Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RISET PEMASARAN

“DESAIN RISET PEMASARAN”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 :
ONA PRAWATI (1661201168)
ESTY REZKI ANJANI (1661201166)
JULY DIA HANNA (1661201169)
PUTRA KURNIAWAN (1661201157)
FERRY FADLY (1661201270)

6.B MANAJEMEN

DOSEN PENGAJAR:
ARIZAL.N, SE. MM

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Desain Riset Pemasaran”. Makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Riset Pemasaran”.
Dalam makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari teman-teman sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bpk. Arizal.N, SE, MM Selaku dosen pengajar Riset Pemasaran dan kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak
yang berkepentingan.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Pekanbaru, 23 Februari 2019


Penulis,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desain Riset Pemasaran ....................................................................................
2.2 Jenis-jenis Desain Riset ......................................................................................................
2.3 Perspektif Desain Riset .......................................................................................................
2.4 Rancangan Riset .................................................................................................................
2.5 Contoh Kasus ......................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya desain riset pemasaran sama dengan kaidah desain penelitian secara
umum, yaitu meliputi desain riset yang bersifat eksploratorti, deskriptif, dan kausal. Untuk
menyederhanakan model-model desainnya, maka dalam bagian ini pembagian dijadikan dua
kategori. Kategori pertama yaitu desain penelitian eksploratori; dan kedua, desain penelitian
konklusif. Kategori kedua dibagi menjadi desain penelitian deskriptif dan kausal. Pembagian
ini didasarkan atas karakteristik desain masing-masing. Desain penelitian eksploratori tidak
menggunakan hipotesis dan bersifat sebagai riset awal yang tidak digunakan untuk menjawab
masalah yang diteliti secara tuntas. Sedang disain riset konklusif menggunakan hipotesis dan
digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti secara tuntas. Sekalipun demikian untuk
penelitian deskriptif, kita diperbolehkan tidak menggunakan hipotesis. Dalam merumuskan
sebuah riset diperlukan kerangka kerja atau rencana kerja sebagai pedoman mengumpulkan
dan menganalisis data. Kerangka inilah yang disebut dengan Desain Riset. Dalam mendesain
riset terdapat berbagai jenis desain. Jenis-jenis desain riset akan dipelajari dalam makalah ini.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud desain riset pemasaran ?
2. Apa saja jenis-jenis desain riset ?
3. Apa saja perspektif desain riset ?
4. Apa saja rancangan riset ?
5. Apa contoh kasusnya ?

1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari desain riset pemasaran.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis desain riset.
3. Untuk mengetahui perspektif desain riset.
4. Untuk mengetahui apa saja rancangan riset.
5. Untuk mengetahui contoh kasusnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Riset Pemasaran

Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran. Riset


pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan masalah,
perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan data, pengolahan data, hingga
interpretasi dari hasil riset pemasaran yang diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai
upaya memberi masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak
manajemen akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa
yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang. 
Desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset
agar menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif.
Desain riset merupakan kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data.

Beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri untuk riset
pemasaran. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan riset pemasaran sebagai
fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar
melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang
dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan
pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai
pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang dapat membuat
aktivitas pemasaran lebih efektif. 
Cooper dan Schlinder (2001) (dalam Hartono, 2004) menyebutkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam desain riset sebagai berikut:
1. Desain riset adalah perencanaan aktivitas dan waktu.
2. Desain riset selalu didasarkan pada pertanyaan penelitian atau topik riset.
3. Desain riset mengarahkan ke pemilihan sumber-sumber daya dan tipe infomasi yang
diperlukan.
4. Desain riset merupakan kerangka untuk menunjukkan hubungan hubungan antara
variabel-variabel yang akan diteliti.
5. Desain riset menggariskan langkah-langkah untuk setiap aktivitas riset.

