Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan bagian integrasi dari pelayanan

kesehatan paripurna rumah sakit dengan beberapa kegiatan antara lain Pelayanan Gizi

Rawat Jalan, Pelayanan Gizi Rawat Inap, Penyelenggaraan Makanan, serta penelitian dan

pengembangan Gizi Terapan. Pelayanan Gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang

diberikan sesuai dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan

status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses

penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh

terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena

tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang

terganggu akan lebih memburuk dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu

masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti

diabetus melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan penyakit kanker, memerlukan

gizi untuk membantu penyembuhannya.

Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi

klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh

untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan

perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai

dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasein rawat

inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di

dalam maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga

kesehatan, terutama tenaga gizi.

Dengan demikian Fungsi utama Rumah Sakit (RS) adalah menyelenggarakan

upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit. Pengelolaan makanan rumah sakit sebagai

bagian dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai tugas mendukung

upaya penyembuhan dan pemulihan penyakit melalui penyelenggaraan makanan yang

higienis dan sehat. Prinsip-prinsip dasar sanitasi penyelenggaraan makanan di rumah sakit

pada dasarnya tidak berbeda dengan tempat-tempat penyelenggaraan makanan lain, tetapi

standar kebersihan dan higiene pelayanan makanannya lebih tinggi karena rentannya
1
pasien yang masuk rumah sakit dan ancaman penyebaran kuman pathogen yang tinggi di

lingkungan rumah sakit.

Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu mempercepat proses

penyembuhan pasien, yang berarti memperpendek lama hari rawat sehingga dapat

menghemat biaya pengobatan. Mutu penyelenggaraan makanan dapat dinilai dari keluaran

(output) yaitu makanan bermutu. Sistem penyelenggaraan makanan yang dipilih oleh

rumah sakit akan berpengaruh terhadap unsur masukan, unsur proses, dan unsur

lingkungan yang akan berpengaruh terhadap mutu makanan yang dihasilkan.

Pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sangat penting utnuk membantu

mempercepat proses penyembuhan penyakit pasien. Namun demikian Instalasi Gizi RSUD

Sultan Syarif Mohamad Alkadrie belum mampu menyelenggarakan peleyanan gizi secara

optimal, sejak rumah sakit ini diresmikan sampai sekarang Instalasi Gizi baru bisa

melakukan Pelayanan Gizi Rawat Inap, dan penyelenggaraan makanan pasien yang

dilaksanakan oleh Jasaboga (pihak ketiga). Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sarana

dan prasarana yang ada serta SDM yang belum mencukupi.

Instalasi Gizi belum bisa melaksanakan pelayanan Gizi rawat jalan atau konseling

gizi untuk pasien rawat jalan dan penelitian serta pengembangan, oleh karena itu mohon

dukungan semua pihak yang terkait untuk memenuhi keterbatasan tersebut sehingga

Insatalasi gizi bisa melaksanakan pelayanan yang bermutu dan paripurna.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelayanan gizi rumah sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

tahun 2106 meliputi:

1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan

2. Pelayanan Gizi Rawat Inap

3. Penyelenggaraan Makanan

4. Penelitian dan pengembangan gizi terapan

2
BAB II
DATA DASAR UNIT PELAYANAN

A. DATA PERSONIL

Tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi yang terdiri dari

Registered Dietesien (RD) dan Teknikal Registered Dietesien (TRD). Registered dietesien

bertanggung jawab terhadap pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan

dietetik, sementara TRD membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan pelayanan

makanan serta dietetik serta melaksanakan kewenangan sesuai dengan kompetensi.

Untuk melaksanakan kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad

Alkadrie Pontianak sampai saat ini memiliki jumlah dan jenis ketenagaan sebagai berikut :

a. Jenis Tenaga berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 1. Data tenaga di Instalasi Gizi berdasarkan tingkat Pendidikan

STATUS
NO NAMA PEGAWAI PENDIDIKAN
PNS THL TERAKHIR

1. Nana Hairiyana, A.Md.GZ √ - D 3 Gizi

2. Daryati, SKM √ - SKM

3. Fitri Eka Nurhasanah, A.Md.Gizi √ - D 3 Gizi

4. Lina Rosanti. AR - √ SLTA

5. Agus Merdekawati - √ SLTA

6. Roidhatul Qodariah - √ SLTA

7. Kresna Pramundari - √ SMK

8. Rahmaniyah - √ SMK
Sumber: Data Primer Instalasi Gizi 2016

Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan gizi yang optimal di rumah

sakit di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, maka masih

memerlukan tenaga dengan kualifikasi RD. Meskipun dalam Pedoman Pelayanan Gizi

Rumah Sakit, jika rumah sakit belum memiliki tenaga RD namun memiliki tenaga

nutrisionis yang teregistrasi (NR), maka tenaga ini dapat diberi kewenangan sebagai

RD dan diberi kesempatan untuk memenuhi kualifikasi sebagai RD. Jumlah tenaga di

instalasi gizi berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar 1.

3
Gambar 1.
Jumlah tenaga di Instalasi Gizi berdasarkan Jenis Pendidikan
1

S 1 Kesmas
2 DIII Gizi
SMA/SMK

Sumber : Data Primer Instalasi Gizi 2016

b. Kegiatan Diklat Bersertifikat Yang Pernah Diikuti

Untuk menunjang kegiatan pelayanan gizi diperlukan SDM yang mempunyai

kompetensi di bidang gizi. Untuk mendapatkan gelar Regestered Dietesien (RD)

maka seorang ahli gizi harus mempunyai sertifikat pelatihan food service, Nutritient

Care Proses, dan HACCP. Di bawah ini dapat dilihat macam diklat yang pernah

diikuti oleh petugas gizi.

Tabel 2.
Data Kegiatan Diklat Bersertifikat Yang Pernah Diikuti Oleh Tenaga Gizi RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

JENIS DIKLAT YG
NO NAMA PEGAWAI PERNAH DIIKUTI TAHUN TEMPAT JUMLAH
JAM
1. Nana Hairiyana, Mutu Pelayanan Gizi 15 - 17 Hotel 31
A.Md Gz Rumah Sakit Mercure
September
Pontianak
2014

2. Daryati, SKM Food Service 21 – 24 Hotel 31


Mercure
Oktober 2015
Jakarta

3. Fitri Eka Nutritient Care 21 – 24 Hotel 31


Nurhasanah, Amd. Proses (NCP) Mercure
Oktober 2015
Gizi Jakarta

4. Daryati, SKM Komunikasi Efektif 30 November Aula


2015 RSUD

5. Fitri Eka Komunikasi Efektif 30 November Aula


Nurhasanah, Amd. 2015 RSUD
Gizi

6. Daryati, SKM HACCP 1-3 Desember My Home 32


2015 Pontianak

7. Daryati, SKM Persiapan Unit 7-9 Desember My Home 30


Rekam Medis Dalam 2105 Pontianak
Pelaksanaan
Akreditasi Versi JCI

4
B. STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS

Struktur organisasi instalasi gizi pada tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini:

Gambar 2.
STRUKTUR ORGANISASI INSTALANSI GIZI
RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Ka. Instalasi Gizi


Daryati, SKM PKRS

Koordinator Unit Koordinator Unit Produksi Koordinator Asuhan Gizi


Perencanaan Dan Pengadaan dan Distribusi Rawat Inap, Konseling Gizi
Makanan dan Litbang Gizi
Nana Hairiyana, A.Md.Gz Fitri Eka Nuhasanah, A.Md.Gz
Daryati, SKM NIP. 19700717
Pet199203 2 010 NIP. 19880104 201001 2 001
NIP. 19740904 200012 2 002
uga
s
Pro
duk
si Ahli Gizi

Pertugas Distribusi Ahli Gizi Ruangan

Pramusaji

Sedangkan uraian tugas ketenagaan di instalasi gizi adalah sebagai berikut:

1. Kepala Instalasi Gizi

a. Merencanakan program kerja dan kegiatan tahunan pelayanan gizi

b. Melakukan sosialisasi rencana kerja ke unit-unit terkait di instalasi gizi guna

meningkatkan pelayanan gizi

c. Mengikuti rapat koordinasi manajemen

d. Menyusun rencana anggaran belanja tahunan berdasarkan kebutuhan

e. Menyusun menu pasien

f. Merencanakan kebutuhan barang tahunan (RKBU)

5
g. Melakukan pengawasan harian mutu makanan (standar resep, porsi, bumbu, menu,

dan keamanan)

h. Membuat evaluasi penggunaan dana makanan dan minuman secara bulanan,

triwulan, dan tahunan

i. Menyusun laporan tahunan kegiatan pelayanan gizi makanan, dan dietetik.

