Anda di halaman 1dari 4

MAKANAN KHAS YOGYAKARTA

1. Gudeng

Yogyakarta dikenal sebagai kota gudeg. Nah, gudeg itu sendiri merupakan
masakan yang berbahan utama nangka muda atau oleh warga lokal disebut gori. Dalam
prosesnya, potongan daging nangka ini direbus dengan gula merah dan santan dengan api
kecil selama beberapa jam. Percaya atau tidak, gudeg akan lebih nikmat rasanya dimasak
dengan menggunakan periuk tanah liat di atas tungku.

Bawang putih, bawang merah, kemiri, biji ketumbar, lengkuas, daun salam, dan
daun jati adalah deretan rempah-rempah yang biasa ditambahkan pada masakan gudeg.
Menariknya, daun jati ini ditambahkan untuk menciptakan warna merah kecoklatan pada
kudapan ini. Gudeg Yogyakarta kebanyakan hadir dengan rasa yang manis, sehingga sering
disebut sebagai nagka rebus yang manis..
Berbeda dengan makanan-makanan barat yang cenderung menawarkan makanan
siap saji, Gudeg adalah contoh sempurna dari cara memasak ala Jawa yang cukup detail dan
memakan waktu yang cukup lama, bahkan sampai seharian! Eits, tapi jangan salah! Proses
memasak gudeg ini ternyata memiliki nilai filosofisnya tersendiri, lho! Ya, memasak gudeg
dipahami sebagai cerminan sempurna dari filosofi Jawa yang penuh nilai ketenangan,
kesabaran dan teliti, tidak terburu-buru dan anti-sembrono.
Sama seperti makanan Indonesia lainnya, gudeg juga bisa disajikan bersama nasi.
Makanan-makanan pendamping lain yang biasanya disajikan bersama gudeg di antaranya
adalah sambal goreng krecek (kulit sapi garing yang digoreng dengan cabe dan kacang), opor
ayam, telur pindang, dan tempe tahu bacem (tahu dan tempe kukus).
2. Sate Klatak

Banyak yang bilang bahwa Yogyakarta adalah surganya kuliner dan julukan ini


memang pas. Kalau sobat kebetulan berencana menghabiskan liburan di kota ini, cobalah cari
informasi tentang kuliner khas Jogja. Anda akan menemukan sate klatak di antara beragam
kuliner unik yang dijual di kota Jogja.
Jenis sate satu ini memang terbilang unik. Satu porsi sate kambing muda dibakar
dengan menggunakan jeruji sepeda, dan dibumbui dengan cara sederhana. Biasanya hanya
dibumbui dengan garam. Terkadang sobat akan mendapatkan tambahan berupa kuah bening.
Sebelum lebih jauh, yuk kita mengenali asal muasal dan sejarah sate ini !!
Sate klatak adalah sate kambing yang asal-usulnya dari kata ‘klatak’. Jadi garam
yang ditaburkan ke daging kambing muda akan berbunyi ‘klatak-klatak-klatak’ ketika
dibakar. Coba sesekali amati proses pembakarannya !! Bunyi semacam itu bakal mudah sobat
dengar.
Di kota Jogja, Pak Pong adalah nama tempat makan sate klatak paling terkenal.
Meski paling terkenal, sate Pak Pong bukanlah pionir sate klatak di Jogja. Konon menurut
cerita yang beredar, Mbah Ambyah lah yang memiliki ide menjual sate ini. Dia adalah
seorang juragan pemilik peternakan kambing, yang dulu bertempat tinggal di Jejeran, Bantul,
Yogyakarta, menjual sate ini di bawah pohon Melinjo. Tak heran bila daerah Jejeran
sekarang dikenal sebagai pusat sate klatak.
Selain itu, Sate ini memiliki keunikan tersendiri karena dibuat dari daging
kambing muda. Selain itu, bumbunya pun sederhana. Tidak ada bumbu kacang atau kecap,
melainkan hanya dibumbui garam. Tusuk satenya pun bukan tusuk sate yang biasanya kita
temukan di berbagai penjual sate yang digunakan adalah jeruji sepeda. Jenis tusuk sate ini
dipilih karena dipercaya dapat menghantarkan panas lebih baik dibanding tusuk bambu biasa.
Tidak perlu khawatir bagi kamu yang ingin mengunjungi dan mencoba sate klatak,
berikut contoh warung sate yang populer di daftar berikut ini.
MAKANAN KHAS SEMARANG

1. Lumpia

Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak Lien
alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan
kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di
Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.
Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan daging
ayam kampung. Ketika awal mula meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien
membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang, lumpia isi ayam (untuk yang alergi
udang), dan lumpia spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena merasa
kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya
membuat satu macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung dicampur udang dan
ayam.
Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio
(kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan
MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Di
antara anak-anak almarhum Siem Hwa Nio ini ada juga yang membuka cabang di Jakarta.
Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima membuka kios lumpia
sendiri di Semarang.
Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang tersebut, sekarang
banyak juga orang-orang ”luar” yang membuat lumpia semarang. Mereka umumnya mantan
karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi kuliner juga turut meramaikan bisnis
lumpia semarang dengan membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa
dari Semarang International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang.
2. Sego Koyor

Kota Semarang kaya akan kuliner yang enak-enak. Selain itu, makanan khas
Semarang ini juga memiliki cita rasa tersendiri yang berbeda dengan masakan-masakan khas
Yogyakarta dan Surakarta yang cenderung manis.
Meskipun cita rasa manis ini ibaratnya masih menjadi ‘dasar’ untuk masakan-
masakan khas Semarang, namun manis yang dimiliki berbeda. Yang mana, rasanya
cenderung tidak terlalu dominan dan balance dengan rasa asin-gurih. Rempah-rempah yang
digunakan juga punya takaran dan bahan yang sedikit berbeda.
Bicara soal makanan di kota ini, sebenarnya tidak hanya lumpia saja yang wajib
dicoba. Satu kuliner yang juga tak bisa dilewatkan adalah Sego Koyor atau Nasi Koyor.
Dari melihat tampilannya pada gambar di atas saja sudah menggoda kan? Supaya tidak makin
penasarran, yuk berkenalan lebih jauh dengan santapan lezat ini.

Anda mungkin juga menyukai