FIX LED Dikonversi
FIX LED Dikonversi
SORONG
TAHUN 2021
IDENTITAS PERGURUAN TINGGI
Pejabat Penandatangan
SK Pendirian PT : Dirjen Pendidikan Tinggi
Peringkat Terbaru
Akreditasi Institusi : ........................................................................
Status dan
No. Program Program Studi Peringkat Nomor dan Tanggal SK **) Tanggal Kadaluarsa
Akreditasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Sarjana (S-1) Kesehatan Terakreditasi B LAM-PTKes No : 0318/ LAM- 27 Mei 2022
Masyarakat PTKes/Akr/Sar/ V/2017
2 Sarjana (S-1) Ilmu Keperawatan Terakreditasi B LAM-PTKes No : 0207/ LAM- 28 April 2022
PTKes/Akr/Sar/ IV/2017
3 Profesi Ners Terakreditasi B LAM-PTKes No : 0208/ LAM- 28 April 2022
PTKes/Akr/Pro/ IV/2017
4 Sarjana (S-1) Farmasi Terakreditasi C LAM-PTKes No : 0168/ LAM- 24 April 2025
PTKes/Akr/Sar/ IV/2020
5 Diploma III Analis Kesehatan Terakreditasi C LAM-PTKes No : 0663/ LAM- 11 Desember
PTKes/Akr/Dip/ XII/2020 2025
Catatan:
*) Lampirkan salinan Surat Keputusan Pendirian Perguruan Tinggi.
**) Lampirkan salinan Surat Keputusan Akreditasi Program Studi terakhir.
ii
IDENTITAS TIM PENYUSUN LAPORAN EVALUASI DIRI
iii
Nama : Maylar Gurning, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN : 1214118601
Jabatan : Bagian UPM
Tanggal Pengisian : 07 Februari 2021
Tanda Tangan :
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
penyertaan-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Evaluasi Diri (LED)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua dengan baik.
LED STIKES Papua tersusun melalui Buku Pedoman IV - tentang Akreditasi Program Studi
dan Perguruan Tinggi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) tahun 2020.
Tujuan utama dari penyusunan LED ini yaitu pada ketercapaian akreditasi institusi pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Papua.
LED berisi informasi kinerja STIKES Papua yang terefleksikan dalam 9 kriteria BAN PT, dan
tertera didalam panduan dan mengacu pada matriks penilaian yang di usahakan teroptimalkan
dengan baik oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua)
Penyusunan LED STIKES Papua atas komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak.
Sehingga pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang tak tehingga kepada
segala pihak atas segala bantuan dan sikap kooperatifnya yang telah tercurahkan melalui pikiran,
tenaga, dan waktu dalam segala tahapan terselesaikannya penyusunan Laporan ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa LED STIKES Papua ini masih terdapat banyak
kekurangan dan keterbatasannya, sehingga kami harapkan segala kekurangan dan keterbatasan
yang kami miliki dapat menjadi input untuk perbaikan yang baik dalam kesempurnaan di waktu
mendatang
Ketua,
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua atau yang di kenal dengan STIKES Papua
merupakan perguruan tinggi kesehatan yang berada di Wilayah LLDIKTI XIV khususnya
di Papua Barat Kota Sorong, STIKES Papua merupakan satu – satunya perguruan tinggi
swasta yang berada di kota Sorong, keberadaannya menjadi kampus kesehatan yang
dikenal luas oleh masyarakat Papua Barat, yang didirikan oleh Yayasan Pemberdayaan
Masyarakat Papua berdasarkan surat keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi nomor
155/D/O/2004, pada tanggal 15 September 2004.
Pada awal berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua menyelenggarakan dua
program studi S1 yaitu program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan program studi ilmu
Keperawatan, kedua program studi ini memiliki proses peningkatan dalam capaian mutu
pendidikan yang baik yang dibuktikan dengan adanya peringkat reakreditasi dengan nilai
B oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) pada
Tahun 2017, penambahan program studi profesi ners untuk keberlanjutan dari
pendidikan tinggi keperawatan juga menjadi capaian kinerja dari STIKES Papua yang
telah meluluskan XI Angkatan per tahun 2019, dan mendapatkan peringkat B pada
akreditasi pertama yang telah dilakukan oleh LAM-PTKes dengan SK nomor : 0208/LAM-
PTKes/Akr/Pro/IV/2017 dan di ikuti oleh program studi Ilmu keperawatan SK nomor :
0207/ LAM-PTKes/Akr/Sar/ IV/201, program studi kesehatan masyarakat nomor : 0318/
LAM-PTKes/Akr/Sar/ V/2017. Ketiga program studi ini memiliki legalitas dari sisi mutu
Berdasarkan undang – undang nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
khususnya pada pasal 21 yang menyebutkan bahwa mahasiswa bidang kesehatan pada
akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti uji kompetensi secara nasional
sehingga memiliki legalitas sebagai tenaga kesehatan yang kompeten dan professional.
Meskipun capaian target kelulusan dalam uji kompetensi nasional belum signifikan di raih
oleh STIKES Papua namun berbagai upaya dalam peningkatan mutu telah dilaksanakan
dengan baik pada kegiatan organisasi profesi yaitu pelatihan pembuatan soal atau
Pelatihan Item Development dan Item Review soal uji kompetensi yang diikuti oleh setiap
dosen, pembimbingan soal uji kompetensi oleh pembimbing akademik yang diikuti oleh
mahasiswa dalam persiapan mengikuti uji kompetensi, dan STIKES Papua juga
mengupayakan aplikasi SINERSI Mobile yang dapat diakses secara bebas oleh
mahasiswa.
Dengan adanya tuntutan masyarakat bagi tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi dari bidang akademik maupun profesi dan kebutuhan setiap wilayah yang
masih terbatasnya tenaga kesehatan di berbagai pelosok daerah, sehingga STIKES
Papua dapat menjawab tuntutan tersebut dengan membuka program studi baru pada
Tahun 2015 yaitu program studi Sarjana Farmasi dan Program Studi DIII Analis
Kesehatan yang telah terakreditasi pada Tahun 2020 dengan SK akreditasi dari LAM-
PTKes untuk program studi farmasi nomor : 0168/ LAM-PTKes/Akr/Sar/ IV/2020 dan SK
akreditasi dari LAM-PTKes untuk program studi DIII analis kesehatan nomor : 011/ LAM-
PTKes/BAAkr/ XII/2020 yang baru pertama kali terakreditasi dengan nilai C, Mengikuti
nomenklatur dari Program studi DIII Analis kesehatan maka pada tanggal 23 Maret 2021
Program Studi DIII Analis Kesehatan mengalami perubahan nama menjadi program studi
teknologi laboratorium medis dengan SK MENDIKBUD RI Nomor : 040/D/OT/2021,
STIKES Papua memerlukan pembenahan dari sisi ketersediaannya fasilitas
vi
laboratorium yang sementara diupayakan dan pemenuhan kuantitas SDM sehingga
dalam rentang waktu yang tidak signifikan jauh dari batas yang ditentukan, maka STIKES
Papua akan merencanakan reakreditasi untuk program studi yang masih memiliki nilai C
demi menyelamatkan para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan sebagai tenaga
kesehatan yang professional dan mengupayakan untuk dapat terakreditasi dari sisi
institusi oleh BAN-PT karena STIKES Papua layak untuk memperoleh legalitas dalam
aspek eligibilitas yaitu pemenuhan syarat pembukaan program studi dengan SK dari
DIRJEN DIKTI dan pemenuhan akreditasi dari LAM-PTKes.
Dalam pencapaian Visi dan Misinya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES
Papua) melewati proses dalam mekanisme penyusunannya yang melibatkan seluruh
pihak sebagai penentu kebijakan, hingga perumusan sasaran strategi sebagai tahap –
tahap pencapaian Visi dan Misinya yang telah ditetapkan dalam surat keputusan Ketua
STIKES Nomor : 059/STIKES/SK/XII/2014 dan dijabarkan dalam Rencana Strategis
(RENSTRA) jangka menengah dalam 5 tahunan. Untuk mengevaluasi ketercapaian
tujuan dalam kesesuaian antara kegiatan aktivitas kerja yang telah di berlakukan dengan
pelaksanaan dilapangan, dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi dan
pelaksanakan Audit Mutu internal(AMI) yang diukur setiap tahunnya. Seluruh unit
pelaksana dan civitas akademika senantiasa menjaga komitmen dan antusiasnya untuk
meningkatkan kinerja dalam rangka pencapaian Visi dan Misi yang telah dipahami dan
dimiliki bersama oleh seluruh Civitas Akademik
Sistem pengelolaan operasional Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES
Papua) mencakup aspek dalam fungsi manajemen yang berpedoman pada sistem tata
pamong dan tata kelola yang terkordinasi dengan cukup optimal. Untuk menjamin
efektivitas kepemimpinan dan komunikasi antara unit senantiasa diimplementasikan
dengan menyelenggaraan pertemuan secara terjadwal antara setiap unit yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Sistem tata kelola
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) telah berjalan dengan cukup
optimal, berdasarkan monitoring dan evaluasi serta Audit Mutu Internal yang dilakukan
oleh Unit Penjaminan Mutu (UPM)
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SIPENMABA) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Papua (STIKES Papua) telah memperhatikan aspek keseragaman yang mana
kesempatan akses pendidikan tanpa membeda-bedakan nilai – nilai dasar dan beragam
budaya dari masyarakat yang akan diseleksi. Seleksi tersebut dilakukan dengan
transparan melalui beberapa jalur seleksi baik secara offline dan online di seluruh daerah
baik secara internal maupun eksternal dengan menyediakan beasiswa dari sumber
pendanaan internal dan eksternal. Jumlah pendaftar mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua (STIKES Papua) setiap tahunnya cukup stabil. Hal ini berarti Program
Studi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) masih dipercaya oleh
masyarakat dalam menghasilkan lulusan yang diakui dan dibutuhkn oleh masyarakat
sebagai tenaga kesehatan yag professional baik dari aspek kompetensi akademik
maupun softskill, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) melaksanakan
kurikulum yang berdasarkan kompetensi lulusan dengan berbagai kegiatan yang
mendukung keberhasilan proses pembelajaran, yaitu kegiatan kemahasiswaan melalui
pembentukan HIMA Prodi yang dapat menunjang kegiatan mahasiswa dan
penyelenggaraan kegiatan pembentukan karakter, pembinaan softskill, serta
pengembangan daya kreasi/minat dan bakat mahasiswa serta kepemimpinan.
Sumber Daya Manusia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua)
terdiri dari tenaga dosen (pendidik) dan tenaga kependidikan penunjang akademik.
vii
Jumlah pengelola sebanyak 61 orang yaitu 42 orang dosen diantaranya program studi S1
kesehatan masyarakat sebanyak 12 orang dosen yang diantaranya 2 orang berkualifikasi
pendidikan S3 Kesehatan Masyarakat, program studi S1 Ilmu keperawatan sebanyak 11
orang dosen, Program studi Pendidikan profesi ners sebanyak 6 orang dosen, Program
studi S1 farmasi sebanyak 6 orang dosen dan program studi DIII Analis Kesehatan
sebanyak 7 orang dosen dan yang lainnya sedang menempuh pendidikan S3 diberbagai
perguruan tinggi negeri sedangkan tenaga kependidikan berjumlah 19 orang 10
diantaranya berpendidikan S1 dan Profesi.
Setiap dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) wajib
melaksanakan kegiatan Tridharma perguruan tinggi dan untuk itu pada setiap semester
dosen wajib mengumpulkan BKD (Beban Kerja Dosen) selama setiap semester. Proses
monitoring kinerja dosen setiap program studi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
(STIKES Papua) telah didukung dengan di implementasikannya Beban Kerja Dosen
(BKD) khusus untuk tugas pendidikan dan pengajaran di evaluasi menggunakan Data
Harian Mahasiswa yang berupa Kartu Mata Kuliah yang ditandatangani oleh mahasiswa
dan divalidasi oleh Dosen serta jurnal perkuliahan yang berisi kehadiran dosen dan
materi (topik perkuliahan) yang diberikan sesuai Rancangan Program Kegiatan
Pembelajaran Semester (RPKPS) pada setiap pertemuan selama satu semester
Penyusunan kurikulum setiap Program Studi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
(STIKES Papua) diselaraskan dengan Visi, Misi, Tujuan dan Strategi (VMTS) Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua), yang mengacu pada kebutuhan
masyarakat yang sering berubah dan dinamis, dasar keilmuan setiap bidangnya, regulasi
dan kecepatan pengembangan sumber daya yang dimiliki. Kurikulum berisi setiap mata
kuliah atau modul pembelajaran yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan dan
memberikan kebebasan untuk memperluas wawasan pengetahuan yang dimiliki serta
mendalami keahliannya sesuai dengan peminatannya, selain itu, dilengkapi dengan
kelengkapan deskripsi pada setiap mata kuliah. Kurikulum dirancang sesuai dengan
tujuan, cakupan dan kedalaman materi, pengorganisasian yang mendorong terbentuknya
kemampuan hard skills secara kognitif dan keterampilan perilaku soft skills yang dapat
diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Sumber pendapatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) saat ini
sebagian berasal dari biaya pendidikan dari mahasiswa persemester Pendapatan
operasioanal tahunannya cenderung stabil setiap tahun, hal ini ditunjukkan oleh
kredibilitas masyarakat pada umumnya dan pemangku kepentingan khususnya kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) yang cukup memuaskan. Namun
disisi lain, program studi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) masih
perlu bekerja keras untuk dapat meningkatkan sumber pendanaan dari pendidikan dan
non- pendidikan.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES Papua) senantiasa mendorong para
dosen, mahasiswa serta masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
keilmuwan melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan setiap disiplin ilmu
kesehatan pada setiap program studi seperti Hibah penelitian oleh DIKTI, pelaksanaan
kegiatan turnamen Bulu Tangkis dll, pelaksanaan kegiatan turnamen futsal CUP,
pelaksanaan kegiatan akademis bagi mahasiswa, dan kerjasama pelaksanaan
perkuliahan.
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Penyusunan
Laporan Evaluasi Diri adlah suatu gambaran dari perguruan tinggi yang mampu
menunjukan sisi baik dan buruknya, sehingga dilakukan upaya perbaikan sehingga
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di duania kerjanya.perguruan tinggi
dituntut untuk selalu mampu menjaga serta meningkatkan mutu penyelenggaraan layanan
pendidikan. Salah satu siklus yang harus dijalani oleng perguruan tinggi adalah proses
akreditasi institusi oleh BAN-PT. Akreditasi terkadang dilihat sebagai suatu kegiatan
administrasi yang bersifat rutinitas dengan kurun waktu tertentu, padahal seharusnya
menjadi suatu upaya melihat kedalam, merefleksikan diri serta melakukan kajian
sepanjang program kegiatan institusi berjalan.
Penyusunan LED STIKES Papua sebagai upaya yang komprehensif dan
berkelanjutan untuk memperoleh gambaran kinerja dan keadaan diri melalui kajian dan
analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman. Diharapakan dari analisis
tersebut muncul strategi pengembangan yang dapat digunakan sebagai dasar
perencanaan selanjutnya. Tim penyususn yang telah ditunjuk oleh pimpinan STIKES
Papua melakukan proses evaluasi diri secara internal. Tim penyusun ini bekerja
berdasarkan hasil pengumpulan data oleh anggota tim dengan kerjasama yang baik
dengan tata usaha serta mahasiswa yang analisisnya disajikan dalam LED ini.
1
B. Tim Penyusun dan Tanggungjawabnya
Tim penyusun Laporan Evaluasi Diri STIKES Papua dibentuk serta ditetapkan dalam
Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor: 07/STIKES/SK/II/2021 pada tanggal
01 Februari 2021, tentang Tim Penyususn Borang Akreditasi Institusi STIKES Papua.
Adapun Tim Penyususn Borang Akreditasi STIKES Papua adalah sebagai berikut:
Adapun deskripsi tugas dari Tim Penyusun Laporan Evaluasi Diri STIKES Papua adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Tim Penyusun dan Tanggungjawabnya
JABATAN DALAM
NO. NAMA / JABATAN DESKRIPSI TUGAS
TIM
(1) (2) (3) (4)
Memberikan dukungaan dan arahan
1 Dr. Marthen Sagrim, S.KM.,M.Kes. Penanggungjawab yang berkaitan dengan bidang
/Ketua akademik, bidang keuangan dan
umum, kemahasiswaan serta
kerjasama dalam proses
penyususnan LED
2
3 Asrini Yudith Asyerem, S.KM.,MPH. Ketua Tim Bertanggungjawab dalam
Penyusun melaksanakan kegiatan serta
mengkoordinir pelaksanaan
penyususnan LED
3
C. Mekanisme Kerja Penyusunan Evaluasi Diri
4
BAB II
LAPORAN EVALUASI DIRI
A. Kondisi Eksternal
1. Lingkungan Mikro
a. Aspek Politik/ Kebijakan
Beragam peraturan, kebijakan maupun ketetapan yang diberlakukan pemerintah
yang bertujuan untuk mengatur kehidupan di tengah masyarakat menjadi semakin baik
dan lebih teratur, sering kali memberatkan dunia pendidikan, terutama Lembaga
perguruan tinggi yang masih di tingkat pengembangan, seperti tersedianya peluang
bagi Perguruan Tinggi Asing untuk menyelenggarakan kelas khusus di Indonesia.
Dalam hal ini, kompetitor, perguruan tinggi sejenis, negeri maupun swasta, merupakan
tantangan yang harus mendapat perhatian khusus. Aspek politik, meliputi kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan pemerintah menjadi landasan mutlak yang perlu untuk
diperhatikan, dikarenakan dapat memengaruhi perkembangan institusi. Beragam
kebijakan serta aturan yang ditetapkan bisa membantu dalam memetakan berbagai
peluang maupun dapat juga menjadi risiko manakala tidak diperhatikan hingga nantinya
tidak menjadi isu di kemudian hari. Perihal berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah
yang terkait dengan perkembangan Lembaga institusi adalah :
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4586)
Kebijakan ini ditetapkan oleh pemerintah demi peningkatan kualitas manusia, yang
mana guru dan dosen memiliki tugas dan fungsi yang cukup esensial dalam
pembangunan nasional di sektor kesehatan. Kebijakan ini juga mengatur tentang
Guru dan Dosen yang berisi tentang prinsip profesionalisme guru dan dosen, hak
dan kewajiban guru dan dosen, pengangkatan, penempatan, pemberhentian,
penguatan, pengembangan serta perlindungan guru dan dosen sehingga kebijakan
ini perlu diperhatikan oleh institusi demi tingkat profesionalisme dosen maupun
prinsip pengembangan sumber daya manusia.
2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 20212 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional (KKNI);
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, mengarahkan semua perguruan tinggi untuk menyesuaikan diri dengan
ketentuan tersebut pada pelaksanaannya, peningkatan kurikulum yang mencakup
Tujuan, Isi, Mekanisme Pembelajaran dan Evaluasi yang berlandaskan pada
landasan Filosofis, Sosiologis dan Pskikologis serta IPTEK. Hal ini mendorong
STIKES Papua menyusun kurikulum berdasarkan kategori bidang ilmu yang ditunjuk
dalam program studi dan program studi pula yang menjalankan hasil kurikulum
yang sudah disusun sehingga STIKES Papua memiliki acuan dan dasar yang jelas.
Selain itu, dalam penyusunan kurikulum di STIKES Papua juga memerhatikan
faktor-faktor yang diperlukan oleh sektor usaha dan sektor industri, karena sebagai
pengguna lulusan STIKES Papua Sorong.
5
3) Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Penetapan kebijakan ini guna mendorong peningkatan mutu perguruan tinggi.
Penetapan standar nasional. Standar nasional pendidikan tinggi melambangkan
satuan standar yang mencakup standar nasional pendidikan, standar nasional
penelitian dan standar nasional pengabdian masyarakat. Tujuan standar nasional
dalam pendidikan tinggi guna menjamin terwujudkannya maksud dan tujuan
pendidikan tinggi yang memiliki fungsi strategis dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, memajukan IPTEK dengan mengimplementasikan nilai serta pemberdayaan
bangsa Indonesia yang berkesinambungan, menjamin supaya proses dan mutu
pendidikan, penelitian serta pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi mencapai
kualitas yang sama dengan kriteria yang ditentukan bahkan bisa melampaui kriteria
tersebut. Kebijakan ini perlu menjadi perhatian bagi perguruan tinggi di seluruh
Indonesia dan lebih spesifik STIKES Papua, agar mampu menciptakan mutu
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat menjadi lebih baik. Perguruan
tinggi juga dapat menetapkan standar perguruan tingginya yang mengacu pada
standar nasional pendidikan tinggi.
b. Aspek Ekonomi
Faktor ekonomi cukup memiliki pengaruh atas proses belajar dan mengajar serta
perkembangan suatu Lembaga pendidikan. Ini dikarenakan derajat kesejahteraan
masyarakat dapat berpengaruh terhadap peningkatan maupun penurunan permintaan
layanan pendidikan. Saat ini perekonomian di Papua Barat mengalami perlambatan
pertumbuhan yang kemudian memengaruhi daya beli masyarakat dam akan
berdampak secara tidak langsung pula terhadap permintaan layanan pendidikan. Ini
dapat diumpamakan sebagai tantangan bagi keberlanjutan program pendidikan.
Bilamana seseorang ingin meneruskan ke tingkat perguruan tinggi, maka seseorang
patut mengeluarkan biaya yang cukup banyak, hal ini mengingat bahwa jumlah lulusan
siswa SMA/SMK/MA/sederajat di Kota Sorong yang rata-rata keadaan perekenomian
keluarga yang mampu, cenderung memilih dan memutuskan untuk melanjutkan studi
ke luar daerah, hingga Sebagian besar lulusan yang merupakan input mahasiswa pada
perguruan tinggi di Papua Barat terkhusus di Kota Sorong adalah mereka yang
berpenghasilan menengah ke bawah. Dengan demikian, keadaan perekonomian
daerah yang lemah pun akan sangat berdampak pada perputaran uang untuk layanan
pendidikan.
6
pengguna dan memengaruhi jumlah dari seluruh potensi pangsa pasar yang ada.
Faktor ini memiliki dampak pada penataan lingkungan kampus, karena umumnya
Kampus dituntut mempunyai lingkungan yang kondusif dan nyaman serta memiliki
kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.
Perubahan yang pesat dalam lingkungan strategis, menghendaki adanya
orientasi dalam perencanaan, kebijakan dan strategi STIKES Papua secara intens
dengan peredaran yang makin ringkas. Misalnya, Era perdagangan bebas
membutuhkan SDM yang berkualitas dan memahami sistem perdagangan internasional
dan mampu berkomunikasi secara global. Pasar kerja di tingkat ASEAN yang makin
terbuka juga kelak berdampak pada terbukanya peluang kerjasama dengan perguruan
tinggi asing yang bertujuan untuk elaborasi penelitian. Lulusan dari berbagai negara
ASEAN yang mengambil pasar kerja di Indonesia mampu memengaruhi terbentuknya
karakter dan sikap bela negara.
2. Lingkungan Mikro
a. Aspek Pesaing
Fungsi dunia pendidikan tinggi di masa ini dirasakan kian fundamental dan
menjadi cukup esensial. Hal tersebut menampakkan berbagai perguruan tinggi atau
akademi di seluruh wilayah Indonesia, baik negeri maupun swasta.Terlebih lagi, kini
perguruan tinggi asing sudah mulai banyak bermunculan di Indonesia. Perguruan
7
Tinggi tersebut cenderung tersentralisasi di wilayah Jawa, secara sepesifik, wilayah
perkotaan. Demikian halnya pertumbuhan dan pengembangan perguruan tinggi yang
ada di Papua Barat terutama Kota Sorong juga berkembang dengan pesatnya. Hal
inilah yang menjadikan kompetisi antara perguruan tinggi menjadi makin selektif.
Institusi bahkan perguruan tinggi lainnya, baik swasta atau negeri, berada pada
atmosfir persaingan yang ketat. Hal tersebut tentu akan semakin mendorong seluruh
perguruan tinggi, guna peningkatan kualitas terutama dengan adanya akreditasi
nasional, baik bagi PTN maupun PTS dan era otonomi kampus. Tanpa adanya
pengembangan dan perhatian khusus terkait kualitas maka institusi pendidikan akan
mengalami penurunan dalam persaingan. Mutu perguruan tinggi cenderung disoroti
oleh publik teristimewa dari segi lulusan perguruan tinggi dan keterserapannya di dunia
kerja.
Adanya pesaing dapat menimbulkan beragam hal, baik peluang maupun
ancaman. Kesempatan timbulnya persaingan, yakni bagaimana institusi dalam hal ini
STIKES Papua bisa mengupayakan peningkatan mutu pendidikan sehingga mampu
meyakinkan publik serta para stakeholder dalam menjalin kerjasama dan kemitraan.
Meskipun perguruan tinggi menunjukkan tingkat persaingan yang tinggi, namun juga
merupakan sebuah peluang terbukanya kolaborasi antar perguruan tinggi, baik di
bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Tingkat
persaingan ini juga mampu memengaruhi peluang lulusan STIKES Papua untuk
mendapatkan pekerjaan. Risikonya adalah banyak perguruan tinggi di wilayah Sorong
Raya yang membuka program studi dengan program studi yang hamper sama,
sehingga memerlukan Langkah strategis dari institusi guna mempertahankan
keunggulan dan daya saing dalam hal peningkatan mutu perguruan tinggi yang juga
berdampak pada peningkatan input mahasiswa.
8
diupayakan mampu memenuhi permintaan dan kebutuhan dunia kerja. Pelbagai cara
dapat diupayakan untuk menyelaraskan output penyelenggara pendidikan dengan
kebutuhan dunia kerja yakni pendidikan yang pengembangannya mengarah pada
peningkatan kompetensi, sehingga serapan lulusan oleh dunia kerja semakin
meningkat. Sebab itu, institusi yang dalam hal ini STIKES PAPUA perlu memerhatikan
kapabilitas yang ada pada dunia kerja untuk dikembangkan melalui pembelajaran
sehingga lulusan berkompeten di dunia kerja. Peningkatan relevansi pendidikan juga
dilakukan dengan membuat beragam strategi pengembangan dengan sejumlah
kegiatan, baik di bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian bagi masyarakat.
9
penunjang akademik. Jumlah pengelola sebanyak 61 orang yaitu 42 orang dosen
diantaranya program studi S1 Kesehatan Masyarakat sebanyak 12 orang dosen yang
diantaranya 2 orang berkualifikasi pendidikan S3 Kesehatan Masyarakat, program studi
Ilmu Keperawatan sebanyak 11 orang dosen, pendidikan profesi ners sebanyak 6
orang dosen, program studi S1 Farmasi sebanyak 6 orang dosen, program studi analis
kesehatan sebanyak 7 orang dosen dan yang sedang menempuh pendidikan S3 pada
berbagai perguruan tinggi negeri. Tenaga kependidikan sejumlah 19 orang dengan 10
diantaranya yang memiliki jenjang pendidikan S1 dan Profesi. Dosen yang mempunyai
jabatan fungsional Lektor Kepala sebanyak 1 orang, yang memiliki kualifikasi Lektor
sebanyak 9 orang, dan yang memiliki kualifikasi asisten ahli sebanyak 26 orang.
STIKES Papua memberikan peluang bagi setiap dosen tetap untuk meningkatkan
kualitasnya melalui pengusulan Jabatan Fungsional. Dosen perlu meningkatkan kinerja
sehingga peningkatan proses dan hasil pendidikan dengan mengikuti sertifikasi.
STIKES Papua telah memiliki 10 dosen bersertifikat. STIKES Papua selalu memberikan
dukungan bagi setiap dosen dan tenaga kependidikan untuk mengikuti program
pengembangan SDM yang dilakukan baik secara internal maupun eksternal lingkup
STIKES Papua. Setiap tahun dosen STIKES Papua lebih meningkatkan kecukupan dan
kinerjanya, melalui pengembangan profesi, karir serta produktifitas dalam melakukan
penelitian dan pengabdian masyarakat. Para tenaga pengajar pada STIKES Papua
merupakan lulusan dari berbagai universitas yang tersebar di Indonesia.
B. Profil Institusi
1. Sejarah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
STIKES Papua adalah perguruan tinggi swasta di tanah Papua yang didirikan di
Kota Sorong Provinsi Papua Barat. STIKES Papua berada di bawah pembinaan
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Papua. Berdirinya YPMP, yang berlokasi di Jalan
Gurabesi HBM Atas, Remu Utara dengan Ketuanya Bapak Drs. Hendrik Sagrim, M.Si.,
ditahun 2002, telah melahirkan pemikiran untuk mengembangkan sebuah sekolah yang
bisa menghasilkan tenaga kesehatan dan tenaga keperawatan yang unggul di Tanah
Papua. Kehadiran lembaga pendidikan kesehatan STIKES Papua ini dilandasi oleh
keinginan baik untuk memberikan pendidikan kesehatan dan mencerdaskan generasi
muda Papua dalam bidang kesehatan serta mendukung peningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di Tanah Papua.
Bermula dari kekhawatiran beberapa Putra terbaik yang dimiliki Tanah Papua
tentang kondisi kesehatan masyarakat di Tanah Papua pada umumnya yang masih jauh
dari memuaskan, serta melihat kondisi kurangnya tenaga kesehatan dan keperawatan
yang mau ditempatkan di daerah-daerah terpencil, maka tertuang ide sebagai hasil
diskusi untuk membantu Pemerintah mengentaskan masalah kesehatan, dengan
menghasilkan tenaga-tenaga unggulan yang mampu mengembangkan dan memajukan
kesehatan. Berdasarkan inspirasi tersebut, maka lahirlah Institusi Pendidikan Kesehatan
yang diberi nama STIKES Papua.
Dipilihnya Kota Sorong sebagai pusat kegiatan pendidikan merupakan hasil dari
beberapa pertimbangan, salah satunya adalah bahwa letak geografis Kota Sorong yang
cukup strategis karena merupakan wilayah yang paling mudah dijangkau khususnya
10
untuk kepulauan Papua karena menjadi pintu gerbang perekonomian di wilayah Timur
Indonesia.
STIKES Papua sebagai sekolah tinggi kesehatan pertama di Tanah Papua yang
menghasilkan Sarjana Strata Satu pada 2 (dua) Program Studi yang dimilikinya, yaitu
Prodi Kesehatan Masyarakat dan Prodi Keperawatan. memiliki ijin operasional resmi
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI, Nomor 155/D/O/2004
pada tanggal 15 September 2004 tentang Pendirian STIKES (STIKES) Papua di Sorong
yang diselenggarakan oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Papua (YPMP).
Bapak Yan Asyerem, S.Kp., M.Kes adalah Ketua STIKES pertama yang dipercaya
untuk memimpin STIKES Papua Sorong. Diawal perjalanannya, STIKES Papua Sorong
sempat menempati SD Inpres 49, yang berlokasi di Jalan Baru, dengan status sewa.
Setelah lebih kurang satu tahun, seluruh kegiatan dipindahkan ke SMA Negeri 1 Kota
Sorong, dengan status juga masih menyewa tempat. Setelah hampir 2 (dua) tahun
kegiatan berjalan, dengan berbagai pertimbangan, maka sejak bulan Agustus 2007,
STIKES Papua Sorong kembali memindahkan lokasi tempat beraktivitas di SMA Negeri 2
Sorong. Pada tahun 2007 kepemimpinan Bapak Yan Asyerem, S.Kp., M.Kes digantikan
oleh Bapak Marthen Sagrim, SKM., M.Kes, yang semula menjabat sebagai Ketua
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Maka sejak tahun 2007 hingga saat ini, Ketua
STIKES Papua adalah Bapak Marthen Sagrim, SKM., M.Kes.
Kepastian sivitas akademik STIKES Papua untuk dapat memiliki lokasi sendiri baru
terjawab di tahun 2010. Lokasi kampus STIKES Papua di jalan Kanal Victori KM 10
merupakan jawaban Tuhan atas keinginan yang begitu lama dan panjang dari seluruh
sivitas. Pada tanggal 30 Januari 2010, peletakan batu dilaksanakan. Pada acara
peletakan batu pertama tersebut, selain dihadiri oleh sivitas akademik STIKES Papua,
perwakilan masyarakat, stakeholder, serta Muspida Plus, pada kesempatan tersebut,
merupakan suatu kehormatan serta kebanggaan bagi STIKES Papua karena Bapak
Walikota Sorong, Drs. J. A. Yumame, M.Si serta Ibu Wakil Walikota, Ibu Baesarah Wael,
S.Sos., juga berkenan hadir dan menyaksikan peletakan batu pertama.
Dalam rentang waktu pembangunan tahap awal, yang berkisar ± 15 bulan, kampus
STIKES Papua telah dapat digunakan. Meski belum selesai 100%, dengan fasilitas
seadanya, Ketua STIKES Papua meminta untuk seluruh kegiatan sivitas mulai
dilaksanakan di kampus baru pada tanggal 21 Maret 2011. Secara resmi, seluruh kegiatan
sivitas mulai semester genap tahun akademik 2010/2011 telah dilaksanakan di kampus
baru STIKES Papua, Jalan Kanal Victori KM 10 Kota Sorong. Seiring berjalannya waktu,
STIKES papua telah memiliki 3 program studi S1, 1 program studi profesi dan 1 program
studi Diploma III dengan rincian yaitu prodi Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan,
Profesi Ners, Farmasi dan Diploma III Analis Kesehatan. Dalam menunjang aktivitas
pelaksanaan Tri Dharma disediakan sarana fisik dan fasilitas Akademi. STIKES Papua
telah memiliki gedung rektorat 1 lantai, telah terdapat 8 Ruang kuliah pada gedung A, 4
ruang kuliah pada gedung B, 1 aula, terdapat pula 9 laboratorium yaitu keperawatan,
Farmasi, Analis Kesehatan, 1 laboratorium komputer dan perpustakaan.
Meningkatan kuantitas dan kualitas dari dosen dan tenaga kependidikan, dilakukan
rekrutmen dosen dengan pendidikan S2 yang berasal dari berbagai perguruan tinggi
terkemuka di Indonesia baik negeri maupun swasta. Terdapat pula 1 dosen yang saat ini
11
telah menyelesaikan program studi lanjut S3 dan 2 dosen yang sedang melanjutkan S2.
Jumlah seluruh tenaga akademik yang merupakan dosen tetap saat ini pada STIKES
Papua yaitu 42 orang dosen yang terdaftar pada pangkalan data pendidikan tinggi. Data
dosen terdiri dari 1 orang dosen berlatar belakang pendidikan S3, 41 orang dosen
berpendidikan S2. Pada 2 tahun terakhir ada 2 dosen melanjutkan studi S3 dengan
beasiswa LPDP, 1 orang dosen yang telah menyelesaikan pendidikan S2 dan sedang
pengusulan jabatan fungsional, 2 orang dosen sedang menempuh pendidikan S2 dengan
beasiswa STIKES Papua. STIKES Papua juga memiliki tenaga kependidikan yang
berjumlah 24 orang, berkualifikasi pendidikan SMA/SMK berjumlah 12 orang, Profesi Ners
sebanyak 2 orang dan S1 berjumlah 10 orang yang terdiri atas 2 orang Sarjana
Informatika, 1 orang Sarjana Analis Kesehatan, 2 orang Sarjana Ekonomi, 1 orang
Sarjana Keperawatan, 2 orang Sarjana Farmasi, 1 orang sarjana Kesehatan Masyarakat
dan 1 orang Sarjana Gizi . Selain itu, sebagai institusi yang berkembang didunia
pendidikan kesehatan, STIKES Papua telah mengajukan pembukaan program studi baru
yaitu Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) pada tahun 2020, dan pada tahun 2021 diajukan
pula program studi baru yaitu prodi S2 Kesehatan Masyarakat. STIKES Papua juga
memfasilitasi tenaga kependidikan S1 untuk melanjutkan pendidikan jenjang S2.
Dengan kondisi yang masih harus terus ditingkatkan, STIKES Papua dengan penuh
semangat dan tetap melayani dengan hati, siap menyambut masa depan dengan bersama
mencerdaskan generasi bangsa dibidang kesehatan dan membangun generasi bangsa
yang beriman dan berbudi pekerti luhur. Sebagai bentuk perwujudan tanggung jawab
kepada bangsa dan negara Indonesia, sekaligus merupakan wujud salah satu Tridharma
yaitu pendidikan, STIKES Papua telah menghasilkan lulusan sebanyak 1.688 orang.
Demikianlah uraian sejarah singkat STIKES Papua yang dimulai dari tahun 2004
sampai dengan sekarang.
“Menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul, handal, dan bermoral dalam
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk Promotif, Preventif,
Kuratif, dan Rehabilitatif berbasis Budaya Papua dan berjejaring Nasional Tahun
2019”
12
b. Misi STIKES Papua
Misi adalah sebuah pernyataan yang digunakan sebagai cara untuk
mengkomunikasikan tujuan dengan bentuk usaha nyata dan penting untuk mewujudkan
visi institusi. Adapun misi dari STIKES Papua adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan pendidikan yang handal dengan metode pembelajaran modern
berbasis masalah lokal dan nasional
2) Melaksanakan berfokus penyakit menular dan tidak menular untuk pencegahan
dan penanggulangan masalah kesehatan secara khusus di Papua dan Indonesia
pada umumnya
3) Memanfaatkan IPTEK dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan di Tanah Papua secara praktis.
13
3. Organisasi dan Tata kerja
Sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi swasta dibidang kesehatan di Papua
Barat, STIKES Papua melalui tata kelola yang baik dan terus berperan aktif dalam
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, maka hal tersebut menjadikan STIKES
Papua perlu dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran, sehingga memerlukan
sistem pengelolaan yang lebih baik lagi agar sesuai dengan standar yang ditetapkan
berdasarkan SNPT. Proses pengelolaan pembelajaran di STIKES Papua dilaksanakan
secara mandiri sesuai dasar dan tujuan institusi yang telah ditetapkan dengan tetap
mengacu pada undang-undang yang berlaku. Penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang juga merupakan bagian dari tridharma yang juga memegang peranan
yang penting, maka STIKES Papua menetapkan standar dalam mengukur proses
Penelitian dan PkM yang dipakai sebagai kriteria. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
Penelitian dan PkM dikendalikan, dipantau, dievaluasi serta dilaporkan kepada Unit
Penelitian dan PkM STIKES Papua.
Untuk menciptakan tata kelola yang baik, maka STIKES Papua telah berupaya
meningkatkan kualifikasi dan kompetensi tenaga pengajar di bidang masing-masing untuk
meningkatkan kualitasnya. Menyelenggarakan mekanisme kepemimpinan yang
transparan dengan melibatkan sivitas akademika STIKES Papua, dan membentuk
lembaga atau unit yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsinya. STIKES
Papua juga telah memiliki mitra kerja sama yang turut serta membantu dalam
meningkatkan kualitasnya, baik kualitas mahasiswa, lulusan dan juga kualitas institusi.
Kerja sama yang dilakukan dengan lembaga mitra, yang tentu saja menguntungkan kedua
belah pihak ini, dimanfaatkan dengan baik oleh setiap program studi yang ada dan
dilaksanakan pada bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada
masyarakat.
Penerapan tata pamong di STIKES Papua difokuskan untuk mewujudkan visi,
menjamin terlaksananya misi, pencapaian tujuan dan strategi STIKES Papua, sehingga
terwujudnya budaya organisasi serta sistem tata pamong yang baik. Kredibilitas STIKES
Papua ditunjukkan melalui tata cara pemilihan dan pengangkatan pejabat struktural
dilingkungan STIKES Papua yang diatur dalam dokumen Statuta STIKES Papua
Nomor : 090/YPMP/VI/2013 BAB VIII, tentang Susunan Organisasi. Secara umum
mekanisme pemilihan dekan dan kaprodi dimulai dengan pengusulan melalui rapat
pemilihan calon wakil ketua dan kaprodi yang melibatkan seluruh dosen tetap di masing-
masing program studi. Calon wakil ketua dan kaprodi kemudian ditetapkan oleh senat
akademik dan diusulkan ke ketua. Ketua menugaskan wakil ketua dan kaprodi terpilih
melalui SK ketua STIKES Papua.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Papua
No. 02/YPMP/I/2018 tentang Struktur Organisasi STIKES Papua, sebagai berikut :
14
STRUKTUR ORGANISASI STIKES PAPUA
Berdasarkan gambar 1. tentang struktur organisasi STIKES Papua di atas, maka dapat
dijelaskan unsur-unsur dalam struktur organisasi di STIKES Papua yaitu :
15
Ketua Yayasan : Drs. Hendrik Sagrim, M.Si
Ketua STIKES : Dr.Marthen Sagrim, SKM., M.Kes
Konsultan Staf Ahli : I. Made Kariasa, S.Kp., MM, M.Kep., Pg.Cert
Dr. Ridwan M. Thaha, M.Sc.
Sekretaris : Asrini Yudith Asyerem, S.KM., MPH
16
a) Fince Yarangga, S.Pd.,M.Sc
b) Al Mukarram H.A, S.Kep., Ns., M.Kes
c) Evi Hudriyah Hukom., S.Kep., Ns., M.Kes
d) Fenti Tupanwael, S.Si
e) Junaiddin, S.Kep., Ns, M.Kes
17
Demi terwujudnya Tata Pamong yang transparansi, maka diberlakukan
transparansi manajemen di STIKES Papua, yang mana salah satunya yaitu melalui
kegiatan penyusunan RKTA yang disusun oleh masing-masing Program Studi.
Rencana kerja tahunan yang dibuat oleh program studi dengan tetap berkoordinasi
dengan institusi serta dibuka peluang atas masukan dan saran dari para dosen.
STIKES Papua juga memiliki tata pamong yang akuntabel, yaitu pertanggungjawaban
kegiatan yang dilaksanakan yaitu pertanggungjawaban kinerja ketua yang disampaikan
dalam pelaksanaan Wisuda. Kegiatan aspek akuntabel lainnya adalah melaksanakan
audit internal akademik maupun non akademik serta pelaksananaan audit eksternal
oleh BAN-PT melalui assesmen lapangan dan assesmen kecukupan pada saat
akreditasi.
Sistem tata pamong yang bertanggung jawab diwujudkan dengan pelaksanaan
tugas oleh setiap dosen STIKES Papua dalam bentuk perkuliahan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Rasa tanggungjawab juga ditunjukkan dengan
melaksanakan tugas sebagai dosen pengampuh mata kuliah, pembimbing akademik,
dan pembimbing skripsi.
Prinsip keadilan yang diterapkan oleh STIKES Papua juga tercermin melalui
program penerimaan mahasiswa baru, yaitu dengan membuka peluang yang sama
bagi mahasiswa untuk menerima beasiswa, baik BIDIK MISI, peningkatan prestasi
akademik (PPA) bagi mahasiswa yang kurang dalam hal finansial atau ekonomi
namun memiliki kemampuan akademik diatas rata-rata. Prinsip keadilan juga
diterapkan melalui program Tri Dharma, diantaranya yaitu :
a. Pemberian tugas sebagai dosen pengampu mata kuliah atau beban mengajar
yang seimbang untuk masing-masing dosen tiap semester.
b. Pembagian tugas yang seimbang sebagai Penasehat akademik,
pembimbingan Praktek Belajar Lapangan (PBL) dan Praktek Klinik, serta
pembimbingan skripsi yang juga disesuaikan dengan bidang keilmuanannya.
c. Memberikan peluang yang sama kepada setiap dosen untuk melakukan
Penelitian dan PkM yang didukung dengan dana yang berasal dari institusi.
d. Memberikan kesempatan kepada semua dosen untuk ada dalam berbagai
macam kepanitiaan.
e. Memberikan kesempatan kepada tiap dosen untuk memberikan penilaian
kepada mahasiswa sesuai dengan standar penilaian yang telah ditentukan.
