b. Riwayat Psikososial
pelaku / usia korban / usia saksi / usia
1. Aniaya fisik
Aniaya seksual
2. Penolakan
3. Kekerasan dalam keluarga
4. Tindakan kriminal
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian tidak sesuai cara berpakaian tidak
sesuai
Jelaskan:
FISIK : Pasien tampah lesu dan murung terdapat lingkar hitam di mata tidak
ada lesi kulit berwarna putih bersih.
PAKAIAN : Pasien menggunakan seragam hanya dipagi hari saja dengan di
doubel sam daster dan pasien memakai jilbab.
Masalah keperawatan: Defisit Perawatan Diri : Berpakaian
Kesadaran
a. Kwantitatif / penurunan kesadaran
compos mentis apatis / sedasi somnolen
sopor subkoma koma
Jelaskan: GCS: E-V-M
4-5-6
b. Kwalitatif
tidak berubah berubah meninggi
hipnosa gangguan tidur, sebutkan: disosoasi, sebutkan:
Jelaskan:
Relasi :
Px tampak kurang kooperatif dengan memalingkan badan dan kontak mata yang
kurang saat diajak bicara, baik oleh keluarga maupun orang lain, termasuk tenaga
medis di R. 23 E.
Perawat : “Selamat siang bu, bagaimana kabarnya bu ?”
Pasien : “ Ya begini mbak”
Perawat : “Negini bagaimana bu , baik-baik saj atau sehat ?”
Pasien : ( diam )
Limitasi :
Saat pengkajian , pasien membatasi pembicaraan dengan suami, anak pertama, dan
Perawat
Perawat : “Ibu suaminya biasanya ke rumah sakit jam berapa ya bu?
Pasien : “ Gatau mbak” ( dengan nada kesal )
Perawat : “Ibu marah sama saya ?”
Pasien : “sudahlah mbak gak usah membahas suami saya ( dengan nada keras)
Realitas:
Terkadang pasien merasa orang lain seperti menjelk-jelekannya padahal sebenarnya
tidak sedang membicarakannya.
Perwat : “Ibu, kenap ibu menjauh dari saya ?”
Pasien : “Saya mearasa ada yang menjelekan saya”
Perawat : “ Saya kan sedang berbicara dengna ibu masa iya saya menjelekan ibu”
Pasien : “Tapi saya merasakan itu”
2. Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan:
a. Waktu
P: “ Ibu hari ini hari apa bu ?”
K: “Hari selasa mbak”
b. Tempat
P: “ibu apakah ibu tau sekarang bapak lagi dimana?”
K: “rumah sakit”
P: “rumah sakit apa namanya?”
K: “saiful anwar”
c. Orang
P:” buk,anak yang laki-laki siapa bu namanya ?”
K: “rudi mbak”
Masalah keperawatan: pasien tidak mengalami disorientasi
5. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu / pembauan lain-lain, sebutkan:
Jelaskan:
Pasien mengatakan halusinasi muncul ketika malam hari,halusinasi muncul hanya
sekali- kali jika pasien tidak minum obat, situasi penyebab pasien berhalusinasi jika di
rs dan tidak minum obat . Pasien sering mendengar bisikan bisikan seperti menjelek-
jelekannya.
Perawat : “Ibu masih mendengar suara-suara aneh tidak bu ?”
Pasien : “Masih mbak tapi tidak sesering dulu.”
Perawat : “Biasanya ibu mendengarkan suara apa bu ?”
Pasien : “Suara seperti menjelek-jelekannya.”
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensory : Halusinasi
6. Proses Pikir
a. Arus pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
flight of ideas blocking persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi asosiasi bunyi lain-lain,
sebutkan:
Jelaskan:
Saat berkomunikasi, pasien sering mengkhawatirkan dengan anaknya padahal
anaknya baru sampai dean sudah ditelfon-telfon.
P: “Selamat sore ibu H, bagaimana kabarnya” ?
H : “Baik mbak”
P : “Ibu sayang kepada anak-anak ibu ?’
H : “ Ya sayang mbak”
P : “Menurut mas rudi (anak pertama Ny. H) ibu sering nelfon menyakan
kabar padahal anak ibu baru saja sampai depan rumah?”
