Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MANDIRI

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Ekologi Hewan
Dosen Pengampu : Drs. H. Hamka L., M.S.

DISUSUN OLEH :

AGUSFIANI
200107501027
PENDIDIKAN BIOLOGI A

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
HEWAN YANG SUDAH PUNAH DAN HAMPIR PUNAH PADA
DESA TONDONGKURA, KECAMATAN TODONG TALLASA,
KABUPATEN PANGKEP

1. Rusa Timor (Cervus timorensis)

 Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Order : Artiodactyla
Family : Cervidae
Subfamily : Cervinae
Genus : Cervus
Species : Cervus timorensis

 Topography
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT setempat, diperoleh data Desa
Tondongkura bahwa Desa Tondongkura terdiri dari penduduk 1.942 jiwa
dengan jumlah 16 RT, 8 RW dan 4 Dusun.  Sejalan dengan ini, hasil riview
literatur, diperoleh informasi bahwa Desa Tondongkura merupakan salah satu
desa yang terletak di Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Daerah
Sulawesi Selatan. Desa ini termasuk bukit, dengan topografi tinggi berkisar
150-625 meter dari permukaan laut dengan jarak dari ibu kota kabupaten 19-
48 km.
 Faktor Persebaran
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa Rusa timor (Cervus
timorensis) diperkirakan berasal dari daerah Jawa dan Bali namun ada
persebaran ke daerah sulawesi, termasuk di desa Tondongkura ini. Hai ini
sesuai dengan artikel yang menyatakan bahwa Rusa timor (Cervus timorensis)
menyebar ke berbagai daerah Indonesia dengan bantuan introduksi oleh
manusia, Rusa timor kemudian menyebar ke berbagai daerah lain, termasuk
pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Groves dan Grubb, 2011: 107).
Menurut Payne et al (2000: 339), penyebaran rusa timor meliputi Jawa,
Sulawesi, Timor, Nugini, dan beberapa pulau lainnya di Indonesia bagian
tengah dan timur.

 Faktor Kepunahan
Rusa timor merupakan salah satu satwa yang sudah langka di Hutan Desa
Tondongkura. Dahulu, spesies ini sangat banyak, namun seiring berjalannya
waktu semakin berkurang karena banyaknya pemburu lokal yang menjadikan
rusa sebagai daging konsumsi. Dan tanduknya dijadikan sebagai hiasan yang
ditaruh di ruang tamu. Maraknya kerusakan habitat, menurunnya luasan
habitat dan tekanan perburuan menyebabkan penyebaran rusa timor saat ini
terbatas. Berikut secara garis besar faktor kepunahan Rusa Timor (Cervus
timorensis) :
a. Kurangnya Tumbuhan, sebagai pakan/makanan karena pembukaan lahan
baru. Sehingga tidak ada lagi tempat berlindung bagi rusa. kerapatan yang
cukup tinggi adalah sebagai tempat bersembunyi dan penghalang
pandangan para pemburu.
b. Pemburuan liar. Biasanya ada kelompok tertentu dari warga melakukan
pemburuan setiap 2 kali sebulan. Perburuan ini dinamakan ammurang.
c. Adanya kompetisi makanan dengan spesies lain sehingga menjadikan rusa
timor menjadi semakin tersaingi pada habitatnya.
d. Pembukaan lahan, menyebabkan tidak ada lagi tempat berlindung bagi
rusa, bahkan makanannya pun semakin berkurang.

 Kategorisasi Kepunahan
Kategorisasi kepunahan Kuskus beruang (Ailurops ursinus) termasuk ke
dalam Punah secara lokal, karena hewan ini populasinya masih dapat dijumpai
pada daerah lain.

 Manfaat
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nurjayanti, diperoleh informasi
bahwa Rusa Timor (Cervus timorensis) biasanya digunakan seperti :
1. Dijadikan sebagai hewan konsumsi, dengan mengeringkan.
2. Tanduknya dijadikan sebagai hiasan yang dipajang di dalam rumah.

