Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN DIREKTUR UTAMA

RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT PKU MUHAMMADIYAH


NOMOR: 074/PER-DIR/RSFS/VIII/2018
TENTANG
PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT


PKU MUHAMMADIYAH

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Bagian


Sumber Daya Insani, diperlukan adanya Kebijakan Bagian
Daya Insani;
b. bahwa rumah sakit sebagai salah satu penyerap berbagai
macam tenaga kerja maka perlu adanya pendidikan
berkelanjutan untuk mempertahankan ayau meningkatkan
kompetensi karyawan;
c. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut diatas maka perlu
dibuat kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan (diklat)
untuk karyawan;
d. bahwa berdasarkan poin a sampai c di atas, perlu ditetapkan
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah tentang Panduan Penilaian Kinerja Pegawai
Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan;
4. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa
Tengah Nomor 018/KEP/II.0/D/2014 Tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah Pati.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM
FASTABIQ SEHAT PKU MUHAMMADIYAH TENTANG PEDOMAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pasal 1
1) Pendidikan dan Pelatihan adalah suatu usaha yang terencana untuk
memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan
pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai;
2) In House Training kegiatan belajar melalui pelatihan yang dilaksanakan dengan
menggunakan segala sumber daya yang ada dari dalam rumah sakit;
3) Ex House Training adalah sebuah program pendidikan dan pelatihan, dimana
materi pelatihan, waktu serta tempat pelatihan seluruhnya diselenggarakan oleh
penyedia jasa training;
4) Diklat Terprogram adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang sudah
menjadi program kerja sub bagian Diklat selama satu tahun;
5) Diklat Insidental merupakan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang tidak
terdapat dalam program kerja diklat selama satu tahun.

Pasal 2
1) Setiap karyawan di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah
mendapatkan pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit
termasuk pendidikan profesi berkelanjutan untuk mempertahankan atau
meningkatkan kompetensinya;
2) Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhamamdiyah menetapkan setiap
karyawan mendapatkan pendidikan dan pelatihan selama 20 jam per tahun;
3) Pendidikan dan pelatihan dapat menggunakan biaya mandiri ataupun dibiaya
oleh rumah sakit.

Pasal 3
1) Rumah sakit perlu menetapkan program kerja diklat yang dapat meningkatkan
kinerja staf, memberikan pendidikan keterampilan baru, dan memberi pelatihan
tentang teknologi serta prosedur medis baru.
2) Program pendidikan dan pelatihan harus berdasarkan atas sumber data yang
meliputi:
a) Hasil kegiatan pengukuran mutu dan keselamatan;
b) Monitoring program manajemen fasilitas;
c) Penggunaan teknologi medis baru;
d) Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui evaluasi kinerja;
e) Prosedur klinis baru;
f) Rencana memberikan layanan baru di kemudian hari.

Pasal 4
1) Seluruh karyawan rumah sakit harus mengikuti beberapa pelatihan dasar, antara
lain:
a) Pelatihan resusitasi jantung paru tingkat dasar;
b) Pelatihan penanganan kebakaran dan jalur evakuasi;
c) Pelatihan PPI Dasar;
2) Tim Kode Biru dan karyawan yang ditentukan oleh rumah sakit harus
mendapatkan pelatihan resusitasi jantung paru tingkat lanjut;
3) Seluruh pimpinan rumah sakit harus mendapatkan Pelatihan PMKP;
4) Pelatihan dan pendidikan pada poin 1 sampai dengan 3 diulang sekurang-
kurangnya dua tahun sekali;
5) Seluruh Kegiatan Diklat dikoordinir oleh bagian SDI sesuai dengan program
kerja yang telah ditetapkan;
6) Karyawan yang membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang tidak masuk
dalam program kerja tahunan dapat mengajukan Diklat Insidental kepada
Direktur Utama.

ii
Pasal 5
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah selanjutnya mengacu pada Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Rumah
Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah, sebagaimana terlampir dalam
Lampiran Peraturan Direktur Utama ini.

