Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam


obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan
terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan
menyebabkan infeksi ibu (Sarwono, 2008).
Ketuban pecah dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam
keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami
ketuban pecah dini (Sarwono, 2014).
Ketuban pecah dini / Early Premature Ruptur OF Membran
(PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yang bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari
5 cm ( Prawirohardjo 2010).
Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya menyebabkan
kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinnan prematuritas yang
akan meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya
(Manuaba, 2010). Sebagian besar penyebab KPD berkaitan dengan
infeksi (sampai 65%). Misalnya, infeksi kuman, terutama infeksi
bakteri, yang dapat menyebabkan selaput ketuban menjadi tipis,
lemah dan mudah pecah. Selain itu, beberapa faktor risiko KPD
adalah serviks inkompeten, kehamilan kembar, kelainan letak janin
dalam rahim, kemungkinan kesempitan panggul, kelaianan bawaan
selaput ketuban, ada riwayat persalinan kurang bulan sebelumnya,
hubungan seksual yang kebersihannya tidak dijaga, perdarahan
lewat jalan lahir, pH (tingkat keasaman) vagina di atas 4 dan 5
selaput ketuban tipis kurang dari 39 mm, kadar CRH (corticotropin
releasing hormone) maternal tinggi, misalnya pada ibu hamil yang
stres, higiene yang kurang baik, misalnya keputihan dan infeksi
vagina, jumlah cairan ketuban sangat banyak (hidroamnion)
serviks(Manuaba,2010).
Menurut data (World Health Organization), sebanyak 99%
kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi
dinegara-negara berkembang 81% angka kematian ibu (AKI)
akibat komplikasi selama hamil dan bersalin. Faktor langsung
penyebab tingginya AKI adalah perdarahan 45%, terutama
perdarahan post partum. Selain itu ada keracunan kehamilan 24%,
infeksi 11%, dan partus lama atau macet (7%). Komplikasi
obstetric umumnya terjadi pada waktu persalinan, yang waktunya
pendek adalah sekitar 8 jam (WHO,2015).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
mengambil judul Ny”NH” Usia 40 Tahun G4p121 Uk 40-41 Minggu
Dengan Ketuban Pecah Dini, Diruang Poned RSUD
MOHAMMAD NOER PAMEKASAN.

B. Tujuan

Adapun tujuan penulisan asuhan kebidanan ini terdiri dari:


1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny”NH” Usia 40
Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu dengan Ketuban Pecah Dini
yang sesuai dengan keterampilan yang telah didapat di
pendidikan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada Asuhan
Kebidanan Pada Ny”NH” Usia 40 Tahun UK 40-41
Minggu dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit
MOHAMMAD NOER PAMEKASAN.
b. Mampu Melakukan mengidentifikasi diagnosa/masalah
aktual pada Asuhan Kebidanan Pada Ny”NH” Usia 40
Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu dengan Ketuban Pecah
Dini di Rumah Sakit MOHAMMAD NOER
PAMEKASAN.
c. Mampu Melakukan mengantisipasi diagnosa/masalah
potensial pada Asuhan Kebidanan Pada Ny”NH” Usia 40
Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu dengan Ketuban Pecah
Dini di Rumah Sakit MOHAMMAD NOER
PAMEKASAN.
d. Mampu Melakukan tindakan segera dan kolaborasi pada
Asuhan Kebidanan Pada Ny”NH” Usia 40 Tahun G4p121
UK 40-41 Minggu dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah
Sakit MOHAMMAD NOER PAMEKASAN.
e. Mampu Melakukan perencanaan pada Asuhan Kebidanan
Pada Ny”NH” Usia 40 Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu
dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit
MOHAMMAD NOER PAMEKASAN.
f. Mampu Melakukan tindakan pada Asuhan Kebidanan Pada
Ny”NH” Usia 40 Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu dengan
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit MOHAMMAD NOER
PAMEKASAN.
g. Mampu Melakukan Evaluasi pada Asuhan Kebidanan Pada
Mampu Melakukan Evaluasi pada Asuhan Kebidanan Pada
Ny”NH” Usia 40 Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu dengan
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit MOHAMMAD NOER
PAMEKASAN.
C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran dalam asuhan ini adalah Ny. “NH’’ dengan
Persalinan patologis di Ruang PONEK ((Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif) di RSUD Mohammad Noer
Pamekasan yang dilakukan sesuai standar asuhan kebidanan.
2. Tempat
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil trimester III dilakukan
di Ruang PONEK ((Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif) di RSUD Mohammad Noer Pamekasan.
3. Waktu
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dilaksanakan pada tanggal 7
Februari 2023.
D. Metode Penulisan
1. Wawancara/Anamnesa
Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara
langsung antara petugas dengan klien dan keluarga
2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap perubahan yang
terjadi pada klien.
3. Praktek
Dapat memberikan suatu masukan dalam upaya
peningkatan mutu dan pelayanan pada ibu hamil trimester III
dengan kehamilan patologis.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi
migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi pada uterus, pembentukan placenta, tumbuh kembang hasil
konsepsi aterm.(Manuaba).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional.
Kehamilan dibagi atas tiga triwulan . Triwulan I:0-12 minggu,
Triwulan II:13-28 minggu dan Triwulan III: 29-40 minggu (Rustam
Mochtar).
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Pada kehamilan terdapat beberapa tanda yang mendukung adanya
kehamilan diantaranya adalah :
1. Tanda tidak pasti kehamilan,
yaitu tanda dan gejala yang dialami seorang wanita tetapi
belum tentu hamil :
a. Tidak mendapat haid (Amenorhea)
Kehamilan menyebabkan didinding uterus
(endometrium) tidak dilepaskan sehingga amenorhea atau
tidak datangnya haid. Hal ini dianggap sebagai tanda
kehamilan. Tetapi hal ini juga dapat dianggap sebagai tanda
tidak pasti kehamilan dikarenakan amenore juga dapat
terjadi pada
b. Mual dan muntah (nausea dan emesis)
Kira-kira separuh dari wanita hamil mengalami
mual dan muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda.
Biasanya yang cukup ringan dan terjadi di pagi hari disebut
morning sickness. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga
dapat disebabkan oleh karna peningkatan kadar hormon
yang di produksi selama hamil. Sesudah 12 minggu
biasanya sudah mulai menghilang.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan tertentu
terutama pada triwulan pertama
d. Sering buang air kecil
Karna kandung kemih tertekan oleh pembesaran
uterus, gejala ini biasanya akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan akan timbul kembali
karna tertekan oleh janin yang mulai memasuki pintu atas
panggul.
e. Payudara menjadi tegang dan membesar
Banyak wanita merasakan payudara memadat dan
semakin bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit
akan lebih terlihat. Puting akan semakin membesar dan
aerola akan menghitam. Perubahan itu disebabkan oleh
tekanan kelamin wanita dan perubahan hormon esterogen
dan progesterone.

