Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PJOK

PENCEGAHAN PENYAKIT HIV (HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS)


DAN AIDS (ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYDROME)

NAMA KELOMPOK KELAS XI IPS 2


ABI RIADI
ANDINI DWI ARYANTI
HAIKAL SAPUTRA
IKSHAN FIRMANSYAH
MISHA SALINA
RENDY ANDIKA
ULY HAFIZZA

SEKOLAH MENENGAH NEGERI 1 SEMPARUK


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, yang Maha pengasih bagi Maha penyayang
yang telah memberikan bimbingan serta rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencegahan Penyakit HIV (Human
Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired immune Deficiency Sydrome)“ dengan baik.
Mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik
kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semparuk, 26 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................
Daftar isi...................................................................................................................................
Bab 1 pendahuluan
Latar belakang.........................................................................................................................
Rumusan masalah....................................................................................................................
Tujuan.......................................................................................................................................
Manfaat.....................................................................................................................................
Bab 2 pembahasan
Mengenal HIVD/AIDS.............................................................................................................
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)........................................................................
2. AIDS (Acquired Immune Deficiency Sydrome)............................................................
Pentingnya pencegahan penyakit HIV....................................................................................
Mengenal orang yang terkena HIV/AIDS...............................................................................
1. Demam berulang..............................................................................................................
2. nyeri otot..........................................................................................................................
3. kelelahan..........................................................................................................................
4. ruam kulit.........................................................................................................................
5. penurunan berat badan.....................................................................................................
6. keringat malam................................................................................................................
7. sakit tenggorokan............................................................................................................
8. kebingungan atau sulit berkonsentrasi............................................................................
Macam-macam pencegahan HIV/AIDS..................................................................................
1. Pencegahan melalui hubungan seksual............................................................................
2. Pencegahan melalui darah...............................................................................................
3. Pencegahan melalui obat-obat terlarang..........................................................................
4. Pencegahan melalui zat dan obat-obatan lainnya............................................................
5. Pencegahan dengan minum obat HIV/AIDS...................................................................
6. Pencegahan dari ibu kepada anak....................................................................................
Bab 3 penutup
Kesimpulan.................................................................................................................................
Saran...........................................................................................................................................
Daftar pustaka............................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Penyakit HIV adalah salah satu penyakit yang berbahaya di seluruh dunia, Penyakit ini
disebut juga dengan Human Immunodeficiency Virus. Virus ini adalah virus yang
merusak kekebalan tubuh yang menyasar ke sel CD4 dalam tubuh manusia yaitu bagian
dari sel darah putih yang berfungsi untuk melawan infeksi. jika sel CD4 ini hancur
sistem kekebalan tubuh pun menurun sehingga jadi lebih rentan terserang berbagai
penyakit yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi dari virus HIV. Penyakit HIV ditemukan pertama kali di rumah
sakit negara Afrika Sub Sahara pada akhir tahun 1970-an, tetapi kasus AIDS pertama
kali di laporkan oleh Gottleib dan kawan-kawan di Los Angeles pada tanggal 5 Juni
1981. Dr , Luc Montagnier dkk dari institut pasteur prancis berhasil mengisolasi virus
penyebab AIDS. Dan pada bulan Juli 1994, DR Robert Gallo dari lembaga kanker
Nasional menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari penderita AIDS yang
diberi nama HTLV-III. Virus itu terus berkembang dengan nama HIV.

II. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah Pencegahan Penyakit HIV
(Human Immunodeficiency Virus)/ AIDS (Acquired Immune Deficiency Sydrome)
a. Bagaimana mengenal penyakit HIV/AIDS
b. Mengapa pencegahan HIV/AIDS sangat penting
c. Bagaimana mengetahui orang yang terkena HIV/AIDS
d. Apa saja macam-macam pencegahan penyakit HIV/AIDS

III. Tujuan
Adapun tujuan yang dibahas dalam makalah Pencegahan Penyakit HIV (Human
Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immune Deficiency Sydrome)
a. Cara mengenal penyakit HIV/AIDS
b. Mengetahui seberapa penting pencegahan HIV/AIDS
c. Mengetahui ciri-ciri orang terkena HIV/AIDS
d. Mengetahui macam-macam pencegahan penyakit HIV/AIDS
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah pencegahan penyakit HIV/AIDS yaitu

kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menularkan penyakit HIV/AIDS dan juga
cara pencegahan supaya kita dapat menghindari infeksi dan penularan penyakit HIV/AIDS.
BAB 2
PEMBAHASAN

i. Mengenal penyakit HIV/AIDS

1. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke
dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro),
yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,
membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.

Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada
akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan berubah menjadi tempat berkembang
biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel
darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh
maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya
adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.

2. Acquired Immune Deficiency Sydrome (AIDS)


Acquired immune Deficiency Sydrome (AIDS), sydrome dalam bahasa Indonesia
artinya Sindroma yang merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency
dalam bahasa Indonesia artinya berarti kekurangan, Immune artinya kekebalan dan
Acquired berarti diperoleh atau di dapatkan. Jadi bisa dijelaskan bahwa AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan
virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk
menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS
disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya
dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV dan
mengakibatkan rusaknya sistem imun di dalam tubuh. Ketika kita terkena Virus HIV
kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama,
yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada
obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV
penyebab penyakit AIDS.

ii. Pentingnya Pencegahan Penyakit HIV/AIDS


Pencegahan penyakit HIV/AIDS adalah sebuah langkah penting untuk menghindari
infeksi dan penularan penyakit ini. Sebagaimana kita ketahui penyakit ini sangat
berbahaya bagi manusia karena dapat mengakibatkan kematian dan penyakit ini juga
sudah banyak orang-orang yang menjadi korban akibat penyakit HIV/AIDS.

Seperti yang tercatat kasus-kasus HIV/AIDS Indonesia. Berdasarkan Data Kementerian


Kesehatan RI Tahun 2019, terdapat lebih dari 50,000 kasus infeksi HIV di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki
seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAZPA suntik (penasun) dan pekerja
seks. Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat di tahun
2019, tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai
lebih dari 600 orang. Dan, menurut Universitas Negeri Surabaya tercatat orang yang
terkena HIV atau ODHA di Indonesia mencapai 519,158 orang 2022. Parahnya lagi,
dalam laporan ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekitar 1.188 anak di Indonesia
positif HIV. Data ini diperoleh selama Januari-Juni 2022.

Maka dari itu diperlukan pencegahan-pencegahan untuk mengurangi jumlah penderita


HIV yang terinfeksi dan penularannya. Cara utama mencegah penularan HIV biasanya
adalah menghindari segala hal yang terkait dengan perilaku berisiko, misalnya,
penggunaan peralatan suntik bergantian maupun bersenggama tanpa kondom dan lain-
lain. Ada beberapa cara untuk mencegah penyakit HIV/AIDS antara lain:

iii. Mengetahui Orang Yang Terkena HIV/AIDS


Biasanya Orang yang terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum tentu
membutuhkan pengobatan. Meskipun demikian, kita dapat melihat ciri-ciri orang yang
terkena penyakit HIV/AIDS:

1. Demam Berulang
Gejala ini sama dengan deman pada umumnya yaitu suhu tubuh bekisaran 38-40c,
selain itu demam ini disertai dengan gejala ringan lain seperti kelelahan, muncul
pembengkakan pada kelenjar getah bening serta sakit tenggorokan

2. Nyeri Otot
Orang yang terkena HIV/AIDS memiliki nyeri otot yang berbeda dengan nyeri otot
pada umumnya. Biasanya orang akan nyeri otot akibat pegal-pegal dan kelelahan
setelah melakukan aktivitas fisik. Namun, Penderita penyakit HIV/AIDS akan
mengalami nyeri otot dan kelelahan akibat serangan di HIV tahap awal.

3. Kelelahan
Responinflanasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh bisa mengakibatkan lelah
dan lesu pada tubuh, kelelahan tersebut dapat menjadi tanda awal maupun infeksi HIV
yang sudah masuk tahap lanjut.

4. Ruam Kulit
Ciri-ciri ini jarang muncul pada orang yang terkena HIV/AIDS akibatnya
kemunculannya sering diabaikan, karena ruam yang muncul hanya samar-samar tidak
seperti penyakit campak yang terlihat jelas.

5. Penurunan Berat Badan


Penurunan sistem kekebalan tubuh akibat penyakit HIV/AIDS bisa menyebabkan
berbagai gejala infeksi yang dapat berdampak pada penurunan berat badan.
6. Keringat Malam
Banyak penderita HIV/AIDS tanda keringat malam akan terjadi walaupun saat tidak
melakukan aktivitas fisik apa pun.

7. Sakit Tenggorokan
Rasa sakit pada tenggorokan yang muncul sama seperti ketika terkena radang
tenggorokan pada umumnya.

