See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342376559

Overview of Cell Signaling and Cell Communication

Article · May 2020

CITATIONS READS

0 31,009

1 author:

Abiyyu Armijn
Airlangga University
5 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Abiyyu Armijn on 23 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

 A.Armijn/Journal Review Assignment : Cell Biology NN-SB184406 (2020) : 1-7

Journal Review Assignment

Cell Biology (SB184406)

Review
Overview of Cell Signaling and Cell Communication
Jineetkumar Gawad a, Bhakti Chavan b, Pradeep Bawanea, Amol Mhaskec, Savita Tauroa,
Abiyyu Armijnd

a St. John Institute of Pharmacy & Research, Palghar401 404, Maharashtra, India
b Wilson College, Mumbai, 400 007, Maharashtra, India
c Sandoz India Pvt, Mumbai, 400 708, Maharasashtra, India
d Departement of Biology Sepuluh Nopember Institute of Technology, 60111, Surabaya, Indonesia

INFORMASI ABSTRAK

Riwayat Review : Organisme tingkat tinggi akan memiliki sel-sel dengan karakteristik komposisi,
Diterima pada 27 May 2020 struktur, dan fungsi tertentu sehingga mampu membangun sistem kerjasama
antar sel untuk membentuk jaringan, lalu menyusun organ menjadi suatu sistem
Kata kunci :
organ, dan pada akhirnya membentuk organisme. Kerjasama dan komunikasi
Interaksi
Komunikasi antar sel diperlukan agar sistem seluler berjalan dengan baik, dan sebagai
Sel bentuk mekanisme homeostatis dan keteraturan dalam tingkat seluler.
Sinyal Transduksi sinyal seluler adalah cara sel untuk berkomunikasi sehingga dapat
Transduksi beradaptasi terhadap perubahan di lingkungan sekitarnya. Komunikasi antar sel
terjadi pada jarak dekat (dengan gap junction) dan pada jarak jauh (dengan
impuls saraf dan mediator kimia). Review ini bertujuan untuk mengetahui
proses terjadinya transduksi sinyal serta interaksi dan komunikasi antar sel.
Review ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur pada journal dengan
judul “Overview of Cell Signaling and Cell Communication”. Kajian dalam
review ini menjadi sangat penting mengingat mekanisme persinyalan sel dapat
digunakan untuk pengobatan penyakit seperti kanker akibat kesalahan dalam
persinyalan sel dan menumbuhkan jaringan baru.
© 2020 The Authors. Formated by Elsevier Ltd.

* Corresponding author. Telp: +6282264942941.

E-mail address : armijn.18013@mhs.its.ac.id
 2 A. Armijn/Journal Review Assignment : Cell Biology NN-SB184406 (2020) : 1-7

Daftar Isi

1. Pendahuluan .............................................................................................................................................................................................................. 2
2. Metodologi ................................................................................................................................................................................................................ 2
3. Hasil dan Pembahasan .............................................................................................................................................................................................. 3
3.1. Persinyalan Molekul dan Reseptor pada Permukaan Seluler .................................................................................................................... 3
3.2. Persinyalan Molekul dan Reseptor Dalam Seluler..................................................................................................................................... 3
3.3. G-protein receptor ....................................................................................................................................................................................... 3
3.4. Tautan Sel-Protein Integrin ......................................................................................................................................................................... 4
3.5. Protein Integrin dan Persinyalan Seluler .................................................................................................................................................... 4
3.6. Komentar ...................................................................................................................................................................................................... 4
4. Simpulan.................................................................................................................................................................................................................... 4
Ucapan Terima Kasih ............................................................................................................................................................................................. 58

