KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji Syukur marilah kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah , sehingga pembuatan Modul materi Perikanan khusus nya
Penanganan danPengolahan Hasil Perikanan untuk sekolah khususnya sekolah menengah
pertama Muhammdiyah Kotaagung dapat diselesaikkan
Sebagai salah satu bahan ajar BUKU PERIKANAN yang didesain dengan gaya beragam
untuk menyesuaikan keadaan perkembangan daya pikir peserta didik .
Pembuatan Modul Perikanan ini merupakan hasil dari kerja yang relatif lama dimulai
penyiapan perangkat kurikulum dan silabus serta rancangan program pembelajaran (RPP)
semoga peserta didik (siswa) dapat memahami pentingnya Ilmu Perikanan yang ada di
Indonesia, Khususnya Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
Akhirnya selesai sudah pembuatan Modul Perikanan ini walapun didalamnya masih ada
kekurangan.
Semoga Berguna bagi para pembaca , tutor-tutor, dan warga belajar PKBM Juku Ejayya Kab.
Bantaeng.
Penyusun,
HASBI
ASHIDDIQI
NBM.1052703
DAFTAR ISI
SEMESTER GANJIL
MODUL 1 PENDAHULUAN……………………………………………………… 4
A. Ikan sebagai Bahan Mentah ……………...............……………………………… 4
B. Dasar-dasar Pengolahan 1kan……………………………………………............. 5
C. Mikroorganisme Penyebab Kerusakan Makanan ………………………........…... 6
D. Tujuan Utama Pengolahan ikan……………………………………………….......... 6
E. Evaluasi …………..………………………………………………….................... 7
MODUL 4 PENGERINGAN………………………………………………………… 20
A. Prinsip Pengeringan…………………………………………………………......20
B. Kandungan Air Bahan Pangan………………………………………................ 20
C. Proses Pengeringan……………………………………………………............... 21
D. Teknik Pengeringan………………………………………………................... 21
E. Evaluasi………………………………………………………………................ 23
SEMESTER GENAP
MODUL 5 PENGASAPAN…………………………..........................….……… 25
A. Prinsip Pengasapan………………………....................…………..............….. 25
B. Tujuan Pengasapan…………………………………....................…... 25
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengasapan…………………………........... 25
D. Jenis-jenis Pengasapan………………………………………………… 25
E. Evaluasi………………………………………........................…….. 29
MODUL 6 PEMINDANGAN………………….…….................................. 30
A. Pemindangan ……………………………………............................. 30
B. Jenis-jenis Pindang di Indonesia……………………......................... 30
C. Mutu, Daya Awet dan Higienitas Ikan Pindang…………….. . 32
D. Evaluasi………………………………………............................... 33
MODUL 7FERMENTASI……………….……….................................... 34
A. Prinsip Fermentasi…………………………….............................. 34
B. Fermentasi Ikan…………………………………………………… 34
C. Berbagai Hasil Olahan Fermentasi…………………………………......35
D. Evaluasi…………………………………………............................. 38
DAFTAR PUSTAKA
A. IKAN SEBAGAI BAHAN MENTAH
Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino
esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan
jaringan pengikat sehingga mudah dicerna. Hal paling penting adalah harganya jauh lebih
murah dibandingkan dengan sumbe r protein lain.
Agar dapat memanfaatkan ikan dengan baik, perlu diketahui karakteristik yang dimiliki,
misalnya struktur tubuh ikan, perbandingan ukuran tubuh dan berat, sifat fisik dan kimia,
protein, lemak, vitamin dan senyawa lain yang dikandungnya.
Kelebihan produk perikanan dibanding dengan produk hewani lainnya sebagai berikut:
1. Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun oleh asam-asam
amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia.
2. Daging mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit jaringan pengikat (tendon)
3. Daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat
rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
4. Selain itu, daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, serta
vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
1. Bakteri
Bakteri ada yang bersifat aerob, an-aerob dan pathogen. Penyakit yang disebabkan oleh
bakteri yang berasal dari makanan disebut food born desase. Penyakit tersebut ada karena
bakteri berkembang biak di dalam alat pencernaan yang kemudian menimbulkan kejang,
mencret dan dalam keadaan yang parah dapat terjadi steptikia (keracunan darah). Termasuk
dalam kelompok bakteri pathogen di antaranya Coliform, Compylobakter dan Salmonella.