Untuk mewujudkan visi misi dan tujuannya, maka kepemimpinan pada STIKES
Papua diterapkan melalui tiga pola kepemimpinan yaitu kepemimpinan operasional,
organisasional dan publik. Kepemimpinan yang pertama yaitu operasional, ditunjukan
dengan kemampuan menjabarkan visi dan misi kedalam kegiatan operasional institusi.
Kepemimpinan yang kedua yaitu organisasional, dimana berkaitan dengan tata kerja
antar unit dalam organisasi institusi dan juga dalam sistem pendidikan tinggi nasional.
Kepemimpina yang ketiga yaitu kepemimpinan publik, yang mana dikaitkan dengan
kemampuan pemimpin dalam menjalin kerjasama serta menjadi rujukan bagi publik.
Sistem pengelolaan STIKES Papua juga dijelaskan dalam beberapa hal yaitu planning,
organizing, staffing, leading dan controlling.
1) Planning, merupakan proses dasar manajemen dalam menentukan tujuan
serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Agar
dpat mencapai visi misi yang telah ditetapkan oleh STIKES Papua, maka
disusunlah Rencana Strategis (Renstra) oleh Ketua beserta Timnya untuk
pengembangan institusi. Renstra inilah yang menjadi dasar disusunnya
18
rencana kegiatan dan anggaran institusi, dan unit kerja pelaksanaannya.
2) Organizing, merupakan sistem pengelolaan agar terorganisasi dan tertata
sesuai dengan tugas pokok masing-masing. Untuk melakukan program kerja,
ketua dibantu oleh para wakil ketua, bekerja sama mengorganisir kaprodi,
kepala biro, ketua lembaga, dosen, dan tenaga kependidikan agar visi, misi,
tujuan, serta sasaran yang telah dibuat dapat tercapai sehingga tidak terjadi
tumpang tindihkewenangan.
3) Staffing, merupakan bagian dari fungsi manajemen yaitu menyusun
personalia organisasi yang bermula dari rekrutmen tenaga kerja, melakukan
pengembangan serta berupaya menjadikan setiap tenaga kerja yang berdaya
guna maksimal bagi institusi. Melalui rapat pimpinan, maka dipilihlah personil
untuk setiap unit kerja. Kualifikasi dosen dan tenaga kependidikan STIKES
Papua juga diatur dalam dokumen Statuta Nomor : 090/YPMP/VI/2013
tentang dosen dan tenaga kependidikan BAB IX. Sementara itu, tata cara
perekrutan Dosen/Pegawai telah diatur melalui Nomor:
008/STIKES/I/SK/2014. tentang Rekruitmen Dosen dan Pegawai
4) Leading, merupakan sistem pengelolaan yang berupa kemampuan pimpinan
dalam mengarahkan seluruh sivitas akademik untuk bersama-sama mencapai
visi, misi, tujuan, dan sasaran institusi yang telah ditetapkan. Pola
kepemimpinan di STIKES Papua yaitu menerapkan gaya kepemimpinan
demokratis dengan memberikan ruang gerak yang luas bagi setiap civitas
akademika di lingkungan institusi dalam berkontribusi meningkatkan
kemajuan akademik serta menciptakan suasana keterbukaan.
5) Fungsi pengawasan ini dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi
serta rapat pimpinan. Hasil rapat memutuskan diantaranya adalah program
kerja yang telah berjalan dengan baik serat program apa yang belum dapat
dijalankan sehingga keberlangsungannya menjadi pertimbangan Selain itu
juga dilakukan evaluasi kinerja staf, apakah setiap unit kerja staf telah
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, atau mengalami kendala
atau hambatan, sehingga dapat dilakukan penelurusan untuk menentukan
solusinya guna meningkatkan kinerja unit kerja.
19
STIKES Papua melakukan seleksi dengan ketat pada saat penerimaan
mahasiswa baru. Secara Sosio-ekonomi, mahasiswa STIKES Papua berasal dari
latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, mulai dari yang ekonomi lemah,
menengah dan atas. Pekerjaan orang tua atau wali calon mahasiswa terdiri atas
PNS, TNI, Polri, Pegawai BUMN, wiraswasta, wirausaha, petani dan juga nelayan
serta yang lainnya. Mahasiswa STIKES Papua juag berasal dari latar belakang
yang berbeda juga yaitu SMA/SMK yang sederajat dan juga Diploma III, dengan
status mahasiswa reguler dan sebagai mahasiswa tugas/ijin belajar (alih jenjang).
Mahasiswa STIKES Papua selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan baik
akademik antara lain: mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
menciptakan atmosfir akademik yang kondusif, memahami perkembangan IPTEK
dan mencari informasi langsung, menggunakan pengetahuan dalam penyelesaikan
masalah, mampu menggunakan pengetahuan dalm berkomunikasi kepada pihak
lain, mampu mengembangkan pembelajaran mandiri dan juga belajar dalam
kelompok, melibatkan diri dalam penelitian dosen, berpeanserta dalam menjaga
keamanan, sesuai dengan aturan yang ada, berpartisipasi aktif dalam organisasi
mahasiswa dan juga kegiatan ekstrakurikuler. Keterlibatan aktif mahasiswa dalam
beragam kegiatan yang bersifat akademi dan non akademik guna menunjang
penyelenggaraan Tridharma baik yang terstruktur maupun tidak.
Kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa STIKES Papua diorganisir oleh unit
kegiatan kemahasiswaan (UKM). Beberapa kegiatan UKM yang dilaksanakan di
STIKES Papua diantaranya UKM BEM, Senat Fakultas, MAPALA, Tim Futsal, Tim
Sepak Bola, English Club, Kewirausaha. Keberlanjutan penerimaan calon
mahasiswa ditinjau dari minat calon mahasiswa untuk menemouh studi di STIKES
Papua, dan kebutuhan akan lulusan. Kebutuhan akan lulusan tenaga kesehatan
STIKES Papua hingga saat ini masih tetap menjadi kebutuhan pasar kerja masih
sangat luas, ditunjukkan dengan masa tunggu lulusan dari saat sebelum lulus dan
setelah wisuda hingga diterima bekerja, rata-rata 6 bulan.
Layanan Kemahasiswaan yang disediakan oleh perguruan tinggi di STIKES
Papua melalui bidang kemahasiswaan yaitu penalaran, minat, dan bakat,
bimbingan karir, kewirausahaan, dan kesejahteraan (bimbingan dan konseling,
layanan beasiswa dan layanan kesehatan). Kompetensi lulusan STIKES Papua
memiliki capaian pembelajaran yang sudah sesuai dengan harapan. Berdasar hasil
pengumpulan umpan balik dari alumni melalui tracer study, didapati niformasi
bahwa pada umumnya para alumni merasa puas terhadap proses belajar menagajr,
kurikulum, pelayanan prodi umum, serta suasana akademik selama menempuh
studi di STIKES Papua. Meskipun demikian, tentu akan ada kritik dan saran yang
diberikan oleh alumni demi membangun dan memperbaiki sistem yang ada. Hasil
evaluasi tentang ketercapaian standar kemahasiswaan serta tindak lanjut di
STIKES Papua disimpulkan dengan menggunakan Analisis SWOT, agar dapat
mengetahui kekuatan yang dimiliki, kelemahan yang menjadi akar masalah serta,
pemanfaatan peluang dan meminimalisir ancaman.
20
menjadi profesional dalam bidang masing- masing.
Dosen Tetap di STIKES Papua yang terdata sampai Tahun 2021 adalah
sebanyak 42 orang, yang tersebar dalam 5 Program Studi. Jumlah Dosen Tetap yang
berkualifikasi Pendidikan Doktor sebanyak 2 orang dan Magister sebanyak 40 orang.
Seperti diketahui selama ini standar homebase dosen berada dimasing-masing prodi.
Sebagian besar Prodi memiliki jumlah Dosen minimum adalah 6 orang yang sesuai
dengan bidang ilmunya. Dengan demikan maka, STIKES Papua telah memenuhi
kecukupan Dosen. STIKES Papua juga memberikan dukungan penuh kepada setiap
dosen dan tenaga kepemimpinan untuk mengikuti untuk mengikuti program
pengembangan SDM yang dilakukan baik didalam maupun diluar STIKES Papua.
Kualifikasi pendidikan tenaga kependidikan yang ada yaitu SMA/SMK
berjumlah 8 orang, D3 berjumlah 1 orang, dan S1 berjumlah 8 orang. Upaya yang telah
dilakukan upaya yang telah dilakukan oleh STIKES Papua untuk meningkatkan
kualifikasi serta kompetensi dari tenaga kependidikan adalah dengan memberikan
kesempatan untuk menempuh pendidikan lanjutan ke jenjang S1, serta mengikuti
pelatihan mengenai pengolahan data berbasis komputerisasi yang dilaksanakan oleh
LLDIKTI Wilayah XIV Papua dan Papua Barat serta lembaga lainnya. Dalam
melaksanakan tugas, dosen dan tenaga kependidikan perlu dimonitoring dan dilakukan
evaluasi, untuk mencapai hasil kerja yang direncanakan.
21
operasional diantaranya yaitu dana untuk proses pembelajaran, penelitian, PkM,
investasi pada sarana dan prasarana serta investasi SDM.
Selain itu, setiap adanya kebijakan terkait dengan pengelolaan maupun
perubahan dalam unsur keuangan ditetapkan berdasarkan keputusan Yayasan
maupun Ketua. Sumber daya keuangan STIKES Papua cukup optimal untuk
membiayai seluruh kebutuhan operasional. Pertanggungjawaban pengelolaan
pendanaan dan pendapatan STIKES Papua kepada YPMP disampaikan dalam bentuk
Laporan Keuangan secara berkala. Untuk sarana dan prasarana dibagi atas beberapa
bagian yaitu ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, ruang dosen, ruang pimpinan,
ruang tata usaha, ruang aula, tempat ibadah, prasarana olahraga, parasarana kegiatan
kemahasiswaan, kantin, ruang toilet dan fasilitas lainnya. Berdasarkan penggunaan,
ruang kuliah digunakan untuk kegiatan perkuliahan, sedangkan sarana yang tersedia
untuk mendukung proses pembelajaran adalah komputer, LCD, whiteboard. Sumber
belajar lainnya adalah peralatan dan perlengkapan laboratorium, Jaringan internet dan
lain-lain. Rata-rata kegiatan perkuliahan dimulai dari Pukul 08.00-17.00 WIT,
sedangkan aktivitas perkantoran dimulai dari pukul 08.00 – 12.00 WIT dan dilanjut dari
pukul 13.00 – 16.30 WIT selama enam hari kerja.
Penjaminan mutu di STIKES Papua dijalankan pada seluruh unit kerja yang
mencakup bidang akademik dengan tahapan penetapan, pelaksanaan, evaluasi,
pengendalian dan peningkatan.
8. Kinerja Institusi
Kinerja Dalam bidang peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga Akademi, telah
dilakukan rekrutmen dosen yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia
baik negeri maupun swasta. Peningkatan kualitas dosen juga terlihat dari studi lanjut
dosen ke jenjang S2 dan S3 pada beberapa universitas dalam negeri. Terdapat pula
beberapa dosen yang saat ini telah menyelesaikan program studi lanjut S2 dan S3
pada tahun 2020.
Kinerja STIKES Papua dapat dilihat dari berbagai presetasi akademik dan non
akademik yang telah diraih, peningkatan kualitas tenaga akademik dan non
akademik. STIKES Papua memiliki 3 (tiga) program studi Strata 1 (S1), 1 program
studi Diploma III serta 1 program studi profesi Ners. STIKES papua juga telah memiliki
capaian prestasi mahasiswa pada bidang pendidikan, seni dan olah raga. STIKES
papua juga tetap melakukan peningkatan status program studi sebagai upaya
peningkatan kualitas pendidikan. Pada 3 program studi yang ada di STIKES Papua
telah meningkat nilai akreditasinya dari C menjadi B yaitu Kesehatan Masyarakat,
22
Ilmu Keperawatan dan Ners.
Dalam bidang peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga Akademi, telah
dilakukan rekrutmen dosen yang berasal dari lulusan berbagai perguruan tinggi di
Indonesia. Peningkatan kualitas dosen yaitu dengan studi lanjut S2 pada beberapa
universitas negeri di Indonesia. STIKES Papua juga memiliki tenaga administrasi
sebanyak 24 orang yang berkualifikasi pendidikan SMA/SMK berjumlah 12 orang,
profesi 2 orang dan S1 berjumlah 10 orang. Selama ini banyak hambatan yang
dihadapi STIKES Papua, namun dengan semangat kerja, keuletan dan kesabaran
pengelola yang didukung oleh Ketua STIKES Papua dengan tidak kenal lelah serta
bersama seluruh civitas akademika tetap berjuang untuk memajukan STIKES Papua
menjadi institusi yang unggul di bidang kesehatan.
C. KRITERIA
Laporan evaluasi diri harus memuat 9 (sembilan) kriteria akreditasi yang meliputi kriteria:
1) Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi, 2) Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama, 3)
Mahasiswa, 4) Sumber Daya Manusia, 5) Keuangan, Sarana, dan Prasarana, 6)
Pendidikan, 7) Penelitian, 8) Pengabdian kepada Masyarakat, dan 9) Luaran dan
Capaian Tridharma.
23
dan Misi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran negara RI Tahun 2003 Nomor 78, tambahan lembaran negara RI
Nomor 4301);
b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
d. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
e. Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua sebagai dasar pijak berdirinya
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua Pasal 2 Visi Misi dalam Statuta Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Papua Tahun 2013;
Visi
Menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul, handal, dan bermoral dalam
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk Promotif, Preventif,
Kuratif, dan Rehabilitatif berbasis Budaya Papua dan berjejaring Nasional Tahun
2019.
Misi
1) Melaksanakan pendidikan handal dengan metode pembelajaran modern
berbasis masalah lokal dan nasional.
2) Melaksanakan penelitian berfokus penyakit menular dan tidak menular untuk
pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan khusus di Papua dan
Indonesia.
3) Memanfaatkan Iptek dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan di Papua secara praktis.
Tujuan
1) Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, bertanggungjawab dan memiliki
kompetensi dikesehatan ilmu kesehatan serta mampu bekerja secara
professional.
2) Menghasilkan penelitian yang dipublikasi pada jurnal nasional terakreditasi.
3) Melaksanakan pengabdian masyarakat berdasarkan hasil penelitian untuk
mengatasi masalah kesehatan di tingkat lokal.
2. Kebijakan
Dokumen kebijakan yang terkait dengan penyusunan, evaluasi, sosialisasi, dan
implementasi VMTS adalah:
a. Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua berdasarkan Surat Keputusan
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Papua Nomor: 090/YPMP/VI/2013 pada
tanggal 12 Juni 2013 Bab III Pasal 2 tentang Visi, Pasal 3 tentang Misi, Pasal
4 tentang Tujuan dan sasaran.
24
b. Rencana Induk Pengembangan (RIP) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
2014 – 2024.
c. Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua 2014 - 2019
berdasarkan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
Nomor: 059/STIKES/SK/XII/2014.
d. Rencana Operasional Tahun 2019 berdasarkan Surat Keputusan Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua Nomor: 029/STIKES/SK/VIII/2018.
Proses penetapan dan penyusunan VMTS Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Papua dilakukan dalam proses yang panjang, dengan menghadirkan tim pakar,
pimpinan, stake holder dan sebagainya melalui beberapa kali rapat dan diskusi.
Adapun mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Papua adalah sebagai berikut:
• Pembentukan tim penyusun VTMS
• Telaah dan review terhadap VTMS oleh tim penyusun
• Diskusi yang melibatkan pihak internal dan eksternal
• Persetujuan VTMS kepada Yayasan dan Senat Akademi
• Penerbitan SK VTMS
• Sosialisasi VTMS kepada pihak internal dan eksternal
Proses penyusunan ini juga didasarkan pada Statuta Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua Bab III Pasal 2 tentang Visi, Misi, Tujuan dan sasaran dan
Rencana Induk Pengembangan (RIP) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
2014 - 2024. Adapun TS masuk dalam tahap I yaitu 2014-2019. Kemudian
hasilnya ditetapkan dalam suatu Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua No. 47/STIKES/SK/VII/2014.
Sosialisasi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
yang telah disetujui dilakukan secara bertahap dan menggunakan beberapa
media, diantaranya:
1) Bagi Dosen, tenaga kependidikan dan pengelola
a) Dibagikan brosur
b) Pada pertemuan awal dan akhir setiap semester
c) Rapat koordinasi rutin pimpinan, seluruh dosen dan tenaga kependidikan
d) Pencantuman di website dan akun media sosial Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua
e) Peletakan banner dan spanduk yang dipasang di sudut ruangan, kelas
dan laboratorium
2) Bagi Mahasiswa
a) Pada setiap orientasi mahasiswa dan kuliah perdana setiap awal
semester
b) Pada setiap kontrak perkuliahan
c) Pencantuman di website dan akun media sosial Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua
d) Pencantuman pada x banner dan spanduk yang dipasang di sudut
ruangan, kelas dan laboratorium
3) Bagi Alumni
25
a) Pada kegiatan wisuda
b) Pertemuan alumni
c) Pencantuman di website dan akun media sosial Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua
4) Bagi Stake holder
a) Pencantuman di website dan akun media sosial Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua
b) Disampaikan pada pertemuan insidentil dengan stake holder pada saat
rapat awal dan sebelum melakukan magang, PKL mahasiswa
Bentuk sosialisasi dengan menggunakan beragam cara tersebut dilakukan untuk
menjamin efektifitas dan efisiensi berbagai kegiatan yang merupakan
implementasi dari penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan tersebut secara periodik
dan sistematis dilakukan evaluasi untuk meninjau pemahaman setiap sivitas
akademika dan stakeholder. Evaluasi ini dilakukan melalui kuesioner
pemahaman Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang diberikan pada akhir semester.
Hal ini dilakukan demikian karena setiap awal semester mahasiswa
mendapatkan sosialisasi rutin terkait Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Papua pada masa kuliah perdana awal semester.
Untuk dapat mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Papua diperlukan strategi yang jelas dan bertahap. Dalam Rencana
Induk Pengembangan Tahun 2014 – 2024 terdapat 2 tahap yaitu:
a. Tahap I : Meningkatkan mutu manajemen dan organisasi (2014-2019)
b. Tahap II : Kemandirian layanan tri dharma perguruan tinggi (2019-2024)
Dari Rencana Induk pengembangan, strategi pencapaian VMTS diuraikan dalam
dokumen rencana strategi 2014 – 2019 berada pada tahap I “meningkatkan mutu
manajemen dan organisasi” yang meliputi tujuan, sasaran, strategi dan indikator.
26
No Misi Tujuan Sasaran Strategi
komputerisasi
Tersedianya Memiliki Judul literatur
Literatur Sesuai kebutuhan program
studi
Memiliki literatur sesuai
rasio
mahasiswa
IPK lulusan Memaksimalkan proses
3,00 pembelajaran
Penerapan metode
pembelajaran yang memacu
minat dan kemampuan
mahasiswa
Memaksimalkan peranan
pembimbingan akademik
Memfasilitasi mahasiswa
terlibat dalam kegiatan
kemahasiswaan/ softskill
Lulus uji Memfasilitasi dosen dalam
kompetensi 80 pelatihan pembuatan soal
% firstaker Mewajibkan dosen membuat
soal dalam bentuk vignete
Membentuk tim persiapan uji
kompetensi
Dosen yang Peningkatan jumlah dosen
profesional yang memiliki jabatan
fungsional
27
No Misi Tujuan Sasaran Strategi
28
4. Indikator Kinerja Utama
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Base Target Waktu
line 2015 2016 2017 2018 2019
2014
1 Melaksanakan Menghasilkan Kurikulum Melaksanakan peninjauan Terlaksanan 0 - √ - - √
pendidikan lulusan yang pendidikan kurikulum minimal sekali dua ya
handal dengan berakhlak sesuai dengan tahun peninjauan
metode mulia, SNDIKTI kuriulum
pembelajaran bertanggungja sekali
modern wab dan dua tahun
berbasis memiliki Revisi 0 - - - - √
masalah lokal kompetensi kurikulum
dan nasional. dikesehatan sesuai
ilmu Melaksanakan revisi kebutuhan
kesehatan kurikulum sekali lima tahun stakeholder
serta mampu sesuai kebutuhan dan
bekerja secara stakeholder dan SN DIKTI SNDIKTI
professional. SPMI 0 20% 30% 50% 70% 100%
bekerja
secara
Penerapan SPMI secara efektif dan
efektif dan efisien efisien
Teknologi Melaksanakan System E- Proses
dalam proses learning dalam proses pembelajara
pembelajaran pembelajaran n
Menggunak
an system
E-Learning 0 20% 40% 60% 80% 100%
Menyediakan Perpustakaan Tersedianya
dengan program Perpustaka
komputerisasi an
dengan
program
komputerisa
si 0 10% 30% 50% 70% 100%
29
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Base Target Waktu
line 2015 2016 2017 2018 2019
2014
Tersedianya Memiliki Judul literatur Kecukupan
Literatur Sesuai kebutuhan program judul
studi literatur
sesuai
kebutuhan
program
studi 0 60% 80% 100% 100% 100%
Memiliki literatur sesuai Jumlah 0
rasio literature
mahasiswa sesuai
dengan
rasio
mahasiswa 60% 80% 100% 100% 100%
IPK lulusan Memaksimalkan proses Pengawasa
3,00 pembelajaran n
proses
pembelajara
n
secara
maksimal 0 60% 80% 100% 100% 100%
Penerapan metode Terlaksanan
pembelajaran yang memacu ya metode
minat dan kemampuan pembelajara
mahasiswa n yang
berpusat
pada
mahasiswa 0 60% 100% 100% 100% 100%
Memaksimalkan peranan Bimbingan
pembimbingan akademik akademik
dilaksanaka
n minimal
2x setiap 0 100% 100% 100% 100% 100%
30
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Base Target Waktu
line 2015 2016 2017 2018 2019
2014
semester
Memfasilitasi mahasiswa Aktifnya
terlibat dalam kegiatan kegiatan
kemahasiswaan/ softskill kemahasisw
aan antara
lain
kegiatan
kerohanian,
pramuka,
latihan
dasar
kepemimpin
an 0 20% 40% 60% 80% 100%
Lulus uji Memfasilitasi dosen dalam Terlaksanya
kompetensi 80 pelatihan pembuatan soal pembuatan
% firstaker soal
vignete bagi
seluruh
dosen 0 50% 80% 100% 100% 100%
Mewajibkan dosen membuat Semua soal
soal dalam bentuk vignete dalam
bentuk
vignete 0 40% 60% 80% 100% 100%
Membentuk tim persiapan uji Memiliki tim
kompetensi persiapan
uji
kompetensi 0 40% 60% 80% 100% 100%
Dosen yang Peningkatan jumlah dosen Dosen
profesional yang memiliki jabatan memiliki
fungsional jabatan
fungsional 0 40% 60% 80% 100% 100%
Peningkatan jumlah dosen Memfasilitas 0 0 0 20% 40% 60%
31
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Base Target Waktu
line 2015 2016 2017 2018 2019
2014
yang memiliki sertifikat i dosen
dosen dalam
sertifikasi
dosen
Sarana dan Penyediaan ruang kelas Ruangan
prasana yang (beserta isinya) yang kelas
memadai memadai memadai,
baik dari
segi jumlah
ataupun
kondisi 0 80% 100% 100% 100% 100%
Penyediaan laboratorium Tersedianya
klinik dan komputer sesuai laboratorium
kebutuhan klinik dan
komputer
yang cukup 0 50% 80% 100% 100% 100%
Menjalin kerjasama dengan Terdapat
pihak lahan praktek kerjasama
mahasiswa baik lokal terkait lahan
maupun regional praktek
mahasiswa 0 80% 100% 100% 100% 100%
Penyediaan kerjasama Adanya
dengan pemerintah maupun kerjasama
swasta terkait sumber dengan
pembelajaran pihak-pihak
terkait
sumber
pembelajara
n 0 40% 60% 80% 100% 100%
Penyediaan kerjasama Adanya
dengan pemerintah maupun kerjasama
swasta terkait sumber terkait 0 40% 60% 80% 100% 100%
32
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Base Target Waktu
line 2015 2016 2017 2018 2019
2014
pemanfaatan lulusan pemanfaata
n lulusan
2 Melaksanakan Menghasilkan Menghasilkan Pelatihan penulisan proposal Semua
penelitian penelitian Penelitian pada dan hasil penelitian dosen
berfokus yang Penyakit mengikuti
penyakit dipublikasi menular dan pelatihan
menular dan pada jurnal tidak menular penulisan
tidak menular nasional di Tanah proposal
untuk terakreditasi Papua dan
pencegahan hasil
dan penelitian 0 20% 40% 60% 80% 100%
penanggulanga Memfasilitasi Dosen Dosen
n masalah melaksanakan Penelitian melaksana
kesehatan tentang kan
khusus di Penyakit menular dan tidak penelitian
Papua dan menular dengan
Indonesia. dana
penelitian
dari
Yayasan
dan
Hibah
pemerintah 0 30% 40% 50% 70% 100%
Melibatkan mahasiswa Mahasiswa
dalam terlibat
penelitian dosen dalam
penelitian
dosen 0 30% 40% 50% 70% 100%
Publikasi Memfasilitasi dosen dalam Hasil
penelitian di publikasi hasil penelitian penelitian
jurnal dalam Dosen
terakreditasi jurnal terakreditasi terpublikasi 0 30% 40% 50% 70% 100%
33
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Base Target Waktu
line 2015 2016 2017 2018 2019
2014
di
Jurnal
terakreditas
i
34
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Indikator Base Target Waktu
line 2015 2016 2017 2018 2019
2014
Kepada masyarakat kepada
masyarakat
dosen yang
sesuai
dengan
penelitian
semakin
meningkat
35
5. Indikator Kinerja Tambahan
Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja lain yang ditetapkan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Papua dalam rencana pengembangan jangka panjang
terdapat pada Rencana Induk Pengembangan Tahun 2014 – 2024 terdapat 2
tahap yaitu tahap I meningkatkan mutu manajemen dan organisasi (2014-2019)
dan tahap II kemandirian layanan tri dharma perguruan tinggi (2019-2024).
Adapun rencana pengembangan yang menjadi indikator kinerja tambahan yaitu :
a. STIKES Papua Sorong mendirikan pusat kajian kesehatan yang bertujuan
menjadi penyedia layanan data kesehatan di Papua pada tahun 2017.
b. Peningkatan kualifikasi dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan STIKES
Papua Sorong kejenjang yang lebih tinggi (S2 dan S3).
c. Pengusulan program studi baru yaitu Kesehatan Keselamatan Kerja pada
tahun 2019.
36
Evaluasi Capaian Kinerja
No Standar pencapaian Capaian Kinerja Evaluasi Capaian
kinerja Perguruan Berhasil Tidak Kinerja Perguruan
tinggi (%) Berhasil Tinggi
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melaksanakan pendidikan Akar Masalah:
yang handal dengan a. Sumber dana untuk
metode pembelajaran pengadaan sarana dan
modern berbasis masalah
prasarana institusi dari
lokal dan nasional :
a. Kurikulum pendidikan mahasiswa
sesuai SNDIKTI 100 0 b. Keterbatasan fasilitas
mahasiswa dalam
b. Teknologi dalam komunikasi teknologi (Hp).
proses pembelajaran 40 60
c. Belum adanya kerjasama
c. Tersedia Literatur dengan pemerintah swasta
60 40 dan pemerintah berkaitan
d. IPK Lulusan 3,00 dengan pemanfaatan
60 40 lulusan. Kerjasama yang
e. Fistaker yang lulus Uji dilakukan hanya berkaitan
Kompetensi 80% 60 40
dengan tridarma
f. Sarana dan Prasarana perguruan tinggi.
yang memadai 70 30
37
Evaluasi Capaian Kinerja
No Standar pencapaian Capaian Kinerja Evaluasi Capaian
kinerja Perguruan Berhasil Tidak Kinerja Perguruan
tinggi (%) Berhasil Tinggi
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
memberikan kesempatan
Melaksanakan penelitian kepada tiap PA untuk
berfokus penyakit menular melakukan monitoring
dan tidak menular untuk
dan evaluasi terhadap
pencegahan dan
penanggulangan masalah prestasi akademik
kesehatan secara khusus di mahasiswanya baik
Papua dan Indonesia. ketercapaian maupun
a. Menghasilkan hambatan yang dihadapi
penelitian penyakit mahasiswa.
tidak menular dan
c. Tenaga Dosen
menular di Tanah
Papua berpendidikan S2 yang
b. Publikasi penelitian di lulus sesuai dengan
Jurnal terakreditasi bidang keilmuwan dan
pengintegrasian mengikuti pelatihan
penelitian dan pembuatan soal serta
pengabdian tersertifikasi. Ini
masyarakat.
memberikan kesempatan
untuk mempersiapkan
lulusan dalam mengikuti
ujian kompetensi.
2. Akar Masalah :
a. Penelitian dosen belum
sepenuhnya mengarah
pada visi dan misi
STIKES Papua. Hal ini
disebabkan penelitian
dosen masih mengarah
kepada bidang keilmuan
60 40
masing-masing.
b. Persyaratan Jurnal
terakreditasi yang belum
terpenuhi oleh dosen
40 60 peneliti berkaitan
dengan etik clearence
dalam publikasi
penelitian.
Faktor Pendukung :
Memanfaatkan IpTek dalam a. Penyampaian Visi dan
melaksanakan pengabdian Misi dilakukan setiap
kepada masyarakat untuk awal semester pada saat
mengatasi masalah
38
Evaluasi Capaian Kinerja
No Standar pencapaian Capaian Kinerja Evaluasi Capaian
kinerja Perguruan Berhasil Tidak Kinerja Perguruan
tinggi (%) Berhasil Tinggi
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
kesehatan di Tanah Papua penerimaan mahasiswa
secara praktis. baru dan kepada sivitas
a. Kegiatan pengabdian akademika, informasi
kepada masyarakat
yang diberikan dapat
terintegrasi dengan
hasil penelitian. memberikan kesempatan
bagi warga kampus baik
mahasiswa dan dosen
untuk melaksanakan
penelitian yang
mengarah pada penyakit
menular dan tidak
menular pada lokal
papua.
b. UPPM memfasilitasi
dosen untuk
melaksanakan penelitian
dengan dana penelitian
dari Yayasan maupun
Hibah Penelitian dari
pemerintah. Serta
memfasilitasi dosen
untuk melakukan
publikasi jurnal
terkareditasi.
Akar Masalah :
a. Pengabdian Masyarakat
yang dilaksanakan dosen
terjadwal tetapi
pengabdian yang
dilaksanakan bukan
merupakan tindak lanjut
dari hasil penelitian.
Pengabdian
dilaksanakan
berdasarkan situasi
masalah kesehatan yang
sedang terjadi.
Faktor Pendukung :
a. UPPM Memfasilitasi
39
Evaluasi Capaian Kinerja
No Standar pencapaian Capaian Kinerja Evaluasi Capaian
kinerja Perguruan Berhasil Tidak Kinerja Perguruan
tinggi (%) Berhasil Tinggi
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
dosen dalam melakukan
pengabdian masyarakat
melalui pendanaan dari
50 50
yayasan yang
3.
disampaikan kepada
dosen di tiap program
studi. Ini menjadi
0 100 kesempatan UPPM untuk
menyampaikan
pelaksanaan pengabdian
masyarakat merupakan
hasil tindak lanjut dari
penelitian.
b. UPPM dapat
memfasilitasi dosen
untuk mendapatkan
sosialisasi berkaitan
dengan publikasi jurnal
pengabdian masyarakat.
40
lanjut/perbaikan adalah sebagai berikut:
a. Sumber dana untuk pengadaan sarana dan prasarana institusi dari
mahasiswa. Dikarenakan sebagian besar mahasiswa STIKES Papua rata-rata
memiliki perekonomian menengah kebawah. Sehingga pembayaran uang
kuliah dengan cara menyicil. Rencana tindak lanjut akan meningkatkan
keikutsertaan dalam mengajukan beasiswa/hibah (penelitian, pkm dll),
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki seperti kantin, koperasi,
laboratorium dan bis.
b. Keterbatasan fasilitas mahasiswa dalam komunikasi teknologi (Hp).
Dikarenakan sebagian besar mahasiswa STIKES Papua rata-rata memiliki
perekonomian menengah kebawah. Rencana tindak lanjut memfasilitasi
mahasiswa untuk memperoleh beasiswa serta melaksanakan rapatbeserta
pembimbing akademik untuk dapat terus memantau proses akademik
mahasiswa.
c. Belum adanya kerjasama dengan pemerintah swasta dan pemerintah
berkaitan dengan pemanfaatan lulusan. Kerjasama yang dilakukan hanya
berkaitan dengan tridarma perguruan tinggi. Rencana tindak lanjut
meningkatkan kerjasama berkaitan dengan tridharma (pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat) dan pemanfaatan lulusan.
d. Penelitian dosen belum sepenuhnya mengarah pada visi dan misi STIKES
Papua. Hal ini disebabkan penelitian dosen masih mengarah kepada bidang
keilmuan masing-masing. Rencana tindak lanjut sosialisasi dari UPPM terkait
visi misi dan rencana induk penelitian.
e. Persyaratan Jurnal terakreditasi yang belum terpenuhi oleh dosen peneliti
berkaitan dengan etik clearence dalam publikasi penelitian. Rencana tindak
lanjut sosialisasi dan pelatihan dari UPPM terkait penyusunan proposal
penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai aturan yang berlaku pada
jurnal terakreditasi. Kedepannya diharapkan STIKES Papua memiliki komisi
etik agar dapat menunjang penelitian dosen dan mahasiswa.
f. Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan dosen terjadwal tetapi
pengabdian yang dilaksanakan bukan merupakan tindak lanjut dari hasil
penelitian. Pengabdian dilaksanakan berdasarkan situasi masalah kesehatan
yang sedang terjadi. Rencana tindak lanjut sosialisasi dari UPPM terkait visi
misi dan rencana induk penelitian.
41
Dalam Mewujudkan Good University Governance (GUG) sesuai dengan
penetapan dan pencapaian Visi dan Misi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Papua, maka STIKES Papua berpedoman kepada Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Organisasi dan Tata Kerja,
serta Statuta STIKES Papua. Pencapaian Visi dan Misi diwujudkan dengan
penetapan dan pelaksanaan tata pamong dan tata kelola dengan transparansi,
akuntabilitas, responsif, independen, kredibilitas, tanggung jawab dan keadilan.
Tertuang pada Statuta STIKES Papua tentang Sistem Pengelolaan Perguruan
Tinggi.
Dalam melaksanakan penjaminan mutu, STIKES Papua berpedoman pada
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 62 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, yang didukung dengan
budaya organisasi Dicipline, Innovative, Communicative, Competent, Creative,
Colaborative.
Tujuan penetapan standar sebagai dasar dalam pencapaian tata pamong,
tata kelola dan kerjasama STIKES Papua yang disesuaikan dengan Rencana
Induk Pengembangan (RIP) STIKES Papua tahun 2014-2024 dengan arah
pengembangan menuju tata kelola institusi yang memiliki transparansi,
akuntabilitas, responsif, independen, kredibilitas, tanggung jawab dan keadilan.
Mekanisme Penetapan Standar Tata pamong, Tata Kelola dan Kerjasama
STIKES papua tertuang dalam Manual Penetapan Standar Tata Pamong, Tata
Kelola dan Kerjasama yang dilaksanakan berdasarkan 1) Dalam merancang dan
menetapkan standar Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama, maka Visi dan
Misi STIKES Papua dijadikan sebagai rujukan dan acuan, 2) Menyiapkan dan
mempelajari isi peraturan perundang-undangan yang relevan, 3) Melaksanakan
pertemuan dengan melibatkan pemangku kepentingan internal STIKES Papua, 4)
Melakukan analisis awal terhadap Standar Tata Pamong, Tata Kelola dan
Kerjasama yang telah dirancang, 5) setelah ditetapkan, dilanjutkan dengan
melakukan sosialisasi Standar Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama, 6)
Mengesahkan dan memberlakukan standar Tata Pamong, Tata Kelola dan
Kerjasama melalui penetapan berdasarkan ketentuan STIKES Papua.
Pentingnya Kerjasama STIKES Papua dengan mitra baik ditingkat lokal,
nasional dan internasional merupakan salah satu perwujudan dari ditetapkannya
tata pamong yang baik dalam mencapai visi dan misi STIKES Papua dalam
bidang kesehatan. Hubungan kerjasama dengan lingkungan eksternal dan
stakeholders yang berkelanjutan akan menciptakan hubungan timbal balik yang
bersifat saling membutuhkan, saling menguntungkan, setara dan saling
menghargai satu sama lain. Kerjasama yang dilakukan STIKES Papua
disesuaikan dengan kebutuhan untuk tercapainya Tridharma Pergurauan Tinggi
Ketua STIKES Papua dengan mengajukan Memorandum of Understanding
(MoU).
2. Kebijakan
Berisi deskripsi dokumen formal kebijakan pengembangan sistem tata
pamong yang ditetapkan oleh perguruan tinggi, legalitas organisasi dan tata kerja
institusi, sistem pengelolaan, sistem penjaminan mutu dan kerjasama.
Pengembangan sistem tata pamong dan legalitas organisasi dan tata kerja
STIKES Papua merujuk kepada: Statuta STIKES Papua dan Organisasi dan Tata
42
Kerja STIKES Papua. Semuanya merujuk pada Keputusan Ketua STIKES Papua
tentang SK Pelaksanaan Sistem Pengelolaan dan Organisasi STIKES Papua.
Kebijakan Pelaksanaan sistem penjamiman mutu di STIKES Papua
ditetapkan berdasarkan: 1) Keputusan Ketua STIKES tentang Unit Penjaminan
Mutu STIKES Papua, 2) Keputusan Ketua STIKES tentang Kebijakan Standar
Mutu STIKES Papua, 3) Keputusan Ketua STIKES tentang Standar Sistem
Penjaminan Mutu Internal (Standar Mutu) STIKES Papua. 4) Surat Keputusan
Ketua STIKES Papua Tentang Manual Standar, 5) Keputusan Ketua STIKES
tentang SOP Standar Mutu, 6) Surat Keputusan Ketua STIKES Papua tentang
Pelaksanaan kerjasama yang semuanya merujuk pada statuta STIKES Papua.
Dalam Kebijakan Kerjasama telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Ketua STIKES yang telah jabarkan dalam Peraturan Ketua STIKES Papua
Tentang Kerjasama STIKES Papua mengenai pola kerjasama STIKES Papua
baik secara akademik maupun non akademik dengan perguruan tinggi lain, dunia
usaha atau pihak lain baik level lokal, nasional dan internasional.
Kebijakan Penjaminan Mutu ditetapkan sesuai :
a. Undang–undang RI Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi
b. Undang–undang RI Nomor 24 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen
c. Undang–undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Tinggi
d. Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, tentang Standar Nasional
PendidikanTinggi
e. Permenristekdikti Nomor 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian,
Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian,
Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
f. Permenristekdikti No.32 Tahun 2016 tentang Akreditasi Prodi & PT.
g. Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen
i. PP RI No. 4 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
j. Perpres No 8 Tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI)
k. Statuta STIKES Papua
l. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua tentang Bentuk dan Struktur
Organisasi STIKES Papua.
m. Peraturan Yayasan Pemberdayaaan Masyarakat (YPMP)
n. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua tentang Tugas Pokok dan Fungsi
(Tupoksi); tentang Pengembangan Kepemimpinan; tentang
Penyelenggaraan Pengelolaan; tentang Penyelenggaraan Sistem
Penjaminan Mutu dan Tim SPMI
o. Rencana Strategis STIKES Papua Tahun 2014-2019
p. Pedoman Akademik STIKES Papua
q. Dokumen SPMI STIKES Papua.
43
standar terkait tata pamong (pemenuhan kelengkapan organ perguruan tinggi dan
tupoksinya), tata kelola (sistem pengelolaan dan sistem penjaminan mutu) dan
kerjasama. Pada bagian ini juga harus diuraikan sumber daya yang akan
dialokasikan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan serta mekanisme
kontrol pencapaiannya.
Dalam melaksanakan Visi dan Misi STIKES Papua, maka dibutuhkan
dukungan sumber daya manusia (SDM) baik tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan yang memadai. Secara umum, personil dan sumber daya manusia
yang dimiliki STIKES Papua ada dosen dan tenaga kependidikan yang memiliki
tugas dan fungsi berbeda. Sejumlah dosen diberikan tanggungjawab memiliki
jabatan struktural yang sesuai dengan tentang Statuta STIKES Papua, yang di
dalamnya memuat tentang organisasi dan tata kerja mencakup tugas tambahan
sebagai Ketua STIKES Papua, Wakil ketua I, II, III, Ketua Program Studi, dan
Ketua-ketua unit dan biro. Selain itu, tenaga kependidikan yang ada memiliki
tugas pokok dan fungsi dibidang administrasi mencakup administrasi akademik,
kemahasiswaan, keuangan dan kepegawaian.
Dokumen standar terkait pelaksanaan tata pamong, tata kelola dan
kerjasama sebagai dasar pencapaian kinerja masing-masing mengacu pada
dokumen RIP STIKES Papua dengan arah pengembangan menuju tata kelola
institusi yang transparansi, akuntabilitas, responsif, independen, kredibilitas,
tanggung jawab dan keadilan sesuai dengan struktur organisasi dan tupoksi
tertuang dalam dokumen mutu STIKES Papua dan diberlakukan sesuai dengan
Keputusan Ketua STIKES Papua.
a. Standar Struktur Organisasi dan Tupoksi, berisi pernyataan standar/target
mutu pencapaian struktur organisasi STIKES Papua yang dijabarkan
dalam pedoman SDM tentang ketersediaan struktur organisasi yang jelas
menunjukkan garis komando, kewenangan dan koordinasi dalam tata
kelola institusi beserta ketersediaan unit pendukung kegiatan Tri Dharma
PT dengan tupoksi yang representatif sesuai kebutuhan institusi.
b. Peraturan Ketua STIKES Papua tentang Rincian dan Tugas Pejabat
Struktural dan Fungsional di Lingkup STIKES Papua.
c. Standar Kepemimpinan, berisi pernyataan standar/target mutu pencapaian
pelaksanaan kepemimpinan di STIKES Papua tentang kemampuan
pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinan operasional, organisasional
dan publik.
d. Standar Tata Kelola, berisi pernyataan standar/target mutu pencapaian
tata kelola STIKES Papua tentang ketersediaan dokumen kebijakan dalam
tata kelola, ketersediaan dokumen RKAT beserta pelaporannya, kegiatan
monitoring dan evaluasi, sertifikasi kelembagaan.
e. Standar Sistem Penjaminan Mutu, berisi pernyataan standar/target mutu
pencapaian Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) STIKES Papua
tentang ketersediaan 24 Standar Nasional Pendidikan dan standar PT,
sosialisasi standar, monitoring dan evaluasi, Audit Mutu Internal (AMI),
survei kepuasan pengguna, aksesibilitas stakeholder internal dan eksternal
terhadap hasil audit, aksesibilitas stakeholder internal dan eksternal
terhadap pengembangan standar mutu.
f. Standar Kerjasama, berisi pernyataan standar/target mutu pencapaian
kerjasama dalam dan luar negeri STIKES Papua yang dijabarkan dalam
44
indikator utama (IKU) dan indikator kinerja tambahan (IKT) tentang jumlah
kerjasama (MoU) bidang Tri Dharma PT, jumlah kerjasama (MoU) bidang
Tri Dharma PT, funding nasional dan internasional untuk kegiatan studi,
magang, lembaga internasional pemberi rekognisi.