2.2 Jenis-Jenis Desain Riset Pemasaran

1). Riset Eksploratori


Desain riset yang lebih menekankan pada pengumpulan ide-ide dan masukan-masukan;
hal ini khusus berguna untuk memecahkan masalah yang luas dan samar menjadi sub
masalah yang lebih sempit dan lebih tepat.
Tujuan riset eksploratori adalah untuk menjajagi atau membedah suatu masalah secara
menyeluruh dengan teliti untuk memperoleh wawasan (insights) dan pemahaman
(understanding).
Beberapa manfaat eksplorasi.
1. Merumuskan atau membuat batasan masalah secara lebih tepat dan rinci.
2. Mengidenifikasi alternatif arah tindakan.
3. Merumuskan hipotesis.
4. Mengisolasi peubah kunci dan saling hubungannya untuk penyelidikan lebih lanjut.
5. Memperoleh gagasan untuk mengembangkan pendekatan terhadap masalah.
6. Membuat prioritas untuk penelitian selanjutnya.

2). Riset Deskriptif


Desain riset yang lebih menekankan pada penentuan frekuensi terjadinya sesuatu atau
sejauh mana dua variable berhubungan.
1. Tujuan riset deskriptif adalah menjelaskan suatu topik yang biasanya berupa fungsi
atau karakteristik pasar.
2. Menjelaskan karakteristik kelompok tertentu misalnya konsumen, wiraniaga
(salespeople), organisasi, dan area pasar. Misalnya riset untuk menentukan profil
konsumen berat (heavy buyer) dari adipasar tertentu.
3. Estimasi persentase populasi tertentu dengan perilaku belanja tertentu.
4. Menentukan persepsi terhadap karakteristik produk.
5. Menentukan hubungan peubah perilaku belanja misalnya belanja sambil makan di
luar rumah.
6. Membuat  prediksi yang spesifik misalnya prediksi belanja pada adipasar tertentu
pada daerah tertentu.

Contoh riset deskriptif


1. Kajian pasar yang meneliti luas pasar, daya beli konsumen, keberadaan distributor,
dan profil konsumen.
2. Kajian saham pasar yang menjelaskan proporsi pen-julalan total suatu perusahaan dari
seluruh penjualan di pasar (si=s/S).
3. Kajian analisis penjualan yang menjelaskan penjualan menurut daerah geografis, lini
produk, tipe dan besaran rekening.
4. Kajian citra yang menentukan persepsi konsumen terhadap perusahaan dan
produknya.
5. Kajian penggunaan produk yang menjelaskan pola konsumsi.
6. Kajian distribusi yang menentukan pola arus barang dan jumlah lokasi distributor.
7. Kajian penentuan harga yang menjelaskan rentang dan perubahan frekuensi harga dan
prediksi reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
8. Kajian iklan (advertising study) yang menjelaskan kebiasaan konsumen menonton
iklan dan profil pemirsa terhadap program televisi dan majalah tertentu.

3). Riset Sebab Akibat Atau Causal


Desain riset yang lebih menekankan pada penentuan hubungan sebab dan akibat.
1. Tipe riset inferensi dengan tujuan untuk memperoleh kenyataan yang hubungannya
bersifat sebab-akibat.
2. Untuk mengetahui peubah yang menjadi penyebab (independent variable) dan peubah
akibat (dependent variable) dari  suatu fenomena.
3. Untuk menentukan sifat atau hakikat  hubungan antara peubah penyebab dan peubah
yang akibatnya akan dibuat prediksinya. 

HUBUNGAN ANTARA RISET EKSPLORATORI, DESKRIPTIF DAN SEBAB AKIBAT


1. Jika hanya sedikit informasi yang diketahui tentang masalah yang akan diteliti, riset 
eksploratori dilakukan sebagai perintis untuk dapat merinci situasi masalah, membuat
arah dan langkah-langkah selanjutnya.
2. Riset eksploratori umumnya diikuti oleh riset deskriptif atau riset sebab akibat.
3. Tidak selamanya riset dimulai dengan riset eksploratori karena hakikat riset tergantung
dari situasi yang dihadapi. Riset kepuasan konsumen yang dilakukan tiap tahun misalnya
tidak perlu dimulai dengan riset eksploratori.
4. Riset eksploratori dapat membantu pemahaman riset deskriptif atau riset sebab-akibat.
Riset tentang penentuan harga yang dihasilkan oleh riset sebab-akibat atau disekriptif
sukar dipahami oleh para manajer sehingga pemahamnya perlu dibantu dengan riset
eksplorasi.