8. Kebingungan atau Sulit Berkonsentrasi


Penderita HIV/AIDS kerap mengalami gangguan seperti kebingungan dan sulit
berkonsentrasi, penderita juga mengalami gangguan memori dan perilaku mudah marah
atau mudah tersinggung.

iv. Macam-macam Pencegahan Penyakit HIV/AIDS


Pencegahan penularan penyakit HIV/AIDS memiliki beberapa macam karena penyakit
ini bisa masuk ketubuh orang dengan berbagai macam cara. Cara-cara tersebutlah yang
akan kita bahas.
Berikut ini adalah beberapa macam pencegahan untuk mencegah terinfeksi dan
penularan penyakit HIV/AIDS :

A. Pencegahan Melalui Hubungan Seksual


telah kita ketahui bahwa infeksi HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seksual yang tidak
aman, Yang mengakibatkan orang akan tertular penyakit ini. Oleh sebab itu kita harus
mencegah penularan dan membuat orang-orang memiliki perilaku atau melakukan
hubungan seksual secara aman antara lain:
a. Abstinence

Abstinence secara harfiah berarti tidak melakukan atau pantang, Sementara abstinence
secara seksual dapat didefinisikan sebagai perilaku yang dilakukan dengan penuh
kesadaran untuk tidak melakukan sebagian atau semua aspek yang berkaitan dengan
aktivitas hubungan seksual. Jadi bisa dijelaskan bahwa abstinence adalah pilihan
seseorang yang memutuskan untuk tidak melakukan hubungan seksual. Terdapat
beberapa alasan yang biasanya membuat seseorang memutuskan untuk melakukan
abstinence yaitu :
a) Tidak siap berhubungan intim

b) Tidak mempunyai ketertarikan untuk berhubungan seksual

c) Merasa tidak nyaman atau sakit saat berhubungan seksual

d) Trauma terkait hubungan seksual

e) Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan

f) Menghindari penularan penyakit IMS

g) Menghindari infeksi dan penularan penyakit HIV dan AIDS

Pilihan untuk abstinence biasanya disarankan untuk remaja yang berusia dibawah 20
tahun dan belum menikah karena selain mencegah penularan HIV, abstinence juga
memiliki keuntungan lainnya seperti mengurangi risiko terkena kanker leher rahim bagi
perempuan.

b. Be Faithful

Be Faithful adalah salah 1 cara mencegah penyakit HIV dan AIDS dengan cara bersikap
saling setia kepada satu pasangan seksual atau tidak berganti pasangan. Berbeda dengan
orang-orang yang melakukan hubungan seksual lebih dari satu pasangan atau sering
berganti pasangan akan lebih mudah terinfeksi atau tertular penyakit HIV dan AIDS.
Hal ini disebabkan pada saat seseorang berhubungan seksual dengan pasangannya,
orang tersebut dapat terpapar virus HIV yang dibawanya dari orang lain.
Berikut contoh hubungan seksual lebih dari satu pasangan atau berganti pasangan yang
dapat munculnya penyakit HIV dan AIDS:

a) Selingkuh
Selingkuh adalah salah satu perbuatan atau aktivitas yang tidak jujur atau bentuk
ketidaksetiaan dan menyeleweng terhadap pasangannya. Orang yang selingkuh bisa
terkena penyakit HIV karena pada saat melakukan hubungan seksual tidak
melakukan dengan cara yang aman atau tidak menggunakan alat pengaman.

b) Prostitusi
Prostitusi atau disebut juga pelacur secara umum adalah praktik hubungan seksual
sesaat, yang kurang lebih dilakukan dengan siapa saja, untuk imbalan berupa uang.
Pristitusi atau pelacur bisa terkena HIV, karena mereka melakukan hubungan
seksual dengan banyak orang dan bisa saja sala satu orang tersebut terkena HIV.

c) Berpoligami
Orang yang berpoligami adalah orang yang mempunyai pasangan hidup lebih dari
satu pasangan. Jadi orang yang berpoligami pasti akan melakukan hubungan
seksual lebih dari satu pasangan yang akibatnya risiko terkena HIV akan besar.

Jadi, bisa dijelaskan bahwa semakin tinggi frekuensi orang berganti pasangan maka
makin tinggi risiko orang tersebut akan terkena penyakit HIV dan AIDS. Namun, orang
yang hanya mempunyai satu pasangan atau tidak aktif melakukan hubungan seksual
makan risiko terkena HIV dan AIDS adalah minim. Jadi sebaiknya membatasi jumlah
partner seksual supaya tidak terkena penyakit HIV dan AIDS.
c. Condom

Seperti yang kita ketahui condom banyak dikenal sebagai alat kontrasepsi atau alat
pengaman yang digunakan untuk mengatur jarak kelahiran ataupun mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan. Akan tetapi, kondom memiliki peran yang cukup
penting atau besar dalam mengontrol penyebaran penyakit HIV. Karena terbuat dari
material yang tidak mungkin virus HIV dapat melewatinya.