 Langkah Pelestarian
1. Rajin mengadakan pendekatan pribadi kepada masyarakat lokal
2. Rajin dan rutin melakukan penyuluhan kepada masyarakat, untuk
meningkatkan pola pikir, menambah informasi pengetahuan, maupun
pemahaman masyarakat tentang pentingnya keberadaan kawasan hutan
beserta berbagai jenis satwa liar yang hidup di dalamnya.
3. Menanamkan rasa cinta konservasi dan rasa cinta terhadap satwa lokal
sejak masih dini.
2. Kuskus Beruang (Ailurops ursinus)

 Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Order : Marsupialia
Family : Phalangeridae
Subfamily : Ailuropinae
Genus : Ailurops
Species : Ailurops ursinus

 Gambaran Umum
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu St. Jumriah, diperoleh gambaran
umum bahwa Kuskus beruang (Ailurops ursinus) ini adalah hewan yang
hidupnya di ketinggian hutan hujan tropis. Pohon yang dijadikan tempat
tinggal biasanya sangat tinggi, bisa mencapai 400 meter. Kuskus beruang bisa
berpindah dari satu pohon ke pohon lain dengan bantuan ekornya yang bisa
mencengkram benda, seperti dahan pohon. Ekornya yang seperti tangan sangat
membantunya saat berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Warna bulunya
bervariasi, dari hitam, kecokelatan, hingga abu-abu. Mukanya bulat dengan
daun telinga yang kecil. Binatang ini termasuk pendiam, hanya bersuara jika
merasa terancam. Kuskus beruang suka sekali makan daun yang masih muda,
buah yang belum matang, dan bunga-bungaan.

 Topography
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT setempat, diperoleh data
Desa Tondongkura bahwa Desa Tondongkura terdiri dari penduduk 1.942
jiwa dengan jumlah 16 RT, 8 RW dan 4 Dusun.  Sejalan dengan ini, hasil
riview literatur, diperoleh informasi bahwa Desa Tondongkura merupakan
salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep Daerah Sulawesi Selatan. Desa ini termasuk bukit, dengan topografi
tinggi berkisar 150-625 meter dari permukaan laut dengan jarak dari ibu kota
kabupaten 19-48 km.
Menurut Farida, dkk. (1999) Habitat kuskus beruang A. ursinus berada
pada daerah hutan tropis yang memiliki tajuk cukup tertutup (lebat),
karakteristik pohon yang digunakan adalah pohon dengan tinggi 20 sampai 25
meter dan berdiameter lebih dari 0,5 meter dengan luas tajuk 160 sampai 240
m².

 Faktor Persebaran
Penyebaran kuskus di Indonesia hanya terbatas di wilayah Indonesia timur
yaitu meliputi pulau Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan Timor. Dari 5 genus
kuskus, 4 genus terdapat di Indonesia yakni Ailurops, Phalanger, Spilocuscus
dan Strigocuscus dan terdapat tiga jenis kuskus endemik yaitu A. ursinus,
Phalanger pelengensis dan Strigocuscus celebensis. (Repi, 2008).

 Faktor Kepunahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu St. Jumriah, diperoleh faktor
kepunahan secara garis besar yaitu :
1. Adanya degradasi habitat. Kebun warga atau hutan yang menjadi tempat
hidup binatang ini telah banyak mengalami perubahan, terutama dibuka
untuk pertanian dan permukiman.
2. Perburuan dilakukan oleh oknum masyarakat dengan motif ekonomi,
untuk dijual kembali sebagai hewan konsumsi atau dijadikan peliharaan
manusia.
3. Kecepatan reproduksi juga memengaruhi kepunahan. Ada beberapa hewan
yang lambat bereproduksi sehingga sulit beregenerasi.

 Kategorisasi Kepunahan
Kategorisasi kepunahan Kuskus beruang (Ailurops ursinus) termasuk ke
dalam Punah secara ekologi, karena hewan ini populasinya masih ada, namun
fungsi ekologinya sudah tidak berguna.

 Manfaat
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu St. Jumriah, diperoleh informasi
bahwa Kuskus beruang (Ailurops ursinus) biasanya digunakan seperti :
1. Dijadikan sebagai hewan konsumsi
2. Bulunya dijadikan bahan pakaian karena ketebalan bulu dan keindahan
bulunya.
3. Hewan Peliharaan
4. Bulu Kuskus beruang ini juga kadang digunakan sebagai bahan pakaian
karena bulunya yang lebat.

