Anda di halaman 1dari 12

Inokulasi Kuman Menggunakan Limbah Tahu

pada Media Nutrien Agar (NA)


A. Tujuan
Melihat pertumbuhan bakteri pada media Nutrient Agar (NA) dengan
menggunakan limbah cair tahu.
B. Alat dan Bahan
1) Oven
2) Rak tabung reaksi
3) Ose bulat
4) Ose tusuk
5) Spirtus
6) Korek api
7) Media tanam Natrium Agar (NA) yang terdapat dalam cawan petri
dan tabung reaksi
8) Rak tabung reaksi
9) Limbah tahu
C. Prosedur Kerja
1) Letakkan media tanam dalam tabung reaksi pada rak tabung reaksi,
kemudian nyalakan spirtus menggunakan korek api.
2) Buatlah garis 4 sektor pada bagian bawah cawan petri menggunakan
spidol hitam permanen.
3) Siapkan ose bulat kemudian panaskan pada api sampai berwarna
merah membara. Apabila sudah merah membara, maka goyang-
goyangkan ose supaya tidak panas lagi.
4) Jika ose sudah tidak panas, maka celupkan ose ke dalam limbah tahu.
Batas mencelupkan ose ke dalam limbah tahu cukup pada mata ose
saja.
5) Balik media pada cawan petri agar tutupnya berada di atas, kemudian
buka penutup cawan petri menggunakan jari jempol dan jari
kelingking supaya media tidak terkontaminasi kuman dari luar.
6) Buatlah goresan pada media yang terdapat pada cawan petri dengan
cara zig-zag mengikuti batas-batas antar 4 sektor yang telah dibuat.
7) Tutup kembali penutup cawan petri dengan cara melepaskan jari
jempol dan jari kelingking yang digunakan untuk menahan penutup.
Panaskan ose bulat yang telah digunakan di atas nyala api sampai
merah membara.
8) Kemudian, panaskan ose tusuk sampai berwarna merah membara.
Apabila sudah merah membara, maka goyang-goyangkan ose supaya
tidak panas lagi.
9) Jika ose sudah tidak panas, maka celupkan ose ke dalam limbah tahu.
Batas mencelupkan ose ke dalam limbah tahu cukup pada mata ose
saja.
10) Buka kapas yang digunakan untuk menutup tabung reaksi. Cara
membuka kapas tersebut yaitu dengan menggunakan jari kelingking.
Hindari menaruh kapas pada meja di laboratorium untuk menghindari
kontaminasi.
11) Panaskan bagian ujung tabung reaksi dengan api yang menyala pada
spirtus. Buatlah goresan pada media yang terdapat pada tabung reaksi
dengan cara zig-zag .Panaskan kembali ujung tabung reaksi, kemudian
tutup dengan kapas yang telah ditahan menggunakan jari kelingking.
12) Taruh media tanam dalam tabung reaksi pada rak tabung reaksi.
13) Panaskan ose tusuk yang telah digunakan di atas nyala api sampai
merah membara.
14) Simpan hasil inokulasi kuman pada oven dengan suhu 370 C selama
minimal 18 jam dan maksimal 24 jam.
15) Lakukan sterilisasi ruangan yang telah digunakan menggunakan lisol
yang dicairkan dengan air.
D. Hasil Pengamatan

