Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINI

Tentang

“ Kesehatan Anak dan Penyakit Kronis Yang Terjadi Pada Anak Usia Dini “

Dosen Pengampu:

Dr. Delfi Eliza, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 3 :

1. Roza Desnita. (21022104)


2. Ririn Marvelia Putri (21022101)
3. Salwa Roja Humairah (21022107)
4. Syilli Oktalisa. ( 21022115)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah ini dapat ditulis hingga selesai. Shalawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW berkat limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu.
Tujuan penulis menulis makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas dan materi semester 4,
Judul makalah yaitu “ Kesehatan Anak dan Penyakit Kronis Yang Terjadi Pada Anak Usia Dini”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing ibu Dr. Delfi Eliza, S.P.d., M.Pd.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca. Makalah ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini ke depannya.

19 Februari 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Penilaian Kesehatan Anak .................................................................................... 9


B. Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Anak .................................................... 11
C. Penyakit Kronis Yang Terjadi Pada Anak ........................................................... 23

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 24

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 24
B. Saran ...................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 25

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang
fundamental bagi kehidupannya kelak. Pada tahapan usia dini, anak akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan fisik serta mental yang cukup banyak. Pada usia ini
pula anak akan merespons serta mengolah berbagai hal yang diterimanya dengan cepat.
Oleh karena itu berbagai hal yang diterima oleh anak pada usia dini akan menjadi
fondasi dasar bagi kehidupannya kelak. Menurut Rizqie Aulina (Aulina, 2011), gizi
seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini karena kelompok ini termasuk
kelompok usia penting dan kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang akan
enentukan masa depan kualitas hidup manusia.Kesehatan merupakan salah satu faktor
utama dan sangat penting dalam perkembangan anak. Ketika kondisi kesehatan anak
kurang sehat, akan berdampak pada berbagai hal yang berkaitan dengan
perkembangnya dan terhadap berbagai aktivitas yang akan dilakukannya

Penyakit kronis pada anak merupakan kondisi yang memengaruhi fungsi sehari-hari
selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, sehingga menyebabkan anak menjalani proses
hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun. Penyakit kronis yang sering terjadi pada
anak, diantaranya penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker dan hematologi, penyakit
kronis pernafasan, gangguan endokrin, gangguan mmunologi, penyakit gagal ginjal,
penyakit kulit, dan anak berkebutuhan khusus. Data statistik menunjukkan bahwa
setidaknya terdapat satu dari sepuluh (1:10) anak usia dibawah 15 tahun mengalami
sakit kronis. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi anak
dengan sakit kronis untuk dapat beradaptasi terhadap penyakit yang
dialaminya.Normalisasi merupakan suatu proses dimana keluarga mencoba untuk
menormalkan kehidupan sehari-hari mereka sementara memiliki anak dengan penyakit
kronis. Keluarga harus mampu beradaptasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari,
termasuk dalam.mengakomodasi kebutuhan anak, baik secara fisik maupun psikologis

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penilaian dan kesehatan anak?


2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan anak?
3. Apa saja penyakit kronis yang terjadi pada anak?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui penilaian kesehatan anak


2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi kesehatan anak
3. Untuk mengetahui apa saja penyakit kronis yang terjadi pada anak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesehatan Anak
1. Kesehatan Mata
Sifat penyakit mata ada dua macam, yaitu penyakit mata yang menular dan
penyakit mata yang tidak menular. Penyakit mata dapat menyebabkan kebutaan
sehingga harus ditangani dengan segera apabila ada keluhan, kelainan, dan
terasa sakit. Mata yang baik berfungsi sebagai salah satu keadaan yang
menunjang perkembangan kemampuan anak.

Tujuan Kesehatan mata


a) Menjaga kesehatan mata
b) Menjaga ketajaman daya lihat
c) Menemukan gangguan mata sedini mungkin
d) Mensyukuri nikmatnya memiliki mata karunia tuhan

Keluhan anak

a) Mata gatal-gatal, rasa panas, terasa seperti ada pasir (mengganjal)


b) Penglihatan kurang baik
c) Pusing, sakit kepala, mual
d) Penglihatan kabur atau rangkap

Mengingat mata merupakan alat indra yang sangat penting maka pemeriksaan
kesehatannya harus dilakukan secara teratur dan benar. Perlu diperhatikan
kualitas makanan, mengandung vitamin A atau provitamin A. Jangan sampai
ada benda sekecil apapun masuk ke dalam mata. Jika mata terasa tidak enak,
teteskan air pembersih mata supaya kotoran yang masuk dapat larut atau
bergeser ke sudut mata dan diambil dengan kapas. Sebaiknya anak diberi
kesempatan tidur yang cukup, agar mata beristirahat, sebab mata juga dapat
lelah. Mata yang merah, yang berair adalah suatu tanda bahwa mata tersebut
lelah atau ada kelainan. Hindarkan bermain dengan benda tajam, dan jangan

3
melihat langsung ke matahari pada tengah hari terutama jika terjadi gerhana
matahari total

a) Penyakit mata yang menular adalah gonoblenorrhoea dan trachoma.