2. Penanggung Jawab Produksi dan Distribusi (pengadaan makanan)

a. Kegiatan persiapan

- Memotong lauk hewani untuk makan pagi, siang, dan sore

- Persiapan beras untuk kebutuhan makan pagi, siang, dan sore

- Membersihkan alat-alat persiapan

b. Menginventarisasi alat-alat produksi

c. Mengawasi dengan satuan pembekalan

3. Penanggung Jawab unit satuan ruang Rawat Inap

a. Merekap laporan harian rawat inap

b. Menghitung rekapan harian

c. Memasukkan data hasil rekapan harian ke dalam rekapitulasi bulanan

d. Mengolah data dan menganalisa data setiap bulan dengan menggunakan komputer

e. Mengarsipkan data harian

f. Mengarsipkan data bulanan

g. Mencatat komplain atau keluhan di pelayanan gizi rawat inap

h. Menginventarisir ketersediaan sarana dan prasarana konsultasi rawat inap

i. Menyiapkan formulir harian untuk laporan bulanan

4. Ahli Gizi ruang rawat inap

a. Melakukan kegiatan pendataan dan pencatatan laporan harian diet pasien ke dalam

buku ekpedisi gizi ruangan rawat inap dengan membaca rekam medis, catatan

papan keperawatan dan laporan harian.

b. Melakukan kegiatan penilaian diet pasien dan menentukan pasien yang akan diberi

konsultasi gizi.

c. Melakukan pencatatan diet pasien di buku diet ruangan atau papan diet pasien yang

ada di ruang rawat inap.

d. Melakukan koordinasi dengan perawat mengenai perkembangan diet pasien.

6
e. Mengisi formulir anamnesa dan pengkajian data awal pasien yang akan diberi

konsultasi gizi.

f. Melakukan persiapan konsultasi gizi dengan menentukan status gizi, menghitung

kebutuhan gizi dan mempersiapkan kelengkapan konsultasi gizi lainnya seperti

leaflet.

g. Melakukan konsultasi gizi dengan metode wawancara dan diskusi tanya jawab

kepada pasien dan keluarga pasien.

h. Melakukan kegiatan pengisian laporan konsultasi gizi di rekam medis.

i. Melakukan pencatatan dan pelaporan konsultasi gizi di buku konsultasi dengan

melampirkan bukti pelayanan.

5. Pramusaji

a. Menyusun alat makan

b. Membagi nasi /bubur

c. Membagi lauk hewani dan nabati

d. Membagi sayuran

e. Membagi buah

f. Membagi snack sore

g. Menutup makanan dengan cling wrap

h. Mendistribusikan makanan ke pasien

i. Melaporkan pasien yang baru masuk dan pasien yang pulang

j. Membersihkan alat-alat makan yang sudah digunakan

k. Menulis bon pesanan makanan pasien setiap harinya

7
C. DATA PERALATAN

1. Inventaris Peralatan Masak

Tabel. 3
Inventaris Peralatan Masak di Instalasi Gizi Tahun 2106

N Jumlah Satua Satua


Nama Barang Kebutuhan Keterangan
O Yang Ada n n
1 Baskom stainless 16 lt 2 bh 5 bh  
2 Baskom stainless 10 lt 2 bh 5 bh  
3 Baskom stainless 5 lt 1 bh 5 bh  
Baskom plastik Uk. 16
4 cm 5 bh 10 bh  
5 Blender 1250 cc 2 bh 2 bh  
6 Blender 2500 cc 1 bh 1 bh  
7 Dandang sayur Stainless 2 set 4 set  
Dandang sayur Stainless 1 bh   bh  
8
Uk 26 cm          
Dandang sayur Stainless 2 bh   bh  
9
Uk. 28 cm          
10 Dandang Nasi Uk. 32 cm 1 bh   bh  
11 Dispenser + Galon 1 set 3 set  
12 Ember 60 ltr + tutup 2 bh 4 bh  
13 Ember 30 ltr + tutup 1 bh 4 bh  
Gelas Ukur
14 100cc/250cc/ 1/1/3 bh 3/3/3 bh  
500cc          
15 Kompor listrik S-301 1 bh 1 bh  
16 Kulkas 4 pintu 1 bh 1 bh  
17 Mikrowave 1 bh 1 bh  
Penjepit makanan
18 stainless 4 bh 10 bh  
19 Pisau pemotong sayur 6 set 6 set  
20 Rak piring/plato 1 bh 3 bh  
21 Refregerator 1 bh 1 bh  
22 Rice Cooker 1,8 lt 1 bh 1 bh  
23 Saringan teh 2 bh 4 bh  
24 Telenan kayu besar 6 bh 6 bh  
25 teko air stainless 1 bh 1 bh  
26 Tempat sampah kering 1 bh 2 bh  
27 Tempat sampah basah 1 bh 2 bh  
28 Toples kaca 5 bh 5 bh  
29 Termos nasi 1 bh 2 bh  
30 Timbangan 2 kg 1 bh 2 bh  
31 Timbangan 20 kg 1 bh 2 bh  
32 Trolly makan 7 bh bh 5 trolly kunci
Patah
33 Showcase 220 v0lt, 5 2 bh 2 bh
susun
Sumber: Data Primer Instalasi Gizi 2016

8
2. Inventaris Peralatan Makan

Tabel. 4
Inventaris Peralatan Makan di Instalasi Gizi Tahun 2106

NO Nama Barang Jumlah Satuan Kebutuhan Satuan Keterangan


Yang Ada
1 Sendok sayur 5 Bh 10 Bh  
0,5 lt
2 Botol/Mug + 60 Bh 54 Bh hilang 6 bh
tutup
3 Garpu kue 120 Bh 120 Bh  
4 Garpu makan 360 Bh 360 Bh  
stainless
5 Gelas Jus(kaca, 480 Bh 480 Bh  
segi delapan)
6 Gelas Minum 528 Bh 528 Bh pecah 35 bh
(kaca bening)
7 Mangkok 24 Set 30 Set hilang 5 bh
keramik kecil
8 Mangkok kecil 480 Bh 480 Bh hilang 13 bh
stainless
9 Mangkok kuping 48 Bh 60 Bh  
+piring
10 mangkok kuping 139 Bh 250 bh hilang 24 bh
+tutup
11 Nampan kayu 60 Bh 60 bh  
Uk 26x45 cm
12 Nampan kayu 60 Set 60 set  
uk. 30x51 cm
13 Piring kue/buah 120 Bh 120 bh hilang 7 bh
kerang hijau
14 Piring kue/buah, 480 Bh 480 bh hilang 27 bh
oval, putih
15 Piring makan 240 Bh 250 bh hilang 6 bh
keramik, putih
16 Piring plato 3 72 Bh 72 bh hilang 9 bh
lubang +tutup
17 Piring plato 5 420 Bh 420 bh  
lubang stainless
18 Sendok teh 240 Bh 240 bh  
stainless
19 Sendok buah 120 Bh 120 bh  
stainless
20 Sendok makan 600 Bh 600 bh hilang 45 bh
stainless
21 Tea set +piring 10 Lusin 10 lusin hilang 4 bh
keramik
22 Tutup gelas 120 Bh 120 bh hilang 6 bh
tanpa tatakan
stainless, bulat,
pegangan atas
23 Tutup gelas 540 Bh 540 bh hilang 5 bh
tanpa tatakan
hijau plastik,
bulat
Sumber: Data Primer Instalasi Gizi 2016

9
3. Inventaris Peralatan Kantor

Tabel. 5
Inventaris Peralatan Kantor di Instalasi Gizi Tahun 2106

Jumlah Jumlah
No Nama Barang yang Ada Satuan Kebutuhan Satuan Keterangan
1. Meja ½ biro 2 Buah 5 buah

2. Kursi kerja 4 Buah 8 buah

3. Almari Dokumen 1 Buah 3 buah

4. Locker 5 susun 2 Buah 4 buah

5. Printer Canon 1 Buah 2 buah


1700 IP
6. Rak sepatu 1 Buah 2 buah

7. Jam dinding 1 Buah 1 buah

8. Kursi tunggu 1 Set


pasien stainless
9. Tempat cuci 1 Set 1 set
tangan +baskom
Sumber: Data Primer Instalasi Gizi 2016

10
BAB III
JENIS-JENIS PELAYANAN YANG DIBERIKAN

A. PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

Pelayanan gizi di rumah sakit meliputi : kegiatan asuhan gizi rawat jalan, asuhan

gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan pasien, dan penelitian dan pengembangan gizi

terapan. Selama RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie ini berdiri kegiatan gizi yang

sudah dilaksanakan adalah: Asuhan Gizi Rawat Jalan, Asuhan Gizi Rawat Inap, dan

Penyelenggaraan Makanan, dan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

B. VISI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

Visi pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang bermutu di rumah

sakit yang bersifat paripurna sesuai dengan jenis rumah sakit.

