Anda di halaman 1dari 16

PERADABAN ISLAM INDONESIA PRA

KEMERDEKAAN

Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti


Perkuliahan Sejarah Pendidikan Islam
Pembimbing:
Dr.H Edi Iskandar,S.Ag,M.Pd

Oleh Kelompok 4:
Cantika Anjelita (12110321853)
Khairul Azmi (12110312483)
Sahrul Ramadan (12110312688)
Widya Ayu Syahputri (12110322492)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini yang berjudul “PERADABAN ISLAM INDONESIA PRA
KEMERDEKAAN” semoga dengan adanya makalah ini, pembaca bisa lebih
mengetahui bagaimana peradaban Islam di Andalusia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membimbing
dan memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca yang
budiman. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.

Pekanbaru,22 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Teori Masuknya Islam di Indonesia................................................................................3
B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.............................................................................5
C. Jalur dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia....................................................................6
D. Agama dan Kekuatan Politik Masa Kolonialisme...........................................................9
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebaran Islam yang telah merambat dari bagian utara dan barat
Indonesia di abad ke tujuh terus menghebat, terutama setelah abad ke sebelas dan
dua belas. Kedatangan Islam ini kemudian dapat dikatakan secara total
menggantikan Hinduisme dan Buddhisme yang telah berhasil sebelumnya
membawa kejayaan Nusantara dengan kerajaannya yang sangat berpengaruh,
rakyatnya yang sangat rajin berdagang hingga ke negeri yang sejauh-jauhnya,
raja-rajanya yang hebat mengagumkan dan candi-candi serta kuil-kuil tempat
pemujaan yang akan menjadi “peninggalan” yang tak akan lenyap untuk
selamalamanya, membanggakan bagi setiap generasi yang diturunkan, bukan
dalam arti religiusnya yang mungkin karena paham-paham baru diganti dengan
lebih sesuai dengan tuntutan hati nurani manusia, akan tetapi karena
kemampuannya menimbulkan kesan berharga bagi manusia-manusia baru
mendatang.
Pengaruh Islam itu masuk hingga ke dalam sendi-sendi kerajaan dan
kepemimpinan rakyat dengan agama Islam, ditandai pertama-tama dengan
berdirinya kerajaan Demak. Tidak hanya kerajaan-kerajaan dengan kekuasaan
ketatanegaraannya saja, akan tetapi juga cara-cara istimewa yang dipraktekkan
oleh para “Wali Songo” yang telah sanggup mengubah mental spiritual rakyat
dengan mental Islam yang rasional, menghapus ketahayulan, tanpa mengurangi
kegemaran dan apa saja yang disukai rakyat dengan saluran-saluran baru sesuai
dengan ajaran baru.
Gaya baru menurut ajaran Islam dalam waktu singkat memberi warna
pada setiap kerajaan yang lahir dihampir seluruh negeri, menyambut kedatangan
penjajah-penjajah dari ras putih. Adalah telah menjadi keharusan dan kenyataan
sejarah, yang bangsa Indonesia di bawah raja-raja pemeluk Islam, harus
menghadapi penjajahan, memberikan nama-nama pemimpin raja yang digodok
jiwanya oleh geloranya api perjuangan Islam. Tegasnya, gerakan-gerakan
semacam itu dimulai di abad 13.
Apabila kemudian terjadi bentrokan- bentrokan di antara raja atau
pangeran-pangeran, maka tak lain akibatnya muncul kerajaan yang lebih besar
dan kokoh kuat. Di sinilah akan terlihat pasang surutnya peradaban Islam atau
yang lebih tepatnya perkembangan dakwah Islam yang mengalami berbagai
polemik dan tantangan untuk tetap bertahan di tengah kejamnya penjajahan, baik
penjajahan bangsa barat maupun penjajahan Jepang.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji, sebagai berikut :
a. Bagaimana teori kedatangan islam di Indonesia?
b. Bagaimana sejarah awal masuknya Islam di Indonesia?
c. Bagaimana agama dan kekuatan politik masa kolonialisme?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita sebagai warga negara
Indonesia mengetahui sejarah dan teori peradaban islam di Indonesia dalam masa
prakemerdekaa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Masuknya Islam di Indonesia
Terdapat diskusi panjang di antara ahli sejarah mengenai masuknya Islam
di Indonesia. Perdebatan itu menyangkut tempat asal kedatangan Islam, para
pembawa, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan pembahasan yang
berusaha menjawab tiga masalah pokok ini belum tuntas. Tidak hanya kurangnya
data pendukung teori tersebut, tetapi juga karena sifat sepihak dari berbagai teori
yang ada. Terdapat kecenderungan kuat adanya suatu teori yang hanya
menekankan aspek-aspek khusus dari ketiga masalah pokok, tetapi mengabaikan
aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, kebanyakan teori yang ada dalam segi-segi
tertentu gagal menjelaskan kedatangan Islam di Indonesia.1
Menurut teori Arab atau teori Makkah, upaya yang dilakukan oleh para
pedagang Arab dalam mengenalkan Islam ke wilayah Indonesia, memiliki
pengaruh besar dalam mewarnai Islam Indonesia. Para pedagang Arab ini terlibat
aktif dalam penyebaran Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan
BaratTimur sejak awal abad ke-7 dan ke-8 M. Asumsi ini didasarkan pada
sumbersumber Cina yang menyebutkan bahwa menjelang abad ke-7, ada seorang
pedagang Arab menjadi pemimpin di pemukiman Arab Muslim di pesisir barat
Sumatera. Bahkan beberapa orang Arab ini telah melakukan pernikahan dengan
penduduk pribumi yang kemudian membentuk inti sebuah komunitas Muslim yang
para anggotanya telah memeluk Islam.
Teori Arab tersebut semula dikemukakan oleh Crawfurd yang mengatakan
bahwa Islam dikenalkan pada masyarakat di Nusantara langsung dari Tanah Arab.
Dengan sedikit pengembangan teori Arab ini didukung oleh Keyzer yang
berpendapat bahwa Islam di negeri ini berasal dari Mesir