 Langkah Pelestarian
1. Rajin mengadakan pendekatan pribadi kepada masyarakat lokal
2. Rajin dan rutin melakukan penyuluhan kepada masyarakat, untuk
meningkatkan pola pikir, menambah informasi pengetahuan, maupun
pemahaman masyarakat tentang pentingnya keberadaan kawasan hutan
beserta berbagai jenis satwa liar yang hidup di dalamnya.
3. Menanamkan rasa cinta konservasi dan rasa cinta terhadap satwa lokal
sejak masih dini.
3. Jalak Kebo (Acridotheres javanicus)

 Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Aves
Order : Passeriformes
Family : Sturnidae
Genus : Acridotheres
Species : Acridotheres javanicus

 Gambaran Umum
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu St. Marawintang, diperoleh
informasi bahwa burung jalak kebo ini Sebagian besar mencari makan di
padang rumput, pemukiman, lahan pertanian. Di alam bebas, jalak hitam
sering mendatangi area yang menjadi ladang penggembalaan kerbau.
memakan kutu kerbau, memakan buah-buahan, seperti pisang dan pepaya,
serangga seperti belalang, jangkrik dan cacing tanah.

 Topography
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT setempat, diperoleh data Desa
Tondongkura bahwa Desa Tondongkura terdiri dari penduduk 1.942 jiwa
dengan jumlah 16 RT, 8 RW dan 4 Dusun.  Sejalan dengan ini, hasil riview
literatur, diperoleh informasi bahwa Desa Tondongkura merupakan salah satu
desa yang terletak di Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Daerah
Sulawesi Selatan. Desa ini termasuk bukit, dengan topografi tinggi berkisar
150-625 meter dari permukaan laut dengan jarak dari ibu kota kabupaten 19-
48 km.
 Faktor Persebaran
Berdasarkan riview literatur bahwa burung ini disebarkan atau diperjalankan
oleh orang orang pecinta burung. Burung jalak kebo ini menyebar luas di Asia
bagian timur, mulai dari Bangladesh hingga ke Cina selatan, Pulau Jawa, dan
Sulawesi..

 Faktor Kepunahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu St. Marawintang , diperoleh faktor
kepunahan secara garis besar yaitu :
1. Kebun warga atau hutan yang menjadi tempat hidup binatang ini telah
banyak mengalami perubahan, terutama dibuka untuk pertanian dan
permukiman.
2. Perburuan dilakukan oleh oknum masyarakat lokal dengan motif ekonomi,
untuk dijual kembali sebagai hewan konsumsi atau dijadikan peliharaan
manusia.
3. Kecepatan reproduksi yang lambat, karena hanya kawin di bulan mey
hingga oktober.
4. Faktor predasi berupa spesies predator. Burung gagak adalah salah satu
burung yang sering memakan telur burung jalak. Selain itu, burung elang
dan burung hantu adalah predator yang sering memangsa burung jalak.

 Kategorisasi Kepunahan
Kategorisasi kepunahan Jalak Kebo (Acridotheres javanicus) termasuk ke
dalam Punah secara lokal, karena hewan ini populasinya masih dapat dijumpai
pada daerah lain.

 Manfaat
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu St. Marawintang, diperoleh
informasi bahwa Jalak Kebo (Acridotheres javanicus) biasanya digunakan
seperti :
1. Dijadikan sebagai hewan konsumsi
2. Hewan Peliharaan, banyak masyarakat yang ingin memelihara burung
jalak karena hobi dan keindahan kicuan burung jalak.

 Langkah Pelestarian
Rajin dan rutin melakukan penyuluhan kepada masyarakat, untuk
meningkatkan pola pikir, menambah informasi pengetahuan, maupun
pemahaman masyarakat tentang pentingnya keberadaan kawasan hutan beserta
berbagai jenis satwa liar yang hidup di dalamnya. Selain itu juga Menanamkan
rasa cinta konservasi dan rasa cinta terhadap satwa lokal sejak masih dini.
TRANSKRIP WAWANCARA

 Infroman 1

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan 2
Tanggal Wawancara : Rabu, 15 Februari 2023
Komunikasi : Daring via Video Call (VC)

Identitas Informan 1
1. Nama : Muh. Ramli
2. Umur : 45 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki - laki
4. Pekerjaan : Ketua RT

Hasil Wawancara
1. Siapai jumlahna penduduk Desa Tondongkura ?
(Berapa jumlah penduduk Desa Tondongkura ?)

