MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM
FASTABIQ SEHAT PKU MUHAMMADIYAH TENTANG PEDOMAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pasal 1
1) Pendidikan dan Pelatihan adalah suatu usaha yang terencana untuk
memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan
pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai;
2) In House Training kegiatan belajar melalui pelatihan yang dilaksanakan dengan
menggunakan segala sumber daya yang ada dari dalam rumah sakit;
3) Ex House Training adalah sebuah program pendidikan dan pelatihan, dimana
materi pelatihan, waktu serta tempat pelatihan seluruhnya diselenggarakan oleh
penyedia jasa training;
4) Diklat Terprogram adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang sudah
menjadi program kerja sub bagian Diklat selama satu tahun;
5) Diklat Insidental merupakan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang tidak
terdapat dalam program kerja diklat selama satu tahun.
Pasal 2
1) Setiap karyawan di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah
mendapatkan pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit
termasuk pendidikan profesi berkelanjutan untuk mempertahankan atau
meningkatkan kompetensinya;
2) Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhamamdiyah menetapkan setiap
karyawan mendapatkan pendidikan dan pelatihan selama 20 jam per tahun;
3) Pendidikan dan pelatihan dapat menggunakan biaya mandiri ataupun dibiaya
oleh rumah sakit.
Pasal 3
1) Rumah sakit perlu menetapkan program kerja diklat yang dapat meningkatkan
kinerja staf, memberikan pendidikan keterampilan baru, dan memberi pelatihan
tentang teknologi serta prosedur medis baru.
2) Program pendidikan dan pelatihan harus berdasarkan atas sumber data yang
meliputi:
a) Hasil kegiatan pengukuran mutu dan keselamatan;
b) Monitoring program manajemen fasilitas;
c) Penggunaan teknologi medis baru;
d) Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui evaluasi kinerja;
e) Prosedur klinis baru;
f) Rencana memberikan layanan baru di kemudian hari.
Pasal 4
1) Seluruh karyawan rumah sakit harus mengikuti beberapa pelatihan dasar, antara
lain:
a) Pelatihan resusitasi jantung paru tingkat dasar;
b) Pelatihan penanganan kebakaran dan jalur evakuasi;
c) Pelatihan PPI Dasar;
2) Tim Kode Biru dan karyawan yang ditentukan oleh rumah sakit harus
mendapatkan pelatihan resusitasi jantung paru tingkat lanjut;
3) Seluruh pimpinan rumah sakit harus mendapatkan Pelatihan PMKP;
4) Pelatihan dan pendidikan pada poin 1 sampai dengan 3 diulang sekurang-
kurangnya dua tahun sekali;
5) Seluruh Kegiatan Diklat dikoordinir oleh bagian SDI sesuai dengan program
kerja yang telah ditetapkan;
6) Karyawan yang membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang tidak masuk
dalam program kerja tahunan dapat mengajukan Diklat Insidental kepada
Direktur Utama.
ii
Pasal 5
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah selanjutnya mengacu pada Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Rumah
Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah, sebagaimana terlampir dalam
Lampiran Peraturan Direktur Utama ini.
Pasal 6
Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Pati
Pada tanggal : 21 Dzulqa’dah 1439 H
03 Agustus 2018 M
Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah
iii
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT UMUM FASTABIQ SEHAT
PKU MUHAMMADIYAH
NOMOR :074/PER-DIR/RSFS/VIII/2018
TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dituntut untuk memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Salah satu
komponen yang menentukan dalam kualitas pelayanan rumah sakit adalah
sumber daya manusia. Agar sikap, pengetahuan dan ketrampilan personel
rumah sakit dapat sesuai dengan standar pelayanan yang diharapkan dari
pelayanan rumah sakit maka diperlukan pembinaan dalam bentuk pendidikan
dan pelatihan.
Pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian
dan perilaku oleh para pegawai. Guna memenuhi kebutuhan akan banyaknya
pelatihan bagi personil rumah sakit maka perlu ditetapkan pedoman pendidikan
dan pelatihan Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah.
B. Tujuan
1. Umum
Sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit
Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah dalam rangka optimalisasi
pendayagunaan pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah.
2. Khusus
a. Dapat menjadi pedoman perencanaan pendidikan dan pelatihan bagi
pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah.
b. Dapat menjadi pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhammadiyah.
c. Dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Fastabiq
Sehat PKU Muhammadiyah.
C. Ruang Lingkup
Pedoman ini mengatur tentang:
1. Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan.
