Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

KELUARGA BINAAN KEBIDANAN KOMUNITAS


KECAMATAN CIMANGGU TAHUN 2022”

Disusun Oleh :

SUSI SUSANTI
07210400340

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU (UIMA)
JAKARTA, TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUN
Laporan Keluarga Binaan Komunitas Mahasiswa Profesi bidan Keluarga
Binaan Kehamilan dengan faktor resiko anemia riang

Disusun oleh :
Susi susanti
07210400340

Agustus, 8 2022
Menyetujui

Dosen pamong
Rt 007/Rw 003

(Irma Jayatmi S.ST., M.Kes)


NIDN: 0314058801

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha EsaYang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan PKL yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny
“y” dengan Asuhan kebidanan dengan faktor resiko anemia ringan” tepat pada
waktunya. Laporan PKL ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Program studi kebidanan program sarjana terapan Fakultas vokasi
Universitas indonesia maju (uima) Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari institusi,
tempat penelitian, keluarga dan teman-teman terdekat lainnya. Oleh karena itu,
mela

i
1. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH selaku Pembina Yayasan Universitas Indonesia

Maju (UIMA).

2. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Universitas Indonesia Maju

(UIMA).

3. Susaldi, SST, M.Biomed selaku Wakil Ketua 1 Bidang Kurikulum dan Inovasi

Universitas Indonesia Maju (UIMA).

4. Dr. Rindu, SKM, MKM selaku Wakil Ketua 2 Bidang Keuangan dan SDM

Universitas Indonesia Maju (UIMA).

5. Nur Rizky Ramadhani, SKM, M.Epid Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Universitas Indonesia Maju (UIMA).

6. Hidayani, Amd. Keb., S.KM., M.KM selaku Kepala Departemen Kebidanan

dan Koordinator Program Studi Pendidikan Bidan Program Profesi Universitas

Indonesia Maju (UIMA).

7. Retno Sugesti, S.ST., M.Kes selaku Koordinator Program Studi Kebidanan

Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju (UIMA).

8. Irma Jayatmi,S.ST,. M.Kes. selaku Kepala Pusat Penelitian Dan Pengabdian

Kepada Masyarakat Universitas Indonesia Maju (UIMA).

9. Ketua Rw 03 Desa Waringinkurung, Kecamatan Cimanggu yang telah

mendukung kegiatan pelaksanaan webinar pada hari ini.

Kami sangat bersyukur telah dapat menyelesaikan proposal ini. Kami tidak
lupa mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun gelar.

Teman - teman seangkatan dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah memberikan semangat dan masukkan dalam penyelesaian tugas ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini
jauh dari kesempurnaa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
kita
Ciamnggu, 8 agustus 2022
Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………................………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………............…………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………….....................………. iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………...................1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1 1.2
Tujuan……………………………………………………………………..2 1.2.1
Tujuan Umum………………………………………….………………….2 1.2.2
Tujuan Khusus……………………………………………….……………3. 1.3
Manfaat…………………………………………………............…………3 1.3.
Bagi Penulis……………………………………………….....…………....3 1.3.2
Bagi Mahasiswa…………………………………...………………………3 1.3.3
Bagi Institusi Pendidikan…………………………….……………………3 1.3.4
Bagi Keluarga Binaan..................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………........................5
2.1 Konsep Dasar Keluarga……………………………………....…………...5
2.1.1 Defisnisi Keluarga.......................................................................................5
2.1.2 Struktur Keluarga………………………………………..............….…….5
2.1.3 Ciri – ciri Keluarga…………………………………….............…….……6
2.1.4 Bentuk – Bentuk Keluarga……………………………......……………….6
2.1.5 Peran Fungsi Keluarga……………………………….....…………………8
2.1.6 Tugas Keluarga………………………………………...................….…...11
2.1.7 Tahap – Tahap Kehidupan……………………………..............……..…..11
2.2 Teoriatau Konsep Dasar Komunitas…………………....…………….…..14
2.2.1 Pengertian Kebidanan omunitas……………………….............................14
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas……................14
2.3.1 Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga…..........14
2.3.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Dikomunitas………………………................15
2.3.3 Perumusan Masalah…………………………………………......………..15

