Anda di halaman 1dari 5

RUMAH ADAT WAEREBO

Steven Hanif Prakoso

19.A1.0133

Fakultas Arsitektur dan Desain,Universitas Katolik Soegijapranata,Semarang

BAB 1:PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumah adat di Indonesia adalah salah satu warisan budaya yang selayaknya
dilestarikan.karena semakin majunya peradaban,perlahan-lahan rumah adat ini mulai menghilang
karena tergantikan oleh rumah yang lebih modern,salah satunya rumah adat kampung waerebo
yang bernama Mbaru Niang yang berada di Manggarai,Pulau Flores,Nusa Tenggara
Timur,rumah adat ini memiliki sejumlah tradisi dan upacara adat yang masih dipegang teguh
oleh masyarakat waerebo serta gaya arsitektur yang menarik,membuat rumah adat waerebo
memiliki nyawa untuk dipertahankan

Rumusan Masalah

1.Nilai budaya apa yang terefleksikan di dalamnya?

2.Nilai filosofis apa yang terefleksikan di dalamnya?

3.Nilai desain (bentuk ornamen dan material) apa yang terkait dengan budaya setempat?

Tujuan

Paper ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai apa saja yang terdapat pada rumah adat
Waerebo
BAB 3:PEMBAHASAN

1.Nilai Budaya

Nilai Budaya adalah nilai yang tidak dapat hilang dari suatu tempat,karena dengan
adanya nilai budaya,tempat tersebut memiliki identitas serta ciri khas yang membedakan satu
tempat dengan tempat yang lain,di waerebo salah satunya adalah api,api yang terdapat di setiap
rumah masyarakat waerebo diyakini oleh masyarakat sekitar memiliki arti penting untuk
menggerakan roda kehidupan disana.bentuk rumah yang terlihat seperti payung adalah suatu
konsep yang diambil berdasarkan persetujuan dan memiliki makna bagi masyarakat waerebo
masyarakat waerebo memiliki satu upacara kusus untuk menyambut tamu yang datang dari luar
yang disebut “surrunge”,masyarakat waerebo akan mengenakan sarung khas manggarai dan
menyanyikan nyanyian dari gerbang sampai tengah kampong.di dalam kampung dan rumah adat
waerebo memiliki unsur nilai budaya yang saling berkesinambungan,yaitu prinsip pola penataan
pada rumah adat waerebo ini adalah terpusat,rumah adat yang ada di waerebo secara sengaja
ditata berpusat pada satu titik yang berada di tengah kampung waerebo.ditengah kampung
waerebo,terdapat tumpukan batu tua yang disebut “compang”,disini terlihat jelas bahwa rumah
adat waerebo mengelilingi compang,compang dipercaya oleh masyarakat waerebo sebagai pusat
kehidupan dan memiliki peran sebagai penjaga keutuhan kampung.secara berkala,masyarakat
waerebo melakukan persembahan kepada tuhan dan leluhur.rumah adat waerebo pun juga
menerapkan pola terpusat yang diperkuat pada bentuk rumah yang bulat dengan ikatan-ikatan
kayu yang mengelilinginya

Dalam membuat rumah adat waerebo ini memiliki keseimbangan antara unsur teknis dan
nilai budaya.seperti pada pengambilan kayu di hutan,masyarakat waerebo tidak bisa langsung
menebang pohon yang akan dijadikan rumah dari hutan.namun harus melaksanakan upacara adat
terlebih dahulu yang disebut “robang”,upacara ini,korban persembahan pun diserahkan berupa
anjing,ayam dan telur mentah

Setelah melaksanakan upcara adat robang,kayu baru dapat ditebang dan dijadikan
papan,lalu diangkut menuju desa,saat membawa kayu menuju desa,para tetua adat menyanyikan
sebuah lagu,sebelum tiang-tiang mulai ditancapkan,ada satu upacara adat yang harus dilakukan
yaitu weri mbaru,yaitu upacara adat dengan mengorbankan sesembahan berupa ayam,telur dan
babi lalu pada saat pembangunan rumah sudah di puncak tertinggi,masayarakat melakukan
upcara adat yakni raket bobong,raket bobong adalah upacara adat dimana seekor ayam berwarna
dikorbankan di lantai ter atas rumah.se ekor ayam putih lain dan se ekor ayam merah juga
disembelih di bagian lantai pertama,darah ayam sengaja diberikan di lantai pertama dan ter atas
rumah

Meski rumah sudah selesai dibangun,rumah tersebut tidak bisa langsung dipakai atau
dihuni oleh masyarakat waerebo,ada satu lagi upacara adat yang harus dilakukan yaitu ze’e,ze’e
adalah upacara adat dimana beberapa ekor ayam dan babi kembali di korbankan,setelah seluruh
upcara adat dalam proses membangun rumah sudah selesai,maka penghuni rumah sudah secara
sah tinggal dirumah itu untuk selamanya,beberapa upacara lain selain yang sudah disebutkan
seperti upacara kematian dan upacara perkawinan boleh dilakukan didalam rumah

Setelah membangun rumah dan melaksanakan semua upacara yang disyaratkan,maka


masyarakat waerebo akan menggelar pesta yang berupa tarian tradisional manggarai yang
disebut caci