2. Pihak yang Terlibat dalam Pendidikan dan Pelatihan.
1
3. Alur Pelaksananaan Pendidikan dan Pelatihan.
4. Tata cara pengajuan pendidikan dan Pelatihan.
5. Hak dan Kewajiban Peserta Pelatihan.
6. Evaluasi dan Dokumentasi
BAB II
JENIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2
3. Pelatihan
Pelatihan merupakan berbagai usaha pengenalan untuk
mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau
juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti
melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang
khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam
pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-
pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang
direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan
yang teridentifikasi. Pelatihan bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan para
pesaing luar.
b. Membantu karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja
dengan teknologi baru.
c. Membantu karyawan untuk memahami bagaimana bekerja secara
efektif dalam tim untuk menghasilkan hasil pekerjaan yang
berkualitas.
d. Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi,
kreativitas dan pembelajaran,
e. Menjamin keselamatan dengan memberikan cara-cara baru bagi para
karyawan untuk memberikan kontribusi bagi perusahaan pada saat
pekerjaan dan kepentingan mereka berubah atau pada saat keahlian
mereka menjadi absolut,
f. Mempersiapkan para karyawan untuk dapat menerima dan bekerja
secara lebih efektif satu sama lainnya.
Berikut merupakan contoh pelatihan yang dapat diselenggarakan di
rumah sakit:
a. Pelatihan bantuan hidup dasar.
b. Pelatihan PPI dasar.
c. Pelathan Komunikasi Efektif.
4. Workshop
Workshop adalah kegiatan atau acara yang dilakukan, dimana
beberapa orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu berkumpul untuk
membahas masalah tertentu dan mengajajari para peserta workshop, atau
dapat disebut bahwa workshop adalah penggabungan antara teori dan
praktek. Workshop bertujuan untuk memperkenalkan kepada peserta
tentang keterampilan praktis, teknik, atau ide-ide yang dapat digunakan
dalam pekerjaan mereka atau kehidupan sehari-har mereka. Workshop yang
baiak pada umumnya berkapasitas kecil, antara 6-15 orang. Workshop
dibuat untuk orang yang mempunyai minat yang sama, atau bekerja
dibidang yang sama. Kegiatan workshop diisi oleh para paka atau orang-
orang yang sudah memiliki banyak pengalaman di dunia nyata.
Kegiatan Workshop biasanya digabungkan dengan kegiatan pelatihan.
Berikut merupakan contoh dari workshop:
a. Workshop penyusunan indikator mutu dan profilnya.
b. Workshop penyusunan root cause analyses (analisis Akar Masalah).
5. Pertemuan Ilmiah Rumah Sakit (PIRS)
Pertemuan Ilmiah Rumah Sakit (PIRS) adalah suatu pertemuan antar
Para Pemberi Asuhan (PPA) yang membahas topik-topik ilmu pengetahuan
3
terkait kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan kepada pasien.
Contoh:
a. Pembacaan Rontgen dan Kedaruratan Radiologi.
b. Manajemen Kegawat Daruratan.
B. Ex House Training
Ex-House Training adalah sebuah program pendidikan dan pelatihan,
dimana materi pelatihan, waktu serta tempat pelatihan seluruhnya
diselenggarakan oleh penyedia jasa training.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Prinsip Pelaksanaan
Diklat dilaksanakan untuk mempertahankan kinerja staf, memberikan
pendidikan, keterampilan baru, dan memberi pelatihan tentang teknologi serta
prosedur medis baru. Pelatihan ini harus sesuai dengan perkembangan
kebutuhan pasien. Sebagai contoh, anggota staf medis menerima pelatihan
pencegahan dan pengendalian infeksi, pengembangan praktik medis tingkat
lanjut, budaya keselamatan pasien, atau teknologi medis baru.
Pendidikan dan Pelatihan dapat diajukan oleh karyawan yang
bersangkutan atau usulan dari pimpinan. Data hasil capaian pelatihan dan
pendidikan didokumentasikan dalam file kepegawaian.
Sub Bagian Diklat dan Binabang di Rumah Sakit Umum Fastabiq Sehat PKU
Muhamamdiyah berfungsi sebagai koordinator yang bertugas mengkoordinir
dalam penyelenggaraan diklat. Pimpinan rumah sakit membantu pelatihan di
dalam rumah sakit dengan cara menyediakan ruangan, peralatan, waktu untuk
program pendidikan dan pelatihan serta biayanya.
4
j. Membuat pelaporan dan pendokumentasian pelaksanaan IHT dan EHT.
