Askeb Fifin Falid
Askeb Fifin Falid
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi
migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi pada uterus, pembentukan placenta, tumbuh kembang hasil
konsepsi aterm.(Manuaba).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional.
Kehamilan dibagi atas tiga triwulan . Triwulan I:0-12 minggu,
Triwulan II:13-28 minggu dan Triwulan III: 29-40 minggu (Rustam
Mochtar).
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Pada kehamilan terdapat beberapa tanda yang mendukung adanya
kehamilan diantaranya adalah :
1. Tanda tidak pasti kehamilan,
yaitu tanda dan gejala yang dialami seorang wanita tetapi
belum tentu hamil :
a. Tidak mendapat haid (Amenorhea)
Kehamilan menyebabkan didinding uterus
(endometrium) tidak dilepaskan sehingga amenorhea atau
tidak datangnya haid. Hal ini dianggap sebagai tanda
kehamilan. Tetapi hal ini juga dapat dianggap sebagai tanda
tidak pasti kehamilan dikarenakan amenore juga dapat
terjadi pada
b. Mual dan muntah (nausea dan emesis)
Kira-kira separuh dari wanita hamil mengalami
mual dan muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda.
Biasanya yang cukup ringan dan terjadi di pagi hari disebut
morning sickness. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga
dapat disebabkan oleh karna peningkatan kadar hormon
yang di produksi selama hamil. Sesudah 12 minggu
biasanya sudah mulai menghilang.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan tertentu
terutama pada triwulan pertama
d. Sering buang air kecil
Karna kandung kemih tertekan oleh pembesaran
uterus, gejala ini biasanya akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan akan timbul kembali
karna tertekan oleh janin yang mulai memasuki pintu atas
panggul.
e. Payudara menjadi tegang dan membesar
Banyak wanita merasakan payudara memadat dan
semakin bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit
akan lebih terlihat. Puting akan semakin membesar dan
aerola akan menghitam. Perubahan itu disebabkan oleh
tekanan kelamin wanita dan perubahan hormon esterogen
dan progesterone.
Sumber : Sarwono,2010)
5. Ketuban Pecah Dini
A. Pengertian Ketuban
Air ketuban adalah zat cair yang mengelilingi janin di
dalam rahim, hal ini akan memungkinkan janin untuk terus tumbuh
dan bergerak. Cairan ini memberikan banyak fungsi bermanfaat
bagi pertumbuhan janin. Air ketuban membantu mencegah dinding
rahim dari konstriksi terlalu ketat yang bisa mengganggu
pertumbuhan janin karena sempitnya ruang rahim, dan juga
bertindak sebagai bantalan pelindung untuk mencegah kerusakan
apapun pada janin yang sedang tumbuh.
B. Fungsi Air Ketuban
Cairan ketuban memiliki beberapa fungsi utama, yakni
melindungi bayi dari tekanan dan pukulan, melindungi dari infeksi,
memberi makan bayi dan membantu perkembangan sistem paru-
paru dan pencernaan, serta menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat.
Hal ini pula yang memungkinkan bayi untuk bisa bebas bergerak,
menendang dan jungkir balik.
C. Asal Ketuban
Permulaan cairan Amnion ialah berasal dari Ultrafitrasi
Plasma Maternal setelah minggu kedua, cairan amnion berasal dari
cairan ekstraseluler kulit janin. Atau lebih simplenya cairan amnion
tersebut di produksi oleh sel sel trofoblas, sel sel darah sang ibu
yang kemudian akan bertambah dengan adanya produksi cairan,
yaitu air seni dari janin sendiri.
Pada usia kehamilan minggu ke 12 ginjal janin mulai
memproduksi urin, jadi janin mulai minum cairan ketuban dan
mengeluarkan kembali dalam bentuk air seni. Setelah minggu ke
20, kulit janin tertutup oleh lapisan tanduk sehingga cairan amnion
terutama berasal dari urin janin.