Strategi dalam pencapaian standar dilakukan dengan cara 1) melaksanakan
sosialisasi standar yang telah disusun, 2) Menyusun dan merencanakan kerja
tahunan dalam penyelenggaraan standar, 3) melengkapi kelengkapan dokumen
standar mutu dan SOP/operasional prosedur untuk seluruh standar, 4)
Melakukan evaluasi atas penetapan standar dan pelaksanaan standar yang telah
ditetapkan, 5) Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia dan prasarana
penunjang pencapaian standar, 6) Peningkatan budaya organisasi dalam
pencapaian standar serta mempersiapkan alokasi dana bagi penyelenggaraan
standar, 7) Melakukan survey kepuasan pelayanan yang diberikan untuk standar
jaminan mutu, 8) Memperluas jejaring kerjasama dalam dan luar negeri bidang tri
dharma dan pendukungnya, 9) Melaporkan hasil audit unit kerja dan hasil
pengembangan mutu pada Pimpinan STIKES Papua.
Dalam Pencapaian Standar Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama
menuntut adanya keterlibatan: 1) Ketua STIKES Papua sebagai pimpinan tertinggi
STIKES Papua dalam pengambil kebijakan, 2) Ketua Yayasan Pemberdayaan
Masyarakat Papua (YPMP) beserta pengurus sebagai pihak pemberi persetujuan
atas pelaksanaan seluruh pencapaian standar, 3) Pengelola STIKES yang terdiri
atas Waket 1, Waket 2, Waket 3, sebagai perpanjangan Ketua STIKES dalam
menterjemahkan pencapaian standar bagi satuan organisasi yang menjadi
tanggung jawabnya 4) Kaprodi selaku pelaksana akademik secara langsung
bertanggung jawab dalam pencapaian standar terkait pelaksanaan Tri Dharma
PT, 5) Pimpinan Unit Kerja selaku pelaksana dalam pencapaian standar secara
langsung di unit krjanya masing-masing.
Sebagai contoh Dalam Peningkatan Animo Mahasiswa STIKES Papua
dilakukan dengan 1) pendekatan dengan alumni dan orang tua mereka pada saat
wisuda. 2) Mmemasang iklan di media cetak lokal dan menyebarkan informasi
melalui web STIKES Papua, spanduk dan sosial media 3) Sosialisasi ke sekolah-
sekolah yang ada di Kota dan Kabupaten Sorong. 4) Menghadiri kuliah tamu
dengan pakar baik akademisi maupun praktisi 5) Melakukan kerja sama dengan
stakeholder Dalam upaya Peningkatan Mutu Lulusan dilakukan melalui 1) Melalui
proses pembelajaran yang berkualitas, serta penilaian proses perkuliahan
mahasiswa pada setiap mata kuliah melalui ujian dan penugasan dosen. 2)
Melaksanakan kuliah umum dengan menghadirkan praktisi maupun akademisi. 3)
Melaksanakan kegaitan ekstrakulikuler.
Mekanisme Kontrol Pencapaian Standar dilaksanakan melalui: 1) adanya
monitoring dan evaluasi bagi pelaksanaan standar pada setiap unit kerja oleh
ketua/pimpinan di atas unit kerja, 2) Melakukan Audit Kesesuaian, 3) Melakukan
Audit Kecukupan Dokumen, 4) Audit Kepatuhan Prosedur, 5) Rapat Tinjauan
Manajemen (RTM) atau Rapat Pengelolan STIKES Papua untuk membahas hasil
temuan-temuan pada kegiatan Audit Mutu Internal (AMI) berikut faktor penyebab
guna merumuskan rencana tindakan koreksi hasil temuan, 6) Peninjauan standar
yang telah berlaku guna merokemendasikan standar yang telah berlaku untuk
dikategorikan dalam perbaikan standar atau peningkatan standar, 7) Perencanaan
peningkatan standar.
45
4. Indikator Kinerja Utama
a. Tata Pamong dan Tata Kelola
Prinsip pengelolaan yang dianut oleh STIKES Papua berdasarkan
dokumen Statuta STIKES Papua No 90/STIKES/SK/IX/2013 yang
menyatakan bahwa penyelenggaraan Tridharma di Institusi STIKES Papua
dilaksanakan sesuai dengan ketetapan STIKES Papua, yaitu kredibilitas,
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab dan berkeadilan. Penerapan ini
difokuskan untuk mewujudkan visi, menjamin terlaksananya misi, pencapaian
tujuan dan strategi STIKES Papua, sehingga terlaksana sistem tata pamong
(good university governance) dan terciptanya budaya organisasi yang baik.
1) Kredibilitas
Kredibilitas STIKES Papua ditunjukkan melalui proses
perekrutan para pimpinan STIKES Papua yang diatur dalam
dokumen Statuta STIKES Papua No 90/STIKES/SK/IX/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja. Secara umum mekanisme pemilihan
wakil-wakil ketua dan kaprodi dimulai dengan pengusulan melalui
rapat pemilihan calon wakil-wakil ketua dan kaprodi yang melibatkan
jajaran dosen di semua prodi. Calon wakil-wakil bidang (ketua)
beserta kaprodi kemudian ditetapkan oleh senat Institusi dan
diusulkan ke Ketua STIKES Papua. Ketua STIKES Papua
menugaskan wakil-wakil ketua dan kaprodi terpilih melalui SK Ketua
STIKES.
46
2) Keterbukaan
Demi terlaksananya prinsip keterbukaan di institusi STIKES
Papua maka diberlakukan transparansi manajemen. Salah satunya
yaitu melalui kegiatan pembuatan program Kerja dan membuat
penganggaran Tahunan atau (RKTA). Pengalokasian anggaran
tersebut dilakukan oleh setiap Program Studi. Rencana program
tahunan yang dibuat oleh program studi harus tetap berkoordinasi
dengan Ketua STIKES Papua. Dalam kegiatan ini juga dibuka
peluang atas masukan dan saran dari para dosen dalam
penyempurnaan program-program yang ada.
Setiap awal semester Ketua Prodi menyampaikan laporan
aktivitas-aktivitas yang telah dicapai pada semester berjalan dan
menyampaikan rencana aktivitas semester berikutnya. Prodi juga
membuat rencana kegiatan akademiknya yang kemudian
disampaikan kepada Wakil ketua satu yang selanjutnya disampaikan
pada rapat Institusi. Hasil rapat kemudian disampaikan kepada
seluruh civitas dan para mahasiswa sedangkan laporan pencapaian
disampaikan kepada Ketua STIKES Papua. Hal tersebut tertuang
dalam Statuta No 90/STIKES/SK/IX/2013 tentang menyampaikan
dan mempertanggung jawabkan laporan program studi kepada
Ketua STIKES Papua secara berkala.
Keterbukaan lainnya yang dilakukan STIKES Papua yaitu
dengan memberikan berbagai informasi data-data yang ada pada
STIKES Papua (akademik, kemahasiswaan dan administrasi)
secara terperinci dan akurat bila dibutuhkan. Semua nilai mahasiswa
yang diperoleh dari awal semester, dimasukkan dalam sistem
penilaian yang telah tersedia SIAKAD STIKES
(siakadcloud.stikessorong.ac.id).
Bentuk transparansi lain yang dilakukan oleh STIKES Papua
adalah keterbukaan tentang informasi beasiswa kepada para dosen
untuk disampaikan kepada mahasiswa sehingga dapat
meningkatkan kualitas akademik yang dimiliki. Berbagai informasi
mengenai kegiatan yang dilakukan di institusi STIKES Papua juga
senantiasa dikoordinasikan dengan berbagai pihak secara terbuka
dan baik melalui whatsapp group, dan juga website STIKES Papua
(http://stikessorong.ac.id).
3) Akuntabilitas
Institusi STIKES Papua memiliki tata pamong yang akuntabel.
Akuntabilitas diwujudkan melalui semua kegiatan yang harus di
pertanggungjawabkan berupa laporan tahunan karena kegiatan telah
terlaksana di STIKES Papua yang akan disampaikan Ketua STIKES
Papua dalam kegiatan rapat institusi.
Selain itu, akuntabilitas juga tercermin lewat adanya
penyampaian laporan pertanggungjawaban seluruh aktivitas
akademik setiap semester (Ganjil dan Genap) pada pelaporan Data
EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri kepada
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV) yang
selanjutnya dikirim kepada PDPT (Pangkalan Data Perguruan
47
Tinggi) DIKTI. Setiap pimpinan secara berjenjang melaporkan
kepada Pimpinan Tertinggi secara rutin membuat pelaporan sebagai
bentuk pertanggungjawaban administratif. Selain itu, kegiatan
lainnya dari aspek ini yaitu penerapan ETIK dosen dan mahasiswa
serta pelaksanaan AMI setiap tahun baik audit akademik dan
nonakademik.
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab dari sistem tata pamong yang diwujudkan yaitu
pelaksanaan tugas oleh setiap dosen di lingkup STIKES Papua
dalam bentuk perkuliahan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Rasa tanggungjawab juga ditunjukkan dengan
melaksanakan tugas sebagai dosen pembimbing akademik,
pembimbing skripsi dan pengampuh mata kuliah. Untuk kepentingan
pelaksanaan penjaminan mutu STIKES Papua maka dibentuk UPM
sesuai SK Ketua STIKES Papua No 90/STIKES/SK/IX/2013 tentang
pembentukan dan penetapan unit penjaminan mutu (UPM) STIKES
Papua. Dalam melaksanakan tugasnya UPM, UPM melakukan
monitoring terhadap kehadiran dosen dan mahasiswa melalui jurnal
perkuliahan yang ada telah disiapkan oleh masing-masing prodi.
Pada akhir semester dilakukan rapat evaluasi dan hasil monitoring
tersebut dilaporkan kepada Ketua STIKES Papua.
5) Berkeadilan
Prinsip keadilan yang diterapkan di istitusi STIKES Papua
tercermin dari pada penerimaan MABA, dimana mahasiswa yang
berada di STIKES Papua berpeluang sama untuk menerima
beasiswa, baik BIDIK MISI, peningkatan prestasi akademik (PPA)
untuk mahasiswa yang ekonominya masih kurang mampu tetapi
memiliki nilai akademik baik. Selain itu, institusi STIKES Papua juga
tidak membuat pembedaan suku, agama, kelompok tertentu, dan
status sosial ekonomi bagi anggota masyarakat yang ingin
melanjutkan pendidikan di STIKES Papua. Aspek berkeadilan juga
diterapkan dalam kegiatan Tri Dharma, diantaranya yaitu:
a) Pemberian tugas sebagai dosen pengampu matakuliah atau
beban mengajar yang seimbang untuk masing-masing
dosen tiap semester.
b) Pembagian tugas yang seimbang sebagai Penasehat
akademik, PBL, PKL, serta pembimbingan skripsi juga
disesuaikan dengan kualifikasi masing-masing dosen sesuai
bidang keahliannya.
c) Kesempatan yang sama juga diberikan kepada tenaga
pengajar (dosen) dalam melaksanakan penelitian dan
pengabdian menggunakan pendanaan di institusi STIKES
Papua melalui UPPM atau pendanaan hibah Dikti.
d) Memberikan kesempatan kepada semua dosen untuk ada
dalam berbagai macam kepanitiaan.
e) Memberikan kesempatan kepada tiap dosen untuk
memberikan penilaian kepada mahasiswa sesuai dengan
standar penilaian yang telah ditentukan (akademik dan
UPM).
48
b. Kepemimpinan
Efektivitas kepemimpinan mencakup
1) Kepemimpinan operasional :
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua memiliki
wewenang dalam upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan
tridharma perguruan tinggi. Semua agenda kegiatan dijabarkan secara
lebih detail dalam dokumen rencana strategi (Renstra) periode 2014-
2019 tentang Rencana Strategi STIKES Papua yang dirinci dalam
Rencana Operasional tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019. Rencana
Strategi dan Rencana Operasional ini dijadikan sebagai acuan dalam
mencapai visi dan misi institusi.
2) Kepemimpinan organisasi :
Kepemimpinan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua
yang mampu mengoordinasikan dan mensinergikan sumber daya yang
ada dalam rencana kegiatan di STIKES Papua. Kepemimpinan
organisasi diartikan sebagai kemampuan ketua dalam memimpin
organisasi dengan baik. Kepemimpinan organisasi ini dapat dilihat
dengan dikeluarkannya SK tentang Struktur Organisasi, Uraian Tugas,
Fungsi Pokok dan Wewenang dari masing-masing unsur atau bagian.
Ketua STIKES Papua dalam melaksanakan kepemimpinan organisasi di
STIKES Papua dibantu oleh Wakil Ketua I yang membantu menangani
akademik dan kurikulum, untuk meningkatkan mutu institusi dimonitor
oleh Unit Penjaminan Mutu, untuk kegiatan kemahasiswaan, kerjasama
serta kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dosen
dibantu oleh Wakil Ketua III, sedangkan untuk pengelolaan keuangan
dan sumber daya dibantu oleh Wakil Ketua II. Kemampuan Ketua
STIKES Papua dalam kepemimpinan organisasi ini dilaksanakan untuk
merealisasikan semua sasaran dan strategi yang telah direncanakan
dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Papua. Kepemimpinan organisasi oleh Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua digambarkan dalam
kegiatan: perencanaan, penyusunan dan pengelolaan keuangan secara
otonom, pengelolaan SDM, pengelolaan sarana dan prasarana,
pengelolaan koordinasi ditingkat bawahan dan secara internal,
melibatkan seluruh struktural dan unsur pendukung dengan
melaksanakan rapat baik secara rutin maupun insidental. Rapat yang
dilaksanakan oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Papua berupa rapat struktural dan rapat umum. Secara eksternal Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua melakukan rapat
koordinasi dengan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Papua, asosiasi
profesi dan pihak lain terkait dengan kelancaran penyelenggaraan
operasional STIKES Papua. Rapat ini dijadikan sebagai evaluasi
terhadap proses kinerja, dan juga menjadi dasar atau acuan untuk
mengambil keputusan untuk ragam kegiatan berikutnya.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua telah
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, dibuktikan dalam
pelaksanaan program kerjanya mampu menyampaikan dan
mengarahkan semua bagian atau unit sehingga masing-masing dapat
49
melaksanakan kegiatan secara terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3) Kepemimpinan publik :
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua, mempunyai
kemampuan untuk menjalin hubungan kerjasama dengan pihak
pemerintah maupun pihak swasta dan masyarakat lainnya yang bersifat
akademik. Hal ini dibuktikan dengan terjalinnya kerjasama dengan
Puskesmas Sorong Timur, Puskesmas Klasaman, Puskesmas Sorong
Kota, Puskesmas Remu, Rumah Sakit Sele Be Solu Kota Sorong, RS Dr.
Jhon Piet Wanane Kabupaten Sorong, Rumah Sakit Persahabatan
Jakarta, Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, Balai Laboratorium
Kesehatan Daerah Papua, Pemkab Sorong Selatan dan Pemerintah
Kabupaten Raja Ampat, FKM Universitas Diponegoro, Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin, Management and Science University Malaysia,
Puskesmas Sorong Timur, Dinas Kesehatan Kota Sorong, Kelurahan
Klawuyuk Kota Sorong, Kelurahan Kladufu Kota Sorong, Distrik Makbon
Kabupaten Sorong, Kelurahan Malawor Kabupaten Sorong, Puskesmas
Dum Kota Sorong, Distrik Klawurung Kota Sorong, Kelurahan Klablim
Kota Sorong, Distrik Sorong Kabupaten Sorong, PPNI Provinsi Papua
Barat, PPNI Kabupaten Sorong, Pemerintah Kabupaten Mamberamo
Tengah Provinsi Papua, Korem Praja Vira Tama Kota Sorong, Go
Feeder, So Sister, Jurnal Forikes, Penerbit Buku Radius, Poltekes
Kemenkes Sorong, SMAN 2 Kota Sorong, Basarnas/BNPB Daerah Kota
Sorong, Basarnas/BNPB Daerah Kabupaten Sorong, Lembaga Pelatihan
dan Pengembangan Tenaga Kesehatan (LP2TK) Indonesia, Surat Kabar
Radar Sorong, Surat Kabar Fajar Papua, PT. United Kontraktor Sorong,
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Sorong, Klinik dan Apotik Maju
Bersama, Apotek K24 dan Apotek Tiber. Ketua STIKES Papua juga
membuktikan kemampuannya dalam berorganisasi di masyarakat seperti
menjadi Ketua AIPNI Provinsi Papua Barat.
c. Pengelolaan
1) Perencanaan:
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua
merencanakan kegiatan tridharma perguruan tinggi yang mencakup :
a) Penyusunan rencana kegiatan manajerial akademik seperti
rencana strategis dan rencana operasional STIKES Papua
b) Penyusunan rencana pembelajaran seperti kalender akademik,
dan kuliah pakar
c) Penyusunan rencana kegiatan non-manajerial seperti
perencanaan pengelolaan sarana dan prasarana
d) Penyusunan rencana strategi unit penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat
e) Penyusunan rencana pemberdayaan SDM, seperti perekrutan,
penempatan tenaga sesuai bidang ilmu dan kebutuhan,
penilaian kinerja tenaga, rencana pengembangan seluruh
sumber daya dengan mengikutsertakan pada studi lanjut,
kegiatan yang di selenggarakan oleh institusi maupun
pemerintah.
50
f) Penyusunan rencana pengelolaan keuangan
2) Pengorganisasian:
Kemampuan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua
dalam pengorganisasian yakni dalam mengoordinasikan kegiatan
kerjasama dengan Puskesmas Sorong Timur, Puskesmas Klasaman,
Puskesmas Sorong Kota, Puskesmas Remu, Rumah Sakit Sele Be Solu
Kota Sorong, RS Dr. Jhon Piet Wanane Kabupaten Sorong, Rumah Sakit
Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, Balai
Laboratorium Kesehatan Daerah Papua, Pemkab Sorong Selatan dan
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, FKM Universitas Diponegoro,
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Management and Science
University Malaysia, Puskesmas Sorong Timur, Dinas Kesehatan Kota
Sorong, Kelurahan Klawuyuk Kota Sorong, Kelurahan Kladufu Kota
Sorong, Distrik Makbon Kabupaten Sorong, Kelurahan Malawor
Kabupaten Sorong, Puskesmas Dum Kota Sorong, Distrik Klawurung
Kota Sorong, Kelurahan Klablim Kota Sorong, Distrik Sorong Kabupaten
Sorong, PPNI Provinsi Papua Barat, PPNI Kabupaten Sorong,
Pemerintah Kabupaten Mamberamo Tengah Provinsi Papua, Korem
Praja Vira Tama Kota Sorong, Go Feeder, So Sister, Jurnal Forikes,
Penerbit Buku Radius, Poltekes Kemenkes Sorong, SMAN 2 Kota
Sorong, Basarnas/BNPB Daerah Kota Sorong, Basarnas/BNPB Daerah
Kabupaten Sorong, Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Tenaga
Kesehatan (LP2TK) Indonesia, Surat Kabar Radar Sorong, Surat Kabar
Fajar Papua, PT. United Kontraktor Sorong, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kota Sorong, Klinik dan Apotik Maju Bersama, Apotek K24
dan Apotek Tiber. Kemampuan dalam pengorganisasian ini ini
merupakan upaya peningkatan mutu baik akademik maupun non
akademik STIKES Papua.
3) Penempatan personil:
Dalam penempatan sumber daya atau personil, Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua menyesuaikan dengan
kompetensi sesuai dengan kualifikasi dan jumlah kebutuhan. Untuk
mengembangkan kompetensi tenaga dosen dalam pembelajaran, tahun
2020 STIKES Papua mengikut sertakan 12 orang dosen dalam pelatihan
Pekerti/AA yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah XIV Papua dan
Papua Barat. Selain untuk pengembangan tenaga dosen dalam
pembelajaran, STIKES Papua juga mengikut sertakan tenaga dosen,
administrasi akademi, dan IT dalam seminar, pelatihan, sosialisasi yang
diadakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah
XIV Papua dan Papua Barat. STIKES Papua juga mengikutsertakan
tenaga dosen, administrasi akademik, dan IT dalam seminar, pelatihan,
sosialisasi yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat, dalam penentuan
peserta kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan.
4) Pengarahan :
Ketua STIKES Papua dan Unit Penjaminan Mutu (UPM) secara
bersama-sama merencanakan pelaksanaan tindak lanjut dari setiap
kegiatan yang telah dilakukan melalui proses monitoring dan evaluasi,
sebagai upaya perbaikan maupun peningkatan.
5) Pengawasan:
Ketua STIKES Papua melakukan pengawasan secara rutin semua
proses kegiatan yang dimulai dari awal hingga berakhirnya kegiatan.
d. Sistem Penjaminan Mutu
51
Sistem penjaminan mutu internal di STIKES Papua telah terbangun
secara fungsional, struktural, sistem penjaminan mutu dilakukan oleh Unit
Penjaminan Mutu (UPM) dan Gugus Penjaminan Mutu (GPM) yang dibentuk
berdasarkan SK Ketua STIKES. Guna menjalankan fungsi Unit Penjaminan
Mutu, Ketua STIKes mengangkat Tim UPM melalui SK.
Adapun susunan organisasi UPM dan GPM terdiri dari:
Satuan dalam struktur organisasi UPM memiliki tugas pokok dan fungsi
yang telah ditetapkan Ketua STIKES Papua. Dalam mengimplementasi
penjaminan mutu mengacu pada dokumen mutu yang telah ditetapkan.
Kebijakan Mutu yang telah menetapkan, menjamin terlaksananya sistem
penjaminan mutu di setiap unit kerja dan mengatur dalam
mengimplementasikan mutu di lingkungan STIKES Papua. STIKES Papua
menetapkan PPEPP Standar Mutu secara lengkap. Dokumen mutu disahkan
oleh Ketua STIKES Papua yang terdiri dari dokumen manual mutu, standar,
SOP, serta formulir.
Adapun jumlah dokumen manual yang dimiliki adalah 120 manual
standar Pendidikan Tinggi dan 20 Manual Standar Perguruan Tinggi yang
meliputi manual penetapan, manual pelaksanaan, manual evaluasi, manual
peningkatan, dan manual pengendalian untuk setiap standar. Jumlah standar
mutu sesuai Pendidikan Tinggi adalah 24 standar dan 5 Standar
Pelampauan.
STIKES Papua melaksanakan sistem penjaminan mutu secara
berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan stakeholder/pengguna lulusan.
Peningkatan standar dilakukan sesuai hasil audit mutu internal oleh Tim Audit
Mutu Internal (AMI) STIKES Papua. Audit mutu dilakukan oleh tim AMI yang
ditetapkan oleh Ketua STIKES dengan Ketua Tim Auditor telah tersertifikasi
AMI. Audit mutu internal dilakukan setiap satu tahun sekali pada setiap unit
kerja dimana hasil audit mutu internal tersebut dilaporkan kepada pimpinan
dan pengelola melalui rapat tinjauan manajemen (RTM) atau Rapat Pengelola
STIKES Papua.
RTM dilaksanakan untuk menentukan rencana tindak lanjut atau koreksi
sebagai pengendalian standar dan peningkatan baik kualitas maupun
kuantitas standar. Strategi kebijakan STIKES Papua mengimplementasi
penjaminan mutu mengacu pada dokumen Kebijakan Mutu UPM STIKES
Papua, melalui 1) Keterlibatan secara aktif semua civitas akademika mulai
dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi dan pengembangan Sistem
Penjaminan Mutu Internal, 2) Melibatkan organisasi profesi, alumni, dunia
usaha atau pemerintah sebagai pengguna lulusan, khususnya pada tahap
penetapan standar SPMI, 3) Memastikan bahwa pimpinan dan seluruh unit
dalam STIKES Papua menjaga komitmen dalam mengimplementasikan
52
SPMI, 4) Melaksanakan sosialisasi tentang fungsi dan tujuan SPMI kepada
para pemangku kepentingan, 5) Memonitor dan mengevaluasi implementasi
SPMI dan pencapaian isi standar yang ditetapkan, 6) Menggunakan data
hasil evaluasi sebagai dasar dalam peningkatan standar dan penyempurnaan
dokumen.
1) Ketersediaan dokumen formal pengembangan sistem penjaminan mutu
perguruan tinggi.
Dokumen formal pengembangan sistem penjaminan mutu Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua tertuang pada Statuta STIKES
Papua tentang sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dan turunannya
dituangkan pada Peraturan Ketua STIKES Papua tentang SPMI Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua. Pelaksanaan proses SPMI
STIKES Papua merujuk pada Buku Kebijakan SPMI Buku Manual SPMI,
Buku Standar SPMI dan Buku Formulir SPMI.
2) Terbangunnya sistem penjaminan mutu internal yang fungsional yang
paling tidak termasuk:
a) Dokumen formal pembentukan unsur pelaksana penjaminan mutu
internal di Papua tertuang pada peraturan pada Peraturan Ketua
STIKES Sistem Penjaminan Mutu Internal Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Papua, Dokumen Formal yang ada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua, yaitu:
(1) Organisasi SPMI.
SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan
tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom atau mandiri
untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan
pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut maka STIKES Papua
mengembangkan SPMI secara otonom dan mandiri tanpa
campur tangan dari pihak lain, dengan tetap melaksanakan
siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi,
Pengendalian,dan Peningkatan). Pelaksanaan SPMI di STIKES
Papua Sorong merupakan bagian dari upaya untuk meningkatka
mutu pendidikan di STIKES Papua, mewujudkan visi,
melaksanakan misi dan tujuan dari STIKES Papua, sebagai
sarana untuk memperoleh status akreditasi program studi, serta
sistem untuk memenuhi kepuasan pemangku kepentingan
(stakeholders) terhadap penyelenggaraan tridharma pendidikan
tinggi.
(2) Dokumen Mutu
Dokumen Mutu STIKES Papua tertuang dalam 1) Surat
Keputusan STIKES Papua tentang Penetapan Buku Kebijakan
Mutu STIKES Papua, 2) Surat Keputusan STIKES Papua
tentang Penetapan Buku Manual Mutu, 3) Surat Keputusan
STIKES Papua tentang Penetapan Buku Standar Mutu, 4) Surat
Keputusan STIKES Papua tentang Penetapan Buku Formulir
Mutu STIKES Papua.
(3) Audit Internal
Audit internal yang ada di STIKES Papua merupakan bentuk
53
komitmen dalam mencapai Visi dan Misi untuk menjadi
perguruan tinggi yang unggul di bidang kesehatan. AMI
dilengkapi dengan instrumen penilaian dengan kriteria yang jelas
untuk mengukur kinerja, hasilnya sampaikan dalam RTM atau
Rapat Pengelola. UPM melakukan AMI menyangkut masalah
akademik (dokumen akademik berupa kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; dokumen mutu)
dan non akademik (Organisasi/kelembagaan, sumber daya
manusia, infrasturktur, keuangan, lingkungan kerja) diseluruh
unit kerjadi lingkungan STIKES Papua.
Kegiatan AMI dan Monitoring, dilengkapi dengan Surat
Perintah Ketua STIKES Papua tentang kegiatan AMI dan
monitoring yang akan dilakukan. Tim AMI akan Mengadakan
Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) menjelaskan ruang lingkup
dan tujuan audit. Ketua AMI menyusun daftar auditor dan jadwal
pelaksanaan audit dan harus mendapat persetujuan auditor dan
auditee.
(4) Hasil Audit
Sebelum membuat hasil audit dan melaporkannya ke
pimpinan, dilakukan pertemuan Hasil pengamatan ditelaah oleh
ketua tim auditor dengan pimpinan teraudit. Semua
ketidaksesuaian dari hasil pengamatan harus disepakati oleh
ketua tim auditor dan pimpinan teraudit. Hasil audit dilaporkan
kepada pihak/unit kerja yang di audit, dikeluarkan setelah
dilakukan pengujian terhadap pemeriksaan dan diskusi final
dilaksanakan. Menyampaikan laporan hasil audit beserta
rekomendasi yang diusulkan secara tertulis kepada Ketua
STIKES Papua.
54
Keuangan, Mutu Kebijakan.
(2) Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu di STIKES Papua terdiri dari, Kebijakan
mutu bidang pendidikan, Metode pendidikan di STIKES Papua
secara bertahap telah disesuaikan dengan basis pengajaran
berpusat pada dosen (teacher centered education) menuju
pengajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered
education).
Kebijakan mutu di bidang penelitian, bahwa setiap dosen
STIKES Papua diwajibkan untuk melakukan kegiatan penelitian.
Penelitian yang diselenggarakan dan didanai oleh STIKES
Papua harus sesuai Visi Misi dan perkembangan IPTEK dan
seni, strategis serta bermanfaat sebagai solusi di dalam
permasalahan perkembangan kesehatan dan hasil akhirnya
berupa artikel jurnal yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
nasional dan internasional. Program penelitian tercantum dalam
Rencana Induk Penelitian (RIP) STIKES Papua tahun 2014-
2024.
Kebijakan mutu di bidang pengabdian kepada masyarakat,
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Layanan
pengabdian STIKES Papua bertumpu pada kompetensi dosen
dan merupakan implementasi hasil-hasil penelitian yang
dikembangkan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Program studi, unit penelitian dan pengabdian
masyarakat melaksanakan pengabdian secara terprogram dan
sebagai pelaksananya adalah dosen yang memiliki kompetensi
sesuai bidangnya. Program pengabdian kepada masyarakat
tercantum dalam Rencana Induk Penelitian (RIP) STIKES
PAPUA tahun 2014-2024.
(3) Standar Mutu
Tabel 1 Standar Mutu STIKES Papua
No Standar Nasional Isi Standar
• Standar kompetensi lulusan;
• Standar isi pembelajaran;
• Standar proses pembelajaran;
Standar Nasional • Standar penilaian pembelajaran;
1 Pendidikan • Standar dosen dan tenaga kependidikan;
• Standar saran dan prasarana
pembelajaran;
• Standar pengelolaan pembelajaran;dan
• Standar pembiayaan pembelajaran.
55
• Standar hasil penelitian;
• Standar isi penelitian;
• Standar proses penelitian;
• Standar penilaian penelitian;
2 Standar Nasional • Standar peneliti;
Penelitian • Standar sarana dan prasarana penelitian;
• Standar pengelolaan penelitian;dan
• Standar pendanaan dan pembiayaan
penelitian
• Standar hasil PkM;
• Standar isi PkM;
Standar Nasional • Standar proses PkM;
3 Pengabdian kepada • Standar penilaian PkM;
Masyarakat • Standar pelaksana PkM;
• Standar sarana dan prasarana PkM;
• Standar pengelolaan PkM;dan
• Standar pendanaan dan pembiayaan PkM
56
n) SOP Mutasi Mahasiswa
o) SOP Peninjauan Kurikulum
p) SOP Pemeliharaan Kebersihan
q) SOP Kenaikan Gaji Berkala
r) SOP Jabatan Fungsional Dosen
s) SOP Rekrutmen Dosen dan Pegawai
t) SOP Pemanfaatan Sarana dan Prasarana
u) SOP Pelaksanaan Kerjasama
v) SOP Perpanjangan Kerjasama
w) SOP Evaluasi Kinerja Dosen
x) SOP Pelaksanaan Pengendalian Mutu Dokumen
y) SOP Komunikasi Internal
z) SOP Penanganan Pengaduan
aa) SOP Audit Mutu Internal
bb) SOP Evaluasi Mutu Internal Prodi
cc) SOP Analisis Data dan Pelaporan
bb) SOP Penelitiandan Pengabdian Masyarakat
(6) Formulir Mutu
Buku formulir ini dikeluarkan oleh UPM STIKES Papua
dengan, dengan tujuan untuk menyeragamkan setiap formulir
yang dikeluarkan baik di tingkat program studi.
3) Ketersediaan bukti yang sahih terkait hasil sertifakat/akreditasi/audit
internal.
Praktik baik pengembangan budaya mutu di STIKES Papua telah
terbentuk dan berkembang dan ini dapat dilihat pada buku laporan Audit
Mutu Internal yang pada setiap siklusnya terjadi keizen, budaya mutu
terbentuk, terpola dan terarah menuju budaya yang bermutu dan ini juga
terlihat dampaknya terhadap akreditasi prodi dimana hingga TA 2017
telah terakreditasi B sejumlah 3 prodi, TA 2020 akreditasi C sejumlah 2
prodi.
e. Kerjasama
1) Ketersediaan dokumen formal kebijakan dan prosedur pengembangan
jejaring dan kemitraan (dalam dan luar negeri), dan monitoring dan
evaluasi kepuasan mitra kerjasama.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua memiliki kebijakan
dan prosedur sesuai standar pemangku, yang dibuat dalam Perjanjian
Kerja Sama (PKS / MoU) yang dilanjutkan dengan perjanjian kerjasama
operasional (MoA) dalam pengembangan kemitraan dan jejaring, dan
dilakukan monitoring, evaluasi, dan kepuasan kemitraan yang
didalamnya tertuang Tridharma perguraan tinggi (pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat).
2) Ketersediaan dokumen perencanaan pengembangan jejaring dan
kemitraan yang ditetapkan untuk mencapai visi, misi dan tujuan strategis
institusi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua mempunyai
kebijakan monev dan pengelolaan dalam kegiatan menjamin
terlaksananya kerjasama 4 (empat) aspek yaitu: 1) Mutu terlaksananya
kemitraan; 2) Relevansi terlaksananya kemitraan; 3) Produktivitas
57
terlaksananya kemitraan; dan 5) keberlanjutan terlaksananya kemitraan.
a) Mutu kegiatan kerjasama.
Kerjasama yang dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Papua adalah kerjasama yang berdasarkan Tridharma
Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
Masyarakat), dengan penerapan dan pemeliharaan mutu yang
terlaksananya kerjasama yaitu:
(1) Mengacu Pada Program Prioritas
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua
dalam melaksanakan kerjasama bersama mitra dengan
menetapkan program prioritas kerjasama sesuai yang
ditetapkan standar kerjasama Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Papua, adapun beberapa indikator
pada program prioritas tersebut yaitu:
(a) Meningkatkan jumlah hasil publikasi dalam Negeri
maupun luar negeri
Meningkatkan luaran publikasi pada jurnal dalam
Negeri (Nasioan) maupun Luar Negeri (Internasional),
hasilnya akan diukur dengan indikator kinerja yaitu:
jumlah hasil jurnal publikasi dalam Negeri (Nasional),
jumlah hasil jurnal publikasi terakreditasi, jumlah hasil
jurnal publikasi luar Negeri (internasional), jumlah hasil
jurnal publikasi terindeks scopus dan lain-lain.
(b) Meningkatkan penambahan jumlah Dosen dan Doktor
Meningkatkan jumlah Dosen dan Doktor di
STIKES Papua, dengan terlaksananya Perjanjian
Kerjasama (MoU) di Nasional yang diharapkan dapat
menambah jumlah Dosen dan Doktor.
(c) Meningkatkan jumlah perolehan dana kerjasama
Meningkatkan jumlah perolehan dana kerjasama
dengan Kerjasama diluar akademik yaitu:
pendayagunaan asset, penggalangan dana, jasa dan
kerjasama lain yang ditetapkan oleh Ketua STIKES
Papua.
(d) Meningkatkan jumlah prestasi Mahasiswa
Meningkatkan kerjasama untuk kegiatan prestasi
Mahasiswa yaitu: penalaran, minat dan bidang bakat
yang ditingkat lokal, nasional, sampai ketingkat luar
negeri (internasional).
(e) Meningkatkan jumlah mahasiswa lulus tepat waktu
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua
Saat ini telah Melakukan kerjasama dengan
Pemerintah, instansi kesehatan, sekolah, dan swasta.
Kerjasama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Papua yang terlaksana seperti kegiatan praktek
magang mahasiswa, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
(2) Seleksi dan penilaian calon mitra kerjasama
58
Seleksi kerjasama STIKES Papua dengan calon mitra
harus didasari manfaat dan keuntungan bersama. Penilaian
kerjasama dengan mitra sebelum kesepakatan dalam
penandatanganan Perjanjian Kerjasama (MoU) bersama
calon stakeholder / mitra, yaitu:
(a) Jelas status hukum,
(b) Jelas rekam jejak mitra kerjasama,
(c) Jelas nilai strategis mitra kerjasama,
(d) Dukungan manajemen yang handal dari mitra
kerjasama,
(e) Kompabilitas yang searah pengembangan STIKES
Papua,
(f) Jelas kesediaan menanggung risiko akibat hukum
dari perjanjian kerjasama.
b) Relevansi kegiatan kerjasama
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua melakukan
kerjasama dengan mitra yang berlandaskan pada aturan dan
keputusan yang bertujuan mendukung tercapainya rencana
yang dituangkan pada Perjanjian Kerjasama atau Memorandum
of Understanding (MoU) pada mitra kerjasama.
Kerjasama yang dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Papua harus berlandaskan pada aturan yang dibuat
sesuai dengan prinsip-prinsip kerjasama, yaitu: jelas status
hukum, menguntungkan, jelas manfaat, jelas transparansi mitra,
akuntabilitas, itikad baik, tanggung jawab, jelas kelanjutan dan
kesetaraan.
Kerjasama yang dilakukan harus berdasarkan tujuan
kerjasama yang tercantum pada Perjanjian Kerjasama atau
Memorandum of Understanding (MoU), dilanjutkan dengan
perjanjian kerjasama operasional (MoA).
Lingkup kegiatan kerjasama yang dilakukan STIKES Papua
yaitu:
(1) Kerjasama akademik;
(2) Tridharma perguraan tinggi (pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat)
(3) Publikasi bersama; dll.
c) Produktivitas kegiatan kerjasama
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua
mengembangan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas
kerjasama Nasional maupun Internasional. Kerjasama yang
dilakukan melibatkan berbagai aspek kegiatan kerjasama yaitu:
(1) Kerjasama tridharma perguruan tinggi (pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat) berdasarkan
kepentingan bersama;
(2) Kerjasama dengan Instansi Kesehatan terkait untuk
kepentingan bersama;
(3) Kerjasama Pemerintah dengan kepentingan bersama
bagi kedua belah pihak;
59
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua dalam 3
(tiga) tahun terakhir, produktivitas kerjasama Lokal, Nasional,
Internasional mengalami peningkatan, kerjasama ini dibuktikan
dengan adanya kegiatan kerjasama pada penandatangan
Perjanjian Kerjasama (MoU) dapat dilihat dari gambar berikut:
PERJANJIAN KERJASAMA (MoU)
16
14
12
10
0
2015 2016 2017 2018 2019
INSTANSI KESEHATAN PEMERINTAH INSTITUSI SEKOLAH BUSINESS COMMUNITY MEDIA
60
Tabel 2. Kegiatan Kerjasama Lokal dan Nasional (Dalam Negeri)
NO Jenis Kegiatan Waktu Perjanjian Manfaat Perjanjian
Kerjasama Kerjasama
Mulai Berakhir
(1) (2) (3) (4) (5)
LOKAL
61
13 Perjanjian Kerjasama Kegiatan Pengembangan
Korem Praja Vira 2018 2023 SDM
Tama
14 Perjanjian Kerjasama Kegiatan Tri Dharma
Poltekkes Kemenkes 2018 2023 Perguruan
Sorong Tinggi
15 Perjanjian Kerjasama Kegiatan Tri Dharma
SMAN 2 Kota Sorong 2017 2022 Perguruan
Tinggi
16 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Kegiatan Tri
Badan Nasional Dharma Perguruan Tinggi
Penanggulangan 2019
2024
Bencana (BNPB) Kota
Sorong
17 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Media Informasi
Radar Kota Sorong 2019 2024
18 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Media Informasi
Fajar Papua 2019 2024
19 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Kegiatan Tri
Kantor Kesehatan 2019 2024 Dharma Perguruan Tinggi
Pelabuhan Kota
Sorong
20 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Kegiatan Tri
UNITED 2019 2024 Dharma Perguruan Tinggi
KONTRAKTOR
62
27 Perjanjian Kerjasama Kegiatan Tri Dharma
Distrik Sorong 2019 2023 Perguruan
Kabupaten Sorong Tinggi
28 Perjanjian Kerjasama Kegiatan Organisasi Profesi
PPNI Kabupaten 2018 2023
Sorong
29 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Kegiatan Tri
Badan Nasional 2019 2024 Dharma Perguruan Tinggi
Penanggulangan
Bencana (BNPB)
Kabupaten Sorong
30 Perjanjian Kerjasama 2019 Kerjasama Magang
Maju Bersama Farma 2024 Mahasiswa
31 Perjanjian Kerjasama 2019 Kerjasama Magang
Apotek K24 2024 Mahasiswa
32 Perjanjian Kerjasama 2019 Kerjasama Magang
Apotek Tiber 2024 Mahasiswa
NASIONAL
63
40 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Kegiatan
Go Feeder 2019 2024 Pengembangan Informasi
Dan Teknologi
41 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Kegiatan
Go Sister 2019 2024 Pengembangan Informasi
Dan Teknologi
42 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Kegiatan Tri
Lembaga Pelatihan 2019 2024 Dharma Perguruan Tinggi
Pengembangan
Tenaga Kesehatan
(LP2TK) Indonesia
43 Perjanjian Kerjasama Kerjasama Publikasi Jurnal
Forikes 2017 2022 Dan Pengembangan SDM
64
Sister, Forikes, Radius = Buku, Poltekes Kemenkes Sorong, SMAN 2
Kota Sorong, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota
Sorong, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten
Sorong, Lembaga Pelatihan Pengembangan Tenaga Kesehatan (LP2TK)
Indonesia, Radar Kota Sorong, Fajar Papua, United Kontraktor dan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Sorong, Klinik Maju Bersama, Apotek
K24, dan Apotek Tiber. Ketua STIKES Papua juga membuktikan
kemampuannya dalam berorganisasi di masyarakat seperti menjadi
Ketua AIPNI Provinsi Papua Barat.
Ruang lingkup kerjasama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Papua yaitu kegiatan yang Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) dan pengembangan
SDM, yang dapat bermanfaat dan menguntungkan STIKES Papua.
Kerjasama yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Papua terhadap mitra harus berlandaskan aturan dan
keputusan bersama yang bertujuan mendukung tercapainya rencana
strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua pada
Perjanjian Kerjasama (MoU) dan dilanjutkan perjanjian kerjasama
operasional (MoA). Perjanjian kerjasama yang harus berdasarkan prinsip
kerjasama yan dibuat, yaitu: jelas status hukum, menguntungkan, jelas
manfaat, jelas transparansi mitra, akuntabilitas, itikad baik, tanggung
jawab, jelas kelanjutan dan kesetaraan.
65
MONITORING DAN EVALUASI MITRA KERJASAMA
Nama :
Nomor SK MoU :
Telpon/Hp :
Hari/tanggal :
Lama waktu kerjasama :
(1) Realisasi tujuan kerjasama
Apakah perjanjian kerjasama ini, jelas tujuannya sudah
terealisasikan?
(2) Ruang lingkup kerjasama.
Apakah perjanjian kerjasama ini, sudah memenui dengan ruang
lingkup kerjasama yang dituangkan pada Perjanjian Kerjasama
(MoU) ?
a. Bila sudah, jelaskan kerjasama apa saja
b. Bila belum, jelaskan mengapa
(3) Kewajiban pihak mitra
Apakah mitra kerjasama sudah memenuhi kewajibannya?