H “ Karena itu ada yang membisikkan anak saya celaka mbak “
c. Bentuk pikir
realistik non realistik
autistik dereistik
Jelaskan:
Pasien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya bukan karna gangguan jiwa
Masalah keperawatan: Gangguan Proses Pikir
7. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan:
paramnesia, sebutkan: hiperamnesia, sebutkan:
Jelaskan:
Pasien tidak ingat kejadian dengan apa yang terjadi saat ia remaja, terkadang ia lupa
ingat.
T : “ Ibu ingat tidak berapa selisih umur dari kedua nak ibu?”
J : “ 1,5 tahun mbak.”
T : “Ibu hari ini sudah makan berapa kali bu ?”
J :” Sudah 2x mbak”
T : “ Biasanya kalau belanja kepasar dengan siapa bu ?”
J : “ dengan anak perempua saya mbak.”
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
8. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi
tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Dalam berbicara dengan mahasiswa, pasien fokus ketika melakukan pembicaraan
T : “ Ibu kalau kepasar awal bulan biasanya kalau belanja habis berapa bu ?’
J : “ Kalau belanja ya 100 ribu lebih mbak.”
4. Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah pembengkokan atau
tidak). Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran / polip ( -)
3. Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
Amati bibir : Kelainan konginetal ( labioscisis, palatoscisis, atau
labiopalatoscisis), warna bibir merah muda ., lesi ( tidak ada), Bibir pecah
(tidak ada ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( tidak ada), Kotoran (tidak
ada), Gigi palsu (tidak ada), Warna lidah : merah mudah Amati orofaring
atau rongga mulut : Bau mulut : tidak bau mulut
4. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna dan
kondisi wajah klien : simetris ., Kelumpuhan otot-otot fasialis ( tidak ada )
5. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( tidak ada ), jaringan
parut ( tidak ada), perubahan warna ( tidak terjadi perubahan ), massa ( tidak
ada)
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( negatif )
c. Vena jugularis, pembesaran ( negatif )
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( negatif ), kelenjar tiroid ( negatif ),
posisi trakea (simetris)
6. Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah, leher :
Tidak ada keluhan
C. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU
a. Inspeksi
Bentuk torak (Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel chest), susunan
ruas tulang belakang (normal ), bentuk dada (simetri ),
Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( negatif ), retraksi
suprasternal ( negatif), Sternomastoid ( negatif), pernafasan cuping hidung
( negatif)
Pola nafas :
Amati : cianosis ( negatif )
b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
c. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
d. Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih ) , Area Bronchial : ( bersih ) Area Bronkovesikuler
( bersih )
2. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( negatif), Ronchi ( negatif ), Wheezing (negatif ), Pleural
fricion rub ( negatif ),
4. Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru :
Tidak ada keluhan
D. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : (datar )
Massa/Benjolan ( negatif ), Kesimetrisan ( positif ),
Bayangan pembuluh darah vena (negatif)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 14 x/menit ( N = 5 – 35 x/menit
c. Palpasi
Palpasi Hepar :
diskripsikan :Nyeri tekan ( negatif ), pembesaran ( negatif ), perabaan (lunak),
permukaan (halus ), tepi hepar (tidak teraba) . ( N = hepar tidak teraba).
Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney. nyeri tekan ( negatif ),
nyeri lepas ( negatif), nyeri menjalar kontralateral ( negatif ).
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak :
Shiffing Dullnes ( negatif ), Undulasi ( negatif)
Palpasi Ginjal :
Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( negatif ), pembesaran ( negatif). (N = ginjal
tidak teraba).
