Anda di halaman 1dari 7

GEREJA

Pendidikan Agama Katolik

Hedwigis Dian Permatasari, S.Pd, M.Pd

All
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2021
ARTI UMUM
• Gereja berasal dari kata Ekklesia yang berarti di panggil
keluar untuk berkumpul. Dalam Perjanjian Baru berarti
kumpulan orang-orang yang di panggil keluar dari dunia
yang berdosa, lalu dipisahkan untuk melayani Kristus
( 1 Petrus 1 : 1 - 2 )
• Gereja Katolik adalah Gereja yang benar, yang didirikan
oleh Yesus Kristus, yang para anggotanya saling
dipersatukan dalam ikatan persekutuan rohani: setia
kepada Paus serta para uskup yang bersatu dengannya,
satu dalam iman dan kepercayaan, satu dalam
perayaan ibadat. Gereja merupakan misteri, sakramen
keselamatan dan Umat Allah yang dalam perjalanan
ziarah bersama menuju kehidupan kekal. (771-776)
Gereja Pasca Konsili Vatikan II

1. Memperlihatkan sifat historis Gereja yang hidup “inter tempora”,


yakni Gereja dilihat menurut perkembangannya dalam sejarah
keselamatan; hal ini berarti menurut perkembangan di bawah
dorongan Roh Kudus, segi organisatoris Gereja tidak terlalu
ditekankan lagi, tetapi sebagai gantiya ditekankan segi
kharismatisnya. Gereja berkembang “dari bawah”, dari kalangan
umat sendiri
2. Menempatkan hierarki dalam keseluruhan Gereja sebagai
fungsi, sehingga sifat pengabdian hierarki menjadi lebih
kentara. Hierarki jelas mempunyai fungsi pelayanan. Hierarki
tidak ditempatkan di atas umat, tetapi di dalam umat.
3. Memungkinkan pluriformitas (mempunyai bentuk yang banyak)
dalam hidup Gereja, termasuk pluriformitas dalam corak hidup,
ciri-ciri dan sifat pelayanan dalam Gereja.
Model Gereja
Model Gereja
1) Organisasi (lahiriah) yang berstruktur piramidal: tertata
rapi

2) Kepemimpinan tertahbis atau hierarki: hierarki hamper


identik dengan Gereja sendiri. Suatu institusi, apalagi
institusi besar seperti Gereja, tentu membutuhkan
pemimpin yang kuat

3) Hukum dan peraturan: untuk menata dan menjaga


kelangsungan suatu institusi, apalgi yang berskala
besar, tentu saja dibutuhkan hukum dan peraturan yang
jelas

4) Sikap yang agak triumpalistik dan tertutup: gereja


merasa sebagai satu-satunya penjamin kebenaran dan
keselamatan. “Extra eclesiam nulla salus” (di luar
Gereja tidak ada keselamatan)
Model Gereja

1) Hidup persaudaraan karena iman dan harapan yang


sama: persaudaraan adalah persaudaraan kasih

2) Keikutsertaan semua umat dalam hidup bergereja:


bukan saja hierarki dan biarawan/biarawati yang harus
aktif dalam menggereja, tetapi seluruh umat

3) Hukum dan peraturan memang perlu, tetapi


dibutuhkan pula peranan hati nurani dan tanggung
jawab pribadi

4) Sikap miskin, sederhana, dan terbuka: rela berdialog


dengan pihak mana pun, sebab Gereja yakin bahwa di
luar Gereja Katolik terdapat pula kebenaran dan
keselamatan
Terima Kasih
Hedwigis Dian Permatasari, S.Pd, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai