Anda di halaman 1dari 16

VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

Pengaruh Penerapan Model Dicovery Learning Terhadap Hasil


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA SD Inpres Tamalanrea V
Kota Makassar

Arpin1, Andi Agustang2, Andi Muhammad Idkhan3

1,
Mahasiswa Program Pascasarjana UNM
2,3 Universitas Negeri Makassar

Email: 1arpinnono@gmail.com, 2andiagust63@gmail.com, 3amuhidkhan@unm.ac.id

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk


mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model discovery learning
terhadap hasil belajar siswa SD Inpres Tamalanrea V Kota Makassar. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran discovery learning,
sedangkan variabel terikatnyaadalah hasil belajar IPA siswa pada materi pokok
ekosistem. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Inpres
Tamalanrea V Kota Makassar yang berjumlah 261 siswa, sedangkan sampelnya
adalah kelas VA sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 24 orang dan
kelas VB sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 25 orang. Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik
inferensial yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil posttest dengan soal berbentuk
pilihan ganda. Analisis data melalui tes hasil belajar ditemukan bahwa terjadi
perbedaan rata-rata hasil belajar, yaitu sebesar 77,46 untukkelas eksperimen dan
69,68 untuk kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis statistika inferensial
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar siswa SD Inpres Tamalanrea V Kota Makassar.

Kata Kunci: Penerapan, Model Discovery Learning, Hasil Belajar Siswa

PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas hasil pembelajaran di semua
pendidikan merupakan satuan dan jenjang
bagian dari pembangunan pendidikan, termasuk
yang harus mendapatkan pendidikan sekolah dasar.
perhatian dari berbagai Penyelenggaraan
kalangan, termasuk pendidikan di sekolah dasar
pemerintah. Salah satu titik diwujudkan dengan adanya
perhatian adalah bagaimana proses pembelajaran. Dalam
upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran guru
proses pembelajaran dan mempunyai peran penting,
79
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

karena keberhasilan diajarkan di sekolah dasar


pembelajaran ditentukan oleh dapat digolongkan menjadi
kemampuan guru. Guru empat golongan yakni: a) IPA
merupakan orang pertama bermanfaat bagi suatu
yang berhubungan langsung bangsa; (2) Jika IPA diajarkan
dengan siswa sebagai subjek dengan cara yang tepat maka
dan objek belajar. merupakan suatu mata
Lapono (2008: 56) pelajaran yang
menyatakan bahwa sebagai melatih/mengembangkan
pengaturan proses kemampuan berpikir kritis;
pembelajaran, kurikulum (3) Jika IPA diajarkan melalui
dapat difungsikan secara eksperimen yang dilakukan
ideal, instruksional dan sendiri oleh anak, maka IPA
operasional. Kurikulum bukan sekedar materi
merupakan acuan untuk hafalan; (4) IPA memiliki nilai
mencapai tujuan pendidikan edukatif yaitu dapat
dalam menetapkan isi, bahan membentuk karakter anak
dan strategi pada setiap secara keseluruhan.
proses pembelajaran yang Salah satu upaya
berlangsung. Menurut untuk mewujudkan tujuan
Undang-Undang Nomor 20 dari pendidikan bermutu,
Tahun 2003 tentang Sistem yaitu melalui proses
Pendidikan Nasional BAB X pembelajaran Ilmu
Pasal 37, kurikulum pada Pengetahuan Alam (IPA) di
jenjang pendidikan sekolah Sekolah Dasar. Pembelajaran
dasar memuat beberapa mata Ilmu Pengetahuan Alam
pelajaran, salah satunya yaitu (IPA) berdasarkan kurikulum
Ilmu Pengetahuan Alam 2013 lebih menekankan
(IPA). keterlibatan anak dalam
Samatowa (2006) belajar, hal ini terlihat dalam
mengemukakan alasan IPA standar kompetensi yang