E. Pembahasan
Media Nutrien Agar (NA) adalah media dengan bentuk serbuk
putih kekuningan dan apabila setelah digunakan akan berbentuk padat
karena mengandung agar. Media ini mengandung protein serta karbohidrat
yang didapatkan pada ekstrak daging dan pepton sesuai kebutuhan
sebagian besar bakteri. Media NA termasuk ke dalam jenis media umum,
karena media ini merupakan media yang paling umum digunakan untuk
pertumbuhan sebagian besar bakteri. Media NA merupakan media yang
tidak selektif, sehingga semua bakteri dapat tumbuh pada media ini.
Tahu merupakan makanan asli Indonesia yang digemari oleh
banyak orang. Pada umumnya, limbah cair dari industri tahu langsung
dibuang tanpa proses pengolahan sehingga dapat menyebabkan dampak
negatif terhadap lingkungan, khususnya pencemaran air akibat limbah cair
tahu. Mengingat bahwa limbah cair tahu mengandung material organik
yang sangat tinggi, yaitu karbohidrat dan protein, maka limbah tahu
memiliki potensi untuk menggantikan media kimia sebagai media
pertumbuhan bakteri. Limbah cair yang dihasilkan pada industri tahu
merupakan limbah organik yang mudah terdegradasi atau mudah terurai
secara alami oleh mikroorganisme.

Perhitungan Hasil Inokulasi Kuman pada Media Nutrien Agar (NA)


A. Tujuan
Menghitung jumlah koloni bakteri menggunakan metode hitung cawan.
B. Alat dan Bahan
1) Colony counter
2) Spidol hitam permanen
3) Alat tulis
4) Hasil inokulasi kuman pada media tanam Nutrien Agar (NA)
C. Prosedur Kerja
1) Keluarkan hasil inokulasi kuman pada media tanam Nutrien Agar
(NA) yang telah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam.
2) Siapkan colony counter untuk menghitung jumlah kuman yang
terdapat pada media tanam NA.
3) Letakkan kaca hitam bulat pada colony counter, kemudian letakkan
media tanam NA di atas kaca hitam pada colony counter.
4) Nyalakan lampu pada colony counter sesuai kebutuhan yang sekiranya
dapat melihat kuman dengan jelas.
5) Jika terdapat kuman, maka tandai menggunakan spidol permanen agar
kuman yang telah dihitung tidak dihitung kembali.
6) Kuman pada media tanam NA berbentuk bulat sempurna dan
berwarna putih.
7) Bedakan antara kuman dengan jamur. Jika terdapat koloni dengan
bentuk bulat tidak sempurna dan agak kekuningan, maka koloni
tersebut bukan kuman, melainkan jamur.
8) Catat hasil perhitungan kuman pada media tanam natrium agar pada
kertas.
D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
Untuk mengetahui perkembangbiakan dari sebuah bakteri perlu
dilakukan perhitungan. Karena bakteri merupakan makhluk mikroskopis
yang hanya bisa dilihat menggunakan bantuan mikroskop, mka dari itu ada
beberapa metode yang ditujukan untuk membantu jumlah pembelahan atau
perkembangbiakan dari sebuah sel bakteri. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah metode hitung cawan. Metode ini dapat dipergunakan
untuk menghitung jumlah keseluruhan bakteri dari sebuah cawan petri.
Metode ini dapat pula digunakan untuk mengetahui seberapa besar
perkembangbiakan ataupun pembelahan yang dilakukan oleh bakteri. Hal
tersebut bertujuan untuk menentukan tingkat kebaikan sebuah produk
dilihat dari sudut pandang mikrobiologi. Karena dengan pertumbuhan
bakteri yang sesuai atau dalam artian masih dalam batas aman, maka
produk tersebut dapat dikatakan aman untuk digunakan ataupun
dikonsumsi.
Pertumbuhan mikroba biasanya ditentukan oleh waktu yang
diperlukan untuk menggandakan massa sel. Waktu penggandaan massa sel
dapat berbeda dengan waktu penggandaan jumlah karena massa sel dapat
meningkat tanpa penambahan jumlah sel. Tetapi bila suatu lingkungan
tertentu di mana interval antara penggandaan sel dan jumlah waktu
berlangsung konstan, maka mikroorganisme tumbuh pada laju
eksponensial. Pernyataan yang mendukung hasil penelitian tersebut ialah
bahwa bakteri memiliki kemampuan pertumbuhan tercepat bila
dibandingkan dengan mikroorganisme lainnya.
Colony Counter adalah alat bantu yang digunakan untuk
menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan di media yang disimpan
dalam cawan petri. Koloni bakteri dalam hal ini adalah sekumpulan dari
bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan
membentuk koloni-koloni. Alat ini berguna untuk mempermudah
penghitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan
karena adanya kaca pembesar. Selain itu, alat tersebut dilengkapi dengan
skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni
yang sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan
dihitung secara otomatis yang dapat di-reset.
Perangkat alat Colony Counter terdiri atas sejumlah komponen,
yaitu komponen power elektrik yang di dalamnya terdapat tombol untuk
untuk menghidupkan dan mematikan alat serta switch untuk pengaturan
pencahayaan. Selajutnya adalah ruang hitung (wolffugell disk) yang di
dalamnya dilengkapi dengan sumber cahaya berupa lampu jenis LED.
Tepat di atas ruang hitung terdapat komponen kaca pembesar (LUP) untuk
memudahkan penglihatan terhadap obyek. Alat ini jga dilengkapi dengan
display seven segment untuk menampilkan angka jumlah perhitungan yang
kita lakukan.

