Anda di halaman 1dari 66

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SAKIT


KEJANG DEMAM

OLEH :

CINTYA YUNITA DEWI


NIM: P07120018112

TINGKAT 3.3
DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK KEJANG DEMAM

KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat bayi atau anak yang
mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang demam terjadi pada usia 6
bulan – 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada usia < 6 bulan
atau > 3 tahun. Suhu tubuh yang tinggi dapat menimbulkan kejang, ada anak yang
mempunyai ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38°C
sedangkan pada anak yang ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu
40°C atau lebih (Pudiastuti, 2011)
Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan
sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktivitas otak yang
abnormal secara adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan (Hidayat,A,
2008)
B. Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya kejang demam tidak diketahui. Kejang
demam biasanya berhubungan dengan demam yang tiba-tiba tinggi dan kebanyakan
terjadi pada hari pertama anak mengalami demam. Kejang berlangsung selama
beberapa detik sampai beberapa menit. kejang demam cenderung ditemukan dalam
satu keluarga, sehingga diduga melibatkan faktor keturunan (faktor genetik). Kadang
kejang yang berhubungan dengan demam disebabkan oleh penyakit lain, seperti
keracunan, meningitis atau ensefalitis Roseola atau infeksi oleh virus herpes pada
manusia juga sering menyebabkan kejang demam pada anak-anak. Shigella pada
Disentri juga sering menyebakan demam tinggi dan kejang demam pada anak-anak
(Guyton and Hall, 2014)
Menurut (Mumpuni, 2016) penyebab dan faktor resiko terjadinya kejang
demam adalah sebagai berikut:
1. Infeksi virus
2. Infeksi traktus pernapasan atas
3. Infeksi traktus digestivus (gastroenteritis)
4. Infeksi saluran kemih
5. Otitis Media
6. Faktor genetik

C. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam
yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel
neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh
ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl–). Akibatnya
konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar
sel neuron terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di
dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut
potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan
sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :
a. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
b. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran
listrik dari sekitarnya
c. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
d. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada
anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibandingkan
dengan orang dewasa yang hanya 15 %. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh
dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang
singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas
muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan
“neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama
(lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen
dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi
artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme
otak meningkat (Elizabeth, 2006)
Hipovelemia
Kehilangan cairan aktif
Hipertermia

Mengeluh tidak Gangguan rasa nyaman


nyaman

Hipoksia jaringan

Defisit Pengetahuan Resiko cidera


D. Klasifikasi
Klasifikasi anak kejang demam menurut (Riyadi, 2011), sebagai berikut :
1. Kejang demam sederhana
a. Dikeluarga penderita tidak ada riwayat epilepsi
b. Sebelumnya tidak ada riwayat cedra otak oleh penyakit apapun
c. Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6 tahun
d. Lamanya kejang berlangsung < 20 menit
e. Kejang tidak bersifat tonik klonik
f. Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
g. Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologi atau abnormalitas
perkembangan
h. Kejang tidak berulang dalam waktu sngkat
i. Tanpa gerakan focal dan berulang dalam 24 jam
2. Kejang demam kompleks
Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial
simpleks. Dapat mencangkup otomatisme atau gerakan otomatik; mengecap-
ecapkan bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada
tangan, dan gerakan tangan lainnya. Dapat tanpa otomatisme tatapan terpaku
E. Gejala Klinis
Ada 2 bentuk kejang demam (Mumpuni, 2016), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut :
a. Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
b. Kejang umum tonik dan atau klonik
c. Umumnya berhenti sendiri
d. Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2. Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala
klinis sebagai berikut :
a. Kejang lama > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic pada anak kejang demam menurut (Hanny & Waldi,
2009) sebagai berikut :
1. Elektro encephalograft (EEG)
Untuk pemeriksaan ini dirasa kurang mempunyai nilai prognostik. EEG
abnormal tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya epilepsi
atau kejang demam yang berulang dikemudian hari. Saat ini pemeriksaan EEG
tidak lagi dianjurkan untuk pasien kejang demam yang sederhana. Pemeriksaan
laboratorium rutin tidak dianjurkan dan dikerjakan untuk mengevaluasi sumber
infeksi.
2. Pemeriksaan cairan cerebrospinal
Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya meningitis,
terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Pada bayi yang masih kecil
seringkali gejala meningitis tidak jelas sehingga harus dilakukan lumbal pungsi
pada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dan dianjurkan untuk yang berumur
kurang dari 18 bulan.
3. Darah
a. Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N < 200
mq/dl)
b. BUN: Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi
nepro toksik akibat dari pemberian obat.
c. Elektrolit : K, Na
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang
Kalium ( N 3,80 – 5,00 meq/dl )
Natrium ( N 135 – 144 meq/dl )
4. Cairan Cerebo Spinal : Mendeteksi tekanan abnormal dari CCS tanda infeksi,
pendarahan penyebab kejang.
5. Skull Ray :Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
6. Tansiluminasi : Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB masih
terbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus untuk
transiluminasi kepala.
G. Penaktalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kejang demam pada anak menurut (Widagdo, 2012) sebagai
berikut :
1. Pengobatan
a. Pengobatan fase akut
Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah diazepam
yang diberikan melalui interavena atau indra vectal. Dosis awal : 0,3 – 0,5
mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan). Bila kejang belum berhenti dapat diulang
dengan dosis yang sama setelah 20 menit.
b. Turunkan panas
Anti piretika : parasetamol / salisilat 10 mg/kg/dosis dan kompres air
c. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebro spiral dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama,
walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada
kasus yang dicurigai sebagai meningitis, misalnya bila aga gejala meningitis
atau bila kejang demam berlangsung lama.
d. Pengobatan profilaksis
Pengobatan ini ada dalam cara : profilaksis intermitten / saat demam
dan profilaksis terus menerus dengan antikanulsa setiap hari. Untuk
profilaksis intermitten diberikan diazepim secara oral dengan dosis 0,3 – 0,5
mg/hgBB/hari.
e. Penanganan sportif
Bebaskan jalan napas, Beri zat asam, Jaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, Pertahankan tekanan darah.
2. Pencegahan
a. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana. Beri
diazepam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai demam.
b. Pencegahan kontinyu untuk kejang demam komplikasi
Dapat digunakan :
Penobarbital : 5-7 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis
Fenitorri : 2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
Diazepam : (indikasi khusus)
Menurut NANDA (2015) Penatalaksanaan di Rumah Sakit dibagi menjadi 3
tahap, yaitu :
Pengobatan saat terjadi kejang :
1) Pemberian diazepam supositoria pada saat kejang sangat efektif dalam
menghentikan kejang. Dosis pemberian:
a) 5 mg untuk anak 3 tahun.
b) 5 mg untuk BB 10 kg
c) 0,5-0,7 mg/kgBB/kali
2) Diazepam intravena juga dapat diberikan dengan dosis sebesar 0,2-0,5 mg/kgBB.
Pemberian secara perlahan-lahan dengan kecepatan 0,5-1 mg per menit untuk
menghindari depresi pernafasanan. Bila kejang berhenti sebelum obat habis,
hentikan penyuntikan. Diazepam dapat diberikan 2 kali dengan jarak 5 menit bila
anak masih kejang. Diazepam tidak dianjurkan diberikan per IM karena tidak
diabsorbsi dengan baik.
3) Bila tetap masih kejang, berikan fenitoin per IV sebanyak 15 mg/kgBB perlahan-
lahan. Kejang yang berlanjut dapat diberikan pentobarbital 50 mg IM dan pasang
ventilator bila perlu.
Setelah kejang berhenti
Bila Kejang berhenti dan tidak berlanjut, pengobatan cukup dilanjutkan dengan
pengobatan intermitten yang diberikan pada anak demam untuk mencegah terjadinya
kejang demam. Obat yang diberikan berupa :
1) Antipiretik
a) Parasetamol atau asetaminofen 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali atau tiap
6 jam. Berikan dosis rendah dan pertimbangkan efek samping berupa
hiperdosis.
b) Ibuprofen 10 mg/kgBB/kali diberikan 3 kali
2) Antikonvulsan
a) Berikan diazepam oral dosis 0.3-0.5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat demam
menurunkan resiko berulangnya kejang.
b) Diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB/hari sebanyak 3 kali perhari
Bila kejang berulang
Berikan pengobatan rumatan dengan fenobarbital atau asam valproat dengan dosis
valproat 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosi, sedangkan fenbobarbital 3-5
mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Indikasi untuk diberikan pengobatan rumatan
adalah :
1) Kejang lama 15 menit.
2) Anak mengalami kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang
misalnya hemiparise, cerebral palsy, hidrocefalus.
3) Kejang fokal.
4) Bila ada keluarga sekandung yang mengalami epilepsi.
H. Komplikasi
Komplikasi Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh kejang demam sebagai
berikut :
1. Retardasi Mental
2. Kerusakan jaringan otak