C. MISI

Misi pelayanan gizi rumah sakit adalah :

1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan

klien/pasien untuk menunjang aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif serta

meningkatkan kualitas hidup.

2. Meningkatkan propesionalisme sumber daya manusia

3. Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

tehnologi terapan.

Adapun tujuan pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistem pelayanan gizi di

rumah sakit dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta

merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan

dan mengembangkan mutu pelayanan gizi di rumah sakit.

D. MEKANISME PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

1. Asuhan Gizi Rawat Jalan

1.1 Konseling Gizi

a. Pengertian

Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi

yang berkesinambungan dimulai dari asesmen/pengkajian, pemberian

11
diagnosis, intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada klien/pasien dirawat

jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi

dan dietetik atau edukasi/penyuluhan gizi.

b. Tujuan

Memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan atau kelompok dengan

membentu mencari solusi masalah gizinya melalui nasihat gizi mengenai jumlah

asupan makanan yang sesuai, jenis diet, yang tepat, jadwal makan dan cara

makan, jenis diet dengan kondisi kesehatannya.

c. Sasaran

 Pasien dan keluarga

 Kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama

 Individu pasien yang datang atau dirujuk

 Kelompok masyarakat rumah sakit yang dirancang secara periodik oleh

rumah sakit

d. Mekanisme Kegiatan

Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual. Mekanisme

pasien berkunjung untuk mendapatkan asuhan gizi di rawat jalan berupa

konseling gizi untuk pasien dan keluarga serta penyuluhan gizi untuk kelompok

adalah sebagai berikut:

1) Pasein datang ke ruang konseling gizi dengan membawa surat rujukan

dokter dari poliklinikyang ada di rumah sakit atau dari luar rumah sakit.

2) Dietisien melakukan pencatatan data pasien dalam buku registrasi

3) Dietisien melakukan asesmen gizi dimulai dengan pengukuran antropometr

pada pasien yang belum ada data TB, BB.

4) Dietisien melanjutkan asesmen/pengakjian gizi berupa anamnesa riwayat

makan, riwayat personal, membaca hasil pemeriksaan lab dan fisik klinis

(bila ada). Kemudian menganalisa semua data asesmen gizi.

5) Dietisien menetapkan diagnosis gizi

6) Dietisen memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling dengan

langkah menyiapkan dan mengizi leaflet/brosur diet sesuai penyakit dan

kebutuhan gizi pasien serta menjelaskan tujuan diet, jadwal, jenis, jumlah

12
bahan makanan sehari menggunakan alat peraga Food Model,

menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, cara

pemasakan dan lain-lain yang disesuaikan dengan pola makan dan

keinginan serta kemampuan pasien.

7) Dietisien menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang, untuk

mengevaluasi keberhasilan intervensi (monev) dilakukan monitoring dan

evaluasi.

8) Pencatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME ( Asesmen,

Diagnosis, Intervensi, Monitoring & evaluasi gizi. Dimasukkan ke dalam

rekam medik pasien atau disampaikan ke dokter melalui pasien untuk

pasien dari luar rumah sakit diarsipkan diruang konseling.

1.2. Penyuluhan Gizi

a. Persiapan penyuluhan

- Menetukan materi sesuai kebutuhan

- Membuat susunan/outline materi yang akan disajikan

- Merencanakan media yang akan digunakan

- Pengumuman jadwal dan tempat penyuluhan

- Persiapan ruangan dan alat bantu/media yang dibutuhkan

b. Pelaksanaan Penyuluhan

- Peserta mengisi daftar hadir (absensi)

- Dietisien menyampaikan meteri penyuluhan

- Tanya jawab

2. Asuhan Gizi Rawat Inap

a. Pengertian

Pelayanan Gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses

pengkajian gizi/ asesmen gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, meliputi perencanaan,

penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi, serta monitoring

dan evaluasi gizi.

b. Tujuan

13
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan

makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses

penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi.

c. Sasaran

Sasaran pelayanan gizi rawat inap adalah pasien dan keluarga.

d. Mekanisme Kegiatan

Mekanisme pelayanan gizi rawat inap adalah sebagai berikut:

1) Skrining Gizi

Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan penapisan /skrining gizi oleh

perawat ruangan dan penetapan order diet awal (preskripsi diet awal) oleh

dokter. Metode skrining dengan menggunakan Malnutrition Screening Tools

(MST). Bila hasil skrening gizi menunjukkan pasien berisiko malnutrisi, maka

dilakukan pengkajian/asesmen gizi dan dilanjutkan dengan langkah proses

asuhan gizi terstandar oleh dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau tidak

beresiko malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika

hasil skrining ulang beresiko malnutrisi maka dilakukan proses asuhan gizi

terstandar. Sedangkan pasien sakit kritis yang berisiko gangguan gizi berat

ditangani secara tim.

2) Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi,

sudah mengalami kurang gizi dan atau kondisi khusus dengan penyakit

tertentu, Proses ini merupakan serangkaian kegiatan yang berulang (siklus)

sebagai berikut:

Gambar. 3
Proses Asuhan Gizi Terstandar
Pasien
masuk

Tidak berisiko

tujuan tercapai
Skrining gizi Diet normal STOP Pasien
(Standar) pulang

beresiko / sudah malnutrisi

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Pengkajian Diagnosis Intervensi Monitoring


gizi gizi gizi dan evaluasi
14
tujuan tidak tercapai

Sumber: Buku PGRS Kemenkes Tahun 2013

Langkah Proses asuhan gizi terstandar:

2.1. Assesmen/pengkajian gizi

Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu

- Amannesis riwayat gizi yaitu data meliputi asupan makan termasuk

komposisi, pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait.

- Biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang

berkaitan dengan status gizi, status metabolik, dan gambaran fungsi

organ yang berpengaruh terhadap masalah gizi.

- Antropometri merupakan pengukuran fisik pasa individu, meliputi

pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB), Panjang badan (PB),

Tinggi Lutut, Lingkar Lengan Atas (LILA), Tebal lipatan kulit untuk

menentukan penilaian status gizi disesuaikan dengan keadaan pasien.

- Pemeriksaan Fisik/klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan

klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan

masalah gizi.

- Riwayat personal meliputi riwayat obat-obatan, riwayat sosial budaya,

riwayat penyakit, dan data umum pasien antara lain umur pekerjaan dan

tingkat pendidikan.

2.2. Diagnosis gizi

Pada langkah ini dicari pola hubungan antar data yang terkumpul dan

kemungkinan penyebabnya, kemudian memilah masalah gizi yang spesifik

dan menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan

terminologi yang ada.

2.3. Intervensi gizi

Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu :

 Perencanaan intervensi

Meliputi penetapan tujuan intervensi dan preskripsi diet yang terdiri dari

penghitungan kebutuhan gizi, jenis diet, modifikasi diet, jadwal

pemberian diet, dan jalur makanan (oral, enteral atau panenteral)


15
 Implementasi Intervensi

Dietisien melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan

kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait.

Intervensi dikelompokkan menjadi: pemberian makanan, edukasi gizi,

konseling gizi dan koordinasi pelayanan gizi.

2.4. Monitoring dan evaluasi gizi

Bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi gizi untuk mengetahui

respon pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.

Dengan cara mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien,

mengecek asupan makan pasien, menentukan apakah intervensi sudah

dilaksanakan sesuai dengan rencana, menentukan apakah status gizi

pasien tetap atau berubah. Pencatatan dan pelaporan dengan

menggunakan format ADIME.