iii
2.3.4 Prioritas Masalah………………………………………….……………...15
2.4 Faktor Resiko kehamilan............................................................................16
2.4.1 Pengertian faktor resiko 4T ......................................................................16
2.4.2 Penyulit dengan kehamilan terlalu tua.......................................................17
2.4 3 Komplikasi Maternal..................................................................................22
2.4.4 Komplikasi perinatal ……………………….……………………………25
BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS.........35
3.1 Kunjungan I ( 9 Juni 2022)........................................................................35
3.2Kunjungan II (10 Juni 2022).....................................................................37
3.3Kunjungan III (14 Juni 2022)…................................................................38
3.4Kunjungan IV (15 Juni 2022)………………………………………… 39
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................40
4.1Pengumpulan Data.................................................................................40
4.1.1Data Subjektif.........................................................................................40
4.1.2 Data Objektif..........................................................................................40
4.2Analisa Data...........................................................................................41
4.3Perumusan Masalah.............................................................................. 41
BAB V PENUTUP..........................................................................................43
5.1Kesimpulan............................................................................................43
5.2Saran......................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan
penyakit, tetapi sering sekali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomic serta fisiologik dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologik yang
terjadi adalah perubahan hemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan
sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika
terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi dan hemostasis.1
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
(eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.1
Menurut World Health Organization (WHO), Anemia pada ibu hamil adalah
kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darahnya kurang dari 11,0 gr%. Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II.
Berdasarkan Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil
dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara
di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Pemberian tablet Fe di
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Pemerintah sudah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet fe kepada
ibu hamil.2

Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negatif


terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas
yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus
prematur, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut
berkaitan dengan banyak faktor antara lain status gizi, umur, pendidikan, dan
pekerjaan.1
Mengingat tingginya angka ibu hamil yang menderita anemia, juga bahaya yang
ditimbulkan akibat anemia baik untuk ibu maupun janin yang sedang dikandungnya,

1
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah mengkaji
kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan
bidang lain yang berkaitan, agar mampu mencapai sehat sejahtera.
Program Indonesia sehat 2010 dicanangkan oleh pemerintah adalah suatu
upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, mendorong,
memelihara, dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan inProfesiidu keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melelui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan
yang dibutukan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana masalah
kesehatan dapat timbul, berupa masalah KIA/KB, KESLING, TUMBANG,
PENYAKIT. Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Ny. Y pada
RT/RW 007/003 Kp waringin kurung Desa cijaralang Kec. Cimanggu Kabupaten
Pandeglang sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan
melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah. Diharapkan
keluarga lebih mengerti dan memahami tentang Resiko pada kehamilan dengan
anemia
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Tentang Asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan Anemia Pada Ny “Y“ Di Kp Warigin kurung Desa
Cijaralang Kec.Cimanggu Kabupaten Pandeglang.

6
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian pada ibu Ny “H“ Di Kp Cicadas Desa Babakan
Madang Kec.Babakan Madang Kabupaten Bogor
2. Melaksanakan perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada Ny
“H“ Di Kp. Cicadas Desa Babakan Madang Kec.Babakan Madang
Kabupaten Bogor
3. Melaksanakan perencanaan pada Ny “H“ Di Kp Cicadas Desa Babakan
Madang Kec.Babakan Madang Kabupaten Bogor
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu Ny “H“ Di Kp Cicadas Desa
Babakan Madang Kec.Babakan Madang Kabupaten Bogor
5. Melaksanakan evaluasi pada ibu Ny “H“ Di Kp Cicadas Desa Babakan
Madang Kec. Babakan Madang Kabupaten Bogor
6. Melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan pada Ny “H“ Di Kp Cicadas
Desa Babakan Madang Kec.Babakan Madang Kabupaten Bogor

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga nantinya pada saat
bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan
angka kematian ibu dan bayi.Belajar menerapkan langsung pada masyarakat
di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di dalam
kelas.

1.3.2 Bagi Mahasiswa


Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah
ada, dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Sehingga tetap tercermin citra bidan yang
profesional.