Pasal 6
Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Pati
Pada tanggal : 21 Dzulqa’dah 1439 H
03 Agustus 2018 M
Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah

dr. Aldila S. Al Arfah, MMR


NBM : 1176703

iii
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT
PKU MUHAMMADIYAH
NOMOR :074/PER-DIR/RSFS/VIII/2018
TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dituntut untuk memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Salah satu
komponen yang menentukan dalam kualitas pelayanan rumah sakit adalah
sumber daya manusia. Agar sikap, pengetahuan dan ketrampilan personel
rumah sakit dapat sesuai dengan standar pelayanan yang diharapkan dari
pelayanan rumah sakit maka diperlukan pembinaan dalam bentuk pendidikan
dan pelatihan.
Pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian
dan perilaku oleh para pegawai. Guna memenuhi kebutuhan akan banyaknya
pelatihan bagi personil rumah sakit maka perlu ditetapkan pedoman pendidikan
dan pelatihan Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah.

B. Tujuan
1. Umum
Sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit
Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah dalam rangka optimalisasi
pendayagunaan pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah.
2. Khusus
a. Dapat menjadi pedoman perencanaan pendidikan dan pelatihan bagi
pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah.
b. Dapat menjadi pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah.
c. Dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq
Sehat PKU Muhammadiyah.

C. Ruang Lingkup
Pedoman ini mengatur tentang:
1. Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan.
2. Pihak yang Terlibat dalam Pendidikan dan Pelatihan.

1
3. Alur Pelaksananaan Pendidikan dan Pelatihan.
4. Tata cara pengajuan pendidikan dan Pelatihan.
5. Hak dan Kewajiban Peserta Pelatihan.
6. Evaluasi dan Dokumentasi

BAB II
JENIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di Rumah Sakit Umum Fastabiq


Sehat PKU Muhammadiyah seluruhnya sudah tertera dalam program kerja diklat
selama satu tahun yang disebut dengan Diklat Terprogram. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa karyawan membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang tidak
masuk dalam program kerja tahunan. Oleh karena itu, Rumah Sakit memfasilitasi
karyawan untuk mengajukan Diklat Insidental. Diklat Insisdental dapat diajukan oleh
unit/ komite/ tim/ karyawan bahwan jajaran direksi dirasa penting untuk dilaksanakan
Secara umum, Pendidikan dan Pelatihan dibagi menjadi dua (2), yaitu:
A. In House Training
In-House Training adalah sebuah program pendidikan dan pelatihan, dimana
materi pelatihan, waktu serta tempat pelatihan ditentukan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhamamdiyah. In-
House Training diselenggarakan oleh Rumah Sakit Umum fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah. In House Training ada terbagi menjadi 5 macam, yaitu:
1. Sosialisasi
Sosialisasi adalah upaya menginformasikan suatu hal sehingga menjadi
dikenal, dipahami, dihayati oleh karyawan. Sosialisasi diselengarakan untuk
memaparkan kebijakan/ aturan baru yang berlaku di rumah sakit, dapat
pula digunakan untuk mengenalkan suatu hal kepada karyawan agar
karyawan memahaminya. Contoh sosialisasi adalah:
a. Ada kebijakan baru tentang peraturan kepegawaian mengenai etika
berpakaian. Maka dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan untuk
mensosialisasikan peraturan tersebut.
b. Rumah sakit menerapkan jalur evakuasi dan penempatan titik kumpul,
agar seluruh karyawan mengetahui dan memehami tentang jalur evakuasi
dan titik kumpul maka bagain IPSRS mengadakan sosialisasi jalur
evakuasi.
2. Seminar
Seminar adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah yang
dilakukan secara ilmiah. Seminar menampilkan satu atau beberapa
pembicaraan dengan makalah yang sebelumnya telah di persiapkan oleh
para pembicara dan tema pembahasan harus sesuai dengan permintaan
panitia penyelanggara. Inti dari pembahasan yang telah di tentukan
sebelumnya akan dibahas oleh pembicara seminar secara teoritis dan jika
masalah yang dibahas terlalu luas, maka biasanya akan dibagi menjadi
beberapa sub pokok pembahasan. Seminar dilakukan melalui interaksi tanya
jawab antar peserta, yang proses berjalannya dipimpin oleh seorang
moderator.