Ada penyakit yang disebabkan oleh toksin yang terdapat pada makanan dengan gejala
beraneka ragam dari diare hingga kerusakan pada pusat susunan saraf, yang termasuk jenis
bakterinya adalah Stapphylococcus dan Clostridium botulinum.
2. Kapang
Kapang adalah mikroorganisme yang memiliki pertumbuhan khas membentuk hifa kapas dan
biasanya terlihat pada Koran basah, nasi atau roti yang sudah lama. Kapang adalah
mikroorganisme multiseluler terdiri dari banyak sel tergabung menjadi satu.
Pertumbuhan kapang pada tahap awal sangat lambat karena ditekan oleh pertumbuhan bakteri
dan khamir, tetapi jika stabil laju pertumbuhannya akan berlangsung sangat cepat. Pada
umumnya kapang tumbuh pada kisaran aW yang rendah dan sebagian kapang membantu
dalam proses pengolahan tape, oncom dll.
3. Khamir
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 50 mikron..
Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri dan berbentuk lonjong seperti
buah lemon dan melakukan proses reprooduksi dengan cara bertunas (budding) atau
pembelahan sel. Khamir dapat tumbuh pada media cair dan padat dengan cara yang sama
seperti bakteri.
3. TUJUAN UTAMA PENGOLAHAN IKAN
Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan:
Melindungi ikan dari pembusukan atau kerusakan
Memperpanjang daya awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.
Cara pengolahan yang umum dilakukan, pada dasarnya dibagi menjadi empat golongan,
yaitu:
1. Pengolahan dengan memanfaatkan factor fisikawi
Pengolahan dengan factor fisikawi tidak lain merupakan pengolahan yang memanfaatkan
suhu tinggi atau rendah. Suhu tinggi digunakan untuk membunuh mikroba kontaminasi yang
terdapat pada ikan sekaligus menghentikan aktivitas enzim dalam daging ikan. Sedangkan
dengan suhu rendah lebih ditekankan pada tujuan untuk menjaga sifat sifat segar ikan, pada
proses pendinginan (menggunakan suhu rendah) tidak menyebabkan mikroorganisme mati
tetapi hanya menghambat aktivitasnya saja.
4. Sebutkan berbagai macam proses pengolahan hasil perikanan dari yang tradisional sampai
yang modern!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
Paraf Nilai dan Catatan khusus
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
Kandungan Karbohidrat
Karbohidrat dalam daging ikan merupakan polisakarida, yaitu: glikogen yang strukturnya
menyerupai dengan amilum. Glikogen terdapat dalam sarkoplasma diantara myofibril-
miofibril. Karbohidrat dalam daging ikan berupa glikogen antara 0.05 -0.85%, glukosa
0.0038%, asam laktat 0.006 – 0.43%, dan berbagai senyawa metabolism karbohidrat.
Vitamin yang terdapat pada daging ikan ada dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air
seperti vitamin B1, riboflavin (B2), adermin atau peridoksin (B6) asam folat, sianokolobolamin
(B12), karnitin, biotin, niasin, inositol dan asam pantotenat. Vitamin C yang terkandung dalam
daging ikan hanya sedikit, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D
atau tokoferol (E).
Vitamin-vitamin tersebut umumnya lebih banyak terdapat pada organ bagian dalam tubuh
ikan ketimbang dagingnya. Vitamin A dan D banyak terdapat pada hati ikan dan jumlahnya
cukup besar dibandingkan hewan mamalia darat.
Garam mineral yang terdapat pada daging ikan berupa garam fosfat, kalsium, natrium,
magnesium, sulfur dan klorin. Sebaran garam mineral dalam daging ikan tidak merata.
Bagian tulang ikan banyak mengandung garam mineral fosfat, misalnya kalsium fosfat dan
keratin fosfat. Bagian sarkoplasma banyak mengandung garam kalium, kalsium, magnesium
dan klorin. Kalium dan kalsium sering kali menjadi bagian dari protein komplek. Zat besi
banyak terdapat pada darah sebagai inti hemesitokrom dan beberapa enzim.
