Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, yang Maha pengasih bagi Maha penyayang
yang telah memberikan bimbingan serta rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencegahan Penyakit HIV (Human
Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired immune Deficiency Sydrome)“ dengan baik.
Mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik
kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................
Daftar isi...................................................................................................................................
Bab 1 pendahuluan
Latar belakang.........................................................................................................................
Rumusan masalah....................................................................................................................
Tujuan.......................................................................................................................................
Manfaat.....................................................................................................................................
Bab 2 pembahasan
Mengenal HIVD/AIDS.............................................................................................................
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)........................................................................
2. AIDS (Acquired Immune Deficiency Sydrome)............................................................
Pentingnya pencegahan penyakit HIV....................................................................................
Mengenal orang yang terkena HIV/AIDS...............................................................................
1. Demam berulang..............................................................................................................
2. nyeri otot..........................................................................................................................
3. kelelahan..........................................................................................................................
4. ruam kulit.........................................................................................................................
5. penurunan berat badan.....................................................................................................
6. keringat malam................................................................................................................
7. sakit tenggorokan............................................................................................................
8. kebingungan atau sulit berkonsentrasi............................................................................
Macam-macam pencegahan HIV/AIDS..................................................................................
1. Pencegahan melalui hubungan seksual............................................................................
2. Pencegahan melalui darah...............................................................................................
3. Pencegahan melalui obat-obat terlarang..........................................................................
4. Pencegahan melalui zat dan obat-obatan lainnya............................................................
5. Pencegahan dengan minum obat HIV/AIDS...................................................................
6. Pencegahan dari ibu kepada anak....................................................................................
Bab 3 penutup
Kesimpulan.................................................................................................................................
Saran...........................................................................................................................................
Daftar pustaka............................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Penyakit HIV adalah salah satu penyakit yang berbahaya di seluruh dunia, Penyakit ini
disebut juga dengan Human Immunodeficiency Virus. Virus ini adalah virus yang
merusak kekebalan tubuh yang menyasar ke sel CD4 dalam tubuh manusia yaitu bagian
dari sel darah putih yang berfungsi untuk melawan infeksi. jika sel CD4 ini hancur
sistem kekebalan tubuh pun menurun sehingga jadi lebih rentan terserang berbagai
penyakit yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi dari virus HIV. Penyakit HIV ditemukan pertama kali di rumah
sakit negara Afrika Sub Sahara pada akhir tahun 1970-an, tetapi kasus AIDS pertama
kali di laporkan oleh Gottleib dan kawan-kawan di Los Angeles pada tanggal 5 Juni
1981. Dr , Luc Montagnier dkk dari institut pasteur prancis berhasil mengisolasi virus
penyebab AIDS. Dan pada bulan Juli 1994, DR Robert Gallo dari lembaga kanker
Nasional menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari penderita AIDS yang
diberi nama HTLV-III. Virus itu terus berkembang dengan nama HIV.
III. Tujuan
Adapun tujuan yang dibahas dalam makalah Pencegahan Penyakit HIV (Human
Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immune Deficiency Sydrome)
a. Cara mengenal penyakit HIV/AIDS
b. Mengetahui seberapa penting pencegahan HIV/AIDS
c. Mengetahui ciri-ciri orang terkena HIV/AIDS
d. Mengetahui macam-macam pencegahan penyakit HIV/AIDS
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah pencegahan penyakit HIV/AIDS yaitu
kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menularkan penyakit HIV/AIDS dan juga
cara pencegahan supaya kita dapat menghindari infeksi dan penularan penyakit HIV/AIDS.
BAB 2
PEMBAHASAN
HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke
dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro),
yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah,
membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada
akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan
sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan berubah menjadi tempat berkembang
biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel
darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh
maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya
adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
1. Demam Berulang
Gejala ini sama dengan deman pada umumnya yaitu suhu tubuh bekisaran 38-40c,
selain itu demam ini disertai dengan gejala ringan lain seperti kelelahan, muncul
pembengkakan pada kelenjar getah bening serta sakit tenggorokan
2. Nyeri Otot
Orang yang terkena HIV/AIDS memiliki nyeri otot yang berbeda dengan nyeri otot
pada umumnya. Biasanya orang akan nyeri otot akibat pegal-pegal dan kelelahan
setelah melakukan aktivitas fisik. Namun, Penderita penyakit HIV/AIDS akan
mengalami nyeri otot dan kelelahan akibat serangan di HIV tahap awal.