3. Penyelenggaraan Makanan

a. Pengertian

adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan

kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan

makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi

dan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.

b. Tujuan Penyelenggaraan Makanan

Tujuan penyelenggaraan makanan ini adalah untuk menyediakan makanan yang

kualitasnya baik sesuai dengan kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima

oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.

c. Kegiatan penyelenggaraan makanan untuk konsumen rumah sakit, meliputi:

1. Penetapan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit.

Adalah suatu pedoman yang ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai acuan

dalam memberikan pelayanan makanan pada pasein dan karyawan yang

sekurang-kurangnya mencakup:

a. Ketentuan macam konsumen yang dilayani

Macam konsumen yang dilayani di rumah sakit Sultan Syarif Mohamad

Alkadrie adalah pasien dengan diet sebagai berikut:


16
1. Makanan biasa

2. Makanan lunak

3. Makanan saring

4. Makanan cair jernih

5. Makanan cair penuh

6. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi

7. Diet Garam Rendah

8. Diet sisa rendah

9. Diet pra-bedah

10. Diet pasca bedah

11. Diet Lambung

12. Diet Diabetus Militus

13. Diet rendah Protein

14. Diet Rendah Purin

15. Diet Rendah garam

16. Diet jantung

17. Diet Ginjal

18. Diet Gout Artritis

19. Diet Kanker

Rumah sakit belum menyediakan diet untuk pemeriksaan, oleh karena itu

perlu diadakannya diet tersebut, untuk menunjang pelayanan dirumah sakit.

b. Kandungan gizi

Tabel. 6
Standar porsi dan Kandungan Gizi menu makanan di RSUD Sultan Syarif
Mohamad Alkadrie Kota Pontianak
BAHAN MAKANAN BERAT (gr) URT

BERAS 300 4 ½ gls nasi

DAGING 100 2 ptg sdg

TELUR AYAM 50 1 btr

TEMPE 150 6 ptg sdg

KACANG HIJAU 25 2 ½ sdm

SAYURAN 200 2 gls

17
BUAH 200 2 ptg sdg

GULA PASIR 25 2 ½ sdm

MINYAK 30 3 Sdm

c. Pola Menu dan frekuensi makan sehari

Pola Menu Makanan Pasien RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie adalah:

- Makanan pokok

- Lauk Hewani

- Lauk Nabati

- Sayur

- Buah

Dengan frekuensi makan sebanyak 3 x sehari ditambah 1x snack siang.

d. Jenis menu

Susunan menu untuk makan minum pasien rawat inap di rumah sakit

Sultan syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak terdiri dari siklus 10 hari,

dengan rincian menu yang terdapat dalam tabel 7 di bawah.

Tabel. 7
Susunan Menu Pasien Rawat Inap RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie Tahun 2016

SIKLUS MENU PAGI MENU SIANG MENU MALAM

I  BUBUR/  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 AYAM UNGKEP SUWIR  AYAM KALIO TANPA  IKAN GORENG TEPUNG
 SOP WORTEL + CABE  PEPES IKAN (Diet)
BUNCIS+ KENTANG  TAHU KRISPY  KARE TEMPE
 SEMUR TAHU (Diet)  KANGKUNG + TAOGE
 SAYUR BENING LABU AIR PENDEK + TOMAT
+ WORTEL
 BUAH PISANG
BERANGAN
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK

II  BUBUR AYAM  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 TELUR REBUS  SEMUR BOLA-BOLA  AYAM GORENG
DAGING KALASAN
 TEMPE MENDOAN  AYAM KECAP (Diet)
 UNGKEP TEMPE (Diet)  PUYUNGHAI TAHU
 SUP BUNCIS + WORTEL +  BENING LABU KUNING
KENTANG + BAYAM
 BUAH PEPAYA
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK

III  BUBUR/  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR

18
 AYAM UNGKEP SUWIR  GULAI IKAN/OTAK-OTAK  KARE AYAM
 SOP WORTEL +  SEMUR TAHU  TEMPE ASAM MANIS
BUNCIS+ KEMBANG  BENING BAYAM +  TEMPE BACEM (Diet)
KOL WORTEL + JAGUNG  CAPCAY WORTEL +
MANIS BUNCIS + JAGUNG
 BUAH SEMANGKA MUDA
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK

IV  BUBUR AYAM  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 TELUR REBUS  LOAF AYAM  ACAR IKAN
 TEMPE BACEM  SEMUR IKAN (Diet)
 SOP JAGUNG + WORTEL  PERKEDEL/ROLADE
+ KEMBANG KOL TAHU GORENG
 BUAH PEPAYA  PERKEDEL/ROLADE
 PUKUL 14.00 WIB TAHU KUKUS (Diet)
SNACK  SOP GAMBAS +
WORTEL + SOON

V  BUBUR/  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 AYAM UNGKEP SUWIR  BISTIK DAGING  AYAM PANGGANG
 SOP WORTEL +  SEMUR BOLA DAGING KECAP
BUNCIS+ KEMBANG (Diet)  TEMPE GORENG
KOL  PERKEDEL/ROLADE TEPUNG
TAHU GORENG  TUMIS TEMPE (Diet)
 PERKEDEL/ROLADE  BENING KANGKUNG +
TAHU KUKUS (Diet) WORTEL + TAUGE
 SOP LABU AIR + WORTEL PENDEK
+ BUNCIS
 BUAH MELON
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK

VI  BUBUR AYAM  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 TELUR REBUS  PEPES/GULAI IKAN  TELUR BUMBU SATE
 TEMPE BACEM  OPOR TAHU
 SAYUR ASAM(KC.  ORAK-ARIK (WORTEL+
PANJANG + JAGUNG + BUNCIS + TELUR +
KETIMUN + KC TANAH) BAKSO IKAN)
 BUAH PISANG
BERANGAN
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK

VII  BUBUR/  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 AYAM UNGKEP SUWIR  AYAM KRISPY  IKAN GORENG TEPUNG
 SOP WORTEL +  AYAM BACEM (Diet)  PEPES IKAN (Diet)
BUNCIS+ KENTANG  PERKEDEL TAHU  LODEH TEMPE
GORENG  CAPCAY BUNCIS +
 PERKEDEL TAHU KUKUS WORTEL + JAGUNG
(Diet) MUDA
 SOP MAKARONI
WORTEL + KENTANG
 BUAH SEMANGKA
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK

VIII  BUBUR AYAM  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 TELUR REBUS  EMPAL DAGING  OPOR AYAM
 SEMUR BOLA DAGING  TAHU BACEM
(Diet)  TAHU BUMBU KUNING
19
 TEMPE MENDOAN (Diet)
 UNGKEP TEMPE (Diet)  LODEH TEMPE
 LODEH TERONG +  CAH + WORTEL +
WORTEL + KETIMUN JAGUNG MUDA +
 BUAH PEPAYA KACANG PANJANG
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK

IX  BUBUR/  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR


 AYAM UNGKEP SUWIR  TELUR BALADO  PEPES/GULAI IKAN
 SOP WORTEL + BUNCIS  ROLADE TELUR  SEMURTAHU (Diet)
SAYURAN (Diet)  BENING BAYAM + LABU
 PERKEDEL PANGGANG KUNING + JAGUNG
 SOP BUNCIS + WORTEL + MANIS
KEMBANG KOL
 BUAH MELON
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK
X  BUBUR AYAM  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR
 TELUR REBUS  AYAM PANGGANG  IKAN GORENG TEPUNG
KECAP  PINDANG IKAN (Diet)
 PERKEDEL TAHU  LODEH TEMPE
 PERKEDEL TAHU KUKUS  CAPCAY KACANG
(Diet) PANJANG + JAGUNG
 SOP MAKARONI + MUDA
WORTEL + KENTANG
 BUAH SEMANGKA
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK
XI  BUBUR AYAM  NASI / BUBUR  NASI / BUBUR
 TELUR REBUS  BOLA-BOAL DAGING  AYAM KRISPY
 TEMPE ASAM MANIS  LOAF AYAM (Diet)
 TEMPE BACEM (Diet)  ROLADE TAHU (Diet)
 SOP GAMBAS + WORTEL  SOTO (WORTEL + KOL +
+ SOON TAOGE PENDEK)
 BUAH SEMANGKA
 PUKUL 14.00 WIB
SNACK
Sumber: Data Primer Instalasi Gizi 2016

2. Penyusunan Standar Bahan Makanan Rumah Sakit

Standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah

bahan makanan (berat kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan

gizi pasien yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan

kebijakan rumah sakit.

3. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan.

Perencanaan kebutuhan bahan makanan ini dilakukan oleh pihak jasa boga

selaku penyelenggara makanan untuk pasien, karena sampai saat ini rumah

sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak masih menggunakan

pihak ketiga sebagai penyelenggara makanan pasien rawat inap (Outsoursing

penuh).

4. Perencanaan Anggaran Bahan Makanan.


20
Perencanaan anggaran bahan makanan ini dilaksanakan oleh ahli gizi rumah

sakit pada saat penyusunan standar bahan makanan rumah sakit.

5. Pengadaan Bahan Makanan.

Pengadaan bahan makanan rumah sakit ini dilakukan oleh pihak jasa boga

selaku penyelenggara makanan pasien rumah sakit.

6. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan.

Pemesanan dan pembelian bahan makanan rumah sakit ini dilakukan oleh

pihak jasa boga selaku penyelenggara makanan pasien rumah sakit.

7. Penerimaan Bahan Makanan.

Penerimaan bahan makanan ini juga dilakukan di tempat pengolahan makanan

pihak ketiga. Bahan makanan dibedakan menjadi dua yaitu bahan makanan

basah dan bahan makanan kering. Bahan makanan basah dipesan setiap hari

dan langsung menuju meja persiapan untuk selanjutkan dimasak. Sedangkan

bahan makanan kering penerimaan setiap sebulan sekali setelah diterima

bahan makanan disimpan di gudang kering dulu.

8. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan.

Penyaluran bahan makanan kering dari gudang kering dengan menggunakan

sistem FIFO (First input First output).