7
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman institusi pendidikan dalam
pelaksanaan praktik kebidanan komunitas bagi mahasiswa.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu
pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.
3. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab
kesenjangan antara teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk
pendidikan praktik kebidanan komunitas yang akan datang.
1.3.4 Bagi Keluarga Binaan
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan bagi
keluarga Ny. H dalam menjalankan program yang telah disusun secara
bersama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat,
sejahtera dan terwujudnya keluarga yang sehat dan lingkingna sehat dan
nyaman.

8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Defisnisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala
Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Anggota rumah tangga
yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan.
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah
asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota
keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan,
mempertahankan suatu kebudayaan. Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri
dari 2 orang atau lebih, yang dipersatukan oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang tinggal bersama, satu
kesatuan atau unit yang membina kerjasama yang bersumber dari kebudayaan
umum. Di mana setiap anggotanya belajar dan melakukan peranannya seperti
yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi
yang paling dasar seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi,
proteksi dan sebagainya.

2.1.5 Peran Fungsi Keluarga


a. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan inProfesiidu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan inProfesiidu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut:

9
1) Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3) Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi biologis :
a) Meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi Psikologis :
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d) Memberikan identitas keluarga

10
3) Fungsi sosialisasi :
a) Membina sosialisasi pada anak
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi :
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
5) Fungsi pendidikan :
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6) Fungsi religious
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan tugas
kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain
yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini
7) Fungsi rekreasi
keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi
ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing.

11
8) Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
9) Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam
berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga, sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan
dalam keluarga

2.2 Teori atau Konsep Dasar Komunitas


2.2.1 Pengertian Kebidanan Komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan
bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku. Komunitas berasal
dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan, publik ataupun
banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat
yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Komunitas
di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseoprang tinggal
beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan-hubungan inProfesiidu dalam
sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu
sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat,
maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku
keluarga maupun di kelompok tertentu. Hal ini merupakan dasar pemikiran
mereka dalam pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Kebidanan
komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik
inProfesiidu, keluaraga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada
pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga berencana (KB),
Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara paripurna.

12
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat, lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma
kebidanan dan paradigma sehat sehingga di harapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat.

2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas


2.3.1 Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidanan berasal dari kata “Bidan”. Kebidanan adalah mencankup pengetahuan
yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan bayi,
kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan
kebidanan yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah
(lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan. Komunitas adalah kelompok orang
yang berada disuatu lokasi atau daerah atau area tertentu. Bidan komunitas adalah
bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu.
Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam
keluarga dan masyarakat.

2.3.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Dikomunitas


1. Tujuan umum
Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan diwilayah kerja bidan.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
tangguang jawab bidan
b. Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan,

13
perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak 16
e. Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
2.3.3 Metode Prioritas Masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan
atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode.
Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas
masalah, pada umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik
Non Skoring, sebagai berikut: Teknik scoring dapat digunakan
apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan
dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang
termasuk teknik scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:
1. Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)
2. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
3. Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness &
Leverage)
4. Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)

14
2.1. Definisi Anemia Pada Ibu Hamil

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin lahir. Lama kehamilan
normal dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yaitu 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester
pertama mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua mulai dari bulan
keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga mulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Saifuddin, 2009)

Faktor risiko ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelompok. Faktor risiko


kelompok I antara lain anak terkecil <2 tahun, grande multi, primi muda, primi tua
perkawinan ≥4 tahun, primi tua ≥35 tahun, anak terkecil <2tahun, primi
tuasekunder, grande multi, umur ≥35 tahun, tinggi badan ≤145 cm, Riwayat
Obstetri Jelek (ROJ) (pernah keguguran, pernah persalinan prematur, lahir mati),
riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, operasi
sesar), persalinan lalu dengan tindakan, riwayat sesar. Kelompok II antara lain
kehamilan dengan anemia, malaria, pre-eklampsi ringan, tuberkulosa paru, payah
jantung, 17diabetes melitus, HIV/AIDS, toksoplasmosis, hamil kembar.
Kelompok III antara lain pre-eklampsi berat/eklampsi dan perdarahan antepartum
(Rochjati, 2011).

Semua kehamilan memiliki risiko dan risiko-risiko tersebut semakin


meningkat pada kehamilan di usia tua. Berbagai faktor risiko ini berkumpul pada
satu kelompok yang dinamakan penyulit kehamilan atau kehamilan risiko tinggi,
dimana hal tersebut mengancam mortalitas dan morbiditas tidak hanya pada janin
namun juga pada ibu.

Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam


tubuh seseorang. Anemia dapat terjadi karena kurangnya haemoglobin yang
berarti juga minimnya oksigen ke seluruh tubuh. Apabila oksigen dalam tubuh
berkurang maka orang tersebut akan menjadi lemah, lesu dan tidak bergairah.

15
Indikasinya penyakit ini bisa diketahui dengan memeriksa kelopak mata bawah
bagian dalam, ujung kuku, tangan dan kaki, jari-jari tangan dan mukosa mulut.4

Menurut WHO seseorang dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin pada


laki-laki dewasa < 13 g/dl, pada anak umur 12-13 dan wanita dewasa tidak hamil
< 12 g/dl, pada umur 6 bulan sampai 5 tahun dan wanita hamil < 11 g/dl. Pada
anak umur 5-11 tahun dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11.5 g/dl.5

Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai adalah anemia akibat


kekurangan zat besi (Fe). 6 Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang intake
unsur zat besi ke dalam tubuh melalui makanan, karena gangguan absorbsi,
gangguan penggunaan atau terlalu banyak zat besi yang keluar dari badan,
misalnya pada perdarahan. Keperluan zat besi akan bertambah dalam kehamilan,
terutama dalam trimester II hal ini disebabkan meningkatnya kebutuhan janin
yang dikandung oleh ibu.

Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, dan


sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah
satu atau beberapa unsur makanan yang esensial. Anemia gizi disebabkan oleh
defisiensi zat besi, asam folat, dan/atau vitamin B12.

16
2.2. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan penyebab terjadinya anemia, secara umum anemia dapat


diklasifikasikan sebagai berikut:9

2.2.1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang pada akhirnya
pembentukan hemoglobin berkurang.9 Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh
rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi serta kehilangan besi akibat perdarahan
menahun. Anemia jenis ini merupakan anemia yang paling sering terjadi. 10

Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi, sehingga cadangan besi


makin menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state.
Jika kekurangan besi berlanjut terus maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang
sehingga dapat menimbulkan anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada
epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut
dan faring serta berbagai gejala lainnya. Gejala yang khas pada anemia jenis ini adalah
kuku menjadi rapuh dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok, gejala seperti ini
disebut koilorika. Selain itu, anemia jenis ini juga mengakibatkan permukaan lidah
menjadi licin, adanya peradangan pada sudut mulut dan nyeri pada saat menelan. Selain
gejala khas tersebut pada anemia defisiensi besi juga terjadi gejala umum anemia seperti
lesu, cepat lelah serta mata berkunang-kunang.11

2.2.2. Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat


sel-sel darah baru. Penyebabnya belum diketahui, kecuali yang disebabkan oleh infeksi
berat (sepsis), keracunan dan sinar rontgen atau radiasi. Mekanisme terjadinya anemia
jenis ini adalah karena kerusakan sel induk dan kerusakan mekanisme imunologis.

17
2.2.4. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan oleh proses hemolisis. Hemolisis adalah


penghancuran atau pemecahan sel darah merah sebelum waktunya. Hemolisis berbeda
dengan proses penuaan yaitu pemecahan eritrosit karena memang sudah cukup umurnya.
Pada dasarnya anemia hemolitik dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu anemia
hemolitik karena faktor di dalam eritrosit sendiri (intrakorpuskular) yang sebagian besar
bersifat herediter dan anemia hemolitik karena faktor di luar eritrosit (ekstrakorpuskular)
yang sebagian besar bersifat didapatkan seperti malaria dan transfusi darah.

Proses hemolisis akan mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin yang akan


mengakibatkan anemia. Hemolisis dapat terjadi perlahan-lahan, sehingga dapat diatasi
oleh mekanisme kompensasi tubuh tetapi dapat juga terjadi tiba-tiba sehingga segera
menurunkan kadar hemoglobin.