2.3 Perspektif Desain Riset

Emory dan Cooper memberikan delapan sudut pandang perspektif desain riset. Namun,
keduanya mengakui, kedelapan sudut pandang ini pun belum memberikan penjelasan yang
benar-benar presisi.
1. Tingkat Kristalisasi Masalah.
Dengan perspektif ini, riset dapat dibagi menjadi riset eksploratori dan riset formal. Riset
eksploratori tidak menekankan struktur. Tujuannya adalah untuk menemukan masalah
dan menyusun hipothesis.
Di lain pihak, studi formal memerlukan prosedur yang jelas. Studi ini dilakukan untuk
menguji hipothesis atau pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
2. Metoda Pengumpulan Data.
Berdasarkan metoda pengumpulan data, terdapat riset survai dan riset observasi.
Observasi dilakukan dengan cara menginspeksi subjek atau sifat-sifat material yang
diteliti, tanpa menstimulasi respon dari subjek tersebut. Pada sisi lain, survai memperoleh
data berdasarkan respon subjek penelitian. Tentunya, respon diperoleh melalui stimulasi.
3. Pengontrolan Peneliti atas Variabel.
Berdasarkan perspektif ini, terdapat riset eksperemen dan riset ex post facto. Dengan
eksperimen, peneliti mengontrol variabel atau perlakuan untuk memperoleh data.
Sebaliknya pada ex post facto, kendali peneliti atas variabel penelitian tidak ada sama
sekali. Peneliti hanya melaporkan apa yang sedang ataupun sudah terjadi.
4. Tujuan Studi.
Berdasarkan perpektif ini, dikenal riset deskriptif dan riset kausal. Riset deskriptif
dipakai untuk menjelaskan ‘siapa, apa, di mana, kapan atau seberapa banyak’. Akan
tetapi, kalau menjelaskan pertanyaan ‘why’, dalam kaitan bagaimana sebuah variabel
mempengaruhi variabel lainnya, maka kita berhadapan dengan desain kausal.
5. Dimensi Waktu.
Berdasarkan dimensi waktu, terdapat penelitian cross-sectional dan longitudinal.
6. Ruang lingkup topik.
Di lihat dari luas dan kedalaman topik penelitian, dikenal studi kasus dan studi statistik.
Studi kasus memiliki ruang lingkup terbatas, misalnya hanya di satu apartemen. Akan
tetapi, masalah penelitian dibahas sampai mendalam. Hipothesis dapat dipakai, akan
tetapi karena menggunakan banyak data kualitatif, keputusan menerima ataupun menolak
hipothesis menjadi lebih sulit.
Sebaliknya, studi statistik bertujuan membahas masalah yang luas, akan tetapi tidak
sedalam studi kasus. Studi ini berusaha untuk memperoleh informasi yang cukup
tentang populasi, sekali pun dengan menggunakan sampel. Hipothesis diuji secara
kuantitatif.
7. Lingkungan Riset.
Berdasarkan lingkungan di mana penelitian dilakukan, pertanyaan yang dapat diajukan,
apakah riset dilakukan pada keadaan lingkungan sebenarnya (riset lapangan), ataukah
dilakukan dilaboratorium (riset laboratorium) ataukah berupa simulasi (seperti penelitian
tentang model pesawat ruang angkasa).
8. Persepsi Subjek.
Seringkali subjek penelitian memberikan respon berbeda pada saat tahu dirinya sedang
diteliti, yang pada gilirannya dapat menyimpangkan hasil penelitian. Penyebabnya, pada
saat merasa ada sesuatu yang lain dari biasanya, subjek dapat berubah dari sifat
alaminya. Berdasarkan fenomena tersebut, terdapat usulan klasifikasi sebagai berikut:
1). Subjek merasa dengan perlakuan yang diterima dalam riset tidak ada yang berubah
dari kehidupan rutin sehari-hari.
2). Subjek merasa ada yang berubah, tetapi tidak terkait dengan peneliti.
3). Subjek merasa perubahan disebab oleh peneliti.

