Anda di halaman 1dari 59

1

HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul:

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN TANAH
GROGOT
PADA MATERI KALOR”

adalah benar-benar karya:

Nama : Dra. Djuriana

NIP : 196605121995032001

Unit Kerja : MTsN Tanah Grogot

Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Tanah Grogot, 29 Oktober 2016


Mengesahkan,
Kepala MTsN Tanah Grogot Penulis

H.Subhan Walad, S.Pd.I Dra. Djuriana


NIP. 198010192003121002 NIP. 196605121995032001
2

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama        :  H. Subhan Walad, S.Pd.I
NIP : 19801019 200312 1 002
Jabatan : Kepala Madrasah
Unit Kerja : MTsN Tanah Grogot
Menerangkan dengan sebenar-benarnya yang tersebut di bawah ini:
Nama : Dra. Djuriana
NIP : 196605121995032001
Unit Kerja : MTsN Tanah Grogot
Telah menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN TANAH
GROGOT PADA MATERI KALOR”, serta menyeminarkan laporan  tersebut.
Selanjutnya laporan tersebut diarsipkan di perpustakaan sekolah.

Tanah Grogot, 29 Oktober 2016


Mengetahui,
Kepala MTsN Tanah Grogot Kepala Perpusatakaan

H.Subhan Walad, S.Pd.I Alpisah, S.Ag


NIP. 198010192003121002 NIP. 197505202009012006
3
4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN TANAH
GROGOT
PADA MATERI KALOR

Diajukan dalam rangka pengembangan diri guru dan

pengusulan kenaikan pangkat dan golongan


5

Disusun oleh:

Dra. Djuriana

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASER

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANAH GROGOT

2015
6

BAB I

PENDAHULUAN

A. A. Latar Belakang Masalah

Sejak 3 (tiga) tahun yang lalui, berdasarkan kebijakan

Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

menyatakan bahwa Kurikulum 2013 tetap dilanjutkan untuk tingkat.

Kebijakan tersebut menuntut kesigapan dan kejelian guru dalam mendidik

sekaligus mengajar di lingkungan madrasah. Labih jauh, guru harus

mampu menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum dan segal factor yang berhubungan dengan keberhasilan anak

didik dalam mencapai keberhasilan belajar.

Kunci utama keberhasilan pembaharuan pendidikan yang identik

dengan perubahan kurikulum menurut penulis terletak di pundak Guru,

artinya apakah guru menerima, mampu dan mau melaksanakan

perubahan tersebut yang diantaranya ditandai dengan bagaimana guru

menggunakan metode, strategi, model pengajaran, alat dan bahan ajar,

serta pembelajaran. Ini berarti jika seorang Guru masih menggunakan

ketentuan lama, misalnya model pembelajaran tradisional atau model

pembelajaran yang dianut kurikulum yang telah diubah, sama halnya

belum melaksanakan pembaharuan pendidikan.

Pengalaman pribadi penulis menunjukkan bahwa keberhasilan

pendidikan dan pengajaran di kelas IPA belum mencapai hasil yang

diharapkan. Hal ini berdasarkan hasil analisa pada proses belajar


7

mengajar pada materi kalor untuk siswa kelas VII di MTsN Tanah Grogot

belum mencapai hasil yang diharapkan. Hasil ulangan harian pada

kompetensi dasar tersebut menunjukkan bahwa 83% siswa mendapat

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan hanya 17% siswa

yang mencapai dan melampaui nilai KKM.

Penulis menyadari bahwa hasil yang dicapai siswa tidak terlepas

dari penerapan model pembelajaran yang diterapkan, di mana guru

mengadopsi secara langsung model dan langkah-langkah pembelajaran

yang ada pada buku pegangan yang telah dikonversi dalam bentuk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Disadari bahwa model

pembelajaran yang terdapat pada buku pegangan yang diterbitkan oleh

Depdiknas belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berangkat dari hal tersebut di atas, penulis mencoba melakukan

penelitian dalam bentuk Penelitian Tindak Kelas atau Classroom Action

Research (CAR) dengan menggunakan model pembelajaran pengalaman

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada materi kalor.

Penulis menentukan tema tersebut diatas dengan alasan bahwa

pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga pengetahuan alam bukan hanya penguasaan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

Alasan lain penelitian ini adalah selama penulis menjadi guru

menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep

energi karena bersifat abstrak. Energi tidak memiliki massa, tidak dapat
8

diamati, tidak dapat diukur secara langsung, kita hanya dapat mengamati

dan merasakan perubahannya. Disamping itu Kurikulum 2013

menekankan adanya penilaian proses bukan hasil akhir, untuk itu sebisa

mungkin siswa dibimbing atau dipandu untuk menemukan konsep bukan

pembuktian.

B. Rumusan Masalah Tindakan

Memperhatikan permasalahan adanya pembaharuan pendidikan

dan karakteristik pengetahuan alam serta khususnya kesulitan siswa

dalam memahami konsep energi panas, maka dalam karya tulis ini penulis

mengangkat permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana penerapan model pembelajaran pengalaman dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTsN Tanah Grogot pada

materi kalor?”

C. Tujuan Penelitian Tindakan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana model pembelajaran pengalaman dapat meningkatkan

kemampuan siswa kelas VII MTsN Tanah Grogot pada materi kalor.
9

D. Lingkup Penelitian Tindakan

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Materi pembelajaran "Kalor" kelas VII MTsN Tanah Grogot

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, Tahun Pelajaran 2014-

2015.

2. Hasil belajar siswa pada konsep kalor dengan teknik tes yang

meliputi tes tulis, lisan dan perbuatan pada penilaian awal, proses

dan akhir pembelajaran.

3. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran seperti: menyiapkan alat

dan bahan, melaksanakan langkah-langkah percobaan, melaporkan

hasil percobaan, membuat kesimpulan dan diskusi.

E. Definisi Operasional

1. Belajar menemukan konsep adalah ketrampilan proses dasar dan

sikap ilmiah yang harus dimiliki siswa untuk mengubah gaya berfikir

konsumtif.

2. Model pembelajaran melalui pengalaman (experential learning

model) adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada cara-

cara kelas VII MTsN Tanah Grogot Kabupaten Paser, Provinsi

Kalimantan Timur, Tahun Pelajaran 2014-2015 memproses informasi,

pertumbuhan pribadi dan ketrampilan berinteraksi sosial.

3. Kalor adalah salah satu konsep yang terdapat pada kompetensi

dasar mata pelajaran Ilmu Ppengetahuan Alam kelas VIII Kurikulum

2013.
10

4. Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research

(CAR) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh

praktisi untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam

melakukan tugas pokoknya.

5. Hasil belajar siswa kelas VII MTsN Tanah Grogot Kabupaten Paser,

Provinsi Kalimantan Timur, Tahun Pelajaran 2014-2015 adalah

prestasi belajar siswa setelah mengikuti sejumlah kegiatan dalam

proses pembelajaran.

6. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah semua kegiatan

yang dilakukan siswa termasuk sikap ilmiah dan sikap sosial.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran

konsep kalor secara refleksi dan profesional.

2. Diperoleh seperangkat pengalaman baru bagi penulis dan

kolaborator dalam inovasi-inovasi pembelajaran pengetahuan alam,

pengalaman tersebut sangat diperlukan sebagai upaya peningkatan

keprofesionalan guru dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa, belajar menemukan konsep tidak secepat guru langsung

membentuk definisi, fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Tetapi karena

melalui kegiatan yang menyenangkan tanpa terasa mereka berlatih

berfikir secara ilmiah.


11
12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research

(CAR) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh praktisi

(termasuk guru) untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya

dalam melaksanakan tugas pokoknya bagi guru adalah pelaksanaan KBM

(Agung Purwadi : 1998). Suatu pembeda PTK dengan penelitian jenis lain

adalah objeknya. Objek penelitian ini dalam pendidikan adalah

pelaksanaan proses pembelajaran tersebut.

PTK bagi guru merupakan refleksi diri dengan tujuan (1)

Perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses

pembelajaran di kelas, (2) Implementasi berbagai program di sekolah

dengan mengkaji berbagai indokator keberhasilan proses dan

implementasi berbagai program sekolah (Notowijoyo : 1999).

Untuk kepentingan itu pertama-tama guru harus menyadari

adanya masalah dalam pembelajaran di kelasnya. Tindakan tertentu

diperlukan untuk memecahkan masalah dalam rangka

memperbaiki/meningkatkan pembelajaran di kelas. Refleksi hasil

penelitian tersebut digunakan sebagai dasar berpijak untuk melakukan

upaya perbaikan dari keadaan sebelumnya.

Pelaksanaan PTK meliputi 4 tahapan yang pada siklus (daur)

digambarkan dalam bentuk spiral sebagaimana berikut :


13

Gambar 1 Diagram Siklus PTK

B. Belajar Menemukan Konsep

1. Belajar

Istilah belajar menurut Gagne (1977) adalah suatu proses

perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia

seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni


14

kemampuan untuk melakukan berbagai jenis Performance (kinerja).

Walaupun teori-teori belajar yang kita gunakan sekarang dibatasi

oleh beberapa teori belajar yang berkembang sebelum abad ke-20,

dimana teori-teori tersebut tanpa dilandasi eksperimen, dasar orientasinya

adalah filosofis atau spektakuler. Meski demikian penulis menghargai dan

melihat betapa besarnya pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan.

Dari sekian ragamnya teori belajar, penulis dalam hal ini merujuk

utamanya pada teori aubuel.

Menurut Aubuel belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru

dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur

kognitif anak. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah

apa yang telah diketahui anak.

2. Konsep

Pengetahuan alam sebagai produk memiliki komponen yang

terdiri atas hukum dan teori. Di dalam hukum dan teori itu terdapat

komponen yang lebih kecil lagi yang disebut konsep. Konsep merupakan

produk dari proses ilmiah. Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai

berikut. Siswa melakukan pengamatan (proses), akan menghasilkan fakta.

Dari berbagai fakta yang diperoleh disebut generalisasi, sehingga terjadi

konsep.

Konsep dapat didefinisikan dengan bermacam-macam rumusan

yang berbeda tentunya antar definisi yang satu dengan definisi yang lain

tidak identik. Konsep adalah kemampuan yang memungkinkan manusia

dapat berbuat sesuatu (Briggs, Gagne dan Wagner : 1988) ini dapat
15

diartikan bahwa tanpa menguasai konsep bidang tertentu, manusia tidak

akan dapat berbuat banyak, dan mungkin kelangsungan hidupnya

terganggu. Contoh sederhana, apa yang akan terjadi jika kita tidak dapat

membedakan air dengan minyak, atau gula dan pasir, antara madu dan

racun.

Anak-anak membentuk pemahamannya tentang fenomena alam.

Sebelum mempelajarinya di sekolah disebut konsepsi awal (pra konsepsi).

Beberapa diantara pemahaman tersebut, sepadan dengan pemahaman

yang dipegang oleh pakar Sains (Konsep Ilmiah), tetapi banyak juga yang

berbeda dengan konsep-konsep ilmiah, bila anak dikembalikan ke konsep

yang baru, masih tetap memperoleh mis konsepsi.

Belajar menemukan konsep artinya proses kegiatan berdasarkan

apa yang telah diketahui anak (hasil pengamatan) menghasilkan fakta,

dari beberapa fakta diperoleh generalisasi dan membentuk konsep,

sehingga guru tidak langsung membentuk definisi. Guru bertugas

memfasilitasi, membimbing dan memberikan kegiatan-kegiatan atau

pertanyaan untuk mengarahkan dan memandu siswa dalam menemukan

konsep secara ilmiah.

C. Model Pembelajaran Melalui Pengalaman

Model pembelajaran melalui pengalaman adalah model

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperlakukan lingkungan mereka dengan ketrampilan-ketrampilan

berfikir, yang tidak berhubungan dengan bidang studi atau mata pelajaran
16

khusus.

Model ini didasarkan pada temuan-temuan Piaget yang

menganggap bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak-anak

berinteraksi dengan aspek-aspek lingkungan mereka yang

membingungkan atau nampak bertentangan. Oleh sebab itu, apabila

model ini digunakan, waktu belajar harus diisi dengan kegiatan-kegiatan

yang dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa dan yang

mampu menyeret seluruh perhatian mereka. Hal ini misalnya berupa

kegiatan bermain dengan atau melakukan percobaan terhadap benda-

benda kongkrit atau bahan-bahan yang memungkinkan mereka melihat

apa yang terjadi pada benda atau bahan tersebut.

Mengacu pada karakteristik model pembelajaran melalui

pengalaman tersebut, dalam penelitian ini penulis lakukan agar efektif dan

mampu memandu siswa untuk menemukan sendiri konsep energi panas

adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan benda-benda atau bahan konkrit untuk digunakan

bahan percobaan.

2. Menyediakan serangkaian kegiatan yangn cukup luas sehingga

mereka menjamin pemenuhan minat siswa dan menumbuhkan rasa

keterlibatan mereka.

3. Mengatur kegiatan-kegiatan sehingga siswa-siswa yang berbeda

tingkat perkembangan kognitifnya akan belajar satu sama lain.

4. Mengembangkan tehnik-tehnik bertanya untuk mengungkapkan

alasan-alasan siswa yang mendasari respon-respon mereka.


17

E. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

"Prestasi adalah hasil yang dicapai/dilakukan atau dikerjakan". (WJS

Poerwodarminto, 1986 : 412). Sedangkan makna atas pengertian belajar

ada dua pandangan yakni menurut pandangan tradisional dan pandangan

modern.

