Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Dzikri Akbar Syafi’i

NIM : 231221018
Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Pidana
Tugas Kapita Selekta Hukum Pidana
Soal
1. Apa yang dimaksud dan bagaimana ruang lingkup Delik Persiapan dalam
Tindak Pidana Terorisme?
2. Jelaskan dan Bandingkan perbedaan dan persamaan ketentuan Delik Persiapan
menurut Hukum di Australia, Inggris dan Indonesia. 
3. Prinsip-prinsip hukum pidana apa yang menurut anda telah disimpangi dengan
adanya ketentuan delik persiapan ini. 
4. Jelaskan disertai dengan contoh (bisa menggunakan contoh yang terjadi di
Australia, Inggris maupun di Indonesia), menurut pendapat saudara apakah
ketentuan delik persiapan dalam tindak pidana terorisme ini memiliki potensi
melanggar kebebasan berekspresi? 
Jawaban
1. Delik persiapan dalam Tindak Pidana Terorisme adalah tindakan persiapan
yang berkaitan dengan tindakan terorisme. Tindak pidana persiapan
mengkriminalisasi tindakan lebih awal dari tindak pidana tradisional. Karena
hubungan perilaku persiapan dengan tindakan teroris kriminal itulah yang
membuatnya dapat dihukum, maka logis bahwa kedekatantindakan teroris
harus menjadi pertimbangan utama bagi pengadilan ketika mempertimbangkan
keseriusan tindakan dan hukuman yang tepat untuk dijatuhkan. Tindak pidana
persiapan dirancang untuk memprioritaskan pencegahan terorisme.
Berdasarkan penjelasan Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2oo3
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi
Undang-Undang, yang dimaksud dengan "persiapan" dalam ketentuan ini jika
pembuat berusaha untuk mendapatkan atau menyiapkan sarana berupa alat,
mengumpulkan informasi, atau menyusun perencanaan tindakan, atau
melakukan tindakan serupa yang dimaksudkan untuk menciptakan kondisi
dilakukannya perbuatan yang secara langsung ditujukan bagi penyelesaian
Tindak Pidana Terorisme.
Ruang lingkup Delik Persiapan dalam Tindak Pidana Terorisme cenderung
jatuh ke dalam dua kelompok Aspek 'kelangsungan' dari kedekatan mengacu
pada kecanggihan dan pencapaian realistis dari rencana, kemampuan terdakwa
dan apakah rencana tersebut secara logis, fisik atau ilmiah mungkin serta aspek
'kemajuan' mengacu pada tingkat dan detail dari dan langkah-langkah yang
diambil untuk memajukan serangan seperti mengidentifikasi target, waktu atau
tempat dan merakit senjata. Delik persiapan, jika perbuatan yang dilakukan
masih berupa persiapan, maka perbuatan tersebut tidak dapat dipidana. Namun
secara obyektif, jika yang dilakukan sudah mendekat dengan tindak pidana
yang dituju, maka dilihat dari niat dari pembuat bahwa persiapan tsb ditujukan
untuk mewujudkan tindak pidana. Dan persiapan tersebut merupakan tindakan
yang bertentangan dengan hukum.

2. perbedaan dan persamaan ketentuan Delik Persiapan menurut Hukum di


Australia, Inggris dan Indonesia
Perbedaan:
Inggris :
- Dalam hukum Inggris delik persiapan dalam tindak pidana terorisme,
diancam dengan pidana penjara seumur hidup.
- Di Inggris, pelanggaran ini tampaknya digunakan sebagian besar terhadap
individu yang merencanakan sendiri. Kasus-kasus serius dari kelompok-
kelompok yang merencanakan serangan tampaknya dituntut di bawah
pelanggaran persekongkolan pembunuhan Tersangka teroris dituntut
dengan pelanggaran hukum umum dan pelanggaran terorisme hanya
digunakan jika diperlukan
- Di Inggris pada khususnya, karena banyak pelanggaran persiapan di Inggris
memiliki actus reus yang serupa, para pelanggar sering kali didakwa secara
bersamaan dengan sejumlah pelanggaran.
- Di Inggris kisaran perilaku yang dituntut di bawah tindak pidana terorisme
persiapan bervariasi.
- Di Inggris, bagaimanapun, hukuman tidak selalu tinggi untuk pelanggaran
ini.

- Di Inggris pengadilan tidak terlalu diperhatikan tindakan amatir dan


kemajuan plot.
Australia :

- Dalam hukum Australia delik persiapan dalam tindak pidana terorisme


diancam dengan pidana penjara seumur hidup

- Di Australia, bagaimanapun, plot teroris yang paling serius dituntut dengan


delik perencanaan teorisme.
- Penuntutan Australia sering kali menyertakan tanggung jawab yang tidak
jelas melalui tuduhan konspirasi.
- Di Australia kisaran perilaku yang dituntut di bawah tindak pidana
terorisme persiapan tidak terlalu bervariasi.