f. Anoreksia (tidak nafsu makan)


Berlangsung pada triwulan pertama, kemudian
nafsu makan akan timbul kembali.
g. Konstipasi (susah buang air besar)
Pengaruh progesteron dapat menghambat
peristaltik usus yang dapat menyebabkan sulit BAB.
2. Tanda kemungkinan hamil,
yaitu tanda-tanda yang memungkinkan
seorang perempuan hamil, yaitu
a. Rahim membesar (sesuai dengan usia kehamilan)
b.Tes kehamilan (+)
c. Pada pemeriksaan dijumpai:
d.Tanda hegar : segmen bawah uterus lembek pada peraba.
e. Tanda piskacek : uterus membesar kesalah satu jurusan
f. Tanda chadwick : vulva dan vagina kebiruan.
g.Tanda Braxton Hicks : ada kontraksi pada uterus jika
dirangsang
h.Teraba Ballotement
3. Tanda Pasti Hamil
a. Gerakan janin yang dapat dilihat ataupun dirasa
b. Pada auskultasi terdengar denyut jantung janin (DJJ)
c. Dengan Ultrasonogram (USG) dapat dilihat gambaran janin
d.Pada kehamilan yang lebih tua dapat teraba bagian-bagian janin.
3. Perubahan Anatomi Fisiologi Pada Kehamilan (Sarwono, 2014 )
1. Pada Sistem Reproduksi
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem
genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar
sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan
janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya
mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, dan
progesteron yang menyebabkan perubahan pada bagian
tubuh dibawah ini :
a. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol
atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi
sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan. Uterus menjadi lebih besar dan lunak
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Hubungan antara besarnya rahim dan usia kehamilan
penting untuk diketahui karena kemungkinan
penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil
mola hidatidosa, hamil dengan hidraamnion yang
akan teraba lebih besar. Dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1. Pada kehamilan 12 minggu, rahim sudah berada 3
jari diatas simfisis.
2. Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri
terisi oleh amnion. Tinggi rahim adalah setengah
dari jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah
terbentuk seluruhnya.
3. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim
terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada
usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat.
4. Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus
uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak
antara pusat dan prosesus xifodeus.
5. Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus
uteri adala9h setengah jarak prosesus xifodeus dan
pusat.
6. Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus
uteri sekitar satu jari di bawah prosesus
xifodeus.Pada usia kehamilan 40 minggu fundus
uteri turun setinggi 3 jari dibawah prosesus
xifodeus
b. Vagina
Selama kehamilan peningkatan hormon
esterogen, terjadi hypervaskularisasi pada vagina
dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat
lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut
dengan tanda Chadwick .
c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur
yang mengandung korpus luteum gravidarum akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini
tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang
mengeluarkan hormon korionik gonadotropin
2. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan
payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua
payudara akan bertambah ukurannya dan vena– vena
dibawah akan lebih terlihat, puting payudara akan lebih
besar kehitaman dan tegang yang disebabkan oleh hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesterone. Payudara
terus tumbuh sepanjang kehamilan dan ukuran serta beratnya
meningkat. Aerola akan menjadi lebih gelap dan dikelilingi
oleh kelenjar sebasea yang menonjol yang biasanya terlihat
setelah usia kehamilan 16 minggu. Setelah bulan pertama
suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum
akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Meskipun sudah dapat dikeluarkan air susu
belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan
oleh prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar
estrogen dan progesteron menurun sehingga pengaruh
inhibiti progesteron terhadap laktal bulmin akan
hilang.Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis
laktose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai
hubungan dengan baanyaknya air susu yang akan dihasilkan.
3. Sirkulasi darah ibu
Volume darah. Volume darah semakin meningkat dan
jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), dengan
puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Volume darah
bertambah besar hingga 25 sampai 30%. Bertambahnya
hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16
minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-
hati untuk hamil berkali-kali. Kehamilan akan memberatkan
kerja jantung sehingga menyulitkan wanita dengan adanya
penyakit jantung.
4. Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat 15-20% , diafragma
terdorong ke atas, hiperventilasi, pernapasan dangkal (20-24
x/menit) mengakibatkan penurunan kompliansi dada, volume
residu, dan kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume
tidal. Oleh karena itu, system respirasi selama kehamilan
dapat mengakibatkan peningkatan inspirasi dan ekspirasi
dalam pernapasan, yang secara langsung juga memengaruhi
suplai oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) pada janin.
5. Sistem pencernaan
Oleh karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam
lambung meningkat dan dapat menyebabkan :
A. Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).
B. Daerah lambung terasa panas.
C. Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pada
pagi hari yang disebut morning sickness.
D. Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum.
E. Muntah berlebihan sehingga menganggu kehidupan
sehari-hari yang disebut hiperemesis gravidarum.
F. Progesterone menimbulkan gerak usus makin
berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
6. Trakus Urinarus
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya
kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam
bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan
kandung kemih cepat terasa penuh. Pada kehamilan, ureter
membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan
urine.
7. Perubahan warna Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating
hormone. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarumlividae, areola mamae, papila mamae, linea
nigra, dan pada wajah yaitu cloasma. Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang
8. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan
nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI. Ibu hamil memerlukan makanan yang
mempunyai nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu perlu
diperhatikan pola makanan “empat sehat” dan “lima
sempurna”.
4. Kebutuhan Ibu Hamil
A.Kebutuhan Nutrisi
Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan
nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Ini
berarti dia perlu makan untuk 2 orang, sesuai dan seimbang.
Kehamilan meninggkatkan kebutuhan tubuh akn protein.
Kebutuhan makan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan
wanita yang tidak hamil. Kegunaan makan tersebut adalah:
a) Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
b) Untuk mempertahankan keshatan dan kekuatan badan ibu
sendiri.
c) Guna mengadakan cadangan untuk persiapan laktasi
Calon ibu sebaiknya makan diet yang seimbang,
menyediakan perawatan yang mencukupi, memeriksakan
kandungan hemoglobin dalam darah dan memperoleh resep tablet
mengadung garam besi. Karena ibu mengadung bayinya yang
sama-sama memerlukan makan yang cukup, ibu hamil harus
makan dalam porsi yang cukup namun perlu diwaspadai adanya
kenaikan berat badan yang berlebihan.
1. Kebutuhan energy
a. Trimester I : penambahan energy 180 kkal/hari
b. Trimester II : penambahan 300 kkal/hari
2. Sumber protein
a) Berfungsi membentuk jaringan tubuh yang
menyusun struktur organ seperti tulang dan
otot.
b) Dibutuhkan juga untuk tumbuh kembang janin
agar berlangsung optimal.
c) Pembentukan sel darah merah dalam tubuh
janin.
d) Kebutuhan protein bertambah 17 gram lebih
banyak.
e) Bahan pangan sumber protein yang dikonsumsi
sebaiknya 2/3 berupa bahan pangan tinggi
kandungangizinya
3. Sumber lemak
a. Merupakan sumber energy yang vital untuk
pertumbuhan jaringan plasenta dan janin.
b. Lemak disimpan sebagai cadangan tenaga untuk
persalinan dan postpartum.
c. Membantu proses pembentukan ASI.
d. Asam lemak tak jenuh : omega 3 dan omega 6
merupakan asam lemak esensial yang penting
untuk proses tumbuh kembang sel saraf dan sel
otak janin.
4. Sumber karbohidrat
a. Merupakan sumber tambahan energy yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin selama dalam kandungan.
b. TM I : untuk pembentukan sel darah merah.
c. TM II : sebagai persiapan tenaga ibu dalam proses
persalinan
5. Sumber vitamin
A. Vitamin A, berperan dalm pergantian sel baru
pada semua jaringan tubuh dan sel saraf,
pembentukan tulang, gigi, mencegah cacat
bawaan, sistem kekebalan tubuh ibu hamil.
B. Vitamin B seperti: B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin),
B3 (Niasin), B6 (Piridoksin), B9 (Asam folat),
dan B12 (Kobalamin).
C. Vitamin C
a) Berfungsi penyerapan FE : untuk
mencegah anemia
b) Memperkuat pembuluh darah : untuk
mencegah perdarahan
c) Mengurangi sakit saat bekerja (50%)n,
mengaktifkan kerja sel darah putih.
d) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
e) Ibu hamil dianjurkan menambah asupan
vitamin C 10 mg/hari.
D. Vitamin D, diperlukan untuk penyerapan
kalsium. Berfungsi untuk menjaga struktur dan
komponen-komponen sel tubuh ibu dan janin,
membantu pembentukan sel darah merah,
sebagai anti oksidan yaitu melindungi sel tubuh
dari kerusakan.
6. Sumber Mineral
a) Kalsium: untuk pembentukan tulang dan gigi.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg
sehari.
b) Seng
c) Yodium
d) Zat besi : pemberian tablet Fe secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah
merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet Fe
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal
90 tablet selama kehamilan. Tablet Fe sebaiknya tidak
diminum bersama the atau kopi karena mengandung
tannin atau pitat yang menghambat penyerapan zat
besi.
e) Serat
Proporsi kenaikan berat badan selam hamil sebagai berikut
a) Kenaikan berat badan pada trimester I lebih kurang 1
kg. Kenaikan berat badan ini hamper seluruhnya
merupakan kanaikan berat badan ibu.
b) Kenaikan berat badan paada trimester II adalah 3 kg
atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% kenaikan berat
badan ini karena pertumbuhan jaringan pada ibu.
c) Kenaikan berat badan pada trimester III adalah 6 kg
atau 0,3 - 0,5 kg/minggu. Sekitar 60% kenaikan berat
badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan janin.
Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.
Gizi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang otak.
Pertumbuhan otak yang pesat terjadi 2 fase, yaitu:
1) Fase pertama: pada usia kehamilan 15 – 20 minggu.
2) Fase kedua adalah 30 minggusampao 18 bulan setelah
bayi lahir.
a) Umur 0 – 1 tahun: terjadi pertumbuhan otak 25%
dari saat hamil.
b) Umur 2 tahun: pertumbuhan otak kurang dari
10%, berat otak saat lahir 25% otak dewasa, pada
umur 6 bulan 50%, umur 2 tahun 75% otak
dewasa.
c) Umur 5 tahun: terjadi pertumbuhan otak 90% otak
dewasa.
d) Umur 10 tahun: terjadi pertumbuhan otak 95%
otak dewasa.