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, hal ini dilakukan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga dapat diketahui
permasalahan yang ada (Hidayat,A, 2008). Adapun pengkajian yang dilakukan pada
anak dengan kejang demam sebagai berikut :
1. Identifikasi pasien dan keluarga
a. Pasien : nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
diagnosa keperawatan.
b. Orang tua : nama, umur, pekerjaan, suku, pendidikan, alamat, pekerjaan
c. Sibling Rivallry : Urutan anak dalam keluarga, umur, adanya penyakit yang
sama sebelumnya.
2. Riwayat kejang
3. Kaji perilaku kejang
4. Kaji sifat kejang : kejang bersifat lokal (kejang parsial) atau kejang yang bersifat
umum (miotonik, tonik-klonik, atonik)
5. Kaji lamanya kejang
6. Kaji gerakan saat kejang
a. Kejang parsial : mengecap-ngecapkan bibirnya, gerakan mengunyah, dan
adanya gerakan tangan.
b. Kejang mioklonik : kehilangan kesadaraan hanya sesaat.
c. Kejang tonik-klonik : adanya gerakan klonik ekstermitas atas dan bawah.
d. Kejang atonik : kepala menunduk dan dapat jatuh ketanah yang terjadi secara
singkat tanpa peringatan.
7. Riwayat penyakit sekarang yang menyertai Apakah muntah, diare, truma kepala,
gagap bicara (khususnya pada penderita epilepsi), gagal ginjal, kelainan jantung,
DHF, ISPA, OMA, Morbili dan lain-lain
8. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester,
apakah ibu pernah mengalami infeksi atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat
trauma, perdarahan per vaginam sewaktu hamil, penggunaan obat-obatan maupun
jamu selama hamil. Riwayat persalinan ditanyakan apakah sukar, spontan atau
dengan tindakan ( forcep/vakum ), perdarahan ante partum, asfiksi dan lain-lain.
Keadaan selama neonatal apakah bayi panas, diare, muntah, tidak mau menetek,
dan kejangkejang
9. Riwayat Imunisasi Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum
ditanyakan serta umur mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi. Pada
umumnya setelah mendapat imunisasi DPT efek sampingnya adalah panas yang
dapat menimbulkan kejang
10. Kaji status neurologi : perubahan kesadaran, peningkatan suhu tubuh, perubahan
tingkah laku.
11. Riwayat psikososial : faktor pencetus dan status.
12. Pemeriksaan diagnostik :
a. Melakukan fungsi lumbal, Foto Rongent.
b. Elektron Efaiogram (EEG).
c. CT Scan, MRI sesuai indikasi.
d. Darah lengkap, Gula Darah, Elektrolit serum, kalsium,magnesium.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) diagnose keperawatan pada anak kejang
demam sebagai berikut :
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh diatas
nilai normal, kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan
mengeluh tidak nyaman, gelisah, mengeluh sulit tidur, tidak mampu rileks,
mengeluh kedinginan/kepananasan, merasa gatal, mengeluh mual, mengeluh
Lelah, menunjukan gejala distress, tampak merintih/menangis, pola eliminasi
berubah, postur tubuh berubah, iritabilitas
C. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan pada anak dengan kejang terdiri dari kriteria/tujuan menurut
(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) dan intervensi keperawatan menurut (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI, 2018) sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria
Intervensi Keperawatan Rasional
Hasil
1 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia Manajemen Hipertermia
berhubungan dengan asuhan keperawatan Observasi Observasi
proses infeksi ditandai ..x.. jam, maka 1. Identifikasi penyebab 1. Untuk mengetahui
dengan suhu tubuh termoregulasi hipertermia factor penyebab
diatas nilai normal, kulit membaik dengan (dehidrasi, terpapar hipertermia
merah, kejang, kriteria hasil : lingkungan panas, 2. Untuk menjaga suhu
takikardi, takipnea, kulit - Menggigil penggunaan tubuh normal
terasa hangat menurun incubator) 3. Untuk menjaga kadar
- Kejang menurun 2. Monitor suhu tubuh elektrolit normal
- Suhu tubuh 3. Monitor kadar 4. Untuk menjaga
membaik elektrolit haluaran urine normal
4. Monitor haluaran 5. Menjaga terjadinya
urine komplikasi akibat
5. Monitor komplikasi hipertermia
akibat hipertermia Terapeutik
Terapeutik 6. Membantu
6. Sediakan lingkungan memulihkan kondisi
yang dingin 7. Agar pasien lebih
7. Longgarkan atau nyaman
lepaskan pakaian 8. Agar pasien lebih
8. Basahi dan kipasi nyaman
permukaan tubuh 9. Mencegah dehidrasi
9. Berikan cairan oral 10. Agar tidak terjadi
10. Ganti linen setiap hari penyakit kulit
atau lebih sering jika 11. Menjaga suhu tubuh
mengalami tetap normal
hyperhidrosis 12. Agar tidak
11. Lakukan pendinginan menyebabkan
eksternal (mis. terjadinya komplikasi
selimut atau kompres 13. Membantu kebutuhan
pada dahi, leher, oksigenasi
dada, aksila) Edukasi
12. Hindari pemberian 14. Agar pasien tidak
antireptik atau aspirin kaku
13. Berikan oksigen jika Kolaborasi
perlu 15. Untuk memenuhi
Edukasi kebutuhan cairan
14. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
2 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan Terapi Relaksasi Terapi Relaksasi
berhubungan dengan asuhan keperawatan Observasi Observasi
gejala penyakit ditandai ..x.. jam, maka 1. Identifikasi penurunan 1. Untuk mengetahui
dengan mengeluh tidak status kenyamanan tingkat energi, penurunan tingkat
nyaman, gelisah, meningkat dengan ketidakmampuan energi,
mengeluh sulit tidur, kriteria hasil berkonsentrasi, atau ketidakmampuan
tidak mampu rileks, - Rileks meningkat gejala lain yang berkonsentrasi, atau
mengeluh - Keluhan tidak mengganggu gejala lain yang
kedinginan/kepananasan, nyaman menurun kemampuan kognitif mengganggu
merasa gatal, mengeluh - Gelisah menurun 2. Identifkasi teknik kemampuan kognitif
mual, mengeluh Lelah, - Keluhan sulit tidur relaksasi yang pernah 2. Untuk mengetahui
menunjukan gejala menurun efektif digunakan teknik relaksasi yang
distress, tampak - Lelah menurun 3. Identifikasi kesediaan, pernah efektif
merintih/menangis, pola kemampuan, dan digunakan
eliminasi berubah, penggunaan teknik 3. Untuk mengetahui
postur tubuh berubah, sebelumnnya kesediaan,
iritabilitas 4. Periksa ketegangan kemampuan, dan
otot, frekuensi nadi, penggunaan teknik
tekanan darah, dan sebelumnnya
suhu sebelum dan 4. Untuk mengetahui
sesudah latihan ketegangan otot,
5. Monitor respons frekuensi nadi, tekanan
terhadap terapi darah, dan suhu
relaksasi sebelum dan sesudah
Terapeutik latihan
6. Ciptakan lingkungan 5. Memantau respons
tenang dan tanpa terhadap terapi
gangguan dengan relaksasi
pencahayaan dan suhu Terapeutik
ruang nyaman, jika 6. Agar pasien merasakan
memungkinkan tenang dan nyaman
7. Berikan informasi 7. Agar pasien mudah
tertulis tentang memahami prosedur
persiapan dan teknik yang diberikan
prosedur teknik 8. Agar membantu proses
relaksasi relaksasi
8. Gunakan pakaian 9. Agar pasien tidak
longgar merasa tegang
9. Gunakan nada suara 10. Agar mudah
lembut dengan lrarna mempercepat proses
lambat dan berirama penyembuhan
10. Gunakan relaksasi Edukasi
sebagai strategi 11. Agar pasien memahami
penunjang dengan tujuan Teknik rileksasi
analgetik atau 12. Agar pasien mampu
tindakan medis lain, menerapkan teknik
jka sesuai rilekasasi yang dipilih
Edukasi 13. Anjurkan mengambil
11. Jelaskan tujuan, posisi nyaman
manfaat, batasan, dan 14. Agar kenyamnan terasa
jenis relaksasi yang 15. Agar mempercepat
tersedla (mis. musik, proses penyembuhan
meditasi, napas dalam, 16. Agar pasien mampu
relaksasi otot mempraktikan teknik
progresin) relaksasi secara
12. Jelaskan secara rinci mandiri
intervensi relaksasi
yang dipilih
13. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
14. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
15. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
16. Demostrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis napas dalam,
peregangan, atau
irama terbimbing)
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth, C. (2006). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.


