Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“ ANALISIS DEIKSIS BAHASA JAWA SUMATRA PADA MASYARAKAT


DESA AEK NAGALI ”

Makalah ini disusun guna menyelesaikan Mata Kuliah Pragmatik

Yang dibimbing oleh ibu dosen KARIMALIANA, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Alfina Syahputri Br Damanik ( 20053033 )


2. Dina Safira ( 20053034 )
3. Yuli Rizky ( 20053032 )

SEMESTER VD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji syukur penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
kerena atas berkat dan rahmat – Nya. Kami dapat menyelesaikan makalah pragmatik
yang berjudul “Analisis Deiksis Bahasa Jawa Sumatra Pada Masyrakat Desa Aek
Nagali ”.

Dalam makalah ini, kami tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah pragmatik ibu Karimaliana,
M.Pd dan kepada teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelum penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang
berkenan dan penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.

Kisaran, Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.2 LATAR BELAKANG..............................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Deiksis Persona.........................................................................................................5
2.2 Deiksis Ruang / Tempat............................................................................................6
2.3 Deiksis Sosial............................................................................................................7
BAB IIIPENUTUP...................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG

Fenomena deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk menggambarkan


hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu sendiri. Kata
seperti saya, sini, sekarang adalah kata-kata deiksis. Kata-kata ini tidak
memiliki referen yang tetap. Referen kata saya, sini, sekarang baru dapat
diketahui maknanya jika diketahui pula siapa, di tempat mana, dan waktu
kapan kata-kata itu di ucapkan. Jadi, yang menjadi pusat orientasi deiksis
adalah penutur.

Deiksis berarti penunjukan melalui bahasa. Bentuk linguistik yang dipakai


untuk menyelesaikan penunjukan disebut ungkapan deiksis. Sebuah kata
dikatakan bersifat deiksis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti
ganti, bergantung pada saat dan tempat dituturkan kata itu.

Leksem-leksem yang menjadi bahan pembicaraan dalam deiksisa adalah


deiksis persona, waktu, tempat, sosial, dan penunjuk. Seperti halnya bahasa
Indonesia, Bahasa Jawa Sumatra pada masyrakat Desa Aek Nagali juga
mengenal kata ganti. Fenomena yang menarik dalam bahasa Jawa Sumatra
pada masyrakat Desa Aek Nagali antara lain adanya bentuk yang berbeda
dalam mengungkapkan makna yang sama.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Deiksis apa saja yang terdapat pada dialog tersebut ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deiksis Persona

Kategori deiksis persona / orang yang menjadi kriteria ialah pemeran / peserta
dalam peristiwa bahasaitu. Di bedakan tiga macam peran dalam kegiatan
berbahasa, yakni kategori orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga.
Dalam bidang kajian ini, orang pertama ialah kategori rujukan penutur kepada
dirinya sendiri, orang kedua ialah ketegori rujukan penutur kepada seorang
atau lawan tutur, dan orang ketiga ialah kategori rujukan kepada orang atau
benda yang bukan pembicara dan bukan pendengar ungkapan itu, dalam
deiksis persona terdapat istilah proksimal ( dekat dengan penutur ), distal
( jauh dari penutur ) yang akan menjadi titik pusatdeiksis nantinya.

 Deiksis persona pertama adalah

Ida : Aku lagi nandur kembang iki. sa, aku njaluk tulung gawakna
pot kembang sing neng kana isa ora, sa ?
( Aku sedang menanam bunga nih. sa, aku minta tolong bawakan pot
bunga yang disana itu kesini bisa enggak ? )

Lisa : Oh, iya kak. ( lisa nggawa pot kembange )…. Kak, iki pot
kembange.
( Oh, iya kak ( lisa membawa pot bunganya )…kak, ini pot bunganya. )

Dari data ( 1 ) terdapat kata aku merujuk pada diri Ida, kata ini
merupakan deiksis persona orang pertama karena merujuk kepada si
penutur, pada data diatas Ida menjadi titik pusat deiksis selaku penutur.
Berdasarkan konteks yang ada, tuturan terjadi saat Lisa datang ke Ida
yang sedang menanam bunga.

 Deiksis persona kedua sebagai berikut

Ida : Hei, sa
( Hai, sa )

Lisa : Kowe lagi ngapa, kak ?