2.4Rancangan Riset

Rancangan riset terdiri dari 2 bagian :


1. Penjajagan (Exploratory)
2. Inferensi (Conclusive)

Rancangan riset jangka panjang (Longitudinal research design)


Tipe rancangan riset yang menyangkut responden tertentu dari elemen populasi yang
dihitung berulang-ulang.

2.5 Contoh Kasus

“Desain Yang Dicuri Samsung Dari Apple, Ganti Ruginya Rp 7.5 Triliun”

NeXtren.com - Tahukah kamu dengan kasus yang melibatkan dua raksasa teknologi dunia
yaitu perusahaan Apple dan Samsung?
Konon, Samsung dituduh mencuri desain dari produk Apple .
Tujuh tahun setelah dimulainya pertempuran paten tersebut, Apple akhirnya menang.
Apple memenangkan 539 Dollar atau sekitar Rp 7.5 Triliun sebagai ganti rugi dari pihak
Samsung. Nilai ini turun dari jumlah tuntutan Apple kepada Samsung yang semula mencapai
1 Miliar Dollar. Setidaknya ada penjiplakan paten yang telah dilakukan oleh Samsung.

1. Sudut membulat

jika kamu melihat desain Apple maka kamu akan menemukan produk tersebut punya desain
membulat. Konon, desain inilah yang ditiru Samsung dan diaplikasikan pada produk
besutannya.
2. Pelek yang mengelilingi panel depan perangkat.

3. Dua paten utilitas yang melindungi cara kerja perangkat Apple.

Pada dasarnya, ini merupakan kasus lama yang melibatkan Samsung dan Apple.
Namun, Apple terus menerus mempertahankan kasus ini karena bagi perusahaan asal
Amerika tersebut, desain menjadi salah satu faktor produknya berbeda dari yang lain.
Bahkan, Apple mengklaim jika pamor Samsung tak akan sebesar ini jika Samsung tak meniru
desain dan beberapa aspek yang dibawa Apple. Tapi, akhirnya Apple menang. Kasus ini juga
bisa jadi pembelajaran untuk vendor lain agar tak mudah meniru ciri khas dari produk lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset
agar menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif.
Desain riset merupakan kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
Jenis-jenis desain riset pemasaran terdiri dari tiga yaitu riset eksploratori, riset deskriptif
dan riset sebab akibab atau Causal.
Emory dan Cooper memberikan delapan sudut pandang perspektif desain riset. Namun,
keduanya mengakui, kedelapan sudut pandang ini pun belum memberikan penjelasan yang
benar-benar presisi. Kedelapan sudut pandang ini adalah Tingkat kristalisasi masalah, Metoda
pengumpulan data, Pengontrolan peneliti atas variabel, Tujuan studi, Dimensi waktu, Ruang
lingkup topik, Lingkungan riset, Persepsi subjek.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

http://manajemenstiesbi.blogspot.com/2016/01/desain-riset-pemasaran.html
http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/28/riset-pemasaran-dan-cara-menyusun-riset-pemasaran
http://laila-oktavia.blogspot.com/2013/10/desain-riset-dan-metode-penelitian.html
http://andika-lalu.blogspot.com/2011/04/rancangan-riset.html
http://www.bilsonsimamora.com/desain-riset-pemasaran/
http://nextren.grid.id/read/01709492/ini-desain-yang-dicuri-samsung-dari-apple-ganti-
ruginya-rp-75-triliun?page=2

Anda mungkin juga menyukai