Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KECAKAPAN AKADEMIK (ACADEMIC SKILL)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II

1. DEWA NYOMAN SADEWA A24120035

2. MEYLING KORISTON A24120023

3. ELSAPITA A. ONTO A24120037

4. SUKMAWATI A24120043

5. WIDYASARI A24120045

6. MEGAWATI L. BINANGKARI A24120029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kecakapan akademik ini dengan tepat waktu.

Dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak terdapat kesalahan,


untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan agar penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan kami ucapkan banyak terima kasih.

27 Februari 2023,

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
2.1 Pengertian kecakapan akademik..........................................................................4
2.2 Manfaat Academic Skill.........................................................................................4
2.3 Upaya meningkatkan kecakapan akademik........................................................6
2.4 Aspek-aspek yang mempengaruhi kecakapan Akademik...................................7
2.5 Peningkatan kecakapan akademik siswa Dalam pembelajaran fisika
melalui penerapan model pembelajaran inquiri terbimbing....................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Intelegensi sering dikaitkan dengan kemampuan berpikir dalam
sebuah kecakapan yang dapat dipertahankan dan mampu bersaing, sehingga
diperlukan kualitas sumber daya manusia yang handal, khususnya dalam
rangka menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Kiuru et
al., 2015). Kecakapan akademik dipandang sebagai hubungan perkembangan
sebuah keterampilan, pengetahuan dan kompetensi (Wishart, 2016:5). Akan
tetapi, ukuran kecakapan akademik tidak dijadikan prioritas utama untuk
sebuah kesuksesan atau keberhasilan, namun dapat berhasil apabila
dikembangkan (Kemp & Carter, 2006:4). Mengembangkan kecakapan
akademik termasuk menjadi pilihan utama dalam menentukan intelektual dan
sosial seseorang (Roopnarine, 2006:3).

Kecakapan akademik atau kemampuan berpikir ilmiah dapat dilihat


dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa (Tran, 2013). Berdasarkan daya
serap, dapat diketahui kompetensi- kompetensi mana yang sudah dikuasai dan
yang belum dikuasai siswa, salah satunya adalah kompetensi yang ditinjau
dari kecakapan akademik. Tinggi rendahnya daya serap siswa dapat dilihat
melalui hasil perhitungan dari jawaban peserta didik dari setiap kemampuan
mata pelajaran yang diujikan di setiap satuan pendidikan yang mengukur
kompetensi lulusan sesuai POS UN 2018 – 2019. Berdasarkan laporan hasil
ujian nasional dari Pusat Penilaian Pendidikan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan menunjukkan bahwa daya serap siswa pada hasil Ujian Nasional
tingkat SMA di MA Nurul Huda Sukaraja masih di bawah 55%. Data
menunjukkan bahwa banyaknya indikator yang diuji pada mata pelajaran
Ekonomi SMA Program IPS dan penguasaan materinya masuk pada titik
kritis. Hal ini ditunjukkan bahwa pada 4 materi dan 32 indikator yang
diujikan, penguasaan materinya masih di bawah 55%, indikator terbanyak

1
yang tidak bisa dijawab oleh siswa dengan benar pada materi “konsep
pembangunan” (data terlampir).

Menurut Depdiknas (2003) bahwa kecakapan akademik sebagai salah


satu aspek dari kecakapan hidup yang secara spesifik diperlukan oleh
siapapaun, baik mereka yang bekerja, yang tidak bekerja dan mereka yang
sedang menempuh pendidikan. Oleh karena itu kecakapan perlu
dikembangkan sejak dini, terutama saat menempuh jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Kecakapan/kemampuan akademik ini pun diperlukan pada
level universitas (Zanthy, 2018).

Suatu proses pendidikan yang diselenggarakan tidak hanya membekali


siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan, namun pendidikan juga harus
berorientasi pada pemberian bekal bagi peserta didik agar dapat menjalani
kehidupannya dengan baik setelah lulus dari sekolah. Pendidikan dapat
dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi
manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada (Sagala, 2010).
Menurut Samani dan Haryanto (2011) salah satu kewajiban para pendidik
selain melatih siswa mampu untuk calistung (baca, tulis, hitung) juga
menjadikan siswa memiliki keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja
maka kecakapan hidup sangat penting dalam dunia pendidikan.