Berdasarkan kesegarannya, ikan dapat digolongkan menjadi empat kelas mutu, yaitu:
1. Ikan yang tingkat kesegarannya sangat baik sekali (prima)
2. Ikan yang kesegarannya baik (advanced)
3. Ikan yang kesegarannya mundur (sedang)
4. Ikan yang sudah tidak segar lagi (busuk)
Perubahan sejak ikan mati hingga busuk dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahapan sebagai
berikut:
1. Perubahan biokimawi yang terjadi sebelum ikan menjadi kaku (keras). Pada saat itu
paling banyak mengalami perubahan adalah pembongkaran ATP dan keratin-fosfat yang akan
menghasilkan tenaga. Glikogen juga mengalami pembongkaran menjadi asam laktat melalui
proses glikolisis sehingga menyebabkan keadaan daging menjadi asam dan aktivitas enzim
ATP-ase dan keratin-fosfokinase meningkat. Tahap pertama berlangsung dalam waktu 1 – 7
jam sejak ikan mati, tergantung jenis ikannya.
2. Daging ikan akan menjadi lebih keras dari keadaan sebelumnya. Pada saat terjadi
penggabungan protein aktin dan protein myosin menjadi protein kompleks aktomiosin.
3. Pada tahap lanjut, tahap ketiga daging ikan akan kembali menjadi lunak secara perlahan-
lahan, sehingga secara organoleptik akan meningkatkan derajat penerimaan konsumen
sampai pada suatu tingkat optimal. Lama untuk mencapai tingkat optimal derajat penerimaan
konsumen bervariasi, tergantung jenis ikan dan suhu lingkungan. Tetapi pada umumnya, hal
itu berlangsung singkat karena bakteri segera berkembang, dan hanya dapat ditunda
(diperpanjang) dengan proses pendinginan atau pembekuan.
Evaluasi I
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan member tanda silang (X)
1. Sebagian besar yang ada dalam daging ikan adalah protein yaitu berkisar antara….
a. 18 - 30% b. 15 – 20% c. 10 -15% d. 10 – 20%
2. Perbandingan antara jumlah protein yang dapat diserap dengan jumlah protein yang
dikeluarkan oleh tubuh adalah….
a. Nilai Biologis c. Nilai Protein
b. Nilai Fisikawi d. Nilai Lemak
3. Daging ikan sangat mudah sekali mengalami proses oksidasi karena mengandung…...
a. Lemak tak jenuh d. semua jawaban benar
b. protein
c. Mineral
5. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi daging ikan bagi tubuh manusia adalah….
a. Sumber energy c. sumber lemak
b. Membantu pemeliharaan tubuh d. empertinggi daya tahan tubuh
9. Penggabungan protein aktin dan protein myosin menjadi protein kompleks aktomiosin hal
ini terjadi pada perubahan biokimia daging ikan pada tahap ….
a. Tahap I b. Tahap II c. Tahap III d. Tahap IV
10.Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang menentukan mutu ikan segar kecuali …
a. Cara penangkapan c. pelabuhan perikanan
b. Cara penanganannya d. pasar
Tugas Praktikum!
1. Buatlah kelompok kerja masing-masing kelompok 4 orang siswa.
2. Siapkan bahan praktikum seperti ikan segar , ikan yang mulai membusuk masing-masing 1
ekor, baskom, air
3. Baskom diisi air, lalu masukan ikan dan lakukan pengamatan.
4. Hasil pengamatan isikan pada tabel kerja berikut
Tabel 1.1 Ciri-ciri ikan segar dan ikan yang mulai membusuk
Ikan Segar Ikan Mulai Busuk
Kulit Kulit
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
………………………………………… ……………………………………………
………
Sisik Sisik
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………… …………………………………………
Mata Mata
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
…………………… …………………………
Insang Insang
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
…………… ………………………
Daging Daging
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
…………… ………………………
Bila ditaruh di dalam air
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
……………………………………………… ……………………………………………
…………………… …………………………
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
A. PRINSIP PENANGANAN DENGAN SUHU RENDAH
Pengawetan ikan dengan suhu rendah merupakan suatu proses pengambilan/pemindahan
panas dari tubuh ikan ke bahan lain. Adapula yang mengatakan, pendinginan adalah proses
pengambilan panas dari suatu ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan
suhu ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah daripada suhu di luar ruangan.
B. PENDINGINAN
Kelebihan pengawetan ikan dengan pendinginan adalah sifat-sifat asli ikan tidak mengalami
perubahan tekstur, rasa dan bau. Pendinginan yang dilakukan sebelum rigor mortis berlalu
merupakan cara yang paling efektif jika disertai dengan teknik yang benar, sedangkan
pendinginan setelah proses autolysis berlangsung tidak akan banyak membantu.