D. Pengertian KPD
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda mulai persalinan. Dalam keadaan 8-10 % perempuan
hamil aterm akan mengalami Ketuban Pecah Dini.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau
oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks.
(Sarwono Prawiroharjo, 2014)
Normalnya volume cairan ketuban pada usia kehamilan
usia 10-20 minggu, sekitar 50-250 ml. Ketika memasuki minggu
30-40, jumlahnya mencapai 500-1500 ml.
Fungsi air ketuban adalah:
1. Melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2. Memungkinkan janin bergerak dengan bebas.
3. Melindungi suhu tubuh janin.
4. Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga
serviks Membuka.
5. Membersihkan jalan lahir.
Premature Rupture of Membranes (PROM) atau Ketuban Pecah
Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban sebelum
persalinan dimulai. Ketuban pecah dini yang terjadi pada kehamilan
kurang bulan merupakan masalah yang besar dibidang obstetrik, karena
dapat menimbulkan kontribusi yang besar terhadap morbiditas dan
mortilitas perinatal dan maternal. Jika PROM terjadi sebelum 37 minggu
kehamilan, itu disebut sebagai Preterm Premature Rupture of Membranes
(PPROM) atau pecahnya ketuban terlalu dini.
Insidensi ketuban pecah dini lebih kurang 10% dari semua
kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensiya bervariasi 6-19%.
Sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari semua
kehamilan. Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir
sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah
selaput ketuban pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal
disebabkan oleh prematurinatas.
Ketuban pecah dini berhubungan dengan penyebab kejadian
prematuritas dengan insidensi 30-40%. Neonatologis dan ahli obstetri
harus bekerja sebagai tim untuk memastikan perawatan yang optimal
untuk ibu dan janin. Ada bermacam-macam batasan/teori/definisi tentang
Premature Rupture of Membranes.
1. Ada teori yang menghitung berapa jam sebelum inpartu,
misalnya 2 jam, 4 jam atau 6 jam sebelum inpartu.
2. Ada juga yang mengatakan dalam ukuran pembukaan
servik atau leher rahim pada kala 1, misalnya ketuban yang
pecah sebelum pembukaan servik 3cm/ 5cm dan
sebagainya.
Prinsipnya adalah ketuban yang pecah” sebelum waktunya”.
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala 1 atau awal kala 2
persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengejan, sehingga perlu
dipecahkan (amniotomi).
Faktor resiko atau predisposisi ketuban pecah dini
atau persalinan preterm sebagai berikut:
1. Kehamilan multipel: kembar 2 (50%), kembar 3 (90%).
2. Riwayat persalinan preterm sebelumnya: resiko 2-4 kali.
3. Tindakan senggama: tidak berpengauh pada resiko, kecuali
vulva higiene buruk, predisposisi terhadap infeksi.
4. Perdarahan pervaginam:
Trimester pertama (resiko2x), trimester kedua/ketiga (20x).
5. Bakteriuria: resiko 2 kali (prefalenssi 7%).
a. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterin. Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi
obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk
menyebut kelainan pada otot- otot leher atau leher rahim
(serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu
menahan desakan janin yang semakin besar.
2. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan
oleh penyebaran organisme vagina ke atas. Dua factor
predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban >
24 jam dan persalinan lama
3. Penyakit infeksi
adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah
mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban.
Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses
biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik
sehingga memudahkan ketuban pecah.
4. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah,
vitamin C rendah, kelainan genetik
5. Riwayat KPD sebelumya
6. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
7. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia
kehamilan 23 minggu
B. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2008), ketuban pecah dini disebabkan oleh
karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan
intrauterin. Kemungkinan tekanan intra uteri yang kuat adalah penyebab
independen dari ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak kuat
akibat dari kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi atau mudah pecah
dengan mengeluarkan air ketuban. Mekanisme terjadinya ketuban pecah
dini dapat berlangsung sebagai berikut :
1. Terjadinya pembukaan premature serviks
2. Membran terkait dengan pembukaan terjadi :
a) Desvakularisasi
b) Nekros dan dapat diikuti secara spontan
c) Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin
berkurang
d) Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi
yang mengeluarkan enzim-enzim preteolitik, enzimkolagenase.