1 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII & XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 2 .
Hal senada juga dikemukakan Niemann dan de Hollander, yang
mengatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Hadramaut. Sementara P.J.
Veth berpandangan bahwa orang-orang Arab yang melakukan pernikahan dengan
penduduk pribumi yang berperan dalam penyebaran Islam di pemukiman baru
mereka di Nusantara.2
Sejumlah ahli Indonesia dan Malaysia mendukung teori Arab dan madzab
tersebut. Dalam seminar tentang kedatangan Islam ke Indonesia yang diadakan
pada 1963 dan 1978, disimpulkan bahwa Islam datang langsung dari Arab, bukan
dari India.3 Hasjmy menyebutkan bahwa Islam datang pertama kali datang ke
Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-12 atau 13 M. Sementara Uka
Tjandrasasmita, pakar sejarah dan arkeologi Islam menduga bahwa Islam datang
ke Indonesia pada abad ke-7 dan ke-8 M. Pada abad ini, dimungkinkan orangorang
Islam dari Arab, Persia dan India sudah banyak yang berhubungan dengan
orangorang di Asia Tenggara dan Asia Timur. Kemajuan perhubungan pelayaran
pada abad-abad tersebut sangat mungkin sebagai akibat persaingan di antara
kerajaankerajaan besar ketika itu, yakni Kerajaan Bani Umayyah di Asia Barat,
kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara dan kekuasaan Cina di bawah Dinasti Tang di
Asia Timur.3
Pendukung teori Arab lainnya adalah Syekh Muhammad Naquib al-Attas,
pakar kesusasteraan Melayu yang mengatakan bahwa bukti paling penting yang
dapat dipelajari ketika mendiskusikan kedatangan Islam di kepulauan
MelayuIndonesia adalah karakteristik internal Islam itu sendiri. Dia menggagas
suatu hal yang disebut sebagai teori umum mengenai Islamisasi di Kepulauan
Melayu-Indonesia yang didasarkan pada sejarah literatur Islam Melayu dan sejarah
pandangan dunia (worldview) Melayu Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui
perubahan konsep dan istilah kunci dalam literatur Melayu pada abad 10 sampai
11 M atau abad 16 sampai 17 M.4

2 Nor Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia.., hlm. 36
3 Marwati Djoned Poesponegoro dan Notosusanto Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia III,
hlm. 1.
B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Peradaban Islam di Indonesia pertama-tama dilakukan oleh para pedagang,
pertumbuhan komunitas islam yang bermula di berbagai pelabuhan penting seperti di

Sumatra, Jawa, dan di pulau lainnya.

