Pengembangan Karir
Pengembangan karir merupakan salah satu fungsi dari Manajemen Karir. Pengembangan
karir merupakan proses mengidentifikasi potensi karir serta teori seorang karyawan dan
menerapkan metode yang tepat untuk mengembangkan potensi itu. Umumnya, proses
pengembangan karir dimulai dengan mengevaluasi kinerja seorang karyawan. Proses ini biasa
disebut penilaian kinerja. Dari hasil survei kinerja ini, kami menerima masukan yang
menggambarkan profil kinerja karyawan (baik kinerja potensial maupun kinerja aktual). Dari
masukan ini, kami mengidentifikasi berbagai cara untuk mengembangkan setiap potensi.
Pengembangan karir mencakup kegiatan yang dirancang untuk mempersiapkan individu untuk
kemajuan dalam jalur karir yang direncanakan mereka. Berikut adalah beberapa prinsip
pengembangan karir kami:
BAKAT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kata bakat diartikan sebagai
kepandaian, sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir. Sedangkan dalam Bahasa Inggris,
bakat sering digambarkan dengan kata “talent” yang berarti kemampuan alami seseorang
yang luar biasa akan sesuatu hal atas kemampuan seseorang yang di atas rata-rata
kemampuan orang lain akan sesuatu hal. Secara bahasa (etimologi) kata ”bakat” dalam
kamus bahasa Indonesia berarti bekas, kesan, tanda-tanda (bekas luka).
Bakat menurut Soegarda Poerbakawatja adalah suatu benih dari suatu sifat yang baru
akan tampak nyata jika bakat tersebut mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk
berkembang. Menurut Munandar, bakat adalah kemampuan bawaan seseorang yang
merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud. Menurut
Given (2007) bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang
masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-
lain.
Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang
lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk
bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat latihan, pengetahuan, pengalaman agar
bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.
Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi bersifat umum. Misalnya bakat
intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi
tersebut bersifat khusus misalnya bakat akademik dan sosial. Bakat khusus ini biasanya
disebut dengan talent, sedangkan bakat umum disebut dengan istilah gifted. Dengan bakat,
memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu.
Bakat adalah interaksi antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Bakat yang telah
dibawa sejak lahir dikembangkan melalui olahan lingkungan, misalnya melalui latihan. Akan
tetapi suatu bakat juga dibatasi oleh dua hal, yaitu sifat bawaan itu sendiri dan lingkungan.
Bakat dibatasi oleh sifat bawaan misalnya, walaupun dilatih bagaimanapun kerasnya, seekor
kera tidak akan bisa berbicara, karena keterbatasan dalam berbicara yang menjadi
bawaannya. Bakat seseorang dipengaruhi oleh lingkungan kerja dengan beberapa cara, yaitu :
1. Lingkungan kerja bisa menekan bakat karena tidak memberinya kesempatan untuk
mengembangkan bakat itu sendiri. Misalnya, seorang karyawan dengan bakat menulis,
kemampuan itu tidak akan muncul bila tidak diberikan kesempatan oleh lingkungan
untuk merealisasikan bakat tersebut. Maka tempatkan mereka atau beri fungsi
tambahan di public relation untuk hubungan dengan mass media.
2. Lingkungan kerja menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk melatih atau
mengulang-ulang suatu keterampilan, baik keterampilan fisik maupun keterampilan
mental.
3. Lingkungan kerja membantu menjuruskan, mengarahkan secara khusus, misalnya
keterampilan motorik, dan sebagainya.
4. Lingkungan kerja bisa merangsang peningkatan dorongan belajar terhadap satu
keterampilan, dan menghambat dorongan belajar terhadap segi keterampilan yang lain.
1. Faktor lingkungan
a. Situasi kerja yang tidak atau hanya sedikit memberikan stimulasi atau rangsangan
kepaada karyawan.
b. Sikap pimpinan dan rekan kerja yang acuh tak acuh dan tidak mendukung
terhadap pendidikan dalam mengembangkan karir.
2. Faktor kebudayaan
a. Kurang kesempatan mendapat pengalaman kebudayaan yang merangsang
perkembangan intelektual.
b. Ketidakjelasan mengenai nilai-nilai kebudayaan perusahaan, sehingga karyawan
tidak mempunyai pegangan.
3. Keadaan ekonomi
a. Penghasilan karyawan yang rendah.
b. Pengeluaran yang terlalu besar sehingga terbatas dalam mengembangkan bakat.
MINAT
Fishbein dan Azjen, menjelaskan minat dalam Theory of Reasoned Action (TRA)
yaitu dasar teori untuk memprediksi perilaku manusia. Fishbein dan Azjen juga menjelaskan
bahwa setiap individu atau seseorang mempertimbangkan atas konsekuensi dari setiap
tindakan mereka sebelum mereka melakukan perilaku tertentu.
Teori minat yang terkenal adalah Theory of Planned Behavior (TPB) yaitu teori yang
merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa
niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua faktor utama yaitu attitude toward the
behavior (sikap terhadap perilaku) dan subjective norms (norma subyektif), sedangkan dalam
TPB ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived behavioral control (persepsi perilaku
tertentu).
Menurut Bandura, dalam teorinya mengenai Cognitif Social Theory (Teori Sosial
Kognitif) menyebutkan bahwa perilaku manusia sebab-akibat yang berkelanjutan antara
factor kognitif, perilaku, dan lingkungan. Manusia saling berinteraksai dari system self.
