ِ السنََتنْي َّ صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم الْ َم ِدينَةَ َو ُه ْم يُ ْسلِ ُفو َن ىِف الث َِّما ِر
َّ السنَةَ َو ِ
َ ُّ قَد َم النَّىِب
ٍ ُوم ِإىَل َأج ٍل معل ٍ ُوم ووز ٍن معل ٍ ِ
وم َْ َ ْ َ ْ َ َ ُف ىِف َكْي ٍل َم ْعل ْ ف ىِف مَتٍْر َفْليُ ْسل َ ََأسل
ْ َم ْن: ال َ َف َق
“Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di kota Madinah, penduduk Madinah telah biasa
memesan buah kurma dengan waktu satu dan dua tahun. maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa memesan kurma, maka hendaknya ia memesan dalam takaran, timbangan
dan tempo yang jelas (diketahui oleh kedua belah pihak).” (HR. Bukhari, No: 2239 dan Muslim, No:
1604)
Syarat akad salam terfokus pada harga dan atau objek salam (barang). Ulama mazhab sepakat
bahwa suatu objek penjualan dinyatakan valid dalam transaksi salam ketika telah mencapai 6
syarat, diantaranya:
3. jumlah diketahui,
Seluruh ulama juga sepakat bahwa salam boleh pada semua komoditas yang bisa diukur dengan
volume, ukuran, panjang, angka, jumlah (kacang, telur dll).
Adapun terkait dengan harga Imam Hanafi memberikan beberapa syarat, diantaranya:
2. Tipe harga: ketika terdapat dalam sebuah daerah tipe-tipe pembayaran, maka perlu
ditentukan apa yang akan dipakai
3. Karakteristik dari harga yang spesifik, yaitu apakah dalam keadaan baik, biasa saja atau
kurang baik(buruk). Ketiga keterangan diatas untuk menghindari ketidak tahuan dan juga
perselisihan dikemudian hari
4. Spesifikasi jumlah harga, seperti halnya ditakar dengan volume, berat, atau angka. Tidak
cukup hanya menunjukkan alat transaksi tanpa menyerbutkan berapa jumlah tepatnya.
5. Semua koin (mata uang) diinspeksi (dihitung) dengan teliti /seksama agar tidak terjadi
perselisihan.
6. Pembayaran dan penyerahan tanda bukti (kwitansi) saat sesi transaksi sebelum keduanya
berpisah merupakah sebuah syarat.
Ketika pembayaran ditunda lebih dari 3 hari, Imam Malik menyatakan bahwa jual beli salam tersebut
dinyatakan tidak valid.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa akad salam sering kamu temui dalam
sistem pre-order. Secara sederhana, sistem pre-order adalah sebuah sistem pemesanan yang mana
barang yang dijual belum tersedia stocknya atau bahasa gaulnya belum ready stock. Biasanya ada
durasi waktu pemesanan. Misal, si Rosnita menjual sebuah kaos dakwah dengan design yang bagus
bertuliskan “Yuk Pakai Fintech Syariah”.
Pre-order kaos tersebut Rosnita buka dari mulai tanggal 1 Agustus sampai 31 Agustus 2019. Pada
saat Rosnita menjual kaos tersebut, ia menyebutkan waktu pengiriman kaos yang sudah dibuat.
Setelah tanggal 31 Agustus 2019 Rosnita butuh waktu untuk membuat kaos tersebut selama 1 bulan.
Artinya Rosnita akan mengirim kaos yang dipesan pada tanggal 1 Oktober 2019.