1. Pendahuluan
Sel saling berkomunikasi dan berinteraksi untuk menjalankan proses hidup, dalam komunikasi tersebut, hal yang
sangat penting adalah komitmen antar sel dimana keberadaan suatu sel dalam jaringan dikarenakan diperlukan oleh
sel yang lainnya. Konsep ini juga menunjukkan bahwa dalam tingkatan sel sudah terdapat mekanisme homeostatis
dan keteraturan dengan adanya komunikasi yang seimbang antar sel tersebut. Apabila keberadaan sel sudah tidak
dibutuhkan dalam suatu jaringan yang dapat misal dikarenakan jumlah dalam suatu jaringan sudah mencukupi, maka
sel tersebut akan mengalami apoptosis. Kondisi tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi suatu
bagian (jaringan atau organ) untuk menunjang proses hidup organisme.
Organisme tingkat tinggi seperti hewan dan tumbuhan akan memiliki sel-sel dengan karakteristik komposisi,
struktur, dan fungsi tertentu sehingga mampu membangun sistem kerjasama antar sel dengan sel untuk membentuk
jaringan, kemudian menyusun organ, menjadi sistem organ dan pada akhirnya terbentuklah organisme, dalam
keseluruhan proses yang kompleks tersebut, maka sel dengan sel yang lain akan membentuk serangkaian interaksi
dan komunikasi antar selnya untuk mendukung sistem dalam organisme. Dengan demikian interaksi untuk terjadinya
komunikasi antar sel-sel yang terletak dalam satu jaringan, ataupun sel-sel yang terletak pada jaringan yang berbeda
sangat dibutuhkan untuk menjalankan sistem kehidupan organisme secara berkesinambungan.
Kehidupan sel secara terus menerus dimonitor, dikelilingi, dan diatur oleh aktivitasnya sendiri dan juga sesuai
dengan komposisinya. Sel-sel juga berkomunikasi secara sengaja dengan mengirimkan sinyal yang dapat diterima
dan diterjemahkan oleh sel yang lainnya, misalkan bau buah-buahan bagi manusia dan sebagian hewan merupakan
tanda adanya makanan. Sinyal yang terjadi pada sel termasuk di dalamnya adalah sinyal kimiawi sederhana, gas,
protein, cahaya, dan reaksi kimia. Sel memiliki banyak protein reseptor untuk mendeteksi sinyal dan jalur yang rumit
untuk menterjemahkan sinyal tersebut menjadi sebuah respon.
Selain interaksi dan komunikasi yang mengharuskan sel-sel saling terhubung secara fisik, maka bentuk komunikasi
juga dapat terjalin dengan adanya sinyal yang dapat berfungsi untuk menjalankan mekanisme tertentu dalam tubuh
makhluk hidup. Sinyal untuk komunikasi tersebut dilakukan dengan dikeluarkannya protein yang berperan sebagai
pemicu reseptor pada bagian sel yang lain sebagai kode untuk memulai dilakukannya suatu mekanisme tertentu
dalam sel.

2. Metodologi
Penulisan review ini dilakukan pengkajian selama 18 Mei 2020 hingga 27 Mei 2020 di Departemen Biologi,
Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Data yang digunakan
merupakan data sekunder hasil review jurnal Internasional (journal) dengan judul “Overview of Cell Signaling and
Cell Communication”.
 A. Armijn/Journal Review Assignment : Cell Biology NN-SB184406 (2020) : 1-7 3