80
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

harus dikuasai oleh siswa. yang dilontarkan oleh guru


Salah satu titik atau siswa lain. Sehingga
perhatian penting dari pihak guru sering harus menunjuk
sekolah atau guru, setelah siswanya agar ingin
siswa mengikuti proses menjawab, namun beberapa
pembelajaran diperolehnya siswa yang ditunjuk masih
capaian hasil belajar bagi mengalami kesulitan dalam
siswa yang maksimal atau menjawab pertanyaan. Ini
sesuai standar Kriteria mengindikasikan bahwa
Ketuntasan Minimal (KKM) pemahaman siswa terhadap
dalam mata pelajaran yang materi yang disampaikan
diajarkan, termasuk mata oleh guru masih kurang
pelajaran IPA. Hasil belajar Berdasarkan hasil temuan
yang dicapai oleh siswa lapangan di SD Inpres
merupakan salah satu Tamalanrea V Kota Makassar
keberhasilan pihak sekolah diketahui bahwa Kriteria
atau guru dalam menjalankan Ketuntasan Minimal (KKM)
tugas kelembagaan dan yang harus dicapai siswa
pembelajaran. adalah 75. Pada mata
Hasil temuan lapangan pelajaran Matematika yang
menginformasikan bahwa mampu melulusi sekitar 55%
proses pembelajaran belum siswa, Bahasa Indonesia 60%
mampu menarik siswa untuk siswa, Ilmu Pengetahuan
ikut dalam pembelajaran Sosial 60% siswa dan Ilmu
secara keseluruhan sehingga Pengetahuan Alam 50%
mengakibatkan siswa pasif siswa. Sebagaimana data
pada saat proses tersebut, menunjukkan
pembelajaran berlangsung. bahwa hasil belajar IPA
Siswa kurang antusias dalam merupakan mata pelajaran
memberikan pendapatnya dengan persentase terendah
dan pertanyaan-pertanyaan siswa yang mencapai KKM di

81
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

SD Inpres Tamalanrea V Kota apabila model pembelajaran


Makassar. yang digunakan tepat dan
Pembelajaran IPA sesuai dengan tujuan
merupakan pembelajaran pembelajarannya. Model
yang membutuhkan uji coba pembelajaran yang baik
dan bahan bacaan yang baik, adalah model pembelajaran
serta memerlukan nalar kritis yang sesuai dengan materi
untuk melihat fenomenaalam yang disampaikan, sesuai
yang terjadi, sedangkan kondisi siswa dan sarana
dalam realitas proses pembelajaran yang tersedia.
pembelajaran IPA masih Pada dasarnya tidak
didominasi oleh ada satu pun model
pembelajaran dengan metode pembelajaran yang sempurna
ceramah dalam untuk dapat diterapkan pada
menyampaikan materi ajar. siswa Sekolah Dasar. Artinya,
Model pembelajaran setiap bentuk model
yang digunakan guru dalam pembelajaran memiliki
proses pembelajaran harus keunggulan dan kelemahan
diperhatikan guna ketika diterapkan pada siswa
penyampaian metari/bahan Sekolah Dasar. Khususnya
pembelajaran. Ketepatan penerapan model
dalam menggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran yang dilakukan meningkatkan hasil belajar
oleh guru akan dapat siswa Sekolah Dasar pada
membangkitkan minat siswa mata pelajaran Ilmu
terhadap materi Pengetahuan Alama (IPA),
pembelajaran yang diajarkan, namun proses pembelajaran
serta meningkatkan hasil akan tetap berhasil ketika
belajar siswa. Siswa akan model pembelajaran yang
mudah menerima meteri diterapkan sesuai dengan
yang diberikan oleh guru mata pelajaran serta materi

82
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

yang dipelajari. model discovery learning di


Sebagaimana berbagai jenjang pendidikan
informasi di atas, dapat formal telah banyak
diketahui bahwa proses dibuktikan oleh peneliti
pembelajaran kurang bahwa dapat meningkatkan
berkualitas sehingga dalam hasil belajar siswa. Rahmalia
pembelajaran IPA perlu (2014) menemukan bahwa
dilakukan perbaikan guna Pembelajaran discovery lebih
mengoptimalkan hasil belajar efektif dalam meningkatkan
siswa. Perbaikan perlu hasil belajar siswa kelas X
dilakukan oleh berbagai pada kompetensi dasar
pihak termasuk guru dalam analisis rangkaian
mengajar. Sebagaimana salah kemagnetan di SMK 1
satu ciri masyarakat modern Pundong. Masayu, dkk (2020)
yaitu selalu ingin terjadi mengemukakan bahwa
perubahan yang lebih baik penerapan model discovery
(improvement oriented). Dalam learning efektif terhadap hasil
proses pembelajaran guru belajar IPA peserta didik di
termasuk salah satu kelas VII SMP Negeri 14
komponen yang berperan Mataram semester genap
penting dalam kegiatan tahun ajaran 2018/2019. Hasil
belajar mengajar dan menjadi penelitian Dyah Handayani,
bagian penentu ketercapaian Rosnita, Asmayani pada
tujuan pembelajaran. tahun 2015 yang berjudul
Salah satu alternatif “Pengaruh Discovery Learning
model pembelajaran yang Terhadap Hasil Belajar Ilmu
dapat diterapkan oleh guru Pengetahuan Alam Siswa
agar siswa aktif dalam Kelas IV SD Negeri 11
mengikuti proses Pontianak Kota” menemukan
pembelajaran adalah model bahwa terdapat pengaruh
discovery learning. Penerapan yang signifikan terhadap