Bila belum, jelaskan alasannya
(4) Kewajiban STIKES Papua.
Apakah STIKES Papua sudah memenuhi semua kewajibannya?
Bila belum, jelaskan alasannya.
(5) Kegiatan kerjasama.
Sebutkan kegiatan akademik atau non akademik apa saja yang
sudah dilakukan serta manfaat dan output dari kegiatan
tersebut?
(6) Manfaat kerjasama.
Sebutkan manfaat apa yang sudah didapatkan dari kerjasama
ini?
(7) Tridharma Perguruan Tinggi.
Apakah kerjasama yang dilakukan sudah menunjang kualitas
Tridharma Perguruan Tinggi?
(8) Program prioritas STIKES Papua.
Apakah perjanjian kerjasama ini dapat menunjang program
prioritas Institusi?
- Bila ‘tidak’, jelaskan alasannya
- Bila ‘ya’. Sebutkan program prioritas apa saja
(9) Saran.
(10) Kesimpulan
c) Manfaat dan Kepuasan mitra kerjasama
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua melakukan
evaluasi kebermanfaatan dan kepuasan hasil dari kerjasama yang
dilakukan dengan mitra, serta dijadikan sebagai bahan untuk
keberlanjutan kerjasama dengan semua mitra yang bersangkutan,
meningkatkan mutu program, pengembangan Institusi.
Berikut terlampir formulir kepuasan kerjasama, yaitu:
KUESIONER
SURVEI KEPUASAN MITRA KERJASAMA DENGAN STIKES PAPUA
Bapak/Ibu Yth.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua melakukan survei
66
kepuasan mitra dengan menggunakan alat intrument dengan
kuesioner untuk mengumpulkan data kepuasan kerjasama, maka
kami mohon Bapak/Ibu sebagai mitra kerjasama agar dapat
membantu untuk memberikan tanggapan tentang kepuasan selama
menjalani kerjasama dengan kami Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Papua. Dengan bantuan dan partisipasinya, kami
mengucapkan terima kasihatas kesediaannya.
1) IDENTITAS MITRA / RESPONDEN
Nama :
Jabatan :
2) PETUNJUK PENGISIAN
Pilihlah salah satu dari 4 opsi jawaban yang tersedia sesuai
tingkat kepuasan yang anda terima dari kegiatan kerjasama
dengan STIKES Papua, dengan memberikan checklist (√) atau
tanda silang pada kuesioner di bawah.
3) DAFTAR PERTANYAAN
Kategori :
1 = Tidak Puas (TP)
2 = Kurang Puas (KP)
3 = Puas (P)
4 = Sangat Puas (SP)
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan SP P KP TP
67
10 Bagaimana menurut anda mengenai hasil kerjasama 4 3 2 1
dengan STIKES Papua?
JUMLAH 40 30 20 10
68
kegiatan terprogram untuk peningkatan kerjasama dan melaksanakan
survey kepuasaan mitra, dokumen implementasi kerjasama, dokumen
monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut
b. Hasil
Tabel 3. Strategi Sasaran
Sasaran Indikator Target Capaia Capaian Tahun 2020
Strategi 2018- n 2019 Target Realis Capaia
2019 asi n (%)
Peningka Jumlah program studi 5 3 2 0 0
tan Terakreditasi B
Kualitas Jumlah program studi 2 0 2 2 100
pendidik Terakreditasi C
an Rasio mahasiswa 1 :30 1 :30 1 :30 1 :50 50%
Dan dosen
Beban mengajar 12 12 12 12 100
Doseni deal
Presentase program 5 2 3 3 75
studi yang
menerapkan SPMI
Kerjasama Lokal 25 25 25 25 100
Kerjasama Nasional 15 10 10 10 66
Kerjasama 5 1 1 1 20
Internasinal
Hasil dari capaian kinerja Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama
STIKES Papua, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi dengan mengidentifikasi
akar masalah, analisis faktor keberhasilan dan faktor penghambat serta
tindak lanjut yang akan dilakukan.
Tindak lanjut yang akan dilakukan pada capaian kinerja pada Tata
Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama STIKES Papua, yaitu: 1) Mengadakan
pelatihan dalam penyusunan borang agar program studi di STIKES Papua
menjadi B. 2) Menambah Dosen pada Program Studi sehingga Rasio Dosen
mahasiswa dapat optimal sesuai stndar. 3) Melakukan pelatihan pada
pengembangan keilmuan dosen tetap di STIKES Papua. 4) Mengadakan
workshop dan peningkatan kualitas penjaminan mutu, 5) Perluasan Kerjsama
tingkat Internasional, Nasional dan Wilayah Bidang Pendidikan, Penelitian
dan Pengabdian kepada masyarakat.
Faktor pendukung bagi IKU-IKT yang telah tercapai adalah sebagai
berikut: 1) Adanya kerjasama yang baik pada seluruh divisi terkait
penyusunan visi misi tujuan sasaran beserta dokumen renstra dan renop, 2)
Stakeholder internal dan eksternal kooperatif dalam kegiatan penyusunan visi
misi tujuan dan sasaran, 3) Seluruh civitas akademika dan stakeholder yang
aktif mengikuti kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan, 4) Kerjasama yang
baik dari civitas akademika dalam mengisi evaluasi pemahaman visi misi
tujuan.
69
7. Penjaminan Mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama
Pelaksanaan tata kelola, tata pamong, serta kerja sama dalam sistem
penjaminan mutu dilaksanakan melalui siklus yang ditetapkan, dilaksanakan, dan
dievaluasi, selanjutnya dikendalikan dan jugan ditingkatkan (PPEPP).
a. Penetapan
Standar penetapan STIKES Papua dilakukan untuk perwujudan visi
dan misi. Terkait dengan penyelenggaraan pendidikan tinggi, maka UPM
STIKES Papua telah menetapkan 24 standar yang sesuai dengan SN-
DIKTI. Pada standar penetapan ini supaya menjadikan STIKES Papua
akan memberikan layanan yang bermutu dan kinerjanya juga meningkat
secara terus menerus serta berkelanjutan. Dalam menetapkan setiap
butir standar, UPM STIKES Papua merujuk pada SPM-Dikti. Penetapan
standar ini dilakukan oleh tim penyusun standar, UPM termasuk pejabat
struktural berdasarkan tupoksinya dalm standar yang diberlakukan.
1) Untuk keseluruhan proses baik input dan output sistem
penjaminan mutu harus dapat berjalan secara efektif khususnya
untuk pengelolaan yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penetapan, pengarahan, pengawasan,
monitoring dan evaluasi serta pengambilan keputusan dan juga
pengembangan kebijakan. Kemajuan STIKES Papua tidak
terlepas dari kerjasama yang dibangun dengan berbagai
perguruan tinggi dan juga instansi pemerintah atau swasta untuk
pelaksanaan Tri Dharma yang penjabarannya tercantun dalam
Statuta STIKES Papua.
2) Tujuan penetapan adalah agar penyelenggaraan Tata Pamong,
Tata Kelola dan Kerja sama dapat dilaksanakan, dikendalikan,
dipantau dan dievaluasi sehingga berjalan dengan baik dan
memungkinkan terwujudnya pengelolaan perguruan tinggi yang
baik juga di STIKES Papua. Penetapan standar ini
memperhatikan peraturan di STIKES Papua.
70
Gambar 4 Alur Penetapan Standart
Kegiatan Pelaksana Kelengkapan
UPM Ketua Stikes Stakeholder
71
b. Pelaksanaan
Proses mutu terkait pelaksanaan tata kelola, tata pamong serta
kerjasama dijalankan dengan menciptakan budaya organisasi sesuai dengan
prinsip terpercaya, terbuka, benar, dapat dipertanggung jawabkan, dan
berkeadila. Dalam pelaksanaannya terdapat buku panduan terkait kode etik
tenaga kependidikan, kode etik dosen, dan kode etik mahasiswa, serta
SOP pada bagian (laboratorium, administrasi dan perpustakaan) yang telah
ditetapkan, yang selanjutnya akan disosialisasikan, dan dilaksanakan oleh
semua unsur internal. Untuk pelaksanaan kerjasama akan ditandai dengan
adanya kesepakatan lewat MoU yang sesuai dalam lingkup Tridharma
Perguruan Tinggi.
72
Dokumentasi Laporan
evaluasi
c. Evaluasi
Sistem penjaminan mutu terkait evaluasi tata kelola, tata pamong dan
kerjasama dijalankan, dievaluasi pelaksanaannya secara periodik sesuai
waktu yang telah ditentukan minimal satu kali dalam setahun untuk
mengetahui ketercapaian pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaan evaluasi, segala penyimpangan/temuan baik
merupakan kesalahan maupun kelalaian segala bentuk kegiatan akan
dicatat bila tidak sesuai, diperiksa dan dipelajari penyebab terjadinya
penyimpangan tersebut. Hasil evaluasi dibuat dalam laporan tertulis dan
dilaporkan kepada Ketua STIKES Papua dengan saran atau rekomendasi
untuk proses pengendalian.
Alur 5 Pelaksanaan Audit
Kegiatan Pelaksana Kelengkapan
UPM Lead Auditor Auditee
73
Membuat laporan Hasil audit
ketidaksesuaian dan
pencatatan dalam
status registras
d. Pengendalian
Tahapan selanjutnya adalah pengendalian yang merupakan kelanjutan
dari evaluasi. proses evaluasi yang telah dilakukan akan dijadikan sebagai
catatan untuk dilakukan tindakan Perbaikan. Perbaikan yang telah disetujui
selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan kembali penyelenggaraan
penjaminan mutu terkait pengendalian pada tata kelola, tata pamong, dan
kerjasama.
74
Penanggung jawab Catatan
membuat tindakan kegiatan
korektif terhadap
penyimpangan atau
ketidak capaian
standar yang terjadi
e. Peningkatan
Pada tahap peningkatan dilakukan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)
yang melibatkan pimpinan dan masing-masing unit kerja termasuk UPM,
untuk melakukan penilaian terhadap penjaminan mutu terkait peningkatan
setelah melalui tahap evaluasi dan pengendalian, yang selanjutnya bisa
dilanjutkan untuk ditingkatkan.
75
Perumus standar SK Ketua
peningkatan Stikes Papua
tentang tim
perumus
standar
Menyampaikan Undangan
standar Rapat
pada seluruh unit
dalam rapat
Dokumentasi Laporan
8. Kepuasan Pengguna
a. Tendik dan Dosen
Survey ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi kepuasan Tendik dan Dosen
terhadap pemberian layanan manajemen di STIKES Papua. Tahun Akademik
2017-2018 Survei dilakukan pada bulan Agustus 2018, sedangkan Tahun
Akademik 2018-2019 survey dilakukan pada Agustus 2019 dengan menyebarkan
lembaran kuesioner dengan jumlah butir pernyataan yang digunakan adalah
sebanyak 47 butir pernyataan yang terbagi menjadi 10 pertanyaan tentang
pendidikan dan pengajaran, 7 pertanyaan tentang penelitian dan pengabdian
masyarakat, 17 pertanyaan tentang tata pamong, 5 pertanyaan tentang
penjaminan mutu internal, dan 8 pertanyaan tentang kepegawaian. Jumlah
76
responden adalah 63 orang.
Adapun hasil pengukuran sebagai berikut.
1) Pendidikan dan Pengajaran
Survei kepuasan dosen dan tenaga kependidikan terhadap
pendidikan dan pengajaran pada tahun 2018 ditunjukkan dengan nilai
puas dalam skala survei, yaitu sebanyak 15%, dan sangat puas
sebanyak 75%. Penilaian cukup puas sebanyak 7,5% dan kurang puas
sebanyak 2,5%.
Survey kepuasan tendik dan juda dosen terhadap pendidikan dan
pengajaran di tahun 2019 masih tidak jauh berbeda persentasenya
seperti di tahun 2018. Item dengan penilaian sangat puas yaitu 80%,
dan penilaian puas yaitu sebanyak 15%, Dan nilai cukup puas
sebanyak 5%.
77
Tingkat Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan
Terhadap Layanan Pengabmas
90
R 80
e 70 Sangat Puas
J
s 60
u Puas
p
m 50
o Cukup Puas
l 40
n
a 30 Kurang Puas
d
h 20
e
n 10
0
2018 2019
3) Tata Pamong
Kepuasan dosen dan tenaga kependidikan terhadap tata pamong
tahun 2018 ditunjukkan dengan nilai kepuasan tertinggi sangat puas
sebanyak 75,5% dan nilai puas sebesar 20%, hasil cukup puas
sebanyak 4,5%.
Survey Kepuasan dosen dan tenaga kependidikan terhadap tata
pamong pada tahun 2019 didapatkan hasil nilai sangat puas sebanyak
84%, selanjutnya nilai puas sebesar 14,6%, dan sebanyak 1,4% nilai
kepuasan cukup.
90
R 80
e 70 Sangat Puas
J
s 60 Puas
u
p 50
m Cukup Puas
o
l 40
n
a 30 Kurang Puas
d
h
e 20
n 10
0
2018 2019
78
Selanjutnya hasil Survey pada penjaminan mutu internal di tahun 2019. Item
dengan penilaian sangat puas yaitu 80%, dan penilaian puas yaitu sebanyak
15%, dan nilai cukup puas sebanyak 5%.
Tingkat Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan Terhadap
Layanan Penjaminan Mutu Internal
90
R 80
e 70 Sangat Puas
J
u
s 60
p Puas
m 50
o Cukup Puas
l 40
n
a 30
d Kurang Puas
h
e 20
n 10
0
2018 2019
c. Kepegawaian
Survei yang dilakukan berdasarkan kepuasan dosen dan tenaga
kependidikan terhadap layanan kepegawaian. Tahun 2018 hasil nilai sangat puas
sebanyak hampir seluruhnya sebesar 81%; nilai puas sebesar 14,5%. Hasil
kepuasan dengan nilai cukup yaitu sebanyak 4,5%.
Persentase hasil survey pada pelayanan kepegawaian di tahun 2019
diperoleh nilai sangat puas sebesar 88,3%; nilai puas sebesar 10,3%; dan hasil
cukup puas sebesar 1,4%.
Tingkat Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan Terhadap
Layanan Kepegawaian
100
J
90
u
m 80
l 70 Sangat Puas
a 60
h Puas
50
40 Cukup Puas
R
e 30 Kurang Puas
s 20
p
o
10
n 0
d 2018 2019
e
n
79
d. Mahasiswa, Keuangan, dan Sarana Prasarana
1) Sarana Prasarana Pendidikan
80
Papua pada Tahun 2019 hasil yang menjawab sangat setuju terhadap
fasilitas yang mendukung pembelajaran sebanyak 69 mahasiswa (46%),
yang setuju sebanyak 69 mahasiswa (32%), yang netral 23 mahasiswa
(15,33%) dan yang tidak setuju 10 mahasiswa (6,67%). Survei yang
dilakukan pada 198 mahasiswa terkait kepuasan mahasiswa terhadap
fasilitas yang mendukung pembelajaran di STIKES Papua pada Tahun 2020
hasil yang menjawab sangat setuju terhadap fasilitas yang mendukung
pembelajaran sebanyak 121 mahasiswa (61,11%), yang setuju sebanyak 43
mahasiswa (21,18%), yang netral 21 mahasiswa (10,61%) dan yang tidak
setuju 13 mahasiswa (6,57%).
100 Setuju
Netral
50
Tidak Setuju
0
Tahun 2018 Tahun 2019
81
Kualitas Layanan Dosen. Tendik dan Pengelola
120
100
80 Sangat Setuju
60 Setuju
Netral
40
Tidak Setuju
20
0
Tahun 2018 Tahun 2019
60 Setuju
Netral
40
Tidak Setuju
20
0
Tahun 2018 Tahun 2019
82
menjawab sangat setuju terhadap Dosen, Tendik dan Pengelola Membantu
Mahasiswa Dalam Masalah Akademik sebanyak 92 mahasiswa (61,33%),
yang setuju sebanyak 32 mahasiswa (21,33%), yang netral 15 mahasiswa
(10,00 %) dan yang tidak setuju 11 mahasiswa (7,33%). Survei yang
dilakukan pada 198 mahasiswa terkait kepuasan mahasiswa terhadap
Dosen, Tendik dan Pengelola Membantu Mahasiswa Dalam Masalah
Akademik di STIKES Papua pada Tahun 2020 hasil yang menjawab sangat
setuju terhadap Dosen, Tendik dan Pengelola Membantu Mahasiswa Dalam
Masalah Akademik sebanyak 121 mahasiswa (61,11%), yang setuju
sebanyak 47 mahasiswa (23,74%), yang netral 15 mahasiswa (7,58%) dan
yang tidak setuju 15 mahasiswa (7,58%).
6) Keuangan Menyediakan Informasi terkait jumlah pembayaran semester/
uang kuliah
Keuangan Menyediakan Informasi terkait Jumlah
Pembayaran Semester/Uang Kuliah
140
120
100
Sangat Setuju
80
Setuju
60
Netral
40
Tidak Setuju
20
0
Tahun 2018 Tahun 2019
83
7) PA Berperan dalam Menangani Masalah Akademik
PA Berperan Dalam Menangani Masalah Akademik
Mahasiswa
200
150
Sangat Setuju
100 Setuju
Netral
50
Tidak Setuju
0
Tahun 2018 Tahun 2019
60 Setuju
40 Netral
20 Tidak Setuju
0
Tahun 2018 Tahun 2019
84
sangat setuju terhadap STIKES Papua Memberi Sanksi Bagi Mahasiswa
Yang Melanggar Aturan sebanyak 82 mahasiswa (54,67%), yang setuju
sebanyak 40 mahasiswa (26,67%), yang netral 15 mahasiswa (10,00 %) dan
yang tidak setuju 13 mahasiswa (8,67%). Survei yang dilakukan pada 198
mahasiswa terkait kepuasan mahasiswa terhadap STIKES Papua Memberi
Sanksi Bagi Mahasiswa Yang Melanggar Aturan di STIKES Papua pada
Tahun 2020 hasil yang menjawab sangat setuju terhadap STIKES Papua
Memberi Sanksi Bagi Mahasiswa Yang Melanggar Aturan sebanyak 109
mahasiswa (55,05%), yang setuju sebanyak 53mahasiswa (26,78%), yang
netral 19 mahasiswa (9,60%) dan yang tidak setuju 17 mahasiswa (8,58%).
85
ditingkatkan oleh STIKES Papua terkait
a) Saat ini sarana prasarana di STIKES sudah maksimal dipenuhi
sesuai dengan standar mutu. Namun jumlahya terbatas sehingga
perlu ditambahkan kuantitas dan kualitas yang akan berpengaruh
terhadap mutu luluasan.
b) Layanan keuangan juga sudah dipuayakan semaksimal mungkin,
agar nudah diakses oleh mahasiswa terkait UKT tiap semester.
c) Kesiapan dosen dalam melakukan perkuliahan perlu melakukan
pengembangan-pengembangan terkait bidang ilmu dengan
pelatihan dan studi lanjut, sehingga dalam proses mengajar bisa
menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas.
e. Kepuasan Pengguna
1) Penilaian Etika
Etika
80
70
60
50 Sangat Baik
40 Baik
30 Cukup
20 Kurang
10
0
Tahun 2018 Tahun 2019
80
Sangat Baik
60
Baik
40
Cukup
20 Kurang
0
Tahun 2018 Tahun 2019
86
Survei yang dilakukan terkait kepuasaan pengguna lulusan tahun 2018
pada 109 alumni terkait penilaian Keahlian Pada Bidang Ilmu (Kompetensi
Utama) didapatkan hasil Keahlian Pada Bidang Ilmu (Kompetensi Utama)
sangat baik berjumlah 91 orang (81,65%) dan Baik sebanyak 20 orang
(18,35%). Kepuasaan pengguna lulusan tahun 2019 pada 129 alumni terkait
penilaian Keahlian Pada Bidang Ilmu (Kompetensi Utama) didapatkan hasil
Keahlian Pada Bidang Ilmu (Kompetensi Utama) sangat baik berjumlah 87
orang (79,82%) dan Baik sebanyak 42 orang (38,53%).
3) Kemampuan Berbahasa Asing
50
40
Sangat Baik
30 Baik
20 Cukup
Kurang
10
0
Tahun 2018 Tahun 2019
87
pada 109 alumni terkait penilaian Penggunaan Teknologi Informasi
didapatkan hasil Penggunaan Teknologi Informasi sangat baik berjumlah 25
orang (22,94%), baik sebanyak 54 orang (49.54%) dan cukup 30 orang
(27,52%). Kepuasaan pengguna lulusan tahun 2019 pada 129 alumni terkait
penilaian Penggunaan Teknologi Informasi didapatkan hasil Penggunaan
Teknologi Informasi sangat baik berjumlah 47 orang (43,12%), baik
sebanyak 60 orang (55,05%) dan cukup 22 orang (20,18%).
5) Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan Berkomunikasi
70
60
50
Sangat Baik
40
Baik
30
Cukup
20 Kurang
10
0
Tahun 2018 Tahun 2019
6) Kerjasama
Kerjasama
100
90
80
70
Sangat Baik
60
50 Baik
40 Cukup
30
Kurang
20
10
0
Tahun 2018 Tahun 2019
88
Survei yang dilakukan terkait kepuasaan pengguna lulusan tahun 2018
pada 109 alumni terkait penilaian Kerjasama didapatkan hasil Kerjasama
sangat baik berjumlah 88 orang (80,73%) dan baik sebanyak 21 orang
(19,27%). Kepuasaan pengguna lulusan tahun 2019 pada 129 alumni terkait
penilaian Kerjasama didapatkan hasil Kerjasama sangat baik berjumlah 94
orang (86,24%) dan baik sebanyak 35 orang (32,11%).
7) Pengembangan Diri
Pengembangan Diri
80
70
60
50 Sangat Baik
40 Baik
30 Cukup
20 Kurang
10
0
Tahun 2018 Tahun 2019
f. Mitra
Berdasarkan Kepuasan kerjasama dengan mitra baik Pemerintah Setempat,
Rumah Sakit, Institusi, Instansi Swasta dan lain-lain, terhadap kepuasan
transparansi, hubungan komunkasi, kejelasan prosedur kerjasama, manfaat
kerjasam, kompetensi SDM STIKES Papua, Efektifitas Kerjasama, Pedoman
kerjsama, Kejelasan MoU, dan Hasil kerjasama yang dibuat dapat dilihat pada
gamabr dibawah ini yaitu:
89
Kepuasan Kerjasama 2015-2018
90
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
Kejela
san Manfa Efektifi Pedom
Kompe Kejela Hasil
Transp Komun Prosed at tas an
tensi san Kerjas
aransi ikasi ur Kerjas Kerjas Kerjas
SDM MoU ama
Kerjas ama ama ama
ama
Sangat Puas 13.3 17.1 28.6 25.7 51.4 17.1 25.7 17.1 17.1
Puas 48.9 57.1 54.3 71.4 48.6 77.1 54.3 34.3 71.4
Kurang Puas 37.8 25.7 17.1 2.9 0 5.7 20 48.6 11.4
Tidak Puas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90
Kepuasan Kerjasama Tahun 2019-2020
90
80
70
60
Persentase
50
40
30
20
10
0
Kejelas
an Manfa Efektifit Pedom
Kompe Kejelas Hasil
Transp Komun Prosed at as an
tensi an Kerjas
aransi ikasi ur Kerjas Kerjas Kerjas
SDM MoU ama
Kerjas ama ama ama
ama
Sangat Puas 37.8 31.1 82.2 60 84.4 68.9 68.9 73.3 71.1
Puas 62.2 57.8 15.2 40 15.6 31.1 20 26.7 28.9
Kurang Puas 0 11.1 2.2 0 0 0 11.1 0 0
Tidak Puas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
91
9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Tata Pamong, tata Kelola dan
Kerjasama Serta Tindak Lanjut
Berdasarkan masalah dan rencana perbaikan dan pengembangan tata pamong,
tata kelola dan kerjasama dilakukan dengan merujuk pada STATUTA, RIP,
RENSTRA, Kebijakan Mutu, Standar mutu, Manual Mutu, SOP dan pedoman
pendidikan perguruan tinggi yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua
STIKES Papua.
Pelaksanaan tata pamong dilingkungan STIKES Papua dilakukan secara
menyeluruh dan dievaluasi secara menyeluruh kepada semua unit dan biro oleh UPM
dan GPM STIKES Papua. Penguatan tata pamong dan tata kelola, dilakukan dengan
berkerjasama dengan instansi pemerintah Papua dan Papua Barat maupun instansi
swasta dalam meningkatkan kualitas tridharma Perguruan Tinggi di STIKES Papua.
Strategi dalam pencapaian standar tata pamong, tata kelola dan kerjasama serta
tindak lanjut merujuk kepada standar mutu STIKES Papua dan disesuaikan dengan
Visi Misi Tujuan dan Sasaran STIKES Papua.
Pelaksanaan Evaluasi dan monitoring pembelajaran dilaksanakan setiap akhir
semester dan untuk semua unit minimal setahun sekali serta peningkatan standar di
seluruh unit kerja.
Peningkatan mutu dilakukan dengan mengadakan program pelatihan bagi
seluruh tenaga struktural di STIKES Papua. Meningkatkan layanan kepada
mahasiswa melalui SIAKAD Cloud serta melaksanakan audit mutu internal bagi
seluruh elemen di lingkungan STIKES Papua secara komprehensif dan
berkelanjutan.
C.3 Mahasiswa
1. Latar Belakang
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua merupakan sekolah tinggi
kesehatan satu-satunya di Provinsi Papua Barat. Kebutuhan akan sumber daya
manusia kesehatan yang semakin meningkat untuk melayani masyarakat di seluruh
wilayah Provinsi Papua Barat merupakan salah satu faktor yang mendorong STIKES
Papua menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang meliputi Program Diploma (D-3),
Strata Satu (S-1) dan Pendidikan Profesi, dengan demikian kebutuhan akan sumber
daya manusia kesehatan di Provinsi Papua Barat bisa dipenuhi.
Suatu perencanaan yang baik harus dimiliki institusi mengenai berapa
banyaknya input mahasiswa baru yang nanti diterima, guna menjamin keberlanjutan,
terpenuhinya mutu layanan, dan ketercapaian pembelajaran, sesuai dengan Visi
STIKES Papua. Sistem penerimaan mahasiswa baru STIKES Papua bertujuan untuk
mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas serta memiliki kompetensi
akademik sehingga mampu menyelesaikan pendidikan tinggi dengan baik. Proses
penerimaan mahasiswa baru berdasarkan kuota yang ditetapkan sesuai dengan
rasio/nisbah dosen dan mahasiswa per program studi.
Mekanisme penjaringan dan seleksi mahasiswa baru di STIKES Papua serta
mekanisme penetapan standar kemahasiswaan dimulai dari penetapan kebijakan
92
penjaringan calon mahasiswa, standar seleksi mahasiswa, metode pengambilan
keputusan, serta tatacara penerimaan mahasiswa. Sedangkan efektivitas pelaksanaan
sistem penjaringan dan seleksi calon mahasiswa dalam menghasilkan calon
mahasiswa yang berkualitas diukur berdasarkan banyaknya pendaftar, keseimbangan
peminat terhadap daya tampung dan keseimbangan mahasiswa lulus seleksi terhadap
pendaftar ulang.
Sebagai upaya pelaksanaan dan peningkatan layanan kemahasiswaan berupa
Pendidikan hard skil dan soft skil serta kesejahteraan mahasiswa, STIKES Papua
memberikan layanan pelatihan-pelatihan yang berkolaborasi dengan lembaga-lembaga
kemahasiswaan, konseling, layanan Kesehatan serta layanan beasiswa.
2. Kebijakan
Implementasi aktivitas kemahasiswaan di STIKES Papua dilaksanakan
berdasarkan beberapa dokumen formal kebijakan dan standar kemahasiswaan.
Dokumen-dokumen tersebut antara lain :
a. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 006/STIKES/II/2015 tentang
Pedoman Umum Kemahasiswaan dan Prosedur Kegiatan Kemahasiswaan
STIKES Papua;
b. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 005/STIKES/II/2017 tentang
Pedoman Penerimaan Mahasiswa Baru STIKES Papua Tahun Akademik
2017/2018;
c. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 004/STIKES/II/2018 tentang
Pedoman Penerimaan Mahasiswa Baru STIKES Papua Tahun Akademik
2018/2019;
d. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 002/STIKES/I/2019 tentang
Pedoman Penerimaan Mahasiswa Baru STIKES Papua Tahun Akademik
2019/2020;
e. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 047/STIKES/VIII/2014 tentang
Pedoman Bantuan Beasiswa bagi mahasiswa STIKES Papua;
f. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 029/STIKES/VII/2015 tentang Kode
Etik Mahasiswa;
g. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 101/STIKES/SK/VII/2017 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan di STIKES Papua;
h. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 045/STIKES/IX/2019 tentang
Sistem Informasi Manajemen Akademik dan Keuangan (SIAKAD) STIKES Papua.
93
kuantitas mahasiswa baru yang ▪ Biro PMB
mahasiswa baru efektif sesuai dengan Kerjasama &
tiap tahunnya perkembangan zaman Kehumasan
▪ Anggaran
Terlaksananya ▪ Sistem PKKMB ▪ Dosen PA ▪ Perolehan dan
kegiatan ▪ Latihan Dasar ▪ Dosen sumbangan PKM
pembinaan dan Kepemimpinan Pembimbing dari Dikti
pengembangan ▪ Peningkatan jumlah ▪ Mahasiswa ▪ Aktivitas
kelembagaan, proposal PKM ▪ Anggaran Kemahasiswaan
serta (Program Kreativitas
ekstrakurikuler Mahasiswa)
dalam membentuk ▪ Ekstrakurikuler
mahasiswa yang kerohanian
berkarakter
Kemampuan ▪ Meningkatkan skill ▪ Mahasiswa ▪ Kualitas dan
mahasiswa penggunaan ▪ Laboratorium kuantitas alat
terhadap computer dan ▪ Anggaran laboratorium
kepentingan softwarenya. ▪ Club Bahasa ▪ Kegiatan
pengguna ▪ Mendorong Inggris Kemahasiswaan
mahasiswa untuk
meningkatkan
kemampuan
berbahasa asing
Mahasiswa Memaksimalkan ▪ Dosen PA ▪ Buku kontrol
menyelesaikan peranan penasehat ▪ Beasiswa (konsultasi) PA
perkuliahan akademik (PA) ▪ Buku kontrol
dengan tepat skripsi
waktu ▪ Mengontrol
melalui SIAKAD
Adanya struktur Penyusunan struktur ▪ Tenaga ▪ Mengontrol
panduan data berbasis IT untuk administratif melalui SIAKAD
untuk komunikasi layanan akademik dan ▪ Mahasiswa ▪ Website
antara alumni, kemahasiswaan ▪ Alumni stikessorong.ac.i
stakeholder d
STIKES Papua
94
(a) Jalur reguler
Jalur regular merupakan jalur yang diperuntukkan kepada calon mahasiswa
yang dari jenjang pendidikan SMA/MA, SMK dan SPK.
Syarat administrasi untuk jalur reguler adalah :
(1) Melampirkan fotokopi Ijazah dan Transkrip Nilai atau Surat Tanda
Kelulusan yang dilegalisir sejumlah 3 lembar,
(2) Pasfoto 3 x 4 sejumlah 7 lembar,
(3) Pasfoto 4 x 6 sejumlah 7 lembar,
(4) Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga,
(5) Materai 6000 sejumlah 4 lembar.
(b) Jalur transfer
Jalur transfer merupakan jalur yang diperuntukkan kepada calon
mahasiswa yang berasal dari jenjang pendidikan DIII Kesehatan atau
pindahan dari kampus lain.
Syarat administrasi untuk jalur transfer adalah :
(1) Melampirkan fotocopy ijazah dan/atau transkip nilai yang dilegalisir dari
Perguruan Tinggi sejumlah 3 lembar,
(2) Menyerahkan pas photo 3 x 4 terbaru sejumlah 7 lembar,
(3) Pasfoto 4 x 6 sejumlah 7 lembar,
(4) Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga,
(5) Materai 6000 sejumlah 4 lembar.
2) Analisis tentang banyaknya rasio pendaftar, terhadap jumlah mahasiswa baru
dan pertambahan banyaknya calon mahasiswa baru adalah sebagai berikut:
(a) Rasio besaran pendaftar dengan besaran mahasiswa baru STIKES
Papua dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, yaitu berturut-turut 89,66%;
83,33%; dan 82,09%. Rasio besaran mahasiswa baru terhadap daya
tampung selama kurun waktu 3 tahun terakhir, yaitu 89,66%; 109,52%
dan 83,79%.
(b) Pertambahan mahasiswa baru dengan daya tampung dalam kurun waktu
3 tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pertambahan mahasiswa baru TS-2
dengan TS-1 mengalami penurunan sebanyak 11,54%, sementara itu dari
TS-1 terhadap TS memperoleh peningkatan sebanyak 5,65%.
3) Daya Tarik STIKES Papua
Minat calon mahasiswa STIKES Papua mengalami fluktuasi. TS-1 penurunan
minat calon mahasiswa sebesar 4,83% dari TS-2. Pada TS minat calon
mahasiswa mengalami peningkatan sebesar 7,25% dari TS-1.
b. Layanan mahasiswa
Layanan kemahasiswaan yang tersedia di STIKES Papua bagi seluruh mahasiswa
tercakup dalam bidang :
1) Penalaran, Minat, dan Bakat
Dalam penalaran, minat dan bakat mahasiswa, STIKES Papua
memberikan peluang layanan mahasiswa dalam bentuk bimbingan melalui
Penasehat Akademik (PA), yang diangkat melalui SK Ketua STIKES Papua.
95
Selain itu, untuk menampung minat serta bakat mahasiswa, STIKES Papua
memiliki lembaga organisasi di bidang penalaran dan keilmuan mahasiswa
pada jenjang institusi dan program studi. Di tingkat institusi terdapat wadah
organisasi mahasiswa yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM). BEM bertugas untuk membina dan berupaya
memberi pemahaman kepada mahasiswa, yakni mengenai tata cara
berorganisasi bagi mahasiswa STIKES Papua. Saluran organisasi mahasiswa
di jenjang program studi yaitu Himpunan Mahasiswa (HIMA). Tujuan
pembentukan HIMA sebagai sarana mahasiswa dalam berorganisasi,
pengembangan kerangka berpikir, kecakapan, dan karakter yang berhubungan
dengan disiplin ilmu sehingga siap menjajaki industri dan masyarakat. Lembaga
organisasi mahasiswa di jenjang institusi dan program studi terbentuk melalui
SK Ketua STIKES Papua tiap kali pengurusannya.
Unit penalaran di jenjang institusi didirikan dan ditetapkan berlandaskan
pada Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor 006/STIKES/II/2015 tentang
Pedoman Umum Kemahasiswaan dan Prosedur Kegiatan Kemahasiswaan
STIKES Papua, mahasiswa di lingkungan STIKES Papua dibentuk menjadi
media guna memfasilitasi minat serta bakat mahasiswa. Di bidang Bakat Seni
untuk mahasiswa, STIKES Papua membentuk kelompok paduan suara. Untuk
kepanduan, STIKES Papua juga membentuk gugus Pramuka. Untuk olah raga,
STIKES Papua memfasilitasi melalui klub olaharga. Guna menunjang
organisasi mahasiswa dalam berbangsa dan berpolitik, STIKES Papua
mengadakan organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Di bidang
keagamaan terdapat organisasi mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen
(PMK) STIKES Papua dan Badan Kesejahteraan Mushollah (BKM) Al-Aafiyah
STIKES Papua.
2) Bimbingan Karir dan Kewirausahaan
Dalam menunjang bimbingan karir bagi mahasiswa, STIKES Papua
mengoptimalkan informasi yang berkaitan dengan lowongan pekerjaan yaitu
carrier centre yang bisa dijangkau oleh mahasiswa maupun alumni. Selain
itu,optimalisasi jejaring informasi STIKES Papua mengenai lowongan pekerjaan
juga bekerjasama dengan alumni.
Sementara itu, guna meningkatkan antusiasme wirausaha mahasiswa,
diwujudkan melalui masuknya matakuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum
dan dilaksanakan dengan kunjungan ke lapangan, terutama industri-industri
dengan harapan:
(a) Menumbuhkembangkan minat berwirausaha di lingkungan mahasiswa,
(b) Membentuk perilaku intelektual wirausaha yakni percaya diri, kesadaran
terhadap jati diri, termotivasi meraih cita-cita, pantang menyerah, dapat
bekerja keras, kreatif, inovatif, berani ambil risiko dengan penuh
perhitungan,leadership, visioner, responsif terhadap kritik dan saran, mampu
berempati dan social skills,
(c) Mengembangkan kapabilitas serta kompetensi para mahasiswa khususnya
sense of business,
96
(d) Menumbuhkembangkan individu-individu wirausaha baru yang belatar
berlatar belakang pendidikan tinggi,
(e) Melahirkan komponen bisnis baru yang berlandskan pada ilmu
pengetahuan, teknologi, serta seni,
(f) Mendirikan jejaring bisnis intra pelaku bisnis, terutama antara wirausaha
pemula dengan pengusaha yang sudah mapan.
3) Kesejahteraan
STIKES Papua memberikan layanan mahasiswa dalam bentuk bimbingan
akademik dan konseling. Bimbingan akademik pada setiap prodi dilakukan oleh
dosen Penasehat Akademik (PA) yang diangkat dan ditetapkan melalui SK
Ketua STIKES Papua. Dosen PA dapat membimbing maksimal 30 mahasiswa
per tahun dengan kuantitas bimbingan serta konseling minimal 2 kali per
semester. Layanan beasiswa dilakukan secara tersentralisasi pada Biro
Kemahasiswaan STIKES Papua. Tata cara dan mekanisme pengelolaan
beasiswa ditetapkan melalui Keputusan Ketua STIKES Papua Nomor
047/STIKES/VIII/2014 tentang Pedoman Bantuan Beasiswa bagi mahasiswa
STIKES Papua, dengan beasiswa yang ada di STIKES Papua terdiri dari
Beasiswa Bidikmisi, beasiswa PPA dan beasiswa Pemerintah Daerah. Guna
mendukung kesejahteraan mahasiswa, di lingkungan STIKES Papua juga
didirikan layanan kesehatan bagi mahasiswa yang berjalan dari tahun 2014
sampai saat ini. Klinik Kesehatan STIKES Papua bertempat di Laboratorium
Keperawatan. Klinik Kesehatan STIKES Papua memiliki layanan kesehatan
dasar dan saat ini dipegang oleh lima orang tenaga kesehatan. 1 orang dokter,
2 orang keperawatan, 1 orang farmasi dan 1 orang Tenaga Laboratorium Medik
(TLM).
97
Kreativitas Mahasiswa, nasional.
Pelaksanaan Latihan Dasar Ter- Ter- Ter- Ter- Ter- Ter-
Kepemimpinan (LDK). seleng- seleng- seleng- seleng- seleng- seleng-
gara gara gara gara gara gara
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Terselen Terselen Terselen Terselen Terselen Terselen
gara gara gara gara gara gara
Meningkatkan aktivitas laboratorium Peningk Peningk
dalam kegiatan pelatihan untuk a-tan a-tan
Lab. Lab. Lab. Lab.
kompetensi mahasiswa. kuantitas kuantitas
Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan
Lab. Lab.
Kompute Kompute Kompute Kompute
Kompute Kompute
r r r r
r dan r dan
Jaringan Jaringan
Memotivasi kepada mahasiswa untuk
Finalis Finalis Finalis
terus mengupayakan serta
Finalis Finalis NUDC NUDC Finalis NUDC
meningkatkan potensi dalam
NUDC NUDC tingkat tingkat NUDC tingkat
berbahasa asing dengan melihat
wilayah nasional wilayah
standar yang telah ditetapkan.
Mengoptimalkan fungsi dan peran Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
penasehat akademik (PA). bimbing bimbing bimbing bimbing bimbing bimbing
an min 2 an min 2 an min 2 an > 2 an > 2 an > 2
kali kali kali kali kali kali
Pembuatan sistem layanan akademik
0 0 Tersedia 0 0 Tersedia
dan kemahasiswaan berbasis IT.
8. Kepuasan Pengguna
Analisis tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan STIKES Papua melalui
prosedur :
a. Berita umum kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan mahasiswa STIKES
Papua wajib dirancang secara (1) benar, (2) tangguh, (3) simpel dipergunakan.
Analisis pengukuran kepuasan memakai model SERVQUAL dapat mengacu pada
perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi mahasiswa pada pelayanan yang
nyata dan pelayanan yang sesuai mereka harapkan sesungguhnya.
b. Pada indikator layanan konseling minat dan bakat, soft skill serta beasiswa
merupakan kepuasan dalam pelayanan kemahasiswaan
c. Pelaksanaan kepuasan dilakukan setiap semester secara berkala. Review
pelaksanaan pada kepuasan pengguna dalam pelayanan STIKES Papua
dilaksanakan dengan rapat yang dihadiri oleh pimpinan STIKES Papua, Dewan
Senat, BEM dan HIMA.
98
Hasil kepuasan mahasiswa dan tindak lanjutnya terhadap layanan kemahasiswaan
adalah sebagai berikut:
Indeks/
No Bidang Pelayanan Rasio Kriteria Tindak Lanjut
(%)
1 Konseling 67 Puas Meningkatkan
kualitas konseling
2 Minat dan bakat 74 Puas ▪ Memberikan
penghargaan
kepada mahasiswa
yang berprestasi
pada tingkat
regional atau
nasional.
▪ Meningkatkan
kinerja Lembaga
mahasiswa
▪ Mendorong
terbentuknya UKM-
UKM baru.
▪ Meningkatkan
sarana dan
prasarana
penunjang
3 Soft skil 71 Puas ▪ Meningkatkan
jumlah pembimbing/
pendamping
▪ Membentuk UKM
penalaran
4 Beasiswa 70 Puas ▪ Advokasi
stakeholder
▪ Meningkatkan
intensitas
sosialisasi
▪ Meningkatkan
sistem
pendampingan dan
pengendalian
99
mahasiswa asing dan pertukuran mahasiswa. Pelayanan pada mahasiswa dapat
berjalan dengan baik seperti bimbingan akademik, konseling, penalaran, minat,
talenta, dan beasiswa . Manajemen yang dilakukan guna memperbaiki serta
meningkatkan input mahasiswa serta layanan mahasiswa adalah :
a. Pengenalan STIKES Papua ke beberapa Sekolah Menengah Atas/ Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah/ sederajat di daerah Sorong Raya.
b. Pengenalan PMB STIKES Papua berupa media cetak (brosur dan spanduk)
serta media online (website serta sosial media).
c. Mengadakan berbagai macam lomba dalam rangka Dies Natalis menjadi
branding STIKES Papua.
d. Menjalin kerjasama dalam pembinaan hard skill serta soft skill dengan
institusi/industri.
e. Pendaftaran dilakukan secara online untuk dapat mempermudahkan calon
mahasiswa baru.
f. Pada kegiatan mahasiswa dapat menjalin kerja sama sponsorship.
g. Menaikkan standar input mahasiswa.
h. Menaikkan kompetensi lulusan sesuai standar.
i. Menaikkan keterlibatan mahasiswa dalam meningkatkan aktivitas PkM.
100
a. Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
b. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 tahun 2009 tentang Dosen
e. STATUTA STIKES No. 090/YPMP/VII/2013 tahun 2013 BAB IX Pasal 23 tentang
Dosen dan Tenaga Kependidikan.
f. SK Ketua STIKES No. 008/STIKES/I/SK/2014 tentang Pedoman Perencanaan Sistem
Seleksi, Rekruitmen, Penetapan, Pengembangan, Retensi, Pemberhentian Dosen
dan Tenaga Kependidikan STIKES Papua.
g. SK Ketua STIKES No. 55/STIKES/SK/IX/2014 tentang Penilaian Kinerja Dosen dan
Tenaga Kependidikan STIKES Papua.