Sekolah diharuskan memasukkan Pendidikan kecakapan hidup dalam


proses belajar siswa. Pendidikan kecakapan hidup bukan merupakan mata
pelajarab yang terdiri sendiri melainkan terintegrasi melalui mata pelajaran
sehingga Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari semua
mata pelaran yang ada. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses
pembelajaran fisika, siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
yang disajikan guru dalam bentuk LKS yang mencerminkan kecakapan
akademik (academic skill ), serta dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran menggunakan metode ilmiah tertentu yang merupakan prosedur
untuk mendapatkan ilmu. Adapun Langkah-langkah meode ilmiah yang

2
dimaksud meliputi; perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir,
pengajuan hipotesis dan penarikan kesimpulan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian kecakapan akademik
2. Manfaat Kecakapan Akademik
3. Upaya meningkatkan kecakapan akademik
4. Aspek-aspek Kecakapan Akademik
5. Peningkatan kecakapan akademik siswa dalam pembelajaran fisika melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kecakapan akademik

2. Untuk Mengetahui manfaat dari kecakapan akademik

3. Untuk mengetahui apa-apa saja upaya untuk menungkatkan kecakapan


digital

4. Untuk mengetahui apa-apa saja aspek-aspek kecakapan akademik

5. Mengetahui kecakapan akademik siswa dalam pembelajaran fisika melalui


penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kecakapan akademik


Academic skill atau kemampuan akademik merupakan bagian dari
pengembangan kecakapan hidup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), kemampuan akademik adalah kecakapan yang berhubungan dengan
materi ilmiah. Oleh sebab itu, kemampuan akademik bisa disebut juga dengan
kemampuan berpikir secara ilmiah.

Pada umumnya kemampuan akademik mencakup beberapa hal, yaitu,


kecakapan melakukan identifikasi variabel serta menggambarkan hubungan
variabel dengan suatu fenomena; melakukan perumusan hipotesis terhadap
sebuah rangkaian peristiwa; melakukan rancangan dan melakukan penelitian
untuk membuktikan gagasannya. Cakupan-cakupan yang ada pada kemampuan
akademik biasanya akan ditemukan pada saat seseorang melakukan penelitian.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa kemampuan akademik merupakan suatu
kemampuan yang arahnya lebih tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang bersifat
akademik keilmuan. Dengan demikian, seseorang yang memiliki kemampuan
akademik biasanya akan mampu untuk berpikir secara ilmiah.

2.2 Manfaat Academic Skill


Academic skill atau kemampuan akademik sangat penting dalam
kehidupan kita, sehingga terdapat beberapa manfaat. Beberapa manfaat
academic skill atau kemampuan akademik di antaranya:

1. Mengasah Otak

Seperti yang kita tahu bahwa kemampuan akademik selalu berkaitan


dengan materi pembelajaran dan soal-soal. Adanya soal-soal tersebut membuat
seseorang harus mengasah otaknya agar bisa menjawab setiap soal-soal yang
ada. Selain itu, mengasah otak juga diperlukan untuk mengingat setiap materi

4
pembelajaran. Dengan otak yang semakin terasah, maka seseorang akan cepat
untuk berpikir terutama dalam menilai suatu permasalahan yang ada, sehingga
solusi akan mudah ditemukan.

2. Dapat Mengetahui Kemampuan Akademik

Manfaat berikutnya yang bisa dirasakan dari kemampuan akademik


adalah seseorang bisa mengetahui kemampuan akademik. Dengan diketahui
kemampuan akademik yang ada di dalam dirinya, maka seseorang itu akan
mudah mengevaluasi kemampuan akademik, sehingga bisa menentukan
akademik yang harus dipertahankan nilainya dan akademik yang nilainya harus
ditingkatkan, sehingga bisa mendapatkan kemampuan akademik yang terbaik.

3. Minat dan bakat

Minat dan bakat sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari


terutama dalam bidang pendidikan dan bidang pekerjaan. Dengan mengetahui
minat dan bakat, maka seseorang bisa memaksimalkan minat dan bakat
tersebut. Minat dan bakat yang telah dilakukan dengan maksimal akan
memudahkan seseorang mencari suatu kegiatan untuk menyalurkan minat dan
bakat yang dimiliki.