1. Jenis-jenis Es
Cara paling mudah untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es. Es
mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan serta biayanya murah.
Agar suhu tidak naik akibat penambahan panas ke dalam cool room, yang harus diperhatikan
adalah:
1. Jangan membuka pintu cool room lebih lama dari yang diperlukan, pada waktu pintu
dibuka udara panas dari luar akan masuk ke dalam ruangan.
2. Jangan memasukkan benda-benda yang tidak diperlukan ke dalam cool room
3. Jangan terlalu banyak orang yang masuk ke dalam cool room , tiap orang yang masuk
akan menghasilkan panas.
4. Jangan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu di dalam cool room.
5. Jangan membiarkan lampu penerangan di dalam cool room hidup jika tidak diperlukan.
1. Bulking
Bulking dilakukan dengan cara ikan-ikan ditumpuk di dalam ruangan palka. Dasar palka
diberi lapisan es setebal + 15 cm, jika dinding kapal terbuat dari baja maka lapisan es harus
lebih tebal. Ikan ditumpuk berlapis-lapis bergantian dengan lapisan es. Jika ikan disiangi,
maka bagian perut ikan menghadap ke bawah agar tidak ada air yang tertampung pada bagian
perut ikan. Harus diusahakan agar seluruh ikan tertutup oleh es dan bagian atas ditutupi
dengan lapisan es tebal.
2. Shelfing
Shelfing dilakukan dengan cara mengatur ikan di atas rak (sekat-sekat dari kayu, plastic pejal
atau bahan lain) dan hanya satu lapis ikan pada setiap rak. Biasanya , hanya ikan-ikan besar
yang diatur dengan cara ini dan ikan disusun membujur menurut arah kapal dengan lapisan es
di atas dan di bawahnya.
3. Boxing
Ikan disusun di dalam peti (dari kayu, plastic, aluminium dll) dengan dicampur es yang cukup
jumlahnya. Peti plastic dan aluminium lebih ringan dan lebih mudah dijaga kebersihannya,
tetapi lebih mahal, tidak sekuat peti dari kayu dalam menerima perlakuan kasar dan sulit
diperbaiki apabila rusak. Peti-peti yang berisi ikan disusun sedemikian rupa sehingga tidak
terlalu banyak makan ruang yang terbuang. Ikan-ikan yang disimpan dengan cara tersebut
mutunya lebih bagus karena ikan tidak banyak mengalami kerusakan/luka dalam penanganan.
Kehilangan berat hamper tidak ada dan tidak terlalu banyak pekerjaan yang dilakukan pada
saat pembongkaran.
PEMBEKUAN IKAN
Pembekuan ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan di dalam suhu rendah (cold
storage). Pembekuan bukanlah suatu cara pengawetan. Pembekuan harus dilakukan dengan
hati-hati dan semestinya, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan pada ikan. Selama
pembekuan banyak sekali perubahan yang terjadi, baik perubahan fisik, kimia maupun
biologi, pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alami ikan.
a. Glazing
Pemberian selimut es (glaze) pada ikan beku dengan cara menyemprotkan, menyapukan air
atau mencelupkan ikan ke dalam air yang bertujuan untuk mengurangi dehidrasi dan oksidasi.
Lapiisan es tersebut yang akan menyublim di dalam cold storage. Selubung es juga
melindungi kontak dengan udara sehingga oksidasi dapat dikurangi.
b. Pengepakan
Pengemasan perlu dilakukan tidak saja untuk melindungi produk, tetapi juga untuk
meningkatkan nilai estetika sehingga meningkatkan daya tarik terhadap konsumen. Kemasan
yang digunakan harus kedap udara untuk mengurangi terjadinya oksidasi produk, kemasan
juga harus dapat menahan uap air agar dapat mencegah penguapan produk selama
penyimpanan.
Bahan-bahan yang dapat dipakai sebagai kemasan untuk ikan dapat berupa karton berlapis
lilin atau berlapis plastic, selain itu juga plastic dan aluminium foil juga banyak dipakai.