C. Tanda dan gejala
Tanda ketuban pecah dini adalah keluarnya air ketuban secara
spontan atau merembes dengan atau tanpa disertai rasa nyeri.Sedangkan
gejalanya pasien mengatakan keluarnya cairan banyak atau
merembespervaginam tanpa disertai rasa ingin buang air kecil (Manuaba,
2008).
Cara menentukan tanda dan gejalanya yaitu :
1. Adanya cairan yang berisi meconium, vernic caseosa, lanugo atau bila
2. telah terinfeksi berbau.
3. Adanya cairan ketuban divagina, meminta pasien untuk mengejan,
maka cairan dapat keluar sedikit-sedikit atau banyak.
4. Cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau pada saat seperti berdiri atau
5. berjalan.
6. Kadang-kadang cairan berwarna putih, keruh, jernih dan hijau.
7. Apabila ketuban telah lama pecah dan terjadi infeksi, maka pasien akan
8. demam (Manuaba, 2008).
D. Diagnosis
Diagnosis KPD ditegakkan dengan cara ;
1. Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan
cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan
berbau khas, dan perlu juga diperhatikan warna keluarnya
cairan tersebut, his belum teratur atau belum ada, dan
belum ada pengeluaran lendir dan darah
2. Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa, akan tampak
keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan
jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih
jelas.
3. Pemeriksaan spekulum.
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan
tampak keluar cairan dari ostium uteri externum (OUE), kalau
belum juga tampak keluar, undus uteri di tekan, penderita di
minta batuk, mengejang atau mengadakan manuver valsava,
atau bagian terendah di goyangkan, akan tampak keluar cairan
dari ostium uteri dan terkumpul pada pornik anterior
4. Pemeriksaan dalam
a) Didalam vagina didapati cairan dan selaput ketuban
sudah tidak ada lagi.
b) Mengenai pemeriksaan dalam vagina dengan toucher
perlu dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurang
bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu
diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu
pemeriksaan dalam, jadi pemeriksaan akan
mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora
vaginayang normal. Mikroorganisme tersebut bisa
dengan cepat menjadi patogen.
B. Asuhan Antenatal Care
A. Definisi
Antenatal Care adalah pengawasan selama persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba,
1995)
B. Tujuan Asuhan Antenatal
1) Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial
ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit yang umum,
kebidanan, dll.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, malahirkan dengan
selamat ibu maupun janin.
5) Mempersiapkan ibu untuk berperan dalam keluarga untuk
menerima bayi, agar bayi dapat tumbuh secara optimal.
C. Kebijakan Dasar Antenatal Care
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit
enam kali selama kehamilan:
a) Satu kali pada triwulan pertama.
b) Dua kali pada triwulan kedua.
c) Tiga kali pada triwulan ketiga.
D. Standart pelayanan Antenatal Care
Pelayanan / asuhan standart 10T
a) Timbang berat badan dan Tinggi badan
b) Ukur tekanan darah.
c) Tentukan Status Gizi (ukur LILA)
d) Ukur tinggi fundus uteri.
Leopold I :- Periksa menghadap ke arah muka ibu hamil..
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian atas janin
dalam fundus.
Leopold II :- Menentukan batas samping rahim kanan kiri.
Menentukan letak punggung janin
Leopold III :- Menentukan bagian terendah janin.
Apakah bagian terendah sudah masuk PAP atau
belum
Leopold IV :- Periksa menghadap ke kaki ibu.- Bisa juga
menentukan bagian terendah janin apa dan seberapa jauh
bagian tersebuk masuk PAP.
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f) Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) TT lengkap.
Vaksinasi tetanus toxoid dilakukan 2x selama masa
kehamilan untuk mencegah terjadinya Tetanus Neonatorum
g) Pemberian tablet Fe, minimal 90 tablet selama kehamilan.
h) Tes laboratorium
i) Tata Laksana
j) Temu wicara atau konseling.