Sistem self merupakan bukan unsur psikologis yang mengatur perilaku tetapi secara tidak
langsung mengatur perilaku sendiri, tetapi self adalah bagian dari interaksi resiprokal.
Menurut Stiggins (Ikbal, 2011) menyatakan bahwa minat merupakan salah satu
dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif
adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi,
disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Dimensi
afektif ini mencakup tiga hal penting yaitu (a) berhubungan dengan perasaan mengenai
obyek yang berbeda; (b) perasaan-perasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik
netral ke kubu yang berlawanan, tidak positif dan tidak negatif; (c) berbagai perasaan yang
memiliki intensitas yang berbeda, dari kuat ke sedang ke lemah.
Menurut Chaplin (Telvisia & Suyasa, 2008), minat memiliki tiga definisi. Pertama,
minat adalah suatu sikap yang berkelanjutan yang memikat perhatian seseorang, sehingga
membuat dirinya menjadi selektif terhadap obyek minatnya. Kedua, minat adalah perasaan
yang menyatakan bahwa suatu aktivitas, pekerjaan, itu berharga atau berarti bagi individu.
Ketiga, minat adalah suatu keadaan motivasi yang menuntun tingkah laku menuju sasaran
tertentu. Sejalan dengan pendapat Chaplin menurut Strong (Telvisia & Suyasa, 2008),
minat merupakan kumpulan kesukaan dan ketidaksukaan. Setiap orang memiliki ribuan
aktivitas atau kebiasaan. Kesukaan dan ketidaksukaan berkaitan satu sama lain. Minat
mengarah pada aktivitas yang disukai, menghindari aktivitas yang tidak disukai. Minat juga
merupakan refleksi dari kepuasan individu. Peneliti menggunakan teori karakteristik
pekerjaan yang dikemukaan oleh Richard Hackman & Greg Oldham (Telvisia & Suyasa,
2008) dikarenakan teori tersebut sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan
karakteristik pekerjaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek minat terhadap
pekerjaan adalah kognitif terhadap variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas,
otonomi dan umpan balik serta afektif terhadap variasi ketrampilan, identitas tugas,
signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik.
Ciri-ciri minat adalah suatu kecondongan sikap dan perilaku terhadap suatu objek,
sehingga muncul suatu perasaan senang, suka, dan ekspresi lainnya. Menurut Slameto, ada
beberapa macam minat, yaitu sebagai berikut:
1) Minat merupakan sikap untuk memperhatikan suatu hal dan mengingatnya secara terus
menerus.
2) Ada sesuatu yang menyenangkan terhadap suatu objek.
3) Mendapatkan suatu kebanggan pada sesuatu yang disukai.
4) Lebih suka berminat kepada satu objek dan saling berkaitan.
5) Diwujudkan dengan ekspresi seperti melakuakan kegiatan dan aktivitas.
1) Kognisi (mengenal) Individu yang memiliki segala hal pada segala keadaan
danmempunyai target-target tertentu dalam mewujudkan keinginannya. Keinginan
adalah salah satu faktor pendorong sesuatu yang ingin dituju oleh seseorang.
2) Emosi (perasaan) Setiap individu memiliki emosi senang terhadap objek, maka dia
condongingin tahu keterkaitan perasaan dengan minat. Pada umumnya emosi
diperlihatkan dengan keingintahuan, dan pertimbangan seseorang.
3) Konasi (kehendak) Konasi adalah kemauan atau hasrat seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan. Minat berhubungan langsung dengan gerak untuk motivasi kita agar condong
dengan ketertarikan pada individu, objek, dan aktivitas yang berbentuk pengetahuan dari
aktivitas tersebut. Individu yang mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap sesuatu
maka timbul suatu yang tinggi yang merupakan suatu ukuran minat seseorang.
Crow dan Crow dalam Yuwono dkk, ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu
sebagai berikut:
1) Kebutuhan untuk pemenuhan diri sendiri merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda dan harus segera dipenuhi.
2) Hubungan social dalam pemenuhan kebutuhan yang sangat menentukan posisi
seseorang.
3) Passion seseorang dalam bekerja.
Faktor-faktor yang menimbulkan minat pada diri seseorang, antara lain:
1) Faktor dari dalam Perasaan tertarik pada seseorang bisa berbentuk jasmani dan
rohani.
2) Faktor media sosial Munculnya perasaan tertarik pada individu dapar dipengaruhi
oleh media sosial. Kebutuhan dalam meraih gengsi, pengakuan lingkungan sekitar
seseorang tinggal.
3) Faktor emosional Faktor emosional adalah suatu ukuran individu dalam
memerhatikan suatu objek ketertarikannya.
TURNOVER INTENTION
Intensi adalah niat atau keinginan yang timbul pada individu untuk melakukan
sesuatu. Salah satu hal yang mendasari terjadinya turnover adalah keinginan pekerja
tersebut untuk mengundurkan diri dari tempat dimana ia bekerja. Keinginan atau niat
berpindah yang timbul dari individu pekerja ini sering disebut turnover intention.
Menurut Zeffane (Santoso, 2014), turnover intention merupakan kecenderungan atau niat
pekerja untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya
sendiri.
Turnover intention merupakan suatu keadaan dimana pekerja memiliki niat atau
kecendrungan yang dilakukan secara sadar untuk mencari pekerjaan lain sebagai
alternatif di organisasi yang berbeda dan turnover adalah pergerakan keluarnya tenaga
kerja dari tempatnya bekerja (Abdil, 2012).