“PROFESI KEPENDIDIKAN”
OLEH :
KELOMPOK I
Kata pengantar..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………
3.4 Saran……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
PENDAHULUAN
terkadang sulit diprediksi, profesi keguruan sering kali dihadapkan pada suatau
dihadapkan kepada keterbatasan individu. Bukan hal diatas saja, terkadang profesi
baik lahir maupun batin sepeti yang sering kita dengar dan baca dimedia sering
kali terdapat kasus yang sering dilakukan oleh penyandang profesi keguruan.
sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apabila memang ada yang patut
bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan
masyarakat luas.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 tujuan
PEMBAHASAN
Kata profesi semakin populer kita dengar sejalan dengan semakin kuatnya
tuntutan kemampuan profesional dalam bekerja. Apa pun bentuk dan jenis
jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak ada dalam kenyataan atau tidak pernah
akan tercapai, tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang bisa
diperoleh, bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi secara penuh. Istilah
“ideal” itu hanya ada dalam kata, tidak dalam realita, karena sifatnya hanya
sebuah abstraksi. Kondisi “ideal” tidak lebih dari harapan yang tidak selesai
karena fenomena yang ada hanya sebatas mendekati hal yang “ideal” itu.
Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi, yaitu
memiliki daya prediksi, daya kontrol, dan daya aplikasi tertentu. Pada tingkat
yang lebih tinggi, pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimiliki oleh
keilmuan, yang dapat dijadikan acuan dalam bertindak. Keahlian juga bermakna
perguruan tinggi.
Millerson (1973, pp. 1-2) menyarankan ada tiga metode alternatif yang
Pendidik mempunyai dua arti, ialah arti yang luas dan arti yang sempit.
Pendidik dalam arti yang luas adalah semua orang yang berkewajiban membina
bertumbuh secara wajar. Sebab secara alamiah pula anak manusia membutuhkan
disiapkan dengan sngaja untuk menjadi guru dan dosen. Kedua jenis pendoidik ini
diberi pelajaran tentang pendidikan dalam waktu relatif lama agar mereka
menguasai ilmu itu dan terampil melaksanakannya di lapangan. Pendidik ini tidak
cukup belajar di perguruan tinggi saja sebelum diangkat jadi guru atau dosen,
melainkan juga belajar dan diajar selama mereka bekerja, agar profesionalisasi
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 ayat 1).
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku (PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 2).
No. 16/2009 dimana Guru harus berlatang belakang pendidikan S1/D4 dan
guru (Pertama, Muda, Madya, Utama), Beban mengajar guru 24 jam – 40 jam
tatap muka per minggu atau membimbing 150 - 250 konseli per tahun.
Nasional menetapkan :
a. Peningkatan karir guru ditetapkan melalui penilaian angka kredit oleh Tim
Penilai
b. Jumlah angka kredit yang diperoleh guru terkumpul dari angka kredit:
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
ditetapkan.
dengan profesinya.
kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi, buku atau media
cetak lainnya.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
belajar.
tingkah laku yang terjadi sebagai konskwensi pengalaman dalam situasi khusus.
Di dalam banyak hal belajar adalah proses mencoba dengan kemungkinan keliru
menentukan isi pelajaran. Belajar melalui praktik akan lebih efektif daripada
melakukan hapalan.
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
lain yaitu:
1. Guru
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1,
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
2. Dosen
Menurut UU No. 14/2005, tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1,
3. Konselor
(ABKIN).
4. Pamong Belajar
(PNFI) pada unit pelaksana teknis (UPT) atau unit pelaksana teknis daerah
(UPTD) dan satuan PNFI. Pamong belajar merupakan jabatan karier yang
hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai pegawai
5. Widyaiswara
pemerintah.
6. Tutor
bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-
7. Instruktor
online).
8. Fasilitator
materi pelajaran yang ditawarkan atau yang disediakan melalui atau oleh
penemuannya sendiri.
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dan sebagai
mengabdikan secara total pada profesinya dan dapat hidup layak dari profesi
PLPG, belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Faktanya, setiap tahun
dihasilkan ribuan lulusan LPTK, hal ini tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan
unggul, Pendidikan Profesi Guru merupakan jalan keluar. Dan bila saat ini sampai
inputnya adalah hanya mereka yang telah melaksanakan pengabdian melalui SM-
3T, maka akhirnya hanya mereka yang memang benar-benar terpanggil untuk
menjadi guru sajalah yang akan menjadi guru. Guru menjadikan dirinya berperan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dan pengajaran yang telah terdidik dan telah terlatih dengan baik, serta memiliki
dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dimana sertifikasi
tersebut merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dan kesejahtreaan
guru, serta berfungsi Untuk meningkaatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran.
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan subtansi isi materi kurikulum mata pelajaran dan subtansi
keilmuan yang menaungi materi keilmuan kurikulum tersebut, disini seorang guru
atau dosen mampu memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum dan guru
tersebut.
3.2 Saran
tinggi haruslah berasal dari jurusan pendidikan sesuai dengan bidang studi yang ia
dalaami karena guru yang berasaal dari jurusan pendidikan lebih mengerti atau
lebih memahami mata pelajarannya secara mendalam sehingga lebih muda
mencontohkannya pada kehidupan sehari hari atau dapat lebih mengetahui metode
Selain itu, adanya sertifikasi juga mempertegas status guru tersebut karena
guru yang di beri sertifikat professional tersebut berasal dari jurusan mereka
masing masing . sehingga guru yang bukan dari jurusan pendidikan mata
http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/08/makalah-profesi-keguruan/ di akses
02 maret 2021
Yuniar.2014.(online) http://yuniardultan.blogspot.co.id/2014/09/makalah
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2009 (cetakakn ke-4) Profesi Keguruan. Jakarta : PT