Dosen merupakan ilmuwan dan pendidik profesioanal yang memiliki tugas utama
yaitu mentrasformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
tridarma perguruan tinggi. Dalam konteks hubungan input-proses-output pada suatu
sistem pendidikan tinggi, dosen dan tenaga kependidikan memiliki tugas dan peran
dalam melaksanakan suatu proses dalam sistem tersebut. Dalam mewujudkan visi
STIKES Papua dalam menjadi institusi pendidikan tinggi kesehatan yang menghasilkan
lulusan yang unggul, bermoral dan bermartabat dalam tridarma perguruan tinggi pada
aspek pelayanan kesehatan berbasis budaya Papua serta berstandar nasional tahun
2025. STIKES Papua mendukung pengembangan setiap karir dosen maupun tenaga
kependidikan baik dalam hal studi lanjut, mengembangkan kemampuan melalui
pelatihan dan seminar, peningkatan jabatan fungsional serta sertifikasi dosen.
2. Kebijakan
Memuat tentang penetapan kebijakan yang berlaku di lingkungan STIKES Papua.
Penetapan kebijakan tertulis dalam dokumen kebijakan yang salah satunya memuat
tentang pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).
a. Kebijakan Penetapan Standar
Kebijakan penetapan pengelolaan SDM, mengacuh pada :
1) Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 14 tahun 2005 mengenai Guru
dan Dosen
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 37 tahun 2009 mengenai
Dosen
3) SK Ketua STIKES No. 008/STIKES/I/SK/2014 mengenai Pedoman Perencanaan
Sistem Seleksi, Rekrutmen, Penetapan, Pengembangan, Retensi,
Pemberhentian Dosen dan Tenaga Kependidikan STIKES Papua.
101
Standar kualifikasi tenaga kependidikan antara lain memiliki keahlian khusus
sesuai dengan bidang tugasnya serta memiliki kualifikasi pendidikan minimal
SMA/SMK atau sederajat.
Standar beban kerja di STIKES Papua mengacu pada Keputusan Ketua STIKES
Papua. Perhitungan beban kerja dosen meliputi pelaksanaan tridarma perguruan tinggi
serta kegiatan-kegiatan seminar, workshop ataupun pelatihan.
Terdapat 2 kategori dosen di lingkungan STIKES Papua yaitu yang pertama
adalah dosen tetap. Dosen tetap merupakan dosen yang diangkat oleh Yayasan
Pemberdayaan Masyarakat Papua (YPMP) dan dipekerjakan oleh institusi sesuai
permintaan kebutuhan di setiap program studi. Syarat dosen tetap disetiap program
studi harus berjumlah minimal 6 dosen yang memiliki jenjang studi yang linier dengan
program studi. Sedangkan, yang kedua adalah dosen tidak tetap merupakan dosen
yang diangkat oleh ketua STIKES Papua sebagai dosen tidak tetap yang diterima
berdasarkan usulan dari ketua program studi. Yang termasuk dalam dosen tetap antara
lain dosen kontrak, luar biasa dan dosen tamu.
b. Pengelolaan SDM
Sistem pengelolaan SDM di lingkungan STIKES Papua terdiri dari sistem
seleksi, rekruitmen, penempatan, pengembangan, rentensi serta pemberhentian
dosen dan tenaga kependidikan.
1) Sistem Seleksi dan Rekrutmen
Proses seleksi dan rekrutmen dosen tetap yayasan bersifat sentral di
Pimpinan Institusi dan Yayasan. Adapun mekanisme rekruitmen dan seleksi
dosen tetap yayasan adalah program studi mengajukan kebutuhan dosen terlebih
dahulu kepada pimpinan institusi dan selanjutnya pimpinan institusi akan
melanjutkan usulan tersebut kepada Senat Tinggi dan Ketua Yayasan
Pemberdayaan Masyarakat Papua, dengan mengikuti Pedoman Rekruitmen
Dosen/Tenaga pendidik dan peraturan kepegawaian sesuai dengan SK Ketua
STIKES No. 008/STIKES/I/SK/2014.
Pada proses seleksi dan rekruitmen dibutukan SDM yang professional dan
berkualitas agar dapat mewujudkan visi dan misi STIKES Papua. Sistem
rekruitmen dituangkan dalam SOP, antara lain:
a) Tujuan dari sistem seleksi dan rekruitmen adalah merancang proses yang
handal sehingga calon dosen dan tenaga kependidikan dapat menjalankan
seleksi dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mencapai sasaran yang
ingin dicapai serta memiliki persyaratan yang diinginkan oleh STIKES Papua.
b) Setiap program studi di lingkungan STIKES Papua melakukan analisis
kebutuhan dosen dan tenaga kependidikan, kemudian memberikan daftar
kebutuhan beserta kualifikasinya ke bagian SDM
c) Bagian SDM melakukan tabulasi data dosen dan tenaga kependidikan dan
menyerahkan laporan ke Wakil Ketua II
d) Bagian SDM mengumumkan penerimaan dosen dan tenaga kependidikan
melalui media massa, website dan media sosial resmi STIKES Papua.
e) Calon dosen dan tenaga kependidikan mengirimkan lamaran sesuai dengan
102
kualifikasi yang diminta ke STIKES Papua paling lambat 1 bulan setelah
pengumuman penerimaan.
f) Berkas lamaran yang diterima diverifikasi oleh bagian SDM, dimana kualifikasi
untuk calon dosen dan tenaga kependidikan antara lain merupakan warna
Negara Indonsia, dapat berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), swasta
maupun masyarakat umum, sehat jasmani dan rohani, tidak pernah terlibat
tindak pidana, khusus calon dosen harus memiliki kualifikasi minimal magister
yang linier dengan program studi yang ditujuh, memiliki usia maksimal 58
tahun kecuali yang telah memiliki Nomor Induk Dosen Negeri (NIDN)
maksimal berusia 48 tahun.
Sedangkan jenjang pendidikan untuk tenaga kependidikan antara lain harus
memiliki kualifikasi minimal D-III untuk tenaga administrasi, teknisi,
pustakawan dan laboratorium dan memiliki sertifikat pendukung sesuai
dengan keahliannya, memiliki kualifikasi minimal SLTA untuk tenaga security,
cleaning service dan lainnya, dengan usia minimal 40 tahun.
g) Setelah melalui sistem seleksi administratif, calon dosen dan tenaga
pendidikan akan melalui test wawancara, test kesehatan (melampirkan surat
kesehatan jasmani dan rohani, bebas narkoba dan psikotropika dari rumah
sakit setempat) dan micro teaching (khusus calon dosen). Tujuan dari test
wawancara adalah untuk mengetahui motivasi kerja, latar belakang dan cita-
cita serta tujuan ingin bergabung di STIKES Papua. Test micro teaching
khusus calon dosen dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dosen
dalam mengajar, menyampaikan materi dan menguasai kelas yang diajar.
Test wawancara dilakukan oleh wakil ketua II dan SDM untuk calon tenaga
kependidikan sedangkan untuk dosen dihadiri oleh wakil ketua II, SDM dan
ketua program studi yang ditujuh.
h) Bagian SDM mengumumkan hasil test dengan menghubungi calon dosen dan
tenaga kependidikan via telepon, short message service (SMS) atau
Whatsapp.
2) Penempatan Dosen dan Tenaga Kependidikan
Penempatan dosen dan tenaga kependidikan didasarkan atas tindak lanjut
dari hasil seleksi dan rekruitmen. Dosen dan tenaga kependidikan yang lolos
seleksi akan diterima sebagai calon pegawai dengan status pegawai kontrak.
Kemudian akan dievaluasi kinerjanya selama 6 bulan, jika kinerjanya baik maka
akan diangkat menjadi status pegawai tetap, dimana ketua STIKES Papua
membuat usulan pengangkatan pegawai tetap ke ketua YPMP. Ketua YPMP
mengeluarkan SK pengangkatan pegawai tetap bersamaan dengan
penandatanganan surat perjanjian kontrak kerja yang ditandatangani di atas
materai. Kemudian bagian SDM akan melakukan pembuatan user absensi
fingerprint dan atau scan wajah.
3) Pengembangan Karir
Secara umum pengembangan karir dosen dan tenaga kependidikan sebagai
berikut:
103
a) Ketua STIKES Papua berkoordinasi dengan program studi dalam menentukan
tahapan karir sesuai dengan rencana strategi (renstra) institusi jenjang karir
yang disesuaikan dengan renstra institusi.
b) Penilaian kinerja dan kompetensi dosen dinilai berdasarkan beban kerja.
c) Ketua program studi memacu setiap tenaga kependidikan dan dosen untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya dimana ketua program
studi harus menyampaikan rencana kebutuan sekolah lanjut dan pelatihan
kepada bagian SDM.
d) Bagian SDM akan memverifikasi setiap usulan sekolah lanjut dan pelatihan
yang diusulkan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti
ketersediaan anggaran dan kebutuhan program studi akan SDM yang
kompeten. Setiap rencana yang telah diverifikasi bagian SDM dan disetujui
oleh wakil ketua II akan didisposisikan ke bagian keuangan.
e) Bagian SDM akan mengeluarkan SK yang disetujui oleh Ketua STIKES Papua
kepada yang bersangkutan untuk melakukan pelatihan dan surat perjanjian
tugas belajar bagi studi lanjut.
f) Dosen atau tenaga kependidikan yang mengikuti pelatihan menyerahkan
laporan hasil kegiatan untuk dievaluasi.
4) Retensi dan Sanksi Dosen dan Tenaga Kependidikan
Pemberian retensi dapat berupa pemberian fasilitas untuk pengembangan
diri, pemberian intensif pada dosen berdasarkan beban kerja; Pemberian sanksi
diberikan secara berjenjang mulai dari teguran lisan, tertulis ataupun
pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja berdasarkan tingkat pelanggaran
yang dilakukan.
5) Pemberhentian Dosen dan Tenaga Kependidikan
Prosedur pemberhentian di lingkungan STIKES Papua yaitu dengan
melakukan pemutusan hubungan kerja apabila melanggar peraturan yang
berlaku di lingkungan STIKES Papua. Pemberhentian dosen dan tenaga
kependidikan juga dapat diajukan atas permintaan sendiri dari yang
bersangkutan.
104
Penyelenggaraan Perguruan Tinggi, setiap program studi telah mengikuti aturan
terkait jumlah dosen yakni masing-masing program studi minimal memiliki 6
dosen. Rincian jumlah dosen masing-masing prodi yaitu untuk Program Studi
Ilmu Keperawatan berjumlah 11 dosen tetap, Program Studi Ners maupun
Farmasi masing-masing memiliki 6 dosen tetap, untuk Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat berjumlah 12 dosen tetap dan Program Studi Analis
Kesehatan memiliki 7 dosen tetap.
2) Jabatan Akademik Dosen (Tabel 3.a.2LKPT).
Dosen yang telah memiliki jabatan fungsional yakni berjumlah 36 dosen,
dimana untuk jabatan lektor kepala berjumlah 1 dosen, jabatan lektor berjumlah 9
dosen dan sisanya yaitu 26 dosen memiliki jabatan asisten ahli.
3) Sertifikasi Dosen (Pendidik Profesional/Profesi/Industri/Kompetensi) (Tabel
3.a.3LKPT).
STIKES Papua telah memiliki dosen yang bersertifikasi dosen yakni
berjumlah 10 dosen, yang tercantum dalam gambar tabel di bawah ini:
105
b. Kinerja dosen
Analisis data tentang:
1) Produktivitas Penelitian dan PKM (Tabel 3.c.1 dan Tabel 3.c.2 LKPT).
a) Penelitian
Sejauh ini penelitian yang telah dipublikasikan berjumlah 114 penelitian
yang dihitung sejak tahun 2017, dengan perincian yaitu sebanyak 20
penelitian di tahun 2017 (9 penelitian sumber pembiayaan dari institusi dan 11
penelitian sumber pembiayaan mandiri), 24 penelitian di tahun 2018 (11
penelitian sumber pembiayaan dari institusi, 10 penelitian sumber pembiayaan
mandiri dan 3 penelitian sumber pembiayaan dari lembaga dalam negeri) dan
di tahun 2019 mencapai 70 penelitian (41 penelitian sumber pembiayaan dari
institusi, 17 penelitian sumber pembiayaan mandiri dan 12 penelitian sumber
pembiayaan dari lembaga dalam negeri).
b) Pengabdian kepada masyarakat
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat selama tahun 2017 hingga
tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Dosen STIKES Papua mencapai total 151
pelaksanaan pengabdian, dimana tahun 2017 pengabdian kepada masyarakat
tersebut dilakukan sebanyak 25 pengabdian, 56 pengabdian dilakukan di
tahun 2018 dan tahun 2019 sebanyak 70 pengabdian kepada masyarakat
dengan sumber dana yang dipakai adalah dana mandiri.
2) Rekognisi Dosen (Tabel 3.dLKPT).
Prestasi atau kinerja dosen STIKES Papua selama 3 tahun terakhir
mencapai total 22 prestasi, yang apabila dirincikan yaitu 17 dosen mendapatkan
hibah penelitian dosen pemula (3 orang di tahun 2018, 14 orang di tahun 2019).
Namun dalam pelaksanaannya terdapat 2 orang dosen penerima hibah penelitian
dosen pemula yang mengundurkan diri (dibatalkan) dikarenakan terhambat
pandemic Covid-19 dalam pelaksanaannya sehingga 2 orang dosen tersebut
menghentikan penelitiannya. Serta penerimaan beasiswa LPDP untuk
melanjutkan studi doktoral oleh 2 orang dosen dan 3 orang dosen lainnya telah
berkesempatan menjadi guru tamu pada institusi pendidikan lain.
c. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yang bekerja di STIKES Papua berjumlah 21 orang,
dengan kualifikasi pendidikan SMA/SMK 9 orang, Profesi Ners sebanyak 2 orang
dan S1 berjumah 10 orang dengan rincian sarjana informatika sebanyak 2 orang,
sarjana analis kesehatan sebanyak 1 orang, 2 orang sarjana ekonomi, sarjana
keperawatan 1 orang, 2 orang sarjana farmasi, sarjana gizi dan ilmu kesehatan
masyarakat masing-masing 1 orang. STIKES Papua memberikan kesempatan
kepada tenaga kependidikan dalam upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi
seperti melanjutkan pendidikan ke strata yang lebih tinggi atau memfasilitasi dalam
mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh LLDIKTI wilayah XIV. Saat ini, tenaga
kependidikan yang tengah melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 yaitu sebanyak 3
orang.
106
5. Indikator Kinerja Tambahan
Dalam pelaksanaan kinerja terutama bidang SDM di STIKES Papua sampai saat
ini masih sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
107
digunakan oleh dosen bersangkutan sebagai bahan evaluasi diri. Instrumen evaluasi
penilaian kinerja dosen disiapkan oleh tim UPM. Hasil pelaksanaan evaluasi dosen
yang dilakukan di program studi wajib dilaporkan kepada Ketua STIKES Papua
melalui UPM. Ketua STIKES akan menindaklanjuti dosen yang memiliki nilai
terendah pada setiap semester. Sedangkan dosen yang memiliki kinerja yang baik
akan diberikan reward oleh Ketua STIKES Papua.
8. Kepuasan Pengguna
a. Dalam melakukan pengukuran kepuasan tenaga dosen dan kependidikan dilakukan
setiap semester, hal ini dilakukan secara rutin oleh mahasiswa. Adapun kepuasan
pengguna bertujuan untuk menjelaskan kuisioner dalam pelaksanaan, penyimpanan
serta dalam melakukan pengolahan datanya.
Adapun cara yang digunakan STIKES Papua dalam melihat kepuasan
pengguna baik itu tenaga dosen dan kependidikan dengan cara mahasiswa
melakukan pengisian instrument (kuisioner) yang telah disediakan di aplikasi.
108
Instrument (kuisioner) disusun dengan kalimat yang sangat mudah (simple)
sehingga lebih dimengerti pada saat pengisian dimana sebelumnya dilakukan
proses uji validitas dan uji reliabilitas sehingga hasil instrument (kuisioner) yang
dibagikan mendapatkan hasil yang sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan
kualitas mutu STIKES Papua.
Penilaian kepuasan tenaga dosen dan kependidikan dilakukan sebanyak 1 kali
dan 1 tahun dimana instrument (kuisioner) wajib diisi baik oleh dosen maupun
mahasiswa setelah proses belajar mengajar selesai (akhir semester) pada aplikasi
yang telah disediakan. Setiap masukan yang diterima digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan evaluasi dalam peningkatan kualitas SDM.
Dalam melakukan penyusunan instrument (kuisioner) yang akan diisi oleh
dosen ataupun mahasiswa sudah dilakukan beberapa proses seperti penyusunan
kata-kata (bahasa) yang digunakan maupun dari proses statistik yang sudah
dilakukan seperti proses uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini bertujuan agar setiap
jawaban yang diberikan oleh dosen ataupun mahasiswa dapat memicu untuk bisa
menjadi lebih baik lagi dan hal ini dilakukan dengan harapan agar survey ini dapat
dilakukan secara terus menerus.
b. Hasil yang didapatkan dari bukti pengukuran kepuasan pengguna yang dilakukan
secara terus menerus.
Untuk mendapatkan hasil dari kepuasan pengguna, STIKES Papua mengukur
beberapa aspek yang dapat diakses pada link google form.
Adapun hasil penilaian yang selama ini telah dilakukan yaitu:
1) Hasil Penilaian Kepuasan Mahasiswa Terhadap Dosen
Survey ini diisi oleh mahasiswa sebelum melakukan pengisian KRS. Hasil
dari pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap dosen ini dilakukan setiap akhir
semester dan dianalisis serta ditindaklanjuti minimal 1 kali setiap semester,
dimana hasil yang didapat diperuntukkan agar mutu yang ada di STIKES Papua
bisa lebih baik lagi.
Survey penilaian kepuasan mahasiswa dapat diakses melalui akun Sevima
(https://siakadcloud.stikessorong.ac.id/). Kuisioner penilaian diisi sebelum
mahasiswa menginput KRS di semester berikutnya.
2) Hasil Penilaian Kepuasan Mahasiswa Terhadap Tendik
Survey ini diisi oleh mahasiswa sebelum melakukan pengisian KRS, Hasil
dari pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap Tendik yang terdiri dari
pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan sarpras dilakukan setiap akhir
semester dan dianalisis serta ditindaklanjuti minimal 1 kali setiap semester,
dimana hasil yang didapat digunakan untuk perbaikan tendik dalam melakukan
tugas-tugasnya, serta mengatasi kekurangan dari pelayanan yang diberikan oleh
Tendik demi terselenggaranya kegiatan akademik yang baik.
3) Hasil Penilaian Kepuasan Dosen Terhadap Diri Sendiri
Survey ini diisi oleh dosen sendiri setiap akhir semester serta ditindaklanjuti
minimal 1 kali setiap semester. Survey yang diisi oleh dosen terkait dengan
proses pembelajaran yang dilakukan selama 1 semester begitu juga dengan
penelitian dan pengabdian masyarakat (PKM). Kegiatan ini juga tersusun di
109
dalam Beban Kerja Dosen (BKD) dan akan dievaluasi pada Lembar Kerja Dosen
(LKD). Hasil dari pada penilaian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
dosen tersebut telah melakukan tridarma perguruan tinggi sehingga dapat
memotivasi dosen untuk lebih baik lagi dalam melakukan tridarma perguruan
tinggi.
4) Hasil Penilaian Kepuasan KaProdi Terhadap Sekertaris Prodi
Survey ini diisi oleh KaProdi sendiri setiap akhir semester serta ditindaklanjuti
minimal 1 kali setiap semester. yang Sekertaris Prodi dalam menyusun silabus
perkuliahan, mengkoordinir PJMK untuk mengontrol tertibnya dosen masuk kelas
sesuai jadwal yang ditetapkan, hingga mengatur jadwal ujian UTS dan UAS serta
mengkawal masuknya/penginputan nilai akhir pada sistem. Hasil dari pada
penilaian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana Sekertaris Prodi tersebut
telah melakukan pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai Sekertaris Prodi.
5) Hasil Penilaian Kepuasan Dosen Terhadap Kinerja Ketua Program Studi
Survey ini diisi oleh masing-masing dosen pada setiap Prodi yang ada di
STIKES Papua, penilaian ini dilakukan setiap akhir semester serta ditindaklanjuti
minimal 1 kali setiap semester yang terdiri dari penelitian, pengembangan
kompetensi, karir/jabatan, dan karya ilmiah yang di lakukan oleh ketua Program
Studi. Hasil dari pada penilaian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
KaProdi telah melakukan tugas serta tanggung jawabnya dalam memimpin prodi
serta merangkul dan memotivasi anggotanya untuk dapat bekerja lebih optimal
lagi.
6) Hasil Penilaian Kepuasan Dosen Terhadap Pelayanan STIKES Papua
Survey ini diisi oleh Dosen Pengelola STIKES Papua setiap akhir semester
serta ditindaklanjuti 1-2 kali setiap 1 tahun yang terdiri dari PKM (Pengabdian
Kepada Masyarakat), penelitian, pengembangan kompetensi, karir/jabatan, dan
karya ilmiah, dan segala kebutuhan yang dapat membantu dosen dalam
meningkatkan kompetensi tridarmanya. Hasil dari pada penilaian ini digunakan
untuk melihat sudah sejauh mana STIKES Papua dapat memfasilitasi setiap
dosennya untuk bisa lebih baik, maju dan unggul sehingga dapat memberikan
yang terbaik dalam pelayanannya kepada mahasiswa STIKES Papua.
110
C.5 Keuangan, Sarana, dan Prasarana
1. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, komponen pembiayaan merupakan
salah satu faktor utama untuk kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan semua latihan
yang diselesaikan oleh perguruan tinggi. Subsidi perguruan tinggi digunakan untuk
Tridarma. Semua bersama-sama untuk bekerja dengan tepat, tolok ukur atau pedoman
pembiayaan diperlukan. Juga, untuk bekerja pada sifat kualitas institusi, ujian dan
langkah-langkah administrasi, penting untuk memberikan yang besar dan sangat terus-
menerus dengan institusi dan yayasan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan
norma jabatan dan yayasan sebagai acuan paling rendah untuk tindakan pengajaran,
pemeriksaan dan administrasi.
Tujuan penetapan prinsip-prinsip moneter untuk institusi dan yayasan adalah: (1)
Untuk memberikan aturan dan data pada penatausahaan keuangan di STIKES Papua,
dan memberi ruang pada rencana strategi. (2) Memutuskan administrasi keuangan,
institusi, dan yayasan yang terbaik, untuk memajukan pemanfaatan administrasi dan
kerangka moneter yang ada. (3) Kepastian norma moneter, intitusi dan yayasan juga
direncanakan sebagai aturan baku yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan
Tridarma Perguruan Tinggi STIKES Papua.
Sistem agregasi norma moneter STIKES Papua sebagian besar dimulai dari
tahap penyusunan, pelaksanaan, perincian dan pemeriksaan. Mengatur dan
merencanakan sesuai dengan aturan dan bahan referensi untuk prinsip moneter institusi
dan yayasan. Normalisasi aset STIKES Papua dengan menetapkan dan menyusun
pedoman moneter untuk institusi dan kerangka kerja, dan mengawasi mereka secara
layak dan produktif. Setiap kegiatan skolastik dan non-ilmiah yang diidentikkan dengan
pembiayaan, baik dalam hal pembayaran maupun konsumsi, harus memiliki laporan.
Selain itu, merinci adalah bagian penting dalam menentukan pedoman moneter untuk
institusi dan kerangka kerja yang lebih baik. Laporan penilaian memutuskan apakah
penting untuk menilai hasil tinjauan. Melalui kajian, pendekatan dan dinamika yang
dilakukan oleh Ketua STIKES Papua dapat diselesaikan dalam 5 tahun ke depan.
2. Kebijakan
111
YPMP No. 090/YPMP/VI/2013. Uraian tahap perencanaan keuangan dengan
pertanggungjawaban keuangan termuat dalam bab XIV pasal 109-111.
b. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua nomor 65/STIKES/XII/2014 tentang
penggajian dan pembayaran honor.
c. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua nomor 23/STIKES/VI/2014 tentang standar
pembiayaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
d. Surat Keputusan Ketua STIKES Papua nomor 25/STIKES/VI/2014 tentang
pengadaan barang.
3) Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban pengelolaan pendanaan dan pendapatan STIKES Papua
disampaikan dalam bentuk Laporan Keuangan secara berkala.
a) Setiap transaksi keuangan STIKES Papua diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib.
b) Laporan keuangan STIKES Papua meliputi laporan realisasi
anggaran/laporan operasional, neraca, dan laporan arus kas.
Laporan keuangan dilakukan secara periodik dan tahunan disampaikan kepada
112
Ketua STIKES Papua.
b. Perolehan
Perolehan jabatan dan kerangka kerja di STIKES Papua adalah perolehan kegiatan
dasar yang bersumber dari aset STIKES Papua serta bantuan dari pihak luar dan
interaksi perolehannya sesuai pedoman yang relevan. Perolehan institusi dan yayasan
sebagian besar merupakan kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan hingga
penyerahan barang /administrasi kepada klien. Instrumen perolehan berdasarkan SK
nomor 24/STIKES/VI/2014 sehubungan dengan perolehan barang dagangan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Prosedur Pengadaan ATK
1) Setiap Unit membuat surat pengajuan ATK sesuai kebutuhan.
2) Berdasarkan surat pengajuan tersebut, Bagian Admnistrasi Umum mengecek
ketersediaan ATK
3) Bagian Administrasi Umum membuat surat pengajuan pengadaan barang ke
Biro Administrasi Keuangan.
4) Biro administrasi umum melaporkan permintaan barang ke Wakil Ketua II.
5) Setelah adanya persetujuan,biro administrasi keuangan melakukan belanja
ATK.
6) Setelah barang yang dibutuhkan tiba di kampus, biro administrasi umum
kemudian mendistribusikannya kesetiap unit kerja berdasarkan kebutuhan yang
diminta.
113
c. Pemanfaatan
STIKES Papua dan yayasan yang standar administrasinya melalui perintah inisiatif,
koordinasi perencanaan, permintaan hibah kepada otoritas yang disetujui, serta
kesesuaian pekerjaan pemanfaatan sehingga setiap kerangka kerja di STIKES Papua
lebih layak dan efektif.
Adapun prosedur untuk memanfaatkan sarpras diuraikan sebagai berikut:
1) Penggunaan sarana dan prasarana harus melalui biro administras I umum dan
mendapat persetujuan ketua.Pengguna yang akan menyewa sarana dan
prasarana menyampaikan surat permohonan dan proposal kepada pimpinan
/kepala biro administrasi umum yang bertanggungjawab terhadap sarana dan
prasarana yang akan disewa.
2) Apabila permohonan disetujui,maka pengguna dapat langsung membuat
kesepakatan dengan pengelola sarana dan prasarana terkait tata cara
pemanfaatan sarana dan prasaran. Pengelola wajib memeriksa kondisi sarana
dan prasarana sebelum digunakan oleh pihak pengguna.
3) Penggunaan dapat langsung menggunaka nsarana dan prasarana yang telah
disepakati.
4) Pengguna berkewajiban membayar administrasi penyewaan sarana dan
prasarana berdasarkan ketentuan yang berlaku di lingkungan STIKES Papua.
5) Apabila pengguna telah selesai menggunakan sarana dan prasarana,maka
berkewajiban melaporkan kembali kepada pengelola.
6) Pengelola memeriksa kembali kondisi sarana dan prasarana yang telah
digunakan apabila terdapat kerusakan atau hilang,maka pengguna
berkewajiban mengganti seluruh kerusakan atau benda yang hilang.
114
dengan penopang standar dan sesekali, disesuaikan dengan kondisi pekerjaan, seperti
halnya manual perawatan untuk setiap jenis sarpras. Setiap hari dukungan dan
antisipasi bahaya diselesaikan oleh unit kerja klien. Harm fix diselesaikan oleh
Organisasi dan Badan Umum, sedangkan kerangka keamanan 24 jam dilakukan dengan
mengatur petugas keamanan lapangan (satpam) di waktu jaga pagi dan malam. Kantor
keamanan yang dapat diakses meliputi: pagar pekarangan, kerangka pengaman
pemberhentian (portal), penggunaan prinsip keamanan gedung dan CCTV. Komponen
untuk mengikuti kantor dan kerangka kerja STIKES Papua adalah sebagai berikut:
1) Setiap unit kerja melaporkan kerusakan sarana dan prasarana kepada Bagian
administrasi umum
2) Bagian administrasi umum melakukan pengecekan kondisi kerusakan.
3) Apabila terdapat temuan adanya kerusakan,bagian Biro Administrasi Umum
membuat laporan untuk perbaikan langsung,pengadaan komponen atau
diserahkan kepada pihak yang berkompeten berdasarkan persetujuan dari
Ketua STIKES Papua
4) Biro administrasi umum melakukan perbaikan langsung atau diserahkan
kepada pihak ketiga yang berkompeten.
5) Biro Administrasi Umum melakukan serah terima barang setelah diperbaiki
keunit kerja yang bersangkutan.
e. Penghapusan
Sarana dan prasarana yang telah rusak tidak terpakai dapat diajukan secara
berjenjang untuk penghapusan dari daftar kepemilikan untuk dimusnahkan.Kegiatan ini
diikuti dengan surat perintah dan dibuat berita acara penghapusan. Mekanisme
pengapusan sarana diuraikan sebagai berikut:
1) Unit kerja melaporkan kehilangan barang ke biro administrasi umum.
2) Biro administrasi umum melakukan investigasi kejadian dan melaporkan ke
administrasi keuangan.
3) Biro administrasi umum melakukan pengecekan inventaris unit dan nilai buku
4) Biro administrasi umum melakukan analisis kehilangan atau kerugian dan
penggantian dan melaporkannya kebagian biro administrasi keuangan.
5) Biro administrasi keuangan membuat laporan tentang kerugian/kehilangan dan
penggantian kepada wakil Ketua II Bidang keuangan.
6) Wakil Ketua II melaporakan berita kehilangan atau kerugian sarana maupun
prasarana kepada Ketua STIKES.
7) Ketua STIKES Papua melakukan tindakan penyelesaian kasus.Kasus dapat
diselesaikan secara internal kampus. Jika tidak mencapai titik temu maka
dilimpahkan kepihak yang berwenang yaitu kepolisian untuk ditindaklanjuti.
8) Ketua STIKES Papua menerbitkan berita acara penghapusan sarana atau
prasarana yang hilang yang diserahkan ke Biro administrasi umum untuk
dilakukan penghapusan barang dari daftar inventaris.
3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar
115
Pedoman Penatausahaan Keuangan yang memuat: penataan, sumber keuangan,
peruntukan, realisasi, dan tanggungjawab.
Dana STIKES Papua dikelolah, diselesaikan secara bebas dan terkoordinasi oleh Ketua
dan mempertimbangkan standar kecukupan, efektivitas, tanggung jawab dan
transparansi dalam suatu kerangka administrasi yang mengacu pada sistem
perencanaan dan pengelolahan Papua dan kerangka pengurus pembiayaan STIKES.
Kerangka administrasi dan penataannya direncanakan untuk membantu pencapaian
dan peningkatan kualitas pelaksanaan Tridharma Pendidikan Tinggi di STIKES Papua.
Penatausahaan cadangan STIKES Papua diselesaikan secara bebas, lugas dan
akuntabel.
116
yang dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi keuangan.
Adapun strategi pencapaian standar yaitu Ketua STIKES Papua melakukan koordinasi
dengan seluruh unit kerja yang ada untuk membahas perencanaan anggaran,
pengelolaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana.Perguruan tinggi wajib
menyediakan dana penelitian internal sebesar Rp 3.000.000 /penelitian. Selain dari
anggaran penelitian internal perguruan tinggi, pendanaan penelitian dapat bersumber
dari pemerintah dan kerja sama dengan lembaga lain.
117
Sarana dan prasarana (Sarpras) yang berisi : perencanaan, pengadaan,
pemanfaatan, pemeliharaan, dan penghapusan.
Kantor dan kerangka kerja yang dimiliki STIKES Papua diawasi dan digunakan idealnya
untuk membantu pelaksanaan Tridharma, latihan bantuan skolastik, dan unit bantuan
publik yang signifikan untuk mencapai tujuan STIKES Papua. STIKES Papua memiliki
tata cara melaksanakan Tridharma yang meliputi:
a. Perabotan
b. Instrumen pembelajaran
c. Media pembelajaran
d. Buku dan aset pembelajaran lainnya
e. Perlengkapan pusat penelitian belajar
f. Perlengkapan ibadah
g. Perlengkapan gerakan pengganti
h. Inovasi data dan korespondensi
i. Instalasi listrik
j. Perlengkapan vital lainnya
Penyediaan jumlah dan kualitas setiap jenis sarana dan prasarana (sarpras) dalam
memenuhi kebutuhan mahasiswa, dosen, dan segala jenis pelayanan di STIKES Papua
disesuaikan dari ketentuan Dikti Nasional Standar Nasional atau lebih baik dari
ketentuan yang ada. Sarana dan prasarana di STIKES Papua dikelola secara baik dan
benar sesuai dengan SOP dalam kerangka perencanaan, pengembangan, penggunaan,
pemeliharaan, dan pengembangan. Pengelolaan sarana dan prasarana (sarpras) di
STIKES Papua dilakukan dengan tidak mengesampingkan unsur keselamatan,
kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keamanan untuk dapat menunjang
terselenggaranya kegiatan Tridharma dan kehidupan sehari-hari seluruh penggunanya.
118
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, sarana teknologi informasi
dan komunikasi, instrumentasi eksperimen,sarana olahraga, sarana fasilitas umum,
bahan habis pakai, sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
c. Ketua STIKES Papua menentukan jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana ditetapkan
berdasarkan rasio penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik metode dan
bentuk pembelajaran, serta harus menjamin terselenggaranya proses pembelajaran
dan pelayanan administrasi akademik.
d. Standar prasarana pembelajaran STIKES Papua terdiri atas lahan, ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium kerja /unit produksi, tempat berolahraga,ruang unit
kegiatan mahasiswa, ruang pimpinan perguruan tinggi, ruang dosen, ruang tata
usaha, dan fasilitas umum seperti jalan, air, listrik, jaringan komunikasi suara dan
data.
e. Ketua STIKES Papua wajib menyediakan lahan yang berada dalam kondisi
lingkungan ekologis yang nyaman dan sehat untuk menunjang proses
pembelajaran.
f. Bangunan STIKES Papua harus memiliki standar kualitas minimal kelas A atau
setara dan harus memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya memadai dan
instalasi, baik limbah domestik maupun limbah khusus bila diperlukan.
g. Standar kualitas bangunan STIKES Papua didasarkan pada peraturan menteri yang
menangani urusan pemerintahan dibidang pekerjaan umum.
h. Program studi harus melaksanakan pemeliharaan secara berkala dan
berkesinambungan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang dimilikinya,
sehingga dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan masa pakai.
i. Program studi harus memiliki keragaman jenis peralatan laboratorium pembelajaran
(micro teaching), laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain.
j. Ketua prodi melakukan pemilihan jenis dan kelengkapan sarana didasarkan pada
efektivitas keberlangsungan proses pembelajaran untuk ketercapaian capaian
pembelajaran program studi.
k. Kepala Unit perpustakaan menyesuaikan materi perpustakaan sesuai dengan
Kebutuhan.
119
dikontrol oleh Biro Administrasi Umum dengan koordinasi melalui LPPM.
c. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan penelitian memenuhi
standard mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan
peneliti, masyarakat, dan lingkungan(K3).
d. Segala sesuatu yang menyangkut resiko pertanggungjawaban sarana dan
prasarana menjadi tanggungjawab pelaku penelitian.
e. Semua kegiatan penelitian Dosen difasilitasi oleh pengelola penelitian(LPPM)
ditingkat STIKES Papua (seperti tim pakar penelitian, seleksi proposal penelitian,
surat Penijinan maupun pengantar ijin penelitian,penetapan peserta
penelitian,naskah kerjasama,biaya penelitian).
120
Tabel 5.1 Perolehan Dana
No. Sumber Jenis Dana Jumlah Dana (Rupiah) Jumlah
Dana 2017 2018 2019 (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Dana Pembangunan 1.055 1.045 1.480 3.580
1 Mahasiswa Dana Ordik 105 105 148 358
Kartu Mahasiswa 21 20 30 71
Baju Seragam 169 168 237 574
Almamater dan Training 169 168 237 574
Uang Pokok 2.625 3.001 3.801 9.427
Pembelajaran
SKS 1.654 1.903 2.330 5.887
Registrasi 105 130 140 375
UAS 105 130 140 375
Perpustakaan 79 98 106 283
Praktek Klinik 82 107 136 325
Magang 80 72 64 216
PKL 62 97 70 229
KKL 43 48 69 160
KKN 62 97 70 229
Skripsi 293 230 415 938
KTI 30 25 35 90
Yudisium 176 138 249 563
Wisuda 293 230 415 938
Jumlah 7.208 7.812 10.172 25.192
Anggaran rutin*) 0 0 0 0
Kementerian/ Anggaran pembangunan 450 575 720 1.745
2 Yayasan dari Yayasan
Hibah penelitian 60 240 300
Hibah PkM 0 0 0 0
Beasiswa Bidikmisi 24 38 115 177
Beasiswa PPA 12 36 170 218
Jumlah 486 709 1.245 2.440
Kantin 150 165 180 495
121
lain (dalam Pengembangan institusi
4 dan luar dari Pemerintah Daerah
negeri) Kab. Mamberamo
Tengah
Bantuan Pengembangan 0 0 1.325 1.325
institusi dari Pemerintah
Daerah Kab. Manokwari
Bantuan Pengembangan 900 975 1.025 2.900
institusi dari Pemerintah
Daerah Kab. Sorong
Selatan
Bantuan Pengembangan 980 1.200 1.650 3.830
institusi dari Pemerintah
Daerah Kab. Raja Ampat
Jumlah 3.280 3.425 5.450 12.155
Jumlah (1 + 2 + 3 + 4) 11.493 12.579 17.680 41.752
122
masyarakat***)
4 Investasi prasarana 1.369 2.080 2.514 2.963
5 Investasi sarana 1.628 1.793 2.435 5.856
6 Investasi SDM 122 205 435 762
Jumlah 10.335 12.808 18.609 41.752
1 Dana Penelitian****) 0 0 0 0
2 Dana PkM****) 0 0 97 97
Jumlah 0 0 97 97
123
Lima Puluh Dua Juta Rupiah). Jadi, persentase penggunaan dana PkM terhadap total
dana STIKES Papua dalah 3%.
124
3 Ruang kuliah 12 656 ✓ ✓
4 Ruang diskusi, seminar, 2 240 ✓ ✓
rapat
5 Ruang kerja Dosen 5 420 ✓ ✓
6 Laboratorium 9 740 ✓ ✓
7 Pendopo 1 3 ✓ ✓
8 Kantin 3 90 ✓ ✓
9 Parkiran 2 170 ✓ ✓
10 Perpustakaan 1 80 ✓ ✓
11 Musolah 1 80 ✓ ✓
12 Kebun 1 46 ✓ ✓
Luas Seluruhnya 2690
Selain itu, prasarana lain yang mendukung terwujudnya visi (misalnya tempat
pembinaan minat dan bakat, kesejahteraan, ruang himpunan mahasiswa) dapat
ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
125
Selain untuk menunjang aktivitas pembelajaran dengan adanya sarana
pembelajaran, di STIKES Papua juga dilengkapi dengan ketersediaan sumber belajar
yang dapat diakses secara bersama oleh civitas akademika STIKES Papua. Jumlah
ketersediaan pustaka yang relevan dengan setiap bidang Program Studi yang ada di
lingkup STIKES Papua diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5.6 Jenis Pustaka
Jumlah Judul Jumlah
No. Jenis Pustaka
Cetak Elektronik Copy
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Buku teks 1091 425 3
Jurnal nasional yang 3
2 58 58
terakreditasi
3 Jurnal internasional 11 11 3
4 Prosiding 8 10 3
5 E-Journal 0 40 1
TOTAL 1168 544 13
Di STIKES Papua pun memiliki sistem informasi yang diterapkan guna Menunjang dan
mendukung seluruh aktivitas civitas akademika di bidang pembelajaran, penelitian dan
pengabdian.
126
1) Website Institusi
Adapun website STIKES Papua yang dapat diakses melalui link
www.stikessorong.ac.id
2) SINTA
SINTA (Science and Technology Index) merupakan portal yang memuat atau
mewadahi hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan secara online. Pihak-pihak
yang dapat berkontribusi dalam laman ini adalah para peneliti dan dosen.
3) SISTER
Sistem sumber daya terintegrasi merupakan sistem informasi yang dikembangkan
oleh kemenristekdikti untuk mengintegrasikan seluruh layanan karir dan kompetensi
sumber daya manusia di ristekdikti. Dalam sistem ini, memuat semua kinerja tri
dharma dosen yang dapat dipakai untuk proses-proses pengembangan karir dosen.
Integrasi antara sister dengan pangkalan data dikti akan mengurangi beban dosen
dalam mengisi portofolio. Jadi, semua aktivitas pengajaran, penelitian, pengabdian,
dan kegiatan penunjang lainnya yang dilakukan oleh dikti tercatat di data dikti
sehingga pendokumentasian aktivitas tri dharma dosen dan peningkatan karir dapat
dilakukan dengan lebih mudah, lebih efisien dan lebih efektif.