3. Hasil dan Pembahasan

Transduksi sinyal seluler merupakan cara sel untuk berkomunikasi untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan di
lingkungan sekitarnya. Secara umum, cara berkomunikasi dilakukan dengan mengirimkan sinyal yang dapat diterima
dan diterjemahkan oleh sel yang lainnya. Sinyal dapat berupa fisik, yakni : cahaya, perubahan suhu, stimuli mekanik,
dan stress osmotik; juga dapat berupa kimiawi, yakni hormone, feromon, wewangian, dan senyawa toksin. Sinyal
diketahui juga dapat membentuk gap junction sehingga terjadi hubungan sitoplasma dari kedua sel yang
kerkomunikasi.
Adapun syarat terjadinya komunikasi antar sel yakni adanya rangsangan (dari luar dan dalam), lalu adanya respon
dari sel target atau reseptor. Komunikasi antar sel apabila terjadi dengan jarak yang dekat dapat dilakukan dengan
gap junction (hubungan langsung sel-sel) melalui difusi, dan jarak yang jauh dapat dilakukan dengan impuls saraf
(perubahan potensial membrane) ataupun mediator kimiawi (molekul yang disekresikan ke CEF (ligan), sekresi
autokrin, parakrin, dan endokrin. Tipe-tipe reseptor dibagi menjadi dua : reseptor ekstraseluler (pada permukaan
seluler) dan reseptor intraseluler (dalam seluler).
3.1 Persinyalan Molekul dan Reseptor pada Permukaan Seluler
Tahapan komunikasi pada sinyal ekstraseluler atau permukaan seluler adalah sebagai berikut :
1) sintesis;
2) pelepasan molekul sinyal oleh sel sinyal;
3) transport sinyal melalui sel target;
4) molekul sinyal berikatan ke protein reseptor untuk mengaktivasinya (di permukaan atau di dalam sel);
5) inisiasi satu atau lebih jalur sinyal transduksi yang telah di aktivasi oleh reseptor;
6) terjadi perubahan spesifik pada fungsi seluler, metabolisme/ perkembangan (memicu aktivitas sel tertentu).
Pada saat melalui sinyal transduksi, terdapat suatu molekul yang dinamakan molekul relay, dimana molekul ini
merupakan molekul yang berbeda di sepanjang jalur transduksi sinyal hasil dari perubahan reseptor. Adapun aktivasi
sel tertentu dilakukan dengan cara modifikasi kimiawi, interaksi non kovalen dengan faktor lain, atau perubahan
potensial membrane. Respon dapat berupa histon, promotor, faktor transkripsi, enzim, dsb.
Ditinjau dari seberapa jauh antara molekul sel yang dihasilkan terhadap sel target, proses transdukisnya
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a) sekresi endokrin, yaitu sel yang menghasilkan messenger jauh dari sel target dan messenger melalui jalur
pembuluh darah;
b) sekresi parakrin, yaitu sel yang menghasilkan messenger dekat dari sel target dan messenger melewati celah atau
ruangan ekstraseluler saja;
c) sekresi autokrin, yaitu messenger bekerja pada sel yang menghasilkan messenger tersebut atau sel lain sejenis
yang didekatnya. Sekresi endokrin merupakan komunikasi intralokal, sedangkan sekresi parakrin dan autokrin adalah
komunikasi interlokal.
Reseptor ekstraseluler merupakan reseptor pada permukaan seluler. Reseptor ekstraseluler terdiri atas : ion
channel-linked receptor, G-protein-linked receptor, dan enzyme-linked receptor.
a) Ion channel-linked receptor adalah reseptor yang mengikat ion kanal, dimana sinyal yang diterima reseptor akan
membuat kanal terbuka, sehingga terjadi masuk dan keluarnya ion yang akan membawa pengaruh yang bersifat
elektris.
b) G-protein-linked-receptor adalah reseptor yang mengikat GTP-binding-protein, dimana sinyal/ ligan yang
diterima reseptor mengikat G-protein, lalu terjadi aktivasi G-protein dimana terjadi dua aktivasi, yakni aktivasi enzim
dan aktivasi kanal ion. Aktivasi enzim membuat perubahan konsentrasi mediator intraseluler, dan aktivasi kanal ion
membuat perubahan permeabilitas ion pada membrane plasma.
c) Enzyme-linked receptor adalah reseptor yang mengikat enzim, dimana sinyal/ ligan yang diterima reseptor
mengikat enzim, lalu terjadi aktivasi unit katalitik dari bagian ujung reseptor yang berbeda di dalam sel.
3.2 Persinyalan Molekul dan Reseptor Dalam Seluler
Reseptor intraseluler merupakan reseptor di dalam seluler meliputi nuclear receptors, dimana molekul sinyal
masuk ke dalam nucleus, lalu berikatan pada sambungan repressor pada RNA sehingga mengakibatkan repressor
lepas. Lepasnya repressor mengakibatkan RNA polymerase dengan koaktivator dan korepressor bisa berikatan dan
terjadi mRNA yang selanjutnya keluar dari nukleus.
3.3 G-protein receptor
G-protein-receptor memiliki tiga kompleks heterotrimer, yakni Gα.GDP, Gβ, dan Gγ. Ketiganya diberi nama
seperti itu karena mengikat nukleotida guanine (GDP dan GTP), dimana berhubungan dengan permukaan dalam
membran sel (saluran ion atau enzim) dan reseptor transmembran. Komplek ligan- reseptor G-protein aktif memicu
produksi dan pelepasan second messenger diantaranya: cAMP, inositol triphosphate (IP3), diacylglycerol (DAG),
cGMP, Ca++.
Reseptor teraktivasi berikatan dengan kompleks heterotrimer sehingga menyebabkan disosiasi atau terlepasnya
 4 A. Armijn/Journal Review Assignment : Cell Biology NN-SB184406 (2020) : 1-7