Menurut pandangan tradisional, "Belajar adalah usaha

memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan", sedangkan menurut

pandangan modern, "Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

interaksi dengan lingkungan". (Oemar Hamalik, 1987 : 27).

Dengan demikian pengertian prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai dengan proses kegiatan belajar yakni usaha untuk memperoleh

sejumlah ilmu pengetahuan atau perubahan tingkah laku.

Seseorang telah dinyatakan melaksanakan kegiatan belajar

setelah memperoleh hasil misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti

atau dari tidak tahu menjadi tahu dan sebagainya.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah sebagai berikut :

a. Faktor yang ada pada organisma itu sendiri yanng disebut faktor

individual, yang termasuk didalamnya adalah faktor kematangan/

pertumbuhan kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu, sering disebut faktor sosial, di antanya

adalah : faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
18

mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi

sosial. (Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, 1986 : 33).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu: Faktor endogen, ialah faktor yang

dating dari anak itu sendiri dan dapat bersifat biologis dan psikologis, dan

faktor eksogen adalah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak,

meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan

lingkungan sekolah (Dewa Ketut Sukardi, 1983 : 49).

a. Faktor Endogen meliputi :

1) Faktor biologis yakni faktor yang berhubungan dengan jasmani anak,

meliputi :

a) Kesehatan

b) Cacat Badan

2) Faktor Psikologis yakni faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

(psikis) atau rohaniah yang termasuk faktor ini adalah :

a) Intelegensi yakni kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan

diri dengan cepat dan tepat dengan keadaan baru.

b) Perhatian

c) Minat

d) Bakat

e) Emosi
19

b. Faktor eksogen meliputi :

1) Lingkungan keluarga meliputi :

a) Faktor orang tua

b) Suasana rumah tangga

c) Keadaan sosial ekonomi keluarga

2) Lingkungan sekolah meliputi :

a) Faktor interaksi guru dan murid

b) Standart pelajaran diatas ukura

c) Media Pendidikan

d) Keadaan gedung

e) Cara penyampaian materi

f) Hubungan antar murid

g) Disiplin sekolah

h) Metode belajar dan sebagainya

3) Lingkungan Masyarakat meliputi :

a) Mass media

b) Teman bergaul

c) Kegiatan dalam masyarakat

d) Cara hidup lingkungan

e) Status sosial ekonomi masyarakat

f) Kondisi alam dan geografi masyarakat

Faktor belajar yang tidak dapat diabaikan adalah faktor instrumen

belajar, yakni berupa fasilitas belajar atau sarana belajar.


20

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Diatas telah dijelaskan bahwa kegiatan belajar sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik faktor endogen maupun eksogen. Satu faktor

eksogen yang memegang peranan penting adalah lingkungan keluarga.

Apabila faktor lingkungan keluarga mendukung, maka akan berpengaruh

positif terhadap prestasi belajar siswa.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa pada saat sekarang ini

negara kita sedang mengalami defisit anggaran berpengaruh pada daya

beli masyarakat. Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidakmampuan

orang tua dan kemampuan sekolah dalam membiayai anak didik.

Hal tersebut di atas berdampak langsung pada kreatifitas siswa.

Rendahnya kreatifitas siswa akan mempengaruhi prestasi akademik

maupun non akademik, dan sebaliknya tinggi rendahnya kreatifitas siswa

akan mendorong kemaun dan pengembangan diri sehingga seseorang

siswa akan menghasilkan sesuatu yang baru. Berikut ini akan dijelaskan

beberapa pengertian.

Menurut Semiawan, dkk (1987) kreativitas sebagai proses

merupakan hal yang lebih esensial dan perlu ditanamkan pada individu

sejak dini dengan cara menyibukan diri secara kreatif. Misalnya dalam

proses bermain, dengan adanya gagasan atau unsur-unsur pikiran. Akan

menjadi keasyikan yang menyenangkan dan penuh tantangan bagi anak

yang kreatif. Dengan kata lain, kreativitas dalam hal ini merupakan proses

berfikir yang mengarah pada suatu usaha untuk menemukan hubungan-

hubungan baru mendapatkan jawaban, metode atau cara baru dalam


21

memecahakan masalah.

Ditinjau dari segi product, kreativitas merupakan kemampuan

untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang pada umumnya bersifat

original atau unik. Secara lebih rinci Munandar (1992), menjelaskan

bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru

berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada sehingga

menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah

dengan menekankan pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman

jawaban. Kreativitas yang dimaksud adalah berfikir kreatif atau divergen.

Dimensi press (tekanan/dorongan) adalah kondisi yang dapat

mendorong atau menghambat seseorang untuk bertindak kreatif.

Dorongan atau hambatan tersebut dapat berasal dari luar yaitu lingkungan

keluarga, sekolah, atau masyarakat, maupun dari dalam diri individu itu

sendiri. Jika kedua kondisi ini menggantungkan atau menunjang, yakni

adanya keinginan dari seseorang (individu) untuk melibatkan

memungkinkan individu tersebut untuk bertindak secara kreatif.

Devinisi lain mengenai kreatifitas diungkapkan oleh Amien (1980)

yang mengatakan bahwa kreatifitas merupakan pola berfikir atau ide yang

sepontan atau imajinasi yang mencirikan hasil artistik, penemuan-

penemuan ilmiah dan penciptaan-penciptaan secara mekanis. Lebih lanjut

Amien menjelaskan bahwa kreatifitas meliputi hasil sesuatu yang baru

atau sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya.

Berdasarkan paparan mengenai beberapa devinisi kreativitas di

atas dapat dilihat bahwa kreativitas mengandung arti yang luas dan
22

mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu pemikiran atau ide yang

kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif sehingga tercipta hasil yang

kreatif. Namun demikian pada intinya terdapat persamaan antara definisi-

definisi tersebut yaitu kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik berupa gagasan

maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada

sebelumnya.
23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII B, MTsN Tanah Grogot

Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur,

Tahun Pelajaran 2015/2014. Alasan penelitian tersebut, adalah tempat

bertugas penulis, dengan jumlah siswa 36 anak dan struktur anggota

kelas heterogen baik dari kemampuan akademis, skala ekonomi, hobi

tetapi homogen dalam hal jenis kelamin, yakni seluruh siswa adalah

perempuan. Lebih jauh dipertimbangkan bahwa kelas VIII B memiliki nilai

ketuntasan klasikal yang rendah pada hasil ulang harian pada materi

kalor.

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai semester genap tahun

pelajaran 2014/2015 dengan rincian :

1. Satu minggu pertama digunakan menyusun rencana (instrumen)

penelitian.

2. Dua minggu digunakan untuk tahap penelitian (implementasi

tindakan).