2.Nilai Filosofis

Setiap kegiatan yang memiliki nilai budaya pasti diiringi oleh nilai filosofis seperti
kenapa kegiatan tersebut dilakukan agar kedepannya tidak terjadi kesalahpahaman,diantara lain
nilai filosofis yang ada yaitu api yang terdapat pada setiap rumah,menandakan bahwa makanan
harus selalu siap,api juga dapat digunakan sebagai penghangat serta memberi daya tahan kepada
penutup rumah.bentuk rumah waerebo yang seperti payung juga memiliki arti kedamaian dan
persatuan warga,dari skala yang lebih besar lagi,terdapat makna penggunaan prinsip pola
terpusat pada tata atur rumah dan kampong waerebo,masyarakat sekitar meyakini bahwa
kehidupan itu harus seimbang,dan keseimbangan itu bisa kita temui pada prinsip pola penataan
terpusat,ditengah kampong waerebo terdapat compang yang dimana warga waerebo biasa
memberikan persembahan guna mendapatkan perlindungan dari roh untuk kenyamanan dan
keamanan kampung waerebo

Upacara adat robang sebelum menggambil kayu untuk dijadikan bahan konstruksi dari
rumah juga bertujuan untuk meminta izin kepada roh hutan serta perlindungan kepada tuhan
selama berjalannya pembangunan rumah,saat membawa papan dari kayu yang diolah tadi,para
tetua adat menyanyikan sebuah lagu,nyanyian ini diyakini dapat membuat kayu yang dibawa
menjadi ringan

Pada saat akan memulai pembangunan,dilakukan satu upacara adat yang dinamakan weri
mbaru yang dimana dilakukan persembahan,tujuan dari pelaksanaan upacara weri mbaru ini
adalah meminta pertolongan kepada tuhan dan leluhur.saat proses membangun rumah pada
tingkat ter atas,juga terdapat upacara raket bobong,yang bertujuan untuk meminta permohonan
kepada tuhan dan leluhur,agar rumah tersebut dapat kuat dan tidak cepat rapuh,hasil dari
sesembahan ayam yang digunakan juga menjadi acuan apakah doa yang dipanjatkan akan
membuahkan hasil yang baik atau tidak.upacara adat ini juga sebagai tanda bahwa pembangunan
rumah ini telah selesai

Saat rumah sudah selesai dibangun,terdapat upacara adat yang terakhir bernama
ze’e,upacara adat ini bertujuan untuk meminta izin kepada tuhan dan leluhur,agar dapat
memasuki dan tinggal di rumah tersebut,lalu setelah serangkaian upacara yang ada dalam proses
pembangunan rumah waerebo,terdapat pesta yang berupa tarian tradisional manggarai,pesta ini
diadakan sebagai wujud syukur akan selesainya rumah dan diizinkannya penghuni untuk masuk
kedalam rumah

3.Nilai Desain (Bentuk Ornamen dan Material)

Setiap tempat tinggal mempunyai nilai desain yang dapat berkaitan dengan budaya
setempat,salah satunya yaitu pola lingkaran yang berulang di setiap rumah waerebo,merupakan
simbol kebersamaan,di setiap rumah di waerebo,desain rumah waerebo yang dibuat bertingkat
juga memiliki fungsi dan makna tersendiri,seperti lantai pertama atau tenda untuk tempat api
dinyalakan dan tempat dapur,lalu tingkat kedua ada loteng untuk menyimpan makanan sehari-
hari atau kebutuhan lainnya,di tingkat ketiga ada lentar yang berguna untuk menyimpan benih-
benih,selanjutnya ada lempa rae untuk menyimpan stock makanan,dan yang terakhir ada hekang
kode untuk sesajian para leluhur

Material rumah di rumah waerebo membutuhkan kayu yang berukuran besar,karena


kebutuhan penghuni rumah yang tinggal juga membutuhkan ruangan yang besar,dan pemilihan
material juga sangat diperhatikan dalam membangun rumah,kayu yang digunakan bukan kayu
yang bisa ditemukan di kawasan warga umum,melainkan kayu dari pohon worok yang hanya
dapat ditemukan di kawasan hutan yang masih asri dan berjarak kurang lebih 10km dari
perkampungan.selain kayu worok,terdapat kayu ajang,torang dan moak untuk penutup
lantai,bamboo sebagai rangka atap dan tangga,kayu uwuh untuk balok,rotan untuk mengikat,dan
kayu kenti untuk membentuk ikatan panjang untuk mengikat seluruh struktur rumah

Sebelum proses membuat dinding,rangka dari bambu harus dipasang terlebih dahulu
untuk mengikat ijuk dan alang-alang lalu membuat pintu sebagai sirkulasi keluar masuknya
penghuni serta rangkung untuk gudang,selanjutnya adalah pemasangan tangga menggunakan
papan kayu serta penutup atap dari alang-alang,semakin kering alang-alang maka semakin kuat
daya tahannya,ini juga menjadi penentu ketahanan rumah,dan cara untuk meningkatkan daya
tahan atap adalah dengan tetap berlangsungnya kegiatan memasak di dapur

BAB 4:PENUTUP

Berdasarkan uraian tersebut rumah adat waerebo merupakan warisan budaya yang
memiliki jutaan keunikan didalamnya,mulai dari segi struktur dan adat yang masih dipegang
teguh oleh masyarakat waerebo.

Anda mungkin juga menyukai