Bagi mereka yang memutuskan untuk tetap menjalani perilaku seksual berisiko maupun
hubungan non-monogami tanpa mengetahui status HIV partner seksualnya,
penggunaan kondom dapat membantu mencegah penularan penyakit HIV dengan
cukup efektif. Bahkan pada pasangan yang memutuskan untuk melakukan hubungan
seksual selain jalur vaginal (contohnya hubungan seksual anal), kondom tetap harus
digunakan. Sebagai tambahan informasi, hubungan seksual anal merupakan aktivitas
yang sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan, mengingat aktivitas ini memiliki risiko
penularan HIV yang sangat tinggi karena melibatkan iritasi selaput membran, kontak
dengan cairan tubuh pembawa virus, serta kemungkinan terjadi perdarahan.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa kondom dapat membantu mencegah
penularan HIV hanya apabila digunakan dengan cara yang benar. Teknik penggunaan
kondom yang kurang tepat akan menurunkan efek protektif dari alat tersebut.

d. Education

Banyak orang yang tidak memiliki akses pada pengetahuan yang tepat mengenai
kesehatan seksual. Padahal, banyak sekali bahaya yang mengintai apabila kita tidak
mendapatkan pengetahuan yang benar seputar kesehatan seksual, termasuk soal
penyakit HIV/AIDS. Sayangnya, di luar sana banyak sekali mitos yang beredar tentang
penyakit ini. Tidak sedikit di antaranya yang tidak benar dan malah menyebabkan
pemahaman yang salah, baik tentang penyakit maupun penderitanya. Oleh sebab itu,
penting untuk selalu mencari akses informasi yang terpercaya untuk mempelajari segala
sesuatu seputar kesehatan seksual, termasuk penyakit HIV/AIDS.

Jadi, bisa dijelaskan bahwa education ini adalah pemberian informasi yang benar
mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu
mencegah penularan HIV dimasyarakat.

B. Pencegahan Melalui Darah


a. Tranfusi Darah

Tranfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan berupa pemberian darah untuk orang
atau pasien yang membutuhkan darah. Penularan HIV ini terjadi apabila seseorang
menerima tranfusi darah dari pengidap HIV/AIDS. Hal ini dikarenakan, apabila
seseorang yang baru saja terjangkit virus HIV, kemudian melakukan tranfusi darah,
maka saat pemeriksaan darah dilaboratorium, petugas tidak akan menemukan
tandatanda virus mematikan ini. Akibatnya virus HIV ini akan masuk ke tubuh kita.

jadi ini adalah hal-hal yang harus dihindari atau pencegahannya yang harus di lakukan
ketika ingin melakukan tranfusi darah :

a. Memilih orang yang tidak terkena HIV

Orang yang terkena penyakit HIV disaran untuk tidak boleh mendonorkan darahnya
karena penyakit ini adalah penyakit menular yang bisa berakibat fatal. Jadi ketika
ingin mendonorkan darah maka harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu
apakah orang yang ingin mendonorkan darah terkena HIV atau tidak.
b. Orang yang sering melakukan hubungan seksual.

Seperti yang ditahui penyakit HIV adalah penyakit yang bisa menular dari
hubungan seksual, orang yang sering melakukan hubungan seksual akan mudah
terkena penyakit HIV/AIDS. Kemudian virus itu akan masuk ke tubuh dan
menyebar keseluruh tubuh termasuk darah. Darah yang terinfeksi HIV itulah yang
akan menularkan penyakit HIV apabila orang tersebut mendonorkan darahnya.

b. Penggunaan Alat Suntik dan Alat yang Melukai Kulit

Penggunaan alat suntik bersama menjadi jalur penularan HIV/AIDS. Pasalnya, jarum
suntik yang sempat digunakan oleh orang lain akan menyisakan darah. Apabila jarum
suntik tersebut telah digunakan oleh orang yang terkena HIV/AIDS maka risiko
penularan penyakit HIV/AIDS menjadi lebih tinggi.