Guyton and Hall. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In Elsevier, Singapore.
https://doi.org/10.1016/B978-1-4160-5452-8.00020-2
Hanny, R., & Waldi, N. (2009). Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. In Dr. Hanny
Roespandi (Ed.), WHO Indonesia (Vol. 1, Issue pelayanan masyarakat).
Hidayat,A, Azis. (2008). Konsep dasar keperawatan (2nd ed.). Jakarta : Salemba Medika.
Mumpuni, Y. (2016). 45 Penyakit Yang Sering Hinggap Pada Anak. Yogyakarta : Rapha
Publishing.
Nurafif.A.H, Kusuma. (2015). Asuhan Keperawatan Bedasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. MediAction : Yogyakarta
Pudiastuti, R. (2011). Waspadai Penyakit Pada Anak. Jakarta : Indeks.
Riyadi, S. (2011). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu.
https://doi.org/10.7454/jki.v2i7.299
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Indikator Diagnosis (1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
Widagdo. (2012). Tatalaksana Masalah Keperawatan Pada Anak Dengan Kejang Demam.
Sagung Seto.
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui, Denpasar, 03 November 2020


Pembimbing Mahasiswa

Dra. Putu Susy Natha Asini, S.Kep.Ns.M.Kes Cintya Yunita Dewi


NIP: 19560102 198103 2001 (P07120018112)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SAKIT
KEJANG DEMAM

OLEH :

CINTYA YUNITA DEWI


NIM: P07120018112

TINGKAT 3.3
DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
Politeknik Kesehatan Denpasar Form.JKP.01.12.2019
Jurusan Keperawatan

PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK


RAWAT INAP

Nama : An.B
Tanggal : 18 Agustus 2017 (3 tahun, 2 L/
Lahir P No bulan)
RM :
2 7 1 1 1 9

PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Kewarganegaraan : (V ) WNI,. ( ) WNA :
Agama : ( V) Hindu, ( ) Islam, ( ) Protestan, ( ) Katolik, ( ) Budha, ( ) Lainnya : Pcndidikan : (V ) BelumSekolah, ( ) Paud, ( ) TK, (
Genogram:
al
:Tingg
: Pasien
an
pernikah
:Garis
: Laki-laki
:
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama: Kejang
Diagnosa medis saat ini : Kejang Demam

Riwayat keluhan/penyakit saat ini: Pada tanggal 02 November 2020 pasien datang diantarkan oleh ibunya ke
UGD RS Mangusada Badung. Pada pukul 08.00 dilakukan pengkajian di UGD. Ibu klien mengatakan 1 hari yang
lalu anakya demam terus menerus hingga mengalami kejang kira-kira 10-15 menit , pilek, batuk, badannya lemas,
bab dan bak biasa. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nyaman, mengeluh sulit tidur, tidak mampu rileks dan
merasa lelah. Pasien tampak gelisah. Lalu dilakukan pengkajian TTV di dapatkan Suhu: 39◦C, Pernafasan:
26x/menit, Nadi: 90x/menit, Tekanan Darah :130/80 mmHg. Setelah itu pasien diberikan terapi obat diazepam
intravena 1,5-2,5mg (0,3-0,5mg/kg/BB) dan diberikan terapi cairan infus RL 12 tetes per menit. Karena
membutuhkan perawatan lebih lanjut, Pada pukul 10.00, pasien dibawa ke ruang cilinaya. Saat di ruangan
dilakukan pengkajian kembali dengan hasil Suhu: 39◦C, Pernafasan: 22x/menit, Nadi: 85x/menit, Tekanan
Darah :130/80 mmHg. Pasien tampak gelisah, tidak mampu rileks dan ,mengeluh tidak nyaman
Riwayat Penyakit terdahulu : ibu pasien mengatakan pasien belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya
Riwayat penyakit terdahulu :
a. Riwayat MRS sebelumnya :(V) Tidak ( ) Ya, Lamanya : . hr, alasan :
b. Riwayat dioperasi :(V) Tidak ( ) Ya, jelaskan
c. Riwayat Kelainan Bawaan : (V) Tidak ( ) Ya, jelaskan : _
d. Riwayat Alergi : (V) Tidak ( ) Ya, jelaskan

RIWAYAT KELAINAN
Riwayat kelahiran : (V ) Spontan, ( ) Forcep, ( ) Vacum, ( ) Sectio Caesarea,
Lahir dibantu oleh : ( ) Dukun, ()Bidan, (V) Dokter
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Merangkak : 6 bulan berdiri: 11 bulan berjalan: 12 bulan
Masalah pertumbuhan dan perkembangan ( V) tidak ya( ): ( )down syndrome ( ) Cacat Fisik ( ) autis
( ) Hiperaktif ( ) lain lain, jelaskan : ………..
Riwayat imunisasi
(V ) BCG ( V) Hepatitis B I ( V) DPT I () Campak
( V) polio I ( V) Hepatitis B II ( V) DPT II ( ) MMR
( V) polio II ( V) Hepatitis B III ( V) DPT III (V ) HIB
( V) Polio III ( ) Varileca ( ) Typus ( ) Influenza
PROSEDUR INVASIF
( V) Infus intravena, dipasang : ……. Tanggal:02/11/2020 ( ) Central Line (CVP), dipasang di: ….. tanggal:…../…./……
( ) Dower chateter, dipasang : ……. Tanggal:……/…… ( ) Selang NGT,dipasang di, dipasang di: ….. tanggal:…../…./……
( ) Tracheostomy, dipasang : ……. Tanggal:……/…… ( ) lain lain, dipasang di: ….. tanggal:…../…./……

KONTROL RESIKO INFEKSI


Status : ( )Tidak diketahui, ( )Suspect) ( )Diketahui : ( )MRSA, ( )TB, ( ) lnfeksi Opportunistik/tropik,
Additional precaution yang harus dilakukan: ( ) droplet, ( )Airborn, ( ) contact, ( ) Skin, ( ) Contact Multi-resistent
Organisme ( ) standar
KEADAAN UMUM
Kesadaran: ( V) Compos mentis, ( ) apatis ( ) somnulen ( ) soporocoma ( ) coma
Tanda Tanda Vital; Suhu: 39◦C, Pernafasan: 22x/menit, Nadi: 85x/menit, Tekanan Darah :130/80 mmHg

Form.JKP.05.03.2019

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

Data penunjang : Hasil Pemeriksaan Batas Normal


HB 11.0 g/dl 11.0 – 14.0 g/dl
HCT 33% 33 – 40 %
Eritrosit 43.000.000/ sel/mm3 4,6- 6,2 x106 sel/mm3
4500 – 11.000 /mm3
Leukosit 5600/ mm3 darah darah
Trombosit 150.000 l 150.000 – 440.000 l

SKALA NYERI: FLACC untuk usia 1 bulan s/d 3 tahun


WBS (Skala Wajahj untuk usia >3tahun s/d 7 tahun atau pasien yang tidak kooperatif
NRS (Skala Angka) untuk usia > 7 tahun

SKALA FLACC
Penila ian Deskrtpsi Skor Wong Backer Scale (WBS) dan Numeric Rating Scale (NRS)
F (Wajáh)
Tidak ada ekspre si kh usus, senyum 0
Menyeringai, m enger utkan dahi, tampak tidak 1
tertarik
Dagu gemetar, gigi gemertak (seringj 2
L (Kaki) 0
Normal,
Gelisah, tegang 1
kuk 2
Menendang, käk i terte
aring
Berb tenang, pos isi normal, gerakan
A 0
) mudah bisa Nyeri : ( )Tidak ( )Ya Skala FLACC/WBS/NRS
diam, tegang 1
Menggeliat, tidak Lokasi Nyeri :......................................................... .... ....
Kaku, kejang 2
Frekuensi Nyeri : ( )jarang ( )Hilang timbul
Tidak menangis 0 ( )Terus-menerus
C (Menangis) Merintih, merengek, kadang mengeluh 1 Lama Nyeri : :

Terus menangis, berteriak, sering mengeluh 2 Menjalar : ( )Tidak ( )Ya, ke :