4. Meningkatkan Konsentrasi

Selain mengasah otak, kemampuan akademik juga bermanfaat untuk


meningkatkan konsentrasi. Konsentrasi sangat penting terutama ketika
mengerjakan sebuah tugas. Apabila tingkat konsentrasi menurun, maka tugas-
tugas yang dikerjakan akan kurang maksimal.. Lain halnya, dengan tingkat
konsentrasi yang semakin meningkat, maka seseorang dapat berpikir secara
efektif dan efisien dan dapat meminimalisir kesalahan yang fatal pada
pembuatan tugas.

5. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri ini sangat penting untuk digunakan dalam kehidupan
sehari-hari terutama pada saat berhadapan dengan orang banyak. Dengan

5
kemampuan akademik, rasa percaya diri seseorang bisa meningkat. Rasa
percaya diri yang semakin meningkat akan memudah seseorang berinteraksi
dengan orang lain terutama pada saat melakukan presentasi di depan orang
banyak. Selain itu, rasa percaya diri membuat kita percaya akan kemampuan
yang kita miliki.

6. Melatih Kejujuran

Terbiasa untuk melakukan hal-hal dengan jujur merupakan salah satu


perilaku baik yang bermanfaat dalam kehidupan. Seseorang yang jujur akan
mudah dipercaya oleh orang lain, sehingga akan mudah untuk menjalin kerja
sama. Untuk membiasakan diri agar bisa melatih kejujuran adalah percaya
terhadap kemampuan akademik yang dimiliki dan berusaha untuk tidak
mencontek jawaban kepada teman.

2.3 Upaya meningkatkan kecakapan akademik


Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kecakapan akademik siswa adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing karena model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
mengembangkan berpikir ilmiah dengan menempatkan siswa sebagai
pembelajar. Siswa dituntut untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya guna memecahkan masalah yang diberikan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecakapan akademik dan efektivitas
pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretes-posttes design
dengan sampel eksperimen yang ditentukan (purposive sampling).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan akademik siswa yang


diukur melalui tes mengalami peningkatan dari kategori sangat rendah ke
kategori sedang dengan kriteria peningkatan sedang. Berdasarkan hasil
observasi, kecakapan akademik siswa yang teramati mengalami peningkatan
dalam setiap pertemuan pembelajaran dengan kriteria dari cukup terampil
menjadi terampil. Efektivitas pembelajaran berada pada kriteria sedang.

6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan kecakapan akademik siswa.

2.4 Aspek-aspek yang mempengaruhi kecakapan Akademik


Siswa Harus mempunyai pertimbangan logis dan objektif serta
memiliki sikap kritis merupakan ciri dari siswa yang telah mempunyai
kesiapan kerja. Siswa yang mempunyai pertimbangan logis dan objektif akan
memiliki pertimbangan yang tidak hanya dilihat dari satu sudut saja tetapi
siswa akan menghubungkannya dengan halhal yang nalar.Sedangkan dengan
memiliki sikap kritis diharapkan siswa dapat dapat mengoreksi kesalahan yang
selanjutnya dapat memutuskan tindakan atau solusi pemecahan dalam suatu
masalah yang akan dilakukan. Mempunyai pertimbangan yang logis dan
obyektif serta sikap kritis ini berhubungan dengan kecakapan akademik yang
lebih terkait dengan penguasaan, pengembangan, atau penemuan pengetahuan
dalam bidang ilmu tertentu yang lebih memerlukan pemikiran. Atas dasar
uraian tersebut diduga siswa yang lebih bagus dalam menguasai kecakapan
akademik akan lebih siap dalam bekerja di dunia kerja.