ikatan GDP dengan βγ-complex, lalu empat subunit Gα kosong, GDP diganti GTP, kemudian terjadi aktivasi.
Kompleks Gα.GDP mengaktivasi molekul efektor selanjutnya. Di lain sisi, molekul βγ-complex juga mengaktivasi
molekul efektor lain. Terminasi sinyal jika GTP dihidrolisis menjadi GDP.
3.4 Tautan Sel-Protein Integrin
Reseptor khusus yang disebut integrin memberikan hubungan komunikasi yang penting antara bagian dalam dan
luar sel. Integrin adalah transmembran protein yang bertindak sebagai mechanotransduser dan sinyal konduktor,
menyediakan hubungan fisik antara matriks ekstraseluler (ECM), dan sitoskeleton sel, meskipun integrin tidak
memiliki aktivitas enzim intrinsik, mereka dapat berinteraksi dengan enzim seperti kinase yang memiliki fungsi
pensinyalan tertentu. Integrin terlibat dalam banyak proses seluler, seperti diferensiasi, migrasi, proliferasi, dan
ekspresi protein ECM, aktivasi faktor pertumbuhan, apoptosis, dan kelangsungan hidup sel. Integrin bekerja secara
dua arah :
1) dapat mengikat ligan ekstraseluler, dengan demikian memicu kaskade sinyal intraseluler, atau
2) dapat diaktifkan oleh faktor-faktor dari dalam sel untuk mempengaruhi hubungan sel dengan lingkungannya.
3.5 Protein Integrin dan Pensinyalan Seluler
Integrin yang tidak aktif tersebar di sel permukaan. Setelah mengikat protein ECM, integrin bermigrasi dalam
membran sel untuk mengelompok dan membentuk aktivasi. Situs-situs tersebut kemudian dapat menyertakan
interaksi dengan beberapa tambahan protein seperti Focal Adhesion Kinase (FAK), paxillin, talin, dan tensin.
Interaksi integrin antara talin, vinculin, α-actinin, dan paxillin menyediakan hubungan fisik antara ECM dan
sitoskeleton aktin, dimana tautan-tautan ini sangat penting untuk penyimpanan dan migrasi sel. Fosforilasi β, dalam
sitoplasma mengganggu interaksi talin-integrin sehingga memungkinkan sel gerakan. Aktivasi integrin melalui faktor
eksternal dapat diatur dari pensinyalan luar-dalam. Pensinyalan luar-dalam dapat menghasilkan modifikasi
sitoskeleton, menyebabkan proliferasi atau migrasi seluler, dan menentukan kelangsungan hidup sel atau apoptosis.
Salah satu contohnya adalah MAPK / ERK (mitogen protein aktif atau jalur sinyal kinase terkait ekstraseluler, yang
diaktifkan oleh interaksi ligan integrin-ekstraseluler.
3.6 Komentar
Reviewer memiliki pendapat bahwa penulisan journal dengan judul “Overview of Cell Signaling and Cell
Communication” dapat menjadi rekomendasi journal yang memperkuat dasar teori terkait mekanisme transduksi
sinyal dan interaksi serta komunikasi sel. Abstrak dan Pendahuluan merupakan hasil sadur dan parafrase dari yang
ada pada journal. Hasil dan Pembahasan dalam journal ini reviewer bagi menjadi lima subbab, yaitu persinyalan
molekul dan reseptor pada permukaan seluler, persinyalan molekul dan reseptor dalam seluler, G-protein receptor,
Tautan Sel-Protein Integrin, serta Protein Integrin dan Persinyalan Seluler. Reviewer meringkas apa yang menjadi inti
dalam pembahasan setiap subbab tersebut, dimana pembahasan cukup mudah dipahami, ringkas, dan mendalam.
Hasil dan Pembahasan menjadi lebih mudah dipahami karena terdapat mekanisme di dalamnya. Pembahasan dalam
journal juga disertai dengan adanya hasil penelitian lain yang mendukung teori yang ada sebelumnya. Namun ada
beberapa subbab yang harusnya tercantumkan, yakni : pada persinyalan molekul dan reseptor dalam seluler
seharusnya ditambahkan pembahasan Protein Kinase dan Fosfatase, serta adanya pembahasan mengenai mekanisme
transduksi sinyal (pathway untuk reseptor pada membrane plasma) yang menggunakan second messenger untuk
terjadinya respon reseptor yang mengatur cAMP dan cGMP. Beberapa pembahasan yang harusnya ditambahkan
sebenarnya sudah dilengkapi dengan gambar, namun tidak disertakan penjelasannya sehingga isi journal terkesan
kurang kompleks.