Perkembangan dan perdagangan yang bersifat international antara


negaranegara di Asia bagian barat dan timur mungkin disebabkan oleh kegiatan
kerajaan islam.Kerajaan-kerajaan islam yang pertama berdiri juga di daerah pesisir
demikian halnya dengan kerajaan Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten dan
Cirebon, Ternate dan Cidore. Dari sana kemudian Islam menyebar ke
daerahdaerah sekitar.
Menjelang akhir abad ke-17 M pengaruh Islam sudah hampir merata di
berbagai wilayah penting di Nusantara. Pedagang-pedagang muslim asal Arab,
Persia dan India juga ada yang sampai kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak
abad ke 7 M (abad 1 hijriah), ketika Islam pertama kali perkembang di timur
tengah.
Hubungan perdagangan ini menjadi hubungan penyebaran Islam di
Indonesia. Dari hubungan berdagang inilah terjadi hubungan yang dinamis di
antara para saudagar muslim dengan pribumi. Pada mulanya proses penyebaran
Islam (terutama di Jawa) masih terbatas hanya di daerah-daerah pantai, kota-kota
dekat pantai, baik di Jawa, Sumatera, maupun daerah lain yang berubah menjadi
wilayah berpenduduk muslim.
Islam masuk ke Pulau Jawa diperkirakan pada abad ke-11 M dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maemun dilereng Gresik yang berangkat pada
tahun 475 H/1082 M. Data sejarah lainnya menyebutkanbahwa islam masuk ke
Pulau Jawa pada abad ke 12-13 M, ke Maluku sekitar abad ke-14 M, ke
Kalimantan awal abad ke-15 M, ke Sulawesi abad ke-16 M.
Ada dua pendapat mengenai masuknya islam di indonesia.

- N.H.Kromdan Van Den Bergmengatakan bahwa “Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke-13 M.” Kemudian pendapat pertama mendapat sanggahan dan bantahan.

4 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII & XVIII, hlm. 8.
- H. Agus Salim, M. ZainilArifin Abbas, Hamka menyatakan bahwa“islam masuk ke
Indonesia pada abad ke-7 (1 Hijriah).

C. Jalur dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia


Kedatangan Islam ke Indonesia dan penyebarannya kepada golongan
bangsawan dan rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Saluran-saluran
Islamisasi yang berkembang ada enam, yaitu:
1. Jalur Perdagangan
Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf permulaannya ialah
melalui perdagangan. Hal ini sesuia dengan kesibukan lalu lintas perdagangan
abad-7 sampai abad ke-16, perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat,
Tenggara dan Timur benua Asia dan dimana pedagang-pedagang
Muslim(Arab, Persia, India) turut serta menggambil bagiannya di Indonesia.
Penggunaan saluran islamisasi melalui perdagangan itu sangat menguntungkan.
Hal ini menimbulkan jalinan di antara masyarakat Indonesia dan pedagang.
Dijelaskan di sini bahwa proses islamisasi melalui jalur perdagangan itu
dipercepat oleh situasi dan kondisi politik beberapa kerajaan di mana
adipatiadipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan pusat kerajaan
yang sedang mengalami kekacauan dan perpecahan. Secara umum Islamisasi
yang dilakukan oleh para pedagang melalui perdagangan itu mungkin dapat
digambarkan sebagai berikut: mula-mula mereka berdatangan di tempat-tempat
pusat perdagangan dan kemudian diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik
untuk sementara maupun untuk menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka
berkembang menjadi perkampungan-perkampungan. Perkampungan golongan
pedagang Muslim dari negeri-negeri asing itu disebut Pekojan.