Rileks 0
Dapatditenangkan dengan sentuhan, pelukan Kualitas Nyeri : ( )Tumpul ( )Tajam ( )Panas/terbakar ( )Lain-lain
C (Consolability 1
dan bujukan :
Sulitdibujuk 2 Faktor pemicu/yang memperberat : -
Total
Faktor yang mengurangi/menghilangkan nyeri :
Skor
Skor : 0 = Tidak Nyeri 1-3 = Nyeri Ringan
4-6 = 7-10 = Nyeri Berat
NyePriESMedEaRnIgKSAAN
FISIK

Kepala: (V ) Normosefali ( ) Mikrosefali ( ) hidrosefali Lingkar pala : ……. Cm


Ke Warna Rambut :hitam
Mata: Konjungtiva : (V ) Merah Muda ( ) Pucat sclera: (V ) Normal ( ) icterus lain lain…….
Leher : Bentuk : (V)Normal Kelainan : ( V)Tidak ( )Ya, jelaskan :…………
Dada : Bentuk : (V )Simetris Kelainan : (V )Tidak ( )Ya, jelaskan :…………….
Irama Nafas : (V )Regular ( )Irregular
Suara Nafas :( V)Normal ( )Wheezing : (V )Tidak ( )Ya Batuk : (V )Tidak ( )Ya
Sekret : ( V)Tidak ( )Ada, Warna/Jumlah /
Abdomen : Kembung: (V ) Tidak ( ) Ya Bising Usus : (V ) Normal ( ) abnormal, Jelaskan : …..
Ekstremitas : Akral : ( V)Hangat ( ) Dingin, Pergerakan :(V )Aktif ( )Pasif, Kekuatan Otot : ( V)Kuat ( )
Lemah Kelainan : (V )Tidak ( ) Ya, jelaskan :
Kulit : Warna :(V )Normal, ( ) lkterus, ( ) Sianosis, Membran Mukosa :( )lembab, ( )Kering, ( )Stomatitis
Hematome : (V )Tidak, ( )Ya Luka ; ( )Tidak, ( ) Ya, jelaskan :
Masalah integritas kulit: (V )Tidak ( )Ya, jelaskan :
Anus dan Genetalia : Kelainan/masalah : (V JTidak ( )Ya, jelaskan :
DATA BIOLOGIS
Pernafasan : Kesulitan Nafas : (V ) tidak, ( ) ya: memakai O2.........lt/menit dengan : ( )nasal canule, ( )sungkup/masker
biasa( ) masker nonrebreathing ( ) head box
Makan dan Minum : Nafsu makan : ( V)Baik, ( )Tidak, Jenis Makanan : ( V) Bubur, ( V)Nasi, (V )Susu
Formula jumlah 2gelas/hari
Kesulitan makan : (V )Tidak, ()Ya, Kebiasaan makan : ( )Mandiri, ( ) Dibantu, (V)
Ketergantungan Keluhan : Mual : (V )Tidak, ( )Ya Muntah : (V )Tidak, ( )Ya,
Warna/Volume/ml
Eliminasi : Bak : (V )Normal, ( )Tidak, Masalah perkemihan : ( V)Tidak ada, ( )Ada : ( )Retensi urine, ( )Inkontinensia urine,
( )Dialysis
Warna urine : (V )Kuning jernih, ( JKeruh, QKemerahan, Frekuensi : /hari
Bab : (V )Normal, ()Tidak, Masalah defekasi : (V )Tidak ada, ( )Ada : ()stoma, ( )athresia ani, ( )konstipasi, ( )
diare Warna feses : ( V)Kuning, ( JKecoklatan, QKehitaman, Perdarahan : (V )Tidak, ( )Ya, Frekuensi :/hari
Istirahat Tidur : Lama tidur 6 jam/hari Kesulitan Tidur : ( ) tidak, Ya (V )
Tidur siang : (V )Tidak, ( )Ya
Mobilisasi: (V )Normal/mandiri, ( )Dibantu, ( )Menggunakan Kursi roda, Lain-lain …….
DATA PSIKOLOGI
Pola Komunikasi : (V)Spontan ( )Lambat ( ) Pemalu Kekerasan Fisik : (V )Tidak pernah ( )Pernah, :jelaskan …….
Sekolah : (V)Tidak, ( )Ya : ( )TK ( )SD ( )SMP Penelantaran fisik/mental : ( ) Pernah ( V) Tidak
Penurunan prestasi sekolah : ( )Tidak, ( )Ya Perawatan anak dibantu oleh : (V)Orang tua ( )Wali (
)Pengasuh

PENILAIAN RESIKO JATUH PADA PASIEN ANAK DENGAN SKALA HUMPTY DUMPTY
Parameter Kriteria Skor Skoring
Umur Dibawah umur 3 tahun 4 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1 1
Diagnosa Kelainan neurologi 4
Perubahan dalam oksigenasi (masalah saluran nafas, dehidrasi, 3
anemia, anoreksia, sinkop, sakit kepala, dll)
Kelainan psikis/perilaku 2
Diagnosa lain 1 1
Gangguan Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
kognitif
Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1 1
Faktor Pasien menggunakan alat bantu/box/mebel 3
Lingkungan
Pasien berada di tempat tidur 2
Diluar ruang rapat 1 1
Respon Dalam 24 jam 3
terhadap
operasi/obat
penenang/efek
anastesi
Dalam 24 jam riwayat jatuh 2
>48 jam 1 1
Penggunaan Bermacam-macam obat yang digunakan : 3
obat Obat sedasi (kecuali pasien ICU yang menggunakan obat sedasi dan
paralisis) hipnotik, barbiturate, fenotiazin, antidepresan, Laksantia,
diuretic, narkotika
Salah satu dari pengobatan diatas 2
Pengobatan lain 1 1
Total
Skor 7-11 : risiko rendah untuk jatuh
Skor ≥ 12 : Risiko tinggi untuk jatuh
Masalah Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)
1. Hipertemia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal, kejang
S: 39◦C,
R: 22x/menit
N: 85x/menit,

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan mengeluh tidak nyaman, gelisah,
sulit tidur, tidak mampu rileks, dan mengeluh Lelah
S: 39◦C,
R: 22x/menit
N: 85x/menit,
TD : 130/80 mmHg
Perawat Pengkaji,