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Tidak ada keluhan
E. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )
a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas( negatif), fraktur (negatif)
lokasi
b. Palpasi
Oedem : tidak ada
Lakukan uji kekuatan otat : positif
F. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata : 4
2. Menilai respon Verbal : 5
3. Menilai respon motorik : 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
(Compos Mentis )
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( negatif ), nyeri kepala ( negatif), kaku kuduk ( negatif),
mual –muntah ( negatif) kejang ( negatif) penurunan tingkat kesadaran ( negatif)
c. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) normal
Nervus II, Opticus ( penglihatan ) normal
Nervus III, Ocumulatorius normal
Nervus IV, Throclearis normal
Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : normal
Cabang Mandibularis : normal
Nervus VI, Abdusen ; Normal
Nervus VII, Facialis : Normal
Nervus VIII, Auditorius : Normal
Nervus IX, Glosopharingeal : Normal
Nervus X, Vagus : Normal
Nervus XI, Accessorius : Normal
Nervus XII, Hypoglosal : Normal
d. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris ), atropi ( negatif) gerakan-gerakan yang tidak disadari oleh
klien ( negatif)
e. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul POSITIF , benda tajam POSITIF Menguji
sensai panas / dingin POSITIF kapas halus POSITIF minyak wangi POSITIF
f. Memeriksa reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis
No Reflek fisiologis Positif Negatif
1 Reflek bisep +
2 Reflek trisep +
3 Reflek brachiradialis +
4 Reflek patella +
5 Reflek achiles +
2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
No Reflek Pathologis Positif Negatif
1 Reflek babinski +
2 Reflek chaddok +
3 Reflek schaeffer +
4 Reflek oppenheim +
5 Reflek Gordon +
6 Reflek bing +
7 Reflek gonda +
56
6
Keterangan :
: pasien
Jelaskan :
Pola asuh : Pola asuh dahulu yang dialami pasien
adalah otoriter yang mengharuskan keputusan mutlak di seorang ayah.
Pola komunikasi : Proses penyampaian pesan melalui tatap
muka langsung tetapi pasien cenderung tidak mau bercerita ke orang
tua atau orang terdekat.
Orang yang terdekat : Pasien adalah anak ke 2 dari 3
bersaudara, Pasien cenderung diam. Namun Ny. H mengatakan yang
paling dekat dengan dia adalah ibu.
Penentu kebijakan : Pasien sebagai seorang anak, sehingga
keputusan diambil oleh bapaknya
stressor dalam keluarga : keluarga mengatakan Ny. H dulu orang
ditinggal ayahnya untuk kuliah di luar negeri, sehingga ia merasa
kesepian dan merasa tertekan
Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping Keluarga
4. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
Pasien mengtakan lebih dekat dengan anak perempuannya
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
Untuk kegiatan kelompok pasien mengikuti arisan dan juga mengikuti
pengajian yang dilakukan di hari rabu minggu ke dua habis dhuhur
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Ketika dirumah pasien jarang berinteraksi dengan tetangga karena
menurut pasien dengan adanya konflik itu menyebabkan pasien tidak
ingin berinteraksi dengan tetangga
Keperawatan : Ketidakefektifan Hubungan
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak
Sistem pendukung √ Ya Tidak
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan √ Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian √ Ya Tidak
Pengaturan keuangan √ Ya Tidak
V. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia YTT
TERAPI MEDIK
Tanggal Terapi Dosis (Sehari berapa Keterangan
hari )
2 April 2018 Clozapine 0-15-0 Salah satu jenis obat antipsikotik yang
bekerja menyeimbangkan dan menekan
efek dari reaksi kimia yang terjadi di
dalam otak sehingga membantu
mengurangi gejala psikosis
trihexyphenidyl 2x 2 mg salah satu jenis obat antiklonergik yang
bekerja dengan menghalangi zat alami
tertentu.obat ini berfungsi sebagai
mengobati gejala penyakit parkinson
atau gerakan yang tidak bisa
dikendalikan , yang disebabkan oleh
efek samping dari obat psikiatri
abilify 1 x 15 mg obat yang digunakan untuk mengobati
gangguan mentalatau suasana hati
tertentu ,ia bekerja dengan membantu
mengembalikan keseimbangan bahan
kimia tertentu di otak.