Gonoblenorrhoea adalah penyakit mata yang sering terjadi pada bayi
yang baru lahir karena ibunya menderita gonorrhoea. Trachoma
disebabkan virus. Mata terasa gatal, seakan-akan ada pasirnya dan mata
sering berair. Bulu mata masuk ke dalam dan menggores bola mata, lalu
timbul luka dan bernanah, akhirnya dapat menjadi buta. Penularan
melalui sapu tangan, handuk, dan lalat.

b) Penyakit mata tidak menular


 Xeropthalmia
Yaitu penyakit mata karena kekurangan vitamin A. Terutama terdapat
pada anak usia 2-5 tahun yang terlanjur kekurangan vitamin A dalam
konsumsi sehari-hari. Gejalanya badan tidak normal dan timbul kelainan
pada mata. Kelainan tersebut adalah buta senja, xeropthalmia, mata
menjadi kering karena air mata tidak berfungsi, akibatnya mata mudah
terkena infeksi. Kemudian kornea mata melunak, akhirnya bola mata
pecah yang menimbulkan kebutaan. Obatnya adalah suntikan vitamin A
dosis tinggi dua kali setahun oleh yang berwenang di puskesmas, rumah
sakit atau balai pengobatan.
 Ulcus cornea
Adalah luka pada kornea, lalu ditumbuhi oleh bakteri sehingga
bernanah. Luka ini terjadi karena kecelakaan, kemasukan pasir atau
yang lainnya. Penderita harus segera dibawa berobat ke dokter
 Catharac
Adalah penyakit akibat lensa mata menjadi keruh tidak tembus cahaya
sehingga ketajaman penglihatan berkurang atau buta.
 Retinoblastoma
Adalah penyakit kanker pada retina mata.

4
2. Kesehatan telinga
Telinga adalah salah satu indra anak yang berperan penting dalam proses belajar
anak. Anak belajar melalui mendengarkan suara, kata, bunyi, dan kemudian
anak meniru sehingga menambah kemampuan anak.

Tujuan pemeliharaan kesehatan telinga adalah untuk:


 Menjaga kesehatan telinga dan daya dengar, serta
 Menemukan gangguan kesehatan telinga sedini mungkin.

Kegiatan dilakukan di TK adalah


 Pemeriksaan daya dengar, yaitu melalui pengamatan atas reaksi anak
terhadap suatu suara atau bunyi; dan
 Pemeriksaan kesehatan telinga yaitu untuk menemukan gejala yang
sering timbul pada penyakit yang mengenai telinga yaitu keluarnya
cairan atau darah dan kelainan bentuk telinga.

3. Perkembangan bahasa dan Kemampuan berkomunikasi anak


Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salahsatu aspek
dari tahapan perkembagan anak yang seharusnya tidak luput juga dari perhatian
para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya.Pemerolehan
bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan
menakjubkan. Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar.
Pemerolehan bahasa telah ditelaah secara intensif sejak lama. Pada saat itu kita
telah mempelajari banyak hal mengenai bagaimana anak-anak berbicara,
mengerti, dan menggunakan bahasa tetapi sangat sedikit hal yang kita ketahui
mengenai proses aktual perkembangan bahasa.

Tahapan Perkembangan Bahasa pada Anak Secara Umum


Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu ide atau suatu pemikiran yang ingin
dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan
melalui kode-kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal. Bahasa
digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkunganny

5
yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran, dan emosi. Bahasa bisa
diekspresikan melalui bicara yang mengacu pada simbol verbal.
Selain itu, bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, dan
musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi seperti gestikulasi,
gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan
untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sbuah cara komunikasi
yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa
gestural (ekspresi gerakan yang menggunakanSetiap tubuh) dengan makna yang
berbeda-beda.
Bzoch, membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai usia 3
tahun dalam empat stadium, yaitu:

a. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik


Komunikasi ini terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai
akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungka elemen
bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain belum
berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi
juga belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada
terencana. Periode ini disebut prelinguistik.Meskipun bayi belum
mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk konvensional, mereka
mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik. Klinisi harus
menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila
tidak, ini merupakan indikasi untuk evaluasi fisik atau audiologi.
Selanjutnya, intervensi direncakan untuk membangun lingkungan yang
menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan bereaksi
terhadap suara.

b. Kata-kata pertama: Transisi ke bahasa


Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama
milentone adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir
tahun pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan
kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembentukan
kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif,adanya kontrol, dan
interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata

6
pertama anak. Arti kata-kata petama mereka dapat merujuk ke benda,
tempat dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.

c. Perkembangan kosa kata yang cepat (Pembentukan kalimat)


Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi
banyak dan dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif
dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar umur 18 bulan.
Anak bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudan
menghasilkan sintaksis.

d. Dari percakapan bayi menjadi registrasi prasekolah yang menyerupai


orang dewasa.
Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilits yang mulai
meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan
perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai berpikir
konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan peristiwa serta dapat
menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan pemakaian
bentuk fonem dewasa.

4. Penilaian gizi
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
Antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan
status gizi balita dan anak sekolah menggunakan metode Antropometri, sebagai
cara untuk menilai status gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan
status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut. Antropometri
merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak mahal,
dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi
dari tubuh manusia. Oleh karena itu, disebabkan pertumbuhan anak-anak dan
dimensi tubuh pada segala usia dapat mencerminkan kesehatan dan
kesejahteraan dari individu dan populasi, antropometri dapat juga digunakan
untuk memprediksi performa, kesehatan, dan daya tahan hidup. Antropometri
penting untuk kesehatan masyarakat dan juga secara klinis yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sosial dari individu dan populasi.
Selain itu, aplikasi antropometri mencakup berbagai bidang karena dapat

7
dipakai untuk menilai status pertumbuhan, status gizi dan obesitas, identifikasi
individu, olahraga, militer, teknik dan lanjut usia
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh
dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.
Antropometri gizi adalah pengukuran yang berhubungan dengan berbagai
macam dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.program–program gizi pada kelompok anak sekolah memiliki
dampak luas yang tidak saja pada aspek kesehatan, gizi dan pendidikan masa
kini tetapi juga secara langsung mempengaruhi kualitas sumber daya manusia
di masa mendatang. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam perbaikan
gizi masyarakat. Kelompok sasaran yang baik dalam keterkaitannya dengan
perilaku adalah lingkungan sekolah, dimana di sekolah proses pendewasaan
dapat terbentuk. Sehingga pada pengabdian masyarakat ini sasaran utama yang
dijadikan wilayah adalah wilayah sekolah.pentingnya mengetahui masalah gizi
yang ada di lingkungan sekolah dasar terutama status gizi para siswanya
dilakukan agar program perbaikan gizi bisa dilakukan tepat sasaran.

