Anda di halaman 1dari 11

Materi Buku Fiksi dan Nonfiksi Bahasa

Indonesia Kelas 8: Pengertian, Ciri-


Ciri, Unsur Penting, & Contoh
Pengertian Buku fiksi dan nonfiksi 
Antara buku fiksi dan non fiksi jelas berbeda pengertiannya. Berikut ini perbedaan

yang perlu kalian ketahui.

Pengertian Buku fiksi


Buku fiksi berisi gagasan/ide/perasaan penulis yang bersifat fiktif imajinatif. Buku

fiksi perlu kita baca untuk menambah wawasan, memupuk minat baca, dan memupuk

kreativitas kalian.

 Buku fiksi, contohnya kumpulan dongeng, cerpen, novel, dan drama.

Pengertian Buku Nonfiksi


Buku nonfiksi merupakan buku yang memaparkan ilmu pengetahuan baik secara

teknis maupun secara populer.

Buku nonfiksi, contohnya buku pelajaran, ilmiah populer, dan biografi

Ciri-ciri Buku fiksi dan nonfiksi 


Hal yang melekat sebagai ciri dalam buku fiksi dan non fiksi jelas berbeda. Berikut

penjelasannya.

Ciri-ciri buku fiksi adalah sebagai berikut.


  Ditulis menggunakan gaya bahasa.
  Sifat katanya banyak konotatif atau makna yang ditambahkan.

  Berbentuk cerpen dan novel.

  Ditulis berdasarkan imajinasi atau khayalan.

Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut


  Ditulis Menggunakan Bahasa Formal

 Menggunakan Metode Penulisan Denotatif

 Faktual/Fakta

 Berbentuk Tulisan Ilmiah Popular

Unsur-Unsur Penting dalam Buku Fiksi dan


Nonfiksi
Terdapat unsur unsur yang agak berlainan antara buku fiksi dengan yang nonfiksi.

Unsur intrinsik dalam buku fiksi


1. Tema

Tema merupakan pokok persoalan yang menjadi dasar atau inti dalam cerita. Tema

memiliki peran penting sebagai ide yang paling mendasar dalam sebuah cerita. Ada

beberapa jenis tema yang dapat membangun cerita seperti tema kejujuran,

persahabatan, perjuangan, pendidikan, dan lain-lain.

2. Alur atau plot

Alur atau plot merupakan jalinan peristiwa yang membangun cerita yang terdiri dari

perkenalan, konflik, klimaks, dan anti klimaks. Alur terdiri dari alur maju (sesuai

dengan urutan), alur mundur (tidak sesuai dengan urutan), dan alur campuran

(perpaduan alur maju dan alur mundur).


3. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Amanat memiliki kaitan sangat erat dengan konflik. Oleh karena itu amanat dapat

disampaikan secara tersirat maupun tersurat.

4. Sudut pandang

Sudut pandang merupakan posisi pengarang dalam cerita. Seorang pengarang

memiliki kebebasan untuk memposisikan dirinya dalam cerita. Pengarang bisa

menggunakan kata ganti saya atau aku sebagai tokoh utama dan tokoh yang berada

diluar seperti kata ganti dia atau dia.

5. Latar

Latar merupakan keterangan yang menunjukan tempat, waktu dan suasana yang

digunakan dalam cerita. Misalnya berkaitan dengan tempat (dirumah, sekolah,

kantor), yang menunjukkan waktu (pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari),

sedangkan yang menunjukkan suasana yang dialami oleh tokoh (sedih, senang,

gembira, terharu).

6. Tokoh

Tokoh merupakan pelaku dalam cerita. Tokoh dapat dibagi menjadi tokoh antagonis

(tokoh yang jahat), tokoh protagonis (tokoh yang baik), dan tokoh tirtagonis (tokoh

campuran).

7. Gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan cara pengarang dalam menyajikan sebuah cerita. Khususnya

terkait dengan penggunaan bahasa. Apakah banyak yang menggunakan bahasa yang

bersifat konotasi atau bahasa denotasi.

Adapun unsur-unsur buku nonfiksi adalah sebagai


berikut:
          Bagian halaman cover

          Bagian sistematika

          Bagian bab dan judul

          Bagian rincian bab dan isi

          Bagian penyajian isi

          Bagian bahasa yang digunakan

Struktur Buku fiksi dan nonfiksi 


Berikut ini struktur teks cerita fiksi serta non fiksi.

Struktur Teks Cerita Fiksi


1. Abstrak 

 Bagian abstrak ini adalah opsional atau boleh ada maupun tidak ada. Bagian ini

menjadi inti dari sebuah teks cerita fiksi.

        2. Orientasi 

Orientasi berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh

didalam novel. Terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita fiksi

dalam novel.

       3. Komplikasi 
Komplikasi merupakan klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai

muncul berbagai permasalahan, biasanya komplikasi disebuah novel menjadi daya

tarik tersendiri bagi pembaca.

        4. Resolusi 

Resolusi merupakan bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah-masalah

yang dialami tokoh utama.