( Kamu sedang ngapain, kak ? )

5
Dari data ( 2 ) terdapat kata kowe merujuk pada lisa selaku lawan tutur
ida, termasuk deiksis persona kedua, pada data diatas menjadi titik
pusat deiksis selaku lawan tutur. Berdasarkan konteks yang ada,
tuturan terjadi saat lisa datang ke rumah ida.

 Deiksis persona ketiga adalah

Lisa : Padha – padha, kak. Kembang – kembang iki apik tenan ya.
Apa iki kabeh duwekmu,kak ?
( Sama – sama, kak. Bunga – bunga ini indah sekali ya. Apa ini semua
punyamu, kak ? )

Ida : Iya sa
( iya sa )

Dari data ( 1 ) terdapat kata duwekmu ( dia ) merujuk pada lisa yang
bertanya kepada ida, termasuk deiksis persona ketiga, pada data diatas,
lisa menjadi titik pusat deiksis, yaitu termasuk kedalam distal ( deiksis
yang jauh dari penutur ).

2.2 Deiksis Ruang / Tempat

Deiksis ruang merupakan kategori deiksis yang merujuk tempat lokasi objek
atau referen berada, untuk menentukan lokasi sebuah objek diperlukan titik
pusat orientasi ruang / titik pusat deiksis di tempat lokasi penutur berada.
Lokasi sebuah objek yang ditunjukan oleh sebuah kata deiksis ditentukan
berdasarkan lokasi si penutur yang mengujarkan kata yang mengandung
deiksis tersebut. Dalam penelitian ini deiksis ruang yang ditemukan dalam
percakapan masyarakat dalam bahasa jawa.

 Deiksis ruang sebagai berikut.

6
Dari data terdapat penutur merujuk kearah rumah ida, dimana tempat
yang ditunjukan oleh penutur, yaitu teras rumah ida, termasuk deiksis
ruang, pada data diatas.

2.3 Deiksis Sosial

Deiksis sosial ialah deiksis yang menunjukkan atau mengungkapkan


perbedaan-perbedaan kemasyarakatan antar peran peserta, atau antar penutur
dan mitra tutur. Dalam deiksis sosial ini, rujukannya adalah perbedaan yang
ada dalam lingkungan sosial masyarakat, bisa karena umur, jabatan,
kedudukan. Bisa pula karena kesopan santunan dalam berbahasa.

Lisa : Tak ewangi nyirami kembange ya, kak ?

( Aku bantu menyirami bunganya, ya kak )

Ida : Wis ora usah, Sa, malah dadi ngerepoti awakmu.

( Sudah enggak usah, Sa, malah merepotkan kamu akunya )

Lisa : Ora apa – apa, kak. Aku ki malah seneng lho.

( Nggak apa – apa, kak. Aku malah seneng lho )

Pada data ( 1 ) terdapat kata kak, merujuk pada perbedaan umur antara penutur
dan lawan tutur, karena kak mempunyai arti kakak, dalam bahasa jawa, pada
percakapan diatas, kata kak diberikan untuk lisa, selaku teman yang
mempunyai umur paling muda diantara ida, pada data diatas rujukan kata adik
adalah ida menjadi titik pusat deiksis.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Deiksis adalah sebuah rujukan yang apabila katanya berganti atau berpindah
tergantung siapa yang akan menjadi pembicara maupun lawan bicara. Pada
pembahasan ini terdapat beberapa deiksis yang digunakan dalam dialog
berbahasa jawa yang kami temui seperti deiksis persona, deiksis ruang atau
tempat, deiksis waktu , deiksis wacana, serta deiksis sosial.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 1995. PragmatikdalamPengajaran Bahasa Indonesia. Padang: IKIP

Padang.Djajasudarma, Fatimah. 2010. Semantik 2: PemahamanIlmuMakna.


Bandung:RefikaAditama.

KaswantiPurwo, Bambang. 1990.Pragmatik dan Pengajaran Bahasa:


MenyibakKurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius.

Nababan, P.W.J. 1987. IlmuPragmatik: Teori dan Penerapannya, Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1984.Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:


BalaiPustaka.

Sumarsono. 2008. Buku Ajar Pragmatik, Singaraja: Undiksha

Anda mungkin juga menyukai