Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI KESEHATAN DI ERA PANDEMI COVID-19

• Rangkuman jurnal
Pandemi Covid-19 belum berakhir dan entah kapan berakhir, itulah salah satu pendapat
orang-orang yang merasa putus asa dengan kondisi kehidupannyasaat ini.Kondisi
dimanasebetulnyamanusia merasa tertekan karena serangan wabah yang mengubah kehidupan
menjadi lebih kritis [ekonomi menurun drastis dan kesehatan kian mengkhawatirkan]. Kondisi ini bisa
dikatakan krisis karena pandemik, yang mana pemerintah perlu hadir, untuk membantu setidaknya
meredakan kekhawatiran masyarakat, tidak hanya dengan membantu secara ekonomi, tetapi secara
nyata pemerintah perlu hadir di tengah masyarakat dengan menggalang kerjasama antar stakeholder
terkait. Salah satu yang penting adalah keterlibatan media sebagai pembawa/penyebar pesan-pesan
komunikasi kesehatan.
Indikasi permasalahan yang terdata , sangat mengkhawatirkan, masyarakat dengan santai
melakukan kegiatan secara berkelompok, tanpa perangkat Kesehatan seperti masker. Hal tersebut
justru sudah terjadi di saat “PSBB” diberlakukan. Ketika penulis mencoba mempertanyakan hingga
memberikan himbauan, justru dengan gamblang mereka menceramahi penulis, dengan mengatakan
“kenapa kami harus khawatir, kami kan bukan dari Jakarta”, tegas seorang tetua yang sepertinya
cukup disegani. Realitasnya, tidak mudah memberikan pesan Kesehatan, ketika kondisi serta
pemahaman masyarakat tidak pada tingkat yang baik. Artinya pesan kesehatan belum
berhasil.Terutama pada golongan masyarakat tertentu.Seperti masyarakat di wilayah penelitian,
mengingat lingkungan tempat mereka tinggal adalah wilayah pasar yang rawan akan resikotertularnya
beragam penakit termasuk Covid-19 yang saat ini dikenal sebagai penyakit paling cepat penularannya.
• Kelebihan
- Jurnal singkat, padat, dan jelas
- Isi jurnal berisi poin-poin yang jelas
• Kelemahan
- Isi jurnal tidak di lengkapi dengan data-data dari provinsi atau data-data daerah
- Pengeditan jurnal kurang sistematis
- Tidak mempunyai hasil penelitian
- Tidak memiliki sumber-sumber rujukan
• Saran
- Menurut saya, penulis harus lebih hati-hati dalam menguraikan sesuatu, apalagi dalam hal
menguraikan evidensi yang terjadi di era sekarang ini
• Solusi
- Sebaiknya, penulis mengidentifikasi data-data atau fakta dari kejadian yang dianalisis saat itu
Agar jurnal yang dikembangkan saat ini dapat tersistematis
• Kesimpulan
- Jadi kesimpulannya, penulis baiknya menganalisis kembali informasi-informasi yang telah
terealisasikan dan memiliki keterangan yang konkret untuk pengembangan jurnal yang
tersistematis
• Link jurnal
Djuhardi, L. KOMUNIKASI KESEHATAN DI ERA PANDEMI COVID-19.
LITERASI INFORMASI KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
INFORMASI HOAX DALAM PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DI
ERA DIGITAL
• Rangkuman jurnal
Literasi kesehatan yang baik sangat penting dimiliki karena bisa berdampak pada batasan
faktor sosial, kultur, dan individu, sementara literasi kesehatan yang buruk juga dapat berefek pada
pelayanan kesehatan. Beberapa penelitian terkait literasi kesehatan, misalnya kandungan gizi pernah
dilakukan, seperti pengukuran estimasi porsi, pengetahuan label makanan, dan pencarian informasi
mengenai gizi. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa dengan adanya literasi
informasi, ada konsistensi peningkatan pengetahuan gizi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
(Carbone & Jamie, 2012).
Hal inilah yang melatarbelakangi untuk mengangkat penelitian tentang literasi kesehatan
sebagai upaya pencegahan informasi hoax tentang penggunaan obat tradisional di era digital.
Fenomena ini sangat menarik untuk diteliti, apalagi jika dikaitkan dengan penyebarluasan informasi
yang dilakukan sebelum era digital. Penggunaan obat tradisional pun kian ramai menyebar melalui
media sosial ini. Bahkan, kalangan masyarakat yang menggunakan obat tradisional ini berasal dari
berbagai kalangan, mulai dari pendidikan, ekonomi, sampai dengan suku. Meskipun zaman sudah
berubah, peninggalan budaya warisan nenek moyang tentang pengobatan tradisional masih kental
digunakan oleh sebagian besar masyarakat di era digital ini (Prasanti& El Karimah, 2016).
Konsep literasi kesehatan muncul dalam kaitannya dengan pendidikan kesehatan pada tahun
1970 di Amerika Serikat dan ketertarikan terhadap topik ini telah meningkat dengan pesat sejak tahun
1990. Literasi kesehatan telah diakui sebagai salah satu determinan kesehatan dan menjadi salah satu
tujuan pembangunan kesehatan masyarakat (Nutbeam, 2000).
Namun demikian, literasi kesehatan belum dikenal di Indonesia, bahkan cukup sulit
menerjemahkan istilah ini ke dalam bahasa Indonesia. Literasi kesehatan juga menggambarkan
kemampuan kognitif dan keterampilan sosial yang dapat diartikan sebagai motivasi dan kemampuan
individu untuk mengakses, memahami dan menggunakan informasi dalam hal menjaga kesehatannya.