9. Persiapan Bahan Makanan.

Persiapan bahan makanan sebelum dilakukan pemasakan untuk menyiapkan

semua bahan makanan yang akan dimasak pada hari itu.

10. Pemasakan Bahan Makanan.

Pemasakan bahan makanan dilakukan di tempat pengolahan pihak jasa boga

dengan tenaga bersertifikat dan diawasi oleh ahli gizi jasa boga.

11. Distribusi Makanan.

Makanan setelah dimasak di distribusikan ke rumah sakit dan di lakukan

pemorsian di ruang Instalasi gizi sesuai dengan diet pasien. Setelah

pemorsian makanan di distribusikan ke ruangan oleh pramusaji sesuai dengan

nama-nama yang tertulis pada etiket. Jadual distribusi makanan ke ruangan

dibagi menjadi tiga, yaitu:


21
Makan Pagi : Pukul 06.30 – 07.00 WIB

Makan Siang : Pukul 11.00 – 12.00 WIB

Snack Siang : Pukul 14.00 WIB

Makan Sore : Pukul 16.30 – 17.30 WIB

Gambar 4. Alur Penyelenggaraan Makanan

Pelayanan Perencanaan Pengadaan Penerimaan &


makanan Pasien (7) Menu (1) bahan mak. (2) Penyimpanan
(pihak RS) (pihak RS) (pihak katering) bahan (3)
(pihak katering)

Penyajian Distribusi Makanan Persiapan & pengolahan


Makanan di Ruang Pasien (5) Makanan (4)
(6) (Pihak RS) (pihak katering)
(pihak RS)

Sumber: Buku PGRS Kemenkes RI 2013

A. Pencatatan dan Pelaporan.

Untuk memantau dan menilai pencapaian indikator yang telah ditetapkan,

diperlukan data atau informasi yang diperoleh dari catatan dan laporan terkait dengan

aspek yang akan dinilai.

Pencatatan dan pelaporan merupakan bentuk pengawasan dan pengendalian

pelayanan gizi yang dilaksanakan di instalasi gizi. Pencatatan dilakukan pada setiap

langkah kegiatan sedangkan pelaporan dilakukan berkala sesuai dengan kebutuhan

rumah sakit (bulanan/triwulan/tahunan).

a. Pencatatan dan pelaporan pengadaan makanan.

1) Formulir pemesanan makanan harian

2) Pencatatan pemesanan makanan yang diterima oleh bagian penerima hasil

pekerjaan pada hari itu.

3) Pencatatan permintaan/pemesanan makanan berdasarkan bon pemesanan dari

masing-masing unit kerja.

4) Pencatatan pemakaian dan stok makanan cair pabrikan/komersil.

b. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan makanan.

1) Buku laporan timbang terima antara pergantian rotasi yang berisi pesan-pesan

yang penting)

22
2) Buku laporan pasien baru/yang berdiet khusus.

3) Buku laporan pasien baru makanan biasa.

4) Buku laporan pergantian/pertukaran diet pasien

c. Pencatatan dan pelaporan perlengkapan dan peralatan Instalasi Gizi.

1) Kartu inventaris peralatan masak.

2) Kartu inventaris peralatan makan.

3) Kartu inventaris peralatan kantor.

d. Pencatatan dan pelaporan anggaran belanja makanan.

1) Informasi survey harga bahan makanan.

2) Perhitungan rencana kebutuhan biaya makanan pasien rawat inap selama

setahun.

3) Pencatatan realisasi penggunaan anggaran belanja pasien.

4) Evaluasi anggaran belanja.

e. Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi di ruang rawat inap.

1) Buku catatan makanan pasien berisi nama pasien dan diet dibuat setiap hari

untuk rekapitulasi order diet.

2) Formulir catatan makanan sisa yang tidak dihabiskan.

3) Formulir permintaan untuk pasien baru.

4) Formulir untuk pembatalan makanan pasien pulang.

5) Formulir perubahan diet.

6) Formulir permintaan makan pagi, siang, dan sore.

7) Laporan harian tentang kegiatan penyuluhan.

8) Catatan asuhan gizi rawat inap.

9) Laporan kegiatan asuhan gizi rawat inap.

f. Pencatatan dan pelaporan penyuluhan dan konseling gizi

Kegiatan konseling gizi belum kita laksanakan sehingga pencatatan dan pelaporan

juga belum dilaksanakan.

23
BAB IV
SARANA YANG DIMILIKI

Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal bila didukung

dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan pelayanan gizi rawat

jalan, rawat inap dan penyelenggaraan makanan.

A. Sarana dan prasarana Pelayanan Gizi Rawat Jalan

Konseling gizi dilakukan di lantai 2, bergabung dengan kegiatan gizi yang lain.

Ruangan yang seharusnya minimal 3x5 m2 . Peralatan kantor dan peralatan penunjang

untuk konseling, penyuluhan, dan perlatan antropometri sudah ada.

B. Sarana dan Prasarana Pelayanan Gizi Rawat Inap

Sarana ruang untuk pelayanan gizi rawat inap masih bergabung dengan ruang

perawatan, seharusnya diberi ruangan atau tempat duduk untuk ahli gizi ruangan yang

dapat digunakan untuk mengerjakan kegiatan membuat pencatatan dan pelaporan

kegiatan asuhan gizi. Sedangkan untuk peralatan untuk assesmen gizi antara lain,

timbangan, microtoice, LILA, Alat ukur tinggi lutut, dan food model. Namun semua

peralatan tersebut belum memadahi, seperti alat ukur tinggi lutut sama sekali belum ada.

C. Sarana Penyelenggaraan Makanan

Sarana tempat/ruang untuk penyelenggaraan makanan sampai sekarang masih

menempati gedung sementara. Dengan jumlah ruangan yang terbatas sehingga tidak

sesuai dengan standar dapur yang ada dalam pedoman pelayanan gizi rumah sakit

(PGRS). Adapun alur tempat/ruangan penyelenggaraan makanan yang sesuai dengan

PGRS dapat dilihat pada Bagan dibawah ini (Gambar 5 )

24
Gambar . 5 Alur Kebutuhan Ruangan Penyelenggaraan Makanan Pasien Rumah

Sakit

Ruang Penerimaan Bahan


Makanan

R. Penyimpanan Bahan Area Cuci


Makanan Kering Bahan
Makanan

R. Penyimpanan Bahan
Makanan Bersih

Ruang Persiapan

R. Pengolahan dan
R. Penyimpanan
Penghangatan Makanan
Perlengkapan

Ruang Pencucian
R. Penyajian Makanan Peralatan

Distribusi Makanan dan


minuman

Area Untuk Wadah Pembuangan


Sementara Sampah Dapur

Sumber: Buku PGRS Kemenkes RI Tahun 2013

25
Tabel 8.

Sarana / Ruangan Instalasi Gizi RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota
Pontianak Tahun 2016

NO UNIT KERJA KETERSEDIAAN KONDISI

Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik

1 Ruangan Penerimaan dan Tidak ada


Penimbangan Bahan makanan

2 Ruangan Penyimpanan bahan Tidak ada


makanan basah

3 Ruangan Penyimpanan bahan Tidak ada


makanan kering

4 Ruang / Area persiapan Tidak ada

5 Ruangan pengolahan / memasak dan Tidak ada


penghangatan makanan

6 Ruangan penyajian dan pembagian Ada Sementara


makanan

7 Ruangan pencuci peralatan dan alat Ada Sementara


makan

8 Ruangan penyimpanan troli gizi Tidak ada

9 Ruangan penyimpanan peralatan Tidak ada


peralatan dapur

10 Ruangan ganti alat pelindung diri (APD) ada


dan loker

11 Ruangan adminstrasi Ada Sementara

12 Ruangan kepala instalasi gizi Tidak ada

13 Janitor ada Sementara

14 Ruangan pengaturan dan penyimpanan Tidak ada


tabung gas elpiji

15 Gudang alat Tidak ada

16 Ruangan petugas jaga dapur ada

17 KM / WC petugas Ada Sementara

18 Ruangan pembagian / Tidak ada

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi 2016

26
BAB V
HASIL KEGIATAN PELAYANAN GIZI

A. Pelayanan Gizi Rawat Jalan

Pelayanan gizi rawat jalan yang sudah dilaksanakan berupa konseling gizi untuk

pasien dan keluarga sedangkan penyuluhan gizi untuk kelompok tidak bisa dilaksanakan

karena banyaknya kegiatan yang ada belum ditunjang oleh jumlah tenaga yang

memadahi. Respon pasien terhadap kegiatan konseling gizi ini ternyata sangat baik, hal

ini terbukti dari bertambahnya jumlah pasien yang berkunjung untuk konseling gizi.