4. Simpulan
Review journal dengan judul “Overview of Cell Signaling and Cell Communication” memiliki simpulan yakni
transduksi sinyal sebenarnya merupakan proses perubahan informasi ekstraseluler yang dibawa oleh ligan menjadi
informasi intraseluler yang merangsang respon seluler. Hal ini diperlukan agar sistem seluler berjalan dengan baik,
dan sebagai bentuk mekanisme homeostatis dan keteraturan dalam tingkat seluler.

Ucapan Terima Kasih

Reviewer mengucapkan terima kasih kepada Orang Tua dan Dosen Pengampu yang telah membimbing, serta
Departemen Biologi ITS yang telah memfasilitasi berjalannya penulisan review journal ini.
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/281149280

OVERVIEW OF CELL SIGNALING AND CELL COMMUNICATION

Article · January 2015

CITATIONS READS

3 18,487

5 authors, including:

Jineetkumar Gawad Pradeep Bawane

SVKM’s NMIMS School of Pharmacy and Management SVKM's Institute of Pharmacy, Dhule
45 PUBLICATIONS   40 CITATIONS    4 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Amol Mhaske
Sandoz India Ltd
11 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Novel DprE1 Inhibitors View project

Platinum cancer drugs View project

All content following this page was uploaded by Jineetkumar Gawad on 26 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Jineetkumar Gawad et al. / Journal of Pharmaceutical Biology, 5(2), 2015, 104-107.

Journal of Pharmaceutical Biology

www.jpbjournal.com e-ISSN - 2249-7560
Print ISSN - 2249-7579

OVERVIEW OF CELL SIGNALING AND CELL COMMUNICATION

Jineetkumar Gawad*1, Bhakti Chavan2, Pradeep Bawane1, Amol Mhaske3 and
Savita Tauro1
1
St. John Institute of Pharmacy & Research, Palghar 401 404, Maharashtra, India.
2
Wilson College, Mumbai 400 007, Maharashtra, India.
3
Sandoz India Pvt Ltd, Mumbai 400 708, Maharashtra, India.

ABSTRACT
Cell Signaling is an important facet of biological life. It allows cells to perceive and respond to the extracellular
environment allowing development, growth, immunity, etc. Additionally, errors in cell signaling may result in cancer growth,
diabetes. By understanding the processes that govern these pathways, scientists may understand the flow of information and
transmission thereby allowing humans to treat diseases and grow tissues. There are many different ways for cells to
communicate with each other and the outside environment. They may communicate directly through juxtacrine signaling,
over short distances through paracrine signaling and over large distances through endocrine signaling.

Keywords: Signals, Receptors, G Couple Protein Receptors, Integrins.