3. Kelelahan
Responinflanasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh bisa mengakibatkan lelah
dan lesu pada tubuh, kelelahan tersebut dapat menjadi tanda awal maupun infeksi HIV
yang sudah masuk tahap lanjut.
4. Ruam Kulit
Ciri-ciri ini jarang muncul pada orang yang terkena HIV/AIDS akibatnya
kemunculannya sering diabaikan, karena ruam yang muncul hanya samar-samar tidak
seperti penyakit campak yang terlihat jelas.
7. Sakit Tenggorokan
Rasa sakit pada tenggorokan yang muncul sama seperti ketika terkena radang
tenggorokan pada umumnya.
Abstinence secara harfiah berarti tidak melakukan atau pantang, Sementara abstinence
secara seksual dapat didefinisikan sebagai perilaku yang dilakukan dengan penuh
kesadaran untuk tidak melakukan sebagian atau semua aspek yang berkaitan dengan
aktivitas hubungan seksual. Jadi bisa dijelaskan bahwa abstinence adalah pilihan
seseorang yang memutuskan untuk tidak melakukan hubungan seksual. Terdapat
beberapa alasan yang biasanya membuat seseorang memutuskan untuk melakukan
abstinence yaitu :
a) Tidak siap berhubungan intim
Pilihan untuk abstinence biasanya disarankan untuk remaja yang berusia dibawah 20
tahun dan belum menikah karena selain mencegah penularan HIV, abstinence juga
memiliki keuntungan lainnya seperti mengurangi risiko terkena kanker leher rahim bagi
perempuan.
b. Be Faithful
Be Faithful adalah salah 1 cara mencegah penyakit HIV dan AIDS dengan cara bersikap
saling setia kepada satu pasangan seksual atau tidak berganti pasangan. Berbeda dengan
orang-orang yang melakukan hubungan seksual lebih dari satu pasangan atau sering
berganti pasangan akan lebih mudah terinfeksi atau tertular penyakit HIV dan AIDS.
Hal ini disebabkan pada saat seseorang berhubungan seksual dengan pasangannya,
orang tersebut dapat terpapar virus HIV yang dibawanya dari orang lain.
Berikut contoh hubungan seksual lebih dari satu pasangan atau berganti pasangan yang
dapat munculnya penyakit HIV dan AIDS:
a) Selingkuh
Selingkuh adalah salah satu perbuatan atau aktivitas yang tidak jujur atau bentuk
ketidaksetiaan dan menyeleweng terhadap pasangannya. Orang yang selingkuh bisa
terkena penyakit HIV karena pada saat melakukan hubungan seksual tidak
melakukan dengan cara yang aman atau tidak menggunakan alat pengaman.
b) Prostitusi
Prostitusi atau disebut juga pelacur secara umum adalah praktik hubungan seksual
sesaat, yang kurang lebih dilakukan dengan siapa saja, untuk imbalan berupa uang.
Pristitusi atau pelacur bisa terkena HIV, karena mereka melakukan hubungan
seksual dengan banyak orang dan bisa saja sala satu orang tersebut terkena HIV.
c) Berpoligami
Orang yang berpoligami adalah orang yang mempunyai pasangan hidup lebih dari
satu pasangan. Jadi orang yang berpoligami pasti akan melakukan hubungan
seksual lebih dari satu pasangan yang akibatnya risiko terkena HIV akan besar.
Jadi, bisa dijelaskan bahwa semakin tinggi frekuensi orang berganti pasangan maka
makin tinggi risiko orang tersebut akan terkena penyakit HIV dan AIDS. Namun, orang
yang hanya mempunyai satu pasangan atau tidak aktif melakukan hubungan seksual
makan risiko terkena HIV dan AIDS adalah minim. Jadi sebaiknya membatasi jumlah
partner seksual supaya tidak terkena penyakit HIV dan AIDS.
c. Condom
Seperti yang kita ketahui condom banyak dikenal sebagai alat kontrasepsi atau alat
pengaman yang digunakan untuk mengatur jarak kelahiran ataupun mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan. Akan tetapi, kondom memiliki peran yang cukup
penting atau besar dalam mengontrol penyebaran penyakit HIV. Karena terbuat dari
material yang tidak mungkin virus HIV dapat melewatinya.