3. Dua minggu digunakan untuk pengelolaan data dan penyusunan

karya tulis.
24

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

(PTK) atau classroom based action research dengan peningkatan pada

unsur desain yang memungkinkan diperolehnya gambaran tentang

bagaimana pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Model rancangan penelitian ini mengacu pada model rancangan

Kemmis dan Target (1988) dengan 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri 4

tahap kegiatan yaitu :(1) Tahap penyusunan rencana tindakan, (2) Tahap

pelaksanaan tindakan; (3) Tahap observasi, dan (4) Tahap pengambilan

kesimpulan atau refleksi. Adapun keempat tahapan tersebut dilaksanakan

pada tiap siklus, tahap awal dalam PTK ini adalah identifikasi masalah

yang kesemuanya itu diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Identifikasi dan Penyusunan Rencana Tindakan

Pada tahap ini penulis mengidentifikasi konsep-konsep pengertian

alam yang sulit dipahami siswa. Cara yang ditempuh untuk kepentingan

ini ialah dengan memeriksa kembali nilai rata-rata ulangan harian,

rencana pembelajaran, program semester dan silabus K-13. Berdasarkan

acuan tersebut sebagai acuan implementasi tindakan dipilih konsep kalor.

Masalah yang menjadi perhatian untuk diidentifikasi, dianalisa, dan

dirumuskan terfokus pada 2 hal yaitu : (1) Hasil belajar siswa, dan (2)

Aktivitas siswa dalam menemukan konsep-konsep kalor dengan model

pembelajaran melalui pengalaman.


25

Rencana tindakan adalah rencana proses pembelajaran konsep

energi panas dengan :

a. Kompetensi Dasar

1) Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan

penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh

pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.

2) Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya

serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan

wujud benda.

b. Indikator

1) Produk

a) Menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengkomunikasikan

hasil penyelidikan tentang energi panas benda.

b) Menjelaskan pengertian kalor.

c) Mengidentifikasi energi yang terkandung dalam makanan.

2) Proses

Menganalisis perbandingan energi panas yang terkandung dalam

suatu benda.

3) Afektif

a) Menyadari untuk bersyukur atas anugerah pancaindera yang

diberikan oleh tuhan sehingga dapat melakukan pengamatan.

b) Mengkomunikasikan hasil analisis perbandingan energi panas

benda.

3) Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru baik


26

secara kelompok maupun individu.

Dalam rencana pembelajaran tersebut memuat pola kegiatan-

kegiatan yang dapat memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep-

konsep kalor melalui suatu proses ilmiah dan memuat kegiatan-kegiatan

yang menjadi ciri khas/karakteristik model pembelajaran melalui

pengalaman. Kegiatan tersebut adalah percobaan/eksperimen dengan

benda-benda kongkrit, pengisian tabel pengamatan, dan diskusi atau

perumusan konsep, serta aplikasi/penerapan dalam kehidupan sehari-

hari. Pada tahap ini pula dipersiapkan instrumen penelitian yaitu bahan

observasi baik berupa catatan khusus/tabel maupun catatan bebas.

2. Pelaksanaan Tindakan

Yang dilakukan penulis pada tahap pelaksanaan tindakan (Acting)

adalah meliputi penyair proses pembelajaran dalam kelas dan luar kelas

dengan model pembelajaran melalui pengalaman dan strategi penemuan

konsep. Adapun materi pada siklus I sebagai berikut:

a. Suhu menyatakan tingkat panas benda. Benda memiliki tingkat panas

tertentu karena di dalam benda terkandung energi panas.

b. Energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke

benda yang bersuhu lebih rendah disebut kalor.

Pada siklus II, materi lebih difokuskan pada kalor dan perubahan

wujud zat. Pada akhir pembelajaran siswa diberi test/penilaian akhir

sebagai cermin atau refleksi.

3. Tahap Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi


27

oleh kolaborator yaitu teman guru bidang studi IPA untuk memperoleh

bahan penyusunan refleksi. Fokus observasi dilakukan terhadap aktivitas

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan pengelolaan model

pembelajaran melalui pengalaman oleh guru serta keberhasilan guru

didalam memandu siswa dalam menemukan konsep melalui proses model

pembelajaran melalui pengalaman dan kegiatan penemuan konsep di

jaring dengan angket bentuk inventori.

4. Perefleksian (Refleksi)

Hasil penelitian baik dalam proses maupun penilaian akhir

dianalisa dan di tentukan kekurangan/kelemahan dan penyebabnya

bersama kolaborator, begitu pula hasil observasi baik catatan khusus

maupun catatan bebas serta data hasil angket balikan siswa dengan

prosentase.

Dari hasil analisa kesemuanya tersebut digunakan sebagai bahan

tindakan pada siklus berikutnya.


28

1. Siklus I
Kompetensi Dasar : 3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam
mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam
kehidupan sehari-hari.
4.10 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda.

No Planning Acting Observing Reflecting Catatan


1. - Menyususn RPP - Melakukan kegiatan - Mengatasi langkah - Mencatat hasil
pertemuan 1 pendahuluan/aplikasi percobaan observasi
- Menyusun table - Membentuk kelompok kecil - Mengamati keaktifan - Mengevaluasi
pengamatan - Penjelasan umum langkah dan kerjasama siswa hasil observasi
percobaan percobaan dan persiapan bahan - Memantau pengisian - Kontrol waktu
- Menyiapkan - Mempersiapkan siswa melakukan table percobaan - Menganalisa
penilaian kelas. prcobaan dan pengisian table. - Memantau keaktifan hasil
- Menyiapkan table - Diskusi kelas dengan memandu siswa dalam proses pembelajaran
observasi penemuan konsep. pembelajaran - Memperbaiki
- Melakukan kegiatan aplikasi - Mengamati catatan kelemahan pada
- Penilaian hasil pribadi siswa siklus berikutnya

Tabel Pelaksanaan Siklus 1


29

1. Siklus I
Kompetensi Dasar : 3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam
mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam
kehidupan sehari-hari.
4.10 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda.

No Planning Acting Observing Reflecting Catatan


1. - Menyusun RPP - Melakukan kegiatan - Mengatasi langkah - Mencatat hasil
pertemuan II dan pendahuluan/aplikasi percobaan observasi
perbaikan - Membentuk kelompok kecil - Mengamati keaktifan - Mengevaluasi
permasalahan pada - Penjelasan umum langkah dan kerjasama siswa hasil observasi
pertemuan I percobaan dan persiapan bahan - Memantau pengisian - Kontrol waktu
- Menyusun table - Mempersiapkan siswa melakukan table percobaan - Menganalisa
pengamatan percobaan dan pengisian table - Memantau keaktifan hasil
percobaan - Diskusi kelas dengan memandu siswa dalam proses pembelajaran
- Menyiapkan penemuan konsep pembelajaran
penilaian kelas - Melakukan kegiatan aplikasi - Mengamati catatan
- Menyiapkan table - Penilaian hasil pribadi siswa
observasi

Tabel Pelaksanaan Siklus 2


30

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama

pembelajaran berlangsung dari tiap siklus observasi dilakukan bersama-

sama dengan guru lain (kolaborator). Data hasil observasi dicatat sebagai

catatan bebas atau dalam format khusus yang disetujui bersama.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil penilaian secara lisan

(penilaian proses) dan tulis (penilaian akhir) dengan standar ketuntasan

minimal 67. Sedangkan data aktifitas siswa dalam menemukan konsep

kalor dengan model pembelajaran melalui pengalaman diambil dari hasil

observasi bersama kolaborator.

Untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang disajikan

penulis sudah memenuhi kriteria/karakteristik model pembelajaran melalui

pengalaman, pengumpulan datanya dilakukan kolaborator dengan format

khusus.

Untuk menyelesaikan dengan kondisi pembelajaran yang sedang

berlangsung, laju penelitian dilakukan sebagaimana penjadwalan

penelitian dan skematik kegiatan penelitian sebagai berikut :


31

JADWAL PENELITIAN

No Siklus Kegiatan Penelitian Waktu


 Persiapan
1 Pertama 1– 10 Februari 2016
 Pelaksanaan
 Persiapan
 Pelaksanaan
2 Kedua 15 – 24 Februari 2016
Penyusunan
karya tulis
3. Pelaporan Penulisan Laporan 25 – 28 Februari 2016

D. Tehnik Analisi Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama,

kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru.

Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketelitian belajar siswa yakni

secara klasikal 80% dari jumlah siswa dengan berpedoman ketuntasan

belajar minimal 67.

Data aktivitas siswa dalam menemukan konsep kalor pada model

pembelajaran melalui pengalaman dianalisa secara diskriptif kualitatif

dengan melihat prosentase aktivitas siswa pada kegiatan-kegiatan utama

proses menemukan konsep dan kegiatan-kegiatan utama yang menjadi

karakteristik model pembelajaran melalui pengalaman pada data aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran energi panas hasil observasi tiap siklus

dan hasil respon siswa terhadap kegiatan proses pembelajaran.

Adapun data pada catatan bebas yang diperoleh penulis dan

kolaborator selama pembelajaran berlangsung dalam satu siklus yang

meliputi kelemahan/kekurangan atau keuntungan dalam pelaksanaan

pembelajaran digunakan sebagai refleksi siklus berikutnya untuk

diperbaiki.
32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dikemukakan kedalam 2 siklus. Pada

setiap siklus dirumuskan hasil penelitian mengenai hasil belajar siswa

untuk pembelajaran konsep energi panas dan aktivitas siswa selama

mengikuti proses pembelajaran.

1. Siklus I

Dalam pembelajaran siklus I, materi pokok yang diajarkan

adalah suhu yang menyatakan tingkat panas benda. Aktifitas siswa dalam

kegiatan penemuan dengan model pembelajaran melalui pengalaman itu

diawali dengan kegiatan pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti dan

kegiatan penutup/aplikasi.

Ciri khas model pembelajaran melalui pengalaman salah

satunya adalah penggunaan benda-benda kongkrit, hal ini sangat cocok

dengan kegiatan proses penemuan karena siswa lebih mudah untuk

menemukan fakta-fakta yang nantinya membentuk konsep. Pada siklus ini

siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan panas dan

selanjutnya disebut suhu yang menyatakan tingkat panas benda.

Pada siklus ini siswa mengalami sedikit kesulitan dalam

mendefinisikan kalor, sehingga dalam diskusi guru banyak mengajukan

pertanyaan yang bersifat rnemancing/mengarahkan dan memandu dalam

merumuskan pengertian kalor. Pada kegiatan diskusi masih didominasi


33

oleh beberapa anak yang aktif dan berani berpendapat.

Meskipun ada beberapa kekurangan dalam siklus ini, namun

secara mayoritas kegiatan dalam proses pembelajaran cukup berhasil.

Hal ini terlihat siswa mampu menentukan/merumuskan konsep secara

ilmiah. Hasil penilaian proses baik yaitu penilaian praktek terdiri (1)

Ketrampilan pengetahuan alam, (2) Sikap ilmiah pengetahuan alam, dan

hasil penilaian akhir dengan rata-rata jawaban benar 75.6% sedangkan

rata-rata ketuntasan 65%.

Dilihat dari aspek pengelolaan pembelajaran, dalam siklus ini

belum memenuhi kategori kegiatan pertemuan konsep. Karena guru

hanya memfasilitasi berupa kegiatan percobaan dan diskusi yang dapat

mempermudah siswa dalam menemukan konsep kalor secara ilmiah,

disamping itu pola pembelajaran melalui pengalaman.

Dilihat dari aspek aktivitas siswa pada siklus l dengan sepuluh

macam kategori aktivitas, pada aktivitas utama kegiatan penemuan dan

model pembelajaran adalah (1) Melaksanakan percobaan 13%, (2)

Menyelesaikan masalah 15%, dan (3) Diskusi 10%. Dimana ketiga aspek

tersebut diatas rata-rata, dalam artian cukup memuaskan. Sebagai balikan

siswa tentang aktivitas pada proses pembelajaran ini dapat dilihat pada

hasil angket inventori yang kategori aktivitas utamanya adalah (1)

Percobaan : sangat senang 90% dan senang 10%, (2) Menyelesaikan

masalah : sangat senang 9%, senang 83%, kurang senang 8% (3)

Diskusi: sangat senang 20%, senang 17%, kurang senang 23 %, tidak

senang 40%.
34

Ada dua hal penting yang dapat direfleksikan dari hasil penelitian

siklus I ini. Pertama kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan atau

merumuskan konsep yang memerlukan proses berfikir ilmiah. Kedua bagi

siswa yang memiliki kemampuan intelegensi rendah belum mampu

berkomunikasi/berpendapat dalam diskusi. Selanjutnya kedua hal tersebut

akan menjadi fokus masalah pada penelitian pembelajaran siklus II.

Untuk menjawab permasalahan tadi dipilih alternatif tindakan

penerapan kembali kegiatan penemuan konsep dengan model

pembelajaran melalui pengalaman. Pada kegiatan penemuan konsep

konduksi dilakukan percobaan dengan menggunakan benda kongkrit dan

dengan persiapan serta penjelasan yang lebih baik, yaitu guru memberi

pertanyaan-pertanyaan yang lebih bersifat memancing siswa kearah

penemuan konsep. Sedangkan untuk memperbaiki kegiatan diskusi guru

lebih memperhatikan siswa yang berkemampuan rendah mengemukakan

pendapat. Berdasarkan uraian diatas pada siklus II dilakukan perbaikan

kegiatan penemuan konsep dan diskusi untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran konsep kalor.