83
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

hasil belajar siswa setalah dapat memberikan


diberlakukan model pembuktian secara signifikan
Discovery Learning. Penelitian tentang pengaruh model
yang relevan dilakukan oleh pembelajaran discovery
Veronica, pada tahun 2019 terhadap hasil belajar dalam
yang berjudul “Pengaruh mata pelajaran IPA.
Penerapan Model METODE
Pembelajaran discovery Jenis penelitian yang
learning terhadap digunakan dalam penelitian

Kemampuan Berpikir Kritis ini adalah eksperimen

padaMata Pelajaran IPA di SD dengan menggunakan

Inpres Rappokalling 1 Kota pendekatan kuantitatif.

Makassar”. Hasil penelitian Penelitian eksperimen

yang ditemukan adalah merupakan penelitian yang

terdapat pengaruh yang dimaksudkan untuk

signifikan terhadap mengetahui ada tidaknya

implementasi model akibat dari sesuatu yang


pembelajaran discovery dikenakan pada subjek didik,
learning terhadap hasil belajar dengan cara membandingkan

IPA. satu atau lebih kelompok

Berdasarkan uraian eksperimen yang diberi

dan kajian di atas, maka perlakuan dengan satu atau

dalam penelitian ini dikaji lebih kelompok pembanding


lebih lanjut tentang pengaruh yang tidak menerima
model discovery learning perlakuan. Penelitian ini

terhadap hasil belajar IPA dilaksanakan di SD Inpres

siswa di Sekolah Dasar Inpres Tamalanrea V dimana

Tamalanrea V Kota Makassar, sekolah tersebut berlokasi di

dimana di SD tersebut nilai Kecamatan Tamalanrea

KKM mata pelajaran IPA Kelurahan Buntusu Kota


masih rendah. Penelitian ini Makassar Provinsi Sulawesi

84
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

Selatan. kelas yang menerapkan


Penelitian ini model pembelajaran
menggunakan Posttest-Only Discovery Learning sedangkan
Control Design dalam jenis kelompok kontrol adalah
eksperimen semu atau quasi kelas yang menerapkan
experimental. Pada desain ini model pembelajaran
terdapat dua kelompok yang konvensional (ceramah dan
diambil sebagai sampel, tanya jawab). Bentuk Posstest-
yakni kelompok eksperimen Only Control Design sebagai
dan kelompok kontrol. berikut:
Kelompok eksperimen adalah

Tabel 1. Desain Penelitian bentuk Posttest-Only Control Design


Kelompok Perlakuan Posttest
Eksprimen X O1
Kontrol - O2
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan penerapan
model discovery learning
(-) : Penggunaan pembelajaran konvensial dengan ceramah dan tanya jawab
O1 : Hasil Posttest kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran model
discovery learning
O2 : Hasil Posttest kelompok kontrol tanpa mengunakan perlakuan
maka dapat disimpulkan
Pengaruh dari variabel
bahwa perlakuan yang
bebas terhadap variabel terikat,
diberikan mempunyai
dilihat dari perbedaan skor
pengaruh atau efektif
posttest dari kelompok
terhadap perubahan yang
eksperimen (O1) dan
terjadi pada variabel terikat.
kelompok kontrol (O2).
Teknik pengumpulan
Apabila terdapat perbedaan
data yang dilakukan dalam
skor antara kedua kelompok,
penelitian ini yaitu dengan
dimana skor pada kelompok
teknik tes, observasi,
eksperimen (O1) lebih tinggi
dokumentasi dan
dibandingkan dengan skor
wawancara. Instrumen yang
pada kelompok kontrol (O2),
85
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

digunakan dalam penelitian Observasi dilakukan mulai


ini ada dua macam yaitu, dari kegiatan awal
melalui tes hasil belajar dan pembelajaran, kegiatan inti
lembar observasi. Instrumen dan kegiatan akhir dengan
tes digunakan untuk beberapa deskriptor untuk
mengukur hasil belajar siswa. masing-masing aspek yang
Instrumen yang digunakan dinilai.
dalam penelitian ini adalah
soal objektif tipe pilihan HASIL DAN PEMBAHASAN
ganda sebanyak 22 soal. Berdasarkan hasil
Peneliti mengadakan satu kali pengolahan data, maka hasil
tes yaitu posttest yang penelitian ini dapat dijelaskan
dilakukan pada akhir sebagai berikut:
penelitian dengan tujuan 1. Gambaran Penerapan Model
untuk mengetahui dan Discovery Learning terhadap
mengukur peningkatan hasil Pembelajaran IPA
belajar setelah penerapan Pada pertemuan pertama
model pembelajaran discovery terlihat bahwa keterlaksanaan
learning dengan cara pembelajaran dengan menerapkan
membandinkannya dengan model pembelajaran discovery
hasil posttest kelas kontrol. learning dari aspek guru berada
Sedangkan lembar observasi pada kategori cukup. Hal ini
digunakan untuk mengamati ditunjukkan oleh persentase
pelaksanaan kegiatan keterlaksanaan pembelajaran pada
pembelajaran. Lembar pertemuan pertama yaitu 66%
observasi penerapan model dengan kategori cukup, kemudian
pembelajaran discovery mengalami peningkatan pada
learning berdasarkan pada pertemuan kedua yaitu 80%.
tahap-tahap yang ada pada Adapun keterlaksanaan
Rencana Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan
Pembelajaran (RPP). ketiga berada pada kategori baik

86
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

dengan persentase 84%, kemudian pertemuan keempat yaitu 88%.


mengalami peningkatan pada Secara keseluruhan untuk keempat
pertemuan keempat yaitu 90%. pertemuan, keaktifan siswa dalam
Secara keseluruhan untuk keempat pembelajaran dengan menerapkan
pertemuan, keterlaksanaan model pembelajaran discovery
pembelajaran dengan menerapkan learning dapat dikatakan terlaksana
model discovery learning dapat dengan baik dengan kata lain siswa
dikatakan terlaksana dengan baik. aktif. Hal ini ditunjukkan oleh
Hal ini ditunjukkan oleh persentase persentase rata-rata sebesar 76%.
rata-rata keterlaksanaan 2. Gambaran Hasil Belajar IPA
pembelajaran menggunakan model Siswa SD Inpres Tamalanrea
pembelajaran discovery leanring Kota Makassar Hasil analisis
pada pertemuan pertama hingga pengolahan dan analisis data
pertemuan keempat sebesar 80%. terkait dengan hasil belajar IPA
Tampak bahwa kategori aktivitas dalam pokok materi ekosistem,

siswa sama dalam peningkatan diperoleh hasil seperti terlihat pada

dengan hasil observasi aktivitas tabel berikut: Berdasarkan hasil

guru dalam proses pembelajaran analisis statistik deskriptif pada

dengan penerapan model discovery hasil belajar siswa kelas

learning, yang membedakan hanya eksperimen setelah dilakukan

dalam skor persentase dalam setiap posttest diperoleh nilai rata-rata

pertemuan dimana pada sebesar 76,88 yang termasuk

pertemuan pertama persentase dalam kategori tinggi, dengan

keaktifan siswa yaitu 63% dengan standar deviasi sebesar 7,919.

kategori cukup aktif, kemudian Hal ini menunjukkan bahwa

mengalami peningkatan pada posttest hasil belajar siswa

pertemuan kedua yaitu 75%. berpusat sebesar 76,88 dengan

Adapun pada pertemuan ketiga penyimpangan sejauh 7,919 dari

berada pada kategori aktif dengan rata-ratanya. Variasinya 62,723

persentase 79%, kemudian yang menunjukkan variasi data

mengalami peningkatan pada dari skor rata-rata. Nilai

87
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

maksimum adalah 91, dan nilai Sedangkan rentang skornya


minimum sebesar 64. adalah 27.