Evaluasi I
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan member tanda silang (X)
1. Proses pengambilan atau pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain adalah
pengawetan ikan dengan ….
a. suhu rendah c. suhu tinggi
b. penggaraman d. faktor kimia
2. Ruangan penyimpanan ikan yang didinginkan dengan menggunakan thermostat untuk
mengatur suhunya adalah….
a. cool room c. cold room
b. warm room d. thermos room
4. Cairan yang keluar dari tubuh ikan setelah proses thawing dan kaya akan unsur nutrisi
disebut…
a. bound water c. drip
b. freezer d. fillet
5. Sayatan daging ikan yang bebas dari tulang dan kulit disebut….
a. bound water c. free water
b. freezer d. fillet
6. Air yang terikat kuat secara kimia dengan substansi lain dari tubuh ikan disebut….
a. bound water c. free water
b. freezer d. fillet
7. Pembekuan cepat dengan thermal arrest tidak lebih dari 2 jam disebut….
a. quick freezing c. slow freezing
b. cold storage d. freezer
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
2. Sebutkan 5 kelompok es berdasarkan bentuknya!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
…………………………………………………………………………………………………
…………..............................................
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
A. PRINSIP PENGERINGAN
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara Karena perbedaan kandungan
uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini kandungan uap air udara
lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi
penguapan.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas perkembangan
mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau
bahkan terhenti sama sekali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua, yaitu: faktor yang berhubungan
dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan aliran udara penegring dan kelembaban,
sedangkan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang dikeringkan berupa ukuran
bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan.
Pada dasarnya, persiapan pengeringan sama dengan penggaraman pada proses pengolahan
ikan asin. Secara umum, cara pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar airnya, hal ini
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Evaluasi I
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X)
1. Terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara antara
udara dengan bahan yang dikeringkan adalah prinsip dari….
a. pengeringan c. penggaraman
b. pembekuan d. pendinginan
2. Jumlah air bebas bahan yang dapat dipergunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya
disebut…
a. water activity c. free water
b. Browning water d. cold water
3. Tujuan dari pengeringan adalah....
a. mengurangi kadar air d. membuat ikan asin
b. menguapkan air dari bahan
c. menambah cita rasa
4. Air yang tedapat pada tenunan bahan karena adanya tenaga penyerapan dari dalam bahan
disebut ….
a. air kapiler b. air absorbsi c. air fisika d. air kimia
6. Alat pengering yang bentuknya persegi dan di dalamnya berisi rak-rak yang digunakan
sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan adalah.…
a. tray dryer c. pengering tipe bak
b. pengering tipe sel d. pengering tipe beku
7. Alat pengering yang juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa biji-
bijian adalah…..
a. tray dryer c. pengering tipe bak
b. mekanis d. pengering tipe sel
8. Cara pengeringannya, udara dipanaskan kemudian dialirkan ke dalam ruang yang berisi
ikan dalam rak-rak pengering melalui pertolongan kipas angin adalah pengeringan secara….
a. tray dryer c. pengering tipe bak e. fan dryer
b. mekanis d. pengering tipe beku
9. Proses perubahan warna menjadi cokelat akibat perubahan secara fisika disebut….
a. browning b. tray dryer c. fan dryer d. wet basis
Tabel 7.1
Beberapa Perbedaan Pengasapan Panas dan Pengasapan Dingin
Jenis Pengasapan Temperatur Waktu Daya Awet
Pengasapan dingin 15 – 330C 4 – 6 minggu 2 – 3 minggu sampai beberapa
bulan
Pengasapan panas 80 - 900C Beberapa jam Beberapa hari
Suhu yang digunakan untuk pengasapan panas cukup tinggi sehingga daging ikan menjadi
matang. Daya awet ikan yang diasap panas dikarenakan garam, asap dan panas. Sedangkan
pada ikan yang diasap dingin dikarenakan garam, asam dan pengeringan. Pengeringan
tersebut akan terjadi akibat aliran asap dalam jangka waktu yang lama. Hal itu sangat penting
karena daya awet yang ditimbulkan oleh asap dan garam tidak mencukupi.
Pengasapan yang terlalu lama akan menghilangkan kelezatan ikan karena terlalu banyak air
yang hilang. Proses pengasapan berlangsung sebagai berikut:
Penggaraman dilakukan dengan jumlah garam yang bervariasi, tergantung pada tujuan, yaitu
menggunakan garam sebanyak 10% - 40% selama 20 – 60 menit. Pencucian ikan bertujuan
mengurangi kadar garam pada kulit dan menghilangkan Kristal-kristal garam pada
permukaan daging ikan. Selanjutnya, ikan digantung ditempat yang kering dan teduh selama
1 - 2 jam. Apabila memungkinkan, di tempat terbuka yang tertiup angin. Tujuannya adalah
mengeringkan bagian permukaan ikan hingga terbentuk pellicle, yaitu permukaan ikan yang
licin dan elastis, terutama ikan-ikan yang tidak bersisik. Alat penggantung ikan yang dipakai
dalam pengeringan tersebut biasanya penggantung ikan yang dipakai pada proses
pengasapan.