4) SIMLITABMAS
Simlitabmas merupakan sistem informasi yang dibangun atau dirancang untuk
mewadahi seluruh aktivitas atau kegiatan dosen dalam bidang penelitian dan
pengabdian kepada mayarakat. Untuk mengakses simlitabmas dapat mengunjungi
laman simlitabmas.ristekbrin.go.id
5) Sistem informasi Monitoring dan Evaluasi
Sistem informasi monitoring dan evaluasi ini dirancang dan dibangun untuk
mempermudah kegiatan monitoring dan evaluasi proses pembelajaran, penelitian
dan Pengabdian kepada masyarakat. Sistem ini memuat tentang : aktivitas mengajar
dosen, perangkat mengajar yang diupload oleh dosen, serta materi perkuliahan atau
pertemuan. Selain itu, setiap dosen menginput laporan hasil penelitian dan
pengabdiannya, Sistem informasi ini dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen
pengampuh mata kuliah maupun pimpinan sebagai tim pengawas. Sistem informasi
ini diakses melalui stikessorong.gofeedercloud.com
6) Sistem informasi Kemahasiswaan
Sistem informasi kemahasiswaan yaitu SIMKATMAWA merupakan laporan untuk
pemeringkatan kinerja kemahasiswaan berupa : laporan institusi bidang
kemahasiswaan, laporan non lomba & laporan lomba, prestasi kemahasiswaan,
laporan terkait mahasiswa yang berwirausaha, laporan pengabdian mahasiswa
kepada masyarakat, laporan pertanggungjawaban keuangan bidang kemahasiswaan,
dan aturan- aturan atau fasilitas kemahasiswaan. Sistim informasi ini dapat diakses
melalui http://simkatmawa.kemdikbut.go.id
7) Sistem Informasi Penerimaan Beasiswa
Sistem informasi Penerimaan Beasiswa merupakan sistem informasi yang dibangun
atau dirancang untuk mewadahi informasi beasiswa kepada seluruh mahasiswa yang
dapat dikases melalui http://kip-kuliah.kemdikbud.go.id
127
8) Sistem Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Sistem informasi penerimaan mahasiswa baru merupakan sistem yang dibangun dan
dirancang untuk mempermudah proses administrasi yang berkaitan dengan
penerimaan mahasiswa baru. Sistem ini terdiri dari: Administrasi ujian dan seleksi
yang berfungsi untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan proses ujian atau
tes seleksi seperti pendataan informasi data diri peserta ujian beserta penyelesaian
soal ujian seleksi masuk universitas,proses nilai final, dan proses lulus seleksi.
system informasi penerimaan mahasiswa baru dapat diakses secara online melalui
laman http://bit.ly/PNB_STIKES_Papua
c. Aksebilitas Data
Tabel 5.7 Jenis Aksesibilitas Data
Sistem Pengelolaan Data
Dengan Dengan Komputer
Dengan
No. Jenis Data Secara Komputer Komputer Jaringan Luas
Manual Tanpa Jaringan (Internet)
Jaringan Lokal
(Intranet)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Mahasiswa √
2 Pembayaran SPP √
3 Kartu Rencana Studi (KRS) √
4 Jadwal mata kuliah √
5 Nilai mata kuliah √
6 Transkrip akademik √
7 Lulusan √
8 Tenaga pendidik √
9 Tenaga kependidikan √
10 Tenaga pendukung lainnya √
11 Keuangan √
12 Inventaris √
13 Perpustakaan √
Jumlah tanda √ NA=0 NB=5 NC =5 ND =3
128
Juta Rupiah Sumber dana yang berasal dari mahasiswa sebesar Rp.25.192.000.000 (
Dua Puluh Lima Milyar Seratus Sembilan Puluh Dua Juta Rupiah). Jadi, rata-rata
persentase penerimaan dana yang berasal dari mahasiswa sebanyak 60,3373%
terhadap jumlah total penerimaan dana yang berhasil dihimpun STIKES Papua.
Sumber penerimaan STIKES Papua dalam tiga tahun terakhir tidak hanya bersumber
dari penerimaan mahasiswa melainkan dari penerimaan internal dan eksternal yaitu
dari pemerintah daerah dalam upaya membantu meningkatkan mutu tridarma serta
pengadaan prasarana. Total angaran yang diterima dari internal dan eksternal selama
3 tahun terakhir sebesar Rp. 16.560.000.000 (Enam Belas Milyar Lima Ratus Enam
Puluh Rupia)Jadi, rata-rata persentase penerimaan dana yang bersumber selain dari
mahasiswa dan kementian sebesar 39,6627%% terhadap jumlah total penerimaan
dana yang berhasil dihimpun STIKES Papua.
Pembiayaan penelitian dosen bersumber dari dana penelitian internal yang disiapkan
oleh institusi maupun dari dikti. Institusi menyediakan dana penelitian sebesar
R p . 3.000.000 sampai Rp. 5.000.000 per dosen yang digunakan untuk membiayai
kegiatan penelitian mulai dari tahap perencanaa penelitian sampai dengan hasil
penelitian yang dipublikasikan. Dana penelitian yang berhasil dihimpun STIKES Papua
selama 3 (tiga) tahun terakhir sebesar Rp. 2.010.000.000. (Dua Milyar Sepuluh Juta
Rupiah). Besarnya dana penelitian setiap dosen tetap per tahun adalah jumlah dana
penelitian/tahun/jumlah dosen tetap. Jadi, rata-rata dana penelitian setiap dosen per
tahun sebesar Rp. Rp. 2.010.000.000/3/42 dosen=Rp. 15.952.380 (Lima Belas Juta
Sembilan Ratus Lima Puluh Dua Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Rupiah) per dosen per
tahun. Jadi, persentase penggunaan dana penelitian terhadap total dana STIKES Papua
adalah 5%.
129
Indikator 5. Rata-rata dana PkM dosen/ tahun. dan Persentase penggunaan dana
PkM terhadap total dana perguruan tinggi
Sumber pendanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bersumber dari
pendanaan internal dan ekternal. Namun pada pelaksaan PKM hanya bersumber dari
institusi sebesar Rp. 1.450.000.000 (Satu Milyar Empat Ratus Lima Puluh Juta Rupiah).
Besarnya dana pkm setiap dosen tetap per tahun adalah jumlah dana pengabdian
kepada masyarakat/tahun /jumlah dosen tetap. Jadi, dana pengabdian masyarakat
setiap dosen per tahun sebesar Rp. 1.450.000.000/3/42 dosen =Rp.
11.507.937(Sebelas Juta Lima Ratus Tujuh Ribu Sembilan Ratus Tiga Puluh Tujuh
Rupiah) per dosen per tahun.Jadi, persentase penggunaan dana PkM terhadap total
dana STIKES Papua adalah 3%.
130
melakukan kegiatan praktikum, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandirinya, yang
berhubungan dengan laboratorium komputer. Selain fasilitas sejumlah laboratorium
komputer untuk keperluan praktikum, fasilitas komputer untuk mendukung proses
pembelajaran juga cukup tersedia, seperti unit-unit komputer yang ada disejumlah ruang
kelas, sebagai sarana visual yang sangat membantu dosen dan mahasiswa dalam
proses belajar mengajar. Semua laboratorium komputer yang ada, juga terbuka bagi
dosen dan mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan mandiri, termasuk kegiatan
yang berhubungan dengan penelitian.
Selain prasarana dan sarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengajaran terdapat juga fasilitas berupa perpustakaan. Fasilitas
perpustakaan dianggap masih merupakan fasilitas yang belum memadai hingga saat ini.
Ruang untuk perpustakaan sudah cukup tersedia, namun koleksi pustaka di dalamnya
masih terbatas khususnya koleksi buku teks. Untuk menutupi kekurangan ini, selain
upaya pengadaan koleksi secara bertahap, juga dikembangkan layanan perpustakaan
yang dapat diakses internet, yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan referensi
dan literatur dari sumber-sumber yang lebih luas. Perpustakaan dapat diakses oleh
seluruh civitas akademika di lingkungan STIKES Papua. Pelayanan aksesibiltas dan
pemanfaatan perpustakaan dilayani oleh petugas pada unit perpustakaan. Aksebilitas
dan pemanfatan pustaka meliputi waktu layanan dan mutu layanan. Perpustakaan
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat dikatakan memadai, seperti sistem
komputerisasi, rak buku dalam jumlah cukup.
Selain itu, teknologi informasi dewasa ini merupakan salah satu kebutuhan institusi
dalam menjalankan kegiatan operasional administrasi, pembelajaran, penelitian dan
juga pengabdian kepada masyarakat karena informasi merupakan salah satu sumber
pengetahuan untuk meningkatkan daya saing. Pengembangan sistem informasi penting
juga dilakukan untuk mendukung dan memudahkan pertukaran informasi, terutama
untuk keperluan akademik. Pengembangan sistem informasi ini dilakukan dengan
mempertimbangkan kepentingan di masa sekarang maupun yang akan datang.
Pembangunan sistem informasi diikuti dengan pengembangan teknologi pendukungnya.
Dalam pengembangan sistem informasi, memutuhkan jaringan internet. Tersedianya
jaringan internet akan memudahkan dan mempercepat pertukaran informasi antar
unit/bagian. Beberapa pengembangan sistem informasi yang ada di STIKES Papua
adalah: Website, Sinta, Sister, Simlitabmas, gofeeder, Simkatmawa, kip-kuliah, PNB,
SIM Tracer Study, SIM Kerjasama, SIM Inovasi PT, OJS, SIM Akademik.
131
pengendalian dan pengembangan/ peningkatan Standar SPMI diimplementasikan di
STIKES PAPUA.
a. Penetapan Standar
Tahap penetapan standar merupakan tahapan ketika seluruh Standar SPMI bidang
akademik dan non-akademik di tingkat Universitas dirancang, disusun, dan
dirumuskan oleh masukan Unit Penjaminan Mutu(UPM), hingga Standar SPMI
ditetapkan dan disahkan oleh Ketua STIKES Papua. Adapun dokumen mutu yang
ditetapkan untuk menjamin sistem penjaminan mutu berjalan dengan baik adalah
dokumen kebijakan SPMI, dokumen manual SPMI, dokumen standar SPMI,
dokumen SOP SPMI, dan dokumen Formulir yang disahkan melalui keputusan
ketua STIKES Papua.
132
dimaksudkan agar meningkatan mutu pendidikan yang diarahkan pada penyediaan
serta memastikan bahwa semua keputusan, tindakan pengadaan, penggunaan/
peminjaman dan pemeliharaan fasilitas berjalan secara efektif, efisien, dan sistematis.
Standar ini bertujuan untuk: mengatur pelaksanaan proses pengadaan, peminjaman
dan pemeliharaan, kelancaran, transparansi mekanisme pengadaan.
Serta menjamin kualitas dan ketepatan waktu barang dan jasa yang diterima oleh
semua pengusul dari unit kerja di lingkungan STIKES Papua.
b.Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau pemenuhan standar SPMI di Lingkup STIKES Papua
diawali dengan adanya sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan Intitusi,
Program Studi dan Unit Kerja yang lain. Pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan pada
tahun 2018 yang memuat tentang implementasi standar penjaminan mutu internal
yang didalamnya memuat tentang standar keuangan, sarana dan prasarana. Unit
Penjaminan Mutu Internal (UPMI) STIKES Papua mengsosialisasikan sistem
informasi monitoring dan evaluasi untuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam sistem ini, dosen diharapkan melaporkan atau menginput setiap aktivitas
pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sistem ini bisa
133
diakses oleh pimpinan yang berkepentingan sebagai pengawas, dosen, Lembaga,
UPT, Biro sebagai pelaksana dan mahasiswa sebagai pengguna.
8. Kepuasan Pengguna
a. Kepuasan Pengguna Terhadap Layanan Keuangan STIKES Papua
Tujuan dilakukannya survei ini adalah untuk mengevaluasi kepuasan mahasiswa
terhadap layanan keuangan di STIKES Papua. Hasil dari pengukuran tingkat kepuasan
ini akan digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan keuangan di STIKES Papua.
Survei ini dilakukan pada bulan desember 2018 dan 2019. Instrument yang digunakan
adalah dengan membagikan link google form dengan jumlah butir pernyataan yang
134
digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan adalah sebanyak 14 butir pernyataan.
Jumlah responden adalah sebagian dari mahasiswa STIKES Papua yang penentuan
jumlahnya berdasarkan teknik penarikan sampel dimana responden pada tahun 2018
dan 2019 adalah berjumlah 94 responden.
Adapun hasil kuisioner pada tahun 2018 yang didapatkan adalah sebagai berikut:
135
13) Responden menjawab Setuju 61,7%, sangat setuju 14,9%, dan ragu-ragu
23,4% atas pernyataan yang menyatakan bahwa Ruang pelayanan bagian
keuangan nyaman serta tertata dengan rapih dan bersih.
14) Responden menganggap bahwa Informasi yang diberikan oleh bagian
keuangan dapat diadalkan (dapat dipertanggungjawabkan). Hasil ini
menunjukkan banyaknya responden yang menjawab Setuju 88,3% dan sangat
setuju 11,7%.
Adapun hasil kuisioner pada tahun 2019 yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1) Responden menilai adanya kemudahan mendapatkan informasi waktu dan
jumlah pembayaran biaya kuliah yang ditunjukkan dengan banyaknya responden
yang menjawab Setuju sebanyak 83% dan sangat setuju 17%.
2) Prosedur pelayanan di bagian keuangan dianggap tidak berbelit-belit. Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya reaponden yang menjawab Setuju 69,1%
3) Mengenai Prosedur pelayanan di bagian keuangan sudah cepat dan tepat
dibuktikan dengan reponden yang Setuju sebanyak 83% dan sangat setuju
17%.
4) Staf bagian keuangan memberikan pelayanan yang memuaskan sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa dimana yang menjawab Setuju 87,2% dan
sangat setuju 12,8%.
5) Staf bagian keuangan sudah tanggapan secara cepat dan baik terhadap
keluhan mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan responden yang menjawab
Setuju sebanyak 83% dan sangat setuju 17%.
6) Respon terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa Kepala biro keuangan
memberikan jaminan apabila terjadi kesalahan pada hasil kerja staf bagian
keuangan adalah Setuju sebanyak 84%, sangat setuju 9,6%, dan ragu-ragu
6,4%.
7) Staf bagian keuangan berperilaku sopan,santun dan ramah. Hal ini ditandai
dengan adanya responden menjawab Setuju 66%, sangat setuju 23,4%, dan
ragu-ragu 10,6%
8) Responden menjawab pernyataan yang menyatakan bahwa Staf bagian
keuangan berperilaku jujur dan dapat dipercaya adalah setuju sebanyak 89,4%
dan sangat setuju 10,6%.
9) Staf bagian keuangan dianggap telah memiliki kemampuan, pengetahuan dan
kecakapan yang tinggi dalam menjalankan tugasnya, hal ini dibuktikan dengan
banyaknya responden yang menjawab Setuju 86,2%, sangat setuju 7,4%, dan
ragu-ragu 6,4.
10) Bagian keuangan melayani mahasiswa tanpa membuat antrian yang terlalu
lama. Responden menjawab Setuju 86,2%, sangat setuju 7,4%, dan ragu- ragu
6,4%
11) Responden menganggap bahwa komunikasi bagian keuangan dengan
mahasiswa berjalan dengan baik dan lancer, dibuktikan dengan responden yang
menjawab Setuju 70,2% dan sangat setuju 29,8%.
12) Responden menjawab setuju 71,3% dan sangat setuju 28,7% atas pernyataan
136
yang menyatakan bahwa Staf keuangan meberikan perlakuan yang adil kepada
setiap mahasiswa
13) Responden menjawab Setuju 59,6%, sangat setuju 18,1%, dan ragu-ragu 22,3%
atas pernyataan yang menyatakan bahwa Ruang pelayanan bagian keuangan
nyaman serta tertata dengan rapih dan bersih.
14) Responden menganggap bahwa Informasi yang diberikan oleh bagian keuangan
dapat diadalkan (dapat dipertanggungjawabkan). Hasil ini menunjukkan
banyaknya responden yang menjawab Setuju 86,2% dan sangat setuju 13,8%.
b. Kepuasan Pengguna Terhadap Layanan Sarana dan Prasarana STIKES Papua
Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur kepuasan mahasiswa, dosen, tenaga
kependidikan, pejabat struktural sebagai pengguna layanan dan meningkatkan kualitas
layanan sarana dan parasarana. Pelaksanaan survey kepuasan terhadap layanan
sarana dan prasarana dapat dilakasanakan melalui
tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengolahan dan penyajian hasil survey
yang dilakukan dengan cara pengisian sendiri melalui link google form oleh para
pengguna sarana dan prasarana STIKES Papua. Jumlah responden yang dijadikan
sampel untuk mengukur kualitas layanan sarana prasarna adalah jumlah mahasiswa
sebanyak 94 responden pada bulan desember 2018, jumlah responden pada bulan
desember 2019 adalah sebanyak 94 responden.
Instrument yang digunakan untuk melakukan survey ini adalah dengan menggunakan
link google form dimana jumlah butir pernyataan untuk mengukur kepuasan layanan
sarpras pada tahun 2018 adalah sebanyak 48 pernyataan, di tahun 2019 adalah
berjumlah 13 butir pernyataan. Untuk penilaian pernyataan kuesioner menggunakan
skala likert yaitu 1 – 5. Nilai skala 1 adalah nilai terendah dan nilai tertinggi adalah angka
5. Adapun hasil pengukuran tingkat kepuasan penggunaan layanan sarana dan
prasarana STIKES Papua sebagai berikut :
1) Pengukuran Tingkat Kepuasan Layanan Sarana dan Prasarana Tahun 2018
Berikut ini adalah rincian hasil survey kepuasan mahasiswa, dosen, pejabat strukural
dan tenaga kependidikan terhadap layanan sarana dan prasarana STIKES Papua di
tahun 2018:
a) Kepuasan Terhadap Layanan Sarana STIKES Papua
Berdasarkan hasil survey terhadap layanan sarana STIKES Papua menunjukkan
bahwa dari 13 butir pernyataan rata-rata semua responden menyatakan setuju
atau merasa puas terhadap layanan sarana yang digunakan. Adapun kepuasan
tersebut terkait dengan sarana komputer dan sarana pada lab bahasa yang
masih berfungsi baik, tersedianya sumber belajar dan jaringan internet yang
memadai dalam mendukung proses belajar mengajar serta sarana AC baik pada
ruang lab, ruang kerja, ruang perustakaan, sarana toilet dan lain sebagainya
dalam kondisi yang baik.
b) Kepuasan Terhadap Penggunaan Prasarana STIKES Papua
Berdassarkan hasil survey terhadap layanan prasarana STIKES Papua
menunjukkan bahwa dari 17 butir pernyataan rata-rata semua responden
menyatakan setuju atau merasa puas terhadap layanan prasarana yang tersedia.
Adapun kepuasan tersebut terkait ketersediaan prasarana seperti ruang belajar,
137
tempat parkir, ruang aula, ruang lab, ruang perpustakaan, ruang organisasi
kemahasiswaan, tempat olahraga, kantin, toilet, ruang dosen yang masih dalam
kondisi yang baik dan memadai.
138
e) Kepuasan Akan Kebersihan, Sirkulasi Udara dan Pencahayaan
Dari hasil penyebaran link kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat
kepuasan para dosen, tenaga kependidikan dan pejabat struktural terhadap
tingkat kebersihan sarana dan prasarana, sirkulasi udara serta pencahayaan yang
baik menunjukkan bahwa rata-rata dari 30 orang responden menjawab setuju atau
merasa puas dengan butir pernyataan yang digunakan sebagai indikator pengukur
tingkat kepuasan.
Sedangkan, hasil evaluasi capaian kinerja sarana dan prasarana menunjukkan bahwa
pihak institusi telah berupaya menyediakan sarana dan prasarana yang optimal dalam
menunjang kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Adapun sarana dan prasarana yang tersedia diantaranya adalah ketersediaan ruang
kelas,perpustakaan, laboratorium, ruang dosen, ruang kegiatan kemahasiswaan, tempat
ibadah, ruang pemimpin, aula, toilet, kantin, area parkir, tersedianya sumber belajar,
media pembelajaran yang mendukung seperti komputer, LCD, tersedianya sstem
informasi dan lain sebagainya. Dari hasil survei kepuasan pengguna sarana dan
prasarana menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dimana hasil tersebut
mengidikasikan para pengguna telah merasa puas dengan ketersediaan sarana dan
prasarana yang tersedia. Akan tetapi tetap diharapkan untuk institusi terus menjaga,
memelihara dan mengembangkan sarana dan prasarana yang lebih optimal ke depan
seperti perlu adanya pengotimalan dalam pemanfaatan dan pengembangan sistem
informasi yang dapat menunjang terlakasananya kegiatan pembelajaran, penelitian dan
PkM yang lebih baik sesuai dengan perkembangan teknologi, perlu adanya peningkatan
pemeliharaan komputer dan AC pada lab komputer, perlu dilengkapi sumber belajar,
peralatan olahraga perlu dirawat dengan baik serta perlu disediakan ruang layanan
kesehatan yang memadai. Diharapakan dengan adanya pengotimalan dalam aspek
139
keuangan, sarana da prasarana maka seluruh aktivitas dapat terlaksana secara efisien,
efektif, dan optimal.
C. 6 Pendidikan
1. Latar Belakang
STIKES Papua menetapkan standard SPMI yang mengacu pada Standar
Nasional Perguruan Tinggi meliputi standar pendidikan, standar penelitian dan standar
pengabdian kepada masyarakat. Langkah-langkah atau prosedur penetapan standar
dijelaskan lebih lanjut pada dokumen manual STIKES Papua. Penetapan standar
pendidikan di STIKES Papua ditetapkan berdasarkan SNDIKTI yang terdiri dari 8
(delapan) standar guna peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan pada
pengembangan potensi mahasiswa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (ipteks).
Mekanisme penetapan standar perguruan tinggi terkait pendidikan yang
mencakup kurikulum tertuang pada kebijakan dan pedoman pengembangan kurikulum
serta pelaksanaan pengembangan kurikulum STIKES Papua di bawah koordinasi UPM
bersama GPM Program Studi yang merumuskan, kemudian dikembalikan ke Wakil
Ketua I untuk dilakukan pemeriksaan kemudian dikembalikan ke Ketua Senat untuk
dilakukan persetujuan dan ditetapkan serta dilakukan pengendalian oleh Ketua STIKES
Papua. Selanjutnya untuk mekanisme pembelajaran tertuang pada buku pedoman
tentang penerapan sistem penugasan dosen STIKES Papua.
Dasar dari pengembangan kurikulum di STIKES Papua karena sistem
pembelajaran yang dilaksanakan pada STIKES Papua mengalami perubahan dari
lecture center learning menjadi student center learning, termuat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pendidikan Tinggi. Dasar dari pengembangan kurikulum. Selain didasarkan pada aturan
tersebut, pengembangan kurikulum di STIKES Papua didasarkan pada analisis
kebutuhan dan penyesuaian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pencapaian kompetensi lulusan yang berkompeten dan mampu bersaing
menjadi hal penting dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum di STIKES
Papua. STIKES Papua telah melakukan revisi kurikulum untuk semua program studi
yaitu : Program Studi Ilmu Kesehatan Mayarakat dilaksanakan tahun 2014, Program
Studi Ilmu Keperawatan & Ners Tahun 2016, Program Studi Farmasi tahun 2019 dan
Program Studi Analis tahun 2020. Kurikulum yang diterapkan terdiri dari mata kuliah
wajib dan mata kuliah pilihan. Integrasi materi pembelajaran pada STIKES Papua
dijabarkan dalam kurikulum nasional berdasarkan level KKNI dan kurikulum institusional.
Penyusunan kurikulum di STIKES Papua Kurikulum STIKES Papua yang disusun sudah
disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder, yang mana pada saat penyusunan
kurikulum dengan mengundang Pakar Bidang Ilmu Program Studi, Stakeholder,
Asosiasi Profesi, Masyarakat, Mahasiswa dan Alumni. Adapun kurikulum disusun agar
kompetensi yang diharapkan dari lulusan STIKES Papua dapat menjawab kebutuhan
masyarakat di bidang kesehatan.
Ketercapaian pendidikan yang optimal tidak terlepas dari suasana akademik
140
yang mendukung segala proses akademik di STIKES Papua. Suasana akademik di
STIKES Papua berjalan dengan kondusif karena melibatkan interaksi antara dosen dan
mahasiswa dalam mencapai tujuan, visi dan misi STIKES Papua. Untuk meningkatkan
suasana akademik dilakukan interaksi antar sivitas akademika STIKES Papua dalam
kegiatan pendidikan seperti pelaksanaan kebebasan akademik antara dosen dan
mahasiswa, kebebasan dalam mimbar akademik dalam pemberian kuliah pakar dari
dosen pada perguruan tinggi negeri, pelaksanaan seminar nasional, pelaksanaan
pelatihan penulisan artikel ilmiah dan bahan ajar. Selain itu pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di lingkungan STIKES Papua seperti: latihan dasar kepemimpinan,
kegiatan olahraga, kesenian, pramuka dan lainnya serta melaksanakan pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen antar program studi
di lingkungan civitas akademik STIKES Papua.
2. Kebijakan
STIKES Papua memiliki kebijakan dan pedoman untuk melakukan perencanaan
pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum yang tertuang dalam Surat Keputusan
Ketua STIKES Papua tentang Pedoman Kebijakan Pengembangan Kurikulum, Surat
Keputusan Ketua STIKES Papua tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum.
Kebijakan pelaksanaan kurikulum termuat dalam Surat Keputusan Ketua STIKES Papua
tentang kurikulum STIKES Papua yaitu :
a. Kurikulum inti
Kurikulum STIKES Papua disusun berdasarkan KKNI berbasis kompetensi dan
kurikulum nasional untuk setiap program studi yang terdiri dari mata kuliah yang
memuat perkembangan kepribadian, mata kuliah berdasarkan bidang keilmuan,
mata kuliah keahlian, mata kuliah perilaku dan mata kuliah berkehidupan
masyarakat. Mata kuliah yang wajib di STIKES Papua pada setiap program studi
terdiri dari kewarganegaraan, pancasila, agama, bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.
b. Kurikulum institusional
Kurikulum institusional di STIKES Papua terdiri dari mata kuliah kompetensi utama,
kompetensi pendukung dan lainnya serta mata kuliah pilihan sesuai ciri dari masing-
masing program studi seperti mata kuliah penyakit tropis yang relevan dengan visi
dan misi STIKES Papua.
141
c. Standar proses pembelajaran di STIKES Papua dilaksanakan secara interaktif
antara dosen dan mahasiswa pada masing – masing program studi. Berkaitan
dengan perencanaan proses pembelajaran sebelum dosen mengajar, wajib
menyusun RPS baik disusun mandiri oleh dosen maupun dengan tim teaching dan
disampaikan kepada mahasiswa diawal perkuliahan. Tatap muka yang dilakukan
sekurang-kurangnya 14-16 kali untuk setiap mata kuliah. Dosen wajib memenuhi
perkuliahan tatap muka minimal 75% dan maksimal 100%, serta melakuan evaluasi
dari tes tertulis maupun praktikum. Bentuk pembelajaran yang dilakukan dosen
diantaranya : kuliah dimana dosen menyajikan materi pengajaran dan disampaikan
secara lisan kepada mahasiswa, responsi dan tutorial, seminar, praktikum, KKN, dan
magang. Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan pada masing – masing
program studi diantaranya: 1) diskusi kelompok 2) simulasi; 3 ) praktikum
laboratorium yaitu pelaksanaan pembelajaran yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan keterampilan sesuai capaian
pembelajaran; 4) Praktik lapangan dan praktik klinik yang dilakukan untuk
mengaplikasikan teori yang didapatkan dan pembelajaran laboratorium; 5)
Pembelajaran kolaboratif.
d. Standar penilaian pembelajaran yang dilakukan di STIKES Papua meliputi:
kehadiran mahasiswa minimal 85%, pemberian tugas terstruktur yang bersifat
individu maupun kelompok, UTS, UAS. Sedangkan untuk penilaian praktik klinik
dinilai dengan pre conference dan post conference. Praktik lapangan dan magang
dinilai dengan seminar akhir. Bobot penilaian mata kuliah adalah absensi 10%, tugas
20%, UTS 30% dan UAS 40%.
e. Standar pengelolaan pembelajaran di STIKES Papua berbasis KKNI yaitu untuk
program sarjana menempuh 144 sks dengan maksimal masa studi 7 tahun; untuk
program diploma menempuh 120 sks dengan maksimal masa studi 5 tahun;
sedangkan untuk program profesi 1 tahun menempuh 36 sks.
Beberapa strategi yang dilakukan dalam pencapaian standar yaitu :
a. Meningkatkan pengendalian mutu STIKES Papua misalnya dengan melakukan
evaluasi pembelajaran setiap akhir semester, melakukan evaluasi kompetensi dosen
sesuai bidang ilmu.
b. Melakukan redesign kurikulum dari masing-masing program studi setiap 5 tahun
sekali dengan merujuk pada kurikulum asosiasi profesi.
c. Melakukan peninjauan kembali kurikulum setiap 2 tahun sekali
d. Melakukan evaluasi terhadap RPS setiap tahun akademik
e. Meningkatkan kemampuan dosen dalam mengajar seperti mengikuti bimtek dan atau
kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi dosen.
f. Meningkatkan jumlah lulusan uji kompetensi dengan pemberian pelatihan soal – soal
uji kompetensi.
142
memiliki daya saing serta berintegritas tinggi. Hal inilah yang menjadi dasar dari
STIKES Papua untuk mengukur lulusannya. Lulusan yang dihasilkan oleh STIKES
Papua memiliki kemampuan sesuai dengan capaian pembelajaran pada kualifikasi
KKNI yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 dan Undang
Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Merujuk dari aturan
tersebut maka STIKES Papua berupaya untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan
tersebut dalam pelaksanaannya, pengembangan kurikulum meliputi tujuan, isi,
proses pembelajaran, dan evaluasi harus didasarkan pada landasan filosofis,
psikologis, sosiologis serta IPTEK.
Penyusunan kurikulum STIKES Papua didasarkan pada kategori bidang ilmu
yang ditunjuk dalam program studi agar lebih jelas dan terarah, karena program
studi yang akan menjalankan hasil dari penyusunan kurikulum tersebut.
Penyusunan Kurikulum di STIKES Papua juga memerhatikan faktor-faktor yang
dibutuhkan oleh sektor kesehatan sebagai pengguna dari lulusan program studi di
STIKES Papua. Sebagai salah satu PTS kesehatan di tanah Papua barat, untuk
pengembangan kurikulum yang dilakukan selain dengan memperhatikan prinsip
relevansi baik antara komponen-komponen kurikulum maupun relevansinya dengan
tuntutan perkembangan IPTEK, juga perkembangan kebutuhan masyarakat, prinsip
efektivitas, dan kesehatan.
Kurikulum di STIKES Papua berisi tentang profil lulusan, capaian pembelajaran,
bahan kajian, mata kuliah, standar kompetensi lulusan yang dijelaskan secara
terperinci dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya untuk mencapai tujuan
serta Visi dan Misi STIKES Papua.
STIKES Papua memilik 5 program studi dan telah menyusun kurikulum secara
mandiri yaitu :
Tabel c.4.1 Daftar program studi di STIKES Papua
No Program Studi
1 S1 Keperawatan
2 S1 IKM
3 S1 Farmasi
4 D3 analis kesehatan
5 Profesi Ners
143
No Prodi Buku RPS Modul
Kurikulum
3 S1 Farmasi v v v
4 D3 Analis v v v
5 Profesi Ners v v v
b) Pembelajaran
Kegiatan pengembangan sistem dan mutu pembelajaran di lingkungan STIKES
Papua berada di bawah koordinasi UPM STIKES Papua. Kegiatan yang terkait
dengan hal tersebut diantaranya:
• Sosialisasi kebijakan terkait dengan pengembangan pendidikan di lingkungan
STIKES Papua,
• Peningkatan dan pengembangan dosen dalam proses mengajar melalui
pelatihan Pekerti dan Applied Approach (AA),
• Penugasan dosen dilakukan dengan memberikan beban melakukan tridharma 9-
12 sks/semester, membuat laporan BKD dan LKD setiap semester,
• Peninjauan kembali kurikulum di tingkat program studi dengan melakukan
evaluasi, revisi, dan pengembangan kurikulum.
144
• Pedoman Penulisan Buku Ajar atau modul.
Evaluasi dosen dilakukan oleh GPM masing-masing prodi dengan menilai jumlah
tatap muka minimal dan kesesuaian persentase capaian pembelajaran
berdasarkan RPS. UPM dan GPM secara aktif melakukan evaluasi proses
pembelajaran di akhir semester dalam bentuk kuesioner yang wajib diisi oleh
mahasiswa secara online di https://stikessorong.gofeedercloud.com/index.php/user.
Hasil evaluasi ini digunakan sebagai untuk meningkatkan pembelajaran di
lingkungan STIKES Papua pada semester berikutnya.
145
Kualitas kegiatan akademik dibuktikan dengan adanya peningkatan indeks
prestasi dari mahasiswa, peningkatan kemampuan berpikir logis dan
peningkatan kemampuan yang dikembangkan oleh masing – masing program
studi. Pemberian penilaian yang dilakukan oleh dosen pada akhir semester
berdasarkan pada: 1) hasil yang didapatkan mahasiswa selama proses
pembelajaran seperti kuis, tugas individu/kelompok, laporan praktik, ujian pre
conference dan post conference, seminar akhir magang, UTS dan UAS; 2)
penilaian yang bersifat objektif dari hasil belajar mahasiswa; dan 3) bersifat
transparan. Dosen yang memberikan nilai dituliskan dalam daftar nilai yang
sudah dibagikan oleh program studi dan dikumpulkan ke program studi.
Penangungjawab matakuliah yang melakukan penginputan nilai ke sistem
https://stikessorong.gofeedercloud.com/index.php/user
3. Kartu Mata Kuliah (KMK)
Berisi tentang nama mahasiswa, dosen pengampu, mata kuliah dan tanda
tangan untuk mahasiswa serta dosen dalam kehadiran perkuliahan.
b. Sumber Pembelajaran
Fasilitas yang digunakan di STIKES Papua dalam proses pembelajaran, meliputi:
• Ruang kuliah dilengkapi dengan whiteboard, AC, dan infokus atau proyektor.
• Ruang CBT, yang memudahkan mahasiswa dalam praktik komputer maupun
dalam pelaksanaan uji kompetensi.
• Laboratorium medik untuk menunjang mahasiswa dalam mata kuliah praktik.
STIKES Papua memiliki Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah,
Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Maternitas, Laboratorium
Kesehatan Masyarakat, Laboratorium Farmasi, dan Laboratorium Analis
Kesehatan.
• Koleksi perpustakaan, bahwa perpustakaan STIKES Papua memiliki fasilitas
yang dapat digunakan oleh seluruh civitas akademika untuk mengakses
beragam koleksi perpustakaan dan buku-buku kesehatan yang up to date . Hal
tersebut diyakini dapat mendukung proses pembelajaran di STIKES Papua.
146
Beberapa dokumen formal di STIKES Papua yang bisa digunakan dalam
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yaitu :
1) Buku Pedoman Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,
2) Pedoman Integrasi Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
dalam Pembelajaran
Secara umum proses pengintegrasian kegiatan Penelitian ke dalam kegiatan
merupakan implementasi hasil-hasil penelitian dan diimplementasikan dalam
pembelajaran di STIKES Papua berdasarkan mata kuliah yang diampu oleh dosen
pengampu. Pedoman tentang Integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi STIKES
Papua dapat menghasilkan produk berupa buku, bahan ajar dan modul yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di STIKES Papua.
d) Suasana akademik
Kegiatan akademik yang berjalan dengan baik tidak terlepas dari suasana
akademik. Suasana akademik di STIKES Papua digambarkan dengan jelas dalam
hal kebebasan akademik, otonomi dan kebebasan mimbar akademik. Kebebasan
akademik di STIKES Papua tercermin dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Proses pembelajaran dapat berjalan secara efisien
juga didukung dengan ketersediaan ruangan perkuliahan dan laboratorium, serta
media pembelajaran yang digunakan seperti proyektor. Sarana dan prasarana yang
tersedia memengaruhi interaksi antara dosen dan mahasiswa serta civitas
akademika STIKES Papua terpelihara. Dalam kegiatan pendidikan, STIKES Papua
juga melakukan pembelajaran praktik lapangan, magang dan praktik klinik yang
tidak hanya dilakukan di kampus tetapi juga dilakukan di luar Kota Sorong, sehingga
menciptakan ruang bagi mahasiswa dan dosen berinteraksi dalam kebebasan
akademik. Selain itu STIKES Papua juga melibatkan mahasiswa dalam penelitian
maupun pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen. STIKES
Papua juga secara aktif melibatkan dan mengirimkan mahasiswa untuk berperan
aktif dalam mengikuti kegiatan ilmiah yang diselenggarakan baik di tingkat lokal
maupun nasional.
Kebebasan mimbar akademik di STIKES Papua juga dilaksanakan dalam
kegiatan yang mendatangkan pakar pada masing – masing program studi dalam
kuliah tamu setiap tahun akademik. Hal ini memberikan kesempatan bagi
mahasiswa/i STIKES Papua untuk mendapatkan perkembangan ilmu pengetahuan
berkaitan dengan rumpun ilmu masing-masing. Selain kegiatan kuliah pakar, juga
dilaksanakan kegiatan pelatihan – pelatihan yang memberikan kesempatan bagi
dosen di STIKES Papua untuk meningkatkan kognitif dan skill. STIKES Papua juga
telah memberikan kesempatan bagi dosen – dosen di lingkungan STIKES Papua
untuk menjadi pembicara baik dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh
STIKES Papua maupun sebagai pembicara di perguruan tinggi lain. Berikut adalah
beberapa kegiatan yang dijabarkan dalam kebebasan mimbar akademik di STIKES
Papua :
147
No Jenis Kegiatan Institusi Program Tahun
Narasumber Studi Pelaksanaan
1 Pelatihan pembuatan dan Universitas Ilmu 2019
penelaahan soal ukom ahli Diponegoro Kesehatan
kesehatan masyarakat Masyarakat
Indonesia oleh Ir. Suyatno,
M.Kes.
2 Kuliah tamu Keperawatan Universitas Ilmu 2019
komunitas oleh Ns. Brawijaya Keperawatan
Kumboyono, S.Kep., M.Kep.,
Sp.Kom.
3 Kuliah tamu Keperawatan Universitas Ilmu 2018
Anak oleh Ns. Suni Hariati, Hasanuddin Keperawatan
S.Kep., M.Kep.
4 Kuliah tamu oleh Prof. Dr. Universitas Farmasi 2019
Gemini Alam, M.Si., Apt. Hasanuddin
Dan Dra. Ermina Pakki,
M.Sc., Apt.
5 Pelatihan perceptorship oleh Universitas Ilmu 2019
I Made Kariasa, S.Kp., MM., Indonesia Keperawatan
M.Kep., Sp.KMB
6 Pemateri kuliah umum 2019
Universitas Pendidikan
Muhammadiyah (UNIMUDA)
Sorong oleh : STIKES Farmasi
1. Aprilia Grace May, Papua
S.Farm.,MPH., Apt. IKM
2. Pricilya Ruhukail, S.KM.,
MPH. Analis
3. Al Mukkaram, S.Kep., kesehatan
Ns., M.Kes.
7 Seminar Nasional tentang Universitas Semua Prodi 2019
stunting oleh Dr. Fitri Gadjah Mada
Haryanti, S.Kp., Ns., M.Kes.
8 Seminar Nasional tentang 2019
stunting oleh :
1. Novita Mansoben, S.Kep., STIKES Ilmu
Ns., M.Kep. dan Papua keperawatan
Dirgantari Pademme,
S.Kep., Ns., M.Kep.
2. D.F. Wonatorey, S.Sit., Dinkes Kota
M.Kes. Sorong Farmasi
3. Yulinda M. Bambungan, Analis
S.Farm., M.Si., Apt. kesehatan
148
No Jenis Kegiatan Institusi Program Tahun
Narasumber Studi Pelaksanaan
4. Junaiddin, S.Kep., Ns.,
M.Kes.
149
didasarkan pada program evaluasi yang direncanakan. Agar evaluasi standar pendidikan
berjalan efektif, perlu ditentukan capaian kinerja yang ditugaskan untuk melakukan
evaluasi, artinya siapa yang akan melakukan evaluasi capaian kinerja pada standar
pendidikan tersebut, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua STIKES Papua,
sehingga ketika melakukan evaluasi memiliki legalitas yang kuat. Evaluasi capaian kinerja
dilakukan oleh ahli yang memiliki kesempatan yang luas untuk mengamati perkembangan
pendidikan di STIKES Papua antara lain :
a. Melaksanakan peninjauan kembali kurikulum secara berkala dengan melibatkan pakar,
stakeholder, organisasi profesi, masyarakat, dan alumni.
b. Melaksanakan k e g i a t a n evaluasi terhadap kinerja dosen diakhir semester.
c. Melakukan interpretasi dan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap kinerja
dosen yang dilakukan diakhir semester.
d. Memberikan laporan hasil evaluasi terhadap kinerja dosen melalui kuesioner yang
dibagikan oleh setiap program studi untuk dilakukan distribusi kepada mahasiswa,
kemudian akan diinterpretasi oleh bagian GPM Prodi selanjutnya hasil evaluasi akan
diserahkan GPM Prodi kepada UPM STIKES Papua.
e. Memberikan umpan balik kepada seluruh dosen dari hasil evaluasi kinerja yang telah
dilakukan untuk perbaikan bersama.
f. Melakukan penyusunan kuesioner evaluasi kinerja dosen dengan mempertimbangkan
unsur-unsur penilaian sesuai standar akademik yang berlaku
g. Melakukan pengolahan data hasil evaluasi terhadap kinerja dosen yang diisi oleh
mahasiswa
h. Melaksanakan evaluasi terhadap mahasiswa dengan standar kelulusan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK)
i. Melakukan evaluasi terhadap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh dosen dan mahasiswa.
j. Melakukan evaluasi dan umpan balik terhadap lulusan mahasiswa
k. Melakukan evaluasi terhadap penerimaan mahasiswa baru
l. Melakukan evaluasi terhadap penyerapan tenaga kerja terhadap lulusan
mahasiswa
150
Penetapan Penasehat Akademik dengan tujuan membimbing dan mengarahkan
mahasiswa dalam menjalani pendidikan.
b. Pelaksanaan Standar
Pelaksanaan standar pendidikan di lakukan pada setiap program studi pada setiap
semester. Penentuan dosen mata kuliah di lakukan pada awal semester untuk dan di
lakukan evaluasi pembelajaran pada akhir semester. Penetapan penasehat akademik
di lakukan pada setiap tahun ajaran baru dan pembimbingan di lakukan dua kali dalam
satu semester namun bisa juga lebih sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
c. Evaluasi Standar
Evaluasi dari UPM dilakukan tiap akhir semester untuk akademik (dokumen akademik
dan kegiatan akademik) dalam bentuk monitoring dan audit internal. Monitoring dan
audit dilakukan untuk menilai pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan di
STIKES Papua, dilaksanakan sesuai standar dengan prosedur yang benar dan
mengarah pada pencapaian standar yang telah di tetapkan.
d. Pengendalian Standar
Pengendalian dilakukan setelah adanya hasil audit. Pengendalian dilakukan terhadap
hasil audit yang menunjukkan 4 (empat) kemungkinan yaitu mencapai, melampaui,
belum mencapai dan menyimpang dari standar Pendidikan Tinggi. Jika pelaksanaan
standar telah mencapai dan melampaui standar pendidikan tinggi maka pencapaian
dan pelampauan tersebut perlu dipertahankan dan berupaya untuk ditingkatkan, jika
pelaksanaan standar belum mencapai atau telah menyimpang dari standar pendidikan
tinggi maka perlu dilakukan tindakan koreksi pelaksanaan standar agar dapat dicapai
dan sesuai atau tidak menyimpang dari standar Pendidikan tinggi. Penetapan
pengendalian standar diputuskan oleh pimpinan melalui rapat evaluasi pendidikan.
e. Peningkatan Standar
Rapat evaluasi pelaksanaan pendidikan dilakukan penilaian untuk peningkatan dan
perbaikan sistem penjaminan mutu secara berkelanjutan.
8. Kepuasan Pengguna
Kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran dinilai dengan menggunakan
kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil yang didapatkan bahwa
seluruh item pernyataan dari instrumen valid dan reliabel. Kuesioner yang disebarkan
melibatkan pihak program studi. Seluruh isi dari instrumen memuat tentang kepuasan
mahasiswa sebagai pengguna dalam proses pembelajaran.
Kuesioner kepuasan pembelajaran diisi oleh mahasiswa pada program studi tahun 2018
sebanyak 150 mahasiswa dan tahun 2019 sebanyak 198 mahasiswa, dengan prosedur
melalui program studi yang disebarkan melalui google formulir dan dianalisis oleh
program studi untuk dilakukan evaluasi pada proses pembelajaran berikutnya.