Penilaian status gizi ibu hamil, sebagai berikut.

Berat badan dilihat dari Quartelet atau body mass index


(Indeks Masa Tubuh = IMT). Penilaian IMT diperoleh dengan
menghitung:
Berat badan sebelum hamil (kg)
---------
Tinggi Badan (cm)
Tabel 2.1 :Tabel Indeks Masa Tubuh

Nilai IMT Kategori


Kurang dari 20 Underwight / dibawah normal
20 – 24,9 Desirable / normal
25 – 29,9 Moderate obesity / gemuk / lebih dari normal
Over 30 Severe obesity / sangat gemuk

Sumber : Sarwono,2010)
5. Ketuban Pecah Dini
A. Pengertian Ketuban
Air ketuban adalah zat cair yang mengelilingi janin di
dalam rahim, hal ini akan memungkinkan janin untuk terus tumbuh
dan bergerak. Cairan ini memberikan banyak fungsi bermanfaat
bagi pertumbuhan janin. Air ketuban membantu mencegah dinding
rahim dari konstriksi terlalu ketat yang bisa mengganggu
pertumbuhan janin karena sempitnya ruang rahim, dan juga
bertindak sebagai bantalan pelindung untuk mencegah kerusakan
apapun pada janin yang sedang tumbuh.
B. Fungsi Air Ketuban
Cairan ketuban memiliki beberapa fungsi utama, yakni
melindungi bayi dari tekanan dan pukulan, melindungi dari infeksi,
memberi makan bayi dan membantu perkembangan sistem paru-
paru dan pencernaan, serta menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat.
Hal ini pula yang memungkinkan bayi untuk bisa bebas bergerak,
menendang dan jungkir balik.
C. Asal Ketuban
Permulaan cairan Amnion ialah berasal dari Ultrafitrasi
Plasma Maternal setelah minggu kedua, cairan amnion berasal dari
cairan ekstraseluler kulit janin. Atau lebih simplenya cairan amnion
tersebut di produksi oleh sel sel trofoblas, sel sel darah sang ibu
yang kemudian akan bertambah dengan adanya produksi cairan,
yaitu air seni dari janin sendiri.
Pada usia kehamilan minggu ke 12 ginjal janin mulai
memproduksi urin, jadi janin mulai minum cairan ketuban dan
mengeluarkan kembali dalam bentuk air seni. Setelah minggu ke
20, kulit janin tertutup oleh lapisan tanduk sehingga cairan amnion
terutama berasal dari urin janin.
D. Pengertian KPD
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda mulai persalinan. Dalam keadaan 8-10 % perempuan
hamil aterm akan mengalami Ketuban Pecah Dini.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau
oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks.
(Sarwono Prawiroharjo, 2014)
Normalnya volume cairan ketuban pada usia kehamilan
usia 10-20 minggu, sekitar 50-250 ml. Ketika memasuki minggu
30-40, jumlahnya mencapai 500-1500 ml.
Fungsi air ketuban adalah:
1. Melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2. Memungkinkan janin bergerak dengan bebas.
3. Melindungi suhu tubuh janin.
4. Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga
serviks Membuka.
5. Membersihkan jalan lahir.
Premature Rupture of Membranes (PROM) atau Ketuban Pecah
Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban sebelum
persalinan dimulai. Ketuban pecah dini yang terjadi pada kehamilan
kurang bulan merupakan masalah yang besar dibidang obstetrik, karena
dapat menimbulkan kontribusi yang besar terhadap morbiditas dan
mortilitas perinatal dan maternal. Jika PROM terjadi sebelum 37 minggu
kehamilan, itu disebut sebagai Preterm Premature Rupture of Membranes
(PPROM) atau pecahnya ketuban terlalu dini.
Insidensi ketuban pecah dini lebih kurang 10% dari semua
kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensiya bervariasi 6-19%.
Sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari semua
kehamilan. Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir
sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah
selaput ketuban pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal
disebabkan oleh prematurinatas.
Ketuban pecah dini berhubungan dengan penyebab kejadian
prematuritas dengan insidensi 30-40%. Neonatologis dan ahli obstetri
harus bekerja sebagai tim untuk memastikan perawatan yang optimal
untuk ibu dan janin. Ada bermacam-macam batasan/teori/definisi tentang
Premature Rupture of Membranes.
1. Ada teori yang menghitung berapa jam sebelum inpartu,
misalnya 2 jam, 4 jam atau 6 jam sebelum inpartu.
2. Ada juga yang mengatakan dalam ukuran pembukaan
servik atau leher rahim pada kala 1, misalnya ketuban yang
pecah sebelum pembukaan servik 3cm/ 5cm dan
sebagainya.
Prinsipnya adalah ketuban yang pecah” sebelum waktunya”.
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala 1 atau awal kala 2
persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengejan, sehingga perlu
dipecahkan (amniotomi).
Faktor resiko atau predisposisi ketuban pecah dini
atau persalinan preterm sebagai berikut:
1. Kehamilan multipel: kembar 2 (50%), kembar 3 (90%).
2. Riwayat persalinan preterm sebelumnya: resiko 2-4 kali.
3. Tindakan senggama: tidak berpengauh pada resiko, kecuali
vulva higiene buruk, predisposisi terhadap infeksi.
4. Perdarahan pervaginam:
Trimester pertama (resiko2x), trimester kedua/ketiga (20x).
5. Bakteriuria: resiko 2 kali (prefalenssi 7%).
a. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterin. Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi
obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk
menyebut kelainan pada otot- otot leher atau leher rahim
(serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu
menahan desakan janin yang semakin besar.
2. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan
oleh penyebaran organisme vagina ke atas. Dua factor
predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban >
24 jam dan persalinan lama
3. Penyakit infeksi
adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah
mikroorganisme yang meyebabkan infeksi selaput ketuban.
Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses
biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik
sehingga memudahkan ketuban pecah.
4. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah,
vitamin C rendah, kelainan genetik
5. Riwayat KPD sebelumya
6. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
7. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia
kehamilan 23 minggu
B. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2008), ketuban pecah dini disebabkan oleh
karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan
intrauterin. Kemungkinan tekanan intra uteri yang kuat adalah penyebab
independen dari ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak kuat
akibat dari kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi atau mudah pecah
dengan mengeluarkan air ketuban. Mekanisme terjadinya ketuban pecah
dini dapat berlangsung sebagai berikut :
1. Terjadinya pembukaan premature serviks
2. Membran terkait dengan pembukaan terjadi :
a) Desvakularisasi
b) Nekros dan dapat diikuti secara spontan
c) Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin
berkurang
d) Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi
yang mengeluarkan enzim-enzim preteolitik, enzimkolagenase.
C. Tanda dan gejala
Tanda ketuban pecah dini adalah keluarnya air ketuban secara
spontan atau merembes dengan atau tanpa disertai rasa nyeri.Sedangkan
gejalanya pasien mengatakan keluarnya cairan banyak atau
merembespervaginam tanpa disertai rasa ingin buang air kecil (Manuaba,
2008).
Cara menentukan tanda dan gejalanya yaitu :
1. Adanya cairan yang berisi meconium, vernic caseosa, lanugo atau bila
2. telah terinfeksi berbau.
3. Adanya cairan ketuban divagina, meminta pasien untuk mengejan,
maka cairan dapat keluar sedikit-sedikit atau banyak.
4. Cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau pada saat seperti berdiri atau
5. berjalan.
6. Kadang-kadang cairan berwarna putih, keruh, jernih dan hijau.
7. Apabila ketuban telah lama pecah dan terjadi infeksi, maka pasien akan
8. demam (Manuaba, 2008).
D. Diagnosis
Diagnosis KPD ditegakkan dengan cara ;
1. Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan
cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan
berbau khas, dan perlu juga diperhatikan warna keluarnya
cairan tersebut, his belum teratur atau belum ada, dan
belum ada pengeluaran lendir dan darah
2. Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa, akan tampak
keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan
jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih
jelas.
3. Pemeriksaan spekulum.
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan
tampak keluar cairan dari ostium uteri externum (OUE), kalau
belum juga tampak keluar, undus uteri di tekan, penderita di
minta batuk, mengejang atau mengadakan manuver valsava,
atau bagian terendah di goyangkan, akan tampak keluar cairan
dari ostium uteri dan terkumpul pada pornik anterior
4. Pemeriksaan dalam
a) Didalam vagina didapati cairan dan selaput ketuban
sudah tidak ada lagi.
b) Mengenai pemeriksaan dalam vagina dengan toucher
perlu dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurang
bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu
diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu
pemeriksaan dalam, jadi pemeriksaan akan
mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora
vaginayang normal. Mikroorganisme tersebut bisa
dengan cepat menjadi patogen.
B. Asuhan Antenatal Care
A. Definisi
Antenatal Care adalah pengawasan selama persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba,
1995)
B. Tujuan Asuhan Antenatal
1) Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial
ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit yang umum,
kebidanan, dll.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, malahirkan dengan
selamat ibu maupun janin.
5) Mempersiapkan ibu untuk berperan dalam keluarga untuk
menerima bayi, agar bayi dapat tumbuh secara optimal.
C. Kebijakan Dasar Antenatal Care
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit
enam kali selama kehamilan:
a) Satu kali pada triwulan pertama.
b) Dua kali pada triwulan kedua.
c) Tiga kali pada triwulan ketiga.
D. Standart pelayanan Antenatal Care
Pelayanan / asuhan standart 10T
a) Timbang berat badan dan Tinggi badan
b) Ukur tekanan darah.
c) Tentukan Status Gizi (ukur LILA)
d) Ukur tinggi fundus uteri.
Leopold I :- Periksa menghadap ke arah muka ibu hamil..
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian atas janin
dalam fundus.
Leopold II :- Menentukan batas samping rahim kanan kiri.
Menentukan letak punggung janin
Leopold III :- Menentukan bagian terendah janin.
Apakah bagian terendah sudah masuk PAP atau
belum
Leopold IV :- Periksa menghadap ke kaki ibu.- Bisa juga
menentukan bagian terendah janin apa dan seberapa jauh
bagian tersebuk masuk PAP.
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f) Pemberian Imunisasi (Tetanus Toxoid) TT lengkap.
Vaksinasi tetanus toxoid dilakukan 2x selama masa
kehamilan untuk mencegah terjadinya Tetanus Neonatorum
g) Pemberian tablet Fe, minimal 90 tablet selama kehamilan.
h) Tes laboratorium
i) Tata Laksana
j) Temu wicara atau konseling.
E. Umur Kehamilan
a. Dihitung dari tanggal haid terakhir.
b. Menurut spieg elberg dengan cara mengukur tinggi fundus
uteri.
c. Menurut Mc.Donal adalah modifikasi spieg elberg yaitu
jarak symphisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya
kehamilan dalam bulan.
d. Tinggi fundus uteri hanya berguna untuk menentukan
seberapa masuk letak kepala (ballottement).
e. Intrauterine dan Ekstrauterine.
Kehamilan intrauterine sejak hamil muda dapat
dipastikan, yaitu perkembangan rahim sesuai dengan tuanya
kehamilan, janin teraba intrauterine dan pada palpasi terjadi
kontraksi Braxtons Hieks.
f. Keadaan jalan lahir.
Evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang
merupakan hal yang menentukan persalinan pervaginam
atau dengan section saesarea.
g. Keadaan Umum ibu dan janin.
Dapat diketahui dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium.
C. Konsep Asuhan Kebidanan
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
Tujuan: mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan,
kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat
keputusan klinik untuk menentukan diagnosis untuk mengembangkan
rencana asuhan atau perawatan yang sesuai. (Asuhan Persalinan Normal
2008:38)
Tanyakan pada ibu