Bagi mereka yang memutuskan untuk tetap menjalani perilaku seksual berisiko maupun
hubungan non-monogami tanpa mengetahui status HIV partner seksualnya,
penggunaan kondom dapat membantu mencegah penularan penyakit HIV dengan
cukup efektif. Bahkan pada pasangan yang memutuskan untuk melakukan hubungan
seksual selain jalur vaginal (contohnya hubungan seksual anal), kondom tetap harus
digunakan. Sebagai tambahan informasi, hubungan seksual anal merupakan aktivitas
yang sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan, mengingat aktivitas ini memiliki risiko
penularan HIV yang sangat tinggi karena melibatkan iritasi selaput membran, kontak
dengan cairan tubuh pembawa virus, serta kemungkinan terjadi perdarahan.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa kondom dapat membantu mencegah
penularan HIV hanya apabila digunakan dengan cara yang benar. Teknik penggunaan
kondom yang kurang tepat akan menurunkan efek protektif dari alat tersebut.
d. Education
Banyak orang yang tidak memiliki akses pada pengetahuan yang tepat mengenai
kesehatan seksual. Padahal, banyak sekali bahaya yang mengintai apabila kita tidak
mendapatkan pengetahuan yang benar seputar kesehatan seksual, termasuk soal
penyakit HIV/AIDS. Sayangnya, di luar sana banyak sekali mitos yang beredar tentang
penyakit ini. Tidak sedikit di antaranya yang tidak benar dan malah menyebabkan
pemahaman yang salah, baik tentang penyakit maupun penderitanya. Oleh sebab itu,
penting untuk selalu mencari akses informasi yang terpercaya untuk mempelajari segala
sesuatu seputar kesehatan seksual, termasuk penyakit HIV/AIDS.
Jadi, bisa dijelaskan bahwa education ini adalah pemberian informasi yang benar
mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu
mencegah penularan HIV dimasyarakat.
Tranfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan berupa pemberian darah untuk orang
atau pasien yang membutuhkan darah. Penularan HIV ini terjadi apabila seseorang
menerima tranfusi darah dari pengidap HIV/AIDS. Hal ini dikarenakan, apabila
seseorang yang baru saja terjangkit virus HIV, kemudian melakukan tranfusi darah,
maka saat pemeriksaan darah dilaboratorium, petugas tidak akan menemukan
tandatanda virus mematikan ini. Akibatnya virus HIV ini akan masuk ke tubuh kita.
jadi ini adalah hal-hal yang harus dihindari atau pencegahannya yang harus di lakukan
ketika ingin melakukan tranfusi darah :
Orang yang terkena penyakit HIV disaran untuk tidak boleh mendonorkan darahnya
karena penyakit ini adalah penyakit menular yang bisa berakibat fatal. Jadi ketika
ingin mendonorkan darah maka harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu
apakah orang yang ingin mendonorkan darah terkena HIV atau tidak.
b. Orang yang sering melakukan hubungan seksual.
Seperti yang ditahui penyakit HIV adalah penyakit yang bisa menular dari
hubungan seksual, orang yang sering melakukan hubungan seksual akan mudah
terkena penyakit HIV/AIDS. Kemudian virus itu akan masuk ke tubuh dan
menyebar keseluruh tubuh termasuk darah. Darah yang terinfeksi HIV itulah yang
akan menularkan penyakit HIV apabila orang tersebut mendonorkan darahnya.
Penggunaan alat suntik bersama menjadi jalur penularan HIV/AIDS. Pasalnya, jarum
suntik yang sempat digunakan oleh orang lain akan menyisakan darah. Apabila jarum
suntik tersebut telah digunakan oleh orang yang terkena HIV/AIDS maka risiko
penularan penyakit HIV/AIDS menjadi lebih tinggi.