( Cintya Dewi )
Form.JKP.05.02.2019

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

Nama : An. B
Tanggal Lahir/Umur : 18 Agustus 2017 (3 th 2 PENGKAJIAN RISIKO GANGGUAN
bulan ) INTEGRITAS KULIT
No RM 271119 (SKALA BRADEN)
Jenis Kelamin : Laki-laki

Pengkajian dilakukan saat:


 Initial assessment dilakukan pertema kali di ruang rawat inap
 Pengkajian ulang dilakukan setiap minggu

No. Dimensi Skor Pengkajian


Tanggal 02/11/2020
1 Sensori Persepsi 4
2 Kelembaban Kulit 1
3 Aktivitas 2
4 Mobilisasi 4
5 Status Nutrisi 4
6 Pergesekan Kulit 3
Total Skor 17
Paraf/Nama Terang Cintya

Protokol pengkajian risiko gangguan integritas kulit dengan Skala Braden


1 2 3 4
1 Sensori persepsi Keterbatasan total Sangat terbatas Agak terbatas Tidak ada
kelemahan
2 Kelembaban kulit Selalu lembab Sering lembab Kadang-kadang Jarang lembab
lembab
3 Aktifitas Bedrest Bisa duduk Kadang-kadang Sering jalan
jalan
4 Mobilisasi Imobilisasi total Sangat terbatas Agak terbatas Tidak ada batasan
5 Status nutrisi Sangat kurang Mungkin tidak Cukup Sangat baik
cukup
6 Pergesekan Bermasalah Potensi ada Tidak ada
masalah masalah

Derajat risiko:
Risiko rendah : 15-18
Risiko sedang : 13-14
Risiko tinggi : 10-12
Risiko sangat tinggi :≤9
Form.JKP.07.01.2019

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

Nama : An. B
Tanggal Lahir/Umur : 18 Agustus 2017 (3 th 2 bulan) RENCANA ASUHAN
No RM 271119 KEPERAWATAN
Jenis Kelamin : Laki-laki

Tgl. Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Keperawatan Tanda


Tangan
02/11/ Hipertemia berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 Manajemen Hipertermia (Cintya)
2020
dengan proses infeksi ditandai jam, maka termoregulasi membaik dengan Observasi
dengan suhu tubuh diatas nilai kriteria hasil : 1. Monitor suhu tubuh
normal, kejang - Kejang menurun Terapeutik
S: 39◦C, - Suhu tubuh membaik 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
R: 22x/menit 3. Lakukan pendinginan eksternal (mis.
N: 85x/menit, selimut atau kompres pada dahi, leher, dada,
aksila)
Edukasi
4. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
(Diazepam oral dosis 0.3-0.5 mg/kgBB setiap
8 jam, Parasetamol oral 10-15 mg/kgBB
setiap 6 jam, Terapi Infus RL 500ml)
02/11/ Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 Terapi Relaksasi (Cintya)
2020
berhubungan dengan gejala jam, maka status kenyamanan meningkat Observasi
penyakit ditandai dengan dengan kriteria hasil 1. Identifkasi teknik relaksasi yang pernah efektif
mengeluh tidak nyaman, - Rileks meningkat digunakan
gelisah, sulit tidur, tidak - Keluhan tidak nyaman menurun 2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
mampu rileks, dan mengeluh - Gelisah menurun tekanan darah, dan suhu sebelum dan
Lelah - Keluhan sulit tidur menurun sesudah Latihan
S: 39◦C, - Lelah menurun 3. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
R: 22x/menit Terapeutik
N: 85x/menit, 4. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
TD : 130/80 mmHg gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
5. Gunakan pakaian longgar
6. Gunakan nada suara lembut dengan lrarna
lambat dan berirama
Edukasi
7. Anjurkan mengambil posisi nyaman
8. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
9. Demostrasikan dan latih teknik
relaksasi (Mendengarkan dongeng)
Form.JKP.06.01.2019

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

Nama : An. B
Tanggal Lahir/Umur : 18 Agustus 2017 (3 th , 2 bulan) IMPLEMENTASI
No RM 271119 KEPERAWATAN
Jenis Kelamin : Laki-laki

Tgl. Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


02/11 / 10.00 Memonitor suhu tubuh S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
2020 wita masih panas dan pasien mengeluh tidak
nyaman dan gelisah
O : S: 39◦C,
10.10 Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah merasa tidak nyaman, sulit tidur, dan
latihan tidak mampu rileks
O : pasien tampak gelisah
R: 22x/menit
N: 85x/menit,
TD : 130/80 mmHg
10.15 Melonggarkan atau melepaskan pakaian S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita masih tidak nyaman dan tidak rileks
O : pasien tampak gelisah
10.20 Melakukan pendinginan eksternal (kompres pada S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita dahi, leher, dada, aksila) sudah lebih rileks namun masih merasa
tidak nyaman
O : pasien tampak tidak nyaman
10.30 Mengidentifkasi teknik relaksasi yang pernah S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita efektif digunakan (terapi dongeng) suka mendegarkan dongeng
O : pasien tampak kooperatif
10.35 Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang lebih rileks
nyaman, O : pasien tampak kooperatif

10.40 Menganjurkan mengambil posisi nyaman S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita sudah diposisi yang nyaman
O : pasien tampak nyaman dengan
posisi terlentang
10.40 Mendemostrasikan teknik relaksasi S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita (mendegarkan cerita dongeng) senang mendengarkan dongeng
O : pasien tampak lebih rileks dan
terasa nyaman
10.40 Menggunakan nada suara lembut dengan lrarna S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita lambat dan berirama senang mendengarkan dongeng
O : pasien tampak lebih rileks dan
antusias mendengarkan
11.00 Menganjurkan untuk mengulangi teknik relaksasiS : ibu pasien mengatakan mengerti (Cintya)
wita yang disuka dengan anjuran perawat
O : pasien tampak lebih rileks dan
nyaman
13.50 Memonitor suhu tubuh S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita masih panas
O : S: 38◦C,
13.55 Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah merasa lebih nyaman, sudah tidur
latihan dengan rileks
O : pasien tampak tidak gelisah
R: 20x/menit
N: 80x/menit,
TD : 120/60 mmHg
14.00 Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit S : - (Cintya)
wita intravena atau obat oral O : pasien tampak kooepartif
paracetamol oral dosis 0,5 sendok teh (60mg)