Jawaban :
Anre ri desa a, rie sagge 1942 penduduk. Jumlah RT Na rie 16, konna RW
na 8, solla 4 dusun.
(Di desa ini Desa terdiri dari penduduk 1.942 jiwa dengan jumlah 16 RT, 8
RW dan 4 Dusun.
2. Siapai ketinggianna anre desa a ?
(Berapa ketinggian desa ini ?)

Jawaban :
Anne desa a terletak ri bukit ka. Tinggina battu ri tamparana sekitar 150-625
meter. Dan jarakna battu ri kota a sekitar 19sagge 48 km.
(Desa ini termasuk bukit, dengan topografi tinggi berkisar 150-625 meter
dari permukaan laut. Lalu jarak antara kota dengan desa ini sekitar 19 – 48
km)

3. Apa rie anre ri kampona hewan eromi labbusu’ atau sessami riguppa ?
(Apa ada hewan yang hampir punah di kampung ini ?)

Jawaban :
Jai, rie’ jonga, jalak, karambu, bangau, solla Memu.
(Banyak, ada Rusa, Burung Jalak, Kerbau, Burung Bangau, dan Kuskus.)

4. Kira-kira battu ri anjo ngaseng, rie ka battu ri pamarenta a upayana ero


lestarikani anne hewana ?
(Apakah dari itu semua ada upaya dari pemerintah untuk melestarikan
hewan tersebut ?).

Jawaban :
Sejau anne, tenapa peraturan perlindungan hewan anjo erokamo punah
napasulu Desa a.
(Sampai sekarang, belum ada upaya pelestarian hewan yang hampir punah
yang dikeluarkan oleh desa ini).
 Infroman 2

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan 2
Tanggal Wawancara : Rabu, 15 Februari 2023
Komunikasi : Daring via Video Call (VC)

Identitas Informan 1
1. Nama : Nur Jayanti
2. Umur : 55 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Petani

Hasil Wawancara
1. Hewan apa kicini jai lohe roloang nampa kamanna anne sikedde mai atauka
tenamo tallasa anre ri kampona ?
(Spesies hewan apa yang hampir punah atau bahkan sudah punah di
kampung ini ?)
Jawaban :
Jonga, memu, solla jalak. Konna karambu todo sikedde mai i, mae mao ri
Desa Lanne biasa ricini ri galunna tau’a.
(Rusa, Kuskus, dan burung jalak. Kerbau pun sudah jarang ditemukan,
hanya di Desa Lanne dapat dijumpai Kerbau di sawah orang lain)

2. Daerah kere biasa jai Jonga ?


(Di daerah mana biasanya banyak dijumpai rusa ?)

Jawaban :
Roloang suang ji to’a accini jonga mae ri romana, ri leana, solla mae ri
parang parana.
(Dahulu, rusa banyak dijumpai di dalam hutan, dan padang rumput dekat
hutan)

3. Apa kanre-kanrena Jonga a ?


(Apa makanan rusa ?)

Jawaban :
Raung-raung, solla rumpu’
(Daun tumbuhan dan rumput)

4. Kira-kira ki isseni ngura na tenamo na jai sekarang jonga ?


(Kira-kira, anda mengetahui penyebab jumlah rusa sekarang ini mulai
berkurang ?).

Jawaban :
Roloang tau’a jai angkerokani jonga’a ka nyamani dagenna, narangkaoi rolo
nampa natunu. Biasai ta’ pinruang sibulang mae ammurang jonga. Konna
kamanna anne pila jai’i mi tau, jai tommi i ero lahan appare bola. Jari anjo
romana jai mi ampareki pabbolaang solla galung. Jari tenamo pabboraianna
anjo jonga a, kurang tommi kanrena jari tenamo na kulle attahang.
(Dahulu, banyak masyarakat lokal yang menyukai daging rusa, mereka
menjadikan sebagai lauk. Dagingnya dikeringkan dan dibakar saat akan
dihidangkan. Sekarang, banyak penebangan hutan yang dijadikan sebagai
lahan perumahan dan sawah, sehingga tempat tinggal rusa pun semakin
habis, dan makanan mereka pun semakin berkurang sehingga banyak rusa
yang tidak bisa bertahan hidup).
5. Rimanfaatkan apai anjo jonga’a ?
(Apa kegunaan rusa ?)