Seperti pada anemia lainnya pada penderita anemia hemolitik juga mengalami
lesu, cepat lelah serta mata berkunang-kunang. Pada anemia hemolitik yang disebabkan
oleh faktor genetik gejala klinik yang timbul berupa ikterus, splenomegali, kelainan
tulang dan ulkus pada kaki.12

2.3. Mekanisme terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan


perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama
kehamilan adalah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk
pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg
besi/hari.13

Volume darah ibu bertambah lebih kurang 50% yang menyebabkan konsentrasi
sel darah merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak normal bila konsentrasi turun
terlalu rendah yang menyebabkan Hb sampai <11 gr%. Meningkatnya volume darah
berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah
merah sebagai kompensasi tubuh untuk menormalkan konsentrasi hemoglobin.14

18
2.9. Pencegahan
2.9.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian


suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Promosi kesehatan, pendidikan
kesehatan dan perlindungan kesehatan adalah tiga aspek utama di dalam pencegahan
primer. Dalam hal ini pencegahan primer ditujukan kepada ibu hamil yang belum anemia.
Tujuan pencegahan ini untuk mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit dan
memodifikasi faktor risiko atau mencegah berkembangnya faktor risiko.

Pencegahan primer meliputi:

a. Edukasi (Penyuluhan)

Petugas kesehatan dapat berperan sebagai edukator seperti memberikan nutrition


education berupa dorongan agar ibu hamil mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi Fe
dan konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah minimal selama 90 hari. Edukasi tidak
hanya diberikan pada saat ibu hamil, tetapi ketika belum hamil. Penanggulangannya,
dimulai jauh sebelum peristiwa melahirkan. Selain itu, petugas kesehatan juga dapat
berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu hamil mengenai
cara mencegah anemia pada kehamilan.

Suplementasi Fe adalah salah satu strategi untuk meningkatkan intake Fe yang


berhasil hanya jika individu mematuhi aturan konsumsinya. Banyak faktor yang
mendukung rendahnya tingkat kepatuhan tersebut, salah satunya adalah efek samping
yang tidak nyaman dari mengkonsumsi Fe adalah melalui pendidikan tentang pentingnya
suplementasi Fe dan efek samping akibat minum Fe.

b. Suplementasi Fe (Tablet Besi)

Anemia defisiensi besi dicegah dengan memelihara keseimbangan antara asupan Fe


dan kehilangan Fe. Jumlah Fe yang dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan ini
bervariasi antara satu wanita dengan yang lainnya tergantung pada riwayat reproduksi.

19
2.9.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan


dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera atau ketidakmampuan sudah
terjadi dan menimbulkan kerusakan. Dalam hal ini pencegahan tersier ditujukan kepada
ibu hamil yang mengalami anemia yang cukup parah dilakukan untuk mencegah
perkembangan penyakit ke arah yang lebih buruk untuk memperbaiki kualitas hidup klien
seperti untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan, keparahan dan
komplikasi penyakit, mencegah serangan ulang dan memperpanjang hidup. Contoh
pencegahan tersier pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu :

a.Memeriksa ulang secara teratur kadar hemoglobin


b. Mengeliminasi faktor risiko seperti intake nutrisi yang tidak adekuat pada

ibu hamil, tetap mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dan tetap mengkonsumsi
makanan yang adekuat setelah persalinan. 21

20
2.1. Definisi Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh
seseorang. Anemia dapat terjadi karena kurangnya haemoglobin yang berarti juga
minimnya oksigen ke seluruh tubuh. Apabila oksigen dalam tubuh berkurang maka orang
tersebut akan menjadi lemah, lesu dan tidak bergairah. Indikasinya penyakit ini bisa
diketahui dengan memeriksa kelopak mata bawah bagian dalam, ujung kuku, tangan dan
kaki, jari-jari tangan dan mukosa mulut.4

Menurut WHO seseorang dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin pada laki-
laki dewasa < 13 g/dl, pada anak umur 12-13 dan wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl,
pada umur 6 bulan sampai 5 tahun dan wanita hamil < 11 g/dl. Pada anak umur 5-11 tahun
dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11.5 g/dl.5

Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai adalah anemia akibat


kekurangan zat besi (Fe). 6 Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang intake unsur
zat besi ke dalam tubuh melalui makanan, karena gangguan absorbsi, gangguan
penggunaan atau terlalu banyak zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada
perdarahan. Keperluan zat besi akan bertambah dalam kehamilan, terutama dalam
trimester II hal ini disebabkan meningkatnya kebutuhan janin yang dikandung oleh ibu. 7

Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, dan sel darah
merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau
beberapa unsur makanan yang esensial. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi,
asam folat, dan/atau vitamin B12.8

2.2. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan penyebab terjadinya anemia, secara umum anemia dapat


diklasifikasikan sebagai berikut:9

21
KERANGKA TEORI

11
BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1.1 Kerangka Konsep.

Biomedis ibu :

 Umur

 Paritas

 Usia kehamilan

 Jarak kelahiran

Tablet Fe
Kejadian Anemia
Konsumsi Vitamin C

Sosial Ekonomi :

 Pendidikan

 Pekerjaan

 Pengetahuan

1.2 Variabel Penelitian.


1.2.1 Variabel Tergantung

Anemia pada Ibu hamil

3.2.2 Variabel Bebas

12
Umur ibu hamil, paritas, usia kehamilan, jarak kelahiran, Tablet Fe, konsumsi
Vitamin C, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan.

1.1 Definisi Operasional


Tabel 3. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Kategori Skala Cara Ukur
Ukur
1. Umur ibu hamil Bilangan yang dihitung dari 1. < 20 tahun dan > Interval Wawancara
tahun kelahiran hingga tahun 35 tahun
penelitian, dinyatakan dalam 2. ≥ 20 tahun sampai
satuan tahun. ≤ 35 tahun
2. Paritas Jumlah persalinan yang 1. Tinggi (> 2) Interval Wawancara
pernah dialami responden. 2. Rendah (≤ 2)
(Saifuddin, 2008)
3. Usia kehamilan Bilangan yang dihitung dari 1. Trimester I (0 - 3 Interval Wawancara
hari pertama haid terakhir bulan)
hingga saat dilakukan 2. Trimester II (4 - 6
penelitian, dinyatakan dalam bulan)
satuan bulan. 3. Trimester III ( 7 - 9
bulan)

4. Jarak kelahiran Lama waktu awal kehamilan 1. < 24 bulan Interval Wawancara
saat ini dengan kelahiran 2. ≥ 24 bulan
sebelumnya, dinyatakan
dalam tahun yang beresiko (BKKBN, 1995)
terjadinya anemia.
5. Tablet Fe Salah satu mineral penting a. Tidak rutin Nominal Wawancara
selama kehamilan yang b. Rutin
dikonsumsi oleh responden
(Sunrinah, 2008).

13
BAB IV
METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan disain cross sectional yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Dibandingkan dengan
penelitian – penelitian yang lain, penelitian ini yang paling mudah dan sangat
sederhana.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Waktu
penelitian dimulai sejak Januari 2015 sampai dengan Maret 2015.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian


4.3.1 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
melakukan ANC di puskesmas dari bulan Januari sampai Maret 2015 sebanyak
382 orang.

4.3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


1. Kriteria inklusi
Ibu hamil yang datang melakukan ANC.
2. Kriteria eksklusi
Ibu hamil yang tidak bersedia sebagai responden.

4.3.3 Sampel Penelitian


Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan berdasarkan Accidental
sampling adalah mengambil kasus atau responden (ibu hamil yang datang

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesian-publichealth. Anemia dan Standar Kebutuhan Fe Ibu Hamil.


Available at: http://www.indonesian-publichealth.com/2013/07/standar-
kebutuhan-fe-bumil.html. Accessed on November 2013.

2. Riskesdas

3. Depkes RI. 2006. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI

4. Kemenkes RI., 2009. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010.


2014. Jakarta.

5. WHO.,2008. Worldwide Prevalence of Anemia 1993-2005.


http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657eng.pdf . diakses
tanggal 18 november 2014.

6. Kemenkes RI., 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

7. Nationsencyclopedia., 2005. Prevalence of anemia among pregnant women


Health Nutrition and Population Statistics.
http://www.nationsencyclopedia.com/WorldStats/HNP-prevalence- anemia-
pregnant-women.html. diakses tanggal 18 november 2014.

8. Depkes RI., 2008.Perbaikan Gizi Masyarakat. 2009.


http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehata
n%20Indonesia%202008.pdf diakses tanggal 18 november 2014.