1. Kecakapan Mengidentifikasi Variabel dan Menghubungkannya Antara Satu


dengan Lainnya

Berdasarkan pengolahan data didapat nilai rata-rata aspek kecakapan


mengidentifikasi variabel dan menghubungkan antara satu dengan yang lainnya
sebesar 76,5 dengan kategori baik. Hal ini berarti siswa sudah bisa memahami
dan membedakan antara variabel bebas dan variabel terikat serta
menghubungkan kedua variabel tersebut. Saat kelas X, siswa sudah pernah
mendapatkan materi tentang mengidentifikasi variabel penelitian, sehingga hal
tersebut bukan materi yang baru bagi siswa. Selain itu, pada LKS yang
diberikan oleh guru, siswa terlebih dahulu membuat judul percobaan yang akan
dilakukan yaitu pengaruh berat badan dan aktivitas terhadap volume CO2 yang
dikeluarkan melalui proses pernapasan. Dengan membuat judul penelitian
tersebut, siswa terbantu untuk menentukan variabel bebas dan variabel terikat,

7
sehingga ketika siswa menjawab soal uraian, siswa tidak merasa kesulitan dan
dapat menjawabnya dengan tepat.

2. Kecakapan Merumuskan Hipotesis

Menurut Hamalik (2010) dalam strategi inkuri, seseorang bertindak


sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen dan mampu
melakukan proses berinkuir yaitu salah satunya merumuskan hipotesis.
Kemampuan siswa dalam aspek merumuskan hipotesis dipengaruhi oleh
kemampuan siswa pada aspek mengidentifikasi variabel dan menghubungkan
antar variabel yang berada pada kategori baik (76,5), sehingga aspek
merumuskan hipotesis pun berada pada kategori baik. Menurut Arikunto
(2009) untuk dapat merumuskan hipotesis yang baik diantaranya siswa harus
mampu mengidentifikasi variabel yaitu membedakan antara variabel bebas dan
variabel terikat serta menghubungkan antar variabel. Aspek kecakapan
merumuskan hipotesis terdiri dari dua indikator yaitu memprediksi persamaan
antara satu masalah dengan masalah lainnya dan mampu menduga secara logis.

3. Kecakapan Merancang Penelitian

Menurut pendapat Saputra et al. (2012) bahwa keterampilan merancang


percobaan disebabkan oleh kemampuan siswa dalam melakukan observasi,
mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi variabel dan menyusun hipotesis
yang baik. Selain itu juga, dapat disebabkan bimbingan yang tepat yang
diberikan oleh guru sehingga siswa dapat merancang percobaan dengan baik.
Aspek merancang penelitian terdiri dari tiga indikator yaitu menentukan judul,
merumuskan masalah dan menetukan alat dan bahan. Persentase masing-
masing indikator.

2.5 Peningkatan kecakapan akademik siswa Dalam pembelajaran fisika


melalui penerapan model pembelajaran inquiri terbimbing
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan kecakapan akademik siswa adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing karena model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
mengembangkan berpikir ilmiah dengan menempatkan siswa sebagai

8
pembelajar. Siswa dituntut untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya guna memecahkan masalah yang diberikan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecakapan akademik dan efektivitas
pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretes-posttes design
dengan sampel eksperimen yang ditentukan (purposive sampling). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kecakapan akademik siswa yang diukur melalui
tes mengalami peningkatan dari kategori sangat rendah ke kategori sedang
dengan kriteria peningkatan sedang. Berdasarkan hasil observasi, kecakapan
akademik siswa yang teramati mengalami peningkatan dalam setiap pertemuan
pembelajaran dengan kriteria dari cukup terampil menjadi terampil. Efektivitas
pembelajaran berada pada kriteria sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kecakapan
akademik siswa.

Fisika pada tingkat SMA/MA merupakan salah satu cabang IPA yang
penting untuk diajarkan sebagai suatu mata pelajaran tersendiri karena
memberikan bekal ilmu kepada peserta didik dan menumbuhkan kemampuan
berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-
hari. Pembelajaran fisika sangat berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
fenomena alam secara sistematis, sehingga pembelajaran fisika bukan hanya
sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Tujuan pembelajaran fisika adalah memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif,
terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain serta memperoleh
pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan merancang dan merakit instrument percobaan,
mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data.

Model Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengembangkan cara


berpikir ilmiah (Kecakapan akademik) dengan menempatkan siswa sebagai
pembelajaran guna memecahkan permasalahan yang diberikan. Hal ini sesuai

9
dengan tuntutan KTSP yang menyatakan bahwa pembelajaran fisika
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting kecakapan hidup.

Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing dikemukakan oleh Sund


dan Trowbridge (1973), yaitu: (1) Meningkatkan potensi intelektual siswa; (2)
Memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan; (3) Memperpanjang proses
ingatan; (4) Memahami konsep- konsep sains dan ide-idenya dengan baik; (5)
Pengajaran terpusat pada siswa; (6) Menghindarkan siswa belajar dengan hafalan.
Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing diawali dengan pemberian permasalahan
yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Kemudian guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengundang siswa untuk
mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi masalah dalam membentuk
hipotesis, sehingga siswa tertarik untuk curah pendapat. Selanjutnya berdasarkan
pendapat siswa, guru mengajak siswa untuk merancang dan melakukan
penyelidikan guna menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Ketika melakukan
penyelidikan, siswa mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh
kemudian mempertimbangkan jawaban mana yang paling tepat sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan.

Pullaila (2007) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing


dapat mengembangkan kecakapan akademik dengan menempatkan siswa lebih
banyak belajar sendiri atau dalam bentuk kelompok guna memecahkan
permasalahan yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran inkuiri terbimbing
yang akan diterapkan dalam penelitian ini dapat menunjang upaya mewujudkan
keterlibatan siswa dalam menggali ilmu pengetahuan untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan guru melalui percobaan. Dalam proses
pembelajarannya siswa dapat mengidentifikasi variabel, menghubungkan variabel,
merumuskan hipotesis, merancang percobaan, dan melakukan percobaan untuk
menguji hipotesisnya dengan tahapan-tahapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator, guru tidak

10
mendominasi pembelajaran siswa. Keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dalam meningkatkan kecakapan akademik dapat dilihat pada table 1.1
berikut:

Tabel 1.1 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk


Meningkatkan Kecakapan Akademik
Tahapan Model Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Kecakapan
Terbimbing Akademik
Aktivitas Guru Kecakapan
Akademik pada
siswa
1. Tahap menyajikan 1. Guru memberikan 1. Siswa
pertanyaan atau permasalahan mengidentifikas
masalah kepada siswa, i masalah
kemudian siswa (kecakapan
diundang untuk 2. Akademik
mengidentifikasi aspek
masalah tersebut. mengidentifikas
2. Guru memberikan i dan
pertanyaanpertan menghubungka
yaan yang dapat n variabel)
mengundang
siswa untuk
mengumpulkan
informasi.

2. Tahapmembuat 1. Guru memberikan 1. Siswa membuat


hipotesis kesempatan hipotesis
kepada siswa (kecakapan
untuk curah akademik aspek
pendapat dalam merumuskan
membentuk hipotesis) Siswa
hipotesis. mengajukan
2. Guru hipotesis sesuai
membimbing masalah
siswa dalam (kecakapan
menentukan akademik aspek
hipotesis yang merumuskan
relevan dengan hipotesis) Siswa
permasalahan dan mengajukan
memprioritaskan 2. Hipotesis

11
hipotesis mana dengan
yang menjadi menggunakan
prioritas bahasa yang
percobaan. baik (kecakapan
akademik aspek
merumuskan
hipotesis).
3. Tahap Merancang 1. Guru 1. Siswa
Percobaan memberikan menentukan
kesempatan variabel bebas
kepada siswa dan variabel
untuk terikat
menentukan (kecakapan
langkahlangkah akademik aspek
percobaan yang mengidentifikas
sesuai dengan i variabel)
hipotesis yang 2. Siswa
diajukan. menentukan
2. Guru alat dan bahan
membimbing yang akan
siswa digunakan pada
mengurutkan percobaan(keca
langkahlangkah kapan akademik
percobaan. aspek
merancang
percobaan)
3. Siswa
menentukan
langkah-
langkah
percobaan
(kecakapan
akademik aspek
merancang
percobaan)
Siswa
menggambarka
n rancangan
percobaan
(kecakapan
akademik aspek
merancang
percobaan)
4. Tahap Melakukan 1. Guru 1. Siswa merangkai
Percobaan membimbing dan menggunakan
siswa alat dan bahan