Berikut cara yang dilakukan supaya tidak terinfeksi penyakit HIV/AIDS melalui alat
suntik :

a. Melakukan donor darah

Apabila anda sedang melakukan donor darah sebaiknya perhatikan penggunaan


jarum suntiknya, pastikan bahwa jarum suntik yang digunakan baru dikeluarkan
dari pembungkus bersegel agar bisa dipastikan kesterilannya.

b. Membuat Tato

Ketika kita ingin membuat tato pasti menggunakan jarum suntik, terkadang ada
beberapa tempat pembuatan tato tidak menggunakan jarum suntik yang steril
akibatnya ketika kita ingin mentato kita tidak mengetahui bahwa ada penyakit HIV
masuk ke tubuh kita.
C. Pencegahan Melalui Obat-obat Terlarang
Salah satu cara menghindari penyakit HIV yaitu adalah menghindari penggunaan obat-
obat terlarang yang dapat memicu seseorang untuk bertindak komplusif. Penggunaan
obat-obat terlarang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengontrol
tindakannya, apabila tidak mampu mengontrol tindakannya makan dapat menyebabkan
orang tersebut melakukan tindakan berisiko, seperti berhubungan seksual yang tidak
aman atau tidak dinginkan. Karena itulah, menghindari penggunaan obat-obatan
terlarang dapat dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS.
Berikut ini adalah jenis-jenis obat terlarang yang harus dihindari karena dapat
mengakibatkan penyakit HIV/AIDS.

1. Kokain

Kokain dapat menimbulkan kecanduan yang mendorong penggunanya melakukan


berbagai cara demi mendapatkan kokain. Zat terlarang ini bisa digunakan dengan cara
diisap atau bubuknya dilarutkan dalam air atau pelarut lainnya. pengguna narkoba akan
menyuntikkan larutan kokain ini ke dalam pembuluh darah mereka dan akan
mengakibatkan penularan HIV berisiko terjadi dari pemakaian suntikan dan efek
kokain yang mendorong perilaku seksual berisiko.

2. Methamphetamine

Selain menyebabkan kecanduan, methamphetamine (meth) meningkatkan risiko


aktivitas seksual bebas tanpa kondom. Seseorang yang menggunakan meth cenderung
memiliki kulit kelamin dan anus yang kering. Kondisi ini bisa menimbulkan luka lecet
saat berhubungan seksual. Luka di sekitar kelamin bisa menjadi pintu masuk bagi virus
HIV ke dalam tubuh.

D. Pencegahan Melalui Zat dan Obat-obatan Lainnya


Penyalahgunaan obat-obatan terlarang dapat mengganggu proses pengambilan
keputusan Anda. Hal tersebut bisa membuat Anda terlibat dalam perilaku
menyimpang yang dapat meningkatkan peluang tertular atau menularkan penyakit
HIV/AIDS. Sebagai contoh, melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom,
atau berbagi alat suntik dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS. Hindari untuk
menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang agar Anda terhindar dari
tindakan-tindakan berisiko di luar kendali.

Berikut ini ada beberapa zat dan obat-obatan yang sering dapat membuat orang
kehilangan kendali dan disalahgunakan sehingga meningkatkan risiko penularan
HIV.

1. Alkohol

Menenggak banyak alkohol sekaligus seperti di pesta miras, bisa membuat Anda mabuk
sehingga bisa melakukan perilaku seksual berisiko. Berhubungan intim bawah
pengaruh alkohol bisa membuat Anda tidak sadar melakukan seks tanpa kondom
ataupun dengan lebih dari satu orang. Hubungan intim yang tidak aman bisa menjadi
faktor risiko penyebab infeksi HIV.
2. Inhalansia

Inhalansia nitrit (poppers) dapat mendorong perilaku seksual berisiko, penggunaan obat
terlarang, dan penyakit menular seksual. Poppers kerap digunakan untuk meningkatkan
kepuasan seksual dengan meningkatkan sensitivitas serta merilekskan otot anus. Hal itu
yang kemudian menyebabkan terjadinya hubungan seksual berisiko.

3. Obat bius

Penggunaan obat bius juga dapat mengaburkan ingatan dan kesadaran.Penggunanya


cenderung menjalani hubungan seks yang tidak aman dan menggunakan obat-obatan
lain, seperti narkoba suntikan. Perilaku tersebut dapat meningkatkan risiko penularan
HIV. Apabila penggunanya memiliki HIV, hal ini juga dapat meningkatkan risiko.
Penyalahgunaan obat-obatan juga dapat memperburuk gejala HIV, seperti
menyebabkan cedera saraf dan kerusakan kognitif. Penggunaan narkotika yang disertai
dengan alkohol dapat memengaruhi sistem imun dan mempercepat perkembangan
penyakit pasien HIV.
E. Pencegahan Dengan Minum Obat HIV/AIDS

Selain menghindari obat-obat terlarang pencegahan HIV/AIDS bisa juga dilakukan


dengan cara meminum obat-obat untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.