E. Umur Kehamilan
a. Dihitung dari tanggal haid terakhir.
b. Menurut spieg elberg dengan cara mengukur tinggi fundus
uteri.
c. Menurut Mc.Donal adalah modifikasi spieg elberg yaitu
jarak symphisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya
kehamilan dalam bulan.
d. Tinggi fundus uteri hanya berguna untuk menentukan
seberapa masuk letak kepala (ballottement).
e. Intrauterine dan Ekstrauterine.
Kehamilan intrauterine sejak hamil muda dapat
dipastikan, yaitu perkembangan rahim sesuai dengan tuanya
kehamilan, janin teraba intrauterine dan pada palpasi terjadi
kontraksi Braxtons Hieks.
f. Keadaan jalan lahir.
Evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang
merupakan hal yang menentukan persalinan pervaginam
atau dengan section saesarea.
g. Keadaan Umum ibu dan janin.
Dapat diketahui dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium.
C. Konsep Asuhan Kebidanan
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
Tujuan: mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan,
kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat
keputusan klinik untuk menentukan diagnosis untuk mengembangkan
rencana asuhan atau perawatan yang sesuai. (Asuhan Persalinan Normal
2008:38)
Tanyakan pada ibu
D.IDENTIFIKASI DIAGNOSA
E. MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi masalah potensial sesuai dengan masalah
atau diagnosa yang sudah diidentifikasi
E. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk di konsultasikan tau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
G. PENGEMBANGAN RENCANA (INTERVENSI)
Menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional
meliputi:
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
Identitas
Nama :Ny.NH Nama :Tn.A
Umur :40 tahun Umur :43 tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan: SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Honorer
Alamat : Pamekasan Alamat : Pamekasan
1. Alasan datang ke Rumah Sakit
Ibu mengatakan keluar cairan dari Jalan lahir, berwarna jernih
sejak 2 hari yang lalu.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi &
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS. Serta tidak
sedang batuk, pilek, demam, diare atau yang lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi & penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
HIV/AIDS.
3. Riwayat kebidanan
a. Riwayat perkawinan
Status : menikah
Umur saat menikah : 23 tahun
Lama : 16 tahun
b. Riwayat menstruasi
Menarche :12 th
Siklus/lama :28 hari/7 hari
Jumlah :2-3x ganti pembalut
Warna/bau :merah segar/amis
Flor albus :2-3 hari sebelum/sesudah menstruasi
Disminorhea :tidak pernah
c. Riwayat kehamilan sekarang
G4p021
Usia kehamilan :40-41 minggu
HPHT : LUPA HPL: 02-02-2023 ( USG )
Keluhan hamil muda : ibu mengatakan mual
Keluhan hamil tua : ibu mengatakan sering BAK
Tanda-tanda bahaya :tidak ada
ANC
Berapa kali :4x
Tempat : dokter kandungan
TT :T2
Terapi :-Fe
-vitamin
d. Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu
N S Kehamil Persalinan Nifas
o u an
a Ha UK Jenis Te Penolo Penyu L / BB H / AS Peny KB
m mil mp ng lit P / M I ulit Jen La keluh
i ke at PB is ma an
1 T 1 A B O U R T U S
n
A
2 2 39 Spo Rs dokter Pingg P 28 H Su 1
ntan um ul 00 nti thn
um sempi k 1
t bln
3 T 1 A B O U R T U S
n
A
1. HA MI L INI -
e. Riwayat KB
Jenis :- Suntik 1 bulanan
Lama :- 1 tahun
Keluhan :tidak ada
f. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Sebelum hamil:Ibu makan 3x/hari dg porsi sedang (nasi,
lauk, sayur, buah) & minum air putih 6-7 gelas/hari.
Selama hamil: Ibu makan sedikit – sedikit tapi sering dg
porsi sedang (nasi, lauk, sayur, buah) & minum air putih 7-8
gelas/hari.