16.00 Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit S:- (Cintya)


wita intravena atau obat oral O : pasien tampak kooepartif
diazepam oral dosis 1,5-2,5mg
03/11/ 07.45 Memonitor suhu tubuh S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
2020 wita sudah merasa lebih nyaman dan rileks
O : S: 38◦C,
07.50 Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah merasa nyaman, dan sudah rileks
latihan O : pasien tampak tidak gelisah
R: 20x/menit
N: 80x/menit,
TD : 120/60 mmHg
08.00 Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit S : - (Cintya)
wita intravena O : pasien tampak kooepartif
terapi cairan infus RL 12 tetes per menit
diazepam oral dosis 1,5-2,5mg
paracetamol oral dosis 0,5 sendok teh (60mg)
08.10 Melakukan pendinginan eksternal (kompres pada S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita dahi, leher, dada, aksila) sudah lebih rileks dan nyaman
O : pasien tampak tidak gelisah
08.20 Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman dan sudah tidur dengan
nyaman, nyanyak
O : pasien tampak tidak gelisah
08.23 Menganjurkan pasien tirah baring S : ibu pasien mengatakan mengerti (Cintya)
wita dengan anjuran perawat
O : pasien tampak nyaman
08.25 Menganjurkan untuk mengulangi teknik relaksasiS : ibu pasien mengatakan mengerti (Cintya)
wita yang disuka dengan anjuran perawat
O : pasien tampak lebih rileks dan
nyaman
13.50 Memonitor suhu tubuh S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita masih panas
O : S: 37◦C,
13.55 Memeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, S : ibu pasien mengatakan anaknya (Cintya)
wita tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah merasa lebih nyaman, sudah tidur
latihan dengan rileks
O : pasien tampak tidak gelisah
R: 20x/menit
N: 80x/menit,
TD : 120/60 mmHg

14.00 Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit S : - (Cintya)


wita intravena atau obat oral O : pasien tampak kooepartif
paracetamol oral dosis 0,5 sendok teh (60mg)

16.00 Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit S : - (Cintya)


wita intravena atau obat oral O : pasien tampak koopartif
diazepam oral dosis 1,5-2,5mg
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
RAWAT INAP TERINTEGRASI

Nama : An.B
Tanggal Lahir : 18 Agustus 2020 (3 th 2 bulan) L/
P No RM :
2 7 1 1 1 9

Tanggal Jam Profesi Catatan Perkembangan (SOAP) Nama dan


Ttd
03/11/2020 08.00 Perawat S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak (Cintya)
wita
demam dan tidak kejang
O:
- Kejang menurun
- Suhu tubuh membaik
S: 36◦C,
R: 20x/menit
N: 80x/menit,
TD : 120/60 mmHg
A : Termoregulasi membaik
P : Pertahankan kondisi pasien
03/11/2020 08.00 Perawat S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah (Cintya)
wita
nyaman, lebih rileks, dan sulit tidur
O:
- Rileks meningkat
- Keluhan tidak nyaman menurun
- Gelisah menurun
- Keluhan sulit tidur menurun
- Lelah menurun
S: 36◦C,
R: 20x/menit
N: 80x/menit,
TD : 120/60 mmHg
A : Status kenyamanan meningkat
P : Pertahankan kondisi pasien
Form.JKP.02.01.2019
Jenis cairan/jumlah/tetesan
Waktu mulai

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

RL 500ml
02/11/2020
08.00 (UGD)
RL 500ml
03/11/2020
08.00
Nama : An. B
Tanggal Lahir/Umur : 18 Agustus 2017 / 3 th 2
bulan No RM 271119
Jenis Kelamin : Laki-laki
CATATAN OBSERVASI KOMPREHENSIF

Ruangan:
Lembar ke:
Tgl
Jam
Sisa/jenis cairan (infus, produk darah, obat- obatan)
Intake
Total intake pershift
Output
Output pershift
Total 24 jam intake
Total 24 jam output
IV
Oral
BAK
BAB
Muntah
NGT
Drain
Lain- lain
02/11/2020
08.00 wita
Diazepam (UGD)
v

1,5-2,5mg (0,3-0,5mg/kg/BB)

08.00 wita
Infus RL (UGD)
v

500ml

14.00 wita
Paracetamol

v
0,5 sendok teh (60mg)
16.00 wita
Diazepam

v
1,5-2,5mg

03/11/2020
08.00 wita
Infus RL
v

500ml

08.00 wita
Paracetamol

v
0,5 sendok teh (60mg)
08.00 wita
Diazepam

v
1,5-2,5mg

14.00 wita
Paracetamol

v
0,5 sendok teh (60mg)

16.00 wita
Diazepam

v
1,5-2,5mg
Form.JKP.02.02.2019
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

Nama : An. G
Tanggal Lahir/Umur : 18 Agustus 2017 / 3 th
No RM201202
Jenis Kelamin: Laki-laki
CATATAN OBSERVASI KOMPREHENSIF
Tgl MRS: Diagnosa Medik: Ruangan:
Lembar ke:

Nyeri
Tgl
20/09/2020
21/09/2020

Jam
Nadi
TD

200

180

160

140
120

100

80

60

40
Temp
o
C

42o

41o

40o

39o

38o

37o
36o

35o

34o
Nafas

Nyeri
BAB

Kesa-
daran
Alert

Verbal
Pain

Unresp

Posisi
Supine
Mika

Miki
Nama/paraf

Form.JKP.02.02.2019
Form.JKP.03.02.2019

Nama : An. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl.Lahir : 18 Agustus 2017
Umur : 2 Bulan, 3 Tahun
NO. RM 271119
Ruangan : Cilinaya
FORMULIR REKONSILIASI OBAT

V Tidak Ada Riwayat Alergi Riwayat Alergi/Intoleransi (spesifikasi):………….………………….