Depacote 2 x 250 mg Obat ini tergolong obat anti kejang yang
berfungsi untuk mencegah munculnya
kejang
3 April 2018 Abilify 1x15 mg
trihexyphenidyl 2x 2 mg
Clozapine 0-50-100
Depacote 2x 250 mg
Haloperidol 2x 2,5 mg
Clozapine 0-50-100 mg
trihexyphenidyl 2x 2 mg tab
abilivi 0-15-0
Clozapine 0-50-100 mg
haloperidol 2x 5 mg tab
trihexyphenidyl 2x 2 mg
abilify 1 x 15 mg
Depacote 2x250 mg
Haloperidol 2x 5 mg
trihexyphenid 2x2 mg
abilify 1x15 mg
Depacote 2x250 mg
Haloperidol 2x5 mg
VI. ANALISA DATA
No DATA MASALAH
1 Ds : pasien mengatakan saat masih kecil Harga diri rendah situasional
sering sakit, sehingga orang tua over
protektif terhadap pasien ,
menyebabkan pasien jarang memiliki
teman
Do :
Pasien terlihat sedih, murung, saat
berkomunikasi, terkadang terlihat
seperti berpikir di tengah – tengah
pembicara dan berhenti
2 DS: Ketidakefektifan mekanisme koping
- pasien mengatakan jarang bercerita
dengan orang lain karena ia tidak
mudah berinteraksi sosial dengan orang
yang baru kenal, pasien hanya bercerita
kepada anak peremuannya
DO:
Ketika berkomunikasi , pasien hanya
sedikit berbicara dan menundukkan
kepala dan tubh yang menjauh seperti
menolak kedatangan tanpa ada kontak
mata
DS:
-Pasien mengatakan halusinasi muncul Gangguan Persepsi Sensori :
ketika malam hari, halusinasi muncul Halusinasi Pendengaran
hanya sekali – kali jika pasien tidak
minum obat,situasi penyebab pasien
berhalusinasi jika di rs dan tidak rutin
minum obat, pasien sering mendengar
seperti ada yang mmenjelekakannya
DO:
-Kontak mata kurang
- terkadang terlihat seperti berfikir di
tengah-tengah pembicaraan
-Sulit Tidur
Manjemen Krisis
Kekacauan neurotransmitter
NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx & Jam
1. 6/04/18 Sp 1 halusinasi pendengaran : S : pasien mengatakan lumayan
10.00
Melakukan BHSP lebih baik setelah diajak
( mengucapkan berdiskusi dan diajarkan cara
salam,meperkenalkan mengontrol halusinasi.
diri,menjelaskan kontrak Pasien mengatakan paham
topik,waktu dan tempat) tetang pengertian halusinasi dan
Membenatu pasien gejala nya apa saja
mengenal tentang Pasien tidak dapat mengulangi 3
halusinasi cara mengontrol halusinasi
( pengertian,tanda gejala) Pasien mengatakan bersedia
Mengidentifikasi memaksukan cara pertama ke
halusinasi meliputi dalam jadwal kegiatan
isi,waktu,frekuensi,dan hariannya.
respon pasien terhadap
halusinasi tersebut. O:
P:
untuk pasien : memasukan cara
ke 3 ke dalam jadwal harian
pasien
Mengevaluasi pelaksaan cara
mengontrol halusinasi dengan
cara I, II, III
Psikomotor :
Pasien mau diajak berjabat
tangan, pasien mampu
mempraktikkan cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik, bercakap-cakap
dengan orang lain, pasien
melakukan aktivitas.
.
P:
untuk pasien :
Memasukkan cara ke-4 ke
dalam jadwal harian
Untuk keluarga :
Mengontrol kerutinan minum
obat
Untuk perawat :
Melanjutkan sp 1 keluarga
SP 1 Keluarga S:
Membina hubungan saling Keluarga pasien mengtakan
percaya dengan pasien dan namanya Ny. S
keluarga (menanyakan Keluarga pasien mengtakan
nama keluarga pasien yang mau diajak berdiskusi
mendampingi pasien dan Keluarga pasien mengatakan
asal) kalau pasien sering
Membuat kontrak topik, mendengara suara-suara
waktu, dan tempat seperti anak dipukuli dan
memberikan pendidikan pasien digunjung oleh
tentang pengertian tetangga
halusinasi, jenis halusinasi Keluarga pasien mengatakan
yang dialami pasien, tanda bersedia terlibat dalam
gejala halusinasi, dan cara2 pengobatab dan terapi pasien
merawat pasien halusinasi
A:
Mengevaluasi kemampuan
Kognitif:
keluarga pasien baik
Keluarga pasien mamou
subyektif maupun obyektif
menyampaikan pendapat
Memasukkan kegiatan ke
Keluarga pasien mampu
dalam jadwal
diajak berdiskusi
Membuat perencanaan Keluarga pasien mengerti
pulang bersama keluarga dan memahami kegiatan
selanjutnya yang dibuat
bersama
Afektif:
Pasien dan keluarga
bersedia untuk diajak