INTRODUCTION
Cell-to-cell communication, or signaling, is an
important part of understanding cell functions as well as
system functions. There are several types of signaling,
such as neurotransmitters that are recognized in the
synapse, antigens triggering antibody responses, and
target cells responding to specific hormones. Cells are in
constant communication within the immune system - this
ensures that there is a coordinated and well-regulated
response [1]. Often, dysfunction within the immune
system (as well as malignancies of cells involved in the
immune system) is related to abnormal cellular signaling.
Some cells require cell-to-cell contact in order for
communication to occur. For this there are gap junctions
which connect the cytoplasms of two cells together. In
most cases, a molecule carries the signal from one cell
and receptors on the other cell bind to the signal molecule
thereby allowing communication. Afterwards, many
pathways occur which ultimately trigger a cellular
response. Juxtacrine signaling are reactions when proteins
from the inducing cell interact with receptor proteins of
adjacent responding cells. The inducer does not diffuse
from the cell producing it. There are three types of
juxtacrine interactions. In the first type, a protein on one
cell binds to its receptor on the adjacent cell [2]. In the
second type, a receptor on one cell binds to its ligand on
the extracellular matrix secreted by another cell. In the
third type, the signal is transmitted directly from the
cytoplasm of one cell through small conduits into the
cytoplasm of an adjacent cell.
Paracrine signaling is a form of cell signaling in
which the target cell is near the signal-releasing cell.
Some signaling molecules degrade very quickly, limiting
the scope of their effectiveness to the immediate
surroundings. Others affect only nearby cells because they
are taken up quickly, leaving few to travel further, or
because their movement is hindered by the extracellular
matrix. Growth factors and clotting factors are paracrine
signaling agents. The local action of growth factor
signaling plays an especially important role in the
development of tissues. Endocrine signaling can be
contrasted with two other modes of signaling: neural
signaling and paracrine signaling. A key difference is the
distance that the regulatory molecule travels to reach its
target. Neurons are connected to their target cells via
synapses. A neurotransmitter crossing a synaptic cleft will
travel between 10 and 20 nanometers. A paracrine will
travel only a few millimeters before it is broken down, so
it can only act on nearby cells. By contrast, hormones
travel via the circulation to reach their targets, which may
be multiple tissues that are far apart and distant from the

Corresponding Author:- Jineetkumar Gawad Email:- gawadjinit@yahoo.com

104 | P a g e
Jineetkumar Gawad et al. / Journal of Pharmaceutical Biology, 5(2), 2015, 104-107.
endocrine cells. Thus, hormones could be said to have
systemic effects. Note that the timing involved in
endocrine signaling also differs markedly from neural
signaling. Neural signaling is brief and discrete, generally
beginning and ending in less than a second. The timing of
endocrine signaling is longer: the hormone takes more
time to reach its target, the response of target cells takes
longer, and hormones are more stable and capable of
signaling over longer times [3,4].
Cell Communication in humans
Communication within the body can take one of
three different forms.
Autocrine signaling - a form of signaling where cells can
communicate with themselves. In this pathway, the cell
directly affects its own function by secreting substances
which can act on the cellular receptors.
Paracrine signaling - cells can also communicate with
cells in the immediate environment. Paracrine signaling is
especially important in the local immune response.
Endocrine signaling - signaling at a distance. Occurs
through the presence of hormones. Hormones are
biologically active substances which are secreted into the
bloodstream. Many of the regulators of white cell growth
and development, for example, are hormones [5,6].
Effects of signaling molecules
Signaling molecules usually have an effect
within the cell by affecting gene transcription. This in turn
alters the proteins which are made by that cell which can
have a structural or a functional effect. Interleukin 2, for
example, is a cell signal which is secreted by activated T
lymphocytes and results in increased transcription of
genes coding for the HLA molecules in macrophages -
macrophages then become more adept at presenting
antigen to the T cells resulting in an enhanced immune
response.
Nuclear receptors
Small nuclear receptors are often lipid
molecules. For this reason, they can diffuse directly
across the lipid bilayer of the cell membrane and the
nuclear membrane. In the nucleus, they can bind directly
to the DNA material and enhance expression. In the
immune response, two important molecules are
corticosteroid agents and vitamin D, both results in an
immunosuppressive response.
Cell signaling Receptors
Most cell signaling molecules are proteins which
must bind to specialized receptors on the surface of cell
membranes. These receptors take many forms, often
relying on downstream signaling molecules which can
either act as second messengers to transmit the message
or modify the signal by amplifying it, changing it to
another form, splitting it or combining it with other
signals. The involvement of these downstream signaling
molecules results in a cascade. Two important molecules
involved in downstream signaling are intracellular
calcium and the small protein molecule, rat associated
sarcoma was first discovered as an important molecule in
rat malignancy. It binds to the internal surface of plasma
membrane. It is activated by binding the high energy
compound guanidine triphosphate (GTP) and is inactive if
guanidine diphosphate is bound. It is known as a small G
protein because it is activated by this mechanism. The
enzymes responsible for catalysing the conversion of
GDP to GTP are known as guanine-nucleotide exchange
factors (GEFs). Calcium is a divalent cation which, in
resting cells, is stored within membranous organelles
(especially the mitochondrion). If the cell is activated,
calcium is released resulting in downstream signaling. It
is important that the calcium influx is regulated and
terminated. Calcium is bound to calmodulin in the cell
and pumps act quickly when calcium is released to return
it to the organelles [7-9].
G protein associated receptors
G protein-associated receptors are also called
serpentine receptors because they consist of a protein
molecule which passes through the cell membrane seven
times. G protein receptors are ubiquitous in the human
body. Some important examples include the olfactory
receptors and the rods and cones which are responsible
for vision. In the immune system, G protein receptors are
important as chemokine receptors. G protein receptors are
linked to a molecule which is bound on the internal
surface of the cell membrane. This molecule consists of
three parts – α, β, and γ subunits and is inactive when
bound to GDP. On activation of the G protein-linked
receptor, GDP is phosphorylated to GTP which enables
the α subunit to dissociate from the βγ subunit. The α
subunit has an intrinsic GTPase activity and rapidly
terminates the activation of the receptor. This has
downstream effects including [10,11].
Cell Linkages- integrins
Communication is the name of the game,
especially in cells; specialized receptors called integrins
provide vital communication links between the interior
and exterior of the cell. integrins are trans membrane
proteins that act as mechanotransducers and signal
conductors, providing a physical link between the
extracellular matrix (ECM) and the cell’s cytoskeleton.
Although integrins do not have intrinsic enzymatic
activity, they can interact with enzymes such as kinases
that have specific signaling functions. integrins are
involved in many cellular processes, such as
differentiation, migration, proliferation, and ECM protein
105 | P a g e
Jineetkumar Gawad et al. / Journal of Pharmaceutical Biology, 5(2), 2015, 104-107.