12
mendapatkan (kecakapan
informasi akademik aspek
melalui melakukan
percobaan. percobaan)
2. Guru 2. Siswa melakukan
mengarahkan pengamatan
siswa supaya (kecakapan
tidak salah akademik aspek
dalam melakukan
melakukan percobaan)
percobaan. 3. Siswa membaca
alat ukur
(kecakapan
akademik aspek
melakukan
percobaan)
5. Tahap 1. Guru memberi 1. Siswa mencatat
Mengumpulkan Dan kesempatan pada data percobaan
Menganalisis Data tiap kelompok pada tabel
untuk bertanya (kecakapan
hal-hal yang akademik aspek
menyangkut mengidentifikas
pengumpulan i variabel)
dan analisis data 2. Siswa
mengumpulkan
data (kecakapan
akademik
melakukan
percobaan)
3. Siswa
mengolah data
percobaan dan
mencatat
hasilnya pada
tabel
(kecakapan
akademik aspek
menghubungka
n variabel)
4. Siswa
menggambarka
n data
percobaan
kedalam bentuk
grafik
(kecakapan

13
akademik aspek
menghubungka
n variabel)
5. Siswa
menginterpretas
i grafik
(kecakapan
akademik aspek
menghubungka
n variabel)
6. Siswa membuat
laporan hasil
percobaan pada
LKS
(kecakapan
akademik aspek
melakukan
percobaan)

6. Tahap Membuat 1. Guru 1. Siswa menarik


Kesimpulan membimbing kesimpulan
siswa dalam hasil percobaan
membuat (kecakapan
kesimpulan. 2. Akademik
aspek
menghubungka
n variabel)

Berdasarkan hasil tes diperoleh perbandingan antara nilai pretes, postes,


gain, dan gain ternormalisasi seperti pada gbr. 1. Peningkatan kecakapan
akademik yang diambil berdasarkan tes diperoleh sebesar 0,59 (gain
ternormalisasi). Kesimpulan yang dapat diambil adalah kecakapan akademik
meningkat setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
kriteria peningkatan sedang.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Academic skill atau kemampuan akademik merupakan bagian dari
pengembangan kecakapan hidup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), kemampuan akademik adalah kecakapan yang berhubungan dengan
materi ilmiah. Oleh sebab itu, kemampuan akademik bisa disebut juga dengan
kemampuan berpikir secara ilmiah.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk


meningkatkan kecakapan akademik siswa adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing karena model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

15
mengembangkan berpikir ilmiah dengan menempatkan siswa sebagai
pembelajar.

Aspek-aspek yang mempengaruhi kecakapan akdemik yakni


Kecakapan mengidentifikasi variabel dan Menghubungkannya Antara Satu
dengan Lainnya, kecakapan merumuskan hipotesis, dan Kecakapan
Merancang Penelitian.

3.2 Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang pembahasan Kecakapan
Akademik (Academic Skill) dan penyusun makalah ini menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para
pembaca, dalam khususnya pembimbing dapat menjadi perbaikan bagi
penulis untuk penulisan makalah-makalah mata kuliah Pembelajaran Life
Skill. Oleh karena itu penulis mengharap kepada para pembaca saran dan
kritikan yang sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Linda, H & Elis, N. (2019). Eksperimen Model Pembelajaran Cooperative Script


untuk Melatih Kecakapan Akademik Siswa. Universitas Siliwangi,
Indonesia Vol.8, No.1, Hal.132-142.

Rafika, R. Miftahul, R. & Vovi, S. (2022). Pengaruh Self Regulated Learning


(SRL) Terhadap Kecakapan Akademik Siswa di MA Nurul Huda
Sukaraja OKU Timur. Universitas Nurul Huda Vol.14 No.2 Hal.63-68.

16
Septi, L.S & Eko, H. (2020). Penerapan Kecakapan Akademik (Academic Skill)
Dalam Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
pada Materi kalor terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Khadijah
Surabaya. Jurusan Fisika Universitas Negeeri Surabaya.

Sonia, B.A, Pipit, M & Lukman, N. (2018). Profil Kecakapan Akademik Siswa
Melalui Praktikum Berbasis Guided Inquiry pada Konsep Sistem
Pernapasan. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA. Vol.2, No.1,
Hal.1-17.

17

Anda mungkin juga menyukai