         5. Koda (reorientasi), 

Koda berisi amanat dan juga pesan moral positif yang bisa dipetik dari sebuah naskah

teks cerita fiksi.

Buku Nonfiksi memiliki struktur-struktur sebagai


berikut:
1. Orientasi : Bagian ini mengenalkan sebuah pembahasan yang akan dikaji

dalam sebuah cerita nonfiksi. Orientasi berisi tentang pengenalan tokoh

yang terlibat dalam cerita dan awal dari sebuah cerita.

2. Urutan peristiwa : Menjelaskan tentang urutan peristiwa atau kejadian yang

terjadi mulai dari awal hingga permasalahan berakhir.

3. Reorientasi : Berisi tentang kesimpulan suatu cerita dan penutup cerita.

Umumnya berisi amat atau pesan moral yang dapat diambil.

Contoh Buku Fiksi dan Nonfiksi 


Contoh buku fiksi
Hukuman Manis Buat Arya

oleh: Lestari Danardana


Arya berdiri di ruang makan. Sebentar-sebentar dia mengintip ke ruang kerja ayahnya.

Di ruangan itu tersimpan buku-buku koleksi ayahnya. Ruangan itu dialasi tikar lampit

Kalimantan. Sangat nyaman. Arya dan Astri betah berlama- lama membaca di situ.

Ibu Arya yang seorang guru, juga sering mengoreksi soal- soal ulangan di situ.

Sekarang ini lampu ruangan itu mati. Ayah belum sempat menggantikan dengan

lampu baru.

Arya mengintip sekali lagi. Namun, ia tidak bisa melihat jelas karena ruangan itu agak

gelap. Sore itu tidak ada seorang pun di rumah kecuali Arya. Ayah dan ibu mengantar

Astri ke dokter gigi. Arya mulai gelisah. Ia ingin sekali masuk ke ruangan itu. Tiba-

tiba ia dikejutkan oleh dering telepon. Ternyata dari Dani, teman sekelasnya.

”Kalau kamu tidak bisa menemukannya, berarti kamu ingkar janji. Dasar pengecut!”

kata Dani dengan suara keras.

”Tapi Dan…” jawab Arya gugup.

Belum sempat Arya menyelesaikan kalimatnya, telepon sudah ditutup Dani. Arya lalu

berjalan menuju ruang belajar. Besok Ibu akan memberi ulangan matematika. Di

ruang itulah biasanya Ibu mempersiapkan soal-soal ulangan. Perlahan-lahan

dibukanya pintu ruangan itu. Berkas sinar lampu dari ruang makan menerobos masuk.

”Itu dia!” gumam Arya gembira. Sebuah buku tergeletak di meja. Tampak ada sehelai

kertas terselip di dalamnya. Arya tahu benar bahwa mengintip soal sebelum ulangan

adalah perbuatan curang. Namun, ejekan Dani terngiang- ngiang di telinganya.


Arya menarik napas panjang dan berkata pada dirinya sendiri, ”Aku bukan pengecut.

Aku harus mengambilnya!”

Dengan gemetar, diambilnya kertas itu dari atas meja. Lega rasanya begitu melihat

bahwa kertas itu benar-benar soal ulangan matematika. Rasa takut kembali  muncul 

di  hatinya.  ”Pengecut,  pengecut!”  Mengingat  kata-kata  Dani itu, Arya menjadi

nekat membawa kertas itu keluar. Secepat kilat ia lari ke ruang keluarga menelepon

Dani.

”Hebat!” teriak Dani. Arya lalu membacakan soal matematika itu dan Dani

mencatatya.

”Terima kasih, Arya. Besok kutraktir es krim Mas Doto deh!” seru Dani riang. Arya

tertegun sejenak. Dia lalu lari ke ruang belajar dan menyimpan kembali kertas soal itu.

Baru saja Arya hendak menutup pintu ruang belajar, terdengar suara mobil Ayah di

depan rumah. ”Hmmm, untung sudah beres,” gumamnya perlahan.

Keesokkan  harinya  ulangan  Matematika  berlangsung  sesuai  jadwal.  ”Ya ampun,

soalnya persis sekali!” seru Arya dalam hati. Dani berhasil menyelesaikan soal

ulangan dalam waktu dua puluh menit. Ketika ia menyerahkan lembar jawaban,

semua anak memandang keheranan padanya. Arya tersenyum dan Dani membalas

dengan mengedipkan sebelah matanya.


”Kau adalah sahabatku yang paling baik di dunia!” ucap Dani saat mereka menikmati

es krim di bawah pohon. Arya tersipu.

Sore harinya, saat Arya pulang ke rumah,

”Arya, Ibu punya kejutan buatmu!” seru Ibu gembira.

”Wow, chicken pie!” teriak Arya. ”Makasih, Bu!” seru Arya lagi.

Saat makan malam tiba, dengan bangga Ibu menceritakan kehebatan anaknya. ”Ayah,

Arya mendapat nilai Matematika paling tinggi di kelas, lo!” seru Ibu. ”Wah hebat!