1. Minum Obat PEP (Post-Exposure Prophylaxis)

PEP adalah singkatan dari Post-Exposure Prophylaxis. PEP merupakan obat yang
diminum setelah melakukan tindakan berisiko, seperti melakukan hubungan seks tanpa
kondom atau tidak sengaja terkena jarum suntik bekas orang lain. Minim obat ini akan
menurunkan risiko untuk terinfeksi penyakit HIV dan AIDS. Obat PEP harus Anda
konsumsi dalam waktu 72 jam atau 3 hari setelah Anda terpapar virus HIV. Semakin
cepat Anda minum obat ini, maka efeknya akan lebih maksimal untuk mencegah
infeksi.

2. Minum Obat PrEP

Obat PrEP dianggap sebagai obat yang ampuh untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
Obat PrEP umumnya digunakan untuk orang yang sehat, tetapi memiliki risiko tertular
penyakit HIV/AIDS. Sebagai contoh, memiliki pasangan atau tinggal serumah dengan
orang yang telah didiagnosis penyakit HIV/AIDS. Obat ini akan efektif mencegah
infeksi jika digunakan secara konsisten dan berdasarkan resep dokter.

Selain dengan mengonsumsi obat PrEP, Anda juga perlu melakukan kunjungan ke
dokter setiap tiga bulan untuk tes HIV/AIDS, skrining IMS, dan infeksi lainnya,
pemantauan efek samping obat serta tindakan lanjutan. Sayangnya, pilihan pencegahan
penyakit HIV/AIDS menggunakan obat-obatan tergolong masih rendah karena haanya
yang cukup mahal dan sulit untuk didapatkan.

F. Pencegahan Dari Ibu Kepada Anak

Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnya
atau bayinya cukup besar, kemungkinannya sebesar 30-40%. Risiko itu akan semakin
besar bila si ibu telah terkena atau menunjukkan gejala HIV/AIDS. Oleh karena itu,
bagi seorang yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali
tentang kehamilan. Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat kecil,
sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk tetap menyusukan bayi dengan ASI-nya.
Jadi, diperlukan pencegahannya antara lain:

a. Menawarkan tes IMS


Tes IMS adalah prosedur tes yang akan dijalani untuk mendeteksi infeksi menular
seksual seperti sifilis, clamidia, gonore dan lain-lain. Tes ini dilakukan untuk
mendeteksi virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.

b. Melakukan tes HIV


Tes HIV adalah suatu prosedur medis yang dapat mendeteksi virus HIV didalam
tubuh. Secara umum, tes HIV dilakukan dengan cara pemeriksaan darah dan
pemeriksaan HIV/AIDS dengan cara tes antibodi. Jadi ada macam-macam jenis
pemeriksaan HIV yang biasa dilakukan oleh dokter dan tenaga medis untuk
mendeteksi penyakit ini antar lain:

1) Tes antibodi

Tes anti bodi merupakan pemeriksaan yang paling umum. Pemeriksaan tes ini
dilakukan dengan memeriksa kandungan antibodi HIV didalam darah. Anti bodi
HIV/AIDS ini akan diproduksi oleh sistem imunitas tubuh hanya ketika seseorang
sudah terinfeksi oleh virus HIV/AIDS. Untuk melakukan pemeriksaan HIV,
biasanya dokter atau perawat akan mengambil sedikit darah Anda sebagai sampel.
Setelah itu, sampel akan dikirimkan ke laboratorium untuk pengujian lebih lanjut.
Antibodi khusus tersebut akan muncul dalam darah atau dihasilkan tubuh, hanya
jika Anda memang mengalami HIV. Umumnya, butuh waktu sekitar 3-12 minggu
bagi tubuh untuk menghasilkan antibodi HIV yang cukup sampai bisa terdeteksi
dalam tes. Namun tes ini tidak 100% akurat. Karena itu, dokter perlu melakukan
pemeriksaan lanjutan agar infeksi HIV/AIDS yang dialami oleh pasien bisa
terdeteksi secara pasti. Tes HIV ini tujuannya bukan untuk mencari penyakit atau
virus HIV, tetapi menemukan protein untuk menangkal penyakit (antibodi).