2. Unit/Komite/Tim
Tugas:
a. Membuat program kerja tahunan terkait pendidikan dan pelatihan di
unitnya.
b. Menyerahkan program kerja tahuan (program pendidikan dan pelatihan)
kepada bagian SDI.
c. Mengajukan Nota Dinas pengajuan pendidikan dan pelatihan insidenti
kepada direktur utama.
d. Berperan aktif dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
e. Bersama bagian SDI mengidentifikadi dan mempersiapkan kebutuhan
IHT.
3. Karyawan
Tugas:
a. Mengajukan pelatihan dengan dilampirkan brosur EHT.
b. Berperan aktif dalam pelaksanaan EHT/ IHT.
c. Mengikuti EHT/ IHT sampai dengan selesai.
d. Seletah selesai EHT peserta membuat pelaporan.
e. Peserta yang sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari luar
(EHT) bersedia membagikan ilmu yang didapat kepada karyawan yang
lain.
4. Direktur Utama
Tugas:
a. Memberikan keputusan untuk dilakukannya pendidikan dan pelatihan.
b. Menyediakan anggaran yang memadai untuk pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan
5
- Persiapan seminar kit.
- Persiapan konsumsi untuk peserta dan pembicara diklat.
- Persiapan daftar hadir, copy materi, perlengkapan pre test dan
post test serta kuesioner evaluasi kegiatan.
f) Sesaat sebelum pelaksanaan IHT dilaksanakan tim/ panitia IHT
beserta petugas yang terlibat melakukan gladi bersih.
g) Melaksanakan pelatihan dan tetap adakan koordinasi agar
pelatihan berjalan sesuai yang direncanakan.
h) Mencetak sertifikat IHT.
i) Membuat laporan kegiatan pelatihan.
3) Evaluasi dan Pendokumentasian Diklat
a) Bagian SDI melakukan input dan analisis kusioner evaluasi
kegiatan.
b) Bagian SDI beserta panitia IHT melakukan pendokumentasian
kegiatan.
b. Alur Pelaksanaan EHT terprogram
1) Bagian SDI mencari informasi pelatihan EHT sesuai dengan jenis
pendidikan dan pelatihan yang ada pada program diklat tahunan.
2) Bagian SDI melakukan verifikasi/pencocokan kebenaran
penyelenggara pelatihan.
3) Bagian SDI membuat nota dinas kepada direktur utama terkait
pelatihan EHT disertai brosur yang berisi informasi pelatihan EHT
yang dimaksud.
4) Direktur Utama memberikan keputusan diselenggarakannya EHT.
5) Bagian SDI berkoordinasi dengan uni/komite/tim/karyawan yang
bersangkutan.
6) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
7) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
8) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan karyawan
yang akan melakukan diklat.
2. Alur Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Insidental
Merupakan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang tidak tercantum
dalam program diklat tahunan. Pendidikan dan pelatihan insidental diajukan
oleh unit/komite/tim/karyawan yang bersangkutan atau dapat pula
permintaan dari direksi. Berikut merupakan alur pelaksanaan diklat
insidental:
a. Alur Pengajuan Diklat IHT Insidental
1) Pegajuan Diklat IHT
a) Unit/Komite/Tim yang akan mengadakan IHT membuat nota dinas
penyelenggaraan IHT kepada direktur utama yang dilengkapi
dengan proposal kegiatan.
b) Nota Dinas ditandatangani oleh atasan langsung dan atasan tidak
langsung, namun untuk komite/tim yang atasan langsungnya
adalah direktur utama tidak perlu mengetahui atasan langsung dan
cukup ditandatangani oleh ketua komite/tim saja.
c) Nota Dinas diserahkan kepada direktur utama untukditindak
lanjuti.
6
d) Direktur utama memberikan keputusan diselenggarakanya IHT
dan menyerahkan disposisi kepada bagian SDI.
e) Bagian SDI berkoordinasi dengan unit/komite/tim yang
mengajukan IHT.
2) Persiapan pelaksanaan Diklat
a) Bagian SDI menghubungi unit/komite/tim yang mengajukan IHT.
b) Bagian SDI dengan unit terkait melakukan rapat pelaksanaan IHT.
c) Membentuk Tim/ panitia IHT.
d) Setiap panitia melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
e) Mengadakan koordinasi dengan PPNI/ IDI/ IBI (terkait dengan
pemberian SKP Pelatihan ) dan penyiapan sertifikat untuk peserta,
Narasumber/pembicara dan panitia
f) Melakukan pendataan peserta diklat.
g) Menghubungi narasumber.
h) Melakukan persiapan-persiapan pelatihan terdiri dari :
- Persiapan ruang dan perlengkapan peralatan (meja, kursi,
sound sistem, proyektor, backdrop, camera dan lain-lain)
- Persiapan seminar kit.
