Anda di halaman 1dari 3

Stikes SOP

Maharani NEEDLE DECOMPRESSION


Malang No. Dokumen No. Revisi Halaman
/X/2020 00 1/2
Tanggal Dibuat oleh: Ditetapkan oleh:
Prosedur Tetap Ditetapkan Ketua Stikes Maharani
S1 KEPERAWATAN
10/10/2020
Ns.Risna Yekti M., M.Kep Ns, Wiwik A, S. Kep., M. Biomed.
NIK. 07314315080 NIK. 07314308015
Pengertian Menusukkan jarum dengan lumen yang besar ke rongga pleura
Tujuan  Mengurangi rasa sesak nafas
 Mengeluarkan udara dari rongga pleura
 Mengurangi rasa sakit
Indikasi Pasien dengan tension pneumothorax
Kebijakan Dilakukan oleh seluruh mahasiswa keperawatan yang akan melakukan perasat terkait.
Prosedur Kriteria Penilaian
No
Aspek yang dinilai 0 1 2 3
I PERSIAPAN
Alat-alat :
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Jarum IV-line No. 14
3. Betadine
4. Kassa
5. Handscoen
6. Plester
Pasien :
1. Memberikan salam, perkenalkan nama perawat dan
sapa nama klien.
2. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur
tindakan dekompresi dada
3. Pasien tidur terlentang / sesuai kebutuhan
Lingkungan :
4. Tutup pintu, jendela dan pasang sketsel
Petugas
Dilakukan oleh 2 (dua) orang
II PELAKSANAAN
1) Petugas menggunakan alat pelindung diri
(masker, handscoen)
2) Petugas I mengamankan jalan nafas sambil mengamankan
servical
3) Petugas II mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan
penusukan, yaitu pada daerah dada yang mengalami
tension pneumatorax
4) Melakukan penusukan dengan jarum yang sudah
disiapkan di daerah mid clavicula pada sela iga ke tiga
5) Setelah jarum ditusukkan pada sela iga ke tiga miringkan
jarum 30-45 derajat ke arah atas.
6) Jika jarum sudah masuk ditandai oleh suara keluarnya
udara. Mandrain dicabut dan kateternya ditinggal.
7) Tutup ujung IV cath. Dengan klap buatan dari potongan
sarung tangan telah diberikan lubang pada ujungnya.
8) Fiksasi IV cath dengan memberikan plester pada
persambungan antara sarung tangan dengan IV cath
9) Catat seluruh tindakan yang sudah dilakukan dan monitor
respon pasien
III Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Jumlah nafas dan kualitas
pernafasan
2. Keluhan pasien
3. Segera lanjutkan dengan
pemasangan WSD

Stikes SOP
Maharani NEEDLE DECOMPRESSION
Malang No. Dokumen No. Revisi Halaman
/X/2020 00 2/2

Penilaian
Nilai = Jumlah score yang didapat x 100 = x 100 =
Jumlah score keseluruhan 33

Keterangan :
3 : Mahasiswa dapat melakukan tindakan dengan benar (alat 100)
2 : Mahasiswa melakukan dengan bantuan minimal (alat 76-99%)
1 : Mahasiswa melakukan sebagian dan dilakukan dengan bimbingan (alat 51-75%)
0 : Mahasiswa tidak melakukan sama sekali (alat 0-50%)
Kesimpulan/Saran:

Malang, 20
Penguji,

( )

Teknik dekompresi jarum adalah dengan memasukan gauge besar pada intercostal space (ICS) 5
di sisi anterior dari linea midaksila atau ICS 2 linea midklavikula. Tujuan dari tindakan ini
adalah menurunkan tekanan intrapleura sehingga fungsi kardiorespirasi kembali baik sembari
menunggu tindakan definitif.
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tindakan dekompresi jarum, persiapan pasien yang perlu dilakukan sebagai
berikut :