Sebagaimana pada siklus I, dalam siklus II skenarionya

pembelajaran dimulai kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup/aplikasi. Selama dalam proses pembelajaran diadakan penilaian

proses dan observasi sedangkan diakhir pembelajaran diadakan penilaian

akhir berupa test tulis. Pada penilaian proses guru memberikan test lisan

sedangkan kolaborator melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

ketrampilan pengetahuan alam dengan hasil rata-rata 8.7, sikap ilmiah


35

pengetahuan alam dengan rata-rata 8,2. Pengelolaan model

pembelajaran melalui pengalaman dan kegiatan penemuan hasil rata-rata

3.7 berarti mendekati baik sekali. Untuk aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran baik dalam aspek kegiatan penemuan maupun model

pembelajaran melalui pengalaman dimana aspek utamanya sama yaitu :

percobaan 50%, penyelesaikan masalah 27% dan diskusi 23% yang

ketiganya diatas rata-rata.

Sebagai balikan siswa tentang aktivitas pada proses pembelajaran

adalah (1) Percobaan : sangat senang 88%, senang 12% (2)

Menyelesaikan masalah : sangat senang 7%, senang 83%, kurang

senang 10% (3) Diskusi : sangat senang 66%, senang 22%, kurang

senang 12%.

Pada kegiatan aplikasi secara mayoritas siswa mampu

menyebutkan penerapan konsep kalor dan perpindahannya dalam

kehidupan sehari-hari. Pada akhir pembelajaran diperoleh hasil penilaian

akhir dengan rata-rata jawaban benar 87.8% dan rata-rata ketuntasan

100%. Berarti jika dibanding siklus I, pada siklus II ada peningkatan

prosentase jawaban benar sebesar 12,2%, begitu pula pada aspek-aspek

lain yaitu : ketrampilan pengetahuan alam naik 35%.

Secara keseluruhan hasil penelitian pembelajaran siklus II sudah

memenuhi harapan yakni adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan

hasil belajar.
36

B. Pembahasan Atas Hasil Tindakan

Pengetahuan alam merupakan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, konsep penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pengetahuan alam

di kelas VII MTsN Tanah Grogto, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan

Timur, Tahun Pelajaran 2014-2015 bermanfaat bagi siswa untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pengetahuan alam menekankan

pada pemberian langsuug untuk mengembangkan kompetensi agar siswa

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pengetahuan alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

Peneliti ini sekurang-kurangnya ada dua tujuan dalam proses

pembelajaran konsep kalor, pertama siswa memahami konsep kalor

melalui proses berfikir ilmiah yang ditunjukkan dengan peningkatan hasil

belajar, kedua aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan

pola pembelajaran yang aktif, kreatif, efesien dan menyenangkan.

Dilihat hasil belajar pada kedua siklus, peuelitian ini dapat

mendukung tercapainya kedua tujuan diatas mengingat hasil belajar

adalah pencerminan dan tujuan proses pembelajaran dalam artian jika

hasil belajar tidak baik menunjukkan proses pembelajarannya tidak

berhasil. Namun jika kita hanya menginginkan hasil akhir saja yang baik,

maka kita cukup menyampaikan definisi, fakta, prinsip-prinsip dengan

ceramah dan metode drill. Pada hasil penilaian akhir maupun penilaian
37

proses yaitu ketrampilan dan sikap ilmiah pengetahuan alam serta test

lisan dalam proses pembelajaran menunjukkan angka yang signifikan.

Kegiatan penemuan konsep energi panas memang lebih sulit

dilaksanakan guru jika dibanding dengan langsung memberikan

pengertian konsep dengan metode ceramah.

Dilihat dari aspek aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

semua siklus menunjukkan bahwa kegiatan penemuan konsep energi

panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman dapat

mewujudkan tujuan tersebut diatas. Hal ini dibuktikan dari hasit observasi

pengelolaan proses pembelajaran, aktifitas siswa. Maupun hasil balikan

siswa tentang aktivitas dalam pembelajaran.

Sebagai fasilitator bagi guru hal-hal tersebut diatas merupakan

pengalaman baru untuk menyediakan pengalaman belajar yang menarik

dan menyenangkan bagi siswa. Melalui pengalaman-pengalaman

pembelajaran seperti itu siswa menjadi termotivator untuk mengetahui

lebih jauh dan mengajukan berbagai pertanyaan hal-hal yang berkaitan

dengan energi panas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin dapat

dijawab seketika atau pada pembelajaran selanjutnya.

Dengan demikian maka pembelajaran kalor yang tidak menarik,

terlalu teoritis, bersifat abstrak, tidak didukung alat peraga dan media

pemahamannya kurang dimengerti siswa dan membuat siswa tidak

senang.
38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Memperhatikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

tentang permasalahan yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dan

peningkatan tersebut relevan dengan respon siswa kelas VII MTsN

Tanah Grogot, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi

Kalimantan Timur yang positif terhadap pembelajaran menemukan

konsep kalor dengan model belajar melalui pengalaman.

2. Aktivitas siswa kelas VII MTsN Tanah Grogot, Kecamatan Tanah

Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur untuk

mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri cenderung

meningkat (percobaan, menyelesaikan masalah dan diskusi).

B. Saran

1. Belajar menemukan konsep dengan model pembelajaran melalui

pengalaman ternyata memiliki kelebihan-kelebihan dan sesuai

PAKEM, oleh karenanya diharapkan bagi guru untuk menerapkannya

dalam proses pembelajaran pada konsep-konsep tertentu.

2. Agar guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan motivator agar

siswa belajar mandiri dan membiasakan berfikir ilmiah.


39

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penataan Guru, Surabaya (2003) Evaluasi Pembelajaran

Balai Penataan Guru, Surabaya (2003) Diklat Guru PBS IPA SD


Depdiknas (2004) Kurikulum 2004

Kristoro, Dipe, TESOL, M.A (2005) Materi Management Peningkatan Mutu


Berbasis Sekolah

Maryono, Bekti (2003) Kurikulum Pendidikan Dasar 1994 dan KBK

Maryono, Bekti (2006) Wawasan Kependidikan

Patmiati, HS, 2003, Konsep Sumber-Sumber Energi Bumi, CV. Pelita


Karya, Kalimantan Timur.

Pandu Jatmiko, 2004, Discovery and Blue Energy (terjemahan ed.al,


Hurteland James, Orland ; British

Soenarjo, Moendiksani, Dra. Hj. (2003) Peningkatan Profesi Guru.