- Persiapan konsumsi untuk peserta dan pembicara diklat.
- Persiapan daftar hadir, copy materi, perlengkapan pre test dan
post test serta kuesioner evaluasi kegiatan.
i) Sesaat sebelum pelaksanaan IHT dilaksanakan tim/ panitia IHT
beserta petugas yang terlibat melakukan gladi bersih.
j) Melaksanakan pelatihan dan tetap adakan koordinasi agar
pelatihan berjalan sesuai yang direncanakan.
k) Membuat Sertifikat IHT.
l) Membuat laporan kegiatan pelatihan.
3) Evaluasi dan Pendokumentasian Diklat.
a) Bagian SDI melakukan input dan analisis kusioner evaluasi
kegiatan.
b) Bagian SDI beserta panitia IHT melakukan pendokumentasian
kegiatan.
b. Alur pelaksanaan (IHT) dari direksi
1) Direksi memberikan disposisi kepada bagian SDI.
a) Direksi membuat disposisi kepada bagian SDI terkait permintaan
diselenggarakanya IHT.
b) Bagian SDI mempelajari isi disposisi dan melakukan croscek
dengan program pendidikan dan pelatihan tahunan.
2) Persiapan pelaksanaan Diklat.
a) Bagian SDI membuat tim/panitia IHT
b) Bagian SDI, tim/ panitia IHT beserta direksi melakukan rapat
pelaksanaan IHT.
c) Setiap panitia melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.
d) Mengadakan koordinasi dengan PPNI/ IDI/ IBI (terkait dengan
pemberian SKP Pelatihan ) dan penyiapan sertifikat untuk peserta,
Narasumber/pembicara dan panitia.
e) Melakukan pendataan peserta diklat.
f) Menghubungi narasumber.
g) Melakukan persiapan-persiapan pelatihan terdiri dari :
7
- Persiapan ruang dan perlengkapan peralatan (meja, kursi,
sound sistem, proyektor, backdrop, camera dan lain-lain)
- Persiapan seminar kit.
- Persiapan konsumsi untuk peserta dan pembicara diklat.
- Persiapan daftar hadir, copy materi, perlengkapan pre test dan
post test serta kuesioner evaluasi kegiatan.
h) Sesaat sebelum pelaksanaan IHT dilaksanakan tim/ panitia IHT
beserta petugas yang terlibat melakukan gladi bersih.
i) Melaksanakan pelatihan dan tetap adakan koordinasi agar
pelatihan berjalan sesuai yang direncanakan.
3) Membuat laporan kegiatan pelatihanEvaluasi dan pendokumentasian.
a) Bagian SDI melakukan input dan analisis kusioner evaluasi
kegiatan.
b) Bagian SDI beserta panitia IHT melakukan pendokumentasian
kegiatan.
c. Alur Pengajuan Diklat EHT Insidental
1) Unit/Komite/Tim/Karyawan yang akan mengikuti EHT membuat
nota dinas penyelenggaraan EHT kepada direktur utama dilengkapi
dengan brosur yang berisi informasi pelatihan EHT yang dimaksud.
2) Direktur Utama memberikan keputusan diselenggarakannya EHT.
3) Bagian SDI berkoordinasi dengan uni/komite/tim/karyawan yang
bersangkutan.
4) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
5) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
6) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan
karyawan yang akan melakukan diklat.
7) Karyawan/ Unit/ Komite/Tim membuat nota dinas kepada direktur
utama tentang pengajuan EHT yang dilampiri oleh brosur EHT yang
dimaksud.
8) Nota Dinas ditandatangi oleh atasan langsung dan atasan tidak
langsung karyawan yang mengajukan EHT.
9) Nota Dinas diserahkan kepada bagain SDI (Sub bagian Diklat dan
Binabang).
10) Bagian SDI melakukan croscek tentang kebenaran penyelenggara
pelatihan serta program pendidikan dan pelatihan tahunan rumah
sakit.
11) Bagian SDI menyerahkan nota dinas kepada direktur utama untuk
ditindaklanjuti.
12) Direktur utama memberikan keputusan diselenggarakanya EHT.
13) Bagian SDI berkoordinasi dengan unit/komite/tim yang mengajukan
EHT.
14) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
15) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
16) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan
karyawan yang akan melakukan diklat.