151
Berikut merupakan hasil pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran :
100
0
Tahun 2018 Tahun 2019
152
Kualitas Layanan Dosen, Tendik dan
Pengelola
200
100
0
Tahun 2018 Tahun 2019
Gambar 6.3 menunjukkan jawaban mahasiswa sangat setuju terhadap kualitas layanan
dosen, tendik dan pengelola yang diberikan. Dosen, tendik dan pengelola membantu
mahasiswa baik dalam mendapatkan layanan di bidang akademik maupun non
akademik, seperti penyediaan beasiswa bagi mahasiswa, dosen berperan aktif baik
sebagai pendidik maupun sebagai penasehat akademik, PA berperan dalam menangani
masalah akademik mahasiswa.
Gambar 6.4 STIKES Papua memberi sanksi bagi mahasiswa yang melanggar
aturan
Pada Gambar 6.4 menunjukkan bahwa mahasiswa menjawab sangat setuju bahwa
sanksi telah diberikan kepada setiap mahasiswa STIKES Papua yang melanggar aturan
akademik yang di atur dalam pedoman akademik.
153
STIKES Papua Memonitoring Kemajuan
Akademik Mahasiswa
200
100
0
Tahun 2018 Tahun 2019
Pada Gambar 6.6 didapatkan bahwa mahasiswa menjawab sangat setuju terhadap
kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat
seperti kegiatan akademik maupun non akademik (ekstrakurikuler).
154
sesuai dengan level KKNI • Sarana dan prasarana 2. Melakukan evaluasi
• Kurikulum STIKES Papua pembelajaran belum kurikulum setiap 2
memiliki mata kuliah sesuai memadai tahun sekali
prodi yang merupakan
penciri dari masing-masing
prodi
• Suasana akademik terasa
dalam proses
pembelajaran
• Penerapan pembelajaran
active learning
155
5. Melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan akademik melalui spanduk, banner
6. STIKES Papua belum menyediakan beasiswa full bagi mahasiswa yang tidak
mampu, tetapi mengupayakan penambahan kuota bagi penerima beasiswa dari
pemerintah
7. Peningkatan peran PA melalui bimbingan akademik baik dari kualitas dan kuantitas
8. Menegaskan peringatan dan peraturan akademik
9. Peningkatan peran PA melalui bimbingan akademik baik dari kualitas dan kuantitas
10.Meningkatkan keikutsertaan mahasiswa pada kegiatan kegiatan ilmiah dan
ekstrakurikuler
C. 7 Penelitian
1. Latar Belakang
Penelitian di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua–Sorong dikelola dan
dilaksanakan sepenuhnya pada UPPM Stikes Papua. Dalam pengelolaannya UPPM
berpedoman pada Panduan Pedoman PPM Edisi XII, Statuta STIKES Papua tentang
Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Rencana Strategis (Renstra)
STIKES Papua, dan Rencana Operasional (Renop) STIKES Papua. Lembaga
tersebut melaksanakan tugas untuk memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan
kegiatan PPM di Stikes–Papua. Sampai saat ini STIKES Papua Sorong telah
mengikutkan tenaga pengajarnya dalam mengikuti pelatihan–pelatihan dalam
melakukan penelitian ilmiah baik yang diikutkan secara nasional maupun
internasional yang hasilnya akan memacu keinginan bagi para dosen dalam
melakukan penelitian ilmiah, penulisan buku, maupun jurnal. Disamping itu pula
UPPM telah melakukan konsolidasi dan kerjasama dengan lembaga publikasi jurnal
untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian yang dilakukan. STIKES Papua-Sorong
telah mengupayakan agar dapat membetuk lembaga publikasi jurnal sendiri yang
memudahkan hasil penelitian dosen untuk dapat dipublikasi.
Program UPPM bertujuan untuk :
a. Mampu mengembangkan sistem manajemen organisasi PPM pada
Perguruan tinggi Swasta yang mandiri dan sehat.
b. Mengembangkan kuantitas dan kualitas PPM untuk pelaksanaan visi/misi
STIKES Papua Sorong yang mampu meningkatkan atmosfir akademik,
dalam program berdaya saing nasional.
c. Meningkatkan PPM yang berarah pada pengembangan, pemanfaatan dan
penyelesaian masalah di masyarakat; yang berfokus pada peningkatan
SDM, SDA, SDH, kelautan, teknologi, Sosbud dan Kesehatan
kemasyarakat.
d. Melakukan PPM untuk meningkatkan relevansi Tri darma Perguruan Tinggi.
e. Mempersiapakan calon pemimpin (leadership) melalui interpreneur dan
Memberikan perhatian khusus kepada masyarakat dan dapat bekerjasama
dalam menanggulangi berbagai problem di masyarakat.
Adapun upaya yang dilakukan dalam UPPM meliputi :
1) Meningkatkan dalam berbagai riset inventif, yang bersifat inovatif dan
aplikatif serta berkolaboratif, yang didasarkan pada berbagai
156
multidisiplin ilmu;
2) Meningkatkan jumlah serta mutu riset ilmiah pengetahuan sebagai
dasar/basis dalam pengembangan penelitain dan PkM;
3) Meningkatkan profesionalisme, efisiensi serta mutu pada unit penelitian
dan pengabdian pada masyarakat.
Pelaksanaan penelitian sampai pada pelaporan dilakukan dengan mengikuti tata
aturan yang ada dalam SOP Pelaksanaan Penelitian, yang kemudian dianalisis oleh
pihak internal maupun eksternal dari UPPM STIKES Papua.
Penelitian pada Sekeloh Tinggi Ilmu Kesehatan Papua mengacu kepada
Rencana Strategis Tahun 2014-2019, yaitu STIKES Papua berorientasi pada
pendidikan, PPM yang siap memberikan pengabdian, pendidikan serta pemberikan
layanan kesehatan pada masyarakat, maka diutamakan pengembangan prioritas
diarahkan kepada:
a. Penyediaan pendanaan dan sarana peralatan lainnya, serta sistem, maupun
SDM serta atmosfir positif yang mendukung pelaksanaan riset yang unggul.
b. Meningkatkan kerjasama UPPM dengan lembaga penelitian yang
terakreditasi Nasional/Internasional.
c. Meningkatkan citra/nama Institusi dengan menghasilkan penelitian yang di
HKI-kan/dipatenkan serta bentuk penghargaan lainnya.
d. Dapat mensejahterakan seluruh masyarakat melalui darma PPM.
e. Mengelola dan melaksanakan penataan UPPM yang mengarah serta
berorientasi kepada peningkatan profesionalisme, efisiensi dan kebutuhan.
Berdasarkan dasar hukum, pemikiran dan berbagai uruain tentang tantangan
berbagai tantangan yang dihadapi kedepan, yang didasari pada visi/misi Stikes
Papua maka Penelitian Stikes Papua untuk periode 2014–2019 telah ditetapkan lima
bidang unggulan sesuai dengan program studi yaitu:
a. Kesehatan Masyarakat
b. Keperawatan
c. Pofesi Ners
d. Farmasi
e. Analis Kesehatan
2. Kebijakan
Kebijakan dan sistem pada UPPM di Stikes-Papua dikeluarkan oleh UPPM
sendiri dengan persetujuan dari Yasasan Pemberdayaan Masyarakat Papua (YPPM)
dan ditetapkan Ketua STIKES. Kebijakan itu dituangkan dalam bentuk RIP STIKES-
Papua.
Kebijakan LLDikti tentang desentralisasi penelitian kepada perguruan tinggi
mensyaratkan ketersediaan jejak rekam dan payung penelitian pada setiap Prodi, di
Stikes-Papua Sorong. Unit UPPM telah menyusun RIP yang dirumuskan berstandar
pada Agenda Utama Riset Ilmiah Nasional. Dimana RIP STIKES Papua mencakup
perencanaan strategi yang mencakup upaya mengalokasikan sumber daya yang ada
yang berdasar pada pertimbangan analisis efisiensi dan SWOT. Pedoman RIP
dijadikan sebagai dasar dan merupakan indikator yang akan digunakan menjelaskan
fungsi dan tugas suatu organisasi yang ada pada perguruan tinggi untuk menetukan
157
kebijakan pada kurun waktu dimasa yang akan datang.
Pelaksanaan program UPPM tersebut mengacu pada :
a. Peraturan UU RI No. 20 (2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional; serta
Peraturan UU RI No. 18 (2002) tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Iptek Pasal 18 dan 21;
b. Panduan Pelaksanaan Penelitian, Direktorat PPkM, Dikti, Kementerian
Pendiknas, Edisi VII, (2006);
c. SK Ketua STIKES Papua Sorong Nomor: 120/STIKES/SK/III/2011 tentang
Penetapan UPPM STIKES Papua Sorong;
Dalam rangka mewujudkan hasil penilitian yang unggulan pada STIKES Papua
Sorong, terdapat beberapa indikator penelitian yang dikelola oleh peneliti yang
mengacu pada Pedoman Pelaksanaan PPM, yaitu;
a. Penelitian Fundamental (Dasar) yaitu penelitian yang berkaitan dengan
pengembangan teori–teori dasar dalam ilmu pengetahuan.
b. Penelitian Terapan, merupakan penerapan dari hasil penelitian dasar
pengembangan ilmu yang dapat menghasilkan produk tenologi yang sangat
bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat.
c. Penelitian Pengembangan, merupakan hasil pengembangan teknologi yang
di peruntukan bagi kebutuhan masyarakat sehingga meningkatkan produk
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan dasar hukum, dasar pemikiran serta tantangan di masa mendatang
dan visi/misi Stikes Papua maka UPPM Stikes Papua untuk periode 2014–2019 telah
ditetapkan lima bidang unggulan sesuai dengan program studi pada STIKES Papua
yaitu:
a. Kesehatan Masyarakat
b. Keperawatan
c. Profesi Ners
d. Farmasi
e. Analis Kesehatan
Dalam penjabarannya pada kelima bidang telah ditetapkan kemudian selanjutnya
diaplikasikan kedalam tema-tema riset spesifik yang ditentukan sesuai dengan
RoadMap pada setiap Program studi masing-masing. Dalam menunjang proses
pengembangan dari kelima bidang unggulan dimana UPPM telah merencanakan
skema penelitian yang akan dijalankan untuk meningkatkan serta menghasilkan
penelitian yang bermutu dan berkualitas dari setiap jenjang penelitian.
3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar
Dalam meningkatkan mutu serta kualitas dalam Penelitian pada STIKES Papua
dan disesuaikan dengan arah kebijakan Renstra STIKES Papua Sorong 2014 – 2019
maka kegiatan pelaksanaan Penelitian difokuskan pada 5 bidang prioritas, yaitu :
a. Kesehatan Masyarakat
b. Ilmu Keperawatan
c. Profesi Ners
d. Farmasi
e. Analis Kesehatan
158
Dalam rangka meningkatkan mutu kegiatan penelitian STIKES Papua Sorong
yang dikelola oleh Unit Penelitian demi terwujudnya profesionalisme para peneliti
pada setiap disiplin ilmu yang sesuai dengan Roadmap Penelitian yang ada pada
masing-masing prodi. Profesionalisme yang dimaksudkan disini adalah Tugas utama
kita adalah Sebagai peniliti sesuai Tridharma Perguruan Tinggi dengan memberi
kompensasi bagi peneliti sesuai hasil yang diperoleh. Selain peneliti individu,
diharapkan agar pelaksanaan penelitian dapat dilakukan dalam bentuk tim reset
penelitian yang saling mendukung dalam pelaksanaan penelitian.
Keberhasilan program kegiatan PPM harus dilihat berdasarkan parameter
penilaian yaitu :
a. Menghasilkan buku ajar, yang digunakan sebagai bahan ajar yang
diterbitkan.
b. Menghasilkan serta meningkatkan penulisan ilmiah yang di publis pada
jurnal nasional dan internasional terakreditasi.
c. Menghasilkan HKI dalam meningkatkan citra istitusi dan kemampuan
Intelektual.
d. Menghasilkan serta meningkatkan suatu inovasi IPTEK dan Seni yang
secara pasti dalam pengembangan di masyarakat.
e. Meningkatkan mutu hasil penelitian yang dapat berkompotetif untuk
menghasilkan daya saing teknologi bagi pengembangan industrial dalam
negeri yang dapat di manfaatkan bagi masyarakat
f. Memiliki Jiwa kepemimpinan sebagai aset Negara yang bersinergis,
berkolaborasi, serta sikap empati positif kepada masyarakat.
4. Indikator Kinerja Utama
a. Dokumen formal rencana strategi UPPM di STIKES Papua mengacu pada
kebijakan yang digunakan oleh UPPM STIKES Papua. Hal tersebut yang memuat
landasan pengembangan penelitian sesuai dengan renstra dan renop serta buku
pedoman penelitian dari Libtabmas dan UPPM, serta SOP Penelitian UPPM.
Pelaksanaan ini dilakukan sesuai dengan program dan indikator kerja rencana
strategis STIKES Papua antara lain:
1) Ikut serta dalam pelatihan atau workshop metodologi penelitian, penyusunan
proposal, pelaksanaan, laporan dan publikasi hasil penelitian bagi dosen
a) Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan atau workshop metodologi
penelitian, penyusunan proposal, pelaksanaan, laporan dan publikasi
hasil penelitian.
2) Peningkatan jumlah Publikasi
a) Jumlah publikasi per dosen
3) Pengembangan Penerbit Jurnal nasional yang terakreditasi
a) Jumlah penerbit jurnal
4) Peningkatan kualitas publikasi
a) Jumlah sitasi paper
5) Peningkatan publikasi internasional
a) Jumlah publikasi Global
6) Peningkatan nilai guna penelitian
159
a) Hasil Penelitian dapat di patenkan (HAKI)
b) Jumlah buku yang diterbitkan setelah penelitian
b. Pelaksanaan penelitian dilingkungan STIKES Papua yang dikelola langsung oleh
UPPM dilaksanakan sesuai dengan dokumen formal yang ada antara lain:
1) Pedoman Libtabmas
2) Buku Pendoman Penelitian Edisi XII
3) Rencana Strategis Penelitian STIKES Papua
4) Rencana Strategis Penelitian UPPM STIKES Papua
5) SOP Penelitian
Seluruh pedoman penelitian disosialisasikan kepada para pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan penelitian secara internal maupun eksternal
dengan tujuan memberikan pemahaman dalam menggunakan roadmap
penelitian di lingkungan STIKES Papua, maupun yang dilakukan oleh
Kemenristek Dikti melalui LLDikti Wilayah XIV Papua dan Papua Barat.
c. Pelaksanaan proses penelitian mengikuti SOP Penelitian yang dibuat oleh
peneliti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan
penelitian antara lain:
1) Peneliti menyusun proposal penelitian
2) Peneliti mengajukan permohonan pelaksanaan penelitian
a) Menyusun Proposal
b) Mengisi formulir F1
c) Meminta Persetujuan Ka.Prodi kemudian Ke Ketua STIKES Papua
d) Proposal dan formulir di serahkan kepada pihak UPPM
3) Proposal di review
4) UPPM mengeluarkan Surat Tugas Pelaksanaan Penelitian, dan setelah
melaksanan penelitiannya, peneliti bertugas untuk:
a) Menyusun hasil penelitian
b) Melakukan pelaporan kepada UPPM
c) Publikasi hasil penelitian
d) Kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti setiap semester direkap
oleh UPPM dan dilaporkan kepada pimpinan STIKES Papua dan mitra pemberi
dana seperti: Kementrian Riset dan Teknologi yang mendanai penelitain dosen
pemula (PDP) sebanyak 13 orang dosen lolos, STIKES Papua, Pemerintah
Daerah Kota/Kabupaten, serta instansi terkait sebagi mitra dalam pelaksanaan
penelitian yang telah mebangun kerjasama dengan STIKES Papua dalam hal
mengembangkan penelitian.
e) Kelompok riset dalam lingkungan STIKES Papua dilaksanakan oleh UPPM yang
dalam bentuk kelompok riset yang beranggotakan 3 orang peneliti dan mampu
menjalankan tugasnya secara maksimal. Hal ini termuat dalam tupoksi UPPM.
Setiap tugas yang dijalankan dikoordinasikan dengan bagian Prodi dan STIKES
Papua. UPPM juga melaksanakan monitoring evaluasi secara berkala dan
bekerjasama dengan UPM STIKES Papua dengan tujuan mengontrol Tridharma
kedua dalam perguruan tinggi yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh para
peneliti di STIKES Papua. Adapun data yang diperoleh oleh UPPM dapat melalui
160
SIMLIBTABMAS, Sinta Ristek Dikti.
161
Masyarakat (UPPM). Fungsinya yaitu untuk mengkoordinir, memantau dan evaluasi
pelaksanaan penelitian dosen di lingkungan STIKES Papua, untuk terus memberikan
dukungan setiap dosen agar terus memiliki kinerja profesional dalam kegiatan
penelitian dan pengabdian yang bermanfaat untuk masyarakat baik secara nasional
dan internasional, serta memberikan arahan dan membangun sistem informasi
dalam kegiatan penelitian. Kendala yang dihadapi dalam melakukan penelitian
adalah pendanaan yang belum memadai, juga belum maksimalnya kerjasama
dengan pihak stakeholders dalam mengembangkan penelitian, dan keterbatasan
pendanaan yang diberikan oleh Institusi, serta kriteria kelulusan hibah ristekdikti yang
semakin hari semakin tinggi standarnya.
8. Kepuasan Pengguna
Sistem pengukuran kepuasan pengguna penelitian STIKES PAPUA dievaluasi
dengan melaksanakan survey setiap 6 (enam) bulan dengan menggunakan
instrument. Instrument yang digunakan saat pelaksanaan survey ini adalah lembaran
kuesioner dengan jumlah butir pernyataan sebanyak 13 pernyataan. Untuk penilaian
pernyataan kuesioner menggunakan skala likert yaitu nilai 1 adalah nilai terendah dan
nilai tertinggi adalah 5. Proses survey dilakukan pada 30 orang responden melalui
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengolahan dan penyajian hasil survey yang
dilakukan dengan cara pengisian sendiri oleh para pengguna/stakeholder proses
penelitian. Adapun hasil pengukuran tingkat kepuasan pengguna proses penelitian
STIKES PAPUA dapat dilihat pada diagram dibawah ini :
16
14
12
10 sangat setuju
8 setuju
Ragu-ragu
6
tidak setuju
4
sangat tidak setuju
2
162
pelaksanaan kegiatan penelitian dianggap sudah sesuai. Hal tersebut
ditunjukkan berdasarkan jawaban responden rata-rata menjawab sangat
setuju 12 orang dan sangat tidak setuju 2 orang
b. Layanan sistem informasi penelitian dinilai sudah memadai dengan
dibuktikan dengan jawaban responden yang memberikan jawaban sangat
setuju 16 orang, ragu-ragu 2 orang dan sangat tidak setuju 2 orang.
c. Tanggapan responden terhadap pernyataan tentang sosialisasi
program/pedoman untuk kegiatan penelitian menunjukkan bahwa responden
memerikan jawaban tidak setuju 4 orang, ragu-ragu 5 orang, setuju 7 orang
dan sangat setuju 14 orang.
d. Tanggapan responden terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa
Renstra STIKES Papua telah mendokumentasikan peta (roadmap) penelitian
yang dilakukan civitas akademika. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan
jawaban responden yang menjawab setuju 13 orang dan sangat setuju 4
orang.
e. UPPM STIKES PAPUA telah mengembangkan sistem pemantauan dan
evaluasi kegiatan penelitian. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan jawaban
responden setuju 7 orang dan sangat setuju 13 orang.
f. Penilaian responden bahwa renstra STIKES Papua memperlihatkan
komitmen dalam pengembangan kegiatan penelitian melihat kebutuhan
masyarakat, SDM dan fasilitas pendukung. Hal tersebut ditunjukkan
berdasarkan jawaban ragu-ragu 5 orang, setuju 13 orang dan sangat setuju 4
orang.
g. Dalam Hal Jaringan Kerjasama di bidang penelitian sudah terjalin dengan
baik ditunjukan dengan rata-rata responden menjawab tidak setuju 3, ragu-
ragu 2, setuju dan sangat setuju 13 orang.
h. UPPM STIKES PAPUA tetap komitmen dalam mendukung upaya perbaikan
track record penelitian dosen. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan jawaban
responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang, dan sangat setuju
13 orang.
i. UPPM telah memberikan dukungan untuk civitas akademika mengusulkan
penelitian dengan menyesuiakan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut
ditunjukkan dengan jawaban responden, setuju sebanyak 8 orang dan sangat
setuju 12 orang.
j. UPPM telah mengembangkan peningkatan mutu dan daya saing pengajuan
proposal untuk hibah penelitian kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan jawaban
responden yang menjawab setuju 12 orang dan sangat setuju 8 orang.
k. Institusi berupaya untuk meningkatkan mutu penelitian dan publikasi jurnal
(pelatihan, pendampingan, dll). Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden
menjawab ragu-ragu 2 orang, setuju 5 orang dan sangat setuju 13 orang.
l. Tanggapan responden terhadap pernyataan yang menyatakan daya produksi
publikasi hasil penelitian mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir
ditunjukan dengan hasil jawaban responden setuju 5 orang dan sangat
setuju 15 orang.
163
m. Tanggapan responden terhadap pernyataan yang menyatakan produktivitas
penelitian mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir adalah
responden yang menjawab ragu-ragu 3 orang, setuju 7 orang dan sangat
setuju 13 orang.
n. Tanggapan responden terhadap pernyataan yang menyatakan tersedianya
anggaran untuk pelaksanaan kegiatan penelitian adalah responden yang
menjawab ragu-ragu 5 orang, setuju 13 orang dan sangat setuju 4 orang.
164
mutu penelitian yang menetapkan standar mutu penelitian dan pengabdian
masyarakat di UPPM.
Ketersediaan SDM, Sarana dan prasarana untuk penelitian secara
berkelanjutan STIKES Papua didukung oleh dosen dan mahasiswa yang
memadai untuk menjalankan penelitian berkelanjutan. Keragaman disiplin
ilmu di STIKES Papua memberikan kesempatan untuk terciptanya
perkembangan riset yang multidisiplin. Citra dan reputasi UPPM menjadi
sumber perkembangan sebuah penelitian. Sarana yang pendukung
dibutuhkan seperti ketersediaan laboratorium ditingkat prodi yang terletak di
dilantai satu gedung B kampus STIKES Papua. Penerimaan proposal
penelitian yang diterima menunjukan bahwa proses penelitian di UPPM
belum menunjuk peningkatan yang sangat signifikan. UPPM telah
merancang pelatihan untuk dosen, meningkatkan motivasi untuk melakukan
penelitian yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian di
STIKES Papua. Hasil dari kegiatan yang telah direncanakan memiliki
sasaran out put dapat dimanfaatkan dalam menyusun strategi peningkatan
kinerja dosen dalam bidang penelitian kedepannya dalam jangka panjang.
Dalam hal pengembangan dan pembinaan jejaring penelitian untuk
mengembangkan penelitian UPPM telah mengadakan langkah melalui
institusi, program studi, unit kerja lain di lingkungan STIKES Papua kemitraan
kerjasama luar dalam negeri dan luar negeri.
Sumber Dana Penelitian terus di upayakan sehingga dapat menjamin
kegiatan penelitian di STIKES Papua terus berjalan, UPPM juga berusaha
menjalin kerja sama untuk sumber dana penelitian. Secara umum sumber
dana penelitian bersumber dari STIKES Papua dan juga upaya yang di
tempuh dengan meningkatnya kerjasama dengan stakeholder, melihat
peluang dalam mendapatkan hibah penelitian hibah kompetisi dikti, dana
Kemenristek, Kemenkes serta dana riset kerjasama berbagai institusi hasil
dari pengembangan jejaring kerjasama di dalam dan di luar negeri.
b. Program Strategis : Riset unggulan
Program strategis rencana induk penelitian STIKES PAPUA ditulisakan
dalam pelaksanaan penelitian unggulan, penelitian “non unggulan”, penelitian
nasional, penguatan penelitian internasional dan penelitian tindakan.
Penelitian Unggulan STIKES PAPUA direncanakan secara semi top down
dan ditentukan berdasarkan Borang Dikti dengan tetap melihat Payung
Penelitian dan unggulan program studi, kebijakan tentang riset di tingkat
Nasional, regional dan tingkat perguruan tinggi yaitu “Riset dasar, riset
terapan, riset unggulan, dan riset spin of komersial.”
Seluruh riset unggulan STIKES PAPUA adalah kajian interdisiplin yang
berorientasi kepada dan berkontribusi nyata dalam penyelesaian sebagian
masalah nasional maupun daerah khususnya Papua Barat yang sesuai
dengan salah satu Visi institusi STIKES Papua yaitu melaksanakan penelitian
berfokus penyakit menular dan tidak menular untuk pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan khusus di Papua dan Indonesia. Riset
165
Unggulan STIKES PAPUA berorientasi pada masalah kesehatan yang nyata
dan nilai scientific dalam kesehatan masyarakat, keperawatan, farmasi dan
analis kesehatan.
166
(IbIKK)
e. Ilmu pengetahuan teknologi serta sains/Ipteks bagi Wilayah (IbW)
f. Ilmu pengetahuan teknologi serta sains/Ipteks bagi Wilayah antara PT-CSR
atau PT-Pemda-CSR (IbWPT)
g. Hibah Hi-Link.
PkM yang didanai oleh STIKES Papua memiliki Skim dan bentuk yang sama
dengan penelitian Ilmu pengetahuan teknologi serta sains bagi masyarakat berupa
pendidikan, pemberdayaan, maupun pelayanan PkM.
Bagi civitas akademika STIKES Papua, diharapkan bekerjasama dan
bertanggung jawab secara penuh dalam melaksanakan PkM guna meningkatkan
kepedulian serta mendukung kegiatan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat
yang makmur, dan berkompetitif sehingga meningkatkan kualitas kegiatan PkM untuk
kepentingan masyarakat, Lembaga pemerintah dan STIKES Papua. Target kegiatan
PkM khususnya komunitas yang berada di wilayah Sorong Raya, baik sebagai
individu, kelompok dan lembaga.
2. Kebijakan
Pelaksanaan PkM di STIKES Papua, mengacu pada :
Regulasi pemerintah berdasarkan Perpres Nomor 38 Tahun 2018 mendorong
pendidikan tinggi di Indonesia mengembangkan pelaksanaan riset berupa kegiatan
PkM, secara tidak langsung mendorong STIKES Papua melakukan kegiatan PkM
guna mengembangkan ilmu pengetahuan bagi kepentingan masyarakat di Tanah
Papua. Landasan yang digunakan sebagai dasar untuk menyusun dokumen
RIPkM sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku secara lokal dan
nasional.
Berikut merupakan beberapa peraturan dan perundang-undangan yang
digunakan dalam penyusunan RIPkM STIKES Papua:
a. UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
b. UU No.18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Riset, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
c. UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
d. PP No.38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045;
e. Statuta STIKES Papua
f. Renstra STIKES Papua tahun 2014-2018
Berdasarkan Statuta STIKES Papua Bab VII Tentang Organisasi dan Tata
Kerja STIKES Papua, Pasal 38 tentang Unit PkM, yang menyatakan bahwa:
a. Unit PkM sebagai pelaksana akademik yang menjalankan tugas dan
perannya STIKES Papua pada Unit PkM.
b. Unit PkM dipegang oleh seorang Kepala untuk bertanggung jawab
terhadap Ketua STIKES Papua dibantu oleh seorang Sekretaris yang
bertanggung jawab kepada Kepala.
3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar
a. Standar Hasil PkM
167
Strategi Pelaksanaan Standar Hasil PkM
1) Ketua STIKES Papua, lembaga dan Ketua Program Studi membangun
hubungan bersama antar pemerintah daerah maupun pemerintah swasta
untuk menciptakan Kerjasama yang proactive dan meningkatkan serta
kinerja dan manajemen PkM.
2) Ketua Prodi berkoordinasi dengan seluruh peserta (Dosen dan Mahasiswa)
dalam menyusun rencana, pengaplikasian dan evaluasi pada kegiatan PkM
masing-masing Prodi.
Indikator Ketercapaian Standar Hasil PkM
1) Adanya kegiatan PkM yang dapat membantu permasalahan yang alami
oleh mitra/masyarakat.
2) Belum ada kegiatan PkM menghasilkan Publikasi Ilmiah
3) Adanya kegiatan PkM menghasilkan bahan ajar dan modul pelatihan
namun pencapaiannya belum maksimal.
b. Standar Isi PkM
Strategi Pelaksanaan Standar Isi PkM
1) Ketua STIKES Papua, lembaga dan Ketua Program Studi membangun
hubungan bersama antar pemerintah daerah maupun pemerintah swasta
untuk menciptakan Kerjasama yang proactive dan meningktakan serta
kinerja dan manajemen PkM.
2) Ketua Prodi berkoordinasi dengan seluruh peserta (Dosen dan Mahasiswa)
dalam menyusun rencana, pengaplikasian dan evaluasi pada kegiatan PkM
masing-masing Prodi.
Indikator Ketercapaian Standar Isi PkM
1) 5% kegiatan PkM STIKES Papua merupakan langsung hasil penelitian.
2) 10% PkM adalah usaha untuk memantapkan kesejatreaan masyarakat.
3) 5% kegiatan PkM untuk mewujudkan teknologi yang memadai, dan
memajukan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.
4) 10% kegiatan PkM dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah social
engineering.
c. Standar Proses PkM
Proses PkM merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam bentuk kelompok.
Dalam mencapai luaran yang memuaskan diperlukan standar proses yang
terarah dengan benar. Karena hal itu, STIKES Papua merancang standar yang
dipakai sebagai tolak ukur pada proses PkM. PkM bagian dari kegiatan
Tridharma Perguruan Tinggi yang wajib diikuti oleh parah Dosen.
Isi dari Standar Proses PkM
Berdasarkan standar nasional pendidikan nomor: UPM/II/Std-SPMI/PKM/17-
HPK/2017 meliputi:
1) Perencanaan
a) Kegiatan PkM bertujuan untuk mencapai pembelajaran lulusan dan
ketetapan peraturan di perguruan tinggi, oleh karena mahasiswa di
168
ikut sertakan dalam kegiatan PkM.
b) UPPM melakukan sosialisasi terhadap kegiatan PkM setiap tahun
anggaran yang berlaku kepada seluruh civitas academica STIKES
Papua.
c) Bagi Dosen dan Mahasiswa yang mengikuti Kegiatan PkM secara
personal/beranggota, membuat rencana kegiatan PkM dalam satu
usulan proposal. Proposal akan dinilai oleh tim reviewer dengan
ketetapan standar mutu, perlindungan dari resiko kerja, keamanan,
kesehatan pelaksana, komunitas di masyarakat dan wilayah yang
akan dilakukan kegiatan.
2) Pelaksanaan
a) Pimpinan STIKES Papua wajib merancang dan menetapkan
standar proses PkM yang merupakan kegiatan PkM yaitu
mengimplementasikan, mewujudkan, mempopulerkan IPTEKS dan
mengutamakan kesejahteraan umum dan mengembangkan diri
serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b) Pelaksana PkM harus membuat kegiatannya terselenggara
dengan tertuju, terukur dan terprogram.
c) Pelaksana PkM melaksanakan kegiatannya sesudah menerima ijin
dari tim reviewer.
d) UPPM bersama Pimpinan STIKES Papua menerapkan Monev
pada pelaksanaan PkM, didanai STIKES Papua lewat UPPM.
e) Apabila PkM didanai oleh pihak lain, dengan demikian UPPM
beserta Pimpinan STIKES Papua mendukung, menfasilitasi,
mendampingi pelaksanaan Monev.
3) Pelaporan
Pelaksana PkM membuat laporan akhir dari keseluruhan
kegiatan PkM, berdasarkan hasil dicapai dari kegiatan PkM.
a) Pelaksana PkM membuat Laporan kemajuan dan laporan akhir
kegiatan, yang telah dilaksanakan dan mesti berdasarkan
dokumen hasil monev kegiatan.
b) Pelaksana PkM melakukan presentasi hasil PkM kepada UPPM.
d. Standar Penilaian PkM
Standar penilaian PkM dilakukan dengan terpadu serta memiliki kriteria
sebagai berikut:
1) Edukatif adalah penilaian untuk memotivasi pelaksana agar terus
meningkatkan mutu PkM
2) Objektif adalah penilaian berdasarkan kriteria penilaian dan bebas dari
pengaruh subjektivitas
3) Akuntabel adalah penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria dan
prosedur yang jelas dan dipahami oleh pelaksana PkM
4) Transparan adalah penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya
169
dapat
5) diakses oleh semua pemangku kepentingan.
Isi dari Standar Penilaian PkM
Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Nomor: UPM/II/Std-
SPMI/PKM/17-HPK/2017 meliputi:
Perencanaan
1) UPPM membuat standar minimal penilaian hasil PkM
meliputi:
a) Terdapatnya tingkat kepuasan dan kesenangan dari masyarakat
b) Terdapat adanya atitude, knowledge and skills pada masyarakat
sesuai dengan sasaran kegiatan
c) Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan bagi
masyarakat secara berkesinambungan
d) Terciptanya pengayaan sumber belajar serta pematangan civitas
academica sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
e) Masalah sosial dan rekomendasi kebijakan dapat dimanfaatkan
oleh pemangku kepentingan secara langsung teratasi dengan baik.
2) Penilaian PkM dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan
instrument yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran
ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil PkM.
3) UPPM mensosialisasikan ketentuan pelaksanaan penilaian PkM pada
semua dosen dan mahasiswa dalam lingkungan STIKES Papua.
4) Reviewer akan melakukan penilaian terhadap setiap proposal yang
masuk agar dapat diseleksi untuk memperoleh dana dalam
pelaksanaan kegiatan.
Pelaksanaan
1) UPPM menyampaikan pelaksanaan penilaian proposal dan hasil
kegiatan dengan seluruh tim penilai (reviewer) sesuai standar.
2) UPPM beserta tim reviewer melakukan penilaian proses dan hasil PkM
dengan cara melakukan seminar yang dihadiri oleh Ketua STIKES dan
Para Dosen.
Strategi Pelaksanaan Standar Penilaian PkM
1) UPPM menetapkan standar penilaian dan memberikan dukungan untuk
pelaksanaan.
2) UPPM mengalokasikan pembiayaan yang telah disahkan Ketua
STIKES Papua untuk penyelenggaraan penilaian.
3) UPPM mensosialisasikan standar penilaian kepada Dosen untuk
menyamakan persepsi.
Indikator Ketercapaian Standar Penilaian PkM
1) Tingkat kepuasan masyarakat dapat dilihat pada hasil survey tentang
kepuasan masyarakat (peserta program).
170
2) 80% peserta melakukan kegiatan untuk pengetahuan dan
keterampilannya.
3) 80% peserta melakukan kegiatan dan mempraktekkan IPTEK yang
diperolehnya.
171
g. Standar Pengelolaan PkM
Strategi Pelaksanaan Standar Pengelolaan PkM
1) Mengikut sertakan UPPM pada Pelatihan mengelola PkM.
2) Adanya proses Monev tentang kinerja UPPM yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang berwenang setiap tahun.
Indikator Ketercapaian standar pengelolaan PkM
1) Adanyanya laporan kinerja UPPM setiap tahun.
2) Terdaftarnya laporan kinerja UPPM dalam menyelenggarakan kegiatan
PkM pada PDPT.
3) Adanya kegiatan PkM yang sesuai dengan rencana strategis STIKES
Papua.
4) Kualitas dan kuantitas PkM semakin meningkat.
5) Keseluruhan kegiatan dan total mahasiswa yang ikut dalam PkM
semakin meningkat.
6) Adanya kegiatan Monev pelaksanaan PkM.
7) Tersedianya sarana prasarana sesuai dengan standar PkM yang dapat
digunakan oleh pelaksana PkM.
8) Meningkatnya hasil PkM civitas akademika STIKES Papua.
172
Kesehatan
Ilmu Keperawatan (Ners) Farmasi Analis Kesehatan
Masyarakat
(2017-2020) (2018-2024) (2018-2024)
(2017-2024)
173
lain berasal dari :
a. RAPB STIKES Papua;
b. Program desentralisasi pengabdian kepada masyakat dan kompetitif
nasional DRPM Kemenristek Dikti.
Tabel 8.1. Anggaran Kegiatan PkM Tahun 2017-2019
(dalam jutaan Rupiah)
TAHUN ANGGARAN
No KEBUTUHAN
2017 2018 2019
Peningkatan Penguatan 0 0 0
1.
Kelembagaan
2. Hibah Internal Stikes Papua 33.000.000 42.000.000 123.000.000
5. Penelitian Kerjasama 0 0 0
Estimasi 0 0 0
Estimasi pendanaan PkM yang merupakan pendanaan tetap Hibah
Dikti telah ditetapkan sesuai dengan penganggaran tahunan. Dalam hal
ini, Dosen STIKES Papua telah mengajukkan usulan PkM dengan jenis
pendanaan Dikti, namun hingga tahun terakhir belum ada usulan yang
disetujui untuk didanai. Untuk itulah maka aktivitas PkM yang dilakukan
oleh Dosen masih didanai oleh STIKES Papua.
174
yang telah dibuat oleh UPPM STIKES Papua sebagai unit yang bertanggung jawab
untuk menyediakan dan memberdayakan Dosen untuk melakukan PkM yang
innovation.
a. Tujuan Kegiatan PkM
1) Adanya sebuah Pedoman adalah melindungi kegiatan PkM yang
dikerjakan para dosen Dosen PkM. Pedoman ini merupakan acuan
untuk para Dosen terkait dalam proses PkM.
b. Persyaratan Kegiatan PkM
1) Pesertanya adalah para Dosen tetap di STIKES Papua.
2) Anggota tim minimal 2 orang staf pengajar (ketua dan anggota). Dosen
dalam Tim dapat melibatkan Mahsiswa dalam pelaksanaan PkM.
c. Mekanisme Pendanaan Kegiatan PkM
Proposal Kegiatan PkM yang lolos akan didanai oleh internal Stikes
Papua lewat UPPM Kurang lebih sebanyak Rp.3.000.000-Rp 5.000.000
sesuai dengan kegiatan PkM masing-masing. Selanjutnya mengenai
sistematika propasal dapat dilihat dalam buku pedoman UPPM.
Penyusunan usulan proposal PkM yang dilakukan oleh setiap Tim
Dosen harus sesuai dengan pedoman yang telah dibuat. Untuk itulah maka,
UPPM melaksanakan sosialisasi guna menyampaikan hal-hal yang terkait
dengan pelaksanaan PkM
Buku Pedoman UPPM STIKES Papua
Adanya bukti yang valid tentang pelaksanaan kegiatan PkM mencakup
tata cara penilaian Dokumentasi Sosialisasi Buku Pedoman oleh UPPM
STIKES Papua mengacu pada SK No: 123/STIKES/SK/III/2016. Ketua
STIKES Papua dan reviewer, legalitas pengangkatan reviewer, bukti tertulis
hasil penilaian usul PkM, legalitas penugasan pengabdi/kerjasama PkM,
berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi luaran PkM.
175
melakukan MONEV kepada aktivitas Dosen dalam melakukan PkM.
Berita acara hasil Monev
Monev yang disusun oleh pihak UPPM bersama dengan Tim Dosen
yang telah dibuat terhadap setiap Tim Dosen yang melaksanakan kegiatan
PkM, selanjutnya dibuatkan laporan MONEV yang dipertanggung jawabkan
kepada pimpinan STIKES Papua dalam hal ini Ketua STIKES Papua.
Dokumentasi luaran PkM
Luaran tambahan dari setiap PkM yang dilaksanakan oleh Tim Dosen
dalam bentuk jurnal yang terpublikasi pada jurnal internal lembaga dan jurnal
nasional.
Dokumentasi pelaporan kegiatan PkM kepada pimpinan perguruan
tinggi dan mitra/pemberi dana.
Pelaporan PkM kepada pimpinan perguruan tinggi STIKES Papua
dilakukan oleh pihak UPPM sebagai penanggung jawab pelaksanaan PkM
dari setiap Tim Dosen. Laporan diserahkan pepada Pimpinan setalah setiap
Tim Dosen yang melaksanakan kegiatan PkM membuat laporan hasil PkM
kepada UPPM yang selanjutnya dilakukan tahapan MONEV oleh UPPM
bersama TIM yang telah dibentuk sehingga keabsahan Laporan dapat
dipertanggung jawabkan dengan baik
176
PkM dan pada tahun 2019 terdapat 70 PkM yang dilakukan baik dalam Tim Dosen
maupun PkM yang dilakukan oleh Dosen yang melibatkan Mahasiswa. Berdasarkan
evaluasi capaian pelaksanaan PkM menunjukkan adanya peningkatan dari tahun
2017 sampai 2019 melibatkan Mahasiswa. Pendanaan kegiatan PkM lebih dominan
bersumber dana internal. Dalam hal ini, Dosen STIKES Papua telah mengajukkan
usulan PkM dengan jenis pendanaan Dikti, namun hingga tahun terakhir belum ada
usulan yang disetujui untuk didanai. Untuk itulah maka aktivitas PkM yang dilakukan
oleh Dosen masih didanai oleh STIKES Papua.
8. Penjaminan Mutu PkM
Kegiatan PkM adalah salah satu Tridharma Perguruan Tinggi yang dilakukan
oleh Unit PkM di naungi UPPM bagi peningkatkan kualitas Dosen di STIKES Papua.
Kegiatan PkM ini merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kemampuan
akademis secara profesional dan berpengalaman sehingga dapat menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat.
Pelaksanaan MONEV Kegiatan PkM dilakukan agar mengevaluasi sejauh
mana kegiatan pelaksanaan PkM yang telah dilakukan oleh pelaksana kegiatan.
MONEV direncanakan untuk mengevaluasi kegiatan PkM yang dilaksanakan oleh
Dosen baik secara mandiri maupun Tim Kelompok Dosen dapat diselesaikan secara
tepat. Selain itu Monev Kegiatan PkM dalam bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan
kegiatan, baik yang terkait dengan aspek input, proses dan output kegiatan.
Kegiatan PkM dilakukan oleh Tim Monev PkM STIKES Papua yang pilih oleh UPPM
Untuk mengevaluasi Kegiatan PkM, Tim Monev PkM STIKES Papua melakukan
MONEV secara obyektif, transparan sehingga dapat mengevaluasi capaian dari Tim
Pelaksana kegiatan PkM serta memastikan PkM yang sudah dijalankan dapat
terselesaikan dengan baik. Monev Kegiatan PkM dikerjakan dengan cara
penyampaian kinerja kegiatan oleh Tim Pelaksana kegiatan PkM dengan
memberikan bukti-bukti terkait, selanjutnya dilakukan diskusi atau klarifikasi hasil
kegiatan, kemudian hasil Monev PkM akan menjadi salah satu dasar untuk
melakukan tindak lanjut berikutnya dalam melakukan kegiatan PkM dimana seluruh
Tim Pelaksana Kegiatan PkM wajib membuat Laporan Akhir dan artikel jurnal.
UPPM merekap Laporan Akhir dan artikel jurnal kegiatan PkM kemudian
melaporkan Kepada kepala UPM selanjutnya diteruskan Kepada Ketua STIKES
Papua.
9. Kepuasan Pengguna
Sistem pengukuran kepuasan pengguna PkM STIKES Papua dilaksanakan
setiap 6 (enam) bulan dengan menggunakan instrument. Adapun Instrument yang
digunakan dalam melakukan survey yaitu lembaran kuesioner dimana jumlah butir
pernyataan sebanyak 13 pernyataan. Untuk penilaian pernyataan kuesioner
menggunakan skala likert yaitu nilai 1 sampai nilai 5. Nilai skala 1 adalah nilai
terendah dan nilai tertinggi adalah angka 5. Pelaksanaan survey dilakukan pada 30
responden melalui tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengolahan dan
penyajian hasil survey yang dilakukan dengan cara pengisian sendiri oleh para
177
pengguna/stakeholder proses penelitian. Adapun hasil pengukuran tingkat kepuasan
pengguna proses pengabdian masyarakat STIKES Papua bisa dilihat pada diagram
dibawah ini :
16
14
12
10 sangat setuju
8 setuju
Ragu-ragu
6
tidak setuju
4
sangat tidak setuju
2
178
kegiatan PkM sesuai kebutuhan masyarakat, SDM dan fasilitas pendukung.
Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden yang menjawab ragu-ragu
sebanyak 5 responden, setuju 13 responden dan sangat setuju 4
responden.
g. Jaringan Kerjasama di bidang PkM telah terjalin dengan baik dibuktikan
dengan rata-rata responden yang menjawab tidak setuju 3 responden,
ragu-ragu 2 responden, setuju 5 responden dan sangat setuju 13
responden.
h. UPPM STIKES Papua telah konsisten mendukung upaya perbaikan track
record PkM Dosen. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden yang
menjawab ragu-ragu sebanyak 3 responden, dan sangat setuju 13
responden.
i. UPPM telah mendorong civitas akademika mengusulkan PkM sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan jawaban
responden yang menjawab setuju sebanyak 8 responden dan sangat setuju
12 responden.
j. UPPM telah mengembangkan peningkatan mutu dan daya saing proposal
hibah PkM kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden yang
menjawab setuju 12 responden dan sangat setuju 8 responden.
k. Institusi berupaya untuk meningkatkan mutu PkM dan publikasi (pelatihan,
pendampingan,dll). Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden yang
menjawab ragu-ragu sebanyak 2 responden, setuju 5 responden dan
sangat setuju 13 responden.
l. Tanggapan responden terhadap pernyataan yang menyatakan produktivitas
publikasi hasil PkM mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir
adalah responden yang menjawab setuju 5 responden dan sangat setuju 15
responden.
m. Tanggapan responden terhadap pernyataan yang menyatakan produktivitas
PkM mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir adalah responden
yang menjawab ragu-ragu 3 responden, setuju 7 responden dan sangat
setuju 13 responden.
n. Tanggapan responden terhadap pernyataan yang menyatakan tersedianya
anggaran untuk pelaksanaan kegiatan PkM adalah responden yang
menjawab ragu-ragu 5 responden, setuju 13 responden dan sangat setuju 4
responden.
10. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar PkM serta Tindak Lanjut
Kegiatan PkM yang dilaksanakan oleh Dosen di lingkup STIKES Papua
mendapatkan dukungan penuh dari Pimpinan Perguruan Tinggi. Dukungan dari
Pimpinan diwujudkan melalui pemberian dukungan motivasi kepada setiap Dosen
dan juga pendanaan untuk setiap jenis Kegiatan PkM yang dilakukan. Pendanaan
yang diberikan dari perguruan tinggi berdasarkan ketetapan Ketua STIKES Papua.
Penyaluran dana PkM mengikuti jalur pengajuan proposal oleh setiap Tim Dosen
sesuai dengan peta jalan pada SOP Pelaksanaan PkM.
UPPM STIKES Papua dalam hal ini sebagai penanggung jawab dalam
179
memfasilitasi Tim Dosen dalam melaksanakan Kegiatan PkM. Pelaksanaan
Kegiatan PkM merujuk pada Buku Pedoman Kegiatan PkM yang sebelumnya sudah
disosialisasikan oleh UPPM Kepada semua Dosen di lingkup STIKES Papua.
Setiap Tim Dosen yang akan melaksanakan Kegiatan PkM wajib mengajukan
proposal Kegiatan PkM sesuai alur dan menyerahkan laporan hasil setelah
pelaksanaan Kegiatan PkM.
Tim MONEV yang telah dibentuk, bersama dengan UPPM melakukan MONEV
terhadap hasil PkM. Hasil PkM dipublikasikan dalam jurnal internal dan jurnal
nasional namun belum secara maksimal di publikasikan. Dengan adanya dukungan
penuh serta dorongan dari Pimpinan Perguruan Tinggi, maka Dosen STIKES Papua
semakin termotivasi untuk terus mengembangkan ilmunya serta berkontribusi bagi
masyarakat melalui Pengabdian, sehingga ada peningkatan jumlah Kegiatan PkM
setiap tahunnya.
180
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Doktor/ Doktor
1
Terapan/ Subspesialis
Magister/ Magister
2
Terapan/ Spesialis
Profesi 1 Tahun 1 63 52 38 3.49 3,40 3.44
3
Profesi 2 Tahun
Sarjana/ Sarjana
4 3 44 205 148 3,09 3,09 3,11
Terapan
5 Diploma Tiga 1 17 18 2,99 3,16
6 Diploma Dua
7 Diploma Satu
Total 5 107 274 204
Program profesi dan vokasi dari STIKES Papua yaitu program Profesi Ners
dan DIII Analis Kesehatan telah meluluskan kurang lebih 179 lulusan dalam 3 tahun
terakhir. Dengan jumlah program profesi dalam 3 tahun terakhir berjumlah 159
lulusan pada tahun 2017 (TS-2) berjumlah 44 lulusan, tahun 2018 (TS-1) berjumlah
63 lulusan, tahun sekarang (TS) berjumlah 52 lulusan. Seluruh lulusan program
studi Profesi Ners wajib mengikuti ujian kompetensi Ners agar bisa memeroleh STR
(Sertifikat Tanda Registrasi) Profesi sebagai bukti legal bahwa lulusan profesi
berkompeten dalam profesinya. Ujian kompetensi dilaksanankan setiap tahun yang
dibuka dengan 3 periode pendaftaran.
181
Pada tahun 2017 (TS-2) pendaftar ukom ners pada periode 1 (54 orang),
periode 2 (31 orang), dan periode 3 (16 orang) dengan jumlah keseluruhan peserta
ukom ners pada tahun tersebut berjumlah 101 orang. Pada tahun 2018 (TS-1)
pendaftar ukom ners pada periode 1 (31 orang), periode 2 (60 orang), dan periode 3
(27 orang) dengan jumlah keseluruhan peserta ukom ners pada tahun tersebut
berjumlah 118 orang. Pada tahun 2019 (TS) pendaftar ukom ners periode 1 (28
orang), periode 2 (75 orang), dan periode 3 (23 orang) dengan jumlah keseluruhan
peserta ukom ners pada tahun tersebut berjumlah 126 orang. Jumlah peserta Ners
yang lulus pada TS-2, TS-1, dan TS mengalami perbedaan yang sangat signifikan
dikarenakan masih banyak peserta retaker yang ikut pada periode tahun-tahun
tersebut.
Peserta ukom ners yang mengikuti ujian dan lulus mendapatkan sertifikat
kompetensi pada tahun 2017 (TS-2) pada periode 1 (3 orang), periode 2 (2 orang),
periode 3 ( 2 orang). Pada tahun 2018 (TS-1) pada periode 1 ( 1 orang), periode 2
(27 orang), periode 3 (3 orang). Pada tahun 2019 (TS) pada periode 1 (2 orang),
periode 2 ( 35 orang), periode 3 (2 orang). Sedangkan lulusan vokasi DIII Analis
Kesehatan belum mengikuti ujian kompetensi pada tahun 2019 (TS). Sedangkan
sertifikat industri yang didapatkan dari program studi Kesehatan Masyarakat pada
tahun 2019 (TS) berjumlah 3 orang dan yang mengikuti pada tahun tersebut adalah
lulusan tahun 2015 berjumlah (2 orang) dan tahun 2019 berjumlah (1 orang).
Sedangkan pada TS-2 yaitu pada tahun 2017 yang mendapakan sertifikat
kompetensi ada 1 orang.
3) Prestasi Mahasiswa
STIKES Papua memiliki biro kemahasiswaan yang dikoordinir langsung oleh
Bidang III. Melalui biro kemahasiswaan dan kealumnian, institusi memotivasi
mahasiswa agar mampu berprestasi dalam bidang akademik maupun non
akademik, usaha yang dilakukan institusi ialah dengan melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler dan seleksi peserta lomba. Upaya tersebut dilakukan agar
mahasiswa mau dan mampu untuk berprestasi baik dalam akademik maupun non
akademik. Dengan menginformasikan jenis lomba yang di sesuaikan dengan minat
serta bakat, yang dikoordinir langsung oleh biro kemahasiswaan dan kealumnian,
diharapkan peserta didik dapat berprestasi dalam bidang akademik maupun non
akademik pada tingkat lokal/wilayah maupun nasional.
Mahasiswa STIKES Papua dalam prestasi akademik maupun non akademik
baru sebahagian saja yang mau dan aktif. Hal ini dilihat dari angka prestasi baik
dalam bidang akademik maupun non akademik yang masih kurang. Masih jauh dari
target yang dicapai. Untuk itu perlu dorongan dan motivasi yang lebih lagi, agar
mahasiswa lebih proaktif dalam mengejar prestasi. Berikut prestasi mahasiswa
bidang akademik maupun non akademik.
182
No. Nama Penyeleng- Provinsi/ Interna- yang
Kegiatan garaan Nasional dicapai
Wilayah sional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Debat Bahasa
Inggris NUDC Tahun 2019 √ Peserta
Wilayah XIV
2 Program
Kreativitas
Tahun 2019 √ Peserta
Mahasiswa
(PKM)
3 Kompetisi Motion
Tahun 2019 √ √ Juara 2
Grafis (BPOM)
NA1 = 2 NB1 = 2 NC1 =
Catatan:
*)
Beri tanda √ pada kolom yang sesuai
Catatan:
*)
Beri tanda √ pada kolom yang sesuai
183
studi 1,8 tahun, lulusan tahun akademik 2018/2019 (TS-1) berjumlah 52 orang
dengan masa studi 1,8 tahun dan lulusan tahun akademik 2019/2020 (TS) dengan
masa studi rata-rata 1,6 tahun.
Mahasiswa tingkat sarjana lulusan tahun akademik 2017/2018 (TS-2) berjumlah
44 orang dengan rata-rata masa studi 3,9 tahun, lulusan tahun akademik 2018/2019
(TS-1) berjumlah 205 orang dengan rata-rata masa studi 4,0 tahun, lulusan tahun
akademik 2019/2020 (TS) berjumlah 148 orang dengan rata-rata masa studi 4,5
tahun.
Mahasiswa tingkat diploma lulusan tahun akademik 2018/2019 (TS-1) berjumlah
17 orang dengan rata-rata masa studi 4.3 tahun, lulusan tahun akademik 2019/2020
(TS) berjumlah 18 orang dengan rata-rata masa studi 4,4 tahun.
Tabel 9.3.2)..1 Rasio kelulusan tepat waktu dan rasio keberhasilan studi pada
program Profesi 1 tahun
Jumlah Mahasiswa per Angkatan pada
Tahun Tahun*) Jumlah Lulusan
Masuk awal TS-1 awal TS akhir TS pada akhir TS
(1) (2) (3) (4) (5)
TS-1 a31 = 89 38 b31 = 38 c31 = 51
TS d31 = 68 e31 = 30 f31 = 38
184
Tabel 9.3.4)d Rasio kelulusan tepat waktu dan rasio keberhasilan studi pada
program Sarjana/Sarjana Terapan
Jumlah Mahasiswa per Angkatan pada Tahun*)
Jumlah
Tahun awal awal awal awal awal awal Akhir Lulusan
Masuk TS-6 TS-5 TS-4 TS-3 TS-2 TS-1 TS s.d. akhir
TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
a4 = c4 = 66
TS-6 124 124 124 79 71 b4 = 58
124
TS-5 176 176 176 176 162 95 81
TS-4 295 295 295 293 198 97
d4 = e4 = f4 = 45
TS-3 152 150
152 107
TS-2 171 168 168
TS-1 174 174
TS 226
Tabel 9.3.5).e Rasio kelulusan tepat waktu dan rasio keberhasilan studi pada
program Diploma Tiga
Jumlah Mahasiswa per Angkatan pada Tahun*)
Tahun Jumlah
Masuk awal awal awal awal Akhir Lulusan
TS-4 TS-3 TS-2 TS-1 TS s.d. akhir TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
TS-4 a5 = 24 24 24 24 b5 = 7 c5 = 17
TS-3 14 14 14 3 11
TS-2 d5 = 10 10 e5 = 5 f5 = 5
TS-1 0 0
TS 15
Tabel jumlah lulusan dan jumlah luusan yang memberikan jawaban tracer study
Jumlah Lulusan yang
Program Jumlah Lulusan memberikan Jawaban
No.
Pendidikan TS-4 TS-3 TS-2 TS-4 TS-3 TS-2
185
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Doktor/ Doktor
1 Terapan/ - - - - - -
Subspesialis
Magister/ Magister
2 Terapan/ - - - - - -
Spesialis
3 Profesi 64 0 46 50 0 40
Sarjana/ Sarjana
4 117 158 98 98 140 85
Terapan
5 Diploma Tiga - - - - - -
6 Diploma Dua - - - - - -
7 Diploma Satu - - - - - -
186
Tabel 5.d.1) Waktu Tunggu Lulusan
Rata-rata Masa Tunggu
No. Program Pendidikan Lulusan
TS-4 TS-3 TS-2
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Doktor/ Doktor Terapan/ Subspesialis
2 Magister/ Magister Terapan/ Spesialis
3 Profesi 3 2 2
4 Sarjana/ Sarjana Terapan 6 5 4
5 Diploma Tiga
6 Diploma Dua
7 Diploma Satu
Sedangkan untuk nilai rata-rata masa tunggu lulusan pada alumni Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan, dan Profesi Ners mengalami kenaikan
yang artinya lulusan ketiga program studi tersebut memiliki kenaikan tiap tahunnya
dalam kesesuaian bidang ilmu dan pekerjaan.
Program pendidikan profesi rata-rata masa tunggu lulusan untuk memeroleh
pekerjaan alumni pada program studi profesi pada TS-4 masa tunggu lulusan setelah
lulus 3 bulan, TS-3 masa tunggu lulusan setelah lulus 2 bulan, TS-2 masa tunggu
lulusan setelah lulus 2 bulan. Rata-rata masa tunggu profesi ners cenderung singkat
dikarenakan tenaga kesehatan khususnya profesi ners masih sangat dibutuhkan di
daerah Papua dan Papua Barat. Sedangkan pada program sarjana rata-rata masa
tunggu lulusan untuk memeroleh pekerjaan pada TS-4 masa tunggu lulusan setelah
lulus 6 bulan, TS-3 masa tunggu lulusan setelah lulus 5 bulan, TS-2 masa tunggu
lulusan setelah lulus 4 bulan.
187
mengisi kuesioner mencapai 80% yang memiliki kesesuaian antara bidang ilmu dan
bidang kerjanya. Lulusan tahun 2016 (TS-3) tidak memiliki lulusan. Lulusan tahun 2017
(TS-2) dari 40 orang yang mengisi kuesioner juga mencapai 80% yang memiliki
kesesuaian antara bidang ilmu dengan bidang kerjanya. Hal tersebut dikarenakan
kebutuhan tenaga kesehatan khususnya profesi ners masih dibutuhkan pada wilayah
Papua dan Papua Barat.
Sedangkan bidang kerja lulusan STIKES Papua pada program pelacakan alumni,
program Sarjana lulusan tahun 2015 (TS-4) dari 98 orang yang telah mengisi
kuesioner ada 50% yang memiliki kesesuaian antara bidang ilmu dengan bidang
kerjanya. Lulusan tahun 2016 (TS-3) dari 140 orang yang mengisi kuesioner ada 60%
yang memiliki kesesuaian antara bidang ilmu dengan bidang kerjanya. Lulusan tahun
2017 (TS-2) dari 85 orang yang mengisi kuesioner ada 60% yang memiliki kesesuaian
antara bidang ilmu dengan bidang kerjanya.
6) Kinerja Lulusan
188
Tabel 9.5.2) Kepuasan Pengguna Lulusan
189
Tabel 9.5.3) Tempat Kerja Lulusan
Tingkat/Ukuran Tempat
Kerja/Berwirausaha
Jumlah Lokal/
No. Program Lulusan yang Wilayah/ Nasional/ Multi-
Pendidikan Telah Bekerja/ Berwira- Berwira- nasiona/
Berwirausaha usaha tidak usaha yang Inter-
Berizin Berizin nasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Doktor/ - - -
Doktor
Terapan/
Subspesialis
2 Magister/ - - - -
Magister
Terapan/
Spesialis
3 Profesi 90 50 25 -
4 Sarjana/ 275 210 65 -
Sarjana
Terapan
5 Diploma Tiga - - - -
6 Diploma Dua - - - -
7 Diploma Satu - - - -
Terkait wilayah kerja lulusan STIKES Papua dari program profesi dan sarjana
yang telah mengisi kuesioner, didapatkan data jumlah lulusan profesi yang
bekerja/berwirausaha berjumlah 90 orang dengan tingkat/ukuran tempat kerja
/berwirausaha dalam tingkat lokal berjumlah 75 orang, tingkat nasional 25 orang.
Sedangkan jumlah lulusan sarjana yang bekerja/berwirausaha berjumlah 275 orang
dengan tingkat/ukuran tempat kerja/berwirausaha dalam tingkat lokal berjumlah 210
orang, tingkat nasional 65 orang.
Pada tingkat internasional belum ada lulusan yang bekerja pada tingkat
tersebut, hal tersebut dikarenakan kebutuhan akan tenaga kesehatan pada tingkat
lokal masih sangat tinggi. Karena kekurangan tenaga kesehatan pada tingkat lokal,
terlebih lagi di pedalaman Papua dan Papua Barat.
190
penelitian di STIKES Papua baik melakukan publikasi ilmiah pada jurnal nasionel
terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Untuk meningkatkan level
penelitian serta publikasi ilmiah upaya yang dilakukan institusi yaitu memotivasi para
dosen untuk memenangkan hibah (dana) penelitian untuk menunjang luaran maupun
capaian penelitian yang diharapkan. Oleh sebab itu berbagai upaya terus dilakukan
secara bertahap untuk memenuhi tujuan dimaksud antara lain:
1) Memotivasi serta mendorong para dosen untuk memenangkan hibah (dana)
peneltian yang dilaksanakan oleh Kemendikbud setiap tahun.
2) Memotivasi serta mendorong para dosen untuk meningkatkan jumlah kegiatan
pengabdian kepada masyarakatsetiap tahunnya.
3) Luaran penelitian dan pengabdian masyarakat diharapkan dalam bentuk jurnal
nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi lebih ditingkatkan.
1) Publikasi Ilmiah
STIKES Papua dalam kegiatan Tridharma yang dilakukan telah
menghasilkan banyak luaran yang dipublikasikan di jurnal mulai dari level
nasional sampai internasional. Terdapat 93 karya dari dosen-dosen STIKES
Papua yang telah dipublikasikan selama kurun waktu 3 tahun terkahir, data
tersebut dapat dilihat dalam table berikut ini :
Jumlah 9 14
70 93
191
STIKES Papua dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat yang dilakukan telah menghasilkan tulisan-tulisan pada jurnal yang
telah disitasi oleh berbagai penulis dan peneliti dibidang kesehatan. Beberapa
tulisan yang telah disitasi/dikutip oleh pembaca antara lain seperti terlihat dalam
table berikut :
192
Tanggal Terbit 2018/6/16
Jurnal Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis Jilid 12 Terbitan 5
Halaman 501-504
Pengaruh Penerapan Pendidikan
Seks (Media Ular Tangga)
Terhadap Kemampuan
Pencegahan Kekerasan Seksual
1
Pada Anak Jalanan Di Kampung
Savanna Kota Makassar
Journal Of Islamic Nursing 4 (2),
60-67
Kebiasaan Mengkonsumsi Alkohol
Pada Remaja Siswa Di Sekolah
SMA N 3 Sorong Papua.
Irma Idris, S. Kep.,
4 Tanggal Terbit 2019/8/31 Jurnal 1
Ns., M.Kes
Nursing Inside Community Jilid
1 Terbitan 3 Halaman 82-90
193
Sari Pediatri Jilid 19 Terbitan 4
Halaman 189-95
194
Jurnal 2-Trik: Tunas-Tunas Riset
Kesehatan
Jilid 7 Terbitan 2 Halaman 101-
108
Voltammetric Analysis Of
Hydroquinone In Skin Whitening
Cosmetic Using Ferrocene
Modified Carbon Paste Electrode
13 Untari, S.Pd., M.Si 1
Tanggal Terbit2019 Jurnal
Rasayan J. Chem Jilid 12
Halaman 2296-2305
195
Indonesia Terkait Obesitas Berita.
Kedokteran Masyarakat, 2019 -
Journal.Ugm.Ac.Id /
Https://Journal.Ugm.Ac.Id/Bkm/Art
icle/View/44884
196
Karya Seni, Rekayasa Sosial
1. ...
2. ...
3. ...
Jumlah NC =
IV Buku ber-ISBN, Book Chapter
1. The effect of Giving Celery Leaver 2018 ISBN 978-602-
Juice On The Ruduction Of Blood 0844-09-1
Pressure To Hypertenseion Patient In URL :
The Public Health Center In http://jurnal.stikesn
Paccerakkang h.ac.id
2. ...
197
Papua mendapatkan dukungan penuh dari Pimpinan PerguruanTinggi. Dukungan dari
Pimpinan diwujudkan melalui pemberian motivasi kepada setiap dosen serta
pemberian dana untuk setiap jenis Kegiatan PKM yang dilaksanakan. Pendanaan
yang diberikan dari perguruan tinggi berdasarkan ketetapan Ketua STIKES Papua.
Penyaluran dana PKM mengikuti jalur pengajuan proposal oleh setiap tim dosen
sesuai dengan peta jalan pada SOP pelaksanaan PKM.
Luaran penelitian dan Pengabdian Masyarakat di STIKES Papua belum
terpenuhi secara kuantitas dalam HAKI maupun dalam bentuk buku Ber-ISBN. Pada
tabel di atas baru satu judul yang diterbitkan dalam buku ber-ISBN dengan judul The
effect of Giving Celery Leaver Juice On The Ruduction Of Blood Pressure To
Hypertenseion Patient In The Public Health Center In Paccerakkang.
Keberhasilan program kegiatan Penelitian dan PKM harus dilihat berdasarkan
parameter penilaian sebagai berikut :
1. Menghasilkan serta meningkatkan jumlah buku ajar, sebagai bentuk dari buku ajar
yang diterbitkan.
2. Menghasilkan seta meningkatkan karya ilmiah yng di publis pada jurnal nasional
dan internasional terakreditasi.
3. Menghasilkan HKI dalam meningkatkan citra istitusi dan kemampuan intelektual.
4. Menghasilkan serta meningkatkan suatu inovasi terhadap perekembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi serta Seni (IPTEK) yang secara pasti dalam
pengembangan masyarakat.
5. Meningkatkan mutu hasil penelitian yang dapat berkompotetif untuk menghasilkan
daya sing teknologi bagi pengembangan industrial dalam negeri yang dapat
dimanfaatkan bagi masyarakat
6. Memiliki jiwa kepemimpinan sebagai aset negara yang bersinergis, berkolaborasi,
serta sikap empati positif kepada masyarakat.
198
menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki kompetensi sehingga berguna bagi
bangsa dan negara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi
senantiasa berusaha meningkatkan mutu yang dimilikinya tiap waktu agar dapat
mencetak sumber daya manusia yang unggul.
Suatu keberhasilan perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu yang dimilikinya,
hal tersebut dapat dilihat dari indeks prestasi kumulatif (IPK) oleh tiap-tiap mahasiswa
yang bersangkutan selama masa pendidikan. Sebagian besar lulusan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Papua memiliki IPK antara 3,00 - 3,50. Untuk mencapai hal tersebut
diperlukan program-program diantaranya:
1) Perbaikan sarana dan prasarana pembelajaran
2) Peningkatan sumber dan media pendidikan dengan penambahan buku teks,
jurnal, dan buku elektronik.
3) Koordinasi bahan kajian kuliah antar dosen
4) Monitoring kegiatan perkuliahan oleh ketua program studi setiap akhir semester
5) Menyusun dan mengevaluasi panduan penulisan tugas akhir
199
profesi dan 4 bulan untuk program sarjana. Untuk mencapai indikator kinerja
tersebut diatas, perlu adanya peningkatan penyerapan lulusan di dunia kerja untuk
lulusan program sarjana. Karena untuk lulusan profesi indikator capaian relevansi
antara bidang ilmu dan bidang kerja mencapai 80%. Karena masih tingginya
kebutuhan tenaga kesehatan profesi di Papua dan Papua Barat.
200
hibah tetapi juga telah dilakukan secara mandiri oleh setiap dosen dan mahasiswa
dengan berpijak pada landasan mutu yang telah ditetapkan oleh unit penelitian dan
pengabdian masyarakat (UPPM) STIKES Papua. Untuk saat ini hasil kegiatan
pengabdian masyarakat harus dapat dipublikasikan pada jurnal-jurnal pengabdian
sebagai bentuk pertanggung jawaban ilmiah baik itu pada jurnal bertaraf nasional
maupun internasional. Hasil luaran kegiatan pengabdian ini dapat berupa publikasi
maupun produk-produk lainnya seperti buku panduan atau pedoman, aplikasi serta
prototipe maupun inovasi berbasis teknologi lainnya.
5. Kepuasan Pengguna
Secara umum pengguna lulusan (baik instansi pemerintahan, swasta, atau
BUMN), bersikap postif terhadap kinerja para alumni. Kendati demikian, para
pengguna lulusan menyarankan dilakukan peningkatan kapasitas terkait keahlian
berbahasa inggris, tekhnologi informasi, serta kemampuan berkomunikasi.
201
D. ANALISIS DAN PENETAPAN PROGRAM PENGEMBANGAN INSTITUSI
1. Analisis capaian kinerja
Cakupan aspek antar kriteria yang dievaluasi: kelengkapan, keluasan, kedalaman, ketepatan, dan ketajaman analisis
untuk mengidentifikasi akar masalah yang didukung oleh data/informasi yang andal dan memadai serta konsisten
dengan hasil analisis yang disampaikan pada setiap kriteria di atas.
INDIKATOR KINERJA UTAMA HASIL ANALISIS
No. SASARAN
TARGET SASARAN REALISASI
1. VMTS Visi, Misi, Tujuan dan Civitas Academika Pelaksanaan Visi, Misi, Tujuan dan
Strategi Program Studi dan Sosialisasi Strategi dapat dipahami
Dapat menjadi pedoman Masyarakat dilingkungan STIKES secara maksimal oleh
dalam pelaksanaan Papua Sorong serta civitas akademika maupun
kegiatan tri dharma masyarakat masyarakat. Hal tersebut
perguruan tinggi dibuktikan dengan hasil dari
kuesioner yang telah
disebarkan dalam mengukur
ketercapain VMTS
2. Tata Pamong, Proses pelaksanaanya Civitas Akademika • Kepemimpinan Tata pamong, tata kelola
Tata Kelola cukup maksimal dengan dijalankan dan kerjasama dilakukan
dan Kerjasama mendasari prinsip sesuai dengan prinsip yang
dengan
kredibilitas, transparan direncanakan, namun untuk
dan akuntabel. mengedepankan pengembangan yang
garis koordinasi secara berkelanjutan
dengan diperlukan adanya evaluasi
musyawarah dan yang dilakukan dalam
mufakat mendukung
ketercapaiannya secara
• Tata kelola
berkelanjutan.
dijalankan
dengan sistem
transparansi dan
akuntabilitas.
• Terjalinnya
kerjasama
dengan berbagai
202
institusi dalam
dan luar negri
dengan
dibuktikan
terjalinnya
kerjasama
tersebut dengan
adanya MoU
203
kualifikasi jenjang
pendidikannya.
5. Keuangan, • Pengelolaan Civitas academika • Pengalokasian pengelolaan keuangan
sarana dan Keuangan dilakukan program studi dan dana ke setiap sarana dan prasarana,
prasarana dengan prinsip stakeholder telah berjalan cukup
program studi
transparansi maksimal, namun
dimanfaatkan
sehingga dapat
untuk dikarenakan sumber
mendukung perbaikan
sarana dan prasarana kepentingan pendanaan diperoleh
kegiatan civitas sebagian besar dari SPP
academika terkait mahasiswa di setiap
pelaksanaan program studi sehingga
tridharma pemenuhan sarana dan
perguruan tinggi. prasarana masih belum
optimal
6. Pendidikan • Proses pembelajaran civitas academika • Pelaksanaan Pelaksanaan proses
berlangsung perkuliahan tatap pembelajaran di prodi
maksimal dan muka antara telah berjalan sesuai
pemanfaatan pedoman perencanaan
dosen dan
kurikulum yang ada di
mahasiswa yang ditentukan
program studi sejalan
dengan
perkembangan -
IPTEK dan SN-DIKTI
7. Penelitian • Penelitian mampu Menghasilkan • Memotivasi dan Pelaksanaan penelitian
dilaksanakan dosen artikel ilmiah yang memfasilitasi yang dilakukan dosen
Program Studi dipublikasikan di dosen untuk telah berjalan dengan
setiap 1 semester jurnal nasional dapat optimal, namun yang
maupun melaksanakan menjadi kendala bagi
internasional penelitiannya. dosen untuk
melaksanakan kegiatan
penelitian diantaranya
adalah : sumber dana
8. PkM • Kegiatan PkM Menghasilkan luaran • Memotivasi dan Pelaksanaan PkM yang
204
masih minim penelitian yang dapat memfasilitasi dilaksanakan dosen telah
dilakukan oleh mendukung dosen untuk berjalan dengan optimal,
dosen pengembangan dapat namun yang menjadi
keilmuan dan mampu melaksanakan kendala bagi dosen
menemukan solusi PkM setiap untuk melaksanakan
terhadap persoalan semester kegiatan penelitian
masyarakat diantaranya adalah :
sumber dana
9. Luaran dan • Mempublikasikan Jurnal-jurnal • Mendorong dan Hasil analisis terkait
Capaian artikel di jurnal nasional, mewajibkan dengan luaran dan
Tridharma nasional serta Mahasiswa dan dosen untuk capaian tridharma belum
mampu civitas academika melaksanakan dapat dilaksanakan
menghasilkan serta para kegiatan secara maksimal,
modul pembelajaran stakeholder tridharma disebabkan terbatasnya
serta metode yang perguruan tinggi kompetensi dan
tepat dalam secara optimal, pemahaman dosen terkait
mendukung publikasi hasil penelitian
keilmuan serta luaran hasil
pengabdian kepada
masyarakat.
205
tahun
3. Adanya komitmen dari seluruh civitas
akademika untuk mencapai VMTS
yang telah ditetapkan
4. Strategi pencapaian VMTS
dilaksanakan dengan mengikuti
perubahan baik eksternal maupun
internal
OPPORTUNITIES STRATEGY ( S – O ) STRATEGY ( W – O )
1. Adanya kebijakan tentang otonomi 1. Melaksanakan pengembangan kurikulum 1. Mengoptimalkan pemahaman VMTS
kampus dari KEMENRISTEDIKTI dalam rangka meningkatkan kompetensi dengan meningkatkan upaya sosialisasi
sehingga mendukung pelaksanaa keilmuan serta pemanfaatan kemajuan dalam memanfaatkan sistem teknologi,
VMTS terutama dalam mendukung teknologi informasi dan komunikasi informasi dan komunikasi .
pengembangan kurikulum yang 2. Meningkatkan kerjasama guna 2. Memfasilitasi dosen untuk dapat
sesuai dengan KKNI mengembangkan kompetensi dalam mengambangkan kompetensinya agar
2. Terbukanya pemanfaatan sistem pencapaian VMTS mendukung ketercapaian VMTS yang
teknologi dan informasi yang dapat telah ditetapkan.
digunakan sebagai media sosialisasi
terhadap VMTS yang telah ditetapkan.
THREATS (Ancaman) STRATEGY ( S - T) STRATEGY ( W – T )
1. Perubahan lingkungan yang strategis 1. Melakukan penyesuaian dengan 1. Mengoptimalisasikan SDM yang ada agar
serta perkembangan teknologi yang pengembangan kompetensi SDM dapat mengimplementasikan visi, misi,
semakin cepat menuntut penyesuaian dengan perkembangan lingkungan tujuan dan setrategi yang telah
perencanaan , kebijakan serta setrategi serta teknologi, informasi maupun ditetapkan.
komunikasi. 2. Berupaya melibatkan para
pemangku kepentingan untuk dapat
merealisasikan keterlaksanaan visi,
misi, tujuan serta setrategi yang
telah ditetapkan.
206
Tabel 2. Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama
INTERNAL FACTORS STRENGTHS (Kekuatan) WEAKNESSES (Kelemahan)
EXTERNAL FACTORS 1. Tata pamong dilaksanakan 1. Masih belum optimalnya
secara efektif dan efisien guna keikutsertaan civitas academika
mendukung ketercapaian visi, dalam mendukung dan
misi, tujuan dan setrategi mengembangkan kebijakan, dan
2. Penilaian dan pengembangan pengelolaan program studi.
struktur kelembagaan
memperhatikan kondisi, serta
regulasi yang ada.
3. Terlaksananya perencanaan dan
pengembangan program dalam
memanfaatkan hasil evaluasi
internal dan eksternal yang
dimonitoring pelaksanaannya
secara berkelanjutan.
4. Terlaksananya proses penjaminan
mutu internal dalam mendukung
evaluasi dan pengendalian mutu
internal.
OPPORTUNITIES STRATEGY ( S – O ) STRATEGY ( W – O )
1. Adanya kemudahan akses dalam 1. Meningkatkan kompetensi SDM 1. Mengoptimalkan pemahaman yang
memanfaatkan teknologi, informasi terkait penggunaan teknologi terkait dengan tata nilai secara
dan komunikasi dalam mendukung informasi dan komunikasi agar tata konsisten oleh civitas academika
pengelolaan tata pamong secara pamong dapat dikelola secara efektif 2. Membangun dan meningkatkan
efektif dan efisien serta transparan. dan efisien. kerjasama guna mendukung
ketercapaian pelaksanaan
tridharma.
THREATS (Ancaman) STRATEGY ( S - T) STRATEGY ( W – T )
1. Tuntutan stakeholder terhadap 1. Melakukan evaluasi dan perbaikan 1. Melibatkan para pemangku
pelaksanaan tata pamong program secara berkelanjutan guna kepentingan guna mendukung
207
studi, pengelolaan, penjaminan mutu mendukung ketercapaian tata ketercapaian pelaksanaan tata
yang terintegrasi dan dilakukan pamong, pengelolaan serta pamong, pengelolaan penjaminan
secara transparan. penjaminan mutu internal. mutu agar dapat terlaksana secara
efektif, efesien dan transparan.
208
dengan mengikuti berbagai even bagi mahasiswa
baik skala regional maupun nasional. 2. Meningkatkan kerjasama dengan
berbagai institusi dalam
mendukung serta memfasilitasi
mahasiswa dalam
mengembangkan kompetensi yang
sesuai dengan keilmuannya.
THREATS (Ancaman) STRATEGY ( S - T) STRATEGY ( W – T )
1. Meningkatnya tuntutan stakeholder 1. Melakukan evaluasi dan perbaikan 1. Melibatkan para pemangku
terkait dengan kompetensi secara berkelanjutan guna kepentingan guna mendukung
mahasiswa, kualitas pembelajaran, mendukung ketercapaian ketercapaian pelaksanaan proses
penelitian serta kompetensi lulusan. pelaksanaan proses pembelajaran, pembelajaran, pengembangan
pengembangan kompetensi kompetensi mahasiswa sehingga
mahasiswa agar dapat berjalan berjalan dengan optimal sesuai
dengan baik. dengan yang telah direncanakan.
209
OPPORTUNITIES STRATEGY ( S – O ) STRATEGY ( W – O )
1. Terbukanya peluang beasiswa 1. Meningkatkan kompetensi SDM 1. Mendorong dan memfasilitasi
bagi dosen program studi untuk terkait penggunaan teknologi dosen program studi untuk dapat
dapat melanjutkan pendidikannya informasi dan komunikasi agar melanjutkan pendidikannya ke
ke jenjang S3. dapat mengakses informasi yang jenjang doktoral (S3).
2. Adanya kesempatan bagi tenaga terkait dengan peluang bagi 2. Mendukung dan
kependidikan untuk melanjutkan dosen program studi untuk memfasilitasi terhadap
studinya ke jenjang S1/S2. mengembangkan kompetensinya pengembangan
dan meningkatkan kualifikasi kepangkatan dan karir
pendidikannya ke jenjang yang dosen.
lebih tinggi.
2. Meningkatkan kerjasama dengan
berbagai institusi guna
mendukung pengembangan
kompetensi bagi dosen dan
mahasiswa prodi.
210
dalam kondisi baik. 3. Terbatasnya sumber dana yang
4. Sarana dan prasarana diperoleh dari luar.
pembelajaran cukup memadai 4. Belum memiliki perpustakaan
dan kondusif. multimedia.
5. Akses dosen & mahasiswa 5. Belum maksimalnya perhatian
melalui internet telah tersedia. pemerintah/masyarakat terhadap
pendidikan termasuk dalam
bantun sarana prasarana
OPPORTUNITIES STRATEGY ( S – O ) STRATEGY ( W – O )
1. Besarnya peluang kerjasama 1. Menjalin kerjasama dengan 1. Membangun jaringan kerjasama
dengan instansi pemerintah Kota instansi pemerintah. dengan berbagai institusi.
dan Kabupaten Sorong maupun 2. Memperbaiki kualitas sarana dan 2. Mengupayakan pemasangan
pihak luar prasarana guna memberikan jaringan internet dilingkungan
pelayanan yang terbaik bagi kampus agar mempermudah
lingkungan dan masyarakat sekitar. akses sistem informasi berbasis
internet bagi civitas academika
THREATS (Ancaman) STRATEGY ( S - T) STRATEGY ( W – T )
1. Terbatasnya sumber dana yang 1. Menjalin kerjasama dengan 1. Melibatkan para pemangku
dimiliki oleh program studi. berbagai institusi guna kepentingan dalam mendukung
mendukung pengembangan penetapan arah dan kebijakan
sarana dan prasarana program
studi
211
keilmuan dari setiap Program Studi 3. Masih minimnya pelatihan-
3. Terciptanya suasana akademik pelatihan pengembangan
yang kondusif dalam suatu proses kurikulum pengajaran yang
kegiatan pembelajaran difasilitasi oleh DIKTI
4. Proses Pembelajaran di setiap
Program Studi menggunakan
metode demontrasi dalam bentuk
praktik dan Student Center
Learning (SCL) dalam bentuk teori
sehingga terbentuknya
pembelajaran yang sesuai dengan
yang ditetapkan kurikulum
OPPORTUNITIES STRATEGY ( S – O ) STRATEGY ( W – O )
1. Terbukanya peluang penggunaan 1. Mengikutertakan dosen untuk 1. Mengoptimalkan penyusunan
sistem informasi dan komunikasi mengikuti pelatihan kurikulum program studi.
untuk mempermudah pelaksaan pengembangan kurikulum 2. Mengembangkan kompetensi
pembelajaran. 2. Evaluasi terhadap kurikulum pada dosen terkait pengembangan
setiap akhir semester kurikulum program studi.
3. Pemanfaatan teknologi dan
informasi yang tersedia untuk
peningkatan pengembangan
kurikulum.
THREATS (Ancaman) STRATEGY ( S - T) STRATEGY ( W – T )
1. Perkembangan IPTEK yang 1. Memberikan fasilitas terhadap 1. Mempersiapkan dosen agar cakap
semakin cepat, menyebabkan dosen untuk mampu terhadap penggunaan teknologi,
pengembangan terhadap mengembangkan kompetensinya informasi dan komunikasi serta
kurikulum prodi juga dilakukan dengan mengikuti pelatihan mampu mendayagunakan dirinya
penyesuaian. pembuatan soal kompetensi terkait dengan perkembangan
kurikulum yang ada.
212
Tabel 7. Analisis SWOT Komponen Penelitian
INTERNAL FACTORS STRENGTHS (Kekuatan) WEAKNESSES (Kelemahan)
EXTERNAL FACTORS 1. Adanya kebijakan untuk 1. Terbatasnya dana penelitian
program penelitian dari bagi dosen
yayasan. 2. Masih minimnya artikel ilmiah
2. Terjalinnya kerjasama antara dosen prodi yang dipublikasikan
STIKES Papua dengan berbagai pada jurnal nasional/
institusi lain. internasional terakreditasi.
3. Adanya artikel ilmiah dosen
prodi yang dipublikasikan.
4. Jumlah kerjasama dengan
instansi dalam negeri sudah
banyak dan relevan dengan
bidang keahlian program studi
5. Tingginya respon masyarakat
terhadap program penelitian
yang dilakukan dosen prodi.
OPPORTUNITIES STRATEGY ( S – O ) STRATEGY ( W – O )
1. Terbukanya peluang penggunaan 1. Mengikutsertakan dosen untuk 1. Mengupayakan mencari sumber
sistem informasi dan komunikasi mengikuti pelatihan dana lain, agar dosen tetap prodi
untuk mempermudah akses usulan pengembangan penelitian dapat melaksanakan
penelitian bagi dosen. berbasiskan teknologi, informasi penelitiannya.
2. tersedianya dana hibah bersaing dan komunikasi. 2. Mendorong dosen program studi
dari DIKTI bagi dosen tetap 2. Mendorong dosen untuk melakukan publikasi ilmiah
program studi prodi untuk giat hasil penelitiannya pada jurnal
melaksanakan ilmiah bereputasi dan
penelitian. terakreditasi.
THREATS (Ancaman) STRATEGY ( S - T) STRATEGY ( W – T )
1. Berkembangnya kegiatan 1. Melakukan cek plagiarisme 1. Mempersiapkan dosen agar cakap
plagiarisme hasil-hasil penelitan terhadap hasil penelitian dan terhadap penggunaan teknologi
213
pada dunia ilmiah nasional artikel ilmiah yang telah dibuat terkait dengan penulisan artikel
oleh dosen melalui aplikasi ilmiah pada jurnal bereputasi/
pengecekan plagiat. terakreditasi.
214
Tabel 9. Analisis SWOT Komponen Luaran Capaian Tridharma
215
3. Strategi pengembangan
Strategi pengembangan dikelompokkan atas: program kerja rutinitas, program kerja
lima tahun pertama (2014- 2019) dan program kerja lima tahun kedua (2019-2024)
yang dapat dijelaskan oleh tabel-tabel berikut:
216
10. Online management kadministrasian Dalam perencanaan
11. E-learning Dalam perencanaan
12. Instrumen seleksi penerimaan mahasiswa Bermutu 1 x per tahun
13. Kerjasama dengan institusi lintas negara 1 x per tahun
4. Program Keberlanjutan
Program keberlanjutan yang dilaksanakan STIKES Papua terkait dengan
komponen Mekanisme penjaminan keberlangsungan program pengembangan dan
good practices yang dihasilkan diantaranya adalah :
No Program berkelanjutan Visi misi
1 Memberikan fasilitas untuk melaksanakan peningkatan kompetensi dosen.
Mengembangkan sistem sosialisasi prodi dengan melalui media
2
elektronik dan media cetak.
217
No Program berkelanjutan Pendidikan
1 Menyelenggarakan kerjasama dibidang pengajaran dan perbaikan kurikulum.
2 Meningkatkan kemampuan dosen dalam pengembangan pembelajaran.
3 Menyediakan fasilitas-fasilitas pengajaran pelatihan kurikulum, seminar,
C. Pendidikan
218
Evaluasi tehadap hasil penilain pembelajaran melalui penugasan, ujian dan
3 tugas akhir
219
BAB III
PENUTUP
220