berlatih mengontrol
halusinasi
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif dan
keluarga ada kontak mata
dengan perawat
Psikomotor:
Keluarga pasien tampak
antusias
Keluarga mau diajak
berjabat tangan
P:
Anjurkan keluarga untuk
terlibat dalam pengobatan dan
terapi dan selalu memotivasi
pasien selam dirumah dan di
rumah sakit mendampingi dan
melakukan jadwal yang telah
disepakati bersama
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Ds : pasien mengatakan sering mendengar suara kalau anaknya dipukul oleh
suaminya dan mendengar ada yang mengolok-plpk atau mengejek terutama
tetangganya
Do : klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien
terlihat hipoaktivitas,tubuh pasien seperti menghindari mahasiswa perawat
1. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
2. Tujuan khusus :
Membina hubungan saling percaya dengan klien
Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi , situasi pencetus,
perasaan
Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan
menghardik
Klien mmapu melakukan latihan dengna cara menghardik
3. Tindakan Keperawatan :
a. Untuk pasien
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien
2) Evaluasi pasien dalam mengenal halusinasi :
- Isi
- Waktu
- Frekuensi
- Situasi
- Respon terhadap halusinasi
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subjektif: “Bagaimana perasaan ibu H setelah berbincang-bincang dengan
saya?”
Objektif: ”Apa saja cara untuk mengontrol halusianasi yang telah kita
bicarakan tadi ibu H ? Bagus”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan)
“Saya harap kegiatan ini bisa ibu lakukan setiap mendengar suara-suara
orang mengolok-olok ibu , setuju bu?”
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat):
a. Topik: “Bagaimana kalau besok saya menemui ibu H lagi? Nanti kita
ngobrol-ngobrol lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang cara
mengontrol halusinasi dengan minum obat”.
b. Waktu: “Bagaimana kalau nanti sekitar jam 13.00 WIB saya kesini
lagi untuk berbincang-bincang dengan ibu ?”
c. Tempat: “nanti enaknya kita berbincang-bincang dimana ibu?. Sampai
bertemu besok ya.”
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Pertemuan : ke 3
SP :2
C. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Ds : pasien mengatakan sering mendengar suara kalau anaknya dipukul oleh
suaminya dan mendengar suara yang mengolok-olokatau menjelekkan pasien
Do klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien
terlihat hipoaktivitas,tubuh pasien seperti menghindari mahasiswa perawat
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan khusus :
Klien mampu melakukan latihan mengontrol halusinasi dengan cara minum
obat
4. Tindakan Keperawatan :
Evaluasi kegiatan menghardik, bercakap dan aktivitas terjadwal
Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar: pasien,
jenis, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum
obat
Orientasi:
1. Salam terapeutik:
“Selamat siang bu H , masih ingat dengan saya?”
2. Evaluasi/validasi:
Gimana kabarnya hari ini Ibu ? Makannya tadi dihabiskan tidak?”
3. Kontrak: topik, waktu, dan tempat
a. Topik: “Sesuai dengan janji pada tadi pagi, bagaimana kalau sekarang
kita berbincang-bincang sebentar ibu?”
b. Waktu: “Berapa lama mau kita berbincang-bincang ibu H ? Bagaimana
kalau 15 menit?”
c. Tempat: “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, Ibu H ? Gimana
kalau disini saja?”
Kerja:
“ baik ibu H masih ingat tidak dengan pertemuan kita yang tadi pagi membahas
tentang apa bu?”
“benar sekali, ibu hebat bisa mengingat.”
“Nah untuk sore ini kita akan berdiskusi tentang obat.”
“Obatnya da 5 jenis ya bu H, diminum jam 09.00 jam 15.00 jam 18.00 dan jam 21.00.
Fungsi dari obat agar ibu tenan dan tidak gelisah.”
“ Sebelum minum obat ada 6 B, yaitu benar obat,benar pasien,benar rute, benar dosis,
benar waktu, dan benar dokumentasi.”