expression, activation of growth factors, apoptosis, and
cell survival. Interestingly, integrins work from either
direction: They can bind to extracellular ligands, thus
triggering intracellular signal cascades, or they can be
activated by factors from within the cell to influence the
relationship of the cell with its environment. integrins are
heterodimers, meaning that they are composed of two
distinct subunits termed α and β. Humans produce 18
different alpha chains (the larger subunit weighing 120–
180 kDa) and 8 different betas (smaller subunits weighing
90–110 kDa), which combine to form different integrins.
So far, 24 human integrins have been identified, each
named for their two-component subunits (α2β1, for
example) [12]. Studies of invertebrate species such as
Drosophila melanogaster and Caenorhabditis elegans
have revealed the presence of integrins (though there are
fewer varieties), and the basic heterodimer structure is
highly conserved among all animals. Proteins very similar
to integrins are found in plants, fungi, or prokaryotes;
these proteins may be important in touch (thigmo)
responses in these organisms, in gravity perception in
plants, and in the binding of a pathogenic fungus to
fibronectin. Integrins typically span the cell’s plasma
membrane with the N- or aminoterminus of both subunits
extending into the extracellular matrix, providing
potential ligand binding sites. The subunits interact with
each other and exist in either a low-affinity or a high-
affinity conformation depending on external and internal
signals. The integrins are normally bent in the low-
affinity state, but “open like a switchblade” upon
activation via phosphorylation of the β subunit’s
cytoplasmic end [13-15].
Integrins and Cellular Signaling
Inactive integrins are dispersed over the cell
surface. Upon binding to ECM proteins, integrins migrate
within the cell membrane to cluster and form focal
adhesion sites in a process called activation. These sites
may then include interactions with several additional
proteins such as focal adhesion kinase (FAK), paxillin,
talin, and tensin. Integrin interactions between talin,
vinculin, α-actinin, and paxillin provide a physical linkage
between the ECM and the actin cytoskeleton; these links
are critical for cell anchorage and migration.
Phosphorylation of the β tail, in the cytoplasm, disrupts
the talin–integrin interaction, thus permitting cell
movement. Integrin activation via external factors can set
off a cascade of events; this is called outside-in signaling.
These interactions can involve several proteins, in which
the integrin has a critical mediating role. Outside-in
signaling can result in modification of the cytoskeleton,
cause cellular proliferation or migration, and determine
cell survival or apoptosis. One example is the
MAPK/ERK (mitogen activated protein kinase or
extracellular signal-related kinase) signal pathway, which
is turned on by integrin-extracellular ligand interactions
[16,17].

