Tugas UAS - Kel 4 Seni Berpikir
Tugas UAS - Kel 4 Seni Berpikir
Indonesia memiliki ekosistem gambut tropis terluas ke-empat, setelah Cina, Rusia dan Kanada, yaitu 14.9 juta hektar atau setara dengan 5% luas total sedunia. Ekosistem gambut tropis
berasal dari tumpukan bahan organik yang terbentuk ribuan tahun sehingga memiliki fungsi sangat signifikan sebagai cadangan air dan karbon. Luas gambut yang hanya sekitar 3-5% di
permukaan bumi menyimpan lebih dari 30% cadangan karbon dunia dan memiliki kandungan air, seperti spons dengan sekitar 13 kali lipat dari bobotnya.
Namun demikian, ekosistem gambut sangat rentan terhadap berbagai ancaman, antara lain berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pengeringan lahan (peat drainage) serta alih fungsi
lahan untuk kegiatan pertanian dan ekonomi lainnya. Peristiwa Karhutla pada tahun 2015 menjadi bukti nyata bahwa karhutla, yang sebagian besar terjadi pada ekosistem gambut telah
menimbulkan berbagai dampak penting dan signifikan bagi masyarakat setempat, daerah dan nasional.
Penataan ekosistem gambut menjadi kunci utama dalam pengendalian karhutla. Berdasarkan karakteristik, proses pembentukan dan keberadaanya, restorasi ekosistem gambut diarahkan
pada dua fungsi utama, yaitu fungsi lindung atau fungsi budidaya.
Karhutla telah memberikan dua konsekuensi, pertama, terjadinya peningkatan pelepasan karbon dan pencemaran asap yang menimbulkan peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) di
atmosfer. Hal ini terkait erat dengan isu perubahan iklim, kesehatan masyarakat dan berpotensi terjadinya pencemaran asap lintas batas (tranboundary haze) negara. Kedua, terjadinya
peningkatan degradasi dan deforestasi hutan yang berakibat pada hilangnya keanekaragaman hayati berupa ekosistem, jenis/species dan sumber daya genetik serta jasa lingkungan. Kedua
konsekuensi tersebut telah menimbulkan kerugian ekonomi, sosial dan lingkungan.
Berdasarkan hal-hal tersebut, Pemerintah Indonesia melakukan berbagai tindakan korektif. Sejak tahun 2016 Presiden Jokowi senantiasa menginstruksikan kepada para Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota, TNI dan Polri serta lembaga terkait lainnya dengan seluruh jajarannya untuk melakukan berbagai tindakan korektif dalam pengendalian karhutla sesuai dengan rencana aksi
yang terukur, terarah, terintegrasi dan berkesinambungan.
Sumber: http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/mari-kita-cegah-kebakaran-hutan-dan-lahan
Data Kebakaran Hutan Di Indonesia
Kebakaran Hutan menimbulkan kerugian yang
besar bagi Indonesia…
CAUSAL LOOP DIAGRAM
+ Pembentukan
satuan Tugas +
Pemadaman &
- Luas Kerusakan
hujan buatan B2
Hutan/Ekosistem + Tekanan dari masyarakat &
- negara tetangga
Pemanfaatan + +
Polusi
+
lahan Hijau Udara
+
+ R1 Kebakaran
R2
Hutan Peningkatan Infeksi
Global saluran pernapasan
Pendapatan/ Warming akut (ISPA)
kesejahteraan Musim
+ + Kemarau
+ B1
ekstrim +
+ Pembukaan - Kesehatan
lahan sawit Tindakan masyarakat
Hukum + memburuk
ARCHETYPE
R1 : Fixes That Fail
Melihat permasalahan rendahnya
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
B1 : Shifting the Burden sebagai sebuah problem symptom dimana
kebakaran hutan menyebabkan polusi udara solusinya adalah datang ke pengusaha
meningkat yang berasal dari asap kebakaran perkebunan agar dibayar sebagai upah
hutan sehingga Peningkatan Infeksi saluran melakukan pembukaan lahan dengan
pernapasan akut (ISPA) di lingkungan sekitar pembakaran hutan, yang justru
sehingga kesehatan masyarakat memburuk oleh memperparah keadaan, polusi semakin
karena itu pemerintah meningkatkan tindakan meningkat, ekosistem semakin rusak, lahan
hukum sehingga kebakaran hutan mereda rusak semakin meluas dan pada akhirnya
. semakin memperburuk kondisi kesehatan
dan ekonomi mereka sendiri
Memperoleh manfaat dari Kavling hutan bisa Kelestarian flora & fauna
program Community diperjualbelikan atau dapat terus terjaga
Development diwariskan