Jawaban :
Anjo sumpie ku kua’a, daginna ri kanre, solla tandukna biasa ripanjari
hiasan ri bola’a.
(Seperti yang saya bilang tadi,daging rusa biasanya dijadikan sebagai lauk,
dan tanduknya dijadikan hiasan di dalam rumah )

6. Apakah rie battu ri pamarentah a upaya untuk na lestarikan ini jonga ?


(Apa ada upaya dari pemerintah untuk melestarikan rusa ?)

Jawaban :
Tena.
(Tidak ada )
 Informan 3

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan 2
Tanggal Wawancara : Rabu, 15 Februari 2023
Komunikasi : Daring via Video Call (VC)

Identitas Informan 1
1. Nama : St. Jumriah
2. Umur : 47 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Petani

Hasil Wawancara
1. Hewan apa kicini jai lohe roloang nampa kamanna anne sikedde mai atauka
tenamo tallasa anre ri kampona ?
(Spesies hewan apa yang hampir punah atau bahkan sudah punah di
kampung ini ?)
Jawaban :
Memu
(Kuskus)

2. Daerah kere biasa jai Memu ?


(Di daerah mana biasanya banyak dijumpai kuskus ?)

Jawaban :
Mae ri romana, biasa ji riguppa todo mae ri parang biring galuna.
(Dahulu, rusa banyak dijumpai di dalam hutan, kadang bisa dijumpai di
padang rumput dekat sawah)

3. Apa kanre-kanrena Memu’a ?


(Apa makanan Kuskus ?)

Jawaban :
Raung raung, biasa toni’i nganre bua bakara.
(Dedaunan dan biasanya juga makan buah sukun.)

4. Kira-kira ki isseni ngura na tenamo na jai sekarang Memu ?


(Kira-kira, anda mengetahui penyebab jumlah Kuskus sekarang ini mulai
berkurang ?).

Jawaban :
Jai tau ammuno memu ka bajiki ri kanre, nyamani dagenna. Kurang tommi i
kanrena ka romana sikedde mai i, tenamo na kamua roloang luara iji i
romana. Jai tau anna’bang kaju ka napareki bangunan bola. Jari kurang mi
sekarang pabboraanna solla kanrena.
( Banyak orang yang berburu Kuskus karena dagingnya yang enak, selain
itu makanannya semakin berkurang karena banyaknya penebangan hutan
secara liar untuk membuka lahan pemukiman. Pepohonan ditebang dan
dijadikan sebagai bahan bagunan. Sehingga, tempat tinggal dan
makanannya semakin terancam )

5. Rimanfaatkan apai anjo Memu’a ?


(Apa kegunaan Kuskus ?)

Jawaban :
Na panjari tau’a lauk. Konna buluna, biasa tau’a panjari bahan baju. Biasa
todo tau’a napelihara.
(Manfaatnya dijadikan sebagai makanan, sedangkan bulunya biasanya
dijadikan bahan baju dan ada pula yang menjadikan kuskus ini sebagai
hewan peliharaan )

6. Apakah rie battu ri pamarentah a upaya untuk na lestarikan anne Memu’a ?


(Apa ada upaya dari pemerintah untuk melestarikan Kuskus ?)

Jawaban :
Tena.
(Tidak Ada )
 Informan 4

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan 3
Tanggal Wawancara : Rabu, 15 Februari 2023
Komunikasi : Daring via Video Call (VC)

Identitas Informan 1
1. Nama : St. Marawintang
2. Umur : 54 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Petani

Hasil Wawancara
1. Lebbakka akkutaknang ri tau toaku, nakuaang tenamo burung jalak ri
kampona padahal rioloang jai’i ? Annabai anjo nakuaana ?
(Saya sudah menanyakan ke orangtua saya, beliau mengatakan bahwa
burung jalak sudah punah padahal dulu sangat banyak, apakah betul yang
dikatakan beliau ?)
Jawaban :
Iye,annabaji nakua’ana tau toata. Roloang jai manu’ - manu’ jalak. Tapi ,
appa’ taung (4 tahun) mi susah ri guppa manna sikaju. Tapi kamannanne
tenamo riguppa, kulle rikua punah mi mae ri kampona.
(Iya, betul. Dulu, burung jalak sangat banyak. Namun sudah beberapa
tahun ini, sekitar 4 tahun belakangan ini sudah jarang ditemukan, bahkan
bisa dikatakan sudah punah di kampung ini)

2. Daerah kere biasa jai manu’ – manu’ kamanjo ?


(Di daerah mana biasanya burung jalak ini bisa ditemukan ?)