Figure 1. G-protein linked - chemokines - adenylate cyclase

REFERENCES
1. Stewart PL and Nemerow GR. Cell Integrins: Commonly Used Receptors for Viral Pathogens. Trends in Microbiology,
15, 2007, 500–507.
2. Tadokoro S, Shattil SJ, Eto K, Tai V, Liddington RC, de Pereda JM, Ginsberg MH and Calderwood DA. Talin Binding
to Integrin β Tails: A Final Common Step in Integrin Activation. Science, 302, 2003, 103–106.
3. Zhao Y, Bachelier R, Treilleux I, Pujuquet P, Peyuchaud O, Baron R, Clément P and Clézardin P. Tumor αVβ3 Integrin
is a Therapeutic Target for Breast Cancer Metastases. Cancer Research, 67, 2007, 821–830.

106 | P a g e
 Jineetkumar Gawad et al. / Journal of Pharmaceutical Biology, 5(2), 2015, 104-107.

4. Peter H. Sugden and Angela Clerk Regulation of the ERK Subgroup of MAP Kinase Cascades through G Protein-
Coupled Receptors. Cellular Signalling, 9, 1997, 337- 351.
5. Oppermann M. Chemokine receptor CCR5: insights into structure, function, and regulation. Cellular Signalling, 16,
2004, 1201-1210.
6. Janeway C, Travers P, Walport M and Shlomchik M. Immunobiology 6 th edition, Churchill Livingstone, 2005, 203 -241.
7. Hynes RO. Integrins: Bidirectional, Allosteric Signaling Machines. Cell, 110, 2002, 673–687.
8. Jaffe MJ, Leopold AC and Staples RC. Thigmo Responses in Plants and Fungi. American Journal of Botany, 89, 2002,
375–382.
9. Katembe WJ, Swatzell LJ, Markaroff CA and Kiss JZ. Immunolocalization of Integrin-Like Proteins in Arabidopsis and
Char. Physiologia Plantarum, 99, 1997, 7–14.
10. Kottom TJ, Kennedy CC and Limper AH. Pneumocystis PCINT1, a Molecule with Integrin-Like Features That Mediates
Organism Adhesion to Fibronectin. Molecular Microbiology, 67, 2008, 747–761.
11. Lo SH. Focal Adhesions: What’s New Inside. Developmental Biology, 294, 2006, 280–291.
12. Mahabeleshwar GH, Feng W, Phillips DR and Boyzova TV. Integrin Signaling Is Critical for Pathological Angiogenesis.
Journal of Experimental Medicine, 203, 2006, 495–507.
13. Reyes CD, Petrie TA, Burns KL, Schwartz Z and Garcia AJ. Biomolecular Surface Coating to Enhance Orthopaedic
Tissue Healing and Integration. Biomaterials, 28, 2007, 228–238.
14. Schwartz MA and Shattil AJ. Signaling Networks Linking Integrins and Rho Family GTPases. Trends in Biochemical
Sciences, 25, 2000, 388–391.
15. Scibelli A, Roperto S, Manna L, Pavone LM , Tafuri S, Morte RD and Staiano N. Engagement of Integrins as a Route
of Invasion by Bacterial Pathogens. Veterinary Journal, 173, 2007, 482–491.
16. Sloan E K, Pouliot N, Stanley KL, Chia J, Mosley JM, Hards DK and Anderson RL. Tumor-Specific Expression of
αVβ3 Integrin Promotes Spontaneous Metastasis of Breast Cancer to Bone. Breast Cancer Research, 8, 2006, R20.
17. Stevens MM and George JH. Exploring and Engineering the Cell Surface Interface. Science, 310, 2005, 1135–1138.

107 | P a g e

View publication stats