Pengasapan ikan dilakukan dengan cara berbeda-beda tergantung kebiasaan, jenis ikan yang
diasapkan, produk yang diinginkan, proses yang digunakan dan sebagainya.
Perendaman dalam larutan garam atau penggaraman seringkali diperlukan karena memiliki
fungsi membantu pencucian dan penghilangan lender, memberikan cita rasa produk yang
lebih lezat, membantu pengawetan, membantu pengeringan, dan menyebabkan tekstur daging
ikan menjadi lebih kompak.
3) Pengasapan
Pengasapan panas pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan. Tahap pertama merupakan tahap
pengeringan awal yang berlangsung sedikit di atas suhu ruang. Tahap kedua merupakan tahap
pematangan pertama, sedangkan tahap ketiga merupakan pematangan akhir.
d. Pengemasan
Setelah pengasapan selesai, ikan dibiarkan dingin hingga sama dengan suhu ruangan.
Sebaiknya tidak mengemas produk selagi masih masih panas atau hangat karena akan
mengembun dan ikan cepat rusak ditumbuhi jamur.
e. Penyimpanan
Jika penyimpanan tidak baik maka ikan asap akan cepat rusak sehingga daya jangkau
pasarnya rendah. Untuk jangkauan distribusi yang luas, penggunaan suhu rendah selama
penyimpanan harus diterapkan.
Warna
Ikan asap berwarna cokelat keemasan, kekuningan atau cokelat agak
gelap. Adanya warna kemerahan disekitar tulang atau berwarna gelap
dibagian perut menunjukkan bahwa ikan yang diasap sudah bermutu
rendah.
Bau
Bau asap lembut sampai cukup tajam, tidak tengik, tanpa bau busuk, tanpa
bau asing, asam dan apekk.
Rasa
Rasa lezat, enak, rasa asap terasa lembut sampai tajam, tanpa rasa getir
atau pahit dan tidak berasa tengik.
Tekstur
Tekstur kompak, cukup elastic, tidak terlalu keras (kecualiproduk tertentu
seperti ikan kayu), tidak lembek, tidak rapuh dan tidak lengket.
Hendaknya kulit ikan tidak mudah dikelupas dari dagingnya.
Evaluasi I
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X)
1. Dalam pengasapan, komponen bahan organic yang dibakar mengandung komponen….
a. selulosa c. alkohol
b. asam organic d. CO2
2. Sedangkan bila oksigennya cukup banyak maka hasil pembakaran berupa….
a. aldeheid c. alkohol
b. asam organic d. gas asam arang
5. Asam cuka dari kayu yang diperoleh dari destilasi kering terhadap kayu adalah….
a. vinegar b. aldehid c. alkohol e. pellicle
6. Dalam pengasapan dilakukan pengeringan pada bagian permukaan ikan dengan tujuan
untuk terbentuknya….
a. vinegar b. aldehid c. alkohol e. pellicle
9. Dalam pengasapan cair dilakukan proses penyulingan, proses ini disebut…
a. asap liquid b. bakteristatis c. destilasi d. fungisidal
10.Untuk membantu memudahkan pencucian dan penghilangan lendir, memberikan cita rasa
produk yang lebih lezat, membantu pengawetan dan pengeringan dalam proses pengasapan
adalah fungsi dari…
a. pengeringan b. pemindangan c. penggaraman d. fermentasi
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
Tabel 5.1
Jenis-jenis ikan pindang di Indonesia
Contoh di bawah ini adalah pengolahan pindang air garam ikan kembung
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
A. PRINSIP FERMENTASI
Fermentasi merupakan suatu cara pengolahan melalui proses memanfaatkan penguraian
senyawa dari bahan-bahan protein kompleks. Cara fermentasi pada dasarnya hanya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Proses fermentasi yang memungkinkan terjadinya penguraian atau transformasi yang
nantinya akan menghasilkan suatu produk dengan bentuk dan sifat yang sama sekali berubah
dari keadaan awalnya. Misalnya: pengolahan terasi, kecap ikan dan ikan peda.