2
3. Pelatihan
Pelatihan merupakan berbagai usaha pengenalan untuk
mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau
juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti
melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang
khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam
pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-
pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang
direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan
yang teridentifikasi. Pelatihan bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan para
pesaing luar.
b. Membantu karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja
dengan teknologi baru.
c. Membantu karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara
efektif dalam tim untuk menghasilkan hasil pekerjaan yang
berkualitas.
d. Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi,
kreativitas dan pembelajaran,
e. Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para
karyawan untuk memberikan kontribusi bagi perusahaan pada saat
pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat keahlian
mereka menjadi absolut,
f. Mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima dan bekerja
secara lebih efektif satu sama lainnya.
Berikut merupakan contoh pelatihan yang dapat diselenggarakan di
rumah sakit:
a. Pelatihan bantuan hidup dasar.
b. Pelatihan PPI dasar.
c. Pelathan Komunikasi Efektif.
4. Workshop
Workshop adalah kegiatan atau acara yang dilakukan, dimana
beberapa orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu berkumpul untuk
membahas masalah tertentu dan mengajajari para peserta workshop, atau
dapat disebut bahwa workshop adalah penggabungan antara teori dan
praktek. Workshop bertujuan untuk memperkenalkan kepada peserta
tentang keterampilan praktis, teknik, atau ide-ide yang dapat digunakan
dalam pekerjaan mereka atau kehidupan sehari-har mereka. Workshop yang
baiak pada umumnya berkapasitas kecil, antara 6-15 orang. Workshop
dibuat untuk orang yang mempunyai minat yang sama, atau bekerja
dibidang yang sama. Kegiatan workshop diisi oleh para paka atau orang-
orang yang sudah memiliki banyak pengalaman di dunia nyata.
Kegiatan Workshop biasanya digabungkan dengan kegiatan pelatihan.
Berikut merupakan contoh dari workshop:
a. Workshop penyusunan indikator mutu dan profilnya.
b. Workshop penyusunan root cause analyses (analisis Akar Masalah).
5. Pertemuan Ilmiah Rumah Sakit (PIRS)
Pertemuan Ilmiah Rumah Sakit (PIRS) adalah suatu pertemuan antar
Para Pemberi Asuhan (PPA) yang membahas topik-topik ilmu pengetahuan

3
terkait kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan kepada pasien.
Contoh:
a. Pembacaan Rontgen dan Kedaruratan Radiologi.
b. Manajemen Kegawat Daruratan.

B. Ex House Training
Ex-House Training adalah sebuah program pendidikan dan pelatihan,
dimana materi pelatihan, waktu serta tempat pelatihan seluruhnya
diselenggarakan oleh penyedia jasa training.

BAB III
TATA LAKSANA

A. Prinsip Pelaksanaan
Diklat dilaksanakan untuk mempertahankan kinerja staf, memberikan
pendidikan, keterampilan baru, dan memberi pelatihan tentang teknologi serta
prosedur medis baru. Pelatihan ini harus sesuai dengan perkembangan
kebutuhan pasien. Sebagai contoh, anggota staf medis menerima pelatihan
pencegahan dan pengendalian infeksi, pengembangan praktik medis tingkat
lanjut, budaya keselamatan pasien, atau teknologi medis baru.
Pendidikan dan Pelatihan dapat diajukan oleh karyawan yang
bersangkutan atau usulan dari pimpinan. Data hasil capaian pelatihan dan
pendidikan didokumentasikan dalam file kepegawaian.
Sub Bagian Diklat dan Binabang di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhamamdiyah berfungsi sebagai koordinator yang bertugas mengkoordinir
dalam penyelenggaraan diklat. Pimpinan rumah sakit membantu pelatihan di
dalam rumah sakit dengan cara menyediakan ruangan, peralatan, waktu untuk
program pendidikan dan pelatihan serta biayanya.

B. Pihak yang terlibat dan tugas dalam pendidikan dan pelatihan


1. Bagian SDI
Tugas:
a. Berdasarkan program kerja tahunan di masing-masing unit/komite/tim,
bagian SDI melakukan perekapan kebutuhan pendidikan dan pelatihan
(program pendidikan dan pelatihan) selama satu tahun.
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan program kerja
tahunan yang telah disetujui.
c. Melalui nota dinas usulan pendidikan dan pelatihan insidentil dari
unit/komite/tim, bagian SDI melakukan koordinasi dan pelaksanaan
diklat berdasarkan disposisi dari direktur utama.
d. Mengidentifikasi kevalidan informasi penyelenggara pendidikan dan
pelatihan (untuk jenis pendidikan dan pelatihan ex house training)
e. Bersama unit/komite/tim terkaiat mengidentifikasi dan mempersiapkan
kebutuhan in house training (IHT).
f. Mengkoordiir peserta IHT.
g. Membuat sertifikat IHT.
h. Menghubungi karyawan yang akan mengikuti ex house training (EHT).
i. Mempersiapkan kebutuhan EHT (surat tugas, akomodasi dan lain-lain)

