Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH UKM PEMBUATAN GULA JAWA DI DESA

KEBONREJO, CANDIMULYO, MAGELANG

Nama Anggota :

1. Atina Harin Hayuni (19.0101.0138)


2. Erlangga Adhi Hananto (19.0101.0122)
3. Indah Nur Kusuma Ningrum (19.0101.0117)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada
penulis, sehingga mampu menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pembuatan Gula
Jawa di Desa Kebonrejo, Candimulyo, Magelang” sesuai dengan waktu yang kami
rencanakan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Bisnis. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi
lebih jauh tentang pembuatan gula jawa di desa Kebonrejo, Candimulyo, Magelang.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Magelang, 22 Desember 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil Pembuatan Gula Jawa di Desa Kebonrejo ............................... 3
2.2 Faktor Produksi ................................................................................... 4
2.3 Faktor Sumber Daya Manusia ............................................................ 7
2.4 Faktor Keuangan ................................................................................. 7
2.5 Faktor Pemasaran................................................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................... 9
LAMPIRAN ...................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gula kelapa yang dikenal juga dengan nama gula jawa atau gula merah

adalah salah satu bahan pemanis untuk pangan yang berasal dari pengolahan

nira kelapa. Gula kelapa kebanyakan diperdagangkan dalam bentuk bongkahan

padat dengan bangun geometri yang bervariasi tergantung tempat mencetak

yang digunakan pada saat pembuatannya. Gula kelapa bisa dikonsumsi sebagai

bahan pemanis untuk makanan ataupun minuman sebagaimana bahan pemanis

yang lain seperti gula pasir, gula aren, gula siwalan, dan sebagainya. Namun

juga digunakan sebagai bahan baku pada beberapa industri pangan antara lain

kecap dan minuman instan.

Dibandingkan dengan beberapa jenis gula yang lain gula kelapa

memiliki kelebihan maupun kekurangan. Kekuranga gula kelapa antara lain

adalah pada mutunya yang terlalu bervariasi disebabkan sifatnya yang

merupakan industri rakyat. Selain itu sebagian gula kelapa yang beredar di

pasaran mengandung zat pengawet yang berbahaya bagi kesehatan.

Namun kekurangan tersebut sebenarnya bukan merupakan sifat

bawaan dari gula kelapa melainkan lebih kepada kurang bagusnya cara

pemrosesannya

1
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan beberapa tujuan yaitu :

1. Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai Pengantar Bisnis.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan gula kelapa.

3. Untuk menambah daya fikir dan pengetahuan mahasiswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Pembuatan Gula Jawa di Desa Kebonrejo


Desa Kebonrejo, Candimulyo, Magelang merupakan desa yang sudah
banyak memproduksi gula jawa sejak bertahun tahun lalu lamanya. Banyaknya
pohon kelapa disana membuat para penduduk memanfaatkannya untuk
memproduksi gula jawa. Sebagian besar penduduk desa Kebonrejo merupakan
petani gula jawa. Mereka memproduksi gula jawa di rumah mereka masing-
masing dengan rentang waktu produksi yang berbeda dari penduduk yang satu
dengan penduduk yang lain. Ada yang memproduksi gula jawa setiap hari,
bahkan ada yang hanya memproduksi gula jawa berapa hari sekali.
Tanaman kelapa termasuk dalam famili palmae. Dari niranya lazim
digunakan berbagai keperluan terutama untuk gula. Ketimbang gula putih gula
ini beraroma lebih sedap. Ada hidangan tertentu yang lebih lezat memakai gula
kelapa daripada menggunakan gula biasa. Nira diperoleh dari tandan bunga,
sehingga bila kelapa menghasilkan nira, dia tidak lagi berikan buah. Pembuatan
gula kelapa merupakan suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan petani,
bahkan dengan menghasilkan gula kelapa pendapatannya dapat jauh lebih
meningkat ketimbang bila menjual kelapa segar, bila harga kelapa/kopra lagi
merosot di pasaran.
Jenis gula kelapa berdasarkan bentuknya ada gula semut, gula petak dan
gula tempurung. Proses pembuatannya hampir sama, hanya saja ada beberapa
tambahan perlakuan guna menghasilkan produk tersebut.