9. Bakta,I., 2007., Hematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

10. Riswan,M., 2001. Anemia Defisiensi Besi Pada Wanita Hamil Di Beberapa
Praktek Bidan Swasta Dalam Kota Madya Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6334/1/penydalam -
muhammad%20riswan.pdf. Diakses tanggal 18 november 2014.

11. WHO., 2001. Iron Deficiency Anaemia Assessment, Prevention and Control A
guide for programme Managers.
1

15
16
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal Webinar Pengabdian Kepada Masyarakat ini kami buat


untuk dijadikan pertimbangan dan tolak ukur kami dalam melaksanakan kegiatan
ini. Semoga dengan diadakannya kegiatan ini dapat menambah pengetahuan para
wanita dan para ibu dalam gerakan wanita Sehat tanpa kanker serviks dengan
melakukan Iva Test & ciptakan generasi sehat dengan Imunisasi Lengkap untuk
bayi/balita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Azwar S 2013, Sikap Manusia, Pustaka Belajar, Yogyakarta.


Arikunto S 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta.
Arum R dan Prabandari F, 2012, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Minat
Wanita Usia Subur Dalam Melakukan Pemeriksaan Iva Jurnal Ilmiah
Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 2012
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI, Hasil Riskesdas 2013, viewed
05 Agustus 2022,
Dinkes. 2017. Kasus Kanker leher rahim.
http://www.dinkesjateng.org/profil2015/bab5.htm. diperoleh 05 november
2018.
Soedjatmiko 2013, Tanya Jawab Orangtua Mengenai Imunisasi IDAI, viewed 15
Oktober 2019,
Nurana L, 2015, Skrining Kanker leher rahim dengan Metode Skrining Alternatif:
IVA. http:// www.progind.com. diperoleh 23 november 2018
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Triana V 2016, „Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar
lengkap pada bayi tahun 2015‟. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, pp.
8-9.
Wulandari, A. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia Subur
(WUS) di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2016. JK Unila Volume 2 Nomor
2 Juli 2018.
WHO 2019, Bagaimana Sistem Imunitas Bekerja. Viewed 12 Oktober 2019,
http://in.vaccinesafety-training.org/how-the-immune-system

15
Lampiran 1

LAMPIRAN 1
BIODATA TIM PENGABDI

1. Ketua
a. Nama Lengkap : Irma Jayatmi, S.ST., M.Kes
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 0314058801
d. Fungsional/Pangkat/Gol : Asisten Ahli
e. Jabatan Struktural : Kepala P3M (Pusat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat)
f. Bidang Keahlian : Kebidanan
g. Departemen/Fakultas : Kebidanan
h. Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju
i. Alamat Rumah dan No. : Perumahan Ambar Cibinong Residence
Telp Blok B2/14
j. Riwayat penelitian (2 : 1. Perbedaan Pengaruh Baby Spa dan
Baby Massage terhadap Tumbuh
terakhir yang didanai
Kembang Bayi Usia6-12Bulan
STIKIM atau nasional, diPosyandu Kenanga Kel. Cilebut Barat
Kec. SukarajaKab. Bogor Tahun2019
sebutkan sebagai Ketua
(Hibah Dikti 2019)
atau Anggota) 2. Pengaruh Kualitas Lingkungan
Pengasuhan dan Kelekatan Ibu-Anak di
Masa Pandemi Covid-19 terhadap
Perkembangan Sosial Emosi Anak
Balita Usia 3-5 Tahun di Paud Wilayah
Cilodong (Hibah Internal STIKIM
2020)
k. Riwayat pengabdian (2 : 1. Pendidikan Bidan Berkelanjutan Di Era
terakhir yang didanai 4.0
STIKIM atau nasional,