Kegiatan konseling gizi dimulai sejak bulan mei 2016 dengan menggunakan fasilitas

ruangan yang tersedia di Instalasi gizi lantai 2. Jumlah pasein yang sudah berkunjung ke

instalasi gizi untuk konseling gizi dari bulan Mei s/d Desember berjumlah 42 orang,

dengan jaminan pembayaran umum sebanyak 2 orang, dan JKN sebanyak 40 orang.

Hampir semua pasien yang datang untuk konseling gizi berasal dari rujukan poli penyakit

dalam. Sedangkan pola penyakit pasein yang telah di konseling gizi adalah sebagai

berikut:

Gambar. 6
Jumlah Kunjungan Pasien Untuk Konseling Gizi
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Tahun 2016

20 16
15 10
7
10 5
1 1 2
5
0
us si D ia ut r is
ilit ika CK m Go epa as
M pl ide H lel
iti
tes kom sli
p
osis Ko
ab
e + Di Sir
Di DM

Pasien yang konseling gizi mayoritas menderita penyakit Diabetus Militus dengan

persentase 61,90 %, dan 61,54% penderita Diabetus Militus sudah dengan komplikasi.

Dan kasus terbanyak kedua adalah dislipidemia sebesar 16,67% dari jumlah kunjungan

yang ada. Setelah dilakukan skrining dan asesmen gizi terhadap pasien yang konseling

gizi hampir semua disebakan oleh riwayat pola hidup yang kurang sehat, terutama pola
27
makan yang tidak teratur, pemilihan jenis makanan yang kurang tepat serta jumlah

makanan yang kurang atau justru ada yang berlebihan.

B. Pelayanan Gizi Rawat Inap

Pelayanan gizi dirawat inap yang telah dilakukan meliputi:

a. Skrining lanjut terhadap pasien yang baru

Gambar. 7
Persentase Pencapaian Hasil Skrining Lanjut Pasien Baru
DI RSUD SSMA Pontianak Bulan Januari s/d Desember 2016

93 %

100 83,17 %

50
3,29 %
0
Rawat Inap
ICU
Kebidanan

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016

Semua pasien yang baru masuk dilakukan skrining awal oleh perawat kemudian

dari hasil skrining awal apabila diperoleh skor lebih atau sama dengan 2 dilanjutkan

skrining lanjut oleh petugas gizi. Skrining awal gizi ini sangat berguna untuk untuk

menentukan adanya indikasi kasus malnutrisi atau tidak malnutrisi serta untuk

menentukan rencana intervensi dan monitoring gizi selanjutnya. Akan tetapi petugas

Perawat sampai akhir tahun 2016 belum melakukan skrining awal gizi, sehingga

petugas gizi harus melakukan skrining gizi pada setiap pasien yang baru masuk agar

diperoleh gambaran perskripsi diet awal pasien. Pasien yang baru masuk belum

semua dilakukan skrining gizi, terutama di ruang kebidanan semua pasien belum bisa

dilakukan skrining gizi, dengan pertimbangan bahwa pasien di ruang kebidanan rata-

rata merupakan pasien yang tidak memerlukan diet khusus.

Skrining gizi di rawat inap sudah mencapai 93%, ICU mencapai 83,17%, dan

Kebidanan mencapai 3,29%. Dengan demikian di rawat inap dan di ICU sudah hampir

semua pasien dilakukan skrining gizi.

28
b. Assesmen Gizi

Gambar. 8
Persentase Pencapaian Assesmen Gizi Terhadap Pasien Baru
Di RSUD SSMA Pontianak Bulan Januari s/d Desember 2016

93% 83,17 %
100
80
60
40 3,29 %
20
0
Rawat Inap ICU Kebidanan

Sumber: Data Primer Istalasi Gizi Tahun 2016

Assesmen gizi atau pengkajian gizi terhadap pasien seharusnya dilakukan pada

pasien baru yang dari hasil skrining awal menunjukkan indikasi malnutrisi, tetapi untuk

tahun 2016 ini petugas gizi melakukan asesmen gizi terhadap semua pasien yang

telah dilakukan skrining gizi, untuk mempermudah menentukan terapi gizi yang sesuai

dengan kondisi penyakitnya. Kegiatan assesmen gizi dirawat inap baru mencapai 93%

atau 3.369 orang, assesmen gizi di ICU mencapai 83,17%, tetapi di ruang kebidanan

kegiatan assesmen gizi baru mencapai 3,29%. Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5

kategori yaitu 1) Anamnesis riwayat gizi; 2) Data biokimia, test medis dan prosedur

(termasuk data laboratorium); 3) Pengukuran antropometri; 4) Pemeriksaan klinis; 5)

Riwayat personal. Dari hasil assesmen gizi yang terdiri dari 5 kategori ini kemudian

dilanjutkan langkah berikutnya berupa diagnosis gizi.

c. Diagnosis Gizi

Pada diagnosis gizi ini mencari hubungan antar data yang terkumpul dan

kemuingkinan penyebabnya. Kemudian memilih masalah gizi yang spesifik dan

menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan termonologi yang

ada. Penulisan diagnosa gizi terstruktur dengan konsep PES atau Problem Etiologi

dan Signs/Symptoms. Kegiatan diagnosis gizi dirawat inap sudah mencapai 93%, di

ICU mencapai 83,17%, sedangkan di kebidanan baru mencapai 3,29%. Seperti yang

terlihat dalam Gambar 9.

29
Gambar. 9
Persentase Pasien yang Sudah Mendapat Diagnosis Gizi
Di RSUD SSMA Pontianak Bulan Januari s/d Desember 2016
93 %
100 83,17 %
80
60
40
20
3,29 %
0
Rawat Inap
ICU
Kabidanan

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016

Dokumentasi kegiatan diagnosis gizi pasien oleh ahli gizi ruangan

Kegiatan diagnosis gizi ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

proses asuhan gizi terstandar karena akan menentukan jenis intervensi yang akan

diberikan kepada pasien sesuai dengan kondisi pasien. Dengan intervensi gizi yang

tepat maka akan dapat membantu mempercepat kesembuhan pasien.

4. Inervensi Gizi

Kegiatan intervensi gizi meliputi terapi diet yang diberikan, bentuk makanan,

Kebutuhan kalori, protein, karbohidrat, dan lemak setiap pasien sampai memberikan

konsultasi gizi jika diperlukan. Terdapat dua komponen intervensi gizi yaitu

perencanaan intervensi dan implementasi. Intervensi gizi yang dibuat merujuk pada

diagnosis gizi yang ditegakkan, tetapkan tujuan dan prioritas intervensi berdasarkan

masalah gizinya (problem) rancang strategi intervensi berdasarkan penyebabnya.

(Etiologi) atau bila penyebab tidak dapat diintervensi maka strategi intervensi

30
ditunjukkan untuk mengurangi gejala/tanda (Sign dan Symptom). Tentukan pula

jadwal dan frekuensi asuhan. Output dari intervensi ini adalah tujuan yang terukur,

preskripsi diet dan strategi pelaksanaan (implementasi).

Jumlah pasien terbanyak yang mendapatkan pelayanan makan pada bulan

Januari yaitu sebanyak 6.733 porsi atau 2.245 orang. Dan jumlah terkecil yang

mendapatkan pelayanan makan pada bulan Desember yaitu sebanyak 4.792 porsi

atau 1597 orang. Sedangkan untuk rata-rata pasien yang mendapatkan pelayanan

makan pada tahun 2016 sebesar 5.582 porsi atau 1.861 orang. Pemesanan makanan

pasien ke pihak ketiga berdasarkan satuan, atau berdasarkan waktu makan yaitu

makan pagi, makan siang, dan makan sore. Pasien diberi makan sesuai dengan

kebutuhan dietnya juga dengan memperhatikan kemampuan pasien dalam menerima

makanan. seperti yang terpapar pada gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10
Jumlah Pasien Yang Mendapatkan Pelayanan Makan Dari Bulan Januari s/d
Desember 2016

6733
7000
6145 6278 6085
Porsi
6000

5000 5551
4913 5237 5569
4000
4972 5427 5288
4792
3000

2000

1000

0
I
U AR AR
I
ET
U IL
JA
N
BR AR R EI NI
FE M AP M
JU LI
JU US R
U ST BE ER R
AG TEM
TOB BE BE
R
M
SE
P OK VE
SEM
NO DE
Porsi

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016

Sedangkan gambaran diet pasien rawat inap di RSUD Sultan Syarif Mohamad

Alkadrie Kota Pontianak pada tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 11.

31
Gambar. 11
Jenis dan Jumlah Diet Pasien Rawat Inap RSUD Sultan Syarif Moamad Alkadrie
Kota Pontianak Bulan Januari s/d Desember 2016

5000 4692
3329
4000 2791
3000 2932
2000 1420 1582 20242022
1000 549
0 389 293
292 102
sa k g 0 121
a a r
Bi Lun arin Cai nak TP G
S TK R ung M
A
nt D RP TP RP
Ja DM DM ng at k
bu Ser ema
m . L
La R
R.