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas


hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Ada tingkatan kesehatan
gizi lebih dan kesehatan gizi kurang. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak baik,
maka timbul penyakit gizi. Umumnya pada anak balita (bawah lima tahun)
diderita penyakit gizi kurang dan gizi lebih yang disebut gizi salah
(malnutrition). Yang menonjol adalah kurang kalori dan kurang protein dan
kekurangan vitamin A, yodium, zat besi, vitamin, dan mineral lainnya.

Masalah gizi anak usia taman kanak-kanak


Makhluk hidup memerlukan makanan untuk melangsungkan kehidupannya.
Makanan itu terdiri atas bagian-bagian yang berbentuk ikatan-ikatan kimia atau
unsur-unsur anorganik yang disebut zat-zat makanan atau zat
gizi/nutrient.Manusia mendapatkan zat makanannya dalam bentuk bahan
makanan yang berasa; dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam bahan
saja makanan tidak dapat memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat
makanan, karena masing-masing bahan makanan mengandung zat makanan
yang berlainan macam maupun banyaknya. Unsur-unsur yang diperlukan tubuh

8
manusia, jumlahnya tidak kurang dari 40 macam. Semuanya dapat dipenuhi
oleh keenam golongan zat makanan atau nutrient yaitu karbohidrat, lemak,
protein, zat mineral, dan vitamin serta air. Ilmu terapan yang mempelajari hal
ihwal makanan, dikaitkan dengan kesehatan tubuh disebut ilmu gizi.

Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi:


a) Penyakit gizi lebih (obesitas)
b) Penyakit gizi kurang (malnutrition, undernutrition)
c) Penyakit metabolic bawaan (inborn erros of metabolisme
d) Penyakit keracunan makanan (food intoxication)

Masalah gizi yang dibahas ini berkaitan dengan anak TK adalah dengan
penyakit gizi kurang. Jika dilihat dari segi umur anak TK yaitu tiga samapi lima
tahun, maka anak ini dikelompokkan dalam anak balita (bawah lima tahun).
Anka balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga
memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat badannya. Anak balita ini
justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi.

Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru penyediaan
makanan bagi kelompok anak balita ini. Pertama, kondisi anak balita adalah
dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, jadi masih
memerlukan adaptasi. Kedua, anak umur ini seringkali tidak lagi begitu
diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain seperti
saudara dan lainnya terutama jika ibu mempunyai anak lain yang lebih kecil.
Ketiga, anak balita belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik,
terutama dalam hal makanan sedangkan ia tidak begitu lagi diperhatikan orang
tuanya, dengan akibat kebutuhannya mungkin tidak dapat dipenuhi. Keempat,
anak balita mulai bermain dan ergerak lebih luas dan turun ke bawah (lantai)
yang dalam keadaan belum tentu memenuhi syarat kebersihan, sehingga anak
balita ini sangat besar kemungkinannya terkena kotoran mengalami penyakit
karena terinfeksi.

9
B. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Anak
Berbagai faktor yang memengaruhi status kesehatan anak balita adalah sebagai berikut:
1) Faktor kesehatan
Faktor kesehatan ini merupakan faktor utama yang dapat menentukan status
kesebutan anak secara umum. Faktor ini ditentukan oleh staton kesehatan anak
itu sendiri, status gizi.

2) Faktor kebudayaan
Pengaruh budaya juga sangat menentukan status kesehatan anak, di mana
terdapatketerkaitan secara langsing antara budaya dengan pengetahuan. Budaya
di masyarakat dapat juga menimbulkan penurunan kesehatan anak, misalnya
terdapat beberapa budaya di masyarakat yang dianggap haikuichmanyarakat
padahalinalaya tersebut justru menurunkan kesehatan anak. Setugai contoh
anak yang badannya panas akan dibawa ke dukun dengan keyakinan terjadi
kesirupan/kemasukan barang gails, anak pascaoperasi dilarang makan daging
ayam karena daging ayam dianggap dapat menambah nyeri yang ada pada laka
operasi (nyeri atau ada anggapan lain bahwa huka tersebut menjadi lebih suit
seduh), kebiasaan memberikan pisang pada hayi baru lahir dengan anggapan
anak cepat besar dan berkebac, atau anak tidak boleh makan daging dan telar
karena dapat menimbulkan penyakit cacingan Berbagai contoh budaya yang ada
di masyarakat tersebut sangat besar memengaruhi derajat kesehatan anak,
mengingat anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang tentunya
membutuhkan perbaikan gizi atau nutrisi yang cukup

3) Faktor Keluarga
Faktor keluarga dapat menentukan keberhasilan perbaikan status kesehatan
anak Pengaruh keluarga pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak
sangat besar melalui pola bubungan anak dan keluarga serta nilai-nilai yang
ditanamkan Apakah anak dijadikan sebagai pekerja atau anak diperlakukan
sebagaimana mestinya dan dipenuhi kebutuhaya baik asah, ah, atau aya
Peningkatan status kesehatan ark piga terkat langsung dengan peran dan fungsi
keluarga terhadap anaknya, seperti membesarkan anak, memberikan dan
menyediakan makanan, melindungi kesehatan, memberikan perlindungan

10
secara psikologis menanamkan nilai budaya yang baik, mesipersiapkan
pendidikan anak. .