- Penilaian Australia cenderung lebih panjang dan lebih rinci dan mencakup

lebih banyak diskusi tentang kedekatan.

- Dalam setiap kasus Australia yang diperiksa, pengadilan mengomentari


tindakan amatir dan beberapa mengomentari kemajuan plot, jika relevan
Indonesia
- Dalam hukum Indonesia delik persiapan dalam tindak pidana terorisme
diancam dengan pidana penjara 3-20 tahun.
- Di Indonesia kisaran perilaku yang dituntut di bawah tindak pidana
terorisme persiapan bervariasi.
- Delik persiapan dalam hal tindak pidana terorisme untuk hukum Indonesia
baru diatur pada tahun 2018 yang lalu.
- Sanksi pidana persiapan dalam hal tindak pidana terorisme, tidak lebih
rendah daripada ancaman tindak pidana terorisme yang telah selesai
- Hukum Indonesia menjelaskan dengan detail mengenai delik persiapan
yang dimaksud dengan "persiapan" dalam ketentuan Pasal 15 Undang-
Undang
-Persamaan :
- Antara Australia, Inggris, dan Indonesia sama-sama mengakui delik
persiapan dalam tindak pidana terorisme, dengan memberikan hukuman
meskipun hukuman yang diberikan berbeda-beda.
- di Australia menggunakan konsep punishment, deterrence, denunciation,
dan incapacitation diprioritaskan dalam pemidanaan tindak pidana
terorisme. Demikian pula di Inggris, hukuman, pencegahan, dan
ketidakmampuan akan ditampilkan, tetapi rehabilitasi akan berperan sangat
sedikit, jika ada. Kemudian di Indonesia juga sama Dalam UU No. 5/2018
tidak hanya fokus pada penghukuman saja, juga pada pencegahan,
penindakan, atau pemberantasan serta pemulihan hak korban atau
tersangka.

3. Prinsip Hukum Pidana yang disimpangi dalam delik persiapan


Prinsip dalam hukum pidana yang di simpangi dengan adanya delik
“persiapan” dalam tindak pidana terorisme adalah “prinsip tiada pidana tanpa
kesalahan” (keine strafe ohne schuld atau geen straf zonder schuld atau nulla
poena sine culpa) atau biasa disebut asas culpabilitas. Kesalahan merupakan
salah satu unsur fundamental disamping sifat melawan hukum dari perbuatan,
dan harus dipenuhi agar subjek hukum dapat dijatuhi hukuman pidana. Pada
delik “persiapan” tidak ada perbuatan pidana yang dilakukan, hanya sebatas
pada niatan saja tanpa ada tindakan pidana sehingga belum terdapat unsur
kesalahannya. Niat seseorang bersifat sengaja maupun sebaliknya tak dapat
disentuh oleh hukum pidana sebelum terjadinya perbuatan pidana (mens rea
harus dibarengi dengan actus reus sehingga muncul lah tindak pidana). Disisi
lain apabila hanya ada niatan tanpa perbuatan tindak pidana, maka untuk
membuktikan apakah niatan tersebut jahat atau tidak akan menjadi sangat sulit,
dan justru hanya akan berakhir pada asumsi-asumsi belaka saja.

4. Apabila melihat kasus Tabbakh dihukum karena menyusun instruksi


pembuatan bom dan beberapa, tetapi tidak semua, bahan-bahan yang
diperlukan. Dia tidak memiliki detonator. Beberapa bahan berkualitas buruk
dan tidak akan meledak. Dia ditemukan memiliki beberapa materi jihad yang
terbatas. Dia berdalih bahwa dia berniat membuat kembang api, bukan bom. Ia
divonis tujuh tahun penjara. Berkaitan dengan kasus tersebut meskipun bukti
yang didapatkan tidak begitu kuat untuk mengindikasikan Tabbakh terlibat
tindak pidana terorisme akan tetapi ia tetap divonis bersalah. Dengan adanya
kasus tersebut secara tidak langsung membuat masyarakat takut untuk
berekspresi sehingga kebebasan berekspresi pun menjadi terbatas. Disisi lain
penjatuhan pidana terhadap Tabbakh tersebut merupakan Tindakan pencegahan
terhadap Tindakan terorisme. Meskipun kebebasan berekspresi merupakan hak
asasi manusia yang dilindungi oleh UUD. Sedangkan pembatasan oleh negara
menurut kovenan sipil dan politik berdasarkan pada pasal 19 ayat 3 boleh
dilakukan namun selama untuk menghormati hak atau nama baik orang lain
dan melindungi keamanan nasional, ketertiban umum atau kesehatan moral.
Jadi, pembatasan kebebasan berekspresi dengan alasan untuk pencegahan
terhadap tindakan terorisme diperbolehkan karena berkaitan dengan
melindungi keamanan nasional dan ketertiban umum.

Anda mungkin juga menyukai