2) Tes Antibodi-Antigen

Tes Antibodi-Antigen atau Ab-Ag test merupakan kombinasi pemeriksaan yang


dilakukan untuk mendeteksi protein p24 (Antigen HIV) serta antibodi HIV-1 atau
HIV-2 di dalam pasien. Tes ini dinilai lebih akurat dan bisa dijadikan sebagai
pemeriksaan dini dari penyakit HIV/AIDS karena antigen akan muncul lebih cepat
daripada antibodi, yaitu sekitar 2sampai 6 seminggu setalah infeksi.

3) Tes PCR (polymerase chain reaction

Tes PCR merupakan pemeriksaan HIV yang dinilai memiliki tingkat akurasi paling
tinggi. Tes ini dilakukan dengan memeriksa materi genetik HIV/AIDS, yaitu DNA
atau RNA, didalam darah pasien pada laboratorium namun, memerlukan waktu
sekitaran 2 hari.

c. Rutin makan obat ARV


Obat ARV adalah obat yang dapat mencegah atau mengurangi risiko penyakit HIV,
menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup
penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak
terdeteksi. Obat ARV memiliki banyak jenis dan golongan yang setiap obat
memiliki fungsinya masing-masing antara lain:
a) Golongan NRTI (Nucleside RTI)
1. AZT atau Zidovudine
AZT ini dikonsumsi 500-600mg per hari. Kalau Loe ada gejala anemia (Hb
darah rendah), kemungkinan dokter akan menganti AZT dengan tenovovir
(TDF). AZT ini tidak boleh dikombinasikan dengan Metadon, karena akan
meningkatkan dosis dari AZT ini yang bisa menyebabkan overdosis.

2. Tenofovir atau TDF


TDF ini diminum sebanyak 300mg per harinya. Nah biasanya efek samping dari
TDF ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan hati, buat mencegah kerusakan
itu penting banget buat Loe yang mengonsumsi obat ini untuk rajin-rajin minum
air putih, serta rutin memeriksakan fungsi ginjal dan hati secara rutin.

3. 3TC atau Lamivudine


3TC disediakan berbentuk tablet dengan isi 150mg dan 300mg. Untuk Loe yang
mengonsumsi obat jenis ini biasanya dikonsumsi sebanyak 300mg per harinya.
3TC dapat diminum bersamaan dengan waktu makan. Pada beberapa orang 3TC
bisa menyebabkan rambut rontok. Tapi sekarang sudah ada AZT yang telah
digabungkan dengan 3TC dalam satu pil yang disebut Duviral.

4. Emtrisitabine atau FTC


FTC ini pada dasarnya obat yang serupa dengan 3TC. Jadi FTC dapat diganti
dengan 3TC atau sebaliknya tanpa ada risiko. FTC tidak dianjurkan pada
ODHA dengan infeksi hepatitis B. FTC dapat dipakai dengan makan atau
dengan perut kosong. Buat Loe yang punya masalah ginjal, perlu banget Loe
konsultasikan dengan dokter. Karena kalau Loe punya masalah ginjal, biasanya
dokter akan memberikan dosis yang lebih rendah. FTC juga tersedia dalam
bentuk gabungan dengan TDF dalam satu pil, dengan merk dagang Truvada.

b) Golongan NNRTI (Non-Nucloeside RTI)


1. Nevirapine atau NVP
Dosis nevirapine (atau neviral) yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah
200mg per hari untuk dua minggu (masa awal), kemudian 400mg per hari
(200mg dua kali sehari). Kalau kita punya masalah hati, atau ada ruam yang
berlebihan, dokter biasanya akan menganti nevirapine dengan efavirenz.
2. Efapirenz
Biasanya obat ini diminum dengan dosis 600mg sehari, dan sebaiknya
dikonsumsi sebelum tidur. Efek obat ini menyebabkan pusing, dengan tidur,
efek pusing gak akan terlalu Loe rasakan.

Jadi itu lsh beberapa pencegahan ibu yang tertular HIV namun diKhusus untuk ibu
hamil, yang merasa risiko tertular HIV rendah, tetap direkomendasikan untuk
melakukan pemeriksaan status HIV setidaknya satu kali selama Hal ini akan
meningkatkan peluang untuk melakukan tindakan yang tepat untuk meminimalisasi
penularan virus HIV dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Jadi, bukan tidak
mungkin seorang ibu yang berstatus positif HIV untuk dapat melahirkan bayi yang
sehat.