4
j. Membuat pelaporan dan pendokumentasian pelaksanaan IHT dan EHT.
2. Unit/Komite/Tim
Tugas:
a. Membuat program kerja tahunan terkait pendidikan dan pelatihan di
unitnya.
b. Menyerahkan program kerja tahuan (program pendidikan dan pelatihan)
kepada bagian SDI.
c. Mengajukan Nota Dinas pengajuan pendidikan dan pelatihan insidenti
kepada direktur utama.
d. Berperan aktif dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
e. Bersama bagian SDI mengidentifikadi dan mempersiapkan kebutuhan
IHT.
3. Karyawan
Tugas:
a. Mengajukan pelatihan dengan dilampirkan brosur EHT.
b. Berperan aktif dalam pelaksanaan EHT/ IHT.
c. Mengikuti EHT/ IHT sampai dengan selesai.
d. Seletah selesai EHT peserta membuat pelaporan.
e. Peserta yang sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari luar
(EHT) bersedia membagikan ilmu yang didapat kepada karyawan yang
lain.
4. Direktur Utama
Tugas:
a. Memberikan keputusan untuk dilakukannya pendidikan dan pelatihan.
b. Menyediakan anggaran yang memadai untuk pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan

C. Alur Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan


1. Alur Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Terprogram.
Merupakan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang sudah tercantum
dalam program pendidikan dan pelatihan tahunan, dan pelaksanaannya
dilaksanakan oleh bagain SDI (Sub Bagian Diklat dan Binabang).
a. Alur Pelaksanaan Diklat IHT Terprogram
1) Pembentukan tim panitia kegiatan
a) Berdasarkan program kerja Diklat, bagian SDI melakukan
pendataan pelaksanaan diklat.
b) Pembentukan tim panitia sekurang-kurangnya satu bulan sebelum
diklat IHT diselenggarakan.
c) Melakukan rapat panitia diklat.
2) Persiapan pelaksanaan Diklat
a) Setiap panitia melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
b) Mengadakan koordinasi dengan PPNI/ IDI/ IBI (terkait dengan
pemberian SKP Pelatihan ) dan penyiapan sertifikat untuk peserta,
Narasumber/pembicara dan panitia
c) Melakukan pendataan peserta diklat
d) Menghubungi narasumber
e) Melakukan persiapan-persiapan pelatihan terdiri dari :
- Persiapan ruang dan perlengkapan peralatan (meja, kursi,
sound sistem, proyektor, backdrop, camera dan lain-lain)

5
- Persiapan seminar kit.
- Persiapan konsumsi untuk peserta dan pembicara diklat.
- Persiapan daftar hadir, copy materi, perlengkapan pre test dan
post test serta kuesioner evaluasi kegiatan.
f) Sesaat sebelum pelaksanaan IHT dilaksanakan tim/ panitia IHT
beserta petugas yang terlibat melakukan gladi bersih.
g) Melaksanakan pelatihan dan tetap adakan koordinasi agar
pelatihan berjalan sesuai yang direncanakan.
h) Mencetak sertifikat IHT.
i) Membuat laporan kegiatan pelatihan.
3) Evaluasi dan Pendokumentasian Diklat
a) Bagian SDI melakukan input dan analisis kusioner evaluasi
kegiatan.
b) Bagian SDI beserta panitia IHT melakukan pendokumentasian
kegiatan.
b. Alur Pelaksanaan EHT terprogram
1) Bagian SDI mencari informasi pelatihan EHT sesuai dengan jenis
pendidikan dan pelatihan yang ada pada program diklat tahunan.
2) Bagian SDI melakukan verifikasi/pencocokan kebenaran
penyelenggara pelatihan.
3) Bagian SDI membuat nota dinas kepada direktur utama terkait
pelatihan EHT disertai brosur yang berisi informasi pelatihan EHT
yang dimaksud.
4) Direktur Utama memberikan keputusan diselenggarakannya EHT.
5) Bagian SDI berkoordinasi dengan uni/komite/tim/karyawan yang
bersangkutan.
6) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
7) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
8) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan karyawan
yang akan melakukan diklat.
2. Alur Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Insidental
Merupakan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang tidak tercantum
dalam program diklat tahunan. Pendidikan dan pelatihan insidental diajukan
oleh unit/komite/tim/karyawan yang bersangkutan atau dapat pula
permintaan dari direksi. Berikut merupakan alur pelaksanaan diklat
insidental:
a. Alur Pengajuan Diklat IHT Insidental
1) Pegajuan Diklat IHT
a) Unit/Komite/Tim yang akan mengadakan IHT membuat nota dinas
penyelenggaraan IHT kepada direktur utama yang dilengkapi
dengan proposal kegiatan.
b) Nota Dinas ditandatangani oleh atasan langsung dan atasan tidak
langsung, namun untuk komite/tim yang atasan langsungnya
adalah direktur utama tidak perlu mengetahui atasan langsung dan
cukup ditandatangani oleh ketua komite/tim saja.
c) Nota Dinas diserahkan kepada direktur utama untukditindak
lanjuti.