Berikut cara yang dilakukan supaya tidak terinfeksi penyakit HIV/AIDS melalui alat
suntik :
b. Membuat Tato
Ketika kita ingin membuat tato pasti menggunakan jarum suntik, terkadang ada
beberapa tempat pembuatan tato tidak menggunakan jarum suntik yang steril
akibatnya ketika kita ingin mentato kita tidak mengetahui bahwa ada penyakit HIV
masuk ke tubuh kita.
C. Pencegahan Melalui Obat-obat Terlarang
Salah satu cara menghindari penyakit HIV yaitu adalah menghindari penggunaan obat-
obat terlarang yang dapat memicu seseorang untuk bertindak komplusif. Penggunaan
obat-obat terlarang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengontrol
tindakannya, apabila tidak mampu mengontrol tindakannya makan dapat menyebabkan
orang tersebut melakukan tindakan berisiko, seperti berhubungan seksual yang tidak
aman atau tidak dinginkan. Karena itulah, menghindari penggunaan obat-obatan
terlarang dapat dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS.
Berikut ini adalah jenis-jenis obat terlarang yang harus dihindari karena dapat
mengakibatkan penyakit HIV/AIDS.
1. Kokain
2. Methamphetamine
Berikut ini ada beberapa zat dan obat-obatan yang sering dapat membuat orang
kehilangan kendali dan disalahgunakan sehingga meningkatkan risiko penularan
HIV.
1. Alkohol
Menenggak banyak alkohol sekaligus seperti di pesta miras, bisa membuat Anda mabuk
sehingga bisa melakukan perilaku seksual berisiko. Berhubungan intim bawah
pengaruh alkohol bisa membuat Anda tidak sadar melakukan seks tanpa kondom
ataupun dengan lebih dari satu orang. Hubungan intim yang tidak aman bisa menjadi
faktor risiko penyebab infeksi HIV.
2. Inhalansia
Inhalansia nitrit (poppers) dapat mendorong perilaku seksual berisiko, penggunaan obat
terlarang, dan penyakit menular seksual. Poppers kerap digunakan untuk meningkatkan
kepuasan seksual dengan meningkatkan sensitivitas serta merilekskan otot anus. Hal itu
yang kemudian menyebabkan terjadinya hubungan seksual berisiko.
3. Obat bius
PEP adalah singkatan dari Post-Exposure Prophylaxis. PEP merupakan obat yang
diminum setelah melakukan tindakan berisiko, seperti melakukan hubungan seks tanpa
kondom atau tidak sengaja terkena jarum suntik bekas orang lain. Minim obat ini akan
menurunkan risiko untuk terinfeksi penyakit HIV dan AIDS. Obat PEP harus Anda
konsumsi dalam waktu 72 jam atau 3 hari setelah Anda terpapar virus HIV. Semakin
cepat Anda minum obat ini, maka efeknya akan lebih maksimal untuk mencegah
infeksi.
Obat PrEP dianggap sebagai obat yang ampuh untuk mencegah penyakit HIV/AIDS.
Obat PrEP umumnya digunakan untuk orang yang sehat, tetapi memiliki risiko tertular
penyakit HIV/AIDS. Sebagai contoh, memiliki pasangan atau tinggal serumah dengan
orang yang telah didiagnosis penyakit HIV/AIDS. Obat ini akan efektif mencegah
infeksi jika digunakan secara konsisten dan berdasarkan resep dokter.
Selain dengan mengonsumsi obat PrEP, Anda juga perlu melakukan kunjungan ke
dokter setiap tiga bulan untuk tes HIV/AIDS, skrining IMS, dan infeksi lainnya,
pemantauan efek samping obat serta tindakan lanjutan. Sayangnya, pilihan pencegahan
penyakit HIV/AIDS menggunakan obat-obatan tergolong masih rendah karena haanya
yang cukup mahal dan sulit untuk didapatkan.
Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnya
atau bayinya cukup besar, kemungkinannya sebesar 30-40%. Risiko itu akan semakin
besar bila si ibu telah terkena atau menunjukkan gejala HIV/AIDS. Oleh karena itu,
bagi seorang yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali
tentang kehamilan. Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat kecil,
sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk tetap menyusukan bayi dengan ASI-nya.