Widayati, Ninik Sri, Dra (2003) Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas.
40

Lampiran I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SatuanPendidikan : MTs Negeri Tanah Grogot


Mata Pelajaran : IlmuPengetahuanAlam(IPA)
Kelas/Semester : VII/II
Topik : Kalor dan Perpindahannya
Materi : Pengertian Kalor dan Kalori Makanan
AlokasiWaktu : 3 x 40 menit(1 pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayatiajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percayadiri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasrkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mencoba ,mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, danmengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam
pengalaman ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingintahu; objektif,
jujur, teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggungjawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
41

sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan


pengamatan, percobaan, dan berdiskusi
3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan
penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh
pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.
4.10 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya
serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan
wujud benda.
4.11 Melakukan penyelidikan terhadap cara berisi penambahan kalor
secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

C.
42

D. INDIKATOR
Kognitif
Produk
1. Menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan
mengkomunikasikan hasil penyelidikan tentang energi panas
benda
2. Menjelaskanpengertian kalor.
3. Mengidentifikasi energi yang terkandung dalam makanan.
Proses
1. Menganalisis perbandingan energi panas yang terkandung
dalam suatu benda
Afektif
1. Menyadari untuk bersyukur atas anugerah pancaindera yang
diberikan oleh tuhan sehingga dapat melakukan pengamatan.
2. Mengkomunikasikan hasil analisis perbandingan energi panas
benda.
3. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru baik
secara kelompok maupun individu.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan
mengkomunikasikan hasil penyelidikan tentang energi panas
benda
2. Siswadapat menjelaskan pengertian kalor.
3. Siswadapat mengidentifikasi energi yang terkandung dalam
makanan.
4. Siswa dapat menganalisis perbandingan energi panas yang
terkandung dalam suatu benda.

F. MATERI
Suhu menyatakan tingkat panas benda. Benda memiliki tingkat
panas tertentu karena di dalam benda terkandung energi panas.
Seperti telah kamu lakukan dalam kegiatan penyelidikan tersebut,
segelas air dan seember air yang bersuhu sama memiliki energi
43

panas yang berbeda. Untuk menaikkan suhu 200 g air, memerlukan


energi panas yang lebih besar daripada 100 g air. Pada suhu yang
sama, zat yang massanya lebih besar mempunyai energi panas yang
lebih besar pula.
Energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah disebut kalor. Apa satuan
kalor? Sebagai bentuk energi, dalam SI kalor bersatuan Joule (J).
Satuan kalor yang populer (sering digunakan di bidang gizi) adalah
kalori dan kilokalori.

G. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan: Scientific
2. Metode : Pembelajaran Pengalaman (diskusi dan
pengamatan)

H. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPA SMP Kelas VII Puskurbuk 2013
2. Sumber belajar lain yang relevan

I. KEGIATAN PEMELAJARAN
Langkah- Alokasi
Kegiatan Deskripsikegiatan
langkah Waktu
Pendahulua Motivasi  Guru memulai 10
n pembelajaran dan
mengabsen siswa.
 Guru memotivasi
siswadengan
menunjukkan
beberapa label
makanan kemasan.
Kemudian guru
meminta siswa
44

memfokuskan pada
label yang
menunjukkan kalori
makanan.
 Guru meminta siswa
untuk menanggapi
tulisan dalam label
makanan kemasan
tersebut.
 Guru melakukan
apersepsi tentang
suhu.
 Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
pada pertemuan hari
ini.
Kegiatan inti Menyampaikan  Menyampaikan 60
informasi informasi tentang
pengertian kalor, kalor
sebagai bentuk energi,
dan energi makanan.
Mengorga-
nisasikan siswa  Membagi siswa ke
dalam kelompok dalam kelompok-
belajar kelompok kecil.
Membimbing siswa  Melakukan
dalam kelompok penyelidikan tentang
belajar perbandingan energi
panas benda.
 Guru membimbing
siswa dalam kelompok
45

untuk melakukan
penyelidikan dan
menganalisis.
 Salah satu kelompok
mempresentasikan
hasil diskusinya di
depan kelas,
kelompok yang lain
menanggapi.
 Guru meyamakan
Evaluasi persepsi siswa ketika
ada perbedaan hasil
Memberikan diskusi.
Penghargaan
 Guru bersama siswa
menyimpulkan
pembelajaran pada
hari ini.
 Guru memeberikan
beberapa soal untuk
melihat pemahaman
siswa atas materi
yang diberikan

 Guru memberikan
penghargaan pada
kelompok yang
teraktif selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung
Penutup  Guru 10
menginformasikan
46

pada siswa untuk


mempersiapkan
materi terkait Kalor
dan Perubahan Suhu
untuk pertemuan
selanjutnya

J. PENILAIAN
1. Metodedanbentukinstrumen
Aspek yang diukur Metode penilaian Bentuk instrument
Kognitif Tes tertulis Soal uraian atau
pilihan ganda
Psikomotor Pengamatan Lembar
pengamatan
psikomotor
Afektif Pengamatan Lembar
pengamatan afektif

Penilaian Ketrampilan Proses

1. Penilaian Unjuk Kerja


Penilaian Kinerja Melakukan Pengamatan
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Merumuskan masalah
2. Merangkai alat
3. Melakukan pengamatan
4. Menafsirkan data
5. mengkomunikasikan

Rubrik
Aspek yang dinilai Penilaian
47

1 2 3
Merumuskan Tidak mampu Dilakukan Dilakukan
masalah merumuskan dengan bantuan secara mandiri
masalah guru (berkelompok)
Merangkai alat Rangkaian Rangkaian alat Rangkaian alat
alat tidak benar tetapi benar, rapi dan
benar tidak memperhatikan
memperhatikan keselamatan
keselamatan kerja.
kerja atau tidak
rapi
Melakukan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
pengamatan tidak cermat cermat tetapi cermat dan
mengandung bebas
interpretasi interpretasi
Menafsirkan data Tidak mampu Mampu Mampu
menafsirkan menganalisis menganalisis
data dan data dan
menyimpulkan menyimpulkan
dengan bantuan secara mandiri.
guru
Mengkomunikasika Hanya mampu Dilakukan Memadukan
n dilakukan secara tertulis hasil tertulis
secara tertulis atau lisan sebagai bagian
atau lisan namun tidak dari penyajian
saja. dipadukan secara lisan.

2. Penilaian Produk
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Hasil rumusan masalah yang akan
diselidiki
2. Hasil pengamatan
3. Hasil analisis/penafsiran data

Rubrik
Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Hasil rumusan Tidak berupa Dalam bentuk Dalam bentuk
48

masalah masalah pertanyaan pertanyaan


tetapi tidak dan
mengarah ke mengarahkan
penyelidikan ke
penyelidikan.
Hasil pengamatan Data tidak Data lengkap Data lengkap,
menunjukkan tetapi cermat dan
hasil mengandung bebas dari
pengamatan inferensi. inferensi.
yang cermat
dan lengkap
Hasil Tidak Ada hasil Ada analisis
analisis/penafsiran melakukan analisis tapi dan
data penafsiran tidak mengaitkan
data. mengkaitkan dengan
antarvaribel. variabel.