6
d) Direktur utama memberikan keputusan diselenggarakanya IHT
dan menyerahkan disposisi kepada bagian SDI.
e) Bagian SDI berkoordinasi dengan unit/komite/tim yang
mengajukan IHT.
2) Persiapan pelaksanaan Diklat
a) Bagian SDI menghubungi unit/komite/tim yang mengajukan IHT.
b) Bagian SDI dengan unit terkait melakukan rapat pelaksanaan IHT.
c) Membentuk Tim/ panitia IHT.
d) Setiap panitia melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
e) Mengadakan koordinasi dengan PPNI/ IDI/ IBI (terkait dengan
pemberian SKP Pelatihan ) dan penyiapan sertifikat untuk peserta,
Narasumber/pembicara dan panitia
f) Melakukan pendataan peserta diklat.
g) Menghubungi narasumber.
h) Melakukan persiapan-persiapan pelatihan terdiri dari :
- Persiapan ruang dan perlengkapan peralatan (meja, kursi,
sound sistem, proyektor, backdrop, camera dan lain-lain)
- Persiapan seminar kit.
- Persiapan konsumsi untuk peserta dan pembicara diklat.
- Persiapan daftar hadir, copy materi, perlengkapan pre test dan
post test serta kuesioner evaluasi kegiatan.
i) Sesaat sebelum pelaksanaan IHT dilaksanakan tim/ panitia IHT
beserta petugas yang terlibat melakukan gladi bersih.
j) Melaksanakan pelatihan dan tetap adakan koordinasi agar
pelatihan berjalan sesuai yang direncanakan.
k) Membuat Sertifikat IHT.
l) Membuat laporan kegiatan pelatihan.
3) Evaluasi dan Pendokumentasian Diklat.
a) Bagian SDI melakukan input dan analisis kusioner evaluasi
kegiatan.
b) Bagian SDI beserta panitia IHT melakukan pendokumentasian
kegiatan.
b. Alur pelaksanaan (IHT) dari direksi
1) Direksi memberikan disposisi kepada bagian SDI.
a) Direksi membuat disposisi kepada bagian SDI terkait permintaan
diselenggarakanya IHT.
b) Bagian SDI mempelajari isi disposisi dan melakukan croscek
dengan program pendidikan dan pelatihan tahunan.
2) Persiapan pelaksanaan Diklat.
a) Bagian SDI membuat tim/panitia IHT
b) Bagian SDI, tim/ panitia IHT beserta direksi melakukan rapat
pelaksanaan IHT.
c) Setiap panitia melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
d) Mengadakan koordinasi dengan PPNI/ IDI/ IBI (terkait dengan
pemberian SKP Pelatihan ) dan penyiapan sertifikat untuk peserta,
Narasumber/pembicara dan panitia.
e) Melakukan pendataan peserta diklat.
f) Menghubungi narasumber.
g) Melakukan persiapan-persiapan pelatihan terdiri dari :