3
2.2 Faktor Produksi
A. Bahan Baku

1. Nira kelapa

Nira diperoleh dari penyadapan bunga kelapa yang sudah cukup

umur. Nira yang digunakan diperoleh dari tandan bunga kelapa yang

seludangnya belum mekar.

B. Bahan Tambahan:

1. Bahan pengawet seperti tatal nangka atau kulit manggis yang diisikan

ke dalam bumbung penampung nira sebelum bumbung tersebut

dipasang di pohon (tiap bumbung biasanya diisi bahan pengawet

sebanyak kira-kira 5 ml).

2. Kelapa parut, santan atau minyak goreng, digunakan untuk menekan

buih yang terbentuk atau meluap sewaktu pendidihan.

3. Air untuk mencuci peralatan dan cetakan (tempurung kelapa) sebelum

dan sesudah digunakan dan untuk membasahi cetakan sehingga gula

kelapa yang dicetak nantinya mudah lepas dari cetakan

C. Peralatan

1. Peralatan penyadap yang digunakan yaitu pisau sadap dan bumbung

bambu atau toples plastik.

2. Peralatan proses yang digunakan wajan besi atau aluminium, saringan,

ember atau baskom, sendok, cetakan (tempurung kelapa) dan tungku

serta kayu bakar.

4
D. Pengolahan Gula Kelapa

A. Proses Pengambilan Nira Kelapa.

1. Pohon baru bisa disadap bila telah menghasilkan 3 tandan bunga yang

baru membuka dan tandan yang termuda sudah mencapai 20 cm

panjangnya.

2. Mahkota pohon perlu dibersihkan dari semua kotoran begitu pula alat-

alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih.

3. Nira diperoleh dari tandan yang seludangnya belum mekar.

4. Tangkai bunganya lalu dipukul pukul perlahan-lahan dan baru boleh

disadap setelah 3 - 5 hari kemudian agar memudahkan keluarnya nira.

5. Mayang (manggar) dipotong ujungnya ± 10 cm dengan pisau tajam.

6. Kira-kira seminggu kemudian niranya sudah akan keluar.

7. Agar niranya tidak asam, kotorannya mengendap dan gulanya nanti

berwarna kuning muda kedalam wadahnya perlu diberi 1 sendok

makan air kulit manggis atau air dari tatal nangka. Warna gula dapat

ditentukan dengan pekat/tidaknya larutan ini.

8. Penyadapan dilakukan pagi sebelum pukul 08.00 dan sore setelah

pukul 16.00.

9. Sebelum bumbung/wadah dipasang kembali guna penderesan

berikutnya, mayang dipotong sedikit dengan sekali sentuhan agar bisa

melancarkan keluarnya nira.

10. Setiap mayang dapat diambil niranya selama ± 40 hari, pagi dan sore

hari.

5
11. Nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak

berwarna.

B. Proses Pengolahan Nira Menjadi Gula Kelapa

1. Nira yang telah diperoleh disaring, selanjutnya dimasukkan kedalam

wajan/panci.

2. Nira dimasak dengan panas yang konstan pakai bahan bakar kayu/kulit

kelapa yang sudah kering atau bahan bakar lainnya.

3. Lama pemasakan tergantung dari nyalanya bahan bakar.

4. Setelah gulanya masak (marang) diberi parutan kelapa secukupnya,

boleh juga menggunakan santan atau minyak kelapa.

5. Nira yang telah mengental diaduk cepat terus menerus dengan arah

memutar.

6. Jika telah mengental dan berwarna kemerahan dituang kedalam

cetakan, setelah cairan gulanya sudah padat, berarti proses

pembuatannya telah selesai.

7. Bila menggunakan tempurung kelapa, pada tahap pertama diisi ¾

bahannya terlebih dahulu, lalu didinginkan selama 15 menit.

8. Keluarkan dari cetakannya setelah mengeras, lalu tempelkan pada gula

yang ada dicetakan lainnya, agar bentuk yang dihasilkan identik satu

dengan yang lainnya.