Pembuatan Sediaan Preparat dari Kuman Gram Positif dengan Pewarnaan


A. Tujuan
Mengetahui jenis-jenis serta bentuk kuman yang bersifat gram positif
melalui pewarnaan yang telah dilakukan.
B. Alat dan Bahan
1) Rak pewarnaan
2) Ose tusuk
3) Kaca preparat
4) Pipet
5) Pinset kayu
6) Spirtus
7) Korek api
8) Hasil inokulasi kuman pada media tanam Nutrien Agar (NA)
9) Kapas alkohol
10) Air biasa
11) ZnA
12) ZnB
13) ZnC
C. Prosedur Kerja
1) Bersihkan kaca preparat menggunakan kapas alkohol.
2) Nyalakan spirtus menggunakan korek api, kemudian panaskan ose
tusuk sampai merah membara. Apabila sudah merah membara, maka
goyang-goyangkan ose supaya tidak panas lagi.
3) Balik media pada cawan perti agar tutupnya berada di atas, kemudian
buka penutup cawan petri menggunakan jari jempol dan jari
kelingking supaya media tidak terkontaminasi kuman dari luar.
4) Ambil salah satu koloni kuman pada media hasil inokulasi kuman
udara menggunakan ose tusuk yang telah dipanaskan sebelumnya,
kemudian taruh koloni kuman pada kaca preparat.
5) Tutup kembali penutup cawan petri dengan cara melepaskan jari
jempol dan jari kelingking yang digunakan untuk menahan penutup.
6) Panaskan kembali ose tusuk yang telah digunakan di atas nyala api
sampai merah membara.
7) Ratakan koloni kuman pada kaca preparat sampai membentuk oval
dengan ukuran 2x3 cm, kemudian letakkan di dekat spirtus dan tunggu
hingga kering.
8) Jika sudah kering, letakkan sediaan pada rak pewarnaan.
9) Ambil ZnA menggunakan pipet kemudian ratakan di atas sediaan
yang telah dibuat, dan tunggu sampai 1 menit.
10) Jika sudah 1 menit, buang cairan ZnA kemudian dilanjutkan dengan
pewarnaan ZnB, tunggu hingga 1 menit.
11) Jika sudah 1 menit, buang cairan ZnB kemudian dilanjutkan dengan
pewarnaan ZnC, tunggu hingga 30 detik.
12) Setelah 30 detik, bilas hasil pewarnaan menggunakan air biasa.
13) Hasil sediaan yang telah dibuat dapat diamati di bawah mikroskop.
D. Hasil Pengamatan