7
- Persiapan ruang dan perlengkapan peralatan (meja, kursi,
sound sistem, proyektor, backdrop, camera dan lain-lain)
- Persiapan seminar kit.
- Persiapan konsumsi untuk peserta dan pembicara diklat.
- Persiapan daftar hadir, copy materi, perlengkapan pre test dan
post test serta kuesioner evaluasi kegiatan.
h) Sesaat sebelum pelaksanaan IHT dilaksanakan tim/ panitia IHT
beserta petugas yang terlibat melakukan gladi bersih.
i) Melaksanakan pelatihan dan tetap adakan koordinasi agar
pelatihan berjalan sesuai yang direncanakan.
3) Membuat laporan kegiatan pelatihanEvaluasi dan pendokumentasian.
a) Bagian SDI melakukan input dan analisis kusioner evaluasi
kegiatan.
b) Bagian SDI beserta panitia IHT melakukan pendokumentasian
kegiatan.
c. Alur Pengajuan Diklat EHT Insidental
1) Unit/Komite/Tim/Karyawan yang akan mengikuti EHT membuat
nota dinas penyelenggaraan EHT kepada direktur utama dilengkapi
dengan brosur yang berisi informasi pelatihan EHT yang dimaksud.
2) Direktur Utama memberikan keputusan diselenggarakannya EHT.
3) Bagian SDI berkoordinasi dengan uni/komite/tim/karyawan yang
bersangkutan.
4) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
5) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
6) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan
karyawan yang akan melakukan diklat.
7) Karyawan/ Unit/ Komite/Tim membuat nota dinas kepada direktur
utama tentang pengajuan EHT yang dilampiri oleh brosur EHT yang
dimaksud.
8) Nota Dinas ditandatangi oleh atasan langsung dan atasan tidak
langsung karyawan yang mengajukan EHT.
9) Nota Dinas diserahkan kepada bagain SDI (Sub bagian Diklat dan
Binabang).
10) Bagian SDI melakukan croscek tentang kebenaran penyelenggara
pelatihan serta program pendidikan dan pelatihan tahunan rumah
sakit.
11) Bagian SDI menyerahkan nota dinas kepada direktur utama untuk
ditindaklanjuti.
12) Direktur utama memberikan keputusan diselenggarakanya EHT.
13) Bagian SDI berkoordinasi dengan unit/komite/tim yang mengajukan
EHT.
14) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
15) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
16) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan
karyawan yang akan melakukan diklat.

8
17) Karyawan yang melakukan EHT membuat evaluasi dan pelaporan
selama EHT.
18) Karyawan yang melakukan EHT menyerahkan hasil laporan EHT
beserta copy matereri, sertifikat serta nota pembelian/pembayaran
selama EHT.
19) Bagian SDI mendokumentasikan seluruh pelaksanaan EHT.
d. Pengajuan Ex House Training Insidental dari Direksi
1) Direksi yang akan mengikuti/mengajukan EHT memberikan
disposisi kepada bagian SDI.
2) Bagian SDI berkoordinasi dengan uni/komite/tim/karyawan yang
bersangkutan.
3) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
4) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
5) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan
karyawan yang akan melakukan diklat.
6) Karyawan yang melakukan EHT membuat evaluasi dan pelaporan
selama EHT.
7) Karyawan yang melakukan EHT menyerahkan hasil laporan EHT
beserta copy materi, sertifikat serta nota pembelian/pembayaran
selama EHT.
8) Bagian SDI mendokumentasikan seluruh pelaksanaan EHT.

D. Tata Laksana Proposal Kegiatan IHT Insidental


1. Proposal Kegiatan IHT dibuat untuk memberikan gambaran kepada
pimpinan terkait kegiatan IHT yang akan dilaksanakan. Harapannya dalam
proposal dapat diketahui sasaran kegiatan, materi apa saja yang
disampaikan, serta anggaran yang dibutuhkan.
2. Proposal dibuat oleh unit/komite/tim yang mengajukan IHT.
3. Proposal kegianan IHT minimal berisi hal-hal dibawah ini:
a. Latar Belakang
Berisi hal apa yang melatar belakangi diselenggarakannya IHT, serta
kenapa IHT tersebt harus diselenggarakan.
b. Nama/Judul Kegiatan
Berisi judul kegitan/IHT.
c. Sasaran Kegiatan & Jumlah Peserta
Berisi sasaran/kalangan apa saja yang akan IHT, jumlah peserta, jumlah
pembicara, dan jumlah tim/panitia IHT.
d. Pemateri dan Materi
Berisi materi apa saja yang disampaiakn dalam IHT dan siapa pemateri
yang akan menyampaiakan materi tersebut.
No Materi Pemateri
1 Struktur, Visi, Misi, Sejarah & Profil Direktur Utama
RS
2 Pelayanan Prima Kepala Bagian Humas &
PKRS atau yang ditugasi
3 Pencegahan dan Pengendalian IPCN atau yang ditugasi

