Anda di halaman 1dari 8

ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA MUNTIALO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

TAHUN 2023

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Pembahasan : Anemia Pada Ibu Hamil

Sub Pokok Pembahasan : Pencegahan Anemia Ibu Hamil

Sasaran : Ibu Hamil di desa Muntialo

Hari/Tanggal : Jum'at, 10 Februari 2023

Waktu : 45 menit

Tempat : Posyandu ibu hamil desa Muntialo

Pemateri : Lailatun Najmiah dan Mega Putri A

1. Karakteristik Peserta
a. Jumlah Peserta : 17 orang

A. Analisa Situasi
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11gr/dl sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (Erythtopoetic) dalam
produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada tingkat normal (WHO,
2014). Menurut Sharma and Meenakshi (2010), terdapat komplikasi pada anemia
dalam kehamilan, komplikasi tersebut dapat terjadi pada ibu dan bayi. Ibu bisa
mengalami palpitasi, takhikardi, sesak nafas, meningkatkan cardiac output dan
mengarah kepada cardiac stress yang dapat menyebabkan dekompensasi dan gagal
jantung yang fatal sedangkan pada janin mengakibatkan BBLR.

B. Permasalahan
Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang Anemia Pada Ibu Hamil

C. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Anemia Pada Ibu Hamil selama 45 menit,
diharapkan ibu-ibu dapat mengerti tentang Anemia Pada Kehamilan dan dapat
mengaplokasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan Anemia Pada Ibu Hamil, ibu-ibu diharapkan mampu:
a) Peserta dapat menjelaskan pengertian Anemia
b) Peserta dapat Menyebutkan Gejala Anemia
c) Peserta dapat menjelaskan Penyebab Anemia
d) Peserta dapat menjelaskan pengobatan anemia
d) Peserta dapat menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari anemia

D. Materi
1. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, 2007). Menurut WHO (2014)
anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kemampuan
pengangkutan oksigen oleh sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan normal
yang berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, ketinggian (diatas permukaan
laut), kebiasaan merokok, dan kehamilan. Anemia sering disebut KD (kurang darah)
yaitu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (< 12
gr/dl) yang berakibat penurunan pada daya tahan tubuh, kebugaran tubuh, kemampuan
dan konsentrasi belajar, dan menghambat tumbuh kembang serta membahayakan
kehamilan di masa yang akan datang (Kemenkes RI, 2010). Anemia terjadi pada 1/3
perempuan selama kehamilan trimester III. Penyebab yang umum adalah kekurangan zat
besi dan asam folat. Jumlah darah dalam tubuh wanita hamil meningkat 20-30% sehingga
memerlukan peningkatan pasokan zat besi. Penting dalam periode ini melakukan
pemeriksaan Hb untuk mendeteksi anemia. Anemia pada ibu hamil sangat memengaruhi
keadaan ibu dan janin selama proses persalinan. Ibu hamil yang menderita anemia berat
dapat meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur juga lebih besar
(Proverawati, 2011).

2. Faktor yang Berhubungan dengan Anemia dalam Kehamilan

Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
diantaranya dipengaruhi oleh faktor umur ibu, paritas, jarak kehamilan, status gizi,
tingkat pendidikan, frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC) dan konsumsi
suplementasi besi. Program pemberian suplementasi tablet besi di Indonesia merupakan
salah satu alternatif untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hal ini
didasarkan pada hanya sedikit wanita hamil di negara berkembang seperti Indonesia
yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan melalui makanan sehari-hari
karena sumber utama zat besi yang mudah diserap oleh tubuh (heme) relative mahal
harganya (Depkes RI, 2010). Tablet besi dianjurkan diminum di antara dua kali waktu
makan, karena bioavailibilitasnya lebih tinggi pada waktu perut kosong, kecuali ketika
terjadi efek samping maka tablet besi dapat diminum pada waktu makan.