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016

Dari gambar 11 di atas dapat dilihat bahwa dari bulan Januari s/d Desember

2016 ada beberapa jenis diet yang jumlahnya cukup signifikan diantaranya diet

rendah garam, diet lunak, diet Jantung, diet DM dan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi

Protein). Kelompok empat besar adalah diet rendah garam yaitu sebesar 4.692 orang,

diet anak sebanyak 2932, diet jantung sebanyak 2024, dan diet DM sebanyak 2022.

Jumlah diet RG disini terdiri dari murni diet RG ditambah diet RG dengan komplikasi

penyakit yang lain. Pasein dengan diet DM merupakan pasien ulangan, dengan jenis

penyakit DM tipe 2.

Intervensi yang dilakukan ke pasien rawat inap selain pemberian makan/ diet

juga dilakukan konseling gizi baik yang atas permintaan sendiri atau inisiatif petugas

pemberi pelayanan. Jumlah pasien rawat inap yang di konseling berjumlah 2.124

orang baru sebatas diet DM dan Rendah Protein aja, karena jumlah tenaga gizi yang

belum memadahi. Semoga hal ini akan menjadi perhatian dari pihak manajemen

untuk menambah jumlah tenaga gizi.

Di bawah ini hasil dokumentasi kegiatan konseling gizi pasien rawat inap.

Dokumentasi kegiatan intervensi berupa konseling gizi pada pasien rawat inap

32
5. Monitoring dan Evaluasi Gizi

Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon

pasien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Adapun langkah-langkah

yang sudah dilaksanakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi gizi adalah:

1. Mengamati perkembangan kondisi pasien yang bertujuan untuk melihat hasil

yang terjadi sesuai yang diharapkan oleh klien maupun tim. Yang diamati

meliputi : mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien, mengecek asupan

makan pasien, menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan

rencana diet awal, menentukan apakah status gizi pasien tetap atau berubah,

mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun yang negatif, dan

mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya

perkembangan dari kondisi pasien.

2. Mengukur perkembangan/perubahan yang terjadi sebagai respon terhadap

intervensi gizi.

3. Mengevaluasi hasil dari tahapan kegiatan diatas meliputi:

- Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman,

perilaku, akses dan kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada

asupan makanan dan zat gizi.

- Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan dan zat

gizi dari berbagai sumber, seperti makanan, minuman, suplemen, dan

melalui rute enteral maupun panenteral.

- Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yaitu pengukuran

yang terkait dengan antropometri, biokimia, dan parameter pemeriksaan

fisik/klinis.

- Dampak terhadap pasien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada

kualitas hidupnya.

Mengingat sangat banyaknya kegiatan yang harus dilakukan oleh tenaga gizi

di ruang rawat inap, maka sampai saat ini monitoring respon gizi dan evaluasi gizi

belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan tenaga yang ada. Permasalahan

inilah yang menjadi salah satu temuan surveyor akreditasi bulan November 2016,

bahwa monitoring dan evaluasi respon nutrisi pasien belum maksimal, oleh karena

33
semoga keadaan ini akan menjadi perhatian pihak manajemen untuk menambah

jumlah tenaga gizi yang sudah ada.

6. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Standar pelayanan minimal di gizi ada tiga kategori yaitu:

 Persentase Ketepatan Waktu Pemberian Makan Kepada Pasien

Survei ketepatan waktu pemberian makan pasien ini dilakukan setiap hari pada

waktu makan pasien, pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 10-20

orang, dan dianalisa setiap tiga bulan sekali. Adapun hasil survei ketepatan waktu

pemberian makan kepada pasien dapat di lihat pada gambar 12 dibawah ini:

Gambar. 12
Persentase Ketepatan Waktu Pemberian Makan Kepada Pasien
Bulan Januari s/d Desember 2016

100 100
100 100 100
100 100 100
100 100 100 100
100 100
100 100
80
60
40
20
Makan Sore
0
Tri wulan I Makan Siang
Tri Wulan II
Tri Wulan III Makan Pagi
Tri Wulan IV
Rata-Rata

Makan Pagi Makan Siang Makan Sore

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016

Dari gambar 12. diatas dapat dilihat bahwa pasien mendapatkan makan

setiap harinya tidak pernah mengalami keterlambatan. Makan pagi ke pasien pukul

06.30 – 07.30 WIB, makan siang pukul 11.00 – 12.00 WIB, dan makan sore pukul

16.30 – 17.30 WIB. Sehingga dari hasil survei ketepatan waktu pemberian makan

pasien setiap harinya bisa mencapai 100%.

 Persentase Hasil Survei Sisa Makanan Pasien Rawat Inap

Survei sisa makanan yang tidak dimakan oleh pasien dilakukan setiap bulan

selama 3 hari pada waktu makan pagi, siang, sore, dan dianalisa setiap 3 bulan.

Hasil survei dapat dilihat pada gambar 13 di bawah :

34
Gambar. 13
Persentase Hasil Survei Sisa Makanan Pasien Rawat Inap
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak Tahun 2016
18.97
19 18.8
18.5 18.04
18 18.035
17.5
17
16.5 16.33
16
15.5
15
Tri wulan I
Tri wulan II
Tri Wulan III
Tri Wulan IV
Rata-Rata

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016

Rata-rata sisa makanan pasien yang tidak dimakan oleh pasien pada tahun

2016 sebanyak 18,035%. Hal ini masih memenuhi standar pelayanan minimal yang

ditentukan yaitu ≤ 20%. Banyak faktor yang menentukan jumlah sisa makanan

pasien ini, diantaranya menu makanan, standar porsi, cita rasa, dan yang terpenting

adalah kondisi umum pasien itu sendiri saat dirawat. Pasien dengan gangguan

gastrointestinal akan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Terdapat

korelasi antara jumlah pasien yang menderita dispepsia dengan jumlah sisa makan

pasien ini. Penyakit Dispepsia ini menunjukkan urutan ke 3 dari 10 besar penyakit

yang ada di rawat inap.

 Persentase Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Diet Kepada Pasien

Audit ketepatan diet kepada pasien ini dilakukan setian bulan selama 3 hari

dan dianalisa setiap 3 bulan sekali. Hasil audit tersebut dapat dilihat pada gambar

14.

Gambar. 14
Persentase Ketepatan Diet Pasien Rawat Inap
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak Tahun 2016
97.78
98 97.3
97.5
97
96.5
96.06 % ketepatan diet
96.5
96
95.5 94.88
95
94.5
94
93.5
93
Tri Wulan I Tri Wulan II Tri Wulan III Tri Wulan IV Rata-rata

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016


35
Persentase hasil audit ketepatan diet yang diberikan kepada pasien rawat

inap rata-ratanya sebesar 96,50%. Hal ini menunjukkan bahwa ada kesalahan

dalam memberikan diet kepada pasien rawat inap sebesar 3,5%, artinya belum

semua sesuai dengan permintaan diet yang dipesan sebelumnya. Hal ini

disebabkan oleh adanya beberapa perubahan diet yang terjadi disaat waktu

distribusi makanan sudah dekat, selain itu memang ada diet dari dokter yang tidak

bisa kita penuhi seperti contoh permintaan diet cair 2000 kkal. Diet cair yang ada

Cuma 1250 kkal dengan 6 pemberian selama 24 jam atau sehari. Oleh karena itu

untuk menghindari kesalahan diet lagi dianjurkan untuk segera melaporkan jika

terjadi perubahan diet pada pasien rawat inap. Karena Dalam standar pelayanan

minimal kita tidak boleh ada kesalahan dalam pemberian diet ke pasien rawat inap

yaitu ditetapkan sebesar 100%.

Sedangkan hasil capaian SPM indikator mutu pelayanan gizi instalasi gizi

selama 3 (tiga) tahun rumah sakit berdiri dapat dilihat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel. 9
Hasil Capaian SPM Instalasi Gizi RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrei Kota Pontianak

JENIS CAPAIA PENCAPAIAN


NO INDIKATOR STANDAR
PELAYANAN N AWAL 2013 2014 2015 2016
1 GIZI Ketepatan
waktu
pemberian ≥ 90% 100% 100% 100% 97,42 100%
%
Makanan
kepada pasien
     
   
Sisa makanan
yang tidak 18,27 18,03
≤ 20 % 18% 16% 14%
termakan oleh % %
pasien
     
   
Tidak adanya
kejadian
100% 100% 100% 100%
kesalahan 99% 96,50
pemberian diet %
     

Sumber: Data Primer Instalasi Gizi Tahun 2016

Indikator mutu pelayanan gizi terdiri dari ketepatan waktu pemberian makan

kepada pasien, sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien, dan ketepatan diet

pasien. Sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 cenderung mengalami peningkatan

meskipun nilainya tidak terlalu besar. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan

gizi ini, seperti halnya indikator ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien akan

sangat tergantung dengan ketepatan pengiriman makanan dari jasa boga juga. Jika terjadi
36
Ketidak tepatan terjadi karena makanan sampai di Instalasi Gizi juga sudah telat yaitu

diatas pukul 06.00 wib. Indikator mutu tidak adanya kesalahan pemberian diet cenderung

mengalami penurunan mutu, hal ini disebabkan oleh pemesanan pergantian diet terjadi

mendekati waktu makan sehingga pemesanan makanan tidak bisa dibatalkan lagi, dan

pasien masih mendapatkan diet lama dan beberapa diet dokter yang memang tidak bisa

disediakan.