Literasi kesehatan lebih dari sekadar kemampuan membaca pamflet dan kesuksesan berhubungan atau
berkomunikasi dengan petugas kesehatan. Dengan meningkatkan kemampuan akses terhadap
informasi dan kapasitas untuk menggunakannya secara efektif, health literacy adalah variabel penting
untuk memberdayakan individu dalam hal kesehatan (Nutbeam, 2000).
• Kelebihan
- Materinya cukup lengkap dan mendetail
• Kelemahan
- Tidak melampirkan data-data atau grafik yang akurat untuk pengembangan jurnal
- Tidak melampirkan dokumentasi hasil penelitian dengan mewawancarai warga
• Saran
- Menurut saya, jurnal ini sudah sangat baik dari sisi sistematika materi dan pembahasan yang
di tulis. Tetapi dari sisi observasi penelitian, ada beberapa hal yang tidak penting dan agak
bertele-tele dalam hal mewawancarai
• Solusi
- Sepatutnya, mewawancarai sesuatu yang mendalam haruslah dari pihak yang tau silsilah akan
kejadian atau berita tentang hal tersebut, agar penulis tidak kewalahan dalam mengobservasi
dan menganalisis informasi
• Kesimpulan
- Menurut saya, jurnal ini sudah sangat baik, dengan melampirkan beberapa pembahasan, dan
dapat dimengerti oleh pihak pembaca tetapi isi dari jurnal ini kebanyakan berisi dialog
wawancara beberapa pihak, sehingga pihak pembaca yang memiliki waktu yang relatif sempit
malas untuk membacanya,
• Link jurnal
Prasanti, D. (2018). Health Information of Literation as Prevention Processes of Hoax Information in
the Use of Traditional Medicine in Digital Era (Literasi Informasi Kesehatan sebagai Upaya
Pencegahan Informasi Hoax dalam Penggunaan Obat Tradisional di Era Digital). Pekommas, 3(1),
261724
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM SOSIALISASI KESEHATAN
REPRODUKSI DAN NUTRISI UNTUK PEREMPUAN
• Rangkuman jurnal
Akses informasi mengenai kesehatan reproduksi perlu disosialisasikan guna meningkatkan
kesadaran perempuan akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan pengetahuan mengenai
nutrisi yang dapat berimplikasi pada peningkatan kesehatan reproduksi perempuan. Salah satunya
dengan cara pemanfaatan media sosial oleh Aisyiyah. Sebagai salah satu organisasi perempuan
Muhammadiyah di Indonesia yang memiliki program dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, khususnya perempuan, bayi dan anak.
Perkembangan studi internet yang telah banyak dilakukan umumnya didasarkan pada
bentukan teknologinya sebagai saluran atau isi meskipun saat ini sudah banyak dikaitkan dengan
faktor social, politik, ekonomi dan budaya.Studi mengenai Computer Mediated Communication
(CMC) banyak dilakukan baik di luar negeri maupun di Indonesia dan semakin mengemuka sejak
tahun 1990. Dalam ranah social, penelitian mengenai CMC banyak berkaitan dengan bagaimana
performa media baru ini dalam peningkatan kualitas interaksi sosial masyarakat modern.
Dengan menggunakan teori Computer Mediated Communication, secara mendasar
komunikasi manusia dapat terjadi secara langsung yaitu dengan menghadirkan peserta komunikasi
dalam satu ruang waktu (immediate communication) dan komunikasi yang menggunakan perangkat
peratara yang berupa perangkat teknologi (mediated communication).
Interaksi melalui Computer Mediated Communication memiliki karakterisitik tersendiri yang
membedakannya dengan bentukan interaksi lainnya, yaitu tidak hadirnya feedback secara regular,
lemahnya aspek dramaturgical, minimnya tanda-tanda social (social cues) dan munculnya anonymity
social. Tidak seperti pada komunikasi tatap muka, petunjuk fisik tidak hadir dalam proses
komunikasinya, sehingga aspek non verbal hilang. Pengguna CMC hanya berinteraksi melalui teks
(very rough graphical representation) dalam perkembangannya pengguna CMC mengembangkan pula
pola-pola penyampaian tanda-tanda sosial yang dikemas melalui susunan beberapa tanda baca yang
memiliki makna ekspresi.
• Kelebihan
- Menyertakan dokumentasi bahan-bahan penelitian
• Kelemahan
- Isi jurnal berisi kata-kata yang kritis sehingga pembaca agak sulit memahami
- Banyak istilah-istilah yang sulit dipahami
• Saran
- Menurut saya, jurnal ini sudah bagus dengan menggunakan kaidah-kaidah keislaman
didalamnya, tetapi istilah kata yang digunnakan cukup tinggi sehingga butuh waktu untuk
memahaminya
• Solusi
- Semestinya penulis memberikan istilah kata-kata yang ringan dan logis agar tidak lagi
problematis untuk dipahami kepada semua kalangan terkhususnya remaja yang hendak
menuju ke masa dewasanya
• Kesimpulan
- Pada jurnal ini memiliki sistematika pembahasan yang menarik tetapi kurang dari segi kaidah
kebahasaan yang kompetitif dan sistematis
• Link jurnal
Widarini, D. A. (2019). Pemanfaatan Media Sosial dalam Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan
Nutrisi untuk Perempuan. Jurnal KMP (Jurnal Komunikasi Pembangunan), 17(1), 92-101.

Anda mungkin juga menyukai