3. Tanda dan Gejala Anemia


 Lemah, letih, lesu, lunglai, lelah (5L)
 Tekanan darah rendah
 Pusing dan pandangan buram
 Kulit pucat atau Kekuningan
 Denyut jantung tidak teratur

4. Resiko Anemia
a. Asupan gizi pada janin terhambat
Status gizi ibu hamil bisa diketahui dengan mengukur ukuran LILA bila <23,5 cm
maka ibu hamil termasuk KEK ini berarti ibu sudah mengalami keadaan kurang gizi
dalam jangka waktu yang telah lama, bila ini terjadi maka kebutuhan nutrisi untuk
proses tumbuh kembang janin makin terhambat akibatnya bayi yang dilahirkan
menderita BBLR.
b. Abortus
Apabila kadar HB kurang dalam darah berarti kemampuan darah dalam darah
mengikat dan membawa oksigen akan berkurang, demikian pula zat-zat nutrisi yang
dibawa oleh sel-sel darah merah juga akan berkurang. Keadaan ini menyebabkan
janin akan oksigen sehingga janin mengalami gangguan pertumbuhan dan berisiko
lahir bayi rendah.
c. Bayi lahir premature
Kelahiran premature adalah kelahiran yang terjadi sebelum tanggal perkiraan
persalinan atau sebelum minggu ke-37 kehamilan. Selain sejumlah masalah
kesehatan, bayi yang lahir premature juga berisiko mengalami gangguan tumbuh
kembang.
d. BBLR
BBLR adalah berhubungan dengan anemia ibu saat hamil, terutama anemia
terjadi pada trimester pertama kehamilan. Bayi dikatakan memiliki berat badan lahir
rendah jika lahir dengan bobot kurang dari 2500 gram. Bayi yang lahir dengan berat
badan tidak normal lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan dibandingkan bayi
yang lahir dengan berat badan normal.
e. Perdarahan saat atau setelah persalinan
Asupan nutrisi saat hamil sangat berpengaruh pada kandungan protein dalam darah
yang terdapat pada trombosit ini dapat mempengaruhi proses pembekuan darah.
Apabila ibu tidak memiliki cukup protein maka akan menhgambat terbentuknya
jaringan fibrin sehingga proses pembekuan darah berjalan lama. Pada ibu yang
mengalami kelelahan otot karena kontraksi yang terjadi terus menerus (tetania uteri)
dan ibu yang mengejan terus pada saat kala 1 dan kala 2 dapat menyebabkan
terjadinya semacam penumpukan asam laktat pada otot, keadaan ini dapat
menghambat kontraksi otot uterus pada kala 1 dan kala 4.

5. Penanganan Anemia Pada Ibu Hamil


Menurut Safruddin (2012) diantaranya mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi sayuran berwarna hijau tua, buah-buahan membiasakan konsumsi
makanan yang mempermudah penyerapan FE seperti vitamin c, air jeruk , daging dan
ikan. Menghindari minuman yang menghambat penyerapan FE seperti teh dan kopi.
Kapsul kelor juga bermanfaatkan untuk menyembuhkan anemia.

E. Media
a. Ceramah
b. Tanya jawab

F. Media
a. Leaflet

G. Kegiatan Pembelajaran

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PEMATERI SASARAN


1 5 Menit Pembukaan ● Memberikan salam ● Menjawab salam
● Salam ● Memperkenalkan diri ● Mendengarkan
● Perkenalan ● Menjelaskan tujuan ● Memperhatikan
● Tujuan
2 5 menit Inti ● Menjelaskan materi yang ● Mencari
● Menjelaskan materi melalui disampaikan
leaflet
3 20 menit Menjelaskan materi secara ● Memberikan pengertian ●Menyimak dan
sistematis ap aitu Anemia mendengarkan
● Menjelaskan dampak dari
Anemia
10 menit Evaluasi ● Memberikan kesempatan ● Memberikan
4 ● Tanya jawab kepada ibu-ibu untuk pertanyaan
bertanya ● Men
● Memberikan kesempatan yampaikan
pada ibu-ibu untuk kesimpulan hasil
menjelaskan/menyebutkan penyuluhan
Kembali kesimpulan dari
materi yang telah
disampaikan
5 5 menit Penutup ● Membacakan kesimpulan ● Mendengarkan
● Kesimpulan materi kepada ibu-ibu ● Menerima leaflet
● Terima Kasih ● Membagikan leaflet ● Mendengarkan
● Saran tentang Anemia pada ibu ● Menjawab salam
hamil
● Mengucapkan terima
kasih atas peran serta ibu-
ibu sekalian
● Mengucapkan salam
penutup

Anda mungkin juga menyukai