a. Biodata (nama, umur, agama, bangsa/suku, pendidikan, pekerjaan,


alamat)
b. Keluhan utama/alasan kunjungan
c. Riwayat penyakit saat ini (bila lebih dari 1x24 jam)
d. Riwayat kebidanan
e. Riwayat menstruasi
f. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
g. Riwayat persalinan sekarang
h. Riwayat kesehatan ibu
1) Riwayat penyakit yang pernah diderita/sedang diderita
2) Riwayat penyakit suami dan keluarga
i. Riwayat sosial
j. Riwayat psikososial
k. Riwayat sosial budaya
l. Pola kebiasaan sehari-hari
A. Nutrisi
Ditanyakan apa yang ibu konsumsi selama inpartu
B. Eliminasi
Karena adanya perubahan pada alat perencanaan maka ada
kemungkinan untuk menimbulkan obstipasi. Hal ini dapat dicegah
dengan menghindari makanan yang dapat menimbulkan obstipasi
C. Istirahat/tidur
Waktu istirahat harus lebih lama dari pada keadaan biasa
bagi wanita hamil membutuhkan 10-11 jam.
D. Personal hygiene
Kebersihan meliputi kebersihan tubuh. Pakaian dan
lingkungan, menjaga kebersihan sangat penting agar kesehatan ibu
tetap terpelihara.
E. Aktivitas
Pekerjaan yang ibu lakukan setelah melahirkan.
F. Seksualitas
Berapa kali ibu melakukan hubungan seksual.
G. Spiritualitas
Ibu melakukan spiritual sesuai dengan agama yang
dianutnya.
H. Perilaku kesehatan (Soetyningsih, 1995:96)
B.Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Bagaimana keadaan umum penderita,kelainan bentuk badan,
kesadaran.
b. Tanda-tanda vital
Tidak boleh mencapai 140/90 mmHg, perubahan 30 sistole
dan 15 diastole diatas tensi sebelum hamil menekankan toxemia
gravidarum. Pernafasan normal 80-90 x/menit. Suhu dalam batas
normal 36,5-37,5oc. (Obstetri Fisiologi:157)
c. Pemeriksaan khusus
d. Inspeksi