Tabel 3. Deskriptif Statistik Posttest Kelas Kontrol


Statistik Kelas Kontrol
Skor Rata-rata (Mean) 69,84
Standar Deviasi 7,987
Median 68
Modus 68
Varians 63,807
Nilai Maksimum 86
Nilai Minimum 55
Range 31

Sedangkan berdasarkan
Sebelum dilakukan uji
hasil analisis statistik deskriptif
hipotesis terlebih dahulu dilakukan
pada hasil belajar siswa kelas
uji normalitas dengan
kontrol setelah dilakukan posttest
menggunakan program SPSS 25 for
diperoleh nilai rata-rata sebesar
Windows.Berdasarkan output tes of
69,84yang termasuk dalam kategori
normality Kolmogorov-Smirnov
sedang, dengan standar deviasi
menunjukkan bahwa data
sebesar 7,987. Hal ini menunjukkan
berdistribusi normal. Hasil analisis
bahwa posttest hasil belajar siswa
yang telah dinyatakan berdistribusi
berpusat sebesar 69,84 dengan
normal tersebut selanjutnya diuji
penyimpangan sejauh 7,987 dari
homogenitas yang menunjukkan
rata-ratanya. Median 68 dan
bahwa sampel yang berasal dari
Modus 68 serta variansinya 63,807
populasi dengan varian yang
yang menunjukkan variasi data dari
homogen. Selanjutnya dilakukan
skor rata-rata. Nilai maksimum
pengujian hipotesis akhir yaitu uji
adalah 86, dan nilai minimum
hipotesis dengan menggunakan uji
sebesar 55. Sedangkan rentang
Independent Samples t- test dibantu
skornya adalah 31.
program SPSS 25. Untuk
3. Pengaruh Penerapan Model
Discovery Learning terhadap mengetahui apakah H0 atau Ha
Hasil Belajar IPASiswa SD diterima atau ditolak adalah dengan
Inpres Tamalanrea V Kota
Makassar melihat nilai kolom sig.(2-tailed).
88
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

Adapun hipotesis statistik: learning terhadap hasil belajar IPA


H0: Tidak terdapat siswa SD Inpres Tamalanrea Kota
perbedaan hasil belajar
Makassar.
IPA antara kelompok
eksperimen yang Hasil analisis data melalui
menggunakan model
tes hasil belajar ditemukan bahwa
pembelajaran Discovery
Learning dengan terjadi perbedaan hasil belajar IPA
kelompok kontrol yang
pada kelompok eksperimen dan
menggunakan
pembelajaran kelompok kontrol. Hal ini
konvensional.
dibuktikan oleh hasil rata-rata nilai
Ha: Terdapat perbedaan
hasil belajar IPA antara posttest kelompok eksperimen
kelompok eksperimen
setelah diberi perlakuan yaitu
yang menggunakan
model pembelajaran sebesar 76,88 dan nilai rata-rata
Discovery Learning
posttest kelompok kontrol yaitu
dengan kelompok
kontrol yang sebesar 69,84. Perbedaan hasil
menggunakan
belajar antara kelompok
pembelajaran
konvensional. eksperimen dan kelompok kontrol

Berdasarkan hasil pengujian disebabkan karena kelompok

hipotesis adalah nilai signifikansi eksperimen menerapkan model

pada kolom sig. (2-tailed) sebesar pembelajaran discovery learning,

0,003 < 0,05, maka sebagaimana dimana dalam pembelajarannya

dasar pengambilan keputusan memberikan peluang lebih banyak

dalam uji Independent Samples t- test kepada siswa untuk lebih aktif

dapat disimpulkan bahwa H0 berperan serta dalam proses

ditolak dan Ha diterima. Dengan pembelajaran, siswa secara bebas

demikian dapat disimpulkan mengeksplorasi dirinya untuk

bahwa ada perbedaan yang melakukan proses pemecahan

signifikan (nyata) antara rata-rata masalah dalam mendalami materi

hasil belajar siswa pada kelompok pelajaran.