16
sebutkan sebagai Ketua
atau Anggota)
l. Publikasi ilmiah
(2 : 1. Determinan Kejadian Infeksi
SaluranPernapasanAkut(ISPA)padaBali
terakhir dalam bentuk
ta (JIKI, 2019)
makalah atau buku) 2. Effleurage Massage, Kompres
Dingindan Pengaturan Posisi terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan
KalaI Fase Aktif (JIKI,2019)
3. The Difference Between Influence of
Baby Spa and Baby Massage on Infant
Growth and Development (Proceeding
of International Conference on
Health Development, 2019)
4. Relationship of Parents, Motivation and
Youtube Use on Development of
Children's Social Interactions
(Proceeding "The 4th International
Conference on Global Health in
Conjuction with The 7th Asian
International Conference on
Humanized Health Care", 2019)
5. Determinan Kecemasan yang Terjadi
pada Ibu Post Partum (JIKI,2020)
6. Pertumbuhan Optimal dengan
PijatdanSpa Bayi (Jurnal Pengabdian
Masyarakat Indonesia Maju, 2020)
7. Hubungan Status Gizi Pola Makan
danPeran Keluarga terhadap
PencegahanStuntingpadaBalitaUsia24–
59Bulan (JIKI,2020)
m. Paten (2 terakhir) :

Lampiran 2

17
LAMPIRAN 2
SUSUNAN ACARA WEBINAR
“Wanita Sehat Tanpa Kanker Serviks (Iva Test) & Ciptakan Generasi Sehat
Dengan Imunisasi Lengkap”
Senin, 08 Agustus 2022

Waktu Uraian Kegiatan Penanggung Jawab


13.00–13.30 Host, MC, moderator, operator, narasumber Operator
memasuki zoom meeting
13.30–14.00 Peserta memasuki zoom meeting Operator
14.00-14.15 Pembukaan MC: Sri Ayu Hardiyati, Amd.Keb
14.15-14.20 Pembacaan Tata Tertib Webinar Kebidanan MC: Sri Ayu Hardiyati, Amd.Keb
14.20-14.25 Pembacaan Do’a Susi Susanti, Amd.Keb
14.25-14.30 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Operator
14.30-14.35 Sambutan Ketua panitia Sekaligus Pembukaan Sari Rista Dewi, AMD. Keb
Webinar secara resmi
14.35– 14.45 Pembukaan Materi dan pembacaan CV Pemateri Moderator: Yuyun Yulia, Amd.Keb
1
14.45-15.30 Penyampaian Materi Irma Jayatmi S. ST., M. Kes
Ke-1 : Irma Jayatmi S. ST., M. Kes
15.30-15.35 Pembacaan CV Pemateri 2 Moderator: Yuyun Yulia, Amd.Keb
15.35-16.05 Penyampaian Materi Ke-2 : Puspita Epditasari AMD. Keb
Puspita Epditasari AMD. Keb
16.05-16.35 Diskusi & Tanya Jawab Moderator: Yuyun Yulia, Amd.Keb
Narasumber:
1. Irma Jayatmi, S.ST, M.Kes
2. Puspita Epditasari AMD. Keb
16.35-16.40 Kesimpulan materi Moderator: Yuyun Yulia, Amd.Keb
16.40-16.45 Penyampaian informasi penting MC: Sri Ayu Hardiyati, Amd.Keb
16.45-16.50 Foto Bersama Operator

18
16.50–16.55 Evaluasi dan Absensi Webinar Panitia
16.55-17.00 Penutup MC: Sri Ayu Hardiyati, Amd.Keb

Lampiran 3

LAMPIRAN 3
STRUKTUR PANITIA WEBINAR

19
“Wanita Sehat Tanpa Kanker Serviks (Iva Test) & Ciptakan Generasi
Sehat Dengan Imunisasi Lengkap”

Pelindung / Penasehat : Dr.Dr.dr. Hafizurrachman, MPH


PenanggungJawab : Astrid Novita, SKM, MKM
Ketua Panitia : Irma Jayatmi, SST, M.Kes
Ketua Pelaksana : Sari Rista Dewi, AMD. Keb
Wakil Ketua : Maya Nurseha, AMD. Keb
Sekretaris : Yuyun Yulia, AMD. Keb
Bendahara : Puspita Epdietasari, AMD. Keb
Sie. Humas : Susi Susanti, AMD. Keb
Sie. Acara : 1. Ita Puspita, AMD. Keb
2. Sri Ayu Hardianti, AMD. Keb
Sie. Perlengkapan : Desty Wulandari, AMD. Keb
Sie Dokumentasi : Dea Andina P, AMD. Keb
Sie. Registrasi : 1. Sarmanah, AMD. Keb
2. Rinawati, AMD. Keb

20

Anda mungkin juga menyukai