Jadi, diperlukan pencegahannya antara lain:
1) Tes antibodi
Tes anti bodi merupakan pemeriksaan yang paling umum. Pemeriksaan tes ini
dilakukan dengan memeriksa kandungan antibodi HIV didalam darah. Anti bodi
HIV/AIDS ini akan diproduksi oleh sistem imunitas tubuh hanya ketika seseorang
sudah terinfeksi oleh virus HIV/AIDS. Untuk melakukan pemeriksaan HIV,
biasanya dokter atau perawat akan mengambil sedikit darah Anda sebagai sampel.
Setelah itu, sampel akan dikirimkan ke laboratorium untuk pengujian lebih lanjut.
Antibodi khusus tersebut akan muncul dalam darah atau dihasilkan tubuh, hanya
jika Anda memang mengalami HIV. Umumnya, butuh waktu sekitar 3-12 minggu
bagi tubuh untuk menghasilkan antibodi HIV yang cukup sampai bisa terdeteksi
dalam tes. Namun tes ini tidak 100% akurat. Karena itu, dokter perlu melakukan
pemeriksaan lanjutan agar infeksi HIV/AIDS yang dialami oleh pasien bisa
terdeteksi secara pasti. Tes HIV ini tujuannya bukan untuk mencari penyakit atau
virus HIV, tetapi menemukan protein untuk menangkal penyakit (antibodi).
2) Tes Antibodi-Antigen
Tes PCR merupakan pemeriksaan HIV yang dinilai memiliki tingkat akurasi paling
tinggi. Tes ini dilakukan dengan memeriksa materi genetik HIV/AIDS, yaitu DNA
atau RNA, didalam darah pasien pada laboratorium namun, memerlukan waktu
sekitaran 2 hari.
Jadi itu lsh beberapa pencegahan ibu yang tertular HIV namun diKhusus untuk ibu
hamil, yang merasa risiko tertular HIV rendah, tetap direkomendasikan untuk
melakukan pemeriksaan status HIV setidaknya satu kali selama Hal ini akan
meningkatkan peluang untuk melakukan tindakan yang tepat untuk meminimalisasi
penularan virus HIV dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Jadi, bukan tidak
mungkin seorang ibu yang berstatus positif HIV untuk dapat melahirkan bayi yang
sehat.
Alat-alat pribadi yang langsung bersentuhan dengan tubuh kita seperti sikat gigi, alat
cukur dan handuk jika selalu dipakai dengan orang yang terkena HIV/AIDS dapat
menjadi sarang penularan penyakit HIV/AIDS. Sebaiknya alat-alat pribadi kita tidak
diberikan kepada orang lain supaya dapat menghindari risiko penularan penyakit dan
infeksi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain yang tidak diketahui
riwayat penyakitnya.
Pencegahan penyakit HIV/AIDS juga dapat Anda lakukan dengan saling terbuka
terhadap pasangan. Cobalah untuk mengetahui tentang riwayat atau kondisi penyakit
menular seksual satu sama lainnya agar pasangan tidak tertular. Sekian ulasan tentang
bagaimana pencegahan penyakit HIV dan AIDS. Semoga bermanfaat. Adapun menurut
Jadi, seperti yang dilihat kondisi-kondisi di atas, hal yang bisa kita lakukan untuk
pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri
kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan norma agama
dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Di samping itu, menyebarkan informasi tentang
HIV/AIDS adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga dan lingkungan dari
penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan sederhana :
1. Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah Anda terima kepada lingkungan
Anda sendiri, Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga dan lain-lain.
2. Jika dalam percakapan sehari-hari Anda mendengar informasi yang salah tentang
HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara yang benar.
BAB 3
PENUTUP
i. Kesimpulan
Penyakit HIV merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan sangat merugikan
bagi manusia. Jadi supaya kita tidak terkena penyakit ini, sebaiknya kita
mempelajari apa saja pencegahan-pencegahan yang dapat mengurangi risiko
terjangkit virus ini. Ingat kata pepatah “lebih baik mencegah dari pada mengobati”
ii. Saran
Selalu memerhatikan alat dan barang yang akan kita pakai, dan selalu menjaga
tubuh kita dari hal-hal yang dapat menjadi sarang virus HIV/AIDS, supaya kita
dapat dijauhkan dari penyakit berbahaya ini.
DAFTAR PUSTAKA