2. Jalur Perkawinan
Perkawinan merupakan salah satu dari jalur Islamisasi yang paling
memudahkan. Karena ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin, tempat
mencari kedamaian diantara dua individu. Kedua individu yauitu suami isteri
membentuk keluarga yang justru menjadi inti masyarakat. Dalam hal ini berarti
membentuk masyarakat muslim.
Jalur Islamisasi melalui perkawinan yakni antara pedagang atau
saudagar dengan wanitia pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan
dengan Islamisasi. Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan antara
putri kaum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah
terlahir seorang muslim. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki
status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk
pribumi, terutama putriputri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri
saudagarsaudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih dahulu.
Setelah setelah mereka mempunyai kerturunan, lingkungan mereka makin luas.
Akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan
muslim.
3. Jalur Tasawuf
Tasawuf merupakan salah satu jalur yang penting dalam proses
Islamisasi. Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dan membentuk
kehidupan sosial bangsa Indonesia yang meninggalkan bukti-bukti yang jelas
pada tulisan-tulisan antara abad ke-13 dan ke-18. hal itu bertalian langsung
dengan penyebaran Islam di Indonesia. Dalam hal ini para ahli tasawuf hidup
dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha menghayati kehidupan
masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli
tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan
lainlain. Jalur tasawuf, yaitu proses islamisasi dengan mengajarknan teosofi
dengan mengakomodir nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama yang ada yaitu
agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu
dikodifikasikan dengan nilai-nilai Islam sehingga mudah dimengerti dan
diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri
di Aceh, Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik
seperti ini masih berkembang di abad ke-19 bahkan di abad ke-20 ini.
4. Jalur Pendidikan
Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam proses
Islamisasi, mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan
mendirikan pondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama
Islam bagi para santri. Pada umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh
guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-ulama. Mereka setelah belajar
ilmuilmu agama dari berbagai kitab-kitab,5 setelah keluar dari suatu pesantren
itu maka akan kembali ke masingmasing kampung atau desanya untuk menjadi
tokoh keagamaan, menjadi kyai yang menyelenggarakan pesantren lagi.
Semakin terkenal kyai yang mengajarkan semakin terkenal pesantrennya, dan
pengaruhnya akan mencapai radius yang lebih jauh lagi.
5. Jalur Kesenian
Jalur Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau
ukir,seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni bangunan ini telihat
pada masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon,
masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh
lain dalam seni adalah dengan pertunjukan wayang, yang digemari oleh
masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang itu disisipkan ajaran agama Islam.
Seni gamelan juga dapat mengundang masyarakat untuk melihat pertunjukan
tersebut. Selanjutnya diadakan dakwah keagamaan Islam.
6. Jalur Politik
Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi.
Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti
jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai
panutan bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan
dan Maluku, kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk
agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini.