G. Pencegahan Menggunakan Alat Pribadi Dengan Orang Lain

Alat-alat pribadi yang langsung bersentuhan dengan tubuh kita seperti sikat gigi, alat
cukur dan handuk jika selalu dipakai dengan orang yang terkena HIV/AIDS dapat
menjadi sarang penularan penyakit HIV/AIDS. Sebaiknya alat-alat pribadi kita tidak
diberikan kepada orang lain supaya dapat menghindari risiko penularan penyakit dan
infeksi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain yang tidak diketahui
riwayat penyakitnya.

H. Pencegahan Melakukan Pemeriksaan Medis


Melakukan pemeriksaan medis mengenai penyakit HIV/AIDS bisa menjadi salah satu
langkah pencegahan. Pemeriksaan medis akan membantu anda untuk mengetahui
infeksi penyakit HIV/AIDS lebih awal. Diagnosis sejak dini akan membantu anda
melakukan penanganan dengan cepat. Alhasil, infeksi tidak akan menyebar dan
merusak organ tubuh yang lainnya. Melakukan pemeriksaan medis secara rutin penting
dilakukan pada mereka yang memiliki risiko terinfeksi penyakit HIV/AIDS.

Pencegahan penyakit HIV/AIDS juga dapat Anda lakukan dengan saling terbuka
terhadap pasangan. Cobalah untuk mengetahui tentang riwayat atau kondisi penyakit
menular seksual satu sama lainnya agar pasangan tidak tertular. Sekian ulasan tentang
bagaimana pencegahan penyakit HIV dan AIDS. Semoga bermanfaat. Adapun menurut

Center of Disease Prevention and Control (CDC) merekomendasikan setiap orang


berusia 13-64 tahun untuk setidaknya melakukan satu kali pemeriksaan status HIV
sepanjang hidup mereka. Pada mereka yang memiliki perilaku seksual berisiko,
pemeriksaan status HIV sebaiknya dilakukan rutin setiap tahun, atau segera jika
mengalami gejala flu-like illness, seperti meriang, lemas, sakit tenggorokan, bercak
kemerahan di kulit, seriawan, dan lain sebagainya. Gejala seperti ini memang dapat
muncul pada berbagai infeksi virus, tetapi bisa juga itu adalah masa infeksi akut dari
virus HIV.

Jadi, seperti yang dilihat kondisi-kondisi di atas, hal yang bisa kita lakukan untuk
pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri
kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan norma agama
dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Di samping itu, menyebarkan informasi tentang
HIV/AIDS adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga dan lingkungan dari
penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan sederhana :

1. Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah Anda terima kepada lingkungan
Anda sendiri, Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga dan lain-lain.
2. Jika dalam percakapan sehari-hari Anda mendengar informasi yang salah tentang
HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara yang benar.
BAB 3
PENUTUP
i. Kesimpulan
Penyakit HIV merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat merugikan
bagi manusia. Jadi supaya kita tidak terkena penyakit ini, sebaiknya kita
mempelajari apa saja pencegahan-pencegahan yang dapat mengurangi risiko
terjangkit virus ini. Ingat kata pepatah “lebih baik mencegah dari pada mengobati”

ii. Saran
Selalu memerhatikan alat dan barang yang akan kita pakai, dan selalu menjaga
tubuh kita dari hal-hal yang dapat menjadi sarang virus HIV/AIDS, supaya kita
dapat dijauhkan dari penyakit berbahaya ini.
DAFTAR PUSTAKA

Menahan dorongan seksual (abstinence).PKBI (perkumpulan keluarga berencana Indonesia)


24 Maret 2023, mengenal 3 jenis Tes HIV beserta prosedur pelaksanaannya.Siloamhospitals
Mohammad.dr, Agustina Novita, NS,M.KEP, Sp.Kep.A. Hoesin palembang. Minggu,
2022.Ayo Cari Tahu Apa Itu HIV. Kementerian Kesehatan Direktorat Jendral Pelayanan
Kesehatan.
Maulana Fariq Ilham 2023. Hubungan Penyebaran HIV/AIDS Dari Penggunaan Narkoba.
Hello Sehat.
Last on 2023, 8 Cara Mencegah HIV/AIDS yang Penting Diketahui Sejak Dini.
Siloamhospitals.
Purnams Dian Mohammad,2022. Hari AIDS Sedunia 2022: Angka Penderita Tinggi, Unesa
Universitas Negeri Surabaya.
Ratriani Virdita,2020. Belum Ada Vaksinnya Berikut Cara Pencegahan Penularan
HIV/AIDS.Sehat Kontari.co.id.

Anda mungkin juga menyukai