a. Kepala : Meliputi keadaan rambut, warna rambut, ada


ketombe/tidak
b. Muka : Simetris/tidak, odema/tidak, pucat/tidak
c. Hidung: Simetris/tidak, ada secret/tidak, ada pernafasan
cuping hidung/tidak
d. Telinga : Simetris/tidak, ada serumen/tidak, ada OMP/tidak
e. Mulut :Simetris/tidak, gigi caries/tidak, epulis/tidak, ada
stomatitis/tidak
a. Leher :Ada pembesaran kelenjar
tyroid/tidak, limfe/tidak, ada bendungan vena
jugularis/tidak. ( Manuaba 1998:283)
f. Mammae: Simetris/tidak, puting menonjol/tidak, areola
hyperpigmentasi/tidak.
g. Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe/tidak
h. Abdomen : Ada bekas sc/tidak, pembesaran perut
sesuai UK/tidak
i. Vulvu : Odem/tidak, ada varices/tidak, ada
PMS/tidak, ada pengeluaran lendir campur darah/tidak
j. Anus : Ada hemoroid/tidak
k. Ekstremitas : Simetris/tidak, pergerakan aktif/tidak
l. Palpasi
a) Kepala : Ada benjolan abnormal/tidak
b) Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar tyroid
atau vena jugularis
c) Axilla : Ada pembesaran kelenjar limfe/tidak
d) Mammae: Apakah ada benjolan abnormal,
colostrum keluar atau tidak
e) Abdomen : Raba kontraksi uterus dan frekuensinya
dalam 10 menit
 Leopold I : Untuk menentukan TFU dan
bagian janin dalam fundus
 Leopold II : Untuk menentukan batas
samping rahim kanan/kiri, letak punggung
janin
 Leopold III : Untuk menentukan bagian
terbawah janin apakah sudah masuk PAP
 Leopold IV : Untuk menentukan bagian
terbawah janin seberapa jauh sudah masuk
PAP.
f) Ekstremitas: Odem/tidak, sianosis/tidak
g) Auskultasi
h) DJJ : Detak jantung janin x/menit
i) Tempat: Tempat DJJ terdenga
j) Perkusi
Reflek patella : Ada/tidak

n. Pemeriksaan antopometriPemeriksaan obstetrik


o. Pemeriksaan panggul :normal atau tidak
p. Pemeriksaan dalam:untuk mengetahui pembukaan
C. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa (dibedakan antara kala I, kala II, kala III, dan kala
IV) dasar (data subjektif, objektif)
1) Masalah
2) Kebutuhan (sesuai dengan diagnosa/masalah yang
ditemukan)

D.IDENTIFIKASI DIAGNOSA
E. MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi masalah potensial sesuai dengan masalah
atau diagnosa yang sudah diidentifikasi
E. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk di konsultasikan tau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
G. PENGEMBANGAN RENCANA (INTERVENSI)
Menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional
meliputi:

a) Terapi dan asuhan


b) Pendidikan kesehatan
c) Konseling
d) Kolaborasi (bila diperlukan)
e) Rujukan (bila diperlukan)
f) Tindak lanjut
H. PELAKSANAAN (Implementasi)
Melakukan rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada
langkah V.
I. EVALUASI
Dilakukan evaluasi dari keefektifan dari asuhan yang diberikan
 Tanggal/jam
 Subjektif : data yang diambil dari pasien
 Objektif : hasil pengkajian dari petugas kesehatan
 Assesment : merupakan diagnosa dari pemeriksaan subjektif dan
objektif
 Planning : menentukan rencana tindakan selanjutnya
BAB III
TINJAUKAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 07 Februari 2023

Jam : 09.00 WIB

Tempat/ruang : Ruang PONEK / RSUD Mohammad Noer Pamekasan

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
Identitas
Nama :Ny.NH Nama :Tn.A
Umur :40 tahun Umur :43 tahun
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan: SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Honorer
Alamat : Pamekasan Alamat : Pamekasan
1. Alasan datang ke Rumah Sakit
Ibu mengatakan keluar cairan dari Jalan lahir, berwarna jernih
sejak 2 hari yang lalu.
2. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi &
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS. Serta tidak
sedang batuk, pilek, demam, diare atau yang lainnya.
 Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi & penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
HIV/AIDS.
3. Riwayat kebidanan
a. Riwayat perkawinan
 Status : menikah
 Umur saat menikah : 23 tahun
 Lama : 16 tahun
b. Riwayat menstruasi
 Menarche :12 th
 Siklus/lama :28 hari/7 hari
 Jumlah :2-3x ganti pembalut
 Warna/bau :merah segar/amis
 Flor albus :2-3 hari sebelum/sesudah menstruasi
 Disminorhea :tidak pernah
c. Riwayat kehamilan sekarang
 G4p021
 Usia kehamilan :40-41 minggu
 HPHT : LUPA HPL: 02-02-2023 ( USG )
 Keluhan hamil muda : ibu mengatakan mual
 Keluhan hamil tua : ibu mengatakan sering BAK
 Tanda-tanda bahaya :tidak ada
 ANC
 Berapa kali :4x
 Tempat : dokter kandungan
 TT :T2
 Terapi :-Fe
-vitamin
d. Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu
N S Kehamil Persalinan Nifas
o u an
a Ha UK Jenis Te Penolo Penyu L / BB H / AS Peny KB
m mil mp ng lit P / M I ulit Jen La keluh
i ke at PB is ma an