D. Agama dan Kekuatan Politik Masa Kolonialisme


Sebelum Islam datang, di Indonesia telah ada kerajaan Hindu dan Budha.
Pada abad ke-7, Islam telah menyebar luas di Indonesia. Masuknya islam di
daerah-daerah di Indonesia tidak bersamaan. Keadaan politik dan sosial budaya
daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Datangnya orang-orang Islam ke
5 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarikat, Tradisi-Tradisi Islam
di Indonesia, (Bandung: 1995, Mizan), hlm. 115.
daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperhatikan dampak-dampak
politik, karena awalnya mereka datang hanya untuk perdagangan. Pada abad ke13,
kerajaan memasuki masa kemunduran, dalam hal ini pedagang muslim
memanfaatkan politiknya dengan mendukung daerah-daerah yang muncul dan
menyatakan diri sebagai kerajaan Islam. Islam sebagai agama yang telah
memberikan corak kultur bangsa Indonesia dan sebagai kekuatan politik yang
menguasai stuktur pemerintahan sebelum datangnya Belanda dapat dilihat dari
munculnya kerajaankerajaan islam di Nusantara ini.
1. Islam di Sumatra
Ada tiga kerajaan yang terkenal di Sumatra yang telah memposisikan Islam
sebagai agama dan kekuatan politik yang mewarnai corak budayanya, yaitu Perlak,
Pasai, dan Aceh. Pada abad ke-8, Sumatra terbagi dalam delapan kerajaan besar
yang semuannya menyembah berhala, kecuali satu kerajaan yang berpegang pada
Islam yaitu Kerajaan Perlak. Sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Kerajaan
Perlak pada dasarnya mengikuti sistem pemerintahan yang dilaksanakan 8 oleh
Daulah Abbasiyah, yaitu kepala pemerintahan dipegang oleh sultan dengan
dibantu oleh beberapa wazir. Kerajaan Samudra Pasai ditaklukkan oleh penjajah
Portugis Krisdani dengan memperakarsai negara Islam bersatu, yaitu menyatukan
tenaga politik Islam di dalam sebuah negara yang kuat dan berdaulat yang diberi
nama Aceh besar.
2. Islam di Jawa
Penyebar Islam pertama di Jawa adalah para Wali Songo. Mereka tidak
hanya berkuasa dalam bidang agama tetapi juga dalam bidang sosial dan politik.
Bahkan seorang raja seakan-akan baru sah sebagai raja kalau dia sudah diakui dan
diberkahi oleh walisongo. Dalam percaturan politik Islam mulai memosisikan diri
ketika melemahnya kerajaan Majapahit yang memberi peluang kepada penguasa
Islam di pesisir untuk membagun pusat-pusat kekuasaan yang independen
(tetap).Di samping kekuatan politik Islam yang memberi konstribusi besar
terhadap perkembangannya, Islam juga hidup dimasyarakat dapat memberi
dorongan kepada penguasa non muslim untuk memeluknya. Dengan kata lain, para
bupati telah menjadikan Agama Islam sebagai instrumen politik untuk
memperkuat kedudukannya.
3. Islam di Kalimatan, Maluku, dan Sulawesi
Pada awal abad ke 16, Islam masuk ke Kalimantan Selatan, yaitu di
kerajaan Daha (Banjar) yang beragama Hindu. Berkat bantuan Sultan Demak dan
rakyatnya masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam Banjar, dengan raja
pertamanya adalah Pangeran Samudera yang diberi gelar Pangeran Suryanullah
atau Suriansah. Pada abad ke-10 dan ke-11 di maluku sudah ramai oleh 9
perniagaan rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala yang dilakukan oleh
pedagang Arab dan Persia. Dengan besarnya gelombang perdagangan muslim atas
ajakan Datuk Maulana Husain, para raja di ternate menerima Islam sebagai
agamanya. Di Sulawesi, Raja Gowa-tallo memeluk Islam atas ajakan Datuk
Rianang yang diberi gelar Sultan Aluddin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuknya Islam ke wilayah-wilayah Indonesia yaitu diantaranya melalui jalur
perdagangan oleh para saudagar-saudagar muslim yang berasal dari berbagai belahan
Dunia. Mereka sekedar singga untuk berdagang adapun yang menetap dan menyebarkan
kebudayaan mereka kepada warga pribumi.
Meskipun terdapat berbagai teori yang diperdebatkan yang menjelaskan
tentang kedatangan islam di Indonesia, namun terdapat kesamaan diantara
teoriteori tersebut yaitu datangnya Islam yakni Islam sebagai Agama yang
berkembang di Nusantara melalui jalan damai dan Islam tidak mengenal adanya
misi melainkan islam sebagai petunjuk dan bekal bagi Umat manusia. Penyebaran
agama Islam sendiri juga melalui banyak cara antara lain: dengan cara dagang,
perkawinan, pendidikan, ajaran Tasawuf, kesenian dan politik.
B. Saran
Sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan, penulis mengharapkan
kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, termasuk dari pembaca
guna memperbaiki dan menyempurnakan tulisan dan pengetahuan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII & XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2013)
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, terj. Dharmono Hardjowidjono,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994)
Nor Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: ArRuzz Media, 2007)
Nor Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia..
A. Hasymy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Medan:
Percetakan Offset, 1981)
Marwati Djoned Poesponegoro dan Notosusanto Nugroho, Sejarah Nasional
Indonesia III Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII & XVIII
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarikat, Tradisi-Tradisi Islam
di Indonesia, (Bandung: 1995, Mizan)
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2008

J. Boland, Pergumulan Islam di Indonesia : 1945 – 1972, terj. Saafroedin Bahar.


Jakrata : Grafiti Pers, 1985

Anda mungkin juga menyukai