9
Infeksi RS, Hand Hygiene ,Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3),
Limbah RS, dan Alat Pelindung Diri
(APD)

e. Waktu Pelaksanaan
Berisi hari, tanggal, jam serta tempat IHT akan dilaksanakan.
f. Rundown Acara
g. Berisi jadwal acara pelaksaaan IHT, dari registrasi sampai dengan acara
selesai. Rundown Acara dapat menggunakan format dibawah ini:
Pemateri/ Tempat
No Waktu Acara
Pengisi
1 08.00-08.20 Registrasi Nana & Nunu Meja Registrasi
2 08.20-08.35 Pembukaan - R. Aula lt.5
3 08.35-09.45 Materi xxx dr. Bambang R. Aula Lt.5
4 09.45-10.00 Break Tentatif R. Aula Lt.5
5 dst
h. Biaya Pelaksanaan
Berisi daftar kebutuhan dan anggaran yang diperlukan untuk
menyelenggarakan IHT. Dapat dibuat dengan format dibawah ini:
No Kebutuhan Perhitungan Sub Total (Rp)
1. Copy Materi 25 x 15.000 Rp. 375.000
2. Snack peserta & Panitia 29x5000 Rp. 145.000
3. Snack pembicara 8 x 7000 Rp. 56.000
4 Banner 3x4 m Rp. 150.000
5 Sertifikat 29 x 1500 Rp. 43.500
Total Rp. 769.500

E. Sertifikat IHT
1. Sertifikat IHT dibuat oleh bagian SDI dibantu dengan tim/panitia IHT.
2. Sertifikat ditandatangani oleh direktur utama (sebagai penyelenggara) dan
para pemateri.
3. Dalam sertifikat harus memuat berapa jam IHT diselenggarakan
4. Bagian belakang sertifikat berisi materi yang diberikan serta nama pemateri.
5. Seluruh peserta, pemateri dan pembicara mendapatkan sertifikat IHT.
6. Format sertifikat diatur dalam peraturan direktur utama yang lain.

F. Tata Laksana Pelaksanaan EHT


1. Hal yang perlu dipersiapkan oleh bagian SDI
a. Surat tugas
b. Nota pembayaran pendidikan/pelatihan.
c. Kode booking beserta fotocopy nota pembayaran penginapan.
d. Uang Transpor dan uang makan (pemeberian jumlah uang traspor sesuai
dengan keputusan direktur yang lain)
e. Surat pernyataan karyawan EHT.
2. Pembuatan evaluasi dan pelaporan EHT
a. Yang membuat laporan EHT adalah karyawan yang mengikuti EHT
tersebut.

10
b. Laporan dikumpulkan ke bagian SDI maksimal 5 hari setelah selesai EHT.
c. Laporan memuat tentang kegiatan selama EHT, realisasi anggaran
(beserta nota pembelanjaan), sertifikat asli serta fotocopy materi EHT.

G. Hak Dan Kewajiban Peserta Pelatihan


1. Inhouse Training
Pelatihan ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah bertujuan untuk memperbaiki kemampuan dan ketrampilan
sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditentukan oleh unit masing-
masing, mengikuti pengembangan teknologi maupun metodologi baru dalam
lingkungan kerja dan praktek di pelayanan. Sertifikat pelatihan yang
diberikan bersifat lokal. Persyaratan yang harus dipenuhi bagi peserta:
a. Memiliki masa kerja minimal 1 tahun.
b. Ada surat tugas mengikuti pelatihan bagi peserta oleh atasannya
langsung.
c. Menanda tangani surat perjanjian yang sudah ditentukan oleh Bagian SDI
d. Mentaati tata tertib pelatihan.
e. Untuk hal – hal yang khusus diluar ketentuan diatas ada surat keterangan
dari atasannya langsung.
2. Exhouse Training
Pelatihan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi karyawan
(pengetahuan, ketrampilan dan perilaku) sehingga mampu mengambil
keputusan klinik secara cepat dan tepat. Pengembangan program pelatihan
kompetensi dapat dilakukan berdasarkan kebijakan dari management yang
berkolaborasi dengan pihak terkait yang sudah terakreditasi. Pada saat
mengikuti pelatihan, peserta yang ditunjuk mendapat surat tugas untuk
mengikuti pelatihan di tempat penyelenggara sampai tuntas. Persyaratan
yang harus dipenuhi bagi peserta :
a. Memiliki masa kerja ≥ 2 tahun
b. Ada surat tugas mengikuti pelatihan bagi peserta oleh atasannya langsung
c. Bila peminat lebih dari kuota yang ditentukan, lulus ujian seleksi yang
diadakan oleh Unit masing- masing /Diklat dengan angka kelulusan ≥
75%, atau peserta dengan nilai tertinggi pada saat tes diadakan ( bila
pacing grade yang ditentukan tidak tercapai)
d. Menanda tangani surat perjanjian yang sudah ditentukan oleh Bagian SDI
e. Mentaati tata tertib pelatihan
f. Untuk hal – hal yang khusus diluar ketentuan diatas ada surat keterangan
dari atasannya langsung.
3. Hak peserta saat dan sesudah mengikuti program pelatihan
a. Karyawan berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan selama 20 jam
setiap tahun.
b. Karyawan berhak mengajukan biaya pendidikan dan pelatihan kepada
rumah sakit sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan oleh rumah
sakit.
c. Karyawan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan berhak mendapatkan
fasilitas diklat serta biaya akomodasi (tranportasi, penginapan, dan uang
saku) sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
d. Karyawan berhak mendapatkan konsumsi saat pelatihan IHT
berdasarkan waktu pelaksanaan.