2) Eliminasi
Sebelum hamil:ibu BAK 3-4x/hari,warna jernih,bau khas &
BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek.
Selama hamil: ibu BAK 5-6x/hari,warna jernih,bau khas &
BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek.
3) Istirahat
Sebelum hamil: ibu tidak tidur siang, tidur malam 7-8
jam/hari
Selama hamil: ibu tidak tidur siang, tidur malam 7-8
jam/hari
4) Personal hygine
Sebelum hamil: ibu mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari,
keramas 3x/minggu,ganti baju 1x/hari, ganti celana dalam
2x/hari.
Selama hamil: ibu mandi 3x/hari,gosok gigi 2x/hari,
keramas 3x/minggu,ganti baju 1x/hari, ganti celana dalam
2x/hari.
5) Aktivitas
Sebelum hamil:ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri
seperti menyapu,mencuci,memasak.
Selama hamil: ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri
seperti menyapu,mencuci,memasak.
6) Seksualitas
Sebelum hamil: tidak dikaji
Selama hamil: ibu melakukan hubungan seksual tapi jarang
7) Kebiasaan merokok,minum jamu & obat
Sebelum hamil:ibu tidak pernah merokok,minum jamu &
obat
Selama hamil: ibu tidak pernah merokok,minum jamu &
obat
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan fisik
A. Inspeksi
Kepala : Simetris, rambut tampak hitam, bersih
Muka : Simetris, tidak tampak odem,pucat, sklera putih, conjungtiva
merah muda, tidak ada chloasma gravidarum
Hidung : Simetris, tidak tampak sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga : Simetris, tidak ada serumen & pendengaran baik
Mulut : Simetris, gigi tidak caries, tidak epulips, tidak stomatitis
Leher : Simetris,tidak tampak pembesaran kelenjer lime, tiroid dan
Pembuluh vena jugularis
Mammae : Simetris, putting tampak menonjol, areola hiperpigmentasi
Axilla : Tidak tampak pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : Ada luka bekas operasi, terasa gerakan janin, terdapat striae
Gravidarum
Vulva/vagina : Tidak odem, tidak varices
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas
a. Palpasi
o HB = 12,6 g/dL
o Golda =O
o Trombosit = 132.000 / Cmm
6. Data subyektif : Paien datang ke IGD jam dengan keluhan keluar cairan
dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu
7. Data obyektif : k/u : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Leopold I : Pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
yaitu bokong.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar dan memanjang dari
atas kebawah yang menandakan punggung kanan (puka) dan
bagian bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin.
Leopold III : Bagian terdepan atau terbawah dari perut ibu teraba bundar, keras
dan melenting yang menandakan kepala janin.
Leopold IV : kedua jari-jari tangan Bertemu (konvergen) bagian terbawah janin
belum masuk PAP.
D. IDENTIFIKASI DIAGNOSA
Diagnosa : Ny”NH” Usia 40 Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu
dengan Ketuban Pecah Dini minggu tunggal, hidup, letkep,
intra uteri, dengan KPD
E. MASALAH POTENSIAL
Masalah Potensial
Ibu : Menyebabkan infeksi jika tidak segera ditangani
Janin : Menyebabkan Fetal distress
F. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Rencana Partus SC, Pemasanan 02, Persiapan SC
G. PENGEMBANGAN RENCANA (INTERVENSI)
I. EVALUASI
Tanggal :07 Februari 2023
Diagnosa: Ny.NH G4P121 UK 40-41 minggu dengan Ketuban Pecah Dini
S : Ibu mengatakan keluar cairan dari pervaginaan
O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : COmposmentis
TTV TD : 110/80 MmHg
- Nadi : 92 x/mnt
- Suhu : 36,6 oC
- RR : 21 x/mnt
- SPo2 : 99
- VT : Belum ada pembukaan.
- DJJ : 145 x/mnt ( puka )
- TBJ : 30-11x155= 2,945
TFU : Pertengahan antara px-pusat (30 cm) presentasi kepala belum
masuk pap
- Leopold I : Pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak, dan
tidak melenting yaitu bokong.
- Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar dan
memanjang dari atas kebawah yang menandakan punggung
kanan (puka) dan bagian bagian kiri perut ibu teraba bagian
terkecil janin.
- Leopold III: Bagian terdepan atau terbawah dari perut ibu teraba
bundar, keras dan melenting yang menandakan kepala janin.
- Leopold IV: kedua jari-jari tangan Bertemu (konvergen) bagian
terbawah janin belum masuk PAP.
P:
1) Terpasang Infus RL
2) Melakukan pemasangan catheter.
3) Melakukan pemeriksaan EKG.
4) Melakukan pemeriksaan Rontgen./ Thorax
5) Melakukan Sceeren
6) Rencana Partus SC/ Tranfer OK
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum adanya tanda
mulainya persalinan dan ditunggu 1 jam sebelum terjadinya inpartu. Sebagian
besar ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu,
sedangkan untuk kehamilan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban
pecah dini merupakan keadaan patologis yang memerlukan penanganan dan
manajemen yang cepat dan tepat (manuaba, 2011).
Angka kejadian krhamilan dengan ketuban pecah dini dilihat dari faktor
usia ibu, sebagian besar terjadi pada usia 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 119 orang
( 77,3 % ) .
Angka kejadian ketuban pecah dini dilihat dari paritas, sebagian besar
terjadi pada primi gravida yaitu sebanyak 77 orang ( 50 % )
Angka kejadian ketuban pecah dini dilihat dari faktor usia kehamilan,
sebagian besar terjadi pada kehamilan aterm yaitu sebanyak 132 orang ( 85,7 % )
Angka kejadian ketuban pecah dini dilihat dari faktor presentasi janin,
sebagian besar terjadi pada kehamilan dengan presentasi kepala yaitu sebanyak
132 orang dengan presentasi kepala atau 85,7 %.
Dalam pengkajian data didapatkan data subjektif yaitu ibu mengatakan
adanya pengeluaran air ketuban melalui jalan lahir, sedangkan data objektif yaitu
dengan melakukan inspeksi dan pemeriksaan dalam (VT).
Pelaksanaan pada kasus Ny. NH G4P121 Umur 40 tahun UK 40-41
minggu dengan Ketuban Pecah Dini telah dilakukan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Pada langkah manajemen kebidanan dari
pengkajian sampai evaluasi kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada di lahan praktik.
2. Saran
A. Bagi Peneliti
Dengan dilakukannya penelitian ini semoga dapat menjadikan
pengalaman pembelajaran yang baru untuk peneliti dan menerapkan pengetahuan
baru yang dapat digunakan bahan untuk menambah wawasan selama menjalani
pendidikan, serta dapat melakukan analisa penatalaksanaan dan menegakkan
diagnosa dengan indikasi khususnya mengenai gambaran faktor predisposisi dan
faktor penyebab serta penatalaksanaan dengan kasus Ketuban Pecah Dini.
B. Bagi Bidan/Profesi :
Diharapkan mampu memberikan pelayanan asuhan kebidanan
sesuai dengan kondisi pasien serta memberi motivasi, HE (Health
Education), maupun KIE (Komunikasi,Informasi dan Edukasi) sehingga
dapat mengatasi kecemasan dan kekhawatiran ibu dan masalah yang
sedang di hadapi ibu dapat teratasi.
C. Bagi Institusi/Lembaga
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan
manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan
dikembangkan, mengingat bahwa proses sangat bermanfaat dalam membina
tenaga bidan guna menciptakan tenaga kesehatan yang berpotensi dan
professional
DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-jurnal.com/2013/09/pengertian-ketuban-pecah-
dini.html (Diakses pada tanggal 15 Mei 2018 jam 20.10
wib)
http://www.medicaobgin.ac.id/journalDetail.KPD.php/id/MzY
(Diakses pada tanggal 15 Mei 2018 jam 20.00 wib )