Anak istimewa harus mendapat hadiah istimewa!” timpal Ayah.

”Aku juga mau kasih Mas Arya hadiah. Tapi rahasia!” ucap Astri, adik Arya.

Arya menutup mulut dengan tangannya. Alisnya agak terangkat. Ia menjadi salah

tingkah. Ia malu dan merasa sangat bersalah. Arya akhirnya menunduk dan berkata

lirih,

”Maaf, Bu. Saya membaca soal ulangan Matematika itu tadi malam,” air mata

menggenang di pelupuk matanya.

Ibu memeluknya dengan lembut dan berkata, ”Hmm, Ibu senang akhirnya kamu

mengaku. Tapi mengapa kau lakukan itu? Ada yang menyuruhmu?” desak Ibu lembut.

”Ti…tidak, Bu!” sahut Arya cepat, tetap menunduk.


”Memang serbasalah jadi anak guru, ya?” Ibu menyelidik halus. ”Mmm…sebetulnya

kalau aku berani, hal ini tidak akan terjadi, Bu,” jawab

Arya memberanikan diri.

Ibu tersenyum mendengar jawaban anaknya. ”Sebenarnya Ibu curiga sejak tadi

malam. Kau tidak menyelipkan kembali soal matematika itu pada halaman semula,”

jelas Ibu bijak. ”Dan Ibu tambah curiga melihat gerak-gerik Dani saat menyerahkan 

soal.  Tapi  sudahlah,  kamu  kan  sudah  mengakui  kesalahanmu,” ucap Ibu lagi.

”Jadi, sebetulnya Ibu sudah tahu sejak tadi malam?” Arya keheranan. Ibu tersenyum

mengangguk.

”Lo…mengapa Mas Arya tidak langsung dimarahi, Bu?” tanya Astri. Ayah tertawa

sambil mengacak-acak rambut Astri,

”Kamu tuh paling suka kalau Mas Arya dihukum!”

Menghukum seseorang itu tidak harus selalu dengan marah-marah!” Ibu menjelaskan.

”Bu, Arya lebih baik dimarahi habis-habisan daripada diperlakukan dengan baik

begini,” sergah Arya.

”Akh, kamu! Sudah salah malah nawar-nawar!” sahut Ayah sambil tertawa. Arya

menghela napasnya. Tiba-tiba Ayah menyeletuk, ”Astri, sini chicken pie-nya. Ayah

habiskan saja deh!” Astri dan Arya serentak lari menuju lemari makan, dan berteriak,
”Jangan dooong!” Ayah dan Ibu tertawa melihat tingkah kedua anaknya.

(Bobo)*

Contoh Buku Nonfiksi


Saat itu, bulan April 2019 unit kegiatan mahasiswa (UKM) karate Inkai Universitas

Negeri Yogyakarta merayakan hari jadi yang ke- 42. Oleh karena itu, UKM tersebut

mengadakan kegiatan longmarch. Kegiatan tersebut merupakan napak tilas berdirinya

ukm karate dan merupakan rangkaian perayaan hari jadi ukm tersebut. Konon, dahulu

beberapa pendiri ukm tersebut berjalan kaki dari kampus menuju parangtritis untuk

mencari suasana tempat latihan dengan konsep alam.

Acara tersebut diadakan selama dua hari yang berlangsung pada hari Sabtu – Minggu,

22-23 April 2019. Jumlah peserta yang mendaftar terbilang banyak, sekitar 60 orang

lebih. Peserta yang ikut tidak hanya anggota ukm karate UNY saja, tetapi juga dari

berbagai tempat latihan dan beberapa perguruan tinggi di daerah Yogyakarta. Peserta

di dominasi oleh anak-anak kecil. Kegiatan tersebut terdapat lima pos pemberhentian.

Peserta diberangkatkan dari Student Center pukul 16.30 WIB. Sore itu langit tidak

bersahabat, mendung. Namun, tidak menghalangi niat untuk berangkat menuju

parangtritis dengan berjalan kaki. Rute yang dilewati dimulai dari daerah Samirono,

kemudian melewati stasiun Lempuyangan, Jogja Tronik, hingga berhenti di pos

pemberhentian  pertama yaitu di masjid Sayidan.

Pukul 18.20 WIB peserta sampai pada pos pemberhentian pertama.  Di pos

pemberhentian pertama, peserta hanya diberi waktu sekitar empat puluh menit saja
untuk melaksanakan sholat maghrib, makan malam, dan sholat isya’ berjamaah.

Sekitar pukul 19.00 WIB melanjutkan perjalanan menuju pos pemberhentian kedua.

Pos pemberhentian kedua menghabiskan waktu sekitar satu jam setengah. Namun,

dengan semangat dan langkah kaki yang tidak letih, kurang dari satu jam peserta

sudah banyak yang sampai di pos pemberhentian kedua. Pos pemberhentian kedua

berada di sebuah komplek derah Bantul.

Anda mungkin juga menyukai