1 T 1 A B O U R T U S
n
A
2 2 39 Spo Rs dokter Pingg P 28 H Su 1
ntan um ul 00 nti thn
um sempi k 1
t bln
3 T 1 A B O U R T U S
n
A
1. HA MI L INI -

e. Riwayat KB
 Jenis :- Suntik 1 bulanan
 Lama :- 1 tahun
 Keluhan :tidak ada
f. Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
 Sebelum hamil:Ibu makan 3x/hari dg porsi sedang (nasi,
lauk, sayur, buah) & minum air putih 6-7 gelas/hari.
 Selama hamil: Ibu makan sedikit – sedikit tapi sering dg
porsi sedang (nasi, lauk, sayur, buah) & minum air putih 7-8
gelas/hari.
2) Eliminasi
 Sebelum hamil:ibu BAK 3-4x/hari,warna jernih,bau khas &
BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek.
 Selama hamil: ibu BAK 5-6x/hari,warna jernih,bau khas &
BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek.
3) Istirahat
 Sebelum hamil: ibu tidak tidur siang, tidur malam 7-8
jam/hari
 Selama hamil: ibu tidak tidur siang, tidur malam 7-8
jam/hari
4) Personal hygine
 Sebelum hamil: ibu mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari,
keramas 3x/minggu,ganti baju 1x/hari, ganti celana dalam
2x/hari.
 Selama hamil: ibu mandi 3x/hari,gosok gigi 2x/hari,
keramas 3x/minggu,ganti baju 1x/hari, ganti celana dalam
2x/hari.
5) Aktivitas
 Sebelum hamil:ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri
seperti menyapu,mencuci,memasak.
 Selama hamil: ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri
seperti menyapu,mencuci,memasak.
6) Seksualitas
 Sebelum hamil: tidak dikaji
 Selama hamil: ibu melakukan hubungan seksual tapi jarang
7) Kebiasaan merokok,minum jamu & obat
 Sebelum hamil:ibu tidak pernah merokok,minum jamu &
obat
 Selama hamil: ibu tidak pernah merokok,minum jamu &
obat
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik


b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
 Td :110/80 Mmhg
 Nadi :92x/mnt
 Suhu :36,7 oC
 RR :21x/mnt
 SPo2 : 99
d. BB
 Sebelum hamil: 45 kg
 Selama hamil : 48 kg
e. TB : 151 cm
f. Lila : 22 cm

2. Pemeriksaan fisik
A. Inspeksi
 Kepala : Simetris, rambut tampak hitam, bersih
 Muka : Simetris, tidak tampak odem,pucat, sklera putih, conjungtiva
merah muda, tidak ada chloasma gravidarum
 Hidung : Simetris, tidak tampak sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung
 Telinga : Simetris, tidak ada serumen & pendengaran baik
 Mulut : Simetris, gigi tidak caries, tidak epulips, tidak stomatitis
 Leher : Simetris,tidak tampak pembesaran kelenjer lime, tiroid dan
Pembuluh vena jugularis
 Mammae : Simetris, putting tampak menonjol, areola hiperpigmentasi
 Axilla : Tidak tampak pembesaran kelenjar limfe
 Abdomen : Ada luka bekas operasi, terasa gerakan janin, terdapat striae
Gravidarum
 Vulva/vagina : Tidak odem, tidak varices
 Anus : Tidak ada hemoroid
 Ekstremitas

 Atas : Simetris, tidak odem


 Bawah : Simetris, tidak odem

a. Palpasi

 Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, limfe & vena


jugularis
 Axilla : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
 Mammae : Tidak ada nyeri tekan
 Abdomen
TFU = Pertengahan antara px-pusat Mc.Donald= 30 cm
- Leopold I : Pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak, dan
tidak melenting yaitu bokong.
- Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar dan
memanjang dari atas kebawah yang menandakan punggung
kanan (puka) dan bagian bagian kiri perut ibu teraba bagian
terkecil janin.
- Leopold III: Bagian terdepan atau terbawah dari perut ibu teraba
bundar, keras dan melenting yang menandakan kepala janin.
- Leopold IV: kedua jari-jari tangan Bertemu (konvergen) bagian
terbawah janin belum masuk PAP.

 TBJ = 30-11x155 = 2,945 gram


b. Perkusi
Reflek patella ka/ki = +/+
c. Auskultasi
DJJ =145x/menit
3. Pemeriksaan antropometri
BB= 48 kg TB= 151 cm
4. Pemeriksaan obstetric
A.Ukuran panggul
 Distansia spinarum = Tidak terkaji
 Distansia cristarum = Tidak terkaji
 Conjugata externa = Tidak terkaji
 Lingkar panggul = Tidak terkaji
5. Pemeriksaan penunjang
A.Laboratorium
1) Darah

o HB = 12,6 g/dL
o Golda =O
o Trombosit = 132.000 / Cmm

C. INTERPRETASI DATA DASAR

6. Data subyektif : Paien datang ke IGD jam dengan keluhan keluar cairan
dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu
7. Data obyektif : k/u : Cukup
Kesadaran : Composmentis

- TTV TD : 110/80 MmHg


- Nadi : 92 x/mnt
- Suhu : 36,6 oC
- RR : 21 x/mnt
- SPo2 : 99
- HPHT : LUPA
- HPL : 02 – 02 – 2023 ( USG )
- VT : Belum ada pembukaan.
- DJJ : 145 x/mnt ( puka )
 TFU : Pertengahan antara px-pst ( 30 cm ) presentasi kepala
Belum masuk pap
 TBJ : 30-11x155 = 2,945 gram

Leopold I : Pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
yaitu bokong.
 Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar dan memanjang dari
atas kebawah yang menandakan punggung kanan (puka) dan
bagian bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin.
 Leopold III : Bagian terdepan atau terbawah dari perut ibu teraba bundar, keras
dan melenting yang menandakan kepala janin.
 Leopold IV : kedua jari-jari tangan Bertemu (konvergen) bagian terbawah janin
belum masuk PAP.

8. Diagnosa : Ny ”NH” , G4P121 UK 40-41 minggu tunggal, hidup, letkep,


intra uteri, dengan KPD
9. Masalah : Air ketuban sudah habis
10. Kebutuhan : Rencana partus SC

D. IDENTIFIKASI DIAGNOSA
Diagnosa : Ny”NH” Usia 40 Tahun G4p121 UK 40-41 Minggu
dengan Ketuban Pecah Dini minggu tunggal, hidup, letkep,
intra uteri, dengan KPD
E. MASALAH POTENSIAL
Masalah Potensial
Ibu : Menyebabkan infeksi jika tidak segera ditangani
Janin : Menyebabkan Fetal distress
F. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Rencana Partus SC, Pemasanan 02, Persiapan SC
G. PENGEMBANGAN RENCANA (INTERVENSI)