8
17) Karyawan yang melakukan EHT membuat evaluasi dan pelaporan
selama EHT.
18) Karyawan yang melakukan EHT menyerahkan hasil laporan EHT
beserta copy matereri, sertifikat serta nota pembelian/pembayaran
selama EHT.
19) Bagian SDI mendokumentasikan seluruh pelaksanaan EHT.
d. Pengajuan Ex House Training Insidental dari Direksi
1) Direksi yang akan mengikuti/mengajukan EHT memberikan
disposisi kepada bagian SDI.
2) Bagian SDI berkoordinasi dengan uni/komite/tim/karyawan yang
bersangkutan.
3) Bagian SDI melakukan konfirmasi dan pendaftaran dengan
penyelenggara EHT.
4) Bagian SDI mempersiapkan seluruh kebutuhan EHT, antara lain
akomodasi, penginapan, uang saku dan surat menyurah.
5) Sebelum keberangkatan, bagian SDI berkoordinasi dengan
karyawan yang akan melakukan diklat.
6) Karyawan yang melakukan EHT membuat evaluasi dan pelaporan
selama EHT.
7) Karyawan yang melakukan EHT menyerahkan hasil laporan EHT
beserta copy materi, sertifikat serta nota pembelian/pembayaran
selama EHT.
8) Bagian SDI mendokumentasikan seluruh pelaksanaan EHT.
9
Infeksi RS, Hand Hygiene ,Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3),
Limbah RS, dan Alat Pelindung Diri
(APD)
e. Waktu Pelaksanaan
Berisi hari, tanggal, jam serta tempat IHT akan dilaksanakan.
f. Rundown Acara
g. Berisi jadwal acara pelaksaaan IHT, dari registrasi sampai dengan acara
selesai. Rundown Acara dapat menggunakan format dibawah ini:
Pemateri/ Tempat
No Waktu Acara
Pengisi
1 08.00-08.20 Registrasi Nana & Nunu Meja Registrasi
2 08.20-08.35 Pembukaan - R. Aula lt.5
3 08.35-09.45 Materi xxx dr. Bambang R. Aula Lt.5
4 09.45-10.00 Break Tentatif R. Aula Lt.5
5 dst
h. Biaya Pelaksanaan
Berisi daftar kebutuhan dan anggaran yang diperlukan untuk
menyelenggarakan IHT. Dapat dibuat dengan format dibawah ini:
No Kebutuhan Perhitungan Sub Total (Rp)
1. Copy Materi 25 x 15.000 Rp. 375.000
2. Snack peserta & Panitia 29x5000 Rp. 145.000
3. Snack pembicara 8 x 7000 Rp. 56.000
4 Banner 3x4 m Rp. 150.000
5 Sertifikat 29 x 1500 Rp. 43.500
Total Rp. 769.500
E. Sertifikat IHT
1. Sertifikat IHT dibuat oleh bagian SDI dibantu dengan tim/panitia IHT.
2. Sertifikat ditandatangani oleh direktur utama (sebagai penyelenggara) dan
para pemateri.
3. Dalam sertifikat harus memuat berapa jam IHT diselenggarakan
4. Bagian belakang sertifikat berisi materi yang diberikan serta nama pemateri.
5. Seluruh peserta, pemateri dan pembicara mendapatkan sertifikat IHT.
6. Format sertifikat diatur dalam peraturan direktur utama yang lain.
10
b. Laporan dikumpulkan ke bagian SDI maksimal 5 hari setelah selesai EHT.
c. Laporan memuat tentang kegiatan selama EHT, realisasi anggaran
(beserta nota pembelanjaan), sertifikat asli serta fotocopy materi EHT.
11
4. Kewajiban peserta saat dan sesudah mengikuti program pelatihan
a. Wajib mengikuti semua program pelatihan /pendidikan yang sudah
ditentukan sampai tuntas.
b. Mentaati semua peraturan yang sudah ditentukan baik dari institusi
penyelenggara maupun dari Rumah Sakit
c. Menjaga nama baik Rumah Sakit
d. Membuat laporan proses pembelajaran selama mengikuti pelatihan/
pendidikan yang diserahkan ke Staff Diklat dan Binabang Bagian SDI.
e. Wajib membagikan/ mentransfer ilmu yang didapat kepada staf yang lain
sesuai dengan kompetensinya
BAB IV
KETENTUAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BAB V
EVALUASI DAN DOKUMENTASI
12
BAB VI
PENUTUP
Demikian pedoman pelatihan untuk dijadikan pedoman bagi unit kerja terkait dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
13