“Coba ibu ulangi lagi ada berapa jenis obat, diminum kapan saja dan 6 B itu apa saja
bu?”
“ wahhh benar sekali bagaimana kalau kita masukkan ini dalam jadwal harian ibu ?”
Terminasi:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subjektif: “Bagaimana perasaan ibu H setelah berbincang-bincang tentang
obat dengan saya?”
Objektif: ”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan tadi Ibu H ?apa saja cara
mengomtol halusinasi yang sudah kita pelajari dari kemarin ? Bagus”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Saya harap ibu H rutin minum obat supaya tidak gelisah lagi ya ibu H ,
bagaimana ibu H setuju?”
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat):
d. Topik: “Bagaimana kalau besok saya menemui ibu lagi? Nanti kita
ngobrol-ngobrol lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang bercakap-
cakap dengan orang disekitar”.
e. Waktu: “Bagaimana kalau besok sekitar jam 10.00 WIB saya kesini
lagi untuk berbincang-bincang dengan ibu H?”
f. Tempat: “Besok enaknya kita berbincang-bincang dimana ibu H?.
Sampai bertemu besok ya,.”
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
Pertemuan : ke 3
SP :3
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
Ds : pasien mengatakan sering mendengar suara kalau anaknya dipukul oleh
suaminya dan mendengar suara yang mengolok-olokatau menjelekkan pasien
Do klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien
terlihat hipoaktivitas,tubuh pasien seperti menghindari mahasiswa perawat
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan khusus :
- Klien mampu melakukan latihan mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap
4. Tindakan keperawatan:
- Evaluasi kegiatan mengontrol dengan menghardik
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi
halusinasi
- Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan
bercakap-cakap
Orientasi:
Salam terapeutik
4. Salam terapeutik:
“Selamat pagi ibu H”
5. Evaluasi/validasi:
Bagaimana kabarnya hari ini ibu H ? Semalam apakah tidurnya nyenyak?”
6. Kontrak: topik, waktu, dan tempat
d. Topik: “Sesuai dengan janji pada pertemuan kemarin, bagaimana kalau
sekarang kita berbincang-bincang sebentar ibu , hari ini akan
berbincang-bincang car mengontrol halusinasi dengan berbincang-
bincang?”
e. Waktu: “Berapa lama mau kita berbincang-bincang ibu? Bagaimana
kalau 15 menit?”
f. Tempat: “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, ibu ? Gimana
kalau disini saja?”
Kerja
“Ibu masih ingat pertemuan tadi kita membahas apa ibu ?”
“benar sekali ibu H, hebat sekali ibu masih ingat cara mengontrol halusinasi.”
“Nahh sekarang kita akan berdiskusi car mengontrol halusnasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang disekitar.”
“Jadi kalau ibu mendengar suara-suara aneh dan menganggu ibu bisa mengalihkan
dengan mengobrol dengan orang disekitar ibu.”
“bagaimana apakah ibu H sudah mengerti ?”
“Coba sekarang apa yang ibu lakukan ketika suara-suara yang menjelek-jelekan ibu
datang ?”
“Wahhhhh hebat sekali ibu .”
Terminasi:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subjektif: “Bagaimana perasaan ibu H setelah berbincang-bincang tentang
bercakap-cakap dengan saya?”
Objektif: ”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan tadi ibu ?apa saja yang
sudah kita pelajari hari ini dan kemarin ibu? Bagus”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Saya harap ibu bisa melakukan kegiatan bercakap-cakap saat terjadi
halusinasi ya bu , bagaimana ibu H setuju?”
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat):
a. Topik: “Bagaimana kalau besok saya menemui ibu H lagi? Nanti kita
ngobrol-ngobrol lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang kegiatan
yang bisa ibu dilakukan saat terjadi halusinasi”.
b. Waktu: “Bagaimana kalau besok sekitar jam 10.00 WIB saya kesini
lagi untuk berbincang-bincang dengan ibu H ?”
c. Tempat: “Besok enaknya kita berbincang-bincang dimana ibu H ?.
Sampai bertemu besok ya,.”