eksperimen dengan kelompok Berdasarkan perbandingan

kontrol, yang berarti ada pengaruh hasil belajar IPA siswa yang

penggunaan model discovery menerapkan model discovery

89
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

learning dengan hasil belajar IPA bentuk yang utuh melainkan


yang menerapkan pembelajaran selebihnya diserahkan kepada
konvensional dapat disimpulkan siswa untuk mencari dan
bahwa kelompok yang menemukan sendiri dalam
menerapkan model discovery pemecahan masalahnya
learning lebih baik hasil belajaranya (Zainuddin, 2011). Temuan dalam
daripada kelompok yang penelitianini memberikan petunjuk
menerapkan pembelajaran dengan bahwa model discovery learning
cara konvensional. hal ini sejalan memiliki keunggulan
dengan hasil penelitian dibandingkan dengan penerapan
sebelumnya yang berjudul model pembelajaran secara
“Pengaruh Discovery Learning konvensional dalam hal
terhadap Hasil Belajar Ilmu meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV Temuan penelitian dilihat
SD Negeri 11 Kota Pontianak” yang dari perbedaan kelas eksperimen
dilakukan oleh Dyah Handayani dan kelas kontrol yang
(2015) menunjukkan adanya menunjukkan pembelajaran
pengaruh yang signifikan dari dengan model pembelajaran
penerapan model pembelajaran discovery learning berpengaruh
discovery learning terhadap hasil terhadap hasil belajar IPA
belajar siswa pada mata pelajaran berdasarkan fakta-fakta yang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). dikemukakan pada pembahasan
Secara teoritik, discovery sebelumnya. Penerapan model
learning ini menciptakan suasana discovery learning efektif dalam
yang menyenangkan dalam proses meningkatkan hasil belajar siswa
belajar dan membangkitkan karena model pembelajaran ini
motivasi siswa. Siswa akan mudah memberi peluang kepada siswa
dalam mengeksplor untuk lebih aktif mengambil peran
pengetahuannya, karena dalam dalam mencari, menemukan dan
proses pembelajaran guru tidak mengembangkan pemahaman
menyajikan bahan pelajaran dalam tentang materi pelajaran yang

90
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

disampaikan oleh guru, sehingga Penerapan model discovery


siswa memiliki kesempatan untuk learning dengan langkah-langkah
lebih memahami dan mendalami seperti yang dikemukakan di atas,
materi yang diperoleh dari guru. sangat mendukung dalam
Data-data tersebut peningkatan hasil belajar IPA siswa
dipertegas dengan adanya hasil berdasarkan indikator model
analisis deskriptif dan inferensial tersebut. Langkah-langkah model
yang menggambarkan adanya discovery learning digunakan dalam
perbedaan antara kelas eksperimen kelas eksprimen telah berhasil
dan kelas kontrol. Hasil belajar IPA membangun kreativitas dan
menggunakan model discovery kemampuan siswa untuk
learning dalam proses pembelajaran mengeksploitasi fikrannya dalam
memiliki hasil yang berbeda memahami materi pembelajaran
dengan hasil belajar IPA yang IPA, karena dalam model discovery
menggunakan pembelajaran learning siswa lebih banyak
konvensional. Hal ini terjadi karena mengambil peranan dalam proses
perlakuan yang diberikan pada pembelajaran, sedangkan guru
kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih banyak menjadi pembimbing
berbeda. dan pemandu dalam belajar siswa.
Kelas eksperimen yang Penutup
diajarkan menggunakan penerapan Berdasarkan hasil penelitian
model discovery learning dengan yang telah dilakukan tentang
tahapan-tahapan yakni; 1) pengaruh penerapan model
Pemberian rangsangan discovery learning terhadap hasil
(stimulation), 2)Identifikasi masalah belajar IPA siswa SD Inpres
(Problem Identification), 3) Tamalanrea V Kota Makassar,
Pengumpulan data (Data maka dapat disimpulkan sebagai
Collection), 4) Pengolahan data berikut:
(Data Processing), 5) Pembuktian a. Gambaran penerapan model
(Verification), dan 6) Penarikan discovery learning dalam
kesimpulan (Generalization). pembelajaran IPA siswa SD