Jawaban :
Mae ri romana, biasa ji riguppa todo mae ri galuna, konna rie karambu.
(Di hutan, bisa juga dijumpai di sawah ketika ada kerbau)

3. Apa kanre-kanrena Memu’a ?


(Apa makanan burung jalak ?)

Jawaban :
Bua kaju, kutu karambu, biasa todo mae ri galuna angkanreani abboja olo’ -
olo’ mae ri raun-rauna.
(Buah kayu. Kutu kerbau, kadang juga mereka sering ke sawah mencari
ulat di dedaunan )

4. Kira-kira ki isseni ngura na tenamo na jai sekarang burung jalak ?


(Kira-kira, anda mengetahui penyebab jumlah burung jalak sekarang ini
mulai berkurang ?).

Jawaban :
Jai tau ambunoi ka bajiki ri kanre,Rie tonja tau ero’ amparakai’i anjo ho’bi
manu-manuka. Biasai todo bajaona ri kanre ri manu’ – manu’ maraenangan
kama manu’ – manu’ gagaka. Jari sampang abbajaoi tulu rikanreani
bajaona. Anne manu’ – manu’ jalaka,biasa todoki ri kanre solla
manu’manu’ bakkatoa, atauka kokocci’. Saggenna tenamo na kulle lanjuki
generasina. Selain anjo, kurang mi todo’ kulle na pabborai ka jai mi tau
annabbang kaju mae ri romana napare bahan bangunan.
( Banyak orang yang membunuh burung jalak karena dagingnya yang
enak. Selain itu, telurnya juga banyak dimakan oleh burung gagak,dan
burung ini banyak dimakan oleh buurng elang dan burung hantu sehingga
tidak lagi bisa melanjutkan generasinya. selain itu, makanannya semakin
berkurang karena banyaknya penebangan hutan secara liar untuk
Sehingga, tempat tinggal dan makanannya semakin terancam )

5. Rimanfaatkan apai anjo burung jalak ka ?


(Apa manfaat burung jalak ini ?)

Jawaban :
Na panjari tau’a lauk. Solla biasai anne manu’ manuka na ondani manu’
manu’ maraengan anjo suana angkanrei pare a atauka canggorena.
(Manfaatnya dijadikan sebagai makanan, Selain itu, burung ini juga sering
mengusir burung lain yang biasa memakan biji padi dan kacang tanah
petani)

6. Apakah rie battu ri pamarentah a upaya untuk na lestarikan anne burung


jalaka ?
(Apa ada upaya dari pemerintah untuk melestarikan burung jalak ?)

Jawaban :
Tena.
(Tidak Ada )
DAFTAR PUSTAKA

Amin, N., Rahmad, D., Ridwan, A., & Nurlaelah, S. (2018). IbW-Pemda-CSR di
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Sulawesi
Selatan. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 2(1), 19-25.

Farida, W. R., Nurjaeni, Mutia, R., & Diapari, D. (1999). Kemampuan cerna
kuskus beruang (Ailurops ursinus) terhadap pakan alternatif di
penangkaran. Biosmart, 6(1): 65 – 70.

P. Grubb, Order Artiodactyla. In Mammal Species of the World: A Taxonomic


and Geographic Reference. Third Ed Volume 1. Edited by Don L.Wilson,
DeeAnn M Reeder (The Johns Hopkins University Press, Baltimore,
2005). Pp 661-670.

Mangalla, R. R. 2014. Perilaku Harian Kuskus Beruang (Ailurops Ursinus) Di


Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin. Skripsi. Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin

Repi, T. 2008. Perkiraan Kepadatan Populasi Kuskus Beruang (Ailurops ursinus)


Di Cagar Alam Tangkoko. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Sam
Ratulangi. Manado.

Anda mungkin juga menyukai