C. Penyakit Kronis Pada Anak Anak


Beberapa kondisi dan penyakit kronis seperti anemia sel sabit dan diabetes mungkin
sulit dikenali karena anak- anak mungkin sudah mengidapnya sejak lahir. Kondisi lain,
seperti alergi, asma, dan keracunan timbal, dapat menunjukkan sedikit gejala awal dan
berkembang perlahan seiring waktu sehingga bahkan anak mungkin tidak menyadari
bahwa ada sesuatu yang salah. Ini berarti bahwa dari waktu ke waktu guru
kemungkinan akan bertemu dengan anak- anak yang memiliki gangguan medis kronis
yang belum terdiagnosis (Lieberman et al., 2009; et al., 2009).
Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada kondisi kesehatan anak dan/atau berfungsi
sebagai hambatan untuk pengobatan dan dapat meliputi:

a) Lokasi tempat tinggal di lingkungan perkotaan, daerah pedesaan, atau menjadi


tunawisma
b) Situasi keuangan keluarga, yang, pada gilirannya, dapat mempengaruhi kualitas
makanan, pengaturan hidup,dan akses ke perawatan medis
c) Paparan polutan lingkungan di udara atau air, seperti kebisingan atau bahan
kimia
d) Adanya stres, trauma, atau kekerasan dalam rumah tangga
e) Terganggunya unit keluarga tradisional

Guru juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang penyakit kronis dan/atau kondisi
medis anak melalui mengakses informasi di Internet atau melalui perpustakaan lokal.
Profesi kesehatan masyarakat juga sering bersedia menjawab pertanyaan dan
memberikan panduan ahli. Konsultan kesehatan mungkin tersedia untuk melatih dan
bekerja langsung dengan guru kelas di beberapa program anak usia dini. Perawat
sekolah di sekolah umum dan beberapa sekolah swasta memberikan bantuan serupa,
dan seringkali bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan dan prosedur medis.
Sumber daya dan dukungan tambahan mungkin juga tersedia bagi guru yang melayani
anak-anak yang memiliki rencana pendidikan individual.

11
 Alergi .
Alergi adalah penyebab utama penyakit kronis di kalangan anak kecil di Amerika
Serikat dan dapat mempengaruhi sebanyak satu dari setiap lima anak (AAFA,
2009a). Ada kekhawatiran yang signifikan tentang peningkatan kejadian penyakit
alergi dan jumlah zat yang bereaksi terhadap anak- anak. Meskipun banyak
gangguan alergi dapat berhasil diobati dan dikendalikan, diperkirakan lebih dari 50
persen anak dengan gejala tetap tidak terdiagnosis (Nelson et al., 2009). Reaksi
alergi berkisar pada tingkat keparahan dari gejala yang mengganggu ringan hingga
yang dapat sangat membatasi aktivitas anak atau bahkan mengakibatkan kematian
yang tidak terduga.
 Tanda dan gejala
Suatu zat yang mampu memicu reaksi alergi disebut alergen. Kesalahan
bawaan dalam sistem kekebalan tubuh menyebabkannya bereaksi
berlebihan terhadap lingkungan yang tidak berbahaya zat, seperti debu,
serbuk sari, makanan, bahan kimia, atau obat-obatan (Krauss-Etschmann et
al., 2009;Nordling et al., 2008).
Reaksi alergi umumnya diklasifikasikan menurut bagian tubuh tempat
kontak dengan Alergen terjadi dan di mana gejala paling sering berkembang
yaitu :
• Ingestants-menyebabkan gangguan pencernaan dan masalah
pernapasan. Contoh umum termasuk makanan seperti susu, buah jeruk,
telur, gandum, cokelat, kacang pohon, kacang tanah, dan obat-obatan
oral.
• Inhalansia—mempengaruhi sistem pernapasan yang menyebabkan
pilek, batuk, mengi, dan gatal,mata berair. Contohnya termasuk serbuk
sari, jamur, debu, partikel, bulu binatang, dan bahan kimia, seperti
parfum dan produk pembersih
• Kontaktan — menyebabkan iritasi kulit, ruam, gatal-gatal, dan eksim.
Kontaktan umum termasuk sabun, kosmetik, pewarna, serat, lateks,
obat-obatan yang ditempatkan langsung pada kulit, dan beberapa
tanaman, seperti poison ivy, poison oak, dan rumput.

12
• Injeksi—memicu gangguan pernapasan, pencernaan, dan/atau kulit.
Contoh obat suntik termasuk obat yang disuntikkan langsung ke tubuh
dan gigitan serangga, terutama yang lebah, tawon, lebah, laba-laba.

 Tanda dan gejala umum gangguan alergi meliputi


- Lingkaran hitam di bawah mata
- Lidah berbintik-bintik
- Sering menggosok, berkedut, atau mengorek hidun
- Kemerahan kronis pada tenggorokan
- Mata merah dan gatal; kelopak mata bengkak
- Lekas marah, gelisah, kurang energi atau minat
 Gejala umum alergi makanan antara lain:
- Gatal-gatal, ruam kulit
- Wajah memerah atau pucat
- Kram, muntah, dan/atau diare
- Pilek, mata berair, hidung tersumbat, dan/atau mengi
- Gatal atau bengkak di sekitar bibir, lidah, atau mulut
- Kecemasan, kegelisahan
- Terkejut
- Sulit bernafas
 Pengelolaan
Saat ini, tidak ada obat yang diketahui untuk kondisi alergi, hanya kontrol
simtomatik. Dalam beberapa kasus, zat yang membuat anak alergi dapat
berubah seiring waktu. Meskipun ini memberi kesan bahwa alergi telah
hilang, ia dapat berkembang kembali di lain waktu atau anak dapat menjadi
alergi terhadap zat yang berbeda. Gejala dan komplikasi alergi umumnya
tidak terlalu parah dan lebih mudah dikendalikan jika diidentifikasi sejak
dini. Perawatan ditujukan untuk membatasi paparan alergen yang
mengganggu pada anak, yang dalam beberapa kasus, melibatkan
penghilangan zat sepenuhnya dari lingkungan anak. Misalnya, jika seorang
anak alergi susu, semua produk susu harus dihilangkan dari menu makanan
anak. Jika anjing peliharaan adalah sumber alergi anak, anjing harus
disimpan di luar atau setidaknya di luar kamar tidur anak dan sering mencuci

13
tangan. Dalam kasus lain, seperti alergi debu atau serbuk sari, mungkin
hanya layak untuk mengontrol jumlah paparan.