9. Pengepakan dapat dilakukan dengan menggunakan kantong plastik.

6
2.3 Faktor Sumber Daya Manusia
Pembuatan gula jawa di desa Kebonrejo merupakan produksi rumahan atau
home industry, sehingga dalam prosesnya hanya ada dua sumber daya manusia
yang mengerjakan produksi tersebut. Pihak pertama yaitu pihak yang menyadap
nira dari pohon kelapa dan mengambil nira yang sudah keluar dari tandan bunga
kelapa. Sedangkan pihak kedua yaitu pihak yang mengolah nira yang diperoleh
sehingga menjadi gula jawa.
Sumber daya manusia tersebut biasanya belajar bagaimana cara meproduksi
gula jawa turun temurun dari orang tua. Sehingga mereka dapat untuk
meneruskan proses pengolahan nira menjadi gula jawa secara terus menerus.
Waktu untuk memproduksi gula jawa pun fleksibel tidak menetu tergantung
dari kondisi saat memproduksi gula tersebut.

2.4 Faktor Keuangan


Modal yang digunakan untuk memproduksi gula jawa berasal dari modal
yang dimiliki sendiri oleh para pembuat gula jawa. Untuk memulai produksi,
diperlukan modal untuk membeli peralatan-peralatan yang diperlukan dalam
proses produksi. Yang dimaksud modal disini tidak hanya berupa uang,
melainkan juga pohon kelapa yang sudah besar yang nantinya akan diambil
kandungan niranya dari tandan bunga pohon kelapa. Akan lebih baik jika pohon
kelapa yang diambil niranya lebih dari satu pohon, sehingga jumlah gula jawa
yang diproduksi menjadi semakin banyak. Gula jawa yang sudah jadi kemudian
dijual ke pedagang yang merupakan pemasok gula jawa sehingga akan
menghasilkan uang bagi pihak yang memproduksi gula jawa tersebut.
Bagi pihak penyadap nira dari tandan bunga kelapa yang merupakan orang
lain yang menawarkan jasa penyadapan nira, biasanya memperoleh pendapatan
tidak berupa uang, melainkan masih berupa nira yang nantinya akan diproduksi
sendiri oleh keluarganya. Begitupun seterusnya nira tersebut diproduksi
menjadi gula jawa dan dijual sehingga menghasilkan pendapan sendiri bagi
mereka. Pohon kelapa yang digunakan kebanyakan merupakan pohon kelapa
milik sendiri. Namun, akhir-akhir ini pemerintah telah memberikan subsidi

7
kepada petani dengan memberikan bibit pohon kelapa untuk ditanam sehingga
nantinya akan menambah jumlah gula jawa yang diproduksi oleh para petani.

2.5 Faktor Pemasaran


Gula jawa dijual kepada pemasok dengan harga 15.000/kg. Di desa

Kebonrejo sendiri terdapat lebih dari satu pemasok gula jawa. Para pembuat

gula jawa hanya tinggal menjual gula jawa yang sudah jadi kepada mereka.

Selanjutnya para pemasok menjual kembali gula jawa ke pasar-pasar yang ada

di Magelang dengan harga tentunya lebih tinggi dari harga belinya dari pembuat

gula tersebut.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Gula kelapa yang dikenal juga dengan nama gula jawa merah adalah salah
satu bahan pemanis untuk pangan yang berasal dari pengolahan nira kelapa.
2. Gula kelapa bisa dikonsumsi sebagai bahan pemanis untuk makanan
ataupun minuman.
3. Desa Kebonrejo, Candimulyo, Magelang merupakan desa yang banyak
penduduknya berpenghasilan sebagai pembuat gula jawa dari nira pohon
kelapa

3.2 Saran

1. Jangan pernah melupakan warisan dari nenek moyang kita yaitu gula
kelapa.
2. Bagi seorang petani kelapa harusnya kita bisa mengelola pembuatan kelapa
dengan baik.

9
LAMPIRAN

iii
DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-blajar.blogspot.com/2015/05/makalah-tentang-proses-pembuatan-
gula.html
https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2017/01/makalah-proses-
pembuatan-gula-kelapa.html

iv

Anda mungkin juga menyukai