91
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

Inpres Tamalanrea V Kota dkk. 2017. Pedoman


Makassar dari aspek mengajar Penulisan Tesis.
guru terlaksanadengan kategori Makassar: PPS UNM.
penilaian baik, sedangkan dari Fitria, N. A., & Leonard. 2015.
aspek aktivitas belajar siswa Efektifitas Penerapan
berada pada kategori penilaian Metode Pembelajaran
aktif. Cooperative Script terhadap
b. Hasil belajar IPA siswa SD Hasil Belajar Matematika.
Inpres Tamalanrea V Kota Jakarta: Universitas
Makassar yang diperoleh dari Indraprasta PGRI.
hasil posttest pada kelas Haling, A. Belajar dan Pembelajaran.
ekperimen dengan rata-rata Makassar: Badan Penerbit
hasil belajar berada pada Universitas Negeri
kategori tinggi, sedangkan hasil Makassar.
posttest pada kelas kontrol Hidayat, Ara. 2012. Konsep
dengan rata-rata hasil belajar Pembelajaran Aktif,
berada pada kategori sedang. Inovatif, Kreatif, Efektif dan
c. Berdasarkan hasil penelitian Menyenangkan (PAIKEM).
dan data statistik dapat Jurnal An Nur, 4 (2), 43.
disimpulkan bahwa ada Hosnan, M. 2014. Pendekatan
pengaruh signifikan penerapan Saintifik dan Konstektual
model discovery learning dalam Pembelajaran Abad 21.

terhadap hasil belajar siswa Bogor: Ghalia Indonesia.

pada mata pelajaran IPA SD Irwan. 2016. Pengaruh

Inpres Tamalanrea V Kota Implementasi Model

Makassar. Pembelajaran Student

DAFTAR PUSTAKA Facilitator And Explaining


Terhadap Hasil Belajar IPA
Arikunto, Suharsimi. 2010.
pada Siswa Kelas V SD
Prosedur Penelitian.
Inpres Kampus IKIP Kota
Jakarta: PT. Rineka
Makassar. Tesis Tidak
Cipta. Bangkona, Deri,
92
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

Diterbitkan. Makassar: PPS Nomor 19 Tahun 2005


UNM. tentang Standar
Iskandar, dadang, dkk. 2017. Nasional Pendidikan.
Revolusi dan Inovasi. 2005.
Bandung: PT Remaja Dokumen
Rosdakarya. http://pelayanan.
Masayu Diska, dkk. 2020. jakarta.go.id/download/re
“Efektifitas Penerapan gulasi/peraturan-
Model Discovery Learning pemerintah-nomor-19-
Terhadap Hasil belajar IPA” tahun- 2005-tentang-
Jurnal Pijar MIPA, Mataram: standar-pendidikan-
FKIP UniversitasMataram. nasional.pdf: diakses 2
Nazir, Mohammad. 1998. Metode November 2020.
Penelitian. Jakarta: Ghalia Samatowa, Usman. 2016.
Indonesia. Pembelajaran IPA di Sekolah

Oemar Hamalik, Teknik Dasar. Jakarta: PT. Indeks

Pengukuran dan Evaluasi Permata Pri Media.


Pendidikan. Bandung: CV Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan
Mandar Maju. Pembelajaran. Jakarta:
Patta Bundu. 2006. Penilaian Prenadamedia Group.
Keterampilan Proses dan Sugiyono. 2008. Metode
Sikap Ilmiah dalam Penelitian Kuantitatif,
Pembelajaran Sains-SD. Kualitatif, dan R & D.
Jakarta: Departemen Bandung: Alfabeta.
Pendidikan Nasional Suherman, Erman dkk. 2001.
Undang-undang Republik Indonesia Strategi Pembelajaran
No. 20 Tahun 2013 tentang Matematika Kontemporer.
Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Jica.
2013 Bandung: Nuansa Suprijono, A. 2009. Cooperative
Aulia. Learning Teori & Aplikasi
Undang-Undang Republik Indonesia PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka

93
VOLUME 1, NOMOR 2, TAHUN 2021

E-ISSN: 2776-3471

Pelajar. Aksara.
Yuli Rahmalia, 2014. “Efektivitas
Model Discovery Learning
untuk PeningkatanHasil
Belajar Siswa Kelas X pada
Kompetensi Dasar Analisis
Rangkaian Kemagnetan di
SMK 1 Pundong”, Skripsi,
Yogyakarta: Universitas
NegeriYogyakarta.
Zainuddin. 2017. Pengaruh
Karakter Rasa Ingin Tahu dan
Peduli Sosial melalui
Discovery Learning. Jurnal
Pendidikan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Zulastri. 2017. Pengaruh
Penggunaan Model
Pembelajaran Discovery
Learning terhadap Hasil
Belajar pada Mata Pelajaran
Matematika Materi Sifat
Bangun Datar Siswa Kelas
III MI Nurul Islam
Semarang Tahun Ajaran
2016/2017. Semarang:
Universitas Islam Negeri
Walisongo.
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi
Penelitian Sosial dan
Pendidikan. Jakarta: Bumi

94

Anda mungkin juga menyukai