Jika tidak diobati, alergi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih
serius, termasuk bronkitis kronis, gangguan pendengaran permanen,
sinusitis, asma, dan emfisema (Smith et al., 2009). Guru harus mengamati
anak- anak ini dengan hati- hati dan mendiskusikan kekhawatiran tentang
keefektifan pengobatan atau efek samping dengan keluarga anak tersebut.
Terkadang obat yang berbeda dengan efek samping yang lebih sedikit dapat
diresepkan.
 Asma
Bagi banyak anak kecil, asma adalah gangguan pernapasan kronis dan akut yang
menyerang anak laki- laki dua kali lebih sering daripada anak perempuan (Lux,
Awa, & Walter, 2009). Ini adalah bentuk reaksi alergi yang paling sering terlihat
pada anak- anak yang juga memiliki kondisi alergi lainnya. Seperti halnya alergi,
asma cenderung merupakan kecenderungan bawaan yang dapat memburuk secara
progresif tanpa pengobatan. Anak- anak yang kelebihan berat badan atau obesitas
juga berisiko lebih tinggi terkena asma, yang selanjutnya dapat membahayakan
kesehatan mereka (Ahmad et al., 2009; Tai. Volkmer, & Burton, 2009).
Serangan asma akut diduga dipicu oleh sejumlah faktor, antara lain:
1) Alergi di udara, seperti serbuk sari, bulu binatang, debu, jamur, parfum,
bahan kimia pembersih cals, cat, ozon, kecoak (Phipatanakul & Gaffin,
2009)
2) Makanan, seperti kacang-kacangan, gandum, susu, telur
3) Asap rokok bekas
4) Infeksi pernapasan, seperti pilek dan bronkitis
5) Stres (terutama kemarahan) dan kelelaha
6) Perubahan suhu atau cuaca, seperti dingin, hujan, atau angin
7) Olahraga berat (Lee et al., 2009).

14
 Tanda dan gejala
Serangan asma akut ditandai dengan peristiwa batuk, dan kesulitan bernapas
(terutama ekshalasi) yang disebabkan oleh kejang dan pembengkakan di
saluran pernapasan (saluran bronkial). Saat lendir terkumpul di saluran
udara, pernapasan menjadi sulit, menjadi lebih sulit untuk mengeluarkan
udara, dan anak mulai bernapas lebih cepat. Banyak anak mengatasi
serangan asma akut karena ukuran saluran udara mereka meningkat seiring
bertambahnya usia.
 Pengelolaan
Pengobatan asma ditujukan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan zat
apa pun dari lingkungan anak yang dapat memicu serangan. Dalam kasus di
mana pembersihan menyeluruh tidak memungkinkan, seperti debu atau
serbuk sari, langkah-langkah dapat diambil untuk membatasi pemaparan
terhadap anak. Misalnya, mungkin perlu membersihkan dan menyedot debu
di lingkungan anak setiap hari untuk mengatasi alergi yang ditularkan
melalui udara. Filter tungku harus diganti secara teratur atau pembersih
udara elektrostatis dipasang untuk membantu menghilangkan partikel yang
mengganggu dari udara. Orang dewasa harus menghindari merokok di
sekitar anak-anak dan membatasi penggunaan bahan kimia seperti bahan
pembersih, cat, dan wewangian. Beberapa keluarga memilih untuk
mendaftarkan anak-anak yang menderita asma dalam program anak usia
dini yang berukuran lebih kecil karena lingkungan dapat dipantau lebih
dekat dan paparan infeksi pernapasan lebih sedikit. Obat-obatan, seperti
obat antinflamasi dan bronkodilator, dapat diberikan dalam bentuk
pengobatan pernapasan inhaler atau aerosol untuk mengurangi
pembengkakan dan saluran udara terbuka (Stingone & Claudio, 2009).

 Strategi penanganan serangan asma pada anak :


- Jika Anda mengetahui bahwa zat-zat tertentu memicu serangan anak,
jauhkan anak dari lingkungannya (air dingin, asap).
- Dorong anak untuk tetap diam. Jangan tinggalkan anak sendirian.

15
- Biarkan anak mengambil posisi yang memudahkan pernapasan; duduk
tegak biasanya lebih disukai.
- Berikan obat apa pun yang diresepkan untuk anak.
- Tawarkan sedikit cairan bersuhu ruangan (bukan dingin).
- Hubungi keluarga anak jika tidak ada kesembuhan dari pengobatan atau
jika keluarga meminta untuk diberitahu jika terjadi serangan.
- Jangan tunda memanggil bantuan medis darurat jika anak menunjukkan
tanda-tanda kesulitan untuk bernafas, kelelahan, kecemasan,
kegelisahan, perubahan warna biru pada dasar kuku atau bibir, atau
kehilangan kesadaran.
- Catat pengamatan Anda misal kondisi anak sebelum, selama, dan
setelah serangan, faktor-faktor itu tampaknya memicu serangan, obat-
obatan yang diberikan, yang dihubungi oleh orang tua.
- Tetap tenang; ini membantu menenangkan anak dan membuat
pernapasan menjadi lebih mudah.
- Kenali gejala reaksi alergi anak.
- Menyimpan informasi darurat anak-anak di tempat yang mudah diakses;
pastikan orang lain tahu di mana menemukannya.
- Posting nomor telepon darurat di sebelah telepon
- Ketahui di mana obat darurat disimpan dan pelajari cara mengelolanya.
- Tinjau kebijakan dan prosedur darurat program Anda.
- Pantau semua makanan atau sumber alergen lainnya (seperti hewan,
tumbuhan, losion, atau bahan pembersih) yang dibawa ke dalam kelas.
- Mintalah keluarga meninjau dan memperbaharui informasi tentang
kondisi anak secara berkala.

