Anda di halaman 1dari 11

GEREJA SEBAGAI

PERSEKUTUAN YANG
TERBUKA
AJARAN GEREJA KONSILI VATIKAN II
AMATILAH GAMBAR DIBAWAH INI !

SEBELUM KONSILI VATIKAN II SETELAH KONSILI VATIKAN II


Ada dua hal yang perlu
ditekankan dalam gereja
sebagai persekutuan terbuka,
yakni “sisi persekutuannya”
dan “keterbukaannya”
(persekutuan yang tidak
tertutup).
Gereja Institusional sangat menonjol
dalam hal :
Organisasi (lahiriah) yang berstruktur
piramidal : tertata rapi
Kepemimpinan tertahbis atau hierarki :
hierarki hampir identik dengan Gereja
sendiri
Hukum dan peraturan
Sikap yang agak tertutup
Gereja sebagai persekutuan umat, mau
menonjolkan :
Hidup persaudaraan karena iman dan harapan
yang sama
Keikutsertaan semua umat dalam hidup
menggereja
Hukum dan peraturan memang perlu, tetapi
dibutuhkan pula peranan hati nurani dan
tanggung jawab pribadi
Sikap miskin, sederhana, dan terbuka
Perbedaan Gereja sebelum dan setelah
Konsili Vatikan II
Sebelum Konsili Vatikan II, gereja menutup diri
dengan keadaan sekitar. Dan tidak mau tau
dengan apa yang terjadi. Artinya, diluar gereja
tidak ada keselamatan (Extra Ecclesiam Nulla
Salus), bahkan bersikap triumfalistik
(memegahkan diri)
Setelah Konsili Vatikan II, gereja membuka diri
dengan keadaan sekitar dan menyadari bahwa
kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Artinya, keselamatan tidak hanya
terjadi di dalam gereja saja.
Konsili Vatikan II tidak mengabaikan apa yang
ditekankan dalam Gereja prakonsili, namun
mulai menyeimbangkan hal-hal yang menjadi
Gereja sebagai persekutuan “umat Allah”
Keselamatan manusia adalah sebuah harapan
bagi setiap insan. Gereja menjadi pintu masuk
untuk melihat kembali pendamaian antara
manusia dengan Allah. Sesungguhnya, Allah
sudah lebih dulu berinisiatif untuk
menyelamatkan manusia. Allah ingin agar umat
manusia kembali mencintai Dia dan
menyerahkan diri seutuhnya pada
penyelenggaraan Ilahi.
Gereja dalam arti sebenarnya bukan sumber
keselamatan, tetapi sarana keselamatan. Maka gereja
sangat berhubungan dengan sakramen. Oleh karena itu,
Gereja disebut bagaikan Sakramen.
Sakramen merupakan Tanda Keselamatan yang
diberikan Allah kepada manusia.
Gereja ada demi mewartakan dan menyampaikan
keselamatan yang berasal dari Kristus kepada dunia.
Lebih jauh lagi, Konsili Vatikan II menyebutkan bahwa
Gereja adalah tanda dan sarana persatuan mesra
dengan Allah dan kesatuaan seluruh umat manusia.
Dengan kata lain, Gereja sebagai himpunan umat
Allah yang beriman kepada Yesus dan berkumpul
untuk berdoa, mendengarkan Sabda Allah, dan
merayakan Ekaristi.
Panggilan Gereja yang utama adalah
menjadi utusan Kristus untuk
menampakkan dan menyalurkan cinta kasih
kepada semua orang dan segala bangsa.
Intinya, Gereja harus menjadi sakramen
keselamatan bagi dunia.
Cara Gereja menunjukkan keterbukaannya
dengan :
1. Gereja harus selalu terbuka untuk
berdialog dengan agama dan budaya lain
2. Kerja sama atau dialog karya
3. Berpartisipasi secara aktif dan mau
bekerja sama dengan siapa saja dalam
membangun masyarakat yan adil, damai,
dan sejahtera
Kisah Para Rasul 4:32-37 memberikan
gambaran ideal terhadap persekutuan umat
perdana dan tetap relevan bagi kita sampai
sekarang

Anda mungkin juga menyukai