS batas anatomi tumor karena keputusan ini
adalah perempuan (58,1%), pada kelompok menentukan stadium tumor, stratifikasi risiko,
umur 25-44 tahun (48,4%). Gejala klinis yang dan pengobatan. Pemeriksaan awal untuk
paling sering terjadi adalah terdapat benjolan pasien dengan dugaan RMS harus mencakup
di kaki (38,7%), benjolan di leher (16,1%), CT scan atau MRI tumor, CT scan abdomen
benjolan di lengan (13%), benjolan di dan retroperitoneum, CT scan dada, scan
punggung (9,7%), benjolan di mata (6,5%), dan tulang, dan aspirasi serta biopsi sumsum
benjolan di aksila, bahu, bawah perut, tulang bilateral. Studi tambahan dapat
payudara, dan vulva masing-masing (3,2%). dilakukan berdasarkan kemungkinan tempat
penyebaran. Biopsi lesi diperlukan untuk
Derajat dan Diagnosis Penyakit diagnosis.13
Intergroup Rhabdomyosarcoma Study Pemeriksaan histopatologi dan
(IRS) membuat klasifikasi laboratorium dan imunohistokimia termasuk Desmin, muscle
pembedahan untuk rabdomiosarkoma yaitu11; specific actin (MSA), Miogenin, Mio D1, dan
striated muscle actin dari sampel biopsi
Tabel 1. Kelompok Rabdomiosarkoma berdasarkan merupakan tes baku emas untuk
Intergroup Rhabdomyosarcoma Study mendiagnosis RMS.14
Kelompok Definisi Pada pemeriksaan histopatologis
IRS I Terlokalisasi, limfonodus regional didapatkan massa tumor dengan hasil
tidak terlibat, dapat direseksi secara makroskopis tumor umumnya berupa jaringan
lengkap
gelatinus yang lunak mengkilat pada potongan
A: terbatas pada otot atau organ
primer
akan terlihat permukaan yang berwarna putih
B: Infiltrasi keluar otot atau organ abu-abu dengan atau tanpa area perdarahan
primer maupun nekrosis. Umumnya tumor berbatas
IRS II Tumor dapat direseksi (dengan sisa tegas dengan atau tanpa adanya kapsul
mikroskopis) dengan atau tanpa jaringan. Tumor biasanya lebih besar dari 5 cm
penyebaran ke limfonodus saat didiagnosis. Pada mikroskopis didapatkan
A: lokal, residual mikroskopis, gambaran sel tumor RMS sesuai dengan
penyebaran limfonodus negatif subtipenya. Sel asal RMS adalah
B: Regional, direseksi lengkap rabdomieloblas. Sel-sel ini biasanya
(limfonodus positif atau negatif)
menunjukkan sitoplasma granular eosinofilik
C: regional dengan melibatkan
limfonodus, dapat direseksi luas
eksentrik, kaya akan filamen tebal dan tipis,
tetapi dengan sisa mikroskopis dan bentuk sel variabel yang mungkin bulat
IRS III Reseksi tidak lengkap atau hanya atau memanjang, masing-masing sering
biopsi dengan penyakit sisa cukup disebut sebagai sel tali.2
besar Pada diagnosis RMS embrional, sangat
IRS IV Telah ada metastasis sejak pertama penting untuk meyingkirkan diagnosis banding
kali ditegakkan diagnosis lain berupa Ewing sarcoma primitif,
neuroectodermal tumor, neuroblastoma,
tumor Wilms, dan limfoma maligna.
Derajat berdasarkan sistem TNM, meliputi;11 Pemeriksaan imunohistokimia pada RMS
embriologi adalah pemeriksaan untuk marker
Tabel 2. Derajat TNM Rabdomiosarkoma
otot pada skeleton yang menunjukan
Derajat TNM
Derajat I T1N0M0 (terlokalisasi)
pewarnaan kuat pada antigen miogen,
Derajat II T2N0M0 (Melibatkan satu atau khususnya sel yang menunjukan diferensiasi
lebih jaringan atau organ yang mioblastik demikian pula untuk desmin dan
berdekatan) aktin yang akan memberikan hasil positif pada
Derajat III T1N1M0 atau T2N1M0 (Melibatkan RMS.15
limfonodus regional)
Children Oncology Group. Genes 18. Sung L, Anderson JR, Donaldson SS, et al.:
chromosomes cancer; 2012 Late events occurring five years or more
9. Okcu MF, Hicks J. Rhabdomyosarcoma in after successful therapy for childhood
rhabdomyosarcoma: a report from the
childhood and adolescence; clinical
Soft Tissue Sarcoma Committee of the
presentation, diagnostic evaluation, and Children's Oncology Group. Eur J Cancer;
staging; 2018 2004 vol 40 (12): p1878-85,.
10. HE Shinta , ni putu sriwidyani. Laporan 19. Joffe L, Dwyer S, Glade Bender JL, Frazier
kasus Embryonal rhabdomiosarcoma. AL, Ladas EJ. Nutritional status and
Departemen patologi anatomi, FK UNUD clinical outcomes in pediatrc patients
Denpasar, Bali. 2019. with solid tumors; a systematic review of
11. Suman M and Douglas SH. literature. Semin Oncol; 2018.
Rhabdomyosarcoma: review of the 20. Smith LM, Anderson JR, Qualman SJ, et al.
children’s oncology group (COG) soft- Which patients with microscopic disease
tissue sarcoma committee experience and rhabdomyosarcoma experience
and rationale for current COG studies. relapse after therapy? A report from the
soft tissue sarcoma committee of the
Pediatr Blood Cancer; 2012 Jul 15; 59(1):
children's oncology group. J Clin Oncol
p5–10. 19; 2001 (20): p4058-64.
12. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, 21. Novelin R, Abdah E, Restuastuti T.
Salamia N, Idris EP, Eva G, Harmoniati D, Gambaran penderita rabdomiosarkoma
Yuliarti K. Rabdomiosarkoma dalam di bagian bedah rsud arifin achmad
pedoman pelayanan medis jilid II. Ikatan provinsi riau periode januari 2007-
Dokter Anak Indonesia; 2011; p249-50 desember 2012. Bagian Ilmu Kesehatan
13. Gallego MS, Sánchez TCJ. Masyarakat Universitas Riau. 2013
Rhabdomyosarcoma: present and future
perspectives in diagnosis and treatment.
Clin Transl Oncol. 2005 Jan-Feb;7(1): p35-
41
14. Xinxin Z , Kun M, Jaling W, Wenming
W, Lin M, Deliang H. A prospective
evaluation of the combined helical
tomotherapy and chemotherapy in
pediatric patients with unresectable
rhabdomyosarcoma of the temporal
bone. Cell biochem biophys; 2014
Sep;70(1): p103-8. doi: 10.1007/s12013-
014-9864-0.
15. Sebire NJ, Malone M. Myogenin and myo
D1 expression in Paedriatic
Rhabdomyosarcomas. J.Clin Pathol; 2003;
56; p412-16
16. Leaphart C, Rodeberg D. Pediatric surgical
oncology: management of
rhabdomyosarcoma. Surg Oncol; 2007
Nov; 16(3): p173-85.
17. Affinita MC, Ferrari A, Milano GM, et al..
Longterm result in children with head and
neck rhabdomyosarcoma; a report from
the italian soft tissue sarcome commitee.
Pediatr blood cancer; 2018.