 Anemia
Anemia adalah kelainan darah umum yang berkembang ketika terlalu sedikit sel
darah merah yang tersedia untuk mengantarkan oksigen ke sel- sel tubuh. Ini dapat
disebabkan oleh kehilangan darah yang signifikan, penurunan produksi sel darah
merah, atau kerusakan abnormalnya. Sekitar 11 persen dari semua anak di bawah
usia 5 tahun mengalami anemia: namun angka ini lebih besar dari 22 persen di
antara anak kulit hitam (CDC, 2008). Banyak anak kecil yang terkena gangguan ini
karena makanan yang tidak mencukupi atau pola makan yang tidak sehat (Chilton

16
& Rose, 2009; Cogswell et al., 2009). Penting untuk dipahami bahwa anemia itu
sendiri bukanlah penyakit, melainkan gejala dari penyakit lain kondisi yang
membutuhkan perhatian medis. Pada sebagian besar kasus, anemia adalah kondisi
sementara disebabkan oleh kekurangan gizi pada makanan anak, terutama asupan
zat besi, dan relatif mudah untuk mengobati (Eicher-Miller et al., 2009).

 Tanda dan gejala


Kelelahan yang berlebihan merupakan gejala klasik dari anemia dan
disebabkan oleh kurangnya sel oksigen yang diterima.. Namun, tubuh
seringkali mampu mengkompensasi kadar oksigen yang rendah pada tahap
awal anak mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah sampai
kondisinya berkembang. Akibatnya anemia terkadang sulit diidentifikasi
pada anak kecil. Tanda-tanda umum anemia meliputi:
- Berlebihan, kelelahan berkepanjangan atau kekurangan energi
- Warna kulit pucat; perubahan warna biru pada bantalan kuku
- Keluhan merasa kedinginan
- Detak jantung yang cepat
- Pusing atau sakit kepala
- Merasa sesak napas
- Menurunnya prestasi sekolah
- Kesulitan berkonsentrasi

 Penanganan
Pengobatan anemia ditentukan oleh penyebabnya. Jika pola makan anak
kurang, suplemen vitamin-tasi dapat diresepkan bersama dengan modifikasi
asupan nutrisi (Black, 2009). Jika anemia disebabkan oleh infeksi kronis,
antibiotik dapat diresepkan. Dalam kasus ekstrim, transfusi darah, operasi,
atau transplantasi sumsum tulang mungkin diperlukan.Penting bagi
keluarga untuk memberi tahu guru tentang kondisi dan perawatan anak
mereka. Sehingga penyesuaian serupa dapat dilakukan di sekolah. Setiap
persyaratan diet harus dibahas selama perencanaan makan. Anak-anak
mungkin perlu diberi kesempatan tambahan untuk beristirahat siang hari
atau untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang tidak terlalu menuntut fisik.

17
Karena anemia berkurang kemampuan anak-anak untuk melawan infeksi,
sering mencuci tangan dan praktik pembersihan penting untuk dilakukan
melaksanakan. Guru juga harus memantau permainan anak lebih dekat,
seperti kelelahan, kurang energi, dan kurangnya konsentrasi dapat
meningkatkan kerentanan mereka terhadap cedera yang tidak disengaja.

 Kanker
Istilah kanker anak digunakan secara inklusif untuk mengacu pada berbagai jenis
kanker. Paling sering, kanker menargetkan area tubuh anak- anak yang sedang
mengalami pertumbuhan pesat, seperti sistem peredaran darah (darah), otak, tulang,
dan ginjal. Leukemia (kanker darah dan sumsum tulang yang lebih sering terjadi
pada anak laki- laki) menyumbang lebih dari 30 persen dari semua kanker anak,
diikuti oleh tumor otak dan sistem saraf pusat (Jemal et al. 2009). Banyak penyebab,
termasuk bahan kimia lingkungan, radioaktivitas, dan kondisi prenatal, terus
diselidiki tetapi hanya menghasilkan bukti konklusif yang terbatas hingga saat ini.
Beberapa anak tampaknya berisiko lebih tinggi terkena kanker, termasuk mereka
yang memiliki infeksi HIV, kelainan genetik tertentu seperti sindrom Down, atau
mereka yang memiliki orang tua perokok (Chang, 2009: Linabery et al., 2008).
 Tanda dan gejala
- Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan
- Kelelahan berlebihan yang tidak membaik dengan istirahat
- Sendi yang menyakitkan
- Memar yang tidak biasa, gusi berdarah, atau pembuluh darah kecil
yang pecah di bawah kulit
- Keringat malam atau demam
- Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan)
- Infeksi yang sering
- Sakit kepala terus-menerus
- Batuk yang tidak dapat dijelaskan atau sulit bernapa
- Gumpalan atau massa urin berwarna tidak biasa
- Kejang

18
Dalam kebanyakan kasus, anak-anak yang menyajikan ini gejala tidak akan terkena
kanker. Namun, jika gejala muncul tiba-tiba atau jika terus berlanjut atau menyebabkan
ketidaknyamanan yang tidak biasa pada anak, medis evaluasi harus dicari. Diagnosis
dini secara signifikan meningkatkan pemulihan dan kelangsungan hidup.
 Pengelolaan
Daftar pemeriksa guru bagi anak anak penderita kanker :
- Jaga komunikasi yang erat dengan keluarga anak. Cari tahu seberapa
besar mereka ingin anak- anak lain tahu tentang kondisi anak
mereka.
- Simpan informasi kontak darurat anak- anak di tempat yang mudah
diakses; pastikan orang lain tahu di mana menemukannya.
- Tentukan akomodasi apa, jika ada, yang dibutuhkan saat anak
kembali ke sekolah, seperti modifikasi pola makan, tempat istirahat,
atau perubahan pengaturan tempat duduk.
- Meninjau dan menerapkan praktik sanitasi dan cuci tangan.
- Sesuaikan aktivitas dan ekspektasi untuk mengakui keterbatasan
anak, misalnya, rentang perhatian yang pendek, masalah memori,
kesulitan belajar, energi rendah
 Diabetes
Sekitar 25 persen orang yang didiagnosis menderita diabetes, khususnya tipe 2,
adalah anak- anak dan data menunjukkan penyakit ini mencapai proporsi epidemik,
terutama karena tingkat obesitas terus meningkat. Saat ini, sekitar 10 persen anak
usia 2 hingga 5 tahun dan 30 persen anak usia 6 hingga 17 tahun dianggap kelebihan
berat badan (CDC, 2009c). Obesitas dianggap sebagai faktor utama yang
menempatkan anak pada risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2. Faktor risiko
tambahan termasuk memiliki riwayat penyakit keluarga, diabetes gestasional, dan
etnis (Kaufman, Gallivan, & Warren- Boulton, 2009).