11
4. Kewajiban peserta saat dan sesudah mengikuti program pelatihan
a. Wajib mengikuti semua program pelatihan /pendidikan yang sudah
ditentukan sampai tuntas.
b. Mentaati semua peraturan yang sudah ditentukan baik dari institusi
penyelenggara maupun dari Rumah Sakit
c. Menjaga nama baik Rumah Sakit
d. Membuat laporan proses pembelajaran selama mengikuti pelatihan/
pendidikan yang diserahkan ke Staff Diklat dan Binabang Bagian SDI.
e. Wajib membagikan/ mentransfer ilmu yang didapat kepada staf yang lain
sesuai dengan kompetensinya

BAB IV
KETENTUAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Untuk mempertahankan kinerja karyawan, maka Rumah Sakit Umum Fastabiq


Sehat PKU Muhamamdiyah menetapkan setiap karyawan mendapatkan
pendidikan dan pelatihan selama 20 jam per tahun baik itu IHT maupun EHT.
Pendidikan dan pelatihan dapat menggunakan biaya mandiri ataupun dibiaya
oleh rumah sakit.
B. Rumah Sakit memberikan biaya pendidikan kepada karyawan sekurang-
kurangnya 5% dari seluruh karyawan setiap tahunnya.
C. Karyawan yang biaya diklat EHTnya dibiayai oleh rumah sakit wajib membuat
perjanjian ikatan dinas (surat pernyataan bermatrai).
D. Karyawan yang menjalani pelatihan EHT akan mendapatkan uang transport
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
E. Persiapan konsumsi untuk peserta pelatihan dengan ketentuan :
1. Lebih dari 4 jam mendapat snack.
2. Lebih dari 5 jam mendapat snack dan makan siang.
3. Lebih dari 8 jam mendapat 2 x snack dan makan siang.

BAB V
EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan IHT menggunakan kuesioner evaluasi


kegiatan yang diisi oleh peserta diklat. Evaluasi bertujuan untuk mengukur tingkat
kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan IHT di rumah sakit. Aspek yang dinilai dari
kegiatan IHT adalah kecakapan/kejelasan pemeteri dalam menyampaikan materi,
kejelasan power point, konsumsi, ruangan yang mumpuni, waktu pelaksanaan dan lain-
lain. Sedangkan untuk evaluasi pendidikan dan pelatihan EHT berdasarkan laporan
yang dibuat oleh masing-masing karyawan yang melaksanakan EHT.
Pendokumentasian diklat IHT meliputi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan IHT, surat menyurat, materi, daftar hadir, sertifikat serta hasil pretest dan
post test. Sedangkan untuk pendkumentasin diklat EHT meliputi sertifikat EHT,
fotocopy materi serta laporan Eht yang dibuat oleh karyawan yang bersangkutan.

12
BAB VI
PENUTUP

Demikian pedoman pelatihan untuk dijadikan pedoman bagi unit kerja terkait dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Pati, 21 Dzulqa’dah 1439 H


03 Agustus 2018 M
Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah

dr. Aldila S. Al Arfah, MMR


NBM : 1176703

13

Anda mungkin juga menyukai