C. Penyelenggaraan Makanan
Kegiatan penyelenggaraan makan dan minum pasien sebagian besar kegiatannya

ada di catering atau jasa boga selaku pengolah makanan. Makanan yang sudah selesai

diolah di bawa ke rumah sakit dan diserahkan ke bagian pantry/instalasi gizi untuk

diadakan pemorsian dan didistribusikan ke ruangan sesuai dengan diet pasien.

a. Jumlah Pelayanan Makan di Ruang Rawat Inap, Kebidanan, dan ICU

Pelayanan makan pasien saat ini masih difokuskan ke tiga ruangan yaitu

keperawatan, kebidanan, dan ICU. Dan jumlah terbesar ada di keperawatan karena

pasien penyakit dalam, syaraf, bedah, dan anak masih bergabung menjadi satu

dengan penanggung jawab tim I dan tim II.

Distribusi ke ruangan dilakukan oleh pramusaji yang berjumlah 5 orang dengan

pembagian shift pagi 2 orang, shift siang 2 orang, dan 1 orang libur. Untuk saat ini

jumlah pramusaji masih cukup dengan 3 ruangan yang saling berdekatan, tetapi jika

sudah dibagi menjadi ruangan-ruangan yang lebih kecil maka jumlah pramusaji ini

juga harus ditambah.

Berikut hasil dokumentasi kegiatan penyajian makan pasien mulai dari

persiapan alat makan, pemorsian, dan distribusi ke pasien dilakukan oleh petugas

rumah sakit, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

37
Dokumentasi pemorsian makanan sesuai dengan diet pasien di Instalasi gizi

Trolly Yang digunakan Untuk membawa Dokumentasi Persiapan distribusi


Makanan ke ruangan Pasien Makanan ke pasien oleh Pramusaji

b. Jumlah Biaya Makan dan Minum Pasein

Pagu anggaran untuk kegiatan makan dan minum pasien tahun 2016 sebesar

Rp 1.100.000.000,- ( Satu Milyar Seratus Juta Rupiah). Sedangkan Kebutuhan

biaya untuk kegiatan makan minum pasien selama satu tahun adalah Rp.

1.059.874.275 (Satu Milyar Lima Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh

Empat Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Rupiah). Jika dibandingkan penggunaan

dana pada tahun sebelumnya maka belanja makan minum pasien tahun 2016 ini

mengalami penurunan sedikit yaitu sebesar Rp 28.546.025. Untuk lebih jelasnya

rekapan penggunaan dana selama setahun terlampir.

BAB VI
38
HAMBATAN / MASALAH YANG DIHADAPI

Adapun hambatan dan masalah yang dihadapi selama ini, antara lain :

1. Kegiatan pelayanan gizi rawat jalan sudah bisa dilaksanakan, akan tetapi kendalanya

adalah kurangnya tenaga gizi serta sarana dan prasarana yang memadahi seperti

ruangan khusus konseling belum ada, food model yang ada belum standar, dan leaflet

yang belum lengkap dan belum teregistrasi oleh PKRS.

2. Belum adanya skrining gizi awal dari petugas keperawatan.

3. Kegiatan pelayanan gizi rawat inap berupa asuhan gizi terstandar (PAGT) sudah dapat

dilaksanakan, tetapi cakupannya belum maksimal, terutama pada pelaksanaan proses,

monitoring dan evaluasi karena kegiatan ini membutuhkan waktu cukup lama, maka

dengan adanya tenaga ahli gizi yang terbatas kegiatan monitoring dan evaluasi ini tidak

bisa dilaksananakan sampai selesai terhadap semua pasien. (cakupannya < 100%)

4. Tenaga gizi yang sudah mengikuti pelatihan NCP berjumlah 1 orang, sedangkan

seharusnya tenaga gizi yang melakukan kegiatan proses asuhan gizi terstandar adalah

tenaga yang sudah memahami NCP.

5. Sarana dan prasaran untuk menunjang asuhan gizi di rawat inap belum ada, selama ini

semua peralatan yang diperlukan diperoleh dengan meminta bantuan dari dinas kota

Pontianak.

6. Cakupan tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet menurun menjadi 96,50%

(standar 100%), hal ini disebabkan karena perubahan diet terjadi pada waktu

mendekati waktu makan dan beberapa diet dokter yang tidak bisa dipenuhi.

7. Belum adanya pengawasan yang lebih intensif dari pihak rumah sakit khususnya tim

PPI terhadap kinerja jasaboga sebagai pihak penyelenggara makanan pasien di rumah

sakit.

8. Belum adanya monitoring dan evaluasi dari catering pada saat proses menyiapkan

makanan pasien sampai makanan masak dan belum juga mendokumentasikannya.

9. Belum maksimalnya pelaksanaan monitoring respon nutrisi terhadap terapi nutrsi yang

diberikan.

10. Belum tersedianya sarana dan prasarana penyelenggaraan makanan untuk pasien,

khususnya tempat untuk penyajian dan pembagian makanan pasien yang sesuai

standar.

39
11. Belum terpasangnya tirai plastik pada pintu masuk ruang penyajian sesuai dengan

rekomendasi dari tim surveyor akreditasi.

12. Tempat mencuci peralatan makanan pasien belum dilengkapi dengan sterilsasi alat

yang sesuai standar, ruangan yang ada sekarang juga sangat sempit.

13. Belum tersedianya almari alat sebagai tempat menyimpan peralatan makan pasien

yang sesuai dengan standar, ruangan yang ada sekarang juga masih jadi satu dengan

kegiatan gizi yang lainnya.

14. Belum adanya wastafel yang standar di ruang gizi sementara sehingga untuk kegiatan

cuci tangan sekarang dengan memanfaatkan baskom yang ada..

BAB VII
PENUTUP

40
A. KESIMPULAN

1. Perlunya penambahan poli untuk kegiatan konseling gizi sebagai Asuhan Gizi

Pasien Rawat Jalan.

2. Perlunya segera penambahan tenaga gizi guna mendukung kegiatan asuhan gizi

rawat jalan dan asuhan gizi rawat inap.

3. Sistem penyelenggaran makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif

Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, sejak pertama kali dilaksanakan pada tanggal

23 April 2013 sampai tahun 2016 dilakukan oleh pihak ketiga (diborongkan ke jasa

Boga / system Out-Sourcing).

4. Perlunya pemesanan makanan pasien dari masing-masing ruangan dan dicatat.

5. Pendistribusian makanan pasien di RSUD Sutan Syarif Mohamad Alkadrie Kota

Pontianak dilaksanakan secara sentralisasi.

6. Monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan makan pasien perlu

ditingkatkan lagi.

7. Monitoring respon nutrisi pasien yang telah dirawat perlu segera dilakukan.

8. Perlunya peningkatan cakupan indikator mutu pelayanan gizi tahun 2016 sesuai

dengan standar yang diharapkan.

9. Perlunya pemasangan tirai plastik pada pintu ruang penyajian.

10. Perlunya pemasangan wastafel di ruangan gizi sementara untuk melaksanakan

cuci tangan.

11. Perlunya pembangunan tempat cuci alat makan/plato dengan alat sterilisasi serta

luas sesuai dengan standar.

12. Perlunya segera adanya pembangunan dapur instalsi gizi yang sesuai dengan

permenkes karena dapur yang ada belum sesuai standar baik ukuran, jumlah, tata

letak ruangannya.

13. Perlunya penambahan tenaga pramusaji agar pelayanan bisa berjalan dengan

lancar, semua pasien makan tepat waktu, sesuai dengan standar minimal

pelayanan.

B. SARAN

41
Untuk meningkatkan pelayanan instalasi gizi, perlu adanya : penambahan

tenaga gizi, pelatihan bagi tenaga gizi dan pelatihan / pengarahan bagi tenaga

pramusaji khususnya etika dalam melayani pasien.

Pontianak, Januari 2016


Ka. Instalasi Gizi

Daryati, SKM
NIP. 19740904 200012 2 002

42

Anda mungkin juga menyukai