Bakteri Stapylococcus (termasuk bakteri gram positif), yang ditandai


dengan bentuk bulat serta bergerombol.
E. Pembahasan
Dalam teknik ini, bakteri yang telah difiksasi di kaca preparat
diwarnai dengan larutan pewarna. Larutan pewarna yang digunakan adalah
zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan
pemucat), dan zat pewarna tandingan berupa air fuschin safranin. Bakteri
gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna A yang
mengandung kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri jenis
ini akan berwarna ungu di bawah mikroskop. Bakteri gram positif
memiliki dinding sel relatif tebal, terdiri dari berlapis-lapis polimer
peptidoglycan (disebut juga murein). Tebalnya dinding sel menahan
lolosnya komplek crystal violet-iodine ketika dicuci dengan alkohol atau
aseton. Ciri-ciri bakteri gram positif :
 Dinding sel, homogen dan tebal (20-80 nm) sebagian besar
tersusun dari peptidoglican, sebagian lain terdiri dari polisakarida
lain dan asam teikoat.
 Bentuk sel, bulat, batang atau filamen
 Reproduksi, pembelahan biner
 Alat gerak, kebanyakan nonmotil, bila memiliki motil maka tipe
flagelnya adalah petritrikus.
Contoh bakteri gram positif yaitu :
a. Actinomycetes sp
Actinomycetes sp termasuk bakteri yang tidak tahan asam,
berbentuk batang, gram positif, bersifat anaerobik atau anaerobik
fakultatif (mampu tumbuh baik jika terdapat O 2 bebas atau tidak ada
O2). Tidak seperti koloni bakteri pada umunya yang jelas berlendir
dan tumbuh dengan cepat, sedangkan koloni Actinomycetes sp muncul
perlahan menunjukkan konsistensi berbubuk dan melekat erat pada
permukaan agar.
b. Lactobacillus sp
Lactobacillus sp adalah genus bakteri gram positif, anaerobik
fakultatif atau mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian
besar dari kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena
kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa dan gula lainnya
menjadi asam laktat.
c. Propionibacterium sp
Propionibacterium sp adalah bakteri gram positif yang
memiliki bentuk sel batang, panjang bervariasi antara 1-1,5µm,
nonmotil, tidak membentuk spora dan dapat tumbuh di udara serta
memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai
ke anaerob. Bakteri ini mampu melakukan fermentasi glukosa
sehingga menghasilkan asam propionat dan asetat dalam jumlah yang
banyak.
d. Eubacterium sp
Ciri-ciri Eubacterium sp adalah :
 Merupakan organisme yang umumnya tidak berklorofil.
 Mempunyai diameter berukuran 0,5-1 milimikron dan panjang
0,1-10 milimikron.
 Mampu hidup di berbagai media sehingga disebut bersifat
kosmopolitan.
 Merupakan organisme uniseluler dan prokariotik (tidak
memiliki membran inti) serta umumnya tidak memiliki klorofil
dan berukuran renik (mikroskopis).
 Dapat hidup bebas atau parasit.
 Dinding sel mengandung peptidoglikan.
e. Bifidobacterium sp
Bifidobacterium sp adalah salah satu genus bakteri asam laktat
yang hidup di dalam usus besar manusia dan hewan. Beberapa
karakteristik dari bakteri ini adalah gram positif, anaerobik, nonmotil,
tidak membentuk spora, berbentuk batang, dan memiliki persen G+C
yang tinggi.
f. Arachaebacteria sp
Archaebacteria sp berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata
archaio yang berarti kuno. Archaebacteria sp dianggap sebagai
organisme tertua yang hidup di bumi. Ciri-ciri Archaebacteria sp
adalah :
 Organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas
metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2).
 Metabolisme bersifat anaerobik dan kemosintetik.
 Dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, namun membran
plasma mengandung lipid.
 Hidup di ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas,
bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri
yang hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung
berapi, dan di lahan gambut.
g. Clostridium sp
Clostridium sp merupakan batang besar anaerob, gram positif
yang bergerak. Banyak yang mendekomposisi protein atau
membentuk toksin, dan beberapa melakukan keduanya. Habitat alami
mereka adalah tanah atau saluran usus hewan dan manusia, tempat
mereka hidup sebagai saprofit. Di antaranya yang patogen adalah
organisme penyebab botulisme, tetanus, gas gangren, dan kolitis
pseudomembran.
h. Streptococcus sp
Streptococcus sp adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil
yang mengandung sel gram positif, benbentuk bulat, oval, dan
membentuk rantai pendek, panjang atau berpasangan. Bakteri ini
ditemukan di bagian mulut, usus manusia, dan hewan.
i. Stapylococcus sp
Streptococcus sp adalah salah satu genus dari bakteri gram
positif. Di mikroskop bakteri ini tampak berbentuk bulat serta
bergerombol seperti sekelompok anggur dalam rangkaian tidak
beraturan yang terdapat garis tengah dengan ukuran 1µm. Kokus yang
muda memberikan pewarnaan gram positif yang kuat.
j. Bacillus sp
Genus Bacillus termasuk batang besar aerob, gram positif,
dalam bentuk rantai. Sebagian besar bentuk genus ini adalah
organisme saprofit, sering dijumpai pada tanah, air, udara, dan pada
vegetasi seperti Bacillus cereus dan Bacillus subtilis. Beberapa
merupakan patogen serangga.