 Lakukan informed consent pada pasien dan atau keluarga pasien mengenai tindakan yang
akan dilakukan, tujuan, manfaat, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi selama proses atau
pasca tindakan dekompresi jarum
 Pasien harus mengetahui bahwa tindakan dekompresi jarum merupakan
pertolongan pertama yang sifatnya sementara, dan setelahnya akan diikuti dengan
pemasangan chest tube atau kateter interkostal. Pastikan pasien atau keluarga pasien
menandatangani lembar persetujuan tindakan dan informed consent
 Pastikan pasien sudah terpasang monitor beserta pulse oximetry, berikan oksigen
100% high flow dan berikan ventilasi jika diperlukan
Perlu dicatat bahwa tindakan ini sering dilakukan dalam setting gawat darurat untuk
menyelamatkan nyawa. Oleh karena itu, tindakan persiapan (termasuk informed consent) bisa
ditunda dan dilakukan setelah tindakan.
Posisi Pasien
Posisi pasien saat tindakan dekompresi jarum disesuaikan dengan lokasi insersi jarum. Jika
insersi jarum dilakukan di second intercostal space (ICS 2) linea midklavikula, maka pasien
diposisikan dalam kondisi terlentang. Namun, jika insersi jarum dilakukan di ICS 4 atau 5
anterior dari linea midaksila, maka sebaiknya pasien dalam posisi terlentang dengan tangan
diabduksi, atau pasien bisa dalam posisi duduk atau lateral dekubitus. Tujuannya adalah untuk
memudahkan proses pemasangan chest tube atau kateter interkostal setelahnya.
Prosedural
Sebelum melakukan tindakan dekompresi jarum, pasang monitor dan pulse oximetry pada
pasien, berikan oksigen 100% high flow dan berikan ventilasi jika diperlukan. Pastikan posisi
pasien sudah tepat dan nyaman, dan peralatan sudah siap. Prosedur dari tindakan dekompresi
jarum adalah :
 Cuci tangan kemudian gunakan alat pelindung diri

 Berikan tanda pada lokasi untuk insersi. Pada anak-anak, dilakukan di linea
midklavikula ICS 2. Sedangkan pada orang dewasa, bisa dilakukan pada linea midklavikula di
ICS 2 atau pada sisi anterior dari linea midaksila di ICS 5

 Lakukan prosedur aseptik dan antiseptik

 Lakukan tindakan anestesi jika waktu dan kondisi memungkinkan

 Lakukan insersi large bore needle ukuran 14–16G atau kateter over-the-needle
(dengan panjang setidaknya 5–8 cm) dengan terpasang spuit 10 cc Luer-Lok yang sudah diisi
dengan 3 cc cairan normal saline, gunanya untuk identifikasi udara yang teraspirasi. Insersi
jarum dilakukan tepat di atas tulang iga ke-3 (jika lokasi insersi dilakukan pada ICS 2), atau
tepat di atas tulang iga ke-6 (jika lokasi insersi dilakukan pada ICS 5)
 Pada saat penusukan jarum, usahakan posisi jarum tegak lurus dengan dinding dada

 Setelah jarum menembus pleura parietal, lihat apakah tampak gelembung saat dilakukan
aspirasi. Jika ya, lepaskan spuit, kemudian dengarkan bunyi udara yang keluar dari jarum
(hissing sound)
 Cabut jarum dengan meninggalkan kateter masih berada di dalam rongga pleura,
lakukan fiksasi dan stabilisasi kateter

 Setelah tindakan dekompresi jarum, cek kembali status airway,


breathing dan circulation (ABC) pada pasien
 Selanjutnya, segera persiapkan alat dan bahan untuk dilakukan pemasangan chest
tube atau kateter interkostal
Terdapat perbedaan lokasi insersi pada dekompresi jarum yang diperbarui yakni yang pada
mulanya dianjurkan dilakukan pada linea midklavikula di ICS 2 menjadi penusukan pada sisi
anterior dari linea midaksila di ICS 5. Alasan dari perubahan lokasi ini karena penusukan di ICS
5 diduga lebih aman (risiko perdarahan lebih rendah), dan sama dengan lokasi pemasangan chest
tube atau kateter interkostal pada tindakan selanjutnya.
Follow Up
Setelah dilakukan dekompresi jarum, pastikan status dari ABC pasien stabil. Pemeriksaan ABC
yakni berupa pemeriksaan patensi jalan nafas, frekuensi dan pola pernafasan, saturasi oksigen,
pulsasi, dan tekanan darah. Setelah itu, segera lakukan pemasangan chest tube atau kateter
interkostal yang terhubung dengan water seal drainage (WSD).
Follow up selanjutnya yang perlu dilakukan adalah rontgen toraks setelah pemasangan chest
tube atau kateter interkostal, untuk menilai kembali ekspansi paru-paru, posisi kateter
interkostal dan menilai kembali deviasi mediastinum akibat tension pneumothorax.

Anda mungkin juga menyukai