STRATEGI PELAKSANAAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan kalau sudah mulai berkurang mendengar suara2 yang tidak
jelas
DO:
klien tampak tenang, kontak mata kurang, klien tampak murung , klien terlihat
hipoaktivitas
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi penglihatan
3. Tujuan khusus:
- Klien mampu melakukan latihan mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan aktivitas positive
4. Tindakan keperawatan:
- Evaluasi kegiatan mengontrol dengan menghardik dan bercakap-cakap
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas positive
saat terjadi halusinasi
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, bercakap-
cakap dan membuat jadwal kegiatan positive
Orientasi:
7. 1. Salam terapeutik:
“Selamat pagi mas fuad ”
8. Evaluasi/validasi:
Bagaimana kabarnya hari ini mas fuad ? Semalam apakah tidurnya
nyenyak?”
9. Kontrak: topik, waktu, dan tempat
g. Topik: “Sesuai dengan janji pada pertemuan kemarin, bagaimana kalau
sekarang kita berbincang-bincang sebentar mas fuad?”
h. Waktu: “Berapa lama mau kita berbincang-bincang mas fuad?
Bagaimana kalau 20 menit?”
i. Tempat: “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, mas fuad? Gimana
kalau disini saja?”
Kerja:
“ibu H masih ingat kearin kita membahas apa saja?”
“Benar sekali ibu , ibu hebat sekali bisa mengingat cara menghardik halusinasi dengan
benar.”
“Nahh hari ini kita akan berdiskusi mengenai aktivitas positif”
“Tujuannya kalau ibu melakukan aktivitas positif misalnya menyapu, mencuci piring
suara yang ibu dengar yang menjelek-jelekkan ibu bisa hilang.”
“Bagaiman apakaah ibu paham? Kalau begitu kita mencoba .”
“apa yang ibu lakukan ketika suara yang mengganggu ibu datang?”
“Luar biasa ibu .”
Terminasi:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subjektif: “Bagaimana perasaan ibu H setelah berbincang-bincang tentang
melakukan aktivitas positive dengan saya?”
Objektif: ”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan tadi ibu H ?bagaiman
cara yang ketika untuk mengontrol halusinasi ? Bagus”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Saya harap ibu H bisa melakukan kegiatan yang positive saat terjadi
halusinasi ya ibu, bagaimana ibu setuju?”
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat):
g. Topik: “Bagaimana kalau besok saya menemui ibu lagi? Nanti kita
ngobrol-ngobrol lagi”.
h. Waktu: “Bagaimana kalau besok sekitar jam 10.00 WIB saya
kesini lagi untuk berbincang-bincang dengan ibu H?”
i. Tempat: “Besok enaknya kita berbincang-bincang dimana ibu H ?.
Sampai bertemu besok ya, .”
Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun
di rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di
rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh.
Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah).
Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu
mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga
tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi
akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan
halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara
merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga perawatan lanjutan pasien
KERJA:
“Apa yang mbak rasakan menjadi masalah dalam merawat ibu Apa yang Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau ibunya mbak mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa
cara untuk membantu mbak agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut
antara lain: Pertama, dihadapan ibu, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya. Katakan saja mbak percaya bahwa mbak tersebut memang
mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi mbak sendiri tidak mendengar atau
melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi
akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan
keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah
melatih ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong mbak pantau
pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih ibu untuk minum obat
secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 5 macam, Diminum
pada jam 7 pagi, jam 15.00 sore dan jam 18.00 sore dan jam 21.00 malam. Obat perlu
selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi ibu dengan
cara menepuk punggung ibu. Kemudian suruhlah ibu menghardik suara tersebut. ibu
sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi ibu . Sambil menepuk punggung ibu,
katakan: ibu, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-
suara itu datang? Ya..Usir suara itu, ibu Tutup telinga kamu dan katakan pada suara
itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, bu sambil mengucapkan
istighfar”
”Sekarang coba mbak praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus mbak”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi
ibu?”
“Sekarang coba mbak sebutkan kembali tiga cara merawat ibu?”
”Bagus sekali mbak. Bagaimana kalau besok kita bertemu untuk mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan mbak?”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA NY.H DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Halusinasi
Diruang 23 Empati RSU Dr. Syaiful Anwar Malang
Oleh :
ELVIRA BINTANG MAHADHIKA
NIM: 201510300511025
KELOMPOK 16