Penting bagi guru untuk mengetahui tanda, gejala, dan pengobatan diabetes. Karena
banyak dari anak- anak ini akan terdaftar di kelas mereka. Kesuksesan
penatalaksanaan diabetes masa kanak- kanak membutuhkan pengaturan yang hati-
hati, yang sering ditentang oleh seringnya anak- anak terpapar infeksi pernapasan
dan perubahan pertumbuhan yang tidak dapat diprediksi, tingkat aktivitas, dan
kebiasaan makan (Hockenberry, 2008).
19
 Tanda dan gejala
Timbulnya diabetes tipe 1 pada anak biasanya terjadi secara tiba-tiba, dan
termasuk dini gejala seperti:
- Penurunan berat badan yang cepat
- Kelelahan dan/atau kelemahan
- Mual atau muntah
- Sering buang air kecil
- Dehidrasi
- Rasa haus dan/atau lapar yang berlebihan
- Kulit kering dan gatal

 Penanganan
- Daftar Periksa Guru: Anak-anak dengan Diabetes
- Bertemu dengan keluarga secara teratur untuk meninjau
perkembangan anak dan prosedur pengobatan.
- Kenali gejala hipoglikemia (gula darah rendah) dan hiperglikemia
(darah tinggi gula) dan tahu bagaimana menanggapinya.
- Simpan informasi darurat anak-anak di tempat yang mudah diakses;
pastikan yang lain juga tahu di mana menemukan informasi ini.
- Pasang nomor darurat di dekat telepon.
- Ketahui di mana obat darurat disimpan dan pelajari cara
mengelolanya. Pelajari juga caranya periksa gula darah anak-anak
dan latih anggota staf tambahan untuk melakukan tes ini.
- Berhati-hatilah terhadap setiap perubahan dalam jadwal makan,
lama bermain di luar ruangan, atau kunjungan lapangan dadakan itu
dapat mempengaruhi kebutuhan insulin anak.
- Tinjau kebijakan dan prosedur darurat program Anda.

 Strategi Mengatasi Anak yang Mengidap Diabetes


Guru dapat berperan penting dalam membantu anak-anak diantaranya :
- Pelajari tentang diabetes mereka secara sederhana (dan jangan malu,
takut, atau malu).

20
- Memahami pentingnya mempertahankan kebiasaan makan yang
sehat.
- Mengenali hubungan antara kebiasaan makan yang sehat dan merasa
sehat.
- Belajar menikmati aktivitas fisik.
- Bantu dengan manajemen medis mereka sendiri, misalnya,
praktikkan cuci tangan yang baik sebelum tes glukosa (tongkat jari),
membersihkan tempat suntikan.
- Berpartisipasi dalam kesempatan yang membantu membangun
harga diri yang positif.

 Eksim
Eksim adalah kondisi peradangan kulit kronis. Gejala awal biasanya muncul pada
bayi dan anak di bawah usia 5 tahun, dan memengaruhi 10 hingga 12 persen dari
semua anak (Hockenberry, 2008). Eksim sering menghilang atau membaik secara
signifikan antara usia 5 dan 15 tahun pada sekitar 50 persen anak yang terkenal

 Tanda dan gejala


Eksim disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal dan
biasanya dikaitkan dengan alergi tterutama untuk makanan tertentu
(misalnya telur, gandum, dan susu) dan zat yang bersentuhan dengan kulit
(misalnya wol, sabun, parfum, disinfektan, dan bulu binatang) (Ker &
Hartert. 2009). Seringkali ada riwayat alergi keluarga yang kuat dan
masalah kulit yang serupa. Bercak kemerahan pada kulit yang teriritasi
mungkin awalnya muncul di pipi, dahi, kulit kepala, atau leher bayi atau
balita. Anak- anak yang lebih besar mungkin mengalami area kering, gatal,
bersisik di lutut, siku, pergelangan tangan, dan/ atau punggung tangan.
Menggaruk berulang kali pada area ini dapat menyebabkan kulit terbuka dan
menangis yang dapat terinfeksi. Perubahan cuaca dapat memicu munculnya
eksim atau memperburuknya, terutama selama musim panas atau musim
dingin ketika pakaian panjang kemungkinan besar akan dikenakan. Anak-
anak yang lebih besar mungkin enggan memakai baju lengan pendek dan

21
celana pendek saat cuaca lebih hangat tiba karena mereka sadar diri tentang
penampilan mereka.

 Pengelolaan
Eksim tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol melalui sejumlah
tindakan pencegahan. Menghilangkan alergen lingkungan selalu menjadi
pilihan dan garis pertahanan pertama. Namun, dalam beberapa kasus zat
tersebut mungkin belum diketahui atau sulit untuk dihilangkan, seperti debu
atau serbuk sari. Tetapi langkah- langkah dapat diambil untuk mengurangi
paparan terhadap anak. Mengingatkan anak untuk tidak menggaruk kulit
yang iritasi dan menjaga kelembapan kulitnya, terutama setelah mandi atau
mencuci, juga sangat membantu. Guru juga dapat diminta untuk
memberikan antihistamin atau salep kortison topikal yang diresepkan oleh
dokter anak. Mengurangi paparan stres pada anak- anak dan membantu
mereka mengembangkan citra diri yang sehat juga merupakan strategi
penting untuk mengurangi gejolak.

