Anda di halaman 1dari 3

EKLESIOLOGI COMMUNIO

(CERAMAH DI KWI, 11 OKTOBER 2012)

• Gereja merupakan tema utama Konsili Vatikan II. Konsili ini merefleksikan dan mendefinisikan
kehadiran Gereja yang baru dalam konteks zaman yang berubah secara cepat.

• Konsili Vatikan II bukanlah konsili dokumen, melainkan terjadi perjumpaan, pembicaraan, dan
persaudaran.

• Lumen Gentium “hasil pengalaman communio.”

• Konsentrasi KV II menimbulkan soal. Apakah konsili ini tidak berbicara tentang Allah?

• Konsili Vatikan II memang berbicara tentang Gereja tetapi tema ini ditempatkan dalam konteks
pembicaraan tentang tema Allah. Eklesiologi teologis ditampilkan di sana.

Eklesiologi yang Trinitaris

• Lumen Gentium merefleksikan eklesiologi yang teologis yaitu Gereja yang tidak tertutup, lahir dari
Allah dan berpangkal pada Kristus.

• Atas dasar Trinitaris, KV II menyebut Gereja sebagai umat Allah (LG 2), Tubuh Kristus Sang Putra
(LG 3), dan Kenisah Roh Kudus (LG 4).

• Allah Tritunggal tidak bertindak sendiri-sendiri, tetapi berkaitan satu sama lain (bdk Ef 2:18, Yoh
14:16, 23:26; Rom, 5:5, 1 Kor 3:16).

• Jadi Gereja, Umat Perjanjian adalah hasil karya Allah Tritunggal, dan karena itu menjadi Gereja
Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Cakupan dari EKLESIOLOGI COMMUNIO

• Communio adalah persekutuan dengan Allah Tritunggal yang terungkap dalam persekutuan
dengan manusia lain.

• Dimensi persekutuan Gereja (Communio): sekaligus kelihatan dan tak kelihatan, sosial dan rohani.

• Wujud dimensi ini merupakan Populus Dei. Dimensi ini bereksistensi karena dipanggil oleh Allah
untuk berpartisipasi dalam misteri persekutuan ilahi-Nya.

• Persekutuan Gereja juga terwujud dalam kehidupan internal Gereja (Ad Intra), persekutuan Gereja
yang ekumenis, persekutuan Gereja dengan umat yang bukan Kristiani, persekutuan Gereja yang
pandai melihat realitas sosial (bdk GS 2), Persekutuan Gereja juga tinggal di segala bangsa dengan
tidak meninggalkan kekhasan kultural (bdk LG 13).

• Singkatnya, Gereja Konsili Vatikan II merupakan cakupan Gereja yang holistik. Kemampuan Gereja
adalah menghadirkan dan menghidupi hasil Communio ini hingga saat ini.
DIMENSI ESKATOLOGIS & MARIOLOGIS COMUNNIO GEREJA

• Persekutuan umat Allah- menuju kepada pemenuhan akhir zaman.

• Sejak semula LG menegaskan dimensi eskatologis Umat Allah, memiliki tujuan yakni LG. 9(kerajaan
Allah), Bab VII (Kis 3:21, LG. 48 dan GS. 40 --- mencapai kepenuhan di Surga).

• Dalam dimensi esktologis ini, Communio umat Allah sendirii bersumber dari yang tak kelihatan-
bertolak dari (Kol 3:1-4, LG. 6), yang berperan adalah Roh Kudus.

• Walaupun bersumber dari yang tak kelihatan, tetapi karakter pemenuhan akhir zaman ini, dilihat
dari peziaraan di dunia ini. dalam suka hidup dunia ini - dalam peziarahan yang membutuhkan
pertobatan.

• Intinya bahwa dari perziarahan ini, Gereja mengarahkan diri pada rahmat Allah dan menuntunnya
menuju pemenuhan ilahi.

• Jadi dari situ, dimensi eksatologis yang menjadi dasar communio antara semua anggota Gereja,
baik berziarah di dunia ini dan dalam api penyucian dan yang sudah mencapai kemuliaan surgawi
(LG. 49).

• Sehingga tampilah posisi Bunda Maria yang mana tampaklah Gereja dalam kepenuhannya. (LG. 65)

IMPLIKASI BAGI GEREJA DI INDONESIA

• Dalam konteks Indonesia, visi communio Konsili Vatikan II cocok dalam budaya paguyuban-
kehidupan berbagai suku di Nusantara.

• Berikut beberapa permasalahan dan tantangan di seluruh nusantara:

1) Cara mengembangkan persekutuan Gereja yang communio yang inklusif, tetapi berhadapan
dengan semua orang.

2) Communio murid-murid Kristus di Indonesia haruslah dibangun atas dasar kemajemukan suku dan
budaya-Inkulturasi iman

3) Gereja hidup dalam situasi sosial Indonesia yang diwarnai oleh kemiskinan dan kemelaratan.-
communio murid-murid kristus yang alternatif.

4) Gereja indonesia perlu bersyukur atas keterlibatan awam yang luar biasa dalam kehidupan
jemaat.

Penutup

Visi dasar Konsili-communio masih jauh dari kenyataan.

Artinya, perlu diselesaikan yakni mewujudkan semangat communio dalam kehidupan konkret
Gereja.
KESIMPULAN SINGKAT

• Berbicara mengenai eklesiologi Communio berarti berbicara dalam 2 arah; mengetahui sejarah
yang terjadi dan menganalisis hasil pembahasan.

• Berbicara mengenai eklesiologi communio harus ditempatkan dalam dasar utama: Eklesiologi
Trinitaris.

• Cakupan Eklesiologi Communio adalah persekutuan dengan Allah Tritunggal, namun terungkap
dalam persekutuan dengan manusia yang lain, dimensi persekutuan Gereja serta persekutuan
Gereja.

• Tidak lupa pula, terdapat Dimensi Eskatologis dari Eklesiologi Communio.

• Ingatlah implikasinya bagi Gereja Indonesia, lalu bagi semua orang.

Anda mungkin juga menyukai