Uji Peroksidase Media Tanam Nutrien Agar (NA)


A. Tujuan
Mengetahui apakah kuman yang terdapat pada media tanam Nutrient Agar
(NA) bersifat katalase positif atau katalase negatif berdasarkan uji
peroksidase yang telah dilakukan.
B. Alat dan Bahan
1) Kaca preparat
2) Ose tusuk
3) Spirtus
4) Korek api
5) Kapas alkohol
6) NaCl
7) H2O2
8) Hasil inokulasi kuman pada cawan petri dengan media tanam Nutrien
Agar (NA)
C. Prosedur Kerja
1) Siapkan media tanam yang akan digunakan untuk uji peroksidase.
2) Bersihkan kaca preparat menggunakan kapas alkohol, kemudian
nyalakan spirtus menggunakan korek api.
3) Panaskan ose bulat dan ose tusuk pada api sampai berwarna merah
membara. Apabila sudah merah membara, maka goyang-goyangkan
ose supaya tidak panas lagi.
4) Celupkan ose bulat ke dalam NaCl kemudian letakkan pada kaca
preparat yang telah dibersihkan menggunakan kapas alkohol. NaCl
yang digunakan yaitu sebanyak 2 sampai 3 mata ose.
5) Kemudian, panaskan ose bulat, dan celupkan pada cairan H2O2.
6) Balik media pada cawan perti agar tutupnya berada di atas, kemudian
buka penutup cawan petri menggunakan jari jempol dan jari
kelingking supaya media tidak terkontaminasi kuman dari luar.
7) Ambil koloni kuman pada media NA menggunakan ose tusuk yang
telah dipanaskan. Tutup kembali penutup cawan petri dengan cara
melepaskan jari jempol dan jari kelingking yang digunakan untuk
menahan penutup.
8) Letakkan koloni kuman yang telah diambil pada kaca preparat yang
telah diberi H2O2, kemudian ratakan kuman menggunkan ose tusuk
agar tercampur dengan H2O2.
9) Panaskan ose bulat yang telah digunakan di atas nyala api sampai
merah membara.
10) Amati hasil uji peroksidase yang telah dilakukan. Apabila dalam kaca
preparat tersebut terdapat gelembung gas atau seperti dalam keadaan
mendidih, maka koloni tersebut dinyatakan katalase positif. Namun,
jika tidak terdapat gelembung, maka koloni tersebut dapat dinyatakan
kalatase negatif.
11) Lakukan sterilisasi ruangan yang telah digunakan menggunakan lisol
yang dicairkan dengan air.
D. Hasil Pengamatan