2. Proses fermentasi yang menghasilkan senyawa-senyawa, secara nyata akan memiliki
kemampuan atau daya awet dalam produk yang diolah tersebut, misalnya pembuatan ikan
peda.
Gambar 8.1 Bagan Proses Pembuatan Terasi
4. Bekasam
Bekasam merupakan produk olahan ikan dengan cara fermentasi yang rasanya asam. Olahan
tersebut banyak dikenal di daerah Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Ikan yang dapat
digunakan sebagai bekasam merupakan jenis ikan air tawar seperti lele, ikan mas, tawes,
gabus, nila dan mujair.
Pengolahan bekasam di daerah Kalimantan Selatan umumnya dikenal dengan nama samu.
Bahan baku berupa ikan gabus, betook, sepat siam dan sepat rawa dengan penambahan garam
sekitar 15 – 20%, dan ditambahkan samu atau beras ginseng sebanyak 15%, kemudian
difermentasi + satu minggu sampai menghasilkan aroma dan rasa yang khas bekasam.
Pembbuatan Bekasamm
1. Alat dan Bahan
a. Alat
- Pisau
- Baskom
- Toples
b. Bahan
- Sepat rawa segar 2 kg
- Garam 300 gram
- Beras 300 gram
-
2. Prosedur Kerja
a. Ikan disiangi, dibuang bagian insang, isi perut dan sisik kemudian cuci bersih
b. Ikan yang sudah dicuci bersih ditiriskan kemudian dilumuri dengan garam 15%
c. Ikan yang dilumuri garam disusun ke dalam toples, kemudian setiap lapisan ditaburi
beras gongseng sampai lapisan akhir
d. Tutup toples rapat kemudian fermentasi selama 1 minggu.
EVALUASI
Jawablah soal berikut dengan jelas dan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan fermentasi?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………………………
………………
2. Jelaskan prinsip fermentasi!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
3. Jelaskan perbedaan fermentasi garam dan asam laktat?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………..
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
4. Sebutkan tiga kelompok mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
5. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………..
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
PENGOLAHAN IKAN
Seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi maka pengolahan hasil perikanan juga semakin berkembang,
tidak saja pada proses pengolahan yang ada, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan
selera konsumen. Ikan yang dimanfaatkan secara komersial pada umumnya ikan yang
memiliki nilai ekonomis, sedangkan sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal.
Contoh ikan belut, karena bentuknya menyerupai ular atau daging ikan cucut yang
kandungan ureanya tinggi sehingga dalam kondisi segar tidak disukai oleh konsumen dan
belum dimanfaatkan menjadi bebagai produk olahan. Ikan dapat dilakukan diversifikasi
produk olahan dinataranya petis, abon,, dendeng, kerupuk, sosis, nugget, bakso dan empek-
empek.
b. Bahan
- Air rebusan pindang
- Garam
- Gula Merah
- Bawang putih
- Air tajin
- Tinta cumi-cumi
2) Prosedur kerja
a. Air rebusan ikan disaring kemudian dtambahkan gula merah, garam dan bawang putih
terus dipanaskan sampai air berkurang dan mulai mengental.
b. Untuk meningkatkan kekentalan tambahkan air tajin dan beri tinta cumi-cumi agar petis
berwarna lebih hitam
c. Jika kekentalan sudah mencapai yang diinginkan kemudian masukkan ke dalam wadah.
b. Bahan
- 1 kg ikan, dikukus selama 15 menit
- 15 siung bawang merah
- 6 siung bawang putih
- Cabe merah (sesuai selera)
- 2 sendok teh ketumbar
- Kunyit secukupnya
- Gula jawa secukupnya
- Asam jawa secukupnya
- 200 cc santal kental dari (2 butir kelapa)
1) Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
2) Afriyanto, E. dan Liviawaty, E. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta.
Kanisius.
3) Hudaya, S. dan Daradjat. 1980. Dasar-dasar Pengawetan Jilid I. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
5) Murniyati, A.S. dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pebekuan dan Pengawetan Ikan.
Yogyakarta: Kanisius.
6) Poernomo, H.S. 2002. Teknologi Pengolahan Ikan. Jakarta: Departemen Kelautan dan
Perikanan.
9) Winarno, F.G., Srikandi, F. dan Dedi F. 1984. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta:
Gramedia
Poskan Komentar
Mengenai Saya
fauzan
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (10)
o ▼ Maret (10)
kkpi
MODUL
<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...