No Nama Obat Dosis/Frek Rute Sumber Tgl Tgl Jml Status Status Obat Status
obat Mulai Stop Obat Obat Saat Saat Pindah Obat saat
Sisa Admisi Ruangan KRS
1 diazepam 1,5-2,5mg Oral 02/11 03/11 L/T/H L/T/H L/T/H
2 paracetamol 0,5 sendok teh Oral 02/11 03/11 L/T/H L/T/H L/T/H
(60mg)
3 L/T/H L/T/H L/T/H
4 L/T/H L/T/H L/T/H
5 L/T/H L/T/H L/T/H
6 L/T/H L/T/H L/T/H
7 L/T/H L/T/H L/T/H
8 L/T/H L/T/H L/T/H
9 L/T/H L/T/H L/T/H
10 L/T/H L/T/H L/T/H
11 L/T/H L/T/H L/T/H
12 L/T/H L/T/H L/T/H
13 L/T/H L/T/H L/T/H
14 L/T/H L/T/H L/T/H
15 L/T/H L/T/H L/T/H
Keterangan:
Formulir di isi dengan lengkap, Lingkari salah satu huruf L :
Lanjut
T : Tunda
H : Henti
Form.JKP.03.01.2019

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

Nama : An. B
Tanggal Lahir/Umur : 18 Agustus 2017
No RM : 271119
Jenis Kelamin : Laki-laki CATATAN PENGOBATAN
BB/TB : 15 kg / 105 cm
Alergi :-
Diagnosis : Kejang Demam

Dokumentasikan alasan bila obat belum bisa diberikan kepada pasien dengan kode:
S : (Self Administering) obat diberikan sendiri oleh pasienA: (Absent) pasien tidak ada saat diberikan obat N: (Not Available) obat tidak ada/sedang order ke farmasiV: (Vomitin
F: (Fasting) pasien sedang puasaW: (Withheld) obat ditunda karena sesuatu alasan R: (Refuse) pasien menolak
Tanggal mulai pemberian:
Tgl: Tgl:
Nama obat:
Jam P1 P2 Jam P1 P2 Jam P1 P2 Jam P1 P2
Rute: Oral Frekwensi: 0.3-0.5 mg/kgBB
setiap 8 jam
(1,5-2,5mg)
Efek samping obat yang sudah terjadi: Catatan Dokter

DPJP: Tanda tangan 16.00 V 08.00 V 16.00 V

Tgl: Tgl:
Tanggal mulai pemberian:
Jam P1 P2 Jam P1 P2 Jam P1 P2 Jam P1 P2
Nama obat:
Rute: Oral Frekwensi: 10 mg/kgBB setiap 6
jam
0,5 sendok teh (60mg)
Efek samping obat yang sudah terjadi: Catatan Dokter
14.00 V 08.00 V 14.00 V
DPJP: Tanda tangan
Politeknik Kesehatan Denpasar Form.JKP.09.02.2019
Jurusan Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN

PERENCANAAN
PEMULANGAN PASIEN Nama : An. B
( DISCHARGE Tgl. Lahir : 18 Agustus 2017 L/P
PLANNING) No. RM :
2 7 1 1 1 9

Alamat : Br.Cepaka Kapal,Mengwi,Badung

A. PENGKAJIAN PERENCANAAN PULANG


(diisi 1x24 jam setelah pengkajian awal)

Koordinator pemulangan pasien : dr. Oka


Diagnose Medis : Kejang Demam
Orang yang membantu perawatan setelah di rumah : Orang Tua (Ibu)
(hidup sendiri/tempat tinggal tidak diketahui)

Tempat perawatan setelah pulang dari rumah sakit V Rumah Panti social/Rehabilitasi
R RS Lain-lain ……………………:
S
Kemampuan fungsi / aktifitas sebelum di rumah sakit
Perawatan driri (ADL) : Mandiri / Tergantung
Aktivitas didalam rumah : Mandiri / Tergantung
Aktivitas diluar rumah : Mandiri / Tergantung
Pembiayaan pasca pemulangan : V menggunakan asuransi Tanggungan
perusahaan Bayar sendiri
Lain-lain …………………………………………
Alat bantu yang diperlukan pasca pemulangan V Ya Tidak, jika ya sebutkan : Kursi Roda
:
Pelayanan kesehatan lanjutan : Puskesmas RS Tenaga kesehatan Lain-
lain…………………………………………………………………………………..
Masalah perawatan diri pasca pemulangan : Ya V Tidak, jika ya bantuan yang
dibutuhkan setelah dirumah : Mandi Bab, Bak,
Makan Berjalan/ambulansi Perawatan luka
pemberian obat Lain-lain………………………………………………..
A. RINGKASAN PEMULANGAN PASIEN
(diisi saat akan memulangkan pasien)

DIISI OLEH PERAWAT / BIDAN :


TTV : TD 120/60 mm/Hg, N : 80x/mnt,
RR: 20 x/mnt, S : 36◦C
Kondisi saat dipulangkan :
Batasan cairan : BAK : VYaNormal
V Tidak, jumlah 1,3 (4 gelas) /hari
BAB : V Normal Kateter/condom, tgl pasang terakhir ………………… Lain-lain………………
Mengalami nyeri : Luka/ luka operasi
Illeustomy/colonostomy Inkontinensia Lain-lain………….
V Tidak Ya, jika ya dilokasi ……………………..skala…………………………..
V Tidak Ya, jika ya dilokasi …………………….kondisi ……………………..

DIISI OLEH BIDAN / PADA PASIEN POST PARTUM


Kontraksi Uterus : tidak ada baik Tinggi TFU ………………………………………
Vulva : bersih kotor bengkak Perineum : kering basah
Lochea : ……………………………………………………. Produksi ASI : ………………………………..

JADWAL PEMBERIAN OBAT DIRUMAH :


Nama Obat Jml Dosis Frekwensi Cara Jam Petunjuk khusus
pemberian pemberian

B. DOKUMEN YANG
DISERAHKAN : Hasil Penunjang :
Hasil Lab 1 lbr
Foto Rontgen......................................................................lbr
Thorax/IVP/BNO................................................................lbr
CT-Scan..............................................................................lbr
MRI....................................................................................lbr
Lain-lain.............................................................................lbr

Pendukung lainnya :
Ya Tidak
Surat asuransi ket. Sakit/opname/istirahat : Tidak
Ya Tidak
Surat Kematian : Tidak
Ya Tidak
Surat ket. Kelahiran :
Ya
Hasil PA :
Ya

C. RENCANA PEMERIKSAAN / KONTROL SELANJUTNYA :

Tgl/Hari Jam Nama Dokter Alamat/tempat praktek

07/11/2020 08.00 wita Dr. Oka Poliklinik RS Mangusada

D. CATATAN EDUKASI UNTUK PASIEN SELAMA PERAWATAN DI RS


………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………….
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………….

Penerima Mangupura.,04/11/2020

Pasien/Penanggung jawab Diserahkan

Perawat/Bidan

(Ni Made Sukijah) (Cintya Dewi)


LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui, Denpasar, 03 November 2020


Pembimbing Mahasiswa

Dra. Putu Susy Natha Asini, S.Kep.Ns.M.Kes Cintya Yunita Dewi


NIP: 19560102 198103 2001 (P07120018112)

Anda mungkin juga menyukai