No Tangal & Diagn Tujuan & Intervensi Rasional


Waktu osa kriteria

07-02-23 Ny”N Tujuan 1. Menginformasikan hasil 1. Mengetahui hasil


09.00 wib H” Agar ibu pemeriksaan dan pemeriksaan dan tindakan
40 mengetah tindakan yang telah yang telah dilakukan
th, ui dilakukan 2. Diharapkan ibu dapat
G4 keadaann 2. Menginformasikan ibu menyetujui tentang
P0 ya dan tentang rencana tindakan yang akan
21 keadaan persalinan dengan SC dilakukan
U janin dan memberikan inform
K4 Kriteria consent kepada keluarga
0- K/U: baik
41 Kesadaran :
mi composm
ng entis
gu, Td:110/80
tun MmHg
gg N : 60-120
al, x/mnt
hid S : 36-37,5
o
up, C
let RR: 18-24
ke x/mnt
p,
intr
a
ute
ri
H. PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)

No Tanggal & Implementasi


waktu
07-12-23 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah dilakukan
09.15 2. Menginformasikan ibu tentang persalinan dengan SC dan memberikan
inform consent kepada ibu dan keluarga
3. Melakukan pemasangan infus
4. Melakukan pemasangan kateter dan skiren
5. Memberikan drip obat anbacim 2 gr

I. EVALUASI
Tanggal :07 Februari 2023
Diagnosa: Ny.NH G4P121 UK 40-41 minggu dengan Ketuban Pecah Dini
S : Ibu mengatakan keluar cairan dari pervaginaan
O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : COmposmentis
TTV TD : 110/80 MmHg
- Nadi : 92 x/mnt
- Suhu : 36,6 oC
- RR : 21 x/mnt
- SPo2 : 99
- VT : Belum ada pembukaan.
- DJJ : 145 x/mnt ( puka )
- TBJ : 30-11x155= 2,945
TFU : Pertengahan antara px-pusat (30 cm) presentasi kepala belum
masuk pap
- Leopold I : Pada fundus teraba satu bagian bulat, lunak, dan
tidak melenting yaitu bokong.
- Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, datar dan
memanjang dari atas kebawah yang menandakan punggung
kanan (puka) dan bagian bagian kiri perut ibu teraba bagian
terkecil janin.
- Leopold III: Bagian terdepan atau terbawah dari perut ibu teraba
bundar, keras dan melenting yang menandakan kepala janin.
- Leopold IV: kedua jari-jari tangan Bertemu (konvergen) bagian
terbawah janin belum masuk PAP.

A : Ny.NH G4P121 uk 40-41 minggu dengan KPD

P:

1) Terpasang Infus RL
2) Melakukan pemasangan catheter.
3) Melakukan pemeriksaan EKG.
4) Melakukan pemeriksaan Rontgen./ Thorax
5) Melakukan Sceeren
6) Rencana Partus SC/ Tranfer OK
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum adanya tanda
mulainya persalinan dan ditunggu 1 jam sebelum terjadinya inpartu. Sebagian
besar ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu,
sedangkan untuk kehamilan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban
pecah dini merupakan keadaan patologis yang memerlukan penanganan dan
manajemen yang cepat dan tepat (manuaba, 2011).
Angka kejadian krhamilan dengan ketuban pecah dini dilihat dari faktor
usia ibu, sebagian besar terjadi pada usia 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 119 orang
( 77,3 % ) .
Angka kejadian ketuban pecah dini dilihat dari paritas, sebagian besar
terjadi pada primi gravida yaitu sebanyak 77 orang ( 50 % )
Angka kejadian ketuban pecah dini dilihat dari faktor usia kehamilan,
sebagian besar terjadi pada kehamilan aterm yaitu sebanyak 132 orang ( 85,7 % )
Angka kejadian ketuban pecah dini dilihat dari faktor presentasi janin,
sebagian besar terjadi pada kehamilan dengan presentasi kepala yaitu sebanyak
132 orang dengan presentasi kepala atau 85,7 %.
Dalam pengkajian data didapatkan data subjektif yaitu ibu mengatakan
adanya pengeluaran air ketuban melalui jalan lahir, sedangkan data objektif yaitu
dengan melakukan inspeksi dan pemeriksaan dalam (VT).
Pelaksanaan pada kasus Ny. NH G4P121 Umur 40 tahun UK 40-41
minggu dengan Ketuban Pecah Dini telah dilakukan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Pada langkah manajemen kebidanan dari
pengkajian sampai evaluasi kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada di lahan praktik.
2. Saran
A. Bagi Peneliti
Dengan dilakukannya penelitian ini semoga dapat menjadikan
pengalaman pembelajaran yang baru untuk peneliti dan menerapkan pengetahuan
baru yang dapat digunakan bahan untuk menambah wawasan selama menjalani
pendidikan, serta dapat melakukan analisa penatalaksanaan dan menegakkan
diagnosa dengan indikasi khususnya mengenai gambaran faktor predisposisi dan
faktor penyebab serta penatalaksanaan dengan kasus Ketuban Pecah Dini.
B. Bagi Bidan/Profesi :
Diharapkan mampu memberikan pelayanan asuhan kebidanan
sesuai dengan kondisi pasien serta memberi motivasi, HE (Health
Education), maupun KIE (Komunikasi,Informasi dan Edukasi) sehingga
dapat mengatasi kecemasan dan kekhawatiran ibu dan masalah yang
sedang di hadapi ibu dapat teratasi.
C. Bagi Institusi/Lembaga
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan
manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan
dikembangkan, mengingat bahwa proses sangat bermanfaat dalam membina
tenaga bidan guna menciptakan tenaga kesehatan yang berpotensi dan
professional
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, P.H. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I Kehamilan.


Yogyakarta: Rohima Press

Hidayat, A dan Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba I.B.G. 2008 Gawat Darurat, Obstetri Ginekologi dan


Obstetri Ginekologi. Jakarta : EGC

Maryunani Anik, dkk; (2013), Asuhan Kegawatdaruratan Maternal


dan Neonatal Jakarta

http://www.e-jurnal.com/2013/09/pengertian-ketuban-pecah-
dini.html (Diakses pada tanggal 15 Mei 2018 jam 20.10
wib)

http://www.medicaobgin.ac.id/journalDetail.KPD.php/id/MzY
(Diakses pada tanggal 15 Mei 2018 jam 20.00 wib )

Prabantoro, dkk. 2011. Peran Endonuclease-G sebagai Biomark


Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini. JBP.Vol 13 (1).

Anda mungkin juga menyukai