Uji peroksidase terbukti positif, yang ditandai dengan munculnya


gelembung-gelembung dari hasil percobaan yang telah dilakukan.
E. Pembahasan
Peroksidase adalah enzim yang mengkatalis reaksi oksidasi oleh
hidrogen peroksida dari sejumlah substrat yang merupakan donor hidrogen
seperti senyawa fenol, anilin, pirogalol, dan asam askorbat. Dari percobaan
yang telah dilakukan, hal yang dapat diamati yaitu banyaknya gelembung
yang dihasilkan. Banyaknya gelembung yang dihasilkan merupakan bukti
dari berlangsungnya reaksi enzim peroksidase menguraikan oksigen. Uji
peroksidase dapat dinyatakan positif apabila sediaan bakteri pada preparat
yang tercampur dengan H2O2 akan menimbulkan gelembung. Sediaan
bakteri yang tidak menghasilkan gelembung dapat dinyatakan sebagai
katalase negatif. Hal ini berarti H2O2 yang diberikan tidak dipecah oleh
bakteri tersebut sehingga tidak menghasilkan oksigen. Bakteri katalase
negatif tidak memiliki enzim peroksida yang menguraikan H2O2.
Bakteri pada kondisi tertentu akan menghasilkan hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida merupakan racun yang dapat merusak
sistem metabolisme bakteri. Bakteri akan mengalami kematian apabila
tidak dapat memecah hidrogen peroksida menjadi senyawa lain yang tidak
berbahaya, pemecahan tersebut dapat dilakukan apabila terdapat enzim
katalase. Enzim katalase akan mengubah hidrogen peroksida menjadi air
dan oksigen sehingga tidak berbahaya dan bakteri dapat bertahan hidup
pada lingkungan yang terdapat hidrogen peroksida. Hal tersebut dapat
dilihat pada koloni bakteri yang ditetesi dengan larutan H 2O2
menghasilkan gelembung. Hal ini menunjukan bahwa bakteri endofit
tersebut tergolong bakteri aerob, karena memiliki aktivitas katalase.
Senyawa hidrogen peroksida terbentuk sewaktu metabolisme
aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob
pasti menguraikan senyawa tersebut. Mekanisme enzim katalase memecah
H2O2 yaitu saat melakukan respirasi, bakteri menghasilkan berbagai
macam komponen salah satunya H2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan
memecah H2O2 dengan enzim katalase maka segera membentuk suatu
sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya sendiri. Bakteri
katalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dimana
parameter yang menunjukkan adanya aktivitas katalase tersebut adalah
adanya gelembung-gelembung oksigen seperti pada percobaan yang telah
dilakukan.
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui
di dalam sel-sel makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk
merombak Hidrogen Peroksida (H2O2) yang bersifat racun yang
merupakan sisa/hasil sampingan dari proses metabolisme. Apabila H2O2
tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada
sel–sel. Oleh sebab itu, enzim katalase untuk merombak H 2O2 menjadi
substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain
bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat
termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu
senyawa golongan protein. Enzim katalase bekerja secara optimal pada
suhu kamar (±30C) dan suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana
asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan
terhenti sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang
dihasilkan dan bara api tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan
pH netral, reaksi berjalan dengan lancar. Banyak faktor yang
mempengaruhi kerja enzim katalase, salah satunya adalah substrat. Jumlah
substrat atau senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) memiliki peran dalam
aktivasi kerja enzim katalase. Reaksi enzim katalase dengan senyawa
Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2) yang tidak berbahaya ditandai dengan timbulnya gelembung. Ada
tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap.
Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas
oksigen dalam tabung tersebut. Pada uji katalase dapat dinyatakan positif
apabila sumber katalase yang di tetesi dengan H2O2 maka akan
menimbulkan gelembung. Sumber katalase yang tidak mengasilkan
gelembung dapat dinyatakan sebagai katalase negatif dibantu enzim
katalase menjadi oksigen dan air ditandai dengan adanya gelembung dan
menyala apabila dibakar. Ada tidaknya gelembung sebagai indikasi adanya
air dalam wujud uap.

Anda mungkin juga menyukai