3. Penilaian sikap
Sikap

Tanggung

Kedisiplin
Kerjasam
Kejujuran

No Nama
jawab

a
1
2
3

Rubrik
1: sangat kurang
2: kurang
3: cukup
4: baik
5: amat baik
49

Tanah Grogot,
Mengetahui,
Kepala MTsN Tanah Grogot Guru Mata Pelajaran IPA

H.Subhan Walad, S.Pd.I Dra. Djuriana


NIP. 198010192003121002 NIP. 196605121995032001
50

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SatuanPendidikan : MTsN Tanah Grogot


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VII/II
Topik : Kalor dan Perpindahannya
Materi : Kalor dan Perubahan Wujud
AlokasiWaktu : 2 x 40 menit(1 pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun,
percayadiri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasrkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mencoba ,mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, danmengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam
pengalaman ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingintahu; objektif,
jujur, teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggungjawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
pengamatan, percobaan, dan berdiskusi
51

3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan


penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh
pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.
4.10 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya
serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan
wujud benda.
4.11 Melakukan penyelidikan terhadap cara berisi penambahan kalor
secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

C.
52

D. INDIKATOR
Kognitif
Produk
1. Menyelidiki karakteristik suhu benda pada saat benda
mengalami perubahan wujud.
2. Menentukan kalor untuk perubahan wujud

Afektif
1. Disiplin dalam hal hadir tepat waktu.
2. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas baik individu
maupun kelompok.
3. Bekerja sama dalam kelompok.
4. Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok.
5. Menghargai pendapat orang lain dan menjadi pendengar yang
baik.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Siswa dapat menyelidiki karakteristik suhu benda pada saat benda
mengalami perubahan wujud
b. Siswa dapat menentukan kalor untuk perubahan wujud.

F. MATERI
Terjadinya perubahan wujud sering kita amati dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh yang sering kamu jumpai pada air mendidih
kelihatan gelembung-gelembung uap air, yang menunjukkan adanya
perubahan wujud dari air menjadi uap. Untuk mendidihkan air,
diperlukan kalor. Jadi, untuk mengubah wujud zat cair menjadi gas
diperlukan kalor.

G. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Pembelajaran Pengalaman (diskusi dan
pengamatan)
H. SUMBER BELAJAR
3. Buku IPA SMP Kelas VII Puskurbuk 2013
4. Sumberbelajar lain yang relevan
53

I. KEGIATAN PEMELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan Motivasi  Guru memberi 10
salam dan
mengabsen
siswa.
 Guru melakukan
demonstrasi
dengan
meletakkan es
batu ke dalam
gelas kimia
kemudian
diletakkan di atas
pembakar
spirtus.

 Guru
mengarahkan
siswa untuk
membuat
rumusan
masalah.
Pertanyaan yang
54

diharapkan
muncul:
“Mengapa es
batu meleleh saat
dipanaskan?”
 Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang akan
dicapai yakni
tentang kalor dan
perubahan suhu.
Kegiataninti Menyampaikan informasi  Guru memberikan 60
informasi
mengenai kalor
dan perubahan
suhu.
 Guru menjelaskan
Mengorganisasikan siswa hubungan antara
dalam kelompok belajar kalor dan
Membimbing siswa perubahan suhu
dalam kelompok belajar
 Membagisiswake
dalam kelompok-
Evaluasi kelompok kecil.
 Melakukan
percobaan untuk
mengetahui
peristiwa
perubahan suhu
 Guru
55

MemberikanPenghargaa membimbing
n siswa dalam
kelompok untuk
melakukan
penyelidikan dan
menganalisis.
 Salah satu
kelompok
mempresentasika
n hasil diskusinya
di depankelas,
kelompok yang
lain menanggapi.
 Guru
meyamakan
persepsi siswa
ketika ada
perbedaan hasil
diskusi.

 Guru bersama
siswa
menyimpulkan
pembelajaran
pada hari ini.
 Guru
memeberikan
beberapa soal
untuk melihat
pemahaman
siswa atas
materi yang
56

diberikan

 Guru
memberikan
penghargaan
pada kelompok
yang teraktif
selama kegiatan
pembelajaran
berlangsung
Penutup  Guru 10
menginformasika
n pada siswa
untuk
mempersiapkan
materi terkait
untuk pertemuan
selanjutnya

J. PENILAIAN
1. Metode dan bentuk instrument
Aspek yang diukur Metode penilaian Bentuk instrumen
Kognitif Tes tertulis Soal uraian atau
pilihan ganda
Psikomotor Pengamatan Lembar
pengamatan
psikomotor
Afektif Pengamatan Lembar
pengamatan afektif

Penilaian Ketrampilan Proses

a. Penilaian Unjuk Kerja


57

Penilaian Kinerja Melakukan Pengamatan


Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Merumuskan masalah
2. Merangkai alat
3. Melakukan pengamatan
4. Menafsirkan data
5. Mengkomunikasikan

Rubrik
Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Merumuskan Tidak mampu Dilakukan Dilakukan
masalah merumuskan dengan bantuan secara mandiri
masalah guru (berkelompok)
Merangkai alat Rangkaian Rangkaian alat Rangkaian alat
alat tidak benar tetapi benar, rapi dan
benar tidak memperhatikan
memperhatikan keselamatan
keselamatan kerja.
kerja atau tidak
rapi
Melakukan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
pengamatan tidak cermat cermat tetapi cermat dan
mengandung bebas
interpretasi interpretasi
Menafsirkan data Tidak mampu Mampu Mampu
menafsirkan menganalisis menganalisis
data dan data dan
menyimpulkan menyimpulkan
dengan bantuan secara mandiri.
guru
Mengkomunikasika Hanya mampu Dilakukan Memadukan
n dilakukan secara tertulis hasil tertulis
secara tertulis atau lisan sebagai bagian
atau lisan namun tidak dari penyajian
saja. dipadukan secara lisan.

b. Penilaian Produk
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Hasil rumusan masalah yang akan
diselidiki
2. Hasil pengamatan
58

3. Hasil analisis/penafsiran data

Rubrik
Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Hasil rumusan Tidak berupa Dalam bentuk Dalam bentuk
masalah masalah pertanyaan pertanyaan
tetapi tidak dan
mengarah ke mengarahkan
penyelidikan ke
penyelidikan.
Hasil pengamatan Data tidak Data lengkap Data lengkap,
menunjukkan tetapi cermat dan
hasil mengandung bebas dari
pengamatan inferensi. inferensi.
yang cermat
dan lengkap
Hasil Tidak Ada hasil Ada analisis
analisis/penafsiran melakukan analisis tapi dan
data penafsiran tidak mengaitkan
data. mengkaitkan dengan
antarvariabel. variabel.

c. Penilaian sikap
Sikap
Tanggung

Kedisiplin
Kerjasam
Kejujuran

No Nama
jawab

1
2
3
4
59

5
6

Rubrik
1: sangat kurang
2: kurang
3: cukup
4: baik
5: amat baik

Tanah Grogot,
Mengetahui,
Kepala MTsN Tanah Grogot Guru Mata Pelajaran IPA

H.Subhan Walad, S.Pd.I Dra. Djuriana


NIP. 198010192003121002 NIP. 196605121995032001

Anda mungkin juga menyukai