 Penyakit sel sabit


Penyakit sel sabit adalah kelainan bawaan yang mengganggu kemampuan sel darah
merah untuk dibawa oksigen (Hockenberry, 2008). Kira-kira 1 dari setiap 600 bayi
Afrika-Amerika dan 1 dari setiap 1.200 bayi Hispanik-Amerika akan lahir dengan
kelainan genetik ini (American Heart Association, 2008). Individu keturunan
Mediterania, Timur Tengah, dan Amerika Latin juga memilikinya gen sel sabit.
Sekitar 10 persen orang Afrika-Amerika memiliki sifat sel sabit penyakit tetapi
tidak selalu berkembang menjadi gangguan; orang-orang ini disebut pembawa.
Ketika keduanya orang tua memiliki sifat sel sabit, beberapa anak mereka mungkin
lahir dengan penyakit yang sebenarnya yang lain mungkin menjadi pembawa.

 Tanda dan gejala


Pembentukan abnormal sel darah merah pada anemia sel sabit menyebabkan
masalah kesehatan kronis untuk anak (American Heart Association, 2008).
Sel darah merah berkembang dalam bentuk koma atau sabit daripada bentuk
bulat karakteristik mereka (Gambar 4-3). Akibatnya, aliran darah melambat

22
seluruh tubuh dan kadang-kadang menjadi terhambat. Gejala penyakit
biasanya tidak sekutu muncul sampai beberapa saat setelah ulang tahun
pertama anak tersebut. Penggumpalan sel darah yang cacat menghasilkan
periode penyakit akut yang disebut krisis. Krisis dapat terjadi dipicu oleh
infeksi, cedera, olahraga berat, dehidrasi, paparan suhu ekstrem (panas atau
dingin) atau, dalam beberapa kasus, tanpa alasan yang diketahui. Gejala
krisis sel sabit termasuk demam, pembengkakan tangan atau kaki, sakit
perut dan kaki yang parah, muntah, dan bisul (luka) pada lengan dan kaki.
Anak-anak biasanya dirawat di rumah sakit selama dalam krisis, tetapi
mereka mungkin bebas dari gejala akut di antaranya gejolak. Anak-anak
yang memiliki penyakit sel sabit juga ada di risiko tinggi untuk mengalami
stroke, yang ditandai dengan otot kelemahan, kesulitan berbicara, dan/atau
kejang (Roberts et al.,2009). Selain itu, infeksi kronis dan anemia dapat
menyebabkan anak-anak menjadi kecil untuk usia mereka, mudah
tersinggung, lelah, dan berisiko untuk keterlambatan kognitif (Mitchell et
al., 2009). Mereka juga lebih rentan terhadap infeksi, fakta yang harus
dipertimbangkan keluarga ketika menempatkan anak kecil dalam
pengasuhan kelompok.

 Pengelolaan
Saat ini tidak ada obat yang dikenal untuk penyakit sel sabit. Konseling
genetik dapat membantu calon orang tua yang pembawa dalam menentukan
kemungkinan mereka memiliki anak dengan kondisi ini. Meskipun anak-
anak mungkin tampak normal di antara peristiwa akut,mereka sering
mengalami tingkat ketidakhadiran yang tinggi karena gejolak, infeksi, dan
penyakit pernapasan yang dapat mengganggu perkembangan dan kemajuan
akademik mereka (Schwartz, Radcliffe, & Barakat, 2009). Penyakit dan rasa
sakit juga dapat mengganggu asupan nutrisi makanan yang penting bagi
anak-anak. Ketika guru memahami penyakit ini dan pengaruhnya terhadap
kesehatan anak, mereka dapat bekerja sama secara kolaboratif dengan
keluarga untuk membantu anak mengatasi kondisi tersebut dan terus
berkembang di sekolah.

23
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama dan sangat penting dalam
perkembangan anak. Ketika kondisi kesehatan anak kurang sehat, akan berdampak
pada berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangnya dan terhadap berbagai
aktivitas yang akan dilakukannya. Penyakit kronis pada anak merupakan kondisi
yang memengaruhi fungsi sehari-hari selama lebih dari 3 bulan dalam setahun,
sehingga menyebabkan anak menjalani proses hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam
1 tahun. Penyakit kronis yang sering terjadi pada anak, diantaranya penyakit
kardiovaskuler, penyakit kanker dan hematologi, alergi, penyakit kronis pernafasan,
gangguan endokrin, gangguan mmunologi, asma , anemia, kanker anak ,
diabetes,penyakit gagal ginjal, penyakit kulit, dan anak berkebutuhan khusus.

B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih terdapat
kesalahan dari segi penulisan, bahasa dan kelengkapan materi. Kita tahu bahwa
manusia itu tidak luput dari kesalahan baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu, kami dari kelompok 3 membutuhkan saran atau kritikan yang
membangun untuk dapat kami jadikan sebagai batu loncatan untuk kearah yang lebih
baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. A. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Penerbit
Salemba

Marotz, L. R. (2012). Health, Safety, and Nutrition for the Young Child, Eighth Edition.
Canada: Linda Schreiber-Ganster.

Nuzrina, R., Melani, V., & Ronitawati, P. (2016). Penilaian status gizi anak sekolah dasar duri
kepa 11 menggunakan indeks tinggi badan menurut umur dan indeks massa tubuh
menurut umur. Jurnal Abdimas, 3(1), 62-7.

Santoso, Soegeng dan Anne Lies Ranti. 2009. Kesehatan dan Gizi Bab I Hal 17-